SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII
Batasan, Macam, dan Sumber Masalah Sosial
Seringkali dibedakan antara dua macam persoalan yaitu antara masalah masyarakat
dengan problem sosial. Hal pertama menyangkut analisis tentang macam-macam gejala
kehidupan masyarakat. Sedangkan yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat
dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya. Dengan demikian
masalah social menyangkut nilai-nilai sosial dan
moral. Masalah tersebut merupakan persoalan,
karena menyangkut tata kelakuan yang lebih jelas
(immoral), berlawanan dengan hukum dan bersifat
merusak.
Sebab itu masalah-masalah sosial tak akan
mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-
ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk. Menurut
Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan masalah
sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-
unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Dengan kata lain, yang dimaksud dengan masalah
sosial adalah kesenjangan antara unsur-unsur
masyarakat yang menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok
sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Jika antara unsur-unsur
tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin
terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Masalah-masalah sosial timbul karena tidak
adanya integrasi yang harmonis antara lembagalembaga kemasyarakatan.
Orang mengalami kesulitan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan macam-macam
hubungan- hubungan sosial. Pada dasarnya keserakahan, kebencian, dan kebodohan yang
menimbulkan berbagai masalah sosial. Menurut Payutto, keserakahan dan kebencian akan
lebih mudah dikendalikan bila tidak terdapat unsur kebodohan yang memengaruhinya, yang
diartikan sebagai pandangan salah, baik yang bersumber dari ideologi, nilai-nilai sosial, bahkan
agama. Pandangan atau paham yang selama mempengaruhi peradaban modern terbagi tiga,
sebagai berikut.
a. Paham yang melihat manusia terpisah dari alam; manusia harus menguasai, menaklukkan
dan menggunakan atau mengeksploitasi alam menurut keinginannya sendiri.
b. Paham yang melihat manusia lain bukan sebagai sesama manusia; cenderung mencari
perbedaan, bukan persamaan, dan tidak saling berbagi.
c. Paham yang mengukur kebahagiaan dari penilaian materi yang berlimpah.
Paham pertama menjelaskan sikap manusia terhadap alam. Paham kedua adalah sikap
terhadap sesama manusia. Paham ketiga berhubungan dengan tujuan hidup manusia. Ketiga
paham ini menentukan arah perbuatan manusia. Ketika populasi dunia meningkat dan sumber
daya alam berkurang, manusia masih mengejar kebahagiaan dengan bergantung pada
pemuasan hawa nafsu dan pemilikan materi. Bagi orang-orang seperti itu kebebasan adalah
kekuasaan untuk mengatur kondisi eksternal, dan sesama manusia adalah saingan atau musuh.
Selanjutnya berbicara tentang kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah
social oleh masyarakat tergantung dari sistem nilai sosial masyarakat tersebut. Akan tetapi, ada
Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII
beberapa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya sama misalnya: masalah
kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, generasi muda dalam masyarakat modern,
peperangan, alkohol, kenakalan remaja (delikuensi), dan lain-lain. Namun masalah-masalah
sosial yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya dalam buku ini adalah masalah-masalah
yang merupakan problematika sosial dalam kehidupan manusia, yaitu masalah aborsi dan
pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba dan tawuran, dan korupsi. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk mengatasi masalah sosial. Berbagai analisis dan metode telah diterapkan.
Akan tetapi hasilnya tidak memuaskan. Hal ini disebabkan ilmu sosial pada umumnya belum
sanggup untuk menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah sosial
yangpokok. Lagi pula pengaruh pemecahan masalah sosial tidak dirasakan dengan segera,
tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama. Akhirnya perlu dicatat metode-metode yang
digunakan yaitu yang bersifat preventif dan represif. Metode preventif jelas lebih sulit
dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap sebab-sebab
terjadinya masalah sosial. Metode represif lebih banyak digunakan. Artinya, setelah suatu
gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk
mengatasinya.
Ajaran Yang MenjaminKeberhasilan
Dalam Sutta Nipata, Maha Mangala Sutta terdapat ajaran dari Buddha yang
menjelaskan tentang cara-cara untuk mendapatkan keberhasilan. Khotbah di hutan Jeta
pemberian saudagar Anattapindika ini membabarkan tentang 38 jenis perbuatan yang apabila
dilakukan akan membawa seseorang bias mendapatkan suatu keberhasilan. Secara garis besar
ke-38 jenis perbuatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, sebagai berikut.
1. Sīla (Kemoralan)
Dasar kehidupan bermoral, terdiri atas tiga persiapan untuk dapat hidup bermoral,
yang pertama; tak bergaul dengan orang yang bodoh; bergaul dengan orang yang
bijaksana; menghormat mereka yang patut untuk dihormat.
Bagian kedua adalah penunjang untuk hidup bermoral; hidup di lingkungan yang
sesuai; hal ini didapat berkat jasa dari kehidupan yang lampau; menuntun diri ke arah
yang benar. Dan yang ketiga adalah pendidikan dalam hidup bermoral; memiliki
pengetahuan; terampil serba bisa (dalam hal kebajikan); terlatih baik dalam tata susila;
menyenangkan tutur katanya.
Kehidupan sosial masyarakat; Dalam hal ini juga dibagi menjadi tiga bagian, yang
pertama adalah kehidupan berkeluarga; membantu ayah dan ibu; menjaga baik-baik anak
dan istri; serta memiliki pekerjaan yang penuh damai. Kedua adalah kehidupan sosial;
suka berdana; berperilaku pantas; membantu sanak keluarga dan bertindak tidak tercela.
Ketiga adalah kehidupan pribadi; berhenti berbuat jahat dan terbebas dari kejahatan;
menghindari meminum minuman yang merusak; tekun dalam melaksanakan kehidupan
bermoral.
2. Samādhi (Konsentrasi)
Dalam hal ini terdapat dua bagian utama yaitu yang pertama adalah persiapan diri
untuk bersamādhi; memiliki rasa hormat; rendah hati; merasa puas; senantiasa berterima
kasih; mendengarkan dhamma pada saat yang sesuai. Bagian berikutnya adalah latihan
untuk samādhi; sabar; bergaul dengan manusia teladan dalam dhamma; ikut serta dalam
diskusi keagamaan.
Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII
3. Pañña (Kebijaksanaan)
Juga terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah jalan menuju
kebijaksanaan; menjalankan kehidupan suci; memahami empat kebenaran mulia;
merealisasi Nibbāna. Hasil dari kebijaksanaan adalah: pikiran tanpa kesedihan; tanpa
noda dan mantap; tetap tidak terganggu walau dipengaruhi kesulitan-kesulitan duniawi
(terutama pasang surutnya kehidupan di dunia ini, atau kondisi-kondisi kehidupan).
Buddha tidak pernah mengatakan bahwa kesuksesan dalam kehidupan duniawi adalah
merupakan suatu penghalang bagi tercapainya kebahagiaan akhir yang mengatasi
keduniaan. Sesungguhnya yg menghalangi perealisasian Nibbāna, bukanlah kesuksesan
atau kesejahteraan kehidupan duniawi tersebut, tetapi kehausan dan keterikatan batin
kepada duniawi itulah, yang merupakan halangan untuk terealisasinya Nibbāna. Di dalam
Vyagghapajja sutta, seorang yang bernama Dighajanu, salah seorang suku Koliya,
datang menghadap Sang Buddha. Setelah member hormat, lalu ia duduk di samping
beliau dan kemudian berkata:
“Bhante, kami adalah upasaka yang masih menyenangi kehidupan
duniawi, hidup berkeluarga, mempunyai istri dan anak. Kepada mereka
yang seperti kami ini, Bhante, ajarkanlah suatu ajaran (Dhamma) yang
berguna untuk mendapatkan kebahagiaan duniawi dalam kehidupan
sekarang ini, dan juga kebahagiaan yang akan datang.” Menjawab
pertanyaan ini, Buddha bersabda bahwa ada empat hal yang berguna
yang akan dapat menghasilkan kebahagiaan dalam kehidupan duniawi
sekarang ini, sebagai berikut.
1. Rajin dan bersemangat dalam mengerjakan apa saja, harus terampil dan produktif;
mengerti dengan baik dan benar terhadap pekerjaannya, serta mampu mengelola
pekerjaannya secara tuntas (utthanasampada).
2. Pandai menjaga penghasilannya, yang diperolehnya dengan cara halal, yang
merupakan jerih payahnya sendiri (arakkhasampada).
3. Mencari pergaulan yang baik, memiliki sahabat yang baik, yang terpelajar, bermoral,
yang dapat membantunya ke jalan yang benar, yaitu yang jauh dari kejahatan
(kalyānamitta).
4. Hidup sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Artinya bisa menempuh cara hidup
yang sesuai dan seimbang dengan penghasilan yang diperolehnya, tidak boros, tetapi juga
tidak pelit/kikir (samajivikata).
Keempat hal tersebut adalah merupakan persyaratan (kondisi) yang dapat
menghasilkan kebahagiaan dalam kehidupan duniawi sekarang ini. Sedangkan untuk
dapat mencapai dan merealisasi kebahagiaan yang akan datang, yaitu kebahagiaan dapat
terlahir di alam-alam yang menyenangkan dan kebahagiaan terbebas dari yang
berkondisi.
Ada empat persyaratan pula yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
1. Keyakinan, yaitu keyakinan terhadap nilai-nilai luhur (saddhā). Keyakinan ini harus
berdasarkan pengertian, sehingga dengan demikian diharapkan untuk menyelidiki,
menguji, dan mempraktikkan apa yang dia yakini tersebut. Di dalam Samyutta Nikaya
V, Buddha menyatakan demikian: “Seseorang… yang memiliki pengertian,
mendasarkan keyakinannya sesuai dengan pengertian.” Keyakinan sangat penting untuk
membantu seseorang dalam melaksanakan ajaran dari apa yang dihayatinya; juga
Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII
berdasarkan keyakinan ini, maka tekadnya akan muncul dan berkembang. Kekuatan
tekad tersebut akan mengembangkan semangat dan usaha untuk mencapai tujuan.
2. Kemoralan (sīla), yaitu menghindari perbuatan membunuh, mencuri, asusila, ucapan
yang tidak benar, dan menghindari makanan/minuman yang dapat menyebabkan
lemahnya kesadaran (hilangnya pengendalian diri).
Sila bukan merupakan suatu peraturan larangan, tetapi merupakan ajaran
kemoralan yang bertujuan agar umat Buddha menyadari adanya akibat baik dari hasil
pelaksanaannya, dan akibat buruk bila tidak melaksanakannya.
Dengan demikian, berarti dalam hal ini, seseorang bertanggung jawab penuh
terhadap setiap perbuatannya. Pelaksanaan sila berhubungan erat dengan melatih
perbuatan melalui ucapan dan badan jasmani. Sila ini dapat diintisarikan menjadi ‘hirī’
(malu berbuat jahat/salah) dan ‘ottappa’ (takut akan akibat perbuatan jahat/salah). Bagi
seseorang yang melaksanakan sila, berarti ia telah membuat dirinya maupun orang lain
merasa aman, tenteram, dan damai. Keadaan aman, tenteram dan damai merupakan
kondisi yang tepat untuk membina, mengembangkan & meningkatkan kemajuan serta
kesejahteraan masyarakat dalam rangka tercapainya tujuan akhir, yaitu terealisasinya
Nibbāna.
3. Kemurahan hati (caga), yaitu memiliki sifat kedermawanan, kasih sayang, yang
dinyatakan dalam bentuk menolong mahluk lain, tanpa ada perasaan bermusuhan atau iri
hati, dengan tujuan agar makhluk lain dapat hidup tenang, damai, dan bahagia. Untuk
mengembangkan kemurahan hati, seseorang harus sering melatih mengembangkan kasih
sayang dengan menyatakan dalam batinnya (merenungkan) sebagai berikut: “Semoga
semua makhluk berbahagia, bebas dari penderitaan, kebencian, kesakitan, dan kesukaran.
Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri.”
4. Kebijaksanaan (paññā), yaitu kebijaksanaan yang akan membawa ke arah terhentinya
dukkha (Nibbāna). Kebijaksanaan di sini artinya dapat memahami timbul dan padamnya
segala sesuatu yang berkondisi; atau pandangan terang yang bersih dan benar terhadap
segala sesuatu yang berkondisi, yang membawa ke arah terhentinya penderitaan. Panna
muncul bukan hanya didasarkan pada teori, tetapi yang paling penting adalah dari
pengalaman dan penghayatan ajaran Buddha. Panna berkaitan erat dengan apa yang
harus dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan.
Singkatnya ia mengetahui dan mengerti tentang: masalah yang dihadapi,
timbulnya penyebab masalah itu, masalah itu dapat dipadamkan/diatasi dan cara atau
metode untuk memadamkan penyebab masalah itu. Itulah uraian dari Vyagghapajja
sutta yang ada hubungannya dengan kesuksesan dalam kehidupan duniawi yang
berkenaan dengan tujuan hidup umat Buddha. Sutta lain yang juga membahas tentang
kesuksesan dalam kehidupan duniawi ini, bisa kita lihat dalam Anguttara Nikaya II 65, di
mana Sang Buddha menyatakan beberapa keinginan yang wajar dari manusia biasa (yang
hidup berumah tangga), yaitu sebagai berikut.
1. Semoga saya menjadi kaya, dan kekayaan itu terkumpul dengan cara yang benar dan
pantas.
2. Semoga saya beserta keluarga dan kawan-kawan, dapat mencapai kedudukan sosial
yang tinggi.
3. Semoga saya selalu berhati-hati di dalam kehidupan ini, sehingga saya dapat berusia
panjang.
Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII
4. Apabila kehidupan dalam dunia ini telah berakhir, semoga saya dapat terlahirkan
kembali di alam kebahagiaan (surga).
Keempat keinginan wajar ini, merupakan tujuan hidup manusia yang masih
diliputi oleh kehidupan duniawi; dan bagaimana caranya agar keinginankeinginan ini
dapat dicapai, penjelasannya adalah sama dengan uraian yang dijelaskan di dalam
Vyagghapajja sutta tadi. Jadi, jelaslah sekarang bahwa di dalam ajaran Buddha, sama
sekali tidak menentang terhadap kemajuan atau kesuksesan dalam kehidupan duniawi.
Dari semua uraian di atas tadi, bisa kita ketahui bahwa Buddha juga memperhatikan
kesejahteraan dalam kehidupan duniawi; tetapi memang, Beliau tidak memandang
kemajuan duniawi sebagai sesuatu yang benar, kalau hal tersebut hanya didasarkan pada
kemajuan materi semata, dengan mengabaikan dasar-dasar moral dan spiritual; untuk
menghasilkan suatu masyarakat yang bahagia, aman, dan sejahtera secara lahir maupun
batin; dalam rangka tercapainya tujuan akhir, yaitu terbebas dari dukkhā atau
terealisasinya Nibbāna.

More Related Content

What's hot

Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012Dian Oktavia
 
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasiFathur Marah
 
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah SosiologiLembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah SosiologiMunawwarah Nasir
 
Dasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralDasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralNuril Akhadiyah
 
Materi etika dan moral
Materi etika dan moralMateri etika dan moral
Materi etika dan moralGrace_Indah
 
Nilai, norma dan moral
Nilai, norma dan moralNilai, norma dan moral
Nilai, norma dan moraldhinamuthya
 
Bab nilai-norma
Bab nilai-normaBab nilai-norma
Bab nilai-normaroziber
 
Makalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialMakalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialsatya arum
 
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individuMakalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individuFirman Putra Pratama
 
Antropologi Kesehatan Kelompok 5
Antropologi Kesehatan Kelompok 5Antropologi Kesehatan Kelompok 5
Antropologi Kesehatan Kelompok 5Lia Oktaviani
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialDini Nur Hanifah
 
sosialisasi kelas X semester 2
sosialisasi kelas X semester 2sosialisasi kelas X semester 2
sosialisasi kelas X semester 2Sandra Nehemia
 
Nilai & norma soial
Nilai & norma soialNilai & norma soial
Nilai & norma soialRudiana Part
 
ELMK3013 Pengenalan kepada Konsep Moral: Panduan tingkah laku moral
ELMK3013 Pengenalan kepada Konsep Moral: Panduan tingkah laku moralELMK3013 Pengenalan kepada Konsep Moral: Panduan tingkah laku moral
ELMK3013 Pengenalan kepada Konsep Moral: Panduan tingkah laku moralKelvin WC
 

What's hot (19)

Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
Ringkasan Materi UN Sosiologi SMA 2012
 
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
27151136 bab-1-pendahuluan-1-latar-belakang-sosialisasi
 
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah SosiologiLembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
 
Dasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moralDasar dasar pendidikan moral
Dasar dasar pendidikan moral
 
Materi etika dan moral
Materi etika dan moralMateri etika dan moral
Materi etika dan moral
 
Nilai, norma dan moral
Nilai, norma dan moralNilai, norma dan moral
Nilai, norma dan moral
 
Bab nilai-norma
Bab nilai-normaBab nilai-norma
Bab nilai-norma
 
Makalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialMakalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosial
 
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individuMakalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
Makalah manusia sebagai makhluk sosial dan individu
 
Antropologi Kesehatan Kelompok 5
Antropologi Kesehatan Kelompok 5Antropologi Kesehatan Kelompok 5
Antropologi Kesehatan Kelompok 5
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
nilai dan norma
nilai dan normanilai dan norma
nilai dan norma
 
NORMA SOSIAL
NORMA SOSIALNORMA SOSIAL
NORMA SOSIAL
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
sosialisasi kelas X semester 2
sosialisasi kelas X semester 2sosialisasi kelas X semester 2
sosialisasi kelas X semester 2
 
Nilai & norma soial
Nilai & norma soialNilai & norma soial
Nilai & norma soial
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
ELMK3013 Pengenalan kepada Konsep Moral: Panduan tingkah laku moral
ELMK3013 Pengenalan kepada Konsep Moral: Panduan tingkah laku moralELMK3013 Pengenalan kepada Konsep Moral: Panduan tingkah laku moral
ELMK3013 Pengenalan kepada Konsep Moral: Panduan tingkah laku moral
 

Similar to Batasan ,macam dan masalah sosial

Problematika kehidupan sosial manusia
Problematika kehidupan sosial manusiaProblematika kehidupan sosial manusia
Problematika kehidupan sosial manusiatiyo noiss
 
Bab II hakikat manusia dan sosial
Bab II hakikat  manusia dan sosialBab II hakikat  manusia dan sosial
Bab II hakikat manusia dan sosialPotpotya Fitri
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiEsti Dyah
 
PowerPoint ETIKA dan BUDI PEKERTI-2.ppt
PowerPoint ETIKA dan BUDI PEKERTI-2.pptPowerPoint ETIKA dan BUDI PEKERTI-2.ppt
PowerPoint ETIKA dan BUDI PEKERTI-2.pptMochamadRizal26
 
Pergaulan bebas
Pergaulan bebasPergaulan bebas
Pergaulan bebastiyo noiss
 
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...LaxamanaAditia
 
Makalah psikologi sufistik
Makalah psikologi sufistikMakalah psikologi sufistik
Makalah psikologi sufistikAinul Mukarrob
 
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1cynthiaphlndr
 
Resume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikResume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikJef Ri
 
Kelompok 5.pptx
Kelompok 5.pptxKelompok 5.pptx
Kelompok 5.pptxhariacobra
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfMohalliAhmad1
 
05 isbd kelompok 6
05 isbd kelompok 605 isbd kelompok 6
05 isbd kelompok 6AbdiNegara19
 
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalKelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalSiti Hadiarti
 

Similar to Batasan ,macam dan masalah sosial (20)

Problematika kehidupan sosial manusia
Problematika kehidupan sosial manusiaProblematika kehidupan sosial manusia
Problematika kehidupan sosial manusia
 
Bab II hakikat manusia dan sosial
Bab II hakikat  manusia dan sosialBab II hakikat  manusia dan sosial
Bab II hakikat manusia dan sosial
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Achaa seni
Achaa seniAchaa seni
Achaa seni
 
Achaa seni
Achaa seniAchaa seni
Achaa seni
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah Sosialisasi
 
PowerPoint ETIKA dan BUDI PEKERTI-2.ppt
PowerPoint ETIKA dan BUDI PEKERTI-2.pptPowerPoint ETIKA dan BUDI PEKERTI-2.ppt
PowerPoint ETIKA dan BUDI PEKERTI-2.ppt
 
Pergaulan bebas
Pergaulan bebasPergaulan bebas
Pergaulan bebas
 
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Makalah psikologi sufistik
Makalah psikologi sufistikMakalah psikologi sufistik
Makalah psikologi sufistik
 
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1
 
Resume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikResume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politik
 
kelompok sosial
kelompok sosialkelompok sosial
kelompok sosial
 
Kelompok 5.pptx
Kelompok 5.pptxKelompok 5.pptx
Kelompok 5.pptx
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
 
Makalahku
MakalahkuMakalahku
Makalahku
 
05 isbd kelompok 6
05 isbd kelompok 605 isbd kelompok 6
05 isbd kelompok 6
 
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalKelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
 
Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1
 

More from tiyo noiss

konsep dasar meditasi buddhis.pptx
konsep dasar meditasi buddhis.pptxkonsep dasar meditasi buddhis.pptx
konsep dasar meditasi buddhis.pptxtiyo noiss
 
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdfKelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdftiyo noiss
 
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptxKelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptxtiyo noiss
 
4 Manajemen Pendidikan.pdf
4 Manajemen Pendidikan.pdf4 Manajemen Pendidikan.pdf
4 Manajemen Pendidikan.pdftiyo noiss
 
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptxBahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptxtiyo noiss
 
Kelas 1 SD.pdf
Kelas 1 SD.pdfKelas 1 SD.pdf
Kelas 1 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 5 SD.pdf
Kelas 5 SD.pdfKelas 5 SD.pdf
Kelas 5 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 3 SD.pdf
Kelas 3 SD.pdfKelas 3 SD.pdf
Kelas 3 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 2 SD.pdf
Kelas 2 SD.pdfKelas 2 SD.pdf
Kelas 2 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 6 SD.pdf
Kelas 6 SD.pdfKelas 6 SD.pdf
Kelas 6 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdfKelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdftiyo noiss
 
Kelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdfKelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdftiyo noiss
 
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswaKelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswatiyo noiss
 
Kehancuran alam semesta :karena api
Kehancuran alam semesta :karena apiKehancuran alam semesta :karena api
Kehancuran alam semesta :karena apitiyo noiss
 
2. soal agama budha xi
2. soal agama budha  xi2. soal agama budha  xi
2. soal agama budha xitiyo noiss
 
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmiRpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmitiyo noiss
 
Materi 2.16 pab sma g xi tmi
Materi 2.16  pab sma g xi tmiMateri 2.16  pab sma g xi tmi
Materi 2.16 pab sma g xi tmitiyo noiss
 
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmiPpt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmitiyo noiss
 
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmiRpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmitiyo noiss
 
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmiPpt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmitiyo noiss
 

More from tiyo noiss (20)

konsep dasar meditasi buddhis.pptx
konsep dasar meditasi buddhis.pptxkonsep dasar meditasi buddhis.pptx
konsep dasar meditasi buddhis.pptx
 
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdfKelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
Kelas_07_SMP_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Siswa_2016.pdf
 
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptxKelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
Kelompok 7 Pengembangan Bahan Ajar.pptx
 
4 Manajemen Pendidikan.pdf
4 Manajemen Pendidikan.pdf4 Manajemen Pendidikan.pdf
4 Manajemen Pendidikan.pdf
 
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptxBahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
Bahan ajar interaktif Pendidikan Agama Buddha online.pptx
 
Kelas 1 SD.pdf
Kelas 1 SD.pdfKelas 1 SD.pdf
Kelas 1 SD.pdf
 
Kelas 5 SD.pdf
Kelas 5 SD.pdfKelas 5 SD.pdf
Kelas 5 SD.pdf
 
Kelas 3 SD.pdf
Kelas 3 SD.pdfKelas 3 SD.pdf
Kelas 3 SD.pdf
 
Kelas 2 SD.pdf
Kelas 2 SD.pdfKelas 2 SD.pdf
Kelas 2 SD.pdf
 
Kelas 6 SD.pdf
Kelas 6 SD.pdfKelas 6 SD.pdf
Kelas 6 SD.pdf
 
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdfKelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
Kelas_06_SD_Pendidikan_Agama_Buddha_dan_Budi_Pekerti_Guru.pdf
 
Kelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdfKelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdf
 
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswaKelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
Kelas 12 sma_pendidikan_agama_buddha_dan_budi_pekerti_siswa
 
Kehancuran alam semesta :karena api
Kehancuran alam semesta :karena apiKehancuran alam semesta :karena api
Kehancuran alam semesta :karena api
 
2. soal agama budha xi
2. soal agama budha  xi2. soal agama budha  xi
2. soal agama budha xi
 
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmiRpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
Rpp 2.16 ketidakpuasan kelas xi sma tmi
 
Materi 2.16 pab sma g xi tmi
Materi 2.16  pab sma g xi tmiMateri 2.16  pab sma g xi tmi
Materi 2.16 pab sma g xi tmi
 
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmiPpt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
Ppt part 15 karma berdasarkan jangka waktu pab sma tmi
 
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmiRpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
Rpp 2.15 karma berdasar jangka waktu kelas xi sma tmi
 
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmiPpt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
Ppt part 14 klasifikasi karma pab sma tmi
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 

Batasan ,macam dan masalah sosial

  • 1. Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII Batasan, Macam, dan Sumber Masalah Sosial Seringkali dibedakan antara dua macam persoalan yaitu antara masalah masyarakat dengan problem sosial. Hal pertama menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat. Sedangkan yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya. Dengan demikian masalah social menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang lebih jelas (immoral), berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalah-masalah sosial tak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran- ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Menurut Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur- unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan masalah sosial adalah kesenjangan antara unsur-unsur masyarakat yang menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Jika antara unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Masalah-masalah sosial timbul karena tidak adanya integrasi yang harmonis antara lembagalembaga kemasyarakatan. Orang mengalami kesulitan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan macam-macam hubungan- hubungan sosial. Pada dasarnya keserakahan, kebencian, dan kebodohan yang menimbulkan berbagai masalah sosial. Menurut Payutto, keserakahan dan kebencian akan lebih mudah dikendalikan bila tidak terdapat unsur kebodohan yang memengaruhinya, yang diartikan sebagai pandangan salah, baik yang bersumber dari ideologi, nilai-nilai sosial, bahkan agama. Pandangan atau paham yang selama mempengaruhi peradaban modern terbagi tiga, sebagai berikut. a. Paham yang melihat manusia terpisah dari alam; manusia harus menguasai, menaklukkan dan menggunakan atau mengeksploitasi alam menurut keinginannya sendiri. b. Paham yang melihat manusia lain bukan sebagai sesama manusia; cenderung mencari perbedaan, bukan persamaan, dan tidak saling berbagi. c. Paham yang mengukur kebahagiaan dari penilaian materi yang berlimpah. Paham pertama menjelaskan sikap manusia terhadap alam. Paham kedua adalah sikap terhadap sesama manusia. Paham ketiga berhubungan dengan tujuan hidup manusia. Ketiga paham ini menentukan arah perbuatan manusia. Ketika populasi dunia meningkat dan sumber daya alam berkurang, manusia masih mengejar kebahagiaan dengan bergantung pada pemuasan hawa nafsu dan pemilikan materi. Bagi orang-orang seperti itu kebebasan adalah kekuasaan untuk mengatur kondisi eksternal, dan sesama manusia adalah saingan atau musuh. Selanjutnya berbicara tentang kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah social oleh masyarakat tergantung dari sistem nilai sosial masyarakat tersebut. Akan tetapi, ada
  • 2. Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII beberapa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya sama misalnya: masalah kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, generasi muda dalam masyarakat modern, peperangan, alkohol, kenakalan remaja (delikuensi), dan lain-lain. Namun masalah-masalah sosial yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya dalam buku ini adalah masalah-masalah yang merupakan problematika sosial dalam kehidupan manusia, yaitu masalah aborsi dan pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba dan tawuran, dan korupsi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah sosial. Berbagai analisis dan metode telah diterapkan. Akan tetapi hasilnya tidak memuaskan. Hal ini disebabkan ilmu sosial pada umumnya belum sanggup untuk menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah sosial yangpokok. Lagi pula pengaruh pemecahan masalah sosial tidak dirasakan dengan segera, tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama. Akhirnya perlu dicatat metode-metode yang digunakan yaitu yang bersifat preventif dan represif. Metode preventif jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Metode represif lebih banyak digunakan. Artinya, setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Ajaran Yang MenjaminKeberhasilan Dalam Sutta Nipata, Maha Mangala Sutta terdapat ajaran dari Buddha yang menjelaskan tentang cara-cara untuk mendapatkan keberhasilan. Khotbah di hutan Jeta pemberian saudagar Anattapindika ini membabarkan tentang 38 jenis perbuatan yang apabila dilakukan akan membawa seseorang bias mendapatkan suatu keberhasilan. Secara garis besar ke-38 jenis perbuatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, sebagai berikut. 1. Sīla (Kemoralan) Dasar kehidupan bermoral, terdiri atas tiga persiapan untuk dapat hidup bermoral, yang pertama; tak bergaul dengan orang yang bodoh; bergaul dengan orang yang bijaksana; menghormat mereka yang patut untuk dihormat. Bagian kedua adalah penunjang untuk hidup bermoral; hidup di lingkungan yang sesuai; hal ini didapat berkat jasa dari kehidupan yang lampau; menuntun diri ke arah yang benar. Dan yang ketiga adalah pendidikan dalam hidup bermoral; memiliki pengetahuan; terampil serba bisa (dalam hal kebajikan); terlatih baik dalam tata susila; menyenangkan tutur katanya. Kehidupan sosial masyarakat; Dalam hal ini juga dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama adalah kehidupan berkeluarga; membantu ayah dan ibu; menjaga baik-baik anak dan istri; serta memiliki pekerjaan yang penuh damai. Kedua adalah kehidupan sosial; suka berdana; berperilaku pantas; membantu sanak keluarga dan bertindak tidak tercela. Ketiga adalah kehidupan pribadi; berhenti berbuat jahat dan terbebas dari kejahatan; menghindari meminum minuman yang merusak; tekun dalam melaksanakan kehidupan bermoral. 2. Samādhi (Konsentrasi) Dalam hal ini terdapat dua bagian utama yaitu yang pertama adalah persiapan diri untuk bersamādhi; memiliki rasa hormat; rendah hati; merasa puas; senantiasa berterima kasih; mendengarkan dhamma pada saat yang sesuai. Bagian berikutnya adalah latihan untuk samādhi; sabar; bergaul dengan manusia teladan dalam dhamma; ikut serta dalam diskusi keagamaan.
  • 3. Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII 3. Pañña (Kebijaksanaan) Juga terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah jalan menuju kebijaksanaan; menjalankan kehidupan suci; memahami empat kebenaran mulia; merealisasi Nibbāna. Hasil dari kebijaksanaan adalah: pikiran tanpa kesedihan; tanpa noda dan mantap; tetap tidak terganggu walau dipengaruhi kesulitan-kesulitan duniawi (terutama pasang surutnya kehidupan di dunia ini, atau kondisi-kondisi kehidupan). Buddha tidak pernah mengatakan bahwa kesuksesan dalam kehidupan duniawi adalah merupakan suatu penghalang bagi tercapainya kebahagiaan akhir yang mengatasi keduniaan. Sesungguhnya yg menghalangi perealisasian Nibbāna, bukanlah kesuksesan atau kesejahteraan kehidupan duniawi tersebut, tetapi kehausan dan keterikatan batin kepada duniawi itulah, yang merupakan halangan untuk terealisasinya Nibbāna. Di dalam Vyagghapajja sutta, seorang yang bernama Dighajanu, salah seorang suku Koliya, datang menghadap Sang Buddha. Setelah member hormat, lalu ia duduk di samping beliau dan kemudian berkata: “Bhante, kami adalah upasaka yang masih menyenangi kehidupan duniawi, hidup berkeluarga, mempunyai istri dan anak. Kepada mereka yang seperti kami ini, Bhante, ajarkanlah suatu ajaran (Dhamma) yang berguna untuk mendapatkan kebahagiaan duniawi dalam kehidupan sekarang ini, dan juga kebahagiaan yang akan datang.” Menjawab pertanyaan ini, Buddha bersabda bahwa ada empat hal yang berguna yang akan dapat menghasilkan kebahagiaan dalam kehidupan duniawi sekarang ini, sebagai berikut. 1. Rajin dan bersemangat dalam mengerjakan apa saja, harus terampil dan produktif; mengerti dengan baik dan benar terhadap pekerjaannya, serta mampu mengelola pekerjaannya secara tuntas (utthanasampada). 2. Pandai menjaga penghasilannya, yang diperolehnya dengan cara halal, yang merupakan jerih payahnya sendiri (arakkhasampada). 3. Mencari pergaulan yang baik, memiliki sahabat yang baik, yang terpelajar, bermoral, yang dapat membantunya ke jalan yang benar, yaitu yang jauh dari kejahatan (kalyānamitta). 4. Hidup sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Artinya bisa menempuh cara hidup yang sesuai dan seimbang dengan penghasilan yang diperolehnya, tidak boros, tetapi juga tidak pelit/kikir (samajivikata). Keempat hal tersebut adalah merupakan persyaratan (kondisi) yang dapat menghasilkan kebahagiaan dalam kehidupan duniawi sekarang ini. Sedangkan untuk dapat mencapai dan merealisasi kebahagiaan yang akan datang, yaitu kebahagiaan dapat terlahir di alam-alam yang menyenangkan dan kebahagiaan terbebas dari yang berkondisi. Ada empat persyaratan pula yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut. 1. Keyakinan, yaitu keyakinan terhadap nilai-nilai luhur (saddhā). Keyakinan ini harus berdasarkan pengertian, sehingga dengan demikian diharapkan untuk menyelidiki, menguji, dan mempraktikkan apa yang dia yakini tersebut. Di dalam Samyutta Nikaya V, Buddha menyatakan demikian: “Seseorang… yang memiliki pengertian, mendasarkan keyakinannya sesuai dengan pengertian.” Keyakinan sangat penting untuk membantu seseorang dalam melaksanakan ajaran dari apa yang dihayatinya; juga
  • 4. Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII berdasarkan keyakinan ini, maka tekadnya akan muncul dan berkembang. Kekuatan tekad tersebut akan mengembangkan semangat dan usaha untuk mencapai tujuan. 2. Kemoralan (sīla), yaitu menghindari perbuatan membunuh, mencuri, asusila, ucapan yang tidak benar, dan menghindari makanan/minuman yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran (hilangnya pengendalian diri). Sila bukan merupakan suatu peraturan larangan, tetapi merupakan ajaran kemoralan yang bertujuan agar umat Buddha menyadari adanya akibat baik dari hasil pelaksanaannya, dan akibat buruk bila tidak melaksanakannya. Dengan demikian, berarti dalam hal ini, seseorang bertanggung jawab penuh terhadap setiap perbuatannya. Pelaksanaan sila berhubungan erat dengan melatih perbuatan melalui ucapan dan badan jasmani. Sila ini dapat diintisarikan menjadi ‘hirī’ (malu berbuat jahat/salah) dan ‘ottappa’ (takut akan akibat perbuatan jahat/salah). Bagi seseorang yang melaksanakan sila, berarti ia telah membuat dirinya maupun orang lain merasa aman, tenteram, dan damai. Keadaan aman, tenteram dan damai merupakan kondisi yang tepat untuk membina, mengembangkan & meningkatkan kemajuan serta kesejahteraan masyarakat dalam rangka tercapainya tujuan akhir, yaitu terealisasinya Nibbāna. 3. Kemurahan hati (caga), yaitu memiliki sifat kedermawanan, kasih sayang, yang dinyatakan dalam bentuk menolong mahluk lain, tanpa ada perasaan bermusuhan atau iri hati, dengan tujuan agar makhluk lain dapat hidup tenang, damai, dan bahagia. Untuk mengembangkan kemurahan hati, seseorang harus sering melatih mengembangkan kasih sayang dengan menyatakan dalam batinnya (merenungkan) sebagai berikut: “Semoga semua makhluk berbahagia, bebas dari penderitaan, kebencian, kesakitan, dan kesukaran. Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka sendiri.” 4. Kebijaksanaan (paññā), yaitu kebijaksanaan yang akan membawa ke arah terhentinya dukkha (Nibbāna). Kebijaksanaan di sini artinya dapat memahami timbul dan padamnya segala sesuatu yang berkondisi; atau pandangan terang yang bersih dan benar terhadap segala sesuatu yang berkondisi, yang membawa ke arah terhentinya penderitaan. Panna muncul bukan hanya didasarkan pada teori, tetapi yang paling penting adalah dari pengalaman dan penghayatan ajaran Buddha. Panna berkaitan erat dengan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan. Singkatnya ia mengetahui dan mengerti tentang: masalah yang dihadapi, timbulnya penyebab masalah itu, masalah itu dapat dipadamkan/diatasi dan cara atau metode untuk memadamkan penyebab masalah itu. Itulah uraian dari Vyagghapajja sutta yang ada hubungannya dengan kesuksesan dalam kehidupan duniawi yang berkenaan dengan tujuan hidup umat Buddha. Sutta lain yang juga membahas tentang kesuksesan dalam kehidupan duniawi ini, bisa kita lihat dalam Anguttara Nikaya II 65, di mana Sang Buddha menyatakan beberapa keinginan yang wajar dari manusia biasa (yang hidup berumah tangga), yaitu sebagai berikut. 1. Semoga saya menjadi kaya, dan kekayaan itu terkumpul dengan cara yang benar dan pantas. 2. Semoga saya beserta keluarga dan kawan-kawan, dapat mencapai kedudukan sosial yang tinggi. 3. Semoga saya selalu berhati-hati di dalam kehidupan ini, sehingga saya dapat berusia panjang.
  • 5. Sumber Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII 4. Apabila kehidupan dalam dunia ini telah berakhir, semoga saya dapat terlahirkan kembali di alam kebahagiaan (surga). Keempat keinginan wajar ini, merupakan tujuan hidup manusia yang masih diliputi oleh kehidupan duniawi; dan bagaimana caranya agar keinginankeinginan ini dapat dicapai, penjelasannya adalah sama dengan uraian yang dijelaskan di dalam Vyagghapajja sutta tadi. Jadi, jelaslah sekarang bahwa di dalam ajaran Buddha, sama sekali tidak menentang terhadap kemajuan atau kesuksesan dalam kehidupan duniawi. Dari semua uraian di atas tadi, bisa kita ketahui bahwa Buddha juga memperhatikan kesejahteraan dalam kehidupan duniawi; tetapi memang, Beliau tidak memandang kemajuan duniawi sebagai sesuatu yang benar, kalau hal tersebut hanya didasarkan pada kemajuan materi semata, dengan mengabaikan dasar-dasar moral dan spiritual; untuk menghasilkan suatu masyarakat yang bahagia, aman, dan sejahtera secara lahir maupun batin; dalam rangka tercapainya tujuan akhir, yaitu terbebas dari dukkhā atau terealisasinya Nibbāna.