1. MAKALAH
Nama Kelompok : (X.1)
1. Sandra Ruth Nehemia
2. Ajeng Dwi Cahyanda
3. Nadiva Zuhdiah Zsazsa
4. Nadhiya Yona
5. Fajar Suryo Prahasto
6. Jonathan Raymond
7. Muhamad Yamin
8. Juan Sidik
2. DAFTAR ISI
Cover …………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi ………………………………………………………………................ 2
Kata Pengantar …………….................................................................................... 3
Pendahuluan ……………………………………………………………………. 4
Isi ……………………………………………………………………………….. 6
Kesimpulan ……………………………………………………………………... 9
Daftar Pustaka …………………………………………………………………. 10
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Peranan Media
Sosisialisasi Terhadap Kepribadian Keluarga ini dengan baik. Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peranan
media sosialisasi terhadap kepribadian keluarga.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Sekian dan terima kasih.
Bogor, 29 Februari 2015
Penyusun
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PengertianSosialisasi
Proses belajar seseorang anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat. Yang dipelajari dalam proses sosiologi adalah peran, nilai dan norma sosial.
Adapun pengertian sosiologi menurut :
- Charlotte Buller sosialisasi adalah proses yang membentuk individu-individu
belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya
agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
- Peter l. Berger sosialisasi adalah suatu proses ketika seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
- Soerjono Soekanto sosialisasi merupakan proses mengkomunikasikan kebudayaan
kepada warga masyarakat yang baru.
1.2 Fungsi Sosialisasi
1) Bagi individu:
Agar dapat hidup secara wajar dalam kelompok / masyarakatnya, sehingga tidak
aneh dan diterima oleh warga masyarakat lain serta dapat berpartisipasi aktif sebagai
anggota masyarakat.
2) Bagi masyarakat:
Menciptakan keteraturan sosial melalui / dengan memfungsikan sosialisasi
sebagai sarana pewarisan nilai dan norma serta pengendalian sosial.
1.3 Tujuan Sosialisasi
a) sosialisasi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dapat memberikan kepada si anak
bekal untuk mampu berinteraksi dengan masyarakat.
b) Supaya masyarakat tetap dengan semua nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.
c) Memberi dan menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien
mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan bercerita.
d) Proses pembentukan sikap.
e) Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seorang individu untuk
hidup bermasyarakat.
f) Membantu pengandalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri.
g) Membiasakan individu dengan nilai-nilai kepercayaan pokok dan mendasar yang ada
pada masyarakat dimana ia tinggal.
5. 1.4 Proses PembentukanKepribadian
Proses pembentukan kepribadian melalui sosialisasi dapat dibedakan menjadi berikut:
1. Proses sosialisasi yang dikerjakan tanpa sengaja lewat interaksi sosial dimana
individu menyaksikan pola-pola perilaku dari orang yang ada disekitarnya.
2. Proses sosialisasi yang dikerjakan secara sengaja lewat proses pendidikan dan
pengajaran oleh para pendidik yang mewakili masyarakat.
1.5 Faktor-faktorPembentukanKepribadian
Faktor-faktor pembentukan kepribadian meliputi :
1. Kebudayaan daerahnya
2. Cara hidup di lingkungan masyarakat
3. Kebudayaan khusus yang berdasarkan kelas sosial
1.6 Kebudayaan Mempengaruhi Kepribadian
Pada umunya karena kita bertempat tinggal dan sekaligus cara hidup kita di
lingkungan masyarakat desa atau kota. Begitupun kebudayaan khusus dapat dilihat dari
cara berpakaian, cara mengisi waktu senggang dan etika pergaulan..
1.7 Hubungan Kepribadian DenganKebudayaan
A. Kebudayaan khusus kedaerahan.
B. Agama yang dianut.
C. Pekerjaan/keahlian/profesi.
D. Cara hidup/way of life.
E. Kebudayaan khusus status (pergaulan,cara berpakaian dll).
6. BAB II
ISI
2.1 Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak – pihak yang melaksanakan sosialisasi. Dapat juga
disebut sebagai media sosialisasi.
Media sosialisasi dalam pembentukan kepribadian :
Keluarga
Media sosialisasi keluarga merupakan media sosialisasi pertama dan utama. Melalui
lingkungan keluarga, anak mengenal dunia sekitarnya dan pola-pola pergaulan sehari-hari.
Terbentuknya watak kepribadian sangat dipengaruhi bagaimana cara orang tua
memberikan pendidikan dan bimbingan bagi anak-anaknya.
Kebijakan orang tua yang menunjang proses sosialisasi anak, antara lain :
1. Mengusahakan agar anak selalu berdekatan dengan orang tuanya.
2. Memberi pengawasan dan pengendalian yang wajar (tidak terlalu mengekang).
3. Membimbing anak agar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
4. Menasehati anak jika melakukan kesalahan dan memberitahukan jalan yang benar.
2.2 Media Sosialisasi Keluarga
Keluarga adalah media awal dari suatu proses sosialisasi. Begitu seorang bayi
dilahirkan, ia sudah berhubungan dengan kedua orangtuanya, kakak - kakaknya, dan
mungkin saudara – saudaranya.
Keluarga mempunyai peranan sebagai berikut :
- Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dibandingkan dengan
lembaga pendidikan manapun.
- Keluarga merupakan kelompok pergaulan hidup manusia dengan volume terkecil
dan kadar tinggi.
- Keluarga merupakan mata rantai untuk hubungan jasmani dan rohani manusia
yang berlawanan jenis.
- Keluarga merupakan mata rantai dalam regenerasi dan pewarisan budaya.
Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses
sosialisasi manusia karena keluarga merupakan kelompok primer yang selalu tatap muka
diantara anggotanya, sehingga dapat selalu mengikuti perkembangan anggota-anggotanya,
orang tua mempunyai kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya sehingga
menimbulkan hubungan emosional yang kuat dalam proses sosialisasi dan adanya
hubungan sosial yang tetap. Peran sosialisasi dalam keluarga rnempunyai fungsi dominan
dalam pembentukan keperibadian anak.
Sebagai media sosialisasi, keluarga pun memiliki peranan untuk menghambat proses
sosialisasi. Keluarga yang memiliki kendala-kendala akan mempengaruhi sikap dan
kepribadian anggota keluarganya, yaitu :
7. 1. Keluarga modern merupakan kesatuan konsumtif, sehingga hubungan antar
individu dalam keluarga menjadi sangat berkurang.
2. Keluarga sebagai lembaga (institute) sudah berubah menjadi keluarga yang bersifat
persekutuan (companionship) yang sangat longgar ikatannya.
3. Semakin banyak keluarga yang hidup terpisah dan meningkatnya perceraian,
sehingga longgar intensitas interelasi sosialnya.
Apabila terjadi suatu kondisi yang berlainan dengan hal tersebut, maka anak – anak
akan mengalami kekecewaan. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa hal berikut:
- Orangtua kurang memperhatikan anak-anaknya, terlalu sibuk dengan kepentingan-
kepentingannya yang sehingga anak merasa diabaikan. Hubungan anak dengan
orangtua menjadi renggang, padahal anak sangat memerlukan kasih saying
mereka.
- Orangtua terlalu memaksa kehendak dan gagasannya kepada anak dengan
ancaman dan sanksi yang dirasakan anak cukup berat sehingga jiwa anak menjadi
tertekan.
2.3 Pola Sosialisasi Dalam Keluarga
a) Sosialisasi Represif (Repressive sicialization)
Yaitu pola sosialisasi yang mengutamakan kepatuhan anak terhadap
orangtua.
Sosialisasi Represif menekankan pada:
(1) penggunaan hukuman,
(2) memakai materi dalam hukuman dan imbalan,
(3) kepatuhan anak pada orang tua,
(4) komunikasi satu arah (perintah),
(5) bersifat nonverbal,
(6) orang tua sebagai pusat sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting.
(7) keluarga menjadi significant others.
Akibat dari sosialisasi represif :
a) Proses kedewasaan anak sulit berkembang
b) Anak tidak dapat mengambil keputusan sendiri
c) Anak tidak dapat membentuk sikap mandiri
d) Anak akan selalu bergantung kepada orang lain
8. b) Sosialisasi Partisipatoris (Partisipatory Sosialization)
Sosialisasi partisipasi adalah suatu pola sosialisasi yang memberikan apa yang
diminta anak apabila anak tersebut berperilaku baik. Dalam sosialisasi ini, bahasa
merupakan sarana yang paling baik. Dengan bahasa seseorang belajar berkomunikasi,
belajar berfikir dan belajar mengenal diri.
Sosialisasi partisipatoris menekankan pada:
(1) individu diberi imbalan jika berkelakuan baik,
(2) hukuman dan imbalan bersifat simbolik,
(3) anak diberi kebebasan,
(4) penekanan pada interaksi,
(5) komunikasi terjadi secara lisan/verbal,
(6) anak pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting, dan
(7) keluarga menjadi generalized others.
9. BAB III
KESIMPULAN
Sosialisasi merupakan suatu proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan
diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan)
masyarakat, mulai dari lingkungan keluarga sampai pada masyarakat luas. Proses sosialisasi
yang dialami oleh individu mampu membentuk kepribadian diri individu tersebut.
Dengan kata lain, sosialisasi merupakan salah satu proses dalam pembentukan
kepribadian. Ada juga fungsi, tujuan, proses, faktor, kebudayaan, hubungan, agen sosialisasi,
media sosialisasi keluarga, dan pola sosialisasi keluarga yang sudah dijelaskan pada bab 1 dan
bab 2.