Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
BE&GG, El Shaddai Sandhy, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibility, Universitas Mercu Buana, 2017
1. BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
Corporate Social Responsibility.
Disusun Oleh :
Nama : EL SHADDAI SANDHY PUSTAP
NIM : 55116120138
Program Studi : Magister Manajemen
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk mencapai
kegiatan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan yang terkena dampak dari kegiatan suatu perusahaan, sekaligus sebagai bentuk akuntabilitas
(accountability) perusahaan terhadap masyarakat, negara, serta dunia internasional untuk menciptakan suatu
konsep tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
CSR sendiri tercipta atas komitmen dan kesadaran moral perusahaan yang tinggi dimana biasanya
komitmen ini terbentuk dalam kebijakan dan kegiatan-kegiatan perusahaan untuk berkontribusi dalam
pengembangan masyarakat.
Hubungan Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Etika Bisnis dan Tanggung Jawab
Sosial dan Penerapannya di Indonesia
Pada saat ini persaingan bisnis semakin ketat, dan kita dituntut harus memiliki etika dan memperhatikan moral
dalam menjalankan bisnis. Pandangan tradisional yang menganggap bisnis adalah bisnis harus
dijalankan selaras dengan pandangan sosial ekonomi dimana tanggungjawab perusahaan bukan hanya
sekedar mencari keuntungan semata namun harus mempunyai tanggung jawab moral kepada seluruh
stakeholder baik internal maupun eksternal dalam rangka mempertahankan sustainability perusahaan.
Apalagi dalam era globalisasi ini kebutuhan masayarakatakan tenaga dunia bisnis yan bermoral dan beretika
baik sangat diharapkan oleh semuapihak. Etika bisnis sendiri dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang
dijalankandan keberadaannya juga sangat penting mengingat aktifitas bisnis itu sendiri yang tidakterlepas dari
elemen –elemen lain di dalamnya. Karena secara etis yang mengikat perusahaan atau membagi aktifitasnya
adalah:
● Memiliki tanggung jawab untuk tidak merugikan orang lain
● Untuk mencegah kerugian
● Untuk berbuat kebaikan
Sebagai pelaku bisnis sebuah perusahaan selain memiliki tanggung jawab moral dan memiliki etika bisnis
mereka juga memiliki tanggung jawab sosial perusahaan. Etika bisnis dan CSR sangat berhubungan erat dan
kedua konsep tersebut terkait erat karena sebuah perusahaan bertanggung jawab sosial sebuah perusahaan
harus etis dan selain itu sebuah perusahaan yang etis harus bertanggung jawab secara sosial. Hubungan
antara etika bisnis dan CSR sangat erat dalam hal pelaksanaan CSR karena etika bisnis merupakan dasar
atau jiwa dari pelaksanaan sebuah unit usaha.
Sementara CSR merupakan manifestasinya. Etika bisnis berbicara mengenai nilai. Apakah sebuah
perusahaan menganut nilai yang baik atau yang buruk. Kalau memang memegang nilai yang baik dalam
berbisnis, maka perusahaan tersebut pasti akan menjalankan CSR yang memang bertanggung jawab,
makanya sebuah etika bisnis lebih melekat kepada individu yang menjalankan entitas bisnis. Sedangkan
CSR sebagai hasil atau kebijakan dari perusahaan itu sendiri. Standar CSR yang lebih luas cakupannya
berpandangan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab social untuk melakukan perbuatan baik dan
membangun dunia yang lebih baik.
Kepentingan bisnis jangka panjang pun dicapai tidak hanya melalui pertumbuhan dan laba. Namun juga sejalan
dengan kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan hidup, dan perbaikan kualitas hidup.
Meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara yang berkelanjutan (sustainable), meningkatkan
kepercayaan investor terhadap manajemen perusahaan sehingga lebih menarik sebagai target investasi.
Juga, meningkatkan citra perusahaan di antara stakeholder sebagai good corporate citizen, sehingga
mengurangi biaya untuk melawan publisitas negatif. Serta meningkatkan nilai perusahaan. Dengan
3. memiliki etika bisnis yang baik, Chrysanti percaya kalau dunia usaha dapat memberikan kontribusi terhadap
pengentasan praktik korupsi yang kini marak terjadi. Menurutnya, suap yang merupakan salah satu bentuk
korupsi memerlukan dua sisi.
Implementasi CSR di Indonesia
Di Indonesia pelaksanaan CSR telah diatur didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas, yang diatur didalam bab V pasal 74 ayat (1),(2),(3),(4) dimana dalam pasal
tersebut mengatur bagaimana tanggung jawabperusahaan dengan lingkungan sosial dan lingkungan
hidup.
Dengan kata lain perusahaan bertanggung jawab dalam permasalahan sosial dan lingkungan yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan perusahaan, adanya undang-undang ini tidak serta merta memaksa
perusahaan untuk melaksanakan CSR, karena didalam undang-undang ini tidak memberikan kejelasan
terhadap sanksi jika sebuah perusahaan tidak melaksanakan CSR, didalam pasal tersebut hanya
menjelaskan bahwa ayat (3) perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (4) ketentuan lebih lanjut
mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah, namun sanksi yang
diberikan tidak jelas.
Sama halnya dengan UU No.25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal pasal 15 ayat b yang menegaskan
setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan pasal 16
ayat d mengatakan setiap penanaman modal bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan. Artinya
perusahaan penanaman modal berkewajiban memprogramkan kegiatan CSR sehingga dapat
meningkatkan jaminan kelangsungan aktivitas perusahaan karena ada nya hubungaN yang serasi dan saling
ketergantungan antara pengusaha dan masyarakat.
Berdasarkan ke dua Undang-undang ini, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang perseroan
terbatas dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal tidak mengatur secara
rinci pelaksanaan CSR di Indonesia, sehingga banyak perusahaan melaksanakan CSRnya secara tidak
berkelanjutan dan akuntabel apalagi transparansi.
Hasil penelitian London School of Public Relation (LSPR) dan Universiti Sains Malaysia memaparkan
bahwa persepsi pemimpin perusahaan terhadap 7 dimensi terkait dengan pelaksanaan kegiatan
CSR; pemahaman dan regulasi, masyarakat/lingkungan, pemerintah, akademisi/konsuktan/LSM, pasar,
karyawan, dan kebijakan berada di kategori positif. Temuan data sebelumnya menunjukkan bahwa Indonesia
masih berada di peringkat terbawah dalam pelaksanaan CSR di 7 negara Asia, namun di sisi lain, data
menunjukkan bahwa kuantitas dan kualitas aktivitas CSR di Indonesia mengalami peningkatan dan keragaman.
Kendala yang masih banyak ditemukan di lapangan dalam pelaksanaan CSR adalah masalah biaya, SDM yang
kompeten, distribusi kegiatan serta penentuan target, bentuk kegiatan, masalah perizinan dan regulasi,
kurangnya kemitraan, sosialisasi kegiatan, pemahaman mengenai pelaksanaan dan evaluasi di lapangan, dan
masih banyak oknum yang melakukan pungutan liar di lapangan. Sebagian besar perusahaan menggunakan
CSR hanya sebagai marketing gimmick untuk melakukan corporate greenwash atau pengelabuan citra
perusahaan belaka.
Pelaksanaan CSR di Indonesia sangat tergantung pada pimpinan puncak korporasi. Artinya, kebijakan CSR
tidak selalu dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi. Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran moral
yang tinggi, besar kemungkinan korporasi tersebut menerapkan kebijakan CSR yang benar. Sebaliknya, jika
orientasi pimpinannya hanya berkiblat pada kepentingan kepuasan pemegang saham (produktivitas
tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi kebijakan CSR hanya
sekadar kosmetik.
4. Namun beberapa perusahaan telah menjalankan program CSR ini dengan sungguh- sungguh yang
berdampak pada sustainability perusahaan tersebut Contohnya, Sampoerna Foundation yang
memboyong tim marching band yang merupakan karyawan pabrik ke Pasadena, California. Jika mereka tidak
punya manajemen yang baik, hal itu tidak mungkin akan terjadi. Hal ini berdampak pada nilai saham Sampoerna
Foundation pada bursa efek.
Program CSR merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk kepentingan
masyarakat sekitar, namun dalam kenyataan hingga kini CSR belum berjalan sebagaimana mestinya.
Banyak CSR tidak tepat sasaran yang akhirnya berdampak konflik antara perusahaan dan masyarakat.
Evaluasi merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk keberlanjutan perusahaan, hubungan baik
perusahaan dan masyarakat, serta peran perusahaan dalam pembangunan nasional. Dalam rangka
evaluasi, diperlukan pemahaman dan pemetaan masyarakat, di mana perusahaan perlu mengenali secara
baik dan cermat tentang kondisi masyarakat di sekitarnya. Dengan demikian, diharapkan perusahaan
dapat memutuskan program CSR yang tepat untuk pemberdayaan.
Masyarakat merupakan subjek (dan bukan objek) dalam implementasi CSR, sehingga masyarakat harus
didengar dan dilibatkan dalam berbagai langkah implementasi CSR Perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Business Ethic & GCG Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajemen-bisnis/article/viewFile/2324/2109
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/download/964/774