Dokumen tersebut membahas tentang hukum tata negara Indonesia. Hukum tata negara adalah peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengatur organisasi kekuasaan negara. Dokumen ini menjelaskan pengertian, sumber, asas-asas, dan sejarah perkembangan hukum tata negara Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan sampai saat ini.
Upaya administratif dalam UU AP dan UU TUN memberikan warga negara hak untuk mengajukan keberatan dan banding terhadap keputusan pemerintah yang merugikan melalui proses internal sebelum mengajukan gugatan ke pengadilan. Pemerintah berkewajiban untuk menyelesaikan upaya administratif secara cepat, terutama yang berpotensi membebani keuangan negara.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum tata negara Indonesia. Hukum tata negara adalah peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mengatur organisasi kekuasaan negara. Dokumen ini menjelaskan pengertian, sumber, asas-asas, dan sejarah perkembangan hukum tata negara Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan sampai saat ini.
Upaya administratif dalam UU AP dan UU TUN memberikan warga negara hak untuk mengajukan keberatan dan banding terhadap keputusan pemerintah yang merugikan melalui proses internal sebelum mengajukan gugatan ke pengadilan. Pemerintah berkewajiban untuk menyelesaikan upaya administratif secara cepat, terutama yang berpotensi membebani keuangan negara.
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
Hukum pidana khusus adalah ketentuan pidana yang diatur secara khusus di luar KUHP untuk tindak pidana tertentu seperti korupsi, pencucian uang, dan terorisme. Hukum pidana khusus mencakup hukum pidana materiil dan formil, serta menggunakan pengadilan dan instrumen khusus. Hukum pidana khusus diperlukan untuk mengimbangi perkembangan kriminalitas baru yang tidak tertangani oleh KUHP
Dokumen tersebut membahas tentang hukum internasional, termasuk pengertian, asas-asas, subjek, sumber, dan proses ratifikasi hukum internasional menjadi hukum nasional. Juga dibahas tentang penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional.
Dokumen tersebut membahas berbagai sanksi administrasi seperti sanksi pidana, sanksi administrasi lainnya, bestuursdwang, pengenaan uang paksa, sanksi kumulasi, serta upaya administratif dan prosedur di pengadilan TUN seperti persyaratan gugatan.
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
Dokumen tersebut membahas tentang proses hukum pidana korupsi mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, hingga persidangan yang dilakukan oleh KPK sesuai dengan ketentuan UU No. 30 Tahun 2002 dan UU No. 46 Tahun 2009.
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan obyek kajian hukum tata negara. Menguraikan perbedaan istilah yang digunakan di berbagai negara, serta definisi hukum tata negara menurut para ahli. Dokumen ini juga menjelaskan obyek kajian hukum tata negara yaitu negara dan perangkat pengaturannya, serta hubungannya dengan ilmu lain seperti ilmu negara dan ilmu politik.
Hukum acara pidana merupakan aturan hukum yang mengatur proses penyelesaian perkara pidana mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, persidangan hingga pelaksanaan putusan. Tujuan utamanya adalah mencari kebenaran, melakukan penuntutan yang tepat, dan memberikan putusan yang adil berdasarkan hasil pemeriksaan. Dalam prosesnya, dipandu oleh asas-asas seperti praduga tak bersalah,
Dokumen tersebut membahas tentang sistem peradilan pidana di Indonesia, mulai dari latar belakangnya, tujuan, komponen-komponen yang terlibat, model-model yang digunakan, serta perlindungan hak asasi manusia korban kejahatan dalam sistem tersebut.
Hukum acara pidana mengatur tata cara penegakan hukum pidana materiil untuk mencari kebenaran dan mendapatkan keputusan hakim. Tujuannya adalah mencari siapa pelaku yang melakukan pelanggaran hukum secara jujur dan tepat.
Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai penafsir Konstitusi dan pelaksana kekuasaan peradilan dalam sistem Konstitusi. Kewenangannya meliputi menguji undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara, membubarkan partai politik, dan memutus perselisian hasil pemilu. Hukum acara MK didasarkan pada prinsip-prinsip seperti persidangan terbuka, independen, cepat, dan putusan bersifat
Dokumen tersebut membahas permasalahan pemilu di Indonesia dengan menyajikan data jumlah peserta dan pemenang pemilu serta tingkat partisipasi pemilih dari tahun ke tahun. Isu strategis yang diidentifikasi adalah kualitas daftar pemilih, logistik pemilu, sistem informasi dan penghitungan suara, serta dana kampanye. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan strategi yang matang dalam penyelenggaraan pemilu.
Hukum Perdata Internasional membahas perkara yang melibatkan lebih dari satu yurisdiksi hukum. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian Hukum Perdata Internasional, ruang lingkupnya, dan tahapan penyelesaian perkara tersebut meliputi penetapan yurisdiksi, hukum yang berlaku, hingga penyelesaian secara materiil berdasarkan hukum tersebut.
Struktur organisasi negara Republik Indonesia terdiri dari berbagai lembaga negara seperti MPR, Presiden, DPR, MA, dan lainnya yang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing sesuai yang diatur dalam UUD 1945.
Bagan proses pembentukan_dan_perubahanDhani Irawan
Bagan menjelaskan proses pembentukan dan perubahan peraturan perundang-undangan di Indonesia, dimulai dari perencanaan melalui Prolegnas, pengusulan rancangan undang-undang oleh DPR dan Presiden, pembahasan rancangan undang-undang oleh DPR dan Presiden, pengesahan menjadi undang-undang oleh Presiden, serta ketentuan penarikan dan penundaan pengesahan.
Dokumen tersebut merangkum perubahan-perubahan yang terjadi pada Undang-Undang Dasar 1945 melalui 4 kali amandemen. Amandemen tersebut mengubah beberapa pasal yang mengatur tentang sistem kepresidenan, pembentukan lembaga negara, dan pembatasan kekuasaan presiden.
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
Hukum pidana khusus adalah ketentuan pidana yang diatur secara khusus di luar KUHP untuk tindak pidana tertentu seperti korupsi, pencucian uang, dan terorisme. Hukum pidana khusus mencakup hukum pidana materiil dan formil, serta menggunakan pengadilan dan instrumen khusus. Hukum pidana khusus diperlukan untuk mengimbangi perkembangan kriminalitas baru yang tidak tertangani oleh KUHP
Dokumen tersebut membahas tentang hukum internasional, termasuk pengertian, asas-asas, subjek, sumber, dan proses ratifikasi hukum internasional menjadi hukum nasional. Juga dibahas tentang penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional.
Dokumen tersebut membahas berbagai sanksi administrasi seperti sanksi pidana, sanksi administrasi lainnya, bestuursdwang, pengenaan uang paksa, sanksi kumulasi, serta upaya administratif dan prosedur di pengadilan TUN seperti persyaratan gugatan.
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
Dokumen tersebut membahas tentang proses hukum pidana korupsi mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, hingga persidangan yang dilakukan oleh KPK sesuai dengan ketentuan UU No. 30 Tahun 2002 dan UU No. 46 Tahun 2009.
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan obyek kajian hukum tata negara. Menguraikan perbedaan istilah yang digunakan di berbagai negara, serta definisi hukum tata negara menurut para ahli. Dokumen ini juga menjelaskan obyek kajian hukum tata negara yaitu negara dan perangkat pengaturannya, serta hubungannya dengan ilmu lain seperti ilmu negara dan ilmu politik.
Hukum acara pidana merupakan aturan hukum yang mengatur proses penyelesaian perkara pidana mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, persidangan hingga pelaksanaan putusan. Tujuan utamanya adalah mencari kebenaran, melakukan penuntutan yang tepat, dan memberikan putusan yang adil berdasarkan hasil pemeriksaan. Dalam prosesnya, dipandu oleh asas-asas seperti praduga tak bersalah,
Dokumen tersebut membahas tentang sistem peradilan pidana di Indonesia, mulai dari latar belakangnya, tujuan, komponen-komponen yang terlibat, model-model yang digunakan, serta perlindungan hak asasi manusia korban kejahatan dalam sistem tersebut.
Hukum acara pidana mengatur tata cara penegakan hukum pidana materiil untuk mencari kebenaran dan mendapatkan keputusan hakim. Tujuannya adalah mencari siapa pelaku yang melakukan pelanggaran hukum secara jujur dan tepat.
Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai penafsir Konstitusi dan pelaksana kekuasaan peradilan dalam sistem Konstitusi. Kewenangannya meliputi menguji undang-undang terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara, membubarkan partai politik, dan memutus perselisian hasil pemilu. Hukum acara MK didasarkan pada prinsip-prinsip seperti persidangan terbuka, independen, cepat, dan putusan bersifat
Dokumen tersebut membahas permasalahan pemilu di Indonesia dengan menyajikan data jumlah peserta dan pemenang pemilu serta tingkat partisipasi pemilih dari tahun ke tahun. Isu strategis yang diidentifikasi adalah kualitas daftar pemilih, logistik pemilu, sistem informasi dan penghitungan suara, serta dana kampanye. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan strategi yang matang dalam penyelenggaraan pemilu.
Hukum Perdata Internasional membahas perkara yang melibatkan lebih dari satu yurisdiksi hukum. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian Hukum Perdata Internasional, ruang lingkupnya, dan tahapan penyelesaian perkara tersebut meliputi penetapan yurisdiksi, hukum yang berlaku, hingga penyelesaian secara materiil berdasarkan hukum tersebut.
Struktur organisasi negara Republik Indonesia terdiri dari berbagai lembaga negara seperti MPR, Presiden, DPR, MA, dan lainnya yang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing sesuai yang diatur dalam UUD 1945.
Bagan proses pembentukan_dan_perubahanDhani Irawan
Bagan menjelaskan proses pembentukan dan perubahan peraturan perundang-undangan di Indonesia, dimulai dari perencanaan melalui Prolegnas, pengusulan rancangan undang-undang oleh DPR dan Presiden, pembahasan rancangan undang-undang oleh DPR dan Presiden, pengesahan menjadi undang-undang oleh Presiden, serta ketentuan penarikan dan penundaan pengesahan.
Dokumen tersebut merangkum perubahan-perubahan yang terjadi pada Undang-Undang Dasar 1945 melalui 4 kali amandemen. Amandemen tersebut mengubah beberapa pasal yang mengatur tentang sistem kepresidenan, pembentukan lembaga negara, dan pembatasan kekuasaan presiden.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang lembaga-lembaga pemerintahan pusat menurut Undang-Undang Dasar 1945, termasuk lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan eksaminatif.
1. Dokumen membahas tentang kebebasan berekspresi dan perbedaan antara penyampaian pendapat dengan makar menurut konstitusi dan hukum Indonesia.
2. Ada diferensiasi yang signifikan antara penyampaian pendapat yang dilindungi hukum dengan makar yang dapat mengancam negara.
3. Konstitusi mensyaratkan secara ketat untuk pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden sehingga presiden tidak perlu khawatir terhadap diskusi ilmiah
Dokumen ini membandingkan ketentuan-ketentuan UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen. Beberapa perubahan mencakup penambahan pasal baru tentang pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, pembentukan mekanisme pemberhentian presiden, dan pengaturan lebih lanjut tentang kekuasaan presiden dalam membuat perjanjian internasional dan mengangkat duta besar.
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraDoris Agusnita
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pembagian kekuasaan negara Indonesia dan penyelenggara kekuasaan negara seperti kementerian, lembaga pemerintah non-kementerian, dan konsep pemerintah daerah. Dibahas pula peran dan kewenangan Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Dokumen tersebut membahas tentang tugas dan wewenang berbagai lembaga negara seperti BPK, MPR, Presiden, MK, MA, Komisi Yudisial, dan DPR. Antara lain, BPK memeriksa pelaksanaan APBN, MPR menetapkan UUD dan melantik presiden, sedangkan Presiden memimpin pemerintahan dan bertanggung jawab atas kebijakan negara.
UU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKNSei Enim
Undang-undang ini membentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara untuk mencegah korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam penyelenggaraan negara dengan mengatur hak dan kewajiban penyelenggara negara serta peran serta masyarakat.
Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang berdaulat di tangan rakyat. Dokumen ini mengatur tentang bentuk negara, lembaga-lembaga negara seperti MPR, presiden, dan kekuasaan eksekutif. Presiden memegang kekuasaan tertinggi pemerintahan dan dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun.
Dokumen tersebut merangkum tentang pilar-pilar negara Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika serta lembaga-lembaga negara seperti Presiden, Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD, Mahkamah Konstitusi, dan Badan Pemeriksa Keuangan.
2. ISTILAH
Pemakzulan adalah merupakan proses pemberhentian seorang pejabat
publik dalam masa jabatannya, atau sebelum masa jabatan tersebut
berakhir.
impeachment, yaitu pendakwaan atas suatu perbuatan tertentu yang dapat
menjadi alasan pemberhentian.
Kasus impeachment Presiden Amerika Bill Clinton ini bermula dari
tuduhan terhadap Clinton yang telah melakukan perbuatan tidak bermoral
terhadap karyawan Gedung Putih Monica Lewinsky.
Akhir dari proses impeachment ini adalah Clinton dibebaskan (acquited)
oleh Senat dengan suara mutlak dan tetap menduduki jabatan Presiden
Amerika Serikat
3. PEMBERHENTIAN PRESIDEN SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945
Tidak diatur dalam Batang Tubuh UUD 1945 Ketentuan pasal-pasal UUD
1945 sebelum perubahan hanya mengatur tentang pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden oleh MPR dengan suara terbanyak [Pasal 6 ayat (2)] dan
tentang penggantian jabatan Presiden oleh Wakil Presiden dalam hal
Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya (Pasal 8).
Ketentuan lebih lanjut mengenai persidangan istimewa diatur dengan
Ketetapan MPR Nomor III/MPR/1978 yang menyatakan bahwa Presiden
dapat diberhentikan dalam masa jabatannya dengan alasan “Presiden
sungguh melanggar haluan negara yang ditetapkan oleh Undang-Undang
Dasar atau oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”.
Presiden yang diberhentikan dalam masa jabatannya, yaitu Presiden
Soekarno dan Presiden Abdurrahman Wahid
4. 1. Presiden Sukarno
Presiden Soekarno diberhentikan oleh MPR dengan cara “mencabut
kekuasaan pemerintahan negara” karena pertanggungjawaban yang
disampaikan mengenai kebijakan terkait dengan pemberontakan kotra-revolusi
G-30-S/PKI, yang dikenal dengan pidato Nawaksara dan Pelengkap
Nawaksara, tidak dapat diterima oleh MPRS pada tahun 1967.
2, Presiden Abdurahman Wahid
Presiden Abdurrahman Wahid diberhentikan oleh MPR pada tahun 2001
melalui Ketetapan MPR Nomor II/MPR/2001 tentang Pertanggungjawaban
Presiden KH. Abdurrahman Wahi.
Pemberhentian ini juga dimulai dengan dibentuknya Panitia Angket Kasus
Dana Milik Yayasan Dana Kesejahteraan Karyawan (YANATERA) Bulog dan
Kasus Dana Bantuan Sultan Brunei Darussalam oleh DPR dan Menyimpulkan
bahwa “Patut Diduga Bahwa Presiden Abdurrahman Wahid
Berperan dalam Pencairan dan Penggunaan Dana Yanatera Bulog” dan
adanya inkosistensi pernyataan abdurahman wahid masalah bantuan sultan
brunai kepada masyarakat.
5. PEMBERHENTIAN PRESIDEN PASCA
AMANDEM UUD 1945
Pengaturan tentang pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
Perubahan UUD 1945 merupakan salah satu instrumen mewujudkan pemerintahan
presidensiil. Hal itu sesuai dengan salah satu kesepakatan dasar tentang arah
perubahan UUD 1945, yaitu memurnikan dan memperkuat sistem presidensiil. Salah
satu karakteristik sistem presidensiil adalah pemisahan kekuasaan yang melahirkan
hubungan sejajar antara eksekutif dan parlemen.
AMANDEMEN MEMPERTEGAS MASA JABATAN PRESIDEN 2 PERIODE DAN
MEMPERTEGAS SISTEM PRESIDENSIIL.
6. ALASAN DIBERHENTIKAN
Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila
terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila
terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
ADA 3 ALASAN
1. ALASAN PELANGGARAN HUKUM berupa; (a) pengkhianatan terhadap negara; (b)
korupsi; (c) penyuapan; (d) tindak pidana berat lainnya;
2. perbuatan tercela.
3. TIDAK MEMENUHI SYARAT SEBAAGAI PRESIDEN/WAPRES
7. 1.PENGHIANATAN NEGERA
Pengkhianatan terhadap negara adalah tindak pidana terhadap keamanan negara yang sebagian besar telah
diatur dalam KUHP. Selain itu terdapat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1999 tentang Kejahatan Terhadap
Keamanan Negara yang mengubah beberapa ketentuan di dalam KUHP.
dalam Titel I Buku II KUHP. Kejahatan-kejahatan tersebut meliputi:
a. Makar terhadap kepala negara (Pasal 104);
b. Makar untuk memasukkan Indonesia di bawah kekuasaan asing (Pasal 106);
c. Makar untuk menggulingkan pemerintah (Pasal 107);
d. Pemberontakan (Pasal 108);
e. Pemufakatan jahat dan/atau penyertaan untuk melakukan kejahatan yang dimaksud Pasal 104, Pasal 106,
Pasal 107, dan Pasal 108 KUHP;
f. Mengadakan hubungan dengan negara asing yang bermusuhan dengan Indonesia (Pasal 111);
g. Mengadakan hubungan dengan negara asing dengan tujuan agar negara asing membantu suatu penggulingan
terhadap pemerintah di Indonesia (Pasal 111 bis);
h. Menyiarkan surat-surat rahasia (Pasal 112 – Pasal 116);
i. Kejahatan mengenai bangunan-bangunan pertahanan negara (Pasal 117–Pasal 120);
j. Merugikan negara dalam perundingan diplomatik (Pasal 121);
k. Kejahatan yang biasa dilakukan oleh mata-mata musuh (Pasal 122 – Pasal 125);
l. Menyembunyikan mata-mata musuh (Pasal 126); dan
m. Menipu dalam hal menjual barang-barang keperluan tentara.
8. 2. Pelanggaran hukum berupa korupsi dan
penyuapan
Tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang terdiri dari:
1) Perbuatan secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara;
2) Perbuatan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara.
Kasus bank century wapres budiono dan sri mulyani
9. 3. Tindak pidana berat lainnya
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 PMK Nomor 21 Tahun 2009 dinyatakan
bahwa tindak pidana berat lainnya adalah tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
10. 4. Perbuatan tercela
perbuatan tercela, yang walaupun bukan pelanggaran pidana, tetapi
merupakan perbuatan yang dianggap tercela oleh masyarakat, agama
dan adat dan tidak seharusnya dilakukan oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden. Apabila perbuatan dimaksud dilakukan, akan merusak
citra dan kehormatan Presiden dan/atau Wakil Presiden.
5. TIDAK MEMENUHI SYARAT SEBAGAI PRESIDEN
PERSYARATAN SEHAT JASMANI DAN ROHANI DAN SYARAT
ADMINISTRASI sperti bertakwa kepada Tuhan, pendidikan SMA usia 40
tahun, tidak pernah dijatuhi pidana,bukan anggota PKI
11. Mekanisme pemberhentian
Mekanisme pemberhentian Presiden diatur dalam Pasal 7B UUD 1945.
(1) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah
Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya
2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) MK akan memeriksa dugaan yang pelanggaran yang dialkukan oleh presiden sidang
90 hari.
(3) Jika terbukti MPR mengadakan sidaang yang dihadiri sekurangnya ¾ dari jumlah
anggota dan setuju 2/3 dari jumlah hadir.
12.
13. Persidangan dilakukan oleh Pleno Hakim MK yang dihadiri sekurang-kurangnya 7
(tujuh) hakim konstitusi dan dipimpin oleh Ketua MK. Persidangan ditentukan melalui
6(enam) tahap, yaitu:
a. Tahap I : Sidang Pemeriksaan Pendahuluan
b. Tahap II : Tanggapan oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
c. Tahap III : Pembuktian oleh DPR
d. Tahap IV : Pembuktian oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
e. Tahap V : Kesimpulan DPR maupun Presiden dan/atau Wakil Presiden
f. Tahap VI : Pengucapan Putusan
14. 3 lembaga dalam pemberhentian presiden
1. DPR melakukan dua tahapan yaitu pertama, melakukan pendakwaan
(impeachment) untuk disampaikan ke Mahkamah Konstitusi; kedua, meneruskan usul
pemberhentian jika terbukti ke MPR DPR ke MPR ini lebih merupakan proses politik,
karena DPR adalah lembaga politik.
2. Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili dan memutus dakwaan
terhadap Presiden dan/atau Wakil Presiden oleh DPR yang merupakan forum
previligatum dan lebih bersifat sebagai proses yuridis.
3. MPR merupakan lembaga terakhir penentu atas status Presiden dan/Wakil
Presiden setelah proses DPR dan Mahkamah Konstitusi selesai. mengambil keputusan
dalam dua pilihan, yaitu memberhentikan atau tidak memberhentikan Presiden dan/atau
Wakil Presiden meskipun telah terbukti bersalah yang dibuktikan dalam persidangan
Mahkamah Konstitusi.
***