Dokumen tersebut membahas tentang bentuk negara dan sistem pemerintahan menurut para ahli klasik dan modern. Secara ringkas, dibahas tentang konsep bentuk negara kesatuan, federal, dan konfederasi serta sistem pemerintahan parlementer dan presidensial. Juga dibahas perkembangan sistem pemerintahan di Indonesia.
Modul ini membahas latar belakang ilmu perundang-undangan, perkembangannya di Indonesia dan dunia, serta perbedaan pengertian istilah-istilah terkait seperti perundang-undangan dan peraturan perundang-undangan."
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesiaSiti Sahati
Perbandingan sistem pemerintahan dan lembaga-lembaganya antara Perancis dan Indonesia. Perancis menganut sistem semi presidensial sedangkan Indonesia presidensial. Kedua negara memiliki eksekutif, legislatif, yudikatif tetapi berbeda struktur kelembagaannya. Tingkat korupsi Indonesia lebih tinggi dari Perancis yang ditangani lembaga anti rasuah masing-masing.
Perbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan InggrisSiti Sahati
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan di Perancis. Perancis merupakan negara republik semi-presidensial di mana presiden berperan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang dibantu oleh perdana menteri. Perancis juga telah menganut berbagai sistem pemerintahan sebelumnya seperti monarki dan berbagai republik.
Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai penafsir Konstitusi dan pelaksana kekuasaan peradilan dalam sistem Konstitusi. Kewenangannya meliputi menguji undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara, membubarkan partai politik, dan memutus perselisian hasil pemilu. Hukum acara MK didasarkan pada prinsip-prinsip seperti persidangan terbuka, independen, cepat, dan putusan bersifat
Modul ini membahas latar belakang ilmu perundang-undangan, perkembangannya di Indonesia dan dunia, serta perbedaan pengertian istilah-istilah terkait seperti perundang-undangan dan peraturan perundang-undangan."
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesiaSiti Sahati
Perbandingan sistem pemerintahan dan lembaga-lembaganya antara Perancis dan Indonesia. Perancis menganut sistem semi presidensial sedangkan Indonesia presidensial. Kedua negara memiliki eksekutif, legislatif, yudikatif tetapi berbeda struktur kelembagaannya. Tingkat korupsi Indonesia lebih tinggi dari Perancis yang ditangani lembaga anti rasuah masing-masing.
Perbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan InggrisSiti Sahati
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan di Perancis. Perancis merupakan negara republik semi-presidensial di mana presiden berperan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang dibantu oleh perdana menteri. Perancis juga telah menganut berbagai sistem pemerintahan sebelumnya seperti monarki dan berbagai republik.
Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai penafsir Konstitusi dan pelaksana kekuasaan peradilan dalam sistem Konstitusi. Kewenangannya meliputi menguji undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara, membubarkan partai politik, dan memutus perselisian hasil pemilu. Hukum acara MK didasarkan pada prinsip-prinsip seperti persidangan terbuka, independen, cepat, dan putusan bersifat
Teks tersebut membahas tentang pengertian hukum administrasi negara dan administrasi negara. Secara singkat, administrasi negara adalah kerjasama antar manusia dalam pemerintahan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan hukum administrasi negara adalah aturan yang mengatur kegiatan administrasi negara.
Kriminologi mempelajari kejahatan sebagai masalah manusia dan gejala sosial, meliputi pelaku kejahatan, tindakan kejahatan itu sendiri, serta reaksi masyarakat terhadap keduanya. Kriminologi berkaitan erat dengan disiplin ilmu lain seperti antropologi, psikologi, dan sosiologi."
Sistem pemerintahan Indonesia mengalami beberapa perubahan sejak kemerdekaan. Awalnya menganut sistem presidensial parlementer berdasarkan UUD 1945, kemudian beralih ke sistem parlementer semu pada masa Konstitusi RIS 1949-1950. Setelah itu menganut sistem parlementer hingga masa Orde Baru yang kembali ke sistem presidensial. Sistem ini diamandemen lagi pada era reformasi dengan membentuk lembaga negara baru seperti DPD dan MK.
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
Dokumen tersebut membahas tentang hukum pidana khusus terorisme di Indonesia. Terdapat definisi terorisme, kekerasan, ancaman kekerasan, dan bahan peledak. Juga dijelaskan ruang lingkup keberlakuan hukum tersebut, yurisdiksi negara lain, ketentuan pidana, serta sanksi bagi korporasi yang terlibat tindak pidana terorisme.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang dan rasionalitas penerapan otonomi daerah luas di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Indonesia belum siap menganut federasi sehingga dipilih otonomi daerah luas, (2) otonomi luas strategis untuk memelihara negara kesatuan, (3) sentralisasi terbukti gagal mengatasi krisis nasional.
Dokumen ini membahas cita negara Persatuan Indonesia. Menurut para ahli, cita negara adalah dasar pengertian atau aliran pikiran tentang negara. Sejarah cita negara Indonesia adalah membentuk negara dengan struktur sosial asli Indonesia yang modern sesuai perkembangan zaman. Pembuat UUD 1945 berpendapat cita negara Indonesia harus berasal dari cita masyarakat Indonesia sendiri. Pembukaan UUD menegaskan pemerintah Indonesia melindungi seluruh
Dokumen tersebut membahas tentang hukum administrasi negara (HAN) dan unsur-unsur negara hukum. HAN didefinisikan sebagai peraturan hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dan pemerintah dalam menjalankan tugas negara. Unsur-unsur negara hukum meliputi pemisahan kekuasaan, supremasi hukum, perlindungan HAM, dan pengawasan lembaga peradilan yang independen. Dokumen ini juga membahas perkembangan konsep
Politik hukum di Indonesia mengarah pada cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila untuk mencapai tujuan negara melindungi seluruh bangsa dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum. Kerangka dasar politik hukum nasional dipandu oleh nilai-nilai Pancasila dan sistem hukum Pancasila yang mengedepankan keseimbangan hukum. Prolegnas merupakan wadah perencanaan program pembentukan undang-undang.
Dokumen tersebut membahas tentang perbandingan hukum pidana dan menjelaskan perbedaan pandangan tentang kedudukan perbandingan hukum, keluarga-keluarga hukum di dunia, serta tujuan dan manfaat dari perbandingan hukum."
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 menetapkan Indonesia sebagai negara kesatuan republik dengan kekuasaan berada di tangan presiden dan DPR. UUDS berlaku dari 1950 hingga 1959 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang mengembalikan berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 dan membentuk MPRS sebagai lembaga negara sementara. Masa UUDS ditandai gejolak politik yang menyebabkan pergantian kabinet sering.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bentuk negara dan sistem pemerintahan menurut para ahli klasik dan modern. Juga membahas tiga jenis bentuk negara yaitu negara kesatuan, negara federal, dan perserikatan negara-negara, serta tiga jenis sistem pemerintahan yaitu presidensial, parlementer, dan campuran.
Teks tersebut membahas tentang pengertian hukum administrasi negara dan administrasi negara. Secara singkat, administrasi negara adalah kerjasama antar manusia dalam pemerintahan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan hukum administrasi negara adalah aturan yang mengatur kegiatan administrasi negara.
Kriminologi mempelajari kejahatan sebagai masalah manusia dan gejala sosial, meliputi pelaku kejahatan, tindakan kejahatan itu sendiri, serta reaksi masyarakat terhadap keduanya. Kriminologi berkaitan erat dengan disiplin ilmu lain seperti antropologi, psikologi, dan sosiologi."
Sistem pemerintahan Indonesia mengalami beberapa perubahan sejak kemerdekaan. Awalnya menganut sistem presidensial parlementer berdasarkan UUD 1945, kemudian beralih ke sistem parlementer semu pada masa Konstitusi RIS 1949-1950. Setelah itu menganut sistem parlementer hingga masa Orde Baru yang kembali ke sistem presidensial. Sistem ini diamandemen lagi pada era reformasi dengan membentuk lembaga negara baru seperti DPD dan MK.
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
Dokumen tersebut membahas tentang hukum pidana khusus terorisme di Indonesia. Terdapat definisi terorisme, kekerasan, ancaman kekerasan, dan bahan peledak. Juga dijelaskan ruang lingkup keberlakuan hukum tersebut, yurisdiksi negara lain, ketentuan pidana, serta sanksi bagi korporasi yang terlibat tindak pidana terorisme.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang dan rasionalitas penerapan otonomi daerah luas di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Indonesia belum siap menganut federasi sehingga dipilih otonomi daerah luas, (2) otonomi luas strategis untuk memelihara negara kesatuan, (3) sentralisasi terbukti gagal mengatasi krisis nasional.
Dokumen ini membahas cita negara Persatuan Indonesia. Menurut para ahli, cita negara adalah dasar pengertian atau aliran pikiran tentang negara. Sejarah cita negara Indonesia adalah membentuk negara dengan struktur sosial asli Indonesia yang modern sesuai perkembangan zaman. Pembuat UUD 1945 berpendapat cita negara Indonesia harus berasal dari cita masyarakat Indonesia sendiri. Pembukaan UUD menegaskan pemerintah Indonesia melindungi seluruh
Dokumen tersebut membahas tentang hukum administrasi negara (HAN) dan unsur-unsur negara hukum. HAN didefinisikan sebagai peraturan hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dan pemerintah dalam menjalankan tugas negara. Unsur-unsur negara hukum meliputi pemisahan kekuasaan, supremasi hukum, perlindungan HAM, dan pengawasan lembaga peradilan yang independen. Dokumen ini juga membahas perkembangan konsep
Politik hukum di Indonesia mengarah pada cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila untuk mencapai tujuan negara melindungi seluruh bangsa dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum. Kerangka dasar politik hukum nasional dipandu oleh nilai-nilai Pancasila dan sistem hukum Pancasila yang mengedepankan keseimbangan hukum. Prolegnas merupakan wadah perencanaan program pembentukan undang-undang.
Dokumen tersebut membahas tentang perbandingan hukum pidana dan menjelaskan perbedaan pandangan tentang kedudukan perbandingan hukum, keluarga-keluarga hukum di dunia, serta tujuan dan manfaat dari perbandingan hukum."
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 menetapkan Indonesia sebagai negara kesatuan republik dengan kekuasaan berada di tangan presiden dan DPR. UUDS berlaku dari 1950 hingga 1959 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang mengembalikan berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 dan membentuk MPRS sebagai lembaga negara sementara. Masa UUDS ditandai gejolak politik yang menyebabkan pergantian kabinet sering.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian bentuk negara dan sistem pemerintahan menurut para ahli klasik dan modern. Juga membahas tiga jenis bentuk negara yaitu negara kesatuan, negara federal, dan perserikatan negara-negara, serta tiga jenis sistem pemerintahan yaitu presidensial, parlementer, dan campuran.
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis kekuasaan di Indonesia dan karakteristik pemerintahan Indonesia. Secara ringkas, terdapat beberapa jenis kekuasaan seperti demokrasi, oligarki, dan monarki. Pemerintahan Indonesia menganut sistem presidensial dengan pembagian kekuasaan antar lembaga seperti MPR, DPR, DPD, dan presiden yang dipilih secara langsung melalui pemilu.
Perbandingan konstitusi NKRI dengan negara liberal dan komunisIswi Haniffah
Dokumen membandingkan konstitusi di tiga jenis negara: Republik Indonesia, negara liberal (Inggris), dan negara komunis (Cina). Pada Republik Indonesia, konstitusi didasarkan pada Pancasila dan demokrasi. Negara liberal menganut demokrasi parlementer dengan konstitusi tidak tertulis. Sedangkan negara komunis dikuasai oleh satu partai dan demokrasi dipandang sebagai alat untuk mencapai komunisme.
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk negara, susunan, dan sistem pemerintahan. Ada beberapa bentuk negara seperti republik, monarki, aristokrasi, dan demokrasi. Negara dapat berupa negara kesatuan atau federasi. Terdapat beberapa sistem pemerintahan seperti parlementer, presidensial, quasi, dan referendum.
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementeramrinarosada7x
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan presidensial dan parlementer. Sistem presidensial menganut pemisahan kekuasaan secara tegas antara eksekutif dan legislatif, sedangkan sistem parlementer menganut hubungan erat antara eksekutif dan legislatif dimana eksekutif bertanggung jawab kepada parlemen. Dokumen ini juga membedah ciri-ciri utama dari kedua sistem tersebut.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Bentuk negara & sistem pemerintahan
1. BENTUK NEGARA &
SISTEM PEMERINTAHAN
MOH. SALEH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
2012
2. PENGERTIAN
Bentuk Negara (staats-vorm) berbicara
mengenai organ negara atau organisasi
negara sebagai keseluruhan
Bentuk Pemerintahan (regerings-vorm)
berbicara mengenai bentuk penyelenggaraan
pemerintahan atau penyelenggaraan
kekuasaan.
Ada juga istilah sistem pemerintahan yang
berbicara mengenai sistem penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahan dalam arti cabang
eksekutif saja.
3. BENTUK NEGARA KLASIK
PLATO (427 – 347 SM):
a. Aristokrasi
Pemerintahan bangsawan cendikiawan berkeadilan
b. Timokrasi
Penguasa menumpuk kekayaan untuk dirinya
sendiri.
c. Oligarki : Pemerintahan oleh beberapa orang kaya.
A. Demokrasi : Pemerintahan oleh rakyat
B. Tyrani : Pemerintahan oleh satu orang yang keras
dan kuat.
4. ARISTOTELES (384 – 322 SM)
Pemerintahan oleh satu orang :
A. Monarki
B. Tyranni
Pemerintahan oleh Banyak Orang :
A. Aristokrasi
B. Oligarki
Pemerintahan oleh Rakyat
A. Republik
B. Demokrasi
5. TEORI POLYBIOS – POLYBIUS
CYCLES (200 – 118 SM)
MONARKI
TYRANNI
ARISTOKRASI
OLIGARKI
OKHLOKRASI
DEMOKRASI
Okhlokrasi : Pemerintahan yang liar dari rakyat gembel dan hina
6. BENTUK NEGARA MODERN
A. Leon Duguit :
1. Negara Kesatuan
2. Negara Serikat
3. Perserikatan Negara-negara
B. Sri Soematri :
1. Negara federal/Serikat (Federal
state, bondstaat)
2. Negara Kesatuan (Unitary State,
eenheidstaat)
7. NEGARA KESATUAN
Ciri Mutlak Negara Kesatuan
Supremasi Dewan Perwakilan Rakyat Pusat
Tidak adanya badan-badan lain yang
berdaulat
Sistem Pemerintahan :
Sentralisasi (central government, single
centralized government)
Dekonsentalisasi (centralisasi met de
deconcentratie).
9. NEGARA FEDERAL
Terdiri beberapa negara bagian yang tidak
berdaulat;
Kedaulatan berada pada Negara Federal;
Negara bagian punya kekuasaan membuat
UUD, kepala negara sendiri, parlemen dan
kabinet sendiri.
Kewenangan untuk angkatan perang,
hubungan luar negeri, keuangan dan
moneter berada pada Negara Federal.
11. PERBEDAAN (R. Kreneuburg)
NEGARA FEDERASI:
Negara bagain punyai pouvoir constituant.
Wewenang membentuk UU Pusat oleh
Negara Federal terperinci dalam Konstitusi.
NEGERA KESATUAN :
Organisasi pemerintahan daerah telah
ditetapkan dalam UU Pusat.
Pembentukan UU Pusat ditentukan secara
umum oleh Konstitusi dan Pemda tergantung
pada UU Pusat.
12. PERSERIKATAN NEGARA-NEGARA
(CONFEDERATION STATE, STATENBOND)
Perserikatan atau Persekutuan antar
beberapa negara yang sama-sama merdeka
dan berdaulat penuh.
Dibentuk karena ada kesamaan kepentingan
atau karena dinamika sosial politik global.
Untuk kepentingan hubungan luar negeri.
Perjanjian mengikat negara anggota, tapi
tidak pada warga negara anggota.
Seperti : Uni Eropa, Liga Arab, dan Asean.
14. BENTUK PEMERINTAHAN
MODERN
A. MONARKI
Kehendak terjelma dari satu orang
Kepala Negara berganti turun temurun.
B. REPUBLIK
Kehendak terjelma dari rakyat.
Kepala Negara berganti tidak turun temurun.
15. PERKEMBANGAN MONORKI
A. MONARKI ABDOLUT
Raja berkuasa mutlak terhadap semua alat
kekuasaan negara.
Biasanya dilandasi faham teokrasi.
B. MONARKI KONSTITUSIONAL
Kekuasaan Raja dibatasi konstitusi.
Sering juga disebut monarki modern, seperti
Inggris, Belanda, dan Jepang.
16. TEORI KEKUASAAN NEGARA
a. Teori Thomas Hobbes :
Manusia adalah homo homini lupus, bellum
omnium comtra omnes, yang tak ubahnya
binatang buas. Dalam keadaan inilah
mendorong terbentuknya perjanjian masyarakat
yang menyerahkan hak-haknya kpd penguasa.
b. Teori John Locke :
Manusia tidaklah secara absolut menyerahkan
hak-hak individunya kepada penguasa. Hak
lainnya tetap melakat pada masing2 indivudu.
17. PROSES PERJANJIAN MASYARAKAT
MENURUT JOHN LOCKE
a. The First Treaty (Pactum Unionis)
Perjanjian individu dengan individu untuk
terbentuknya masyarakat politik dan negara.
b. The Second Treaty (Pactum Subjectionis)
Perjanjian dalam Pactum Unionis terbentuk
atas dasar suara mayoritas, sehingga setiap
individu tetap memiliki hak-hak yang tak
tertanggalkan, yakni life, liberty, dan estate.
Sehingga tugas negara melindungi kepada
masing2 individu.
18. 3 JENIS BENTUK PEMERINTAHAN
a. Terdapat hubungan yang erat antara eksekutif
dan legislatif
b. Terdapat pemisahan tegas antara eksekutif
dan legislatif serta yudikatif.
c. Terdapat pengaruh dan pengawasan yang
langsung dari rakyat (Sistem pemerintahan
yang representatif.)
19. SISTEM PEMERINTAHAN
a. Sistem Pemerintahan Parlementer
b. Sistem Pemerintahan Presidensiil
c. Sistem Pemerintahan Campuran
20. SISTEM PEMERINTAHAN
PARLEMENTER
a. Sistem kepemimpinannya terbagi atas kepala
negara dan kepala pemerintahan sebagai dua
jabatan yang terpisah
b. Sistem pemerintahan bertanggungjawab
kepada parlemen
c. Kabinet dapat dibubarkan apabila tidak
mendapat dukungan parlemen
d. Parlemen dapat dibubarkan oleh kepala negara
apabila tidak memberikan dukungan kepada
pemerintah.
22. SISTEM PEMERINTAHAN
PRESIDENSIIL
a. Kedudukan kepala negara tidak terpisah dari
jabatan kepala pemerintahan
b. Kepala Negara tidak bertanggungjawab kepada
parlemen, melainkan langsung kepada rakyat
yang memilihnya
c. Presiden tidak berwenang membubarkan
parlemen
d. Kabinet sepenuhnya bertanggungjawab
kepada Presiden
24. SISTEM PEMERINTAHAN
CAMPURAN
a. Terdapat ciri-ciri parlementer dan presidensiil
b. Jika lebih menunjol ciri parlemnter disebut
quasi parlementer, seperti di Perancis dimana
kepala negara dipilih langsung oleh rakyat dan
perdana menteri yang didukung oleh parlemen.
c. Jika lebih menonjol ciri presidensiil disebut
quasi presidensiil seperti di Indonesia sebelum
amandemen UUD 1945 dimana Presiden harus
bertanggungjawab kepada MPR.
25. PERKEMBANGAN SISTEM
PEMERINTAHAN INDONESIA
TANGGAL SISTEM PEMERINTAHAN
19-07-1945 s/d 14-11-1945 Presidensial
14-11-1945 s/d 29-01-1948 Parlementer
29-01-1948 s/d 04-07-1949 Presidensial
04-07-1949 s/d 28-04-1973 Parlementer
28-04-1973 s/d sekarang Presidensial
27. C.KALIMANTAN
IRIAN JAYA
MALUKU
BALI
N.SULAWESI
C.SULAWESI
W.NUSA TENGGARA E.NUSA TENGGARA
E.JAVA
C.JAVA
S.SUMATRA
W.JAVA
DI YOGYAKARTA
SE.SULAWESI
RIAU
JAMBI
W.SUMATRA
BENGKULU
DI ACEH
E.KALIMANTAN W.KALIMANTAN
PAPUA
S.KALIMANTAN
S.SULAWESI
C.KALIMANTAN
W.JAVA
RIAU
LAMPUNG
JAMBI
N.SUMATRA