SlideShare a Scribd company logo
1 of 95
Waktu: 8 x 45 Menit
                      (Keseluruhan KD)


                STANDAR KOMPETENSI:
        6. Menganalisis Sistem Politik di Indonesia.




                                         KOMPETENSI DASAR :
      6.1. Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik Di
                                                         Indonesia.
6.2. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara.
    6.3. Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem Politik Di Indonesia.
Waktu : 4 x 45 Menit


STANDAR
KOMPETENSI :
6. Menganalisis Sistem             KOMPETENSI DASAR :
    Politik di Indonesia               6.1. Mendeskripsikan
                                            Infrastruktur Dan
                                       Suprastruktur Politik
                                                 Di Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:




     Menguraikan Pengertian Sistem Politik.
     Mendeskripsikan Ciri-ciri Umum, Macam-macam Sistem
      Politik Dan Demokrasi Sebagai Sistem Politik.
     Menganalisis Infrastruktur Politik Dari Masa Ke Masa Di
      Indonesia.
     Menganalisis Suprastruktur Politik Di Indonesia.
   Rusandi S.
                Pengertian Sistem Politik,               David Easton
                Fungsi dan Kapabilitas                   Robert Dahl, dll.

                              Ciri-ciri Umum dan Macam-macam Sistem
                                               Politik
INFRASTRUKTUR DAN
  SUPRASTRUKTUR                    Demokrasi Sebagai Sistem Politik
POLITIK DI INDONESIA
                                                          Pasca Kemerdekaan
                                                           Kel. Kepentingan
                           Infrastruktur Politik            Kel. Penekan
                                                          Media Komunikasi
                              Suprastruktur                 Tokoh Politik
                                 Politik
1. SISTEM POLITIK
a. Pengertian Sistem Politik

             Dalam arti umum, politik adalah “macam-macam
             kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang
              menyangkut proses menentukan dan sekaligus
                     melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu”.

Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis” berarti “city
state” – merupakan segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis
untuk kelestarian dan perkembangannya “politike techne”
(politika).
 Politik pada hakikatnya “the art and science of government” atau
                                       seni dan ilmu memerintah.
Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan :
• Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
  nonkonstitusional.
• Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
  kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).
• Hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
  negara.
• Merupakan kegiatan yangg diarahkan untuk mendapatkan dan
  mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
• Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
  kebijakan publik.
Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ;
a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme
  seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam
  hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses
  yang langgeng.
b. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur neg.
c. David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sebagai
   interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial
   sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada
   masyarakat.
d. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari
   hubu-ngan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luas
   dan berarti ttg kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.
Sistem Politik Menurut Kautsky


   Sistem Tradisional, ada pada masyarakat pra-industrialisasi
    (Kelas Ningrat = menguasai tanah dan produksi yang
    menduduki pemerintahan; Tani = menerima kekuasaan dari
    kaum ningrat; Menengah = menduduki pemerintahan, militer dan
    agama).
   Sistem Totalitarianism, ingin mengendalikan masyarakat secara
    total (agama, keluarga, olah raga, dll). Mereka memerlukan
    teknologi dan senjata modern.
   Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang kekuasaan
    dengan metode totaliter dalam memerintah, buruh dan tani tidak
    memiliki cukup kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakan
    nasionalis merupakan ancaman.
 Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini dipimpin kaum
  ningrat yang didukung oleh kaum menengah/cendekiawan dan
  kapitalis.

 Sistem Demokrasi, semua golongan mempunyai kesempatan
  turut serta dalam proses politik dan pemerintah, dengan ciri-
  ciri :
   a. kedaulatan ada ditangan rakyat,
   b. pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang diperintah,
   c. kekuasaan mayoritas,
   d. jaminan HAM dan jaminan golongan minoritas,
   e. pemilu jujur dan adil,
   f. persamaan didepan hukum,
   g. pembatasan kekuasaan secara konstitusional.
FUNGSI SISTEM POLITIK

  Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam
   menjalankan fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih
   luas.
  Konversi, menggambarkan kegiatan pengolonganahan input
   menjadi ouput mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman
   tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan
   peraturan, menghakimi, dan komunikasi.
  Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi dan rekruitmen yang
   bertujuan memantapkan bangunan struktur politik dari sistem
   politik.



   2 Fungsi Utama Sistem politik : Perumusan kepentingan rakyat,
     dan Pemilihan pemimpin serta pejabat pembuat keputusan.
KAPABILITAS SISTEM POLITIK

 Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawasan terhadap
  tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya.
 Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk
  mencapai tujuan dari sistem politik.
 Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistribusikan
  kepada masyarakat.
 Responsif, kemampuan sistem politik dalam menanggapi
  tekanan dari masyarakat.
 Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik terhadap
  lingkungan intra dan ekstra masyarakat.
 Domestik dan Internasional, suatu sistem politik berinteraksi di
  lingkungan domestik dan internasional.
1. Fungsi integrasi dan adaptasi
SISTEM POLITIK      terhadap masyarakat, baik ke dalam
MENCAKUP :          maupun keluar.
                 2. Penerapan nilai-nilai dalam
                    masyarakat berdasarkan
                    kewenangan.
                 3. Penggunaan kewenangan atau
                    kekuasaan, baik secara sah ataupun
                    tidak.
B. CIRI-CIRI UMUM SISTEM POLITIK

        Sistem Politik Menurut Almond,
          Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :

     Mempunyai kebudayaan politik .
     Menjalankan fungsi-fungsi .
     Memiliki spesialisasi.
     Merupakan sistem campuran.
CARA KERJA SISTEM POLITIK BERDASARKAN INPUT DAN
      OUTPUT YANG DIGAMBARKAN OLEH HOOGERWERF

                                                        SISTEM
                                                       EKONOMI
              MASUKAN (INPUT)

                          UMPAN BALIK                        Dampak
                                                             kebijaksanaan
                                                             pemerintah
                                  Sistem Budaya
   MASUKAN (Input)                    Politik        HASIL (Output)
Referensi Kebijaksanaan                              Kebijaksanaan
   sarana kekuasaan               Struktur Politik    pemerintah
                             Pengembanga Integrasi
                             n                              Dampak
                                                            kebijaksanaan
                          UMPAN BALIK                       pemerintah

                                                        SISTEM
                                                        TEKNIS
C. MACAM-MACAM SISTEM POLITIK
Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) kategori sistem politik
yakni :



 Primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar
  istirahat).
 Tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan
  politik yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”.
 Modern di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda,
  berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik
  “participant”.
Klasifikasi sistem politik menurut Alfian :
• Otoriter/Totaliter
• Anarki
• Demokrasi
• Demokrasi dalam transisi.


                      Ramlan Surbakti mengklasifikasikan
                      sistem politik dengan kriteria :
                      1. Otokrasi Tradisional,
                      2. Totaliter,
                      3. Demokrasi,
                      4. Negara Berkembang
MENURUT ALMOND DAN COLEMAN, MACAM-MACAM SISTEM
POLITIK YANG BANYAK BERLAKU DI NEGARA BERKEMBANG:



 1. Demokrasi Politik,
 2. Demokrasi Terpimpin,
 3. Oligarki Pembangunan,
 4. Oligarki Totaliter,
 5. Oligarki Tradisional
D. DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK

Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik
demokrasi ditandai :
•   Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut
    mewakili keinginan rakyatnya.
•   Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk mem-peroleh
    legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.
•   Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemili-han
    (memilih/dipilih).
•   Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
•   Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan berbicara,
    berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk memperoleh
    dukungan.
2. SUPRA STRUKTUR DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
    DI INDONESIA

a. Infrastruktur Politik


Berdasarkan teori politik, infra struktur politik mencakup :
a. Partai politik (political party),
b. Kelompok kepentingan (interest group),
c. Kelompok penekan (pressure group),
d. Media komunikasi politik (political communication media), dan
e. Tokoh politik (political figure).
Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta
    bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD
    1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara :

•    Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26),
•    Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)),
•    Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa 27 ayat 2),
•    Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28),
•    Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A)
•    Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)),
•    Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),
•    Mendapat pendidikan (Pasal 31),
•    Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),
•    Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan
•    Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
b. PARTAI POLITIK (POLITICAL PARTAI) DI INDONESIA

                            Cara Memperoleh Kekuasaan
   Eksistensi parpol
                                        ;
      merupakan
    prasyarat, baik
    sebagai sarana
  penyaluran aspirasi
    rakyat, maupun        Pertama, secara legal (ikut
     dalam proses          pemilu legislatif).
   penyelenggaraan
 negara melalui wakil-    Kedua, secara ilegal
   wakilnya di dalam       (melakukan subversib,
   badan perwakilan        revolusi atau coup d`etat).
        rakyat.
1) MASA PRA KEMERDEKAAN

      Budi Utomo (Jkt, 20 Mei 1908), merupakan organisasi modern
             pertama yang melakukan perlawanan secara non fisik.


                                               Sarekat Islam (1912),
   dalam perkemba-                            Muhammadiyah (1912),
ngannya menjadi partai-                        Indische Partij (1912),
   partai politik yang                                   PKI (1921),
    didukung kaum                                         PNI (1927),
 terpelajar dan buruh                Partai Rakyat Indonesia (1930),
          tani.
                                             Partai Indonesia (1931),
                                       Partai Indonesia Raya (1931).
2) MASA PASCA KEMERDEKAAN (TAHUN 1945 – 1965)
             Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan pada
                  Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945.

                 KLASIFIKASI PARTAI POLITIK MENURUT DASAR/ASASNYA
   KETUHANAN                  KEBANGSAAN                     MARXISME     NASIONALISME
 Partai Masjumi,     Partai Nasional Indonesia (PNI)       Partai      Partai
 Partai Sjarikat                                             Komunis     Demokrat
                      Partai Indonesia Raya                  Indonesia   Tionghoa (PTDI)
  Indonesia,
                       (Parindra)                             (PKI)       Partai
 Pergerakan
  Tarbiya Islamiah    Partai Rakyat Indonesia (PRI)         Partai      Indonesia
  (Perti),            Partai Demokrasi Rakyat                Sosialis    Nasional (PIN)
 Partai Kristen                                              Indonesia   IPKI
                       (Banteng)
  Indonesia                                                  Partai
  (Parkindo),
                      Partai Rakyat Nasional (PRN)           Murba
 Dll.                Partai Kebangsaan Indonesia           Partai
                       (Parki)                                Buruh
                      Dll.                                  Permai
Alfian, mengelompokkan partai politik hasil Pemilu 1955 :

1. Aliran Nasionalis (Partai Buruh, PNI, PRN, PIR Hazairin,
   Parindra, SKI, dan PIR-Wongsonegoro).
2. Partai Islam (Masjumi, NU, PSII, dan Perti).
3. Aliran Komunis (PKI)
4. Aliran Sosialis (PSI, dan GTI).
5. Aliran Kristen (Partai Katolik, dan Parkindo).
Kehidupan politik masa demokrasi liberal (1955–1959), banyak
ditandai pergantian kabinet.
Persaingan antar elit partai politik besar, telah membawa negara
pada instabilitas politik, sehingga mandeknya pembangunan
ekonomi dan rawannya keamanan.


                    Akibat konflik berkepanjangan pada Badan
                 Konstituante (merumuskan UUD yang bersifat),
                  mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan
                   Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang selanjutnya
                              melahirkan demokrasi terpimpin.
3) MASA ORDE BARU (TAHUN 1966 - 1998)


                     PARPOL PESERTA PEMILU 1971 :
                     •   Golongan Karya (Golkar),
Orde Baru (1966)     •   Partai Nasional Indonesia (PNI),
   melakukan         •   Nahdatul Ulama (NU),
  pembenahan         •   Partai Katolik,
institusi politik,   •   Partai Murba,
 karena jumlah       •   Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII),
                     •   Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
   parpol yang
                         (IPKI),
  banyak, tidak      •   Partai Kristen Indonesia (Parkindo),
    menjamin         •   Partai Muslimin Indonesia (Parmusi),
stabilitas politik   •   Partai Islam Perti (Persatuan Tarbiyah
                         Islamiyah).
Hasil Pemilu 1971, menunjukkan kemenangan Golongan Karya
                            Terjadi penyederhanaan partai politik ;
        Partai berbasis Islam (NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam)
                   menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP);
  Partai berbasis sosialis dan nasionalis (Parkindo, Partai Katolik,
  PNI, Murba dan IPKI) menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

  Berdasarkan UU
 No. 3 Tahun 1975,
  Pemilu 1977 dan
 1982 hanya diikuti
  3 (tiga) peserta :   1.   PPP (ke-Islaman dan ideologi Islam)
                       2.   Golongan Karya (kekaryaan dan keadilan sosial)
                       3.   PDI (demokrasi, kebangsaan/ nasionalisme dan
                            keadilan).
PERBANDINGAN PEROLEHAN SUARA PARTAI PESERTA
          PEMILU SELAMA ORDE BARU

                                  Partai Politik Peserta Pemilu
     Tahun
No
     Pemilu     Partai Persatuan         Golongan Karya           Partai Demokrasi
              Pembangunan (PPP)               (Golkar)               Indonesia (PDI)


1.   1971       14.833.942 (96)          34.348.673 (236)          5.516.849 (30)

2.   1977       18.722.138 (99)          39.313.354 (232)          5.459.987 (29)

3.   1982       20.871.880 (94)          48.334.724 (242)          5.919.702 (24)

4.   1987       13.701.428 (61)          62.783.680 (299)          9.324.708 (40)

5.   1992       16.624.647 (62)          66.599.331 (282)          14.565.556 (56)

6.   1997       25.340.028 (89)          84.187.907 (325)          3.463.225 (11)
4) MASA/ ERA REFORMASI (TAHUN 1999 S.D. SEKARANG)
            Berdasarkan UU No. 3/1999, partai-partai politik di Indonesia diberikan
                        kesempatan hidup kembali mengikuti pemilu multi partai

NO           NAMA PARTAI POLITIK             NO           NAMA PARTAI POLITIK
1.     Partai Indonesia Baru (PIB)           12.   Partai Kebangsaan Merdeka (PKM)
2.     Partai Kristen Indonesia (Krisna)     13.   P. Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB)
3.     Partai Nasional Indonesia (PNI)       14.   Partai Amanat Nasional (PAN)
4.     Partai Aliansi Demokrat Indonesia     15.   Partai Rakyat Demokrat (PRD)
5.     P. Kebangkitan Muslim Indonesia       16.   P. Syarikat Islam Indonesia 1905
6.     Partai Umat Islam (PUI)               17.   Partai Katolik Demokrat
7.     Partai Kebangkitan Umat (PKU)         18.   Partai Pilihan Rakyat (Pilar)
8.     Partai Masyumi Baru (PMB)             19.   Partai Rakyat Indonesia (PARI)
9.     P. Persatuan Pembangunan (PPP)        20.   Partai Bulan Bintang (PBB)
10.    P. Syarikat Islam Indonesia (PSII)    21.   ................
11.    P. Demokrasi Indonesia Perj (PDIP)    48.   Partai Pekerja Indonesia
c. KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUP)

Jenis-jenis kelompok kepentingan :
 Kelompok Anomik (kelompok spontan dan tidak memiliki
  nilai/norma),
 Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan
  kegiatannya kadang-kadang),
 Kelompok Institusional ( merupakan kelompok pendukung
  kepentingan institusional; seperti partai politik, korporasi
  bisnis, dll.),
 Kelompok Assosiasonal (merupakan kelompok yang terorga-
  nisir yang menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan
  memiliki prosedur teratur).
Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara, sangat
        bergantung kepada sistem politik pemerintah apakah
     menerapkan sistem kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih.



 Pada sistem partai tunggal,
   kelompok kepentingan
   sangat dibatasi, karena              Pada sistem dua partai/
pemerintahan totaliter. Pada                lebih, kelompok
umumnya dianut oleh negara              kepentingan berpeluang
    komunis (Rusia, RRC,               tumbuh dan berkembang
 Vietnam, Korea Utara, Kuba               dengan pesat. Pada
            dll.).                       umumnya dianut oleh
                                          negara-negara yang
                                              Demokratis.
d. KELOMPOK PENEKAN (PRESSURE GROUP)
Kelompok penekan, dapat dipergunakan rakyat untuk
menyalurkan aspirasinya dengan sasaran mempengaruhi atau
membentuk kebijaksanaan pemerintah.



                          Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
    Contoh                Organisasi sosial keagamaan,
   institusi              Organisasi Kepemudaan,
  Kelompok                Organisasi Lingkungan Hidup,
   penekan                Organisasi pembela Hukum dan HAM,
                          Yayasan atau Badan hukum lainnya.
e. MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (POLITICAL
   COMMUNICATION MEDIA)

 Media komunikasi politik, dapat berfungsi untuk menyampaikan
  informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah
            kepada masyarakat maupun sebaliknya.

        Media komunikasi ;
        surat kabar, telefon,
         faximile, internet,
        televisi, radio, film,
          dan sebagainya.
                                 Dapat memainkan peran penting
                                 terhadap penyampaian informasi
                                   serta membentuk/mengubah
                                 pendapat umum dan sikap politik
                                             publik.
f. TOKOH POLITIK (POLITICAL FIGURE)


Pengangkatan tokoh politik dilakukan melalui proses :
                   Transformasi dari peranan-peranan non-politis
                    (keagamaan, kebudayaan, status sosial, dll.) untuk
                    memainkan peranan politik yang bersifat khusus.
                   Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan
                    tugas-tugas politik.
Menurut Lester G. Seligman, bahwa proses
pengangkatan tokoh-tokoh politik berkaitan dengan :

                             Legitimasi elit politik,
                              Masalah kekuasaan,
                  Representativitas elit politik, dan
            Hubungan antara pengangkatan tokoh-
             tokoh politik dengan perubahan politik.
G. SUPRASTRUKTUR POLITIK

   Merupakan
  mesin politik
 resmi sebagai
   penggerak
                   Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasai oleh
 politik formal.
                   keluarga bangsawan. Raja/Ratu, berperan sebagai
                   lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dapat
                   dibentuk berdasarkan pemilu (tergantung tingkat
                   pendemokrasiannya).


                   Pada Negara Republik, elit politik ada yang memegang
                   kekuasaannya secara diktator. Namun juga banyak
                   yang bersifat demokratis (tergantung Konstitusi/UUD
                   negaranya).
Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya
elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :
 Eksekutif (pelaksana undang-undang),
 Legislatif (pembuat undang-undang), dan
 Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang)
dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan.




                                          Didukung infra struktur politik
Supra struktur                          (rakyat, partai politik dan ormas),
politik mantap                             dalam pemerintahan melalui
                                                  wakil-wakilnya.
Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan
      suprastruktur politik) dapat memenuhi fungsinya,
                     manakala Sistem Politik mampu :

1. Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-
   prosedur yang berlaku).
2. Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan
   perbedaan pendapat) yang memuaskan semua pihak.
3. Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan
   perkembangan baik di dalam maupun luar negeri).
4. Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat
   untuk mencapai tujuan tersebut).
5. Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.
Waktu : 4 x 45 Menit




 Standar                      Kompetensi Dasar :
 Kompetensi :                    6.2. Mendeskripsikan
 6. Menganalisis Sistem              Perbedaan Sistem
                                    Politik Di Berbagai
     Politik di Indonesia..
                                                Negara.
                                      6.3. Menampilkan
                                    Peran Serta Dalam
                                       Sistem Politik Di
                                              Indonesia.
(Indikator)
          Hasil Yang Diharapkan :


   Mendeskripsikan Pendekatan Sistem Politik Negara.
   Menganalisis Perbedaan Sistem Politik Negara (Inggris,
    RRC, Dan Republik Indonesia).
   Menganalisis Partisipasi Politik Warga Negara.
   Menganalisis Faktor-faktor Pendukung Partisipasi
    Politik.
Pendekatan Sistem Politik              Inggris
                          Negara                         RRC
                                                         Indonesia

  PERBEDAAN
 SISTEM POLITIK            Perbedaan Sistem Politik Negara
DAN PERAN SERTA
 DALAM SISTEM
    POLITIK DI
   INDONESIA                                         Bentuk Partisipasi
                          Partisipasi Politik
                                 WN                 Tingkatan Partisipasi

                            Faktor-faktor                Pendidikan Politik
                             Pendukung                   Kesadaran Politik
                           Partisipasi Pol.
                                                         Sosialisasi Politik
3. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA
  a. Pendekatan Sistem Politik Negara
Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. untuk
mempelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa
pendekatan :
                             Sejarah
                          Sosiologis
                    Kultural / Budaya
  Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat)
                              Filsafat
                             Ideologi
               Konstitusi dan Hukum
B. PERBEDAAN SISTEM POLITIK NEGARA
     a). Sistem Politik Negara Inggris
        FAKTOR YANG
NO                                              URAIAN / KETERANGAN
       MEMPENGARUHI
1.     Latar Belakang      Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri modern.
       Sejarah             Para politisi mulai menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga
                           dihadapkan pada masalah upaya membangun kesejahteraan
                           warganegaranya.
2.     Kondisi             Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu bersaing
       Sosiologis          dengan negara–negara lain yang lebih dahulu merintis ke arah
                           industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris ”bersifat kekotaan”,
                           namun tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan
                           banyak bangsa.
3.     Kondisi Kultural/   Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat yang
       Budaya              disiplin dan taat pada aturan. Nilai-nilai dan kebudayaan politik
                           diwariskan dari generasi ke generasi melalui suatu rangkaian
                           pengalaman dalam keluarga, di sekolah dan ditempat kerja.
4.   Kondisi           Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-simbol
     Psycho-Sosial /   kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll).
     Kejiwaan          Mereka senantiasa menunjukkan ketaatannya kepada
     masyarakat        undang-undang politik azasi.
5.   Pedoman           Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa,
     Filsafat          manakala para penguasa juga mentaati undang-undang
                       politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi
                       perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan dianggap melawan
                       masyarakat.
6.   Paham atau        Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam
     Ideologi yang     kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan dan
     diterapkan        hak-hak asasi manusia.
7.   Pedoman           Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh konvensi
     Konstitusi dan    dari pada hukum formal. Rakyat hidup dalam ketenangan dan
     Hukum             kepastian hukum, karena pemerintah memberikan
                       perlindungan hukum yang baik dan penghormatan terhadap
                       hak-hak asasi warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati
                       oleh semua komponen elit politik, pemerintah maupun
                       masyarakat demi jaminan keamanan dan kesejahteraan
                       bersama.
Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan oleh :


 Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta parlemen
  (Majelis Rendah dan Majelis Tinggi).
 Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi,
  karena cara kerjanya diawasi oleh kabinet.
 Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang
  diajukan pemerintahnya, akan disetujui dalam bentuk yang
  dikehendaki parlemen.
b). Sistem Politik Negara RRC
        FAKTOR YANG
NO     MEMPENGARUHI
                                           URAIAN / KETERANGAN

1.   Latar Belakang      Proses kehidupan sistem politik di China, merupakan produk
        Sejarah          revolusi menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan
                         berabad-abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan Partai
                         Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan membentuk
                         pemerintahan komunis sampai dengan sekarang.

2.   Kondisi Sosiologis Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga sosial yang dominan
                        adalah keluarga. Mereka mengakui wewenang kekuasaan para
                        pemimpinnya atas tingkah laku sosialnya. Kesetiaan harus
                        diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan-
                        ikatan pribadi.

3.   Kondisi Kultural/   Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah mengupayakan
        Budaya           pendidikan sabagai salah satu alat yang paling efektif untuk
                         mengubah sikap politik orang-orang Cina. Melalui pendidikan,
                         masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan
                         menciptakan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat
                         pendidikan politik dan keterlibatan politik.
4.   Kondisi      Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia.
     Psycho-      Sebelum menjadikan Partai Komunis Cina berkuasa, selalu
     Sosial /     dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga karena
     Kejiwaan     memiliki kekayaan budaya tinggi yang diwariskan oleh para
     masyarakat   pendahulunya.
5.   Pedoman      Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri
     Filsafat     tinggi. Sifat-sifat antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan
                  usaha bersama – mendapatkan nilai tinggi. Azas percaya diri
                  sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional.
6.   Paham atau   Revolusi Cina telah berlangsung selama puluhan tahun sebelum
     Ideologi     partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina
     yang         dan mulai menguasai pemerintahannya. Anti imperialisme
     diterapkan   merupakan unsur paling kuat dalam pembentukan ideologi
                  komunis.
7.   Pedoman      Berdasarkan Konstitusi 1954, organ wewenang negara tertinggi
     Konstitusi   dan pemegang wewenang legislatif adalah ”Konggres Rakyat
     dan          Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah Dewan Negara (Perdana
     Hukum        Menteri, Wakil-wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala dari
                  semua kementerian dan komisi). Selain itu juga ada Mahkamah
                  Rakyat Tertinggi dan Kejakasaan Rakyat Tertinggi.
PENGUASA KOMUNIS CINA SELALU BERUPAYA:
 Mengikutsertakan warganya dalam kegiatan politik secara teratur
  dan terorganisir melalui; gerakan masa, keanggotaan dalam
  organisasi masa, dan partisipasi dalam pengelolaan unit-unit
  produksi).
 Dalam kaderisasi calon-calon pemimpin komunis, dilakukan;
  rekruitmen aktivis, kader dan anggota partai.
 Masuk menjadi anggota PKC merupakan tindakan yang
  menentukan dalam rekruitmen politik yang akan memperoleh
  promosi dan kekuasaan.
C). SISTEM POLITIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
        Faktor Yang
No                                            Uraian / Keterangan
       Mempengaruhi
1.    Latar Belakang    Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala
         Sejarah        tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17
                        Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para pemimpin
                        Indonesia terlibat dalam proses politik dengan mencari format
                        berdasarkan demokrasi Pancasila.

2.    Kondisi           Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar Golongan
      Sosiologis        telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan semboyan
                        Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling
                        menghormati dan kerja sama dalam membangun kerukunan hidup
                        penting untuk ditegakkan.
3.    Kondisi Kultural/ Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi-
      Budaya            sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk
                        selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela
                        berkorban untuk bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah,
                        toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan kepada calon-
                        calon pemimpin melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal,
                        maupun nor-formal.
4. Kondisi      Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar
   Psycho-      negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan
   Sosial /     semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia
   Kejiwaan     mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa
   masyarakat   Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan.
5. Pedoman      Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan
   Filsafat     motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
                hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
                tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan
                UUD 1945.
6. Paham atau   Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan
   Ideologi     selalu dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan
   yang         penyelengga-raan pemerintahan negara yang meliputi bidang
   diterapkan   ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
                keamanan. Dalam struktur politik, Pancasila menjadi sumber
                segala sumber hukum.
7. Pedoman      Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung
   Konstitusi   jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR,
   dan Hukum    Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah
                Agung.
DEMOKRASI DI INDONESIA DENGAN SISTEM DEMOKRASI
PANCASILA DENGAN PRINSIP :

a. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana disebut di dalam Pembukaan
    UUD 1945, serta penjabarannya dalam Batang Tubuh dan Penjelasan UUD
    1945.
b. Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
c. Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas kelembagaan yang diharapkan
    segala sesuatunya dapat diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu
    sesuai UUD 1945.
d. Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam penjelasan UUD
    1945.
SISTEM POLITIK DEMOKRASI PANCASILA MENGHARGAI NILAI-NILAI
                    MUSYAWARAH SEBAGAI BERIKUT:

1.Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;
2.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama;
4.Musyawarah harus diliputi olh semangat kekeluargaan;
5.Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah;
6.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur;
7.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral
kepada Tuhan YME, menjun-jung tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.
Demokrasi Pancasila Pada Hakikatnya Demokrasi
 Yang Bercorak Khas Indonesia, Yang Penerapannya
                Dijabarkan Dalam :

 Pemerintahan Berdasarkan Hukum.
 Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
 Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah
 Peradilan yang Bebas dan Merdeka
 Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik
  (Orsospol)
 Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)
ASPEK - ASPEK DEMOKRASI PANCASILA:
a.   Aspek formal
b.   Aspek materiil
c.   Aspek normatif (kaidah)




           PENGAMBILAN KEPUTUSAN SESUAI DENGAN
           PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA:
           a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,
           b. Persamaan,
           c. Kebebasan yang bertanggungjawab,
           d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.
Penugasan Praktik Kewarganegaraan

 Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Politik di Berbagai Negara,
 dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai
 berikut :

1. Berikan penjelasan singkat, apa sajakah perbedaan pokok dalam menentukan cara
   bekerjanya sistem politik sebagai berikut :

      NO         CARA KERJA                                            URAIAN SINGKAT
       1.    Sosial Politik             ..........................................................................
       2.    Rekruitmen Politik         ..........................................................................
       3.    Komunikasi Politik         ..........................................................................

2. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah pola pembinaan dan proses politik pada
   masyarakat Inggris yang dikenal sangat patuh kepada peraturan perundangan dan
   disiplin dalam kehidupan sehari-
   hari ! ..............................................................................................
3. Dalam sistem politik negara Cina berdasarkan Konstitusi Tahun
   1954, terdapat 3 elit politik yang sangat berpengaruh. Berikan
   penjelasan singkat tugas pokok elit politik tersebut !


       KONGGRES RAKYAT                                 DEWAN                          MAHKAMAH RAKYAT
          NASIONAL                                     NEGARA                            TERTINGGI
    ..................................   ..................................       ..................................


 4. Tuliskan persamaan dan perbedaan Demokrasi Terpimpin dan
    Demokrasi Pancasila yang pernah dipraktikkan dalam sistem
    politik negara Inodnesia !

               DEMOKRASI TERPIMPIN                                            DEMOKRASI PANCASILA
   .....................................................       .......................................................
C. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA


a. Partisipasi Politik Warga Negara

 Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan
  keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi
    organisasinya, sehingga pada akhirnya :
  Mendorong individu tersebut berperan serta dalam
   pencapaian tujuan organisasi,
  Mengambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban
   bersama.
PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK MENURUT
   PARA AHLI :

 Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari
  warga masyarakat melalui darimana mereka mengambil bagian dalam proses
  pemilihan penguasa dan secara langsung, dalam proses pembentukan
  kebijaksanaan umum.

 Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga
  negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi
  seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh
  mereka.

 Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam
  partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana
  seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan
  turut serta – secara langsung atau tak langsung – dalam pembentukan
  kebijaksanaan umum.
BENTUK-BENTUK PARTISIPASI POLITIK
     KONVENSIONAL                     NON-KONVENSIONAL

 Pemberian Suara (voting)          Pengajuan petisi
 Diskusi politik                   Berdemonstrasi
 Kegiatan kampanye                 Konfrontasi
 Membentuk dan bergabung           Mogok
  dalam kelompok Kepentingan.  Tindak kekerasan politik terhadap
 Komunikasi individual dengan       harta benda.
  pejabat politik/administratif.    Tindak kekerasan politik terhadap
                                     manusia.
7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK INDIVIDUAL
          MENURUT MILBRATH M.L. GOEL :


          BENTUK
NO                                  URAIAN / KETERANGAN
        PARTISIPASI
1.   Aphatetic        Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah
     Inactives        memilih.
2.   Passive          Memilih secara reguler/teratur, menghadiri
     Supporters       Parade patriotik, membayar seluruh pajak,
                      “mencintai negara”.
3.   Contact          Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi
     Specialist       dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.
4. Communicators Mengikuti informasi politik, mengirim pesan
                 dukungan dan protes terhadap pemimpin-
                 pemimpin partai politik.

5. Party and      Bekerja untuk partai politik atau kandidat,
   Campaign       meyakinkan orang lain tentang bagaimana
   Workers        memilih, bergabung dan mendukung partai
                  politik, dipilih jadi kandidat partai politik.

6. Community      Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan
   Activist       dengan masalah-masalah lokal dan melakukan
                  kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan
                  dengan isu-isu sosial.

7. Protesters     Bergabung dengan demonstrasi publik di
                  jalanan, melakukan protes keras bila pemerintah
                  melakukan sesuatu yang salah.
Tingkatan atau piramida partisipasi politik menurut
              David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980).



                                               (Menyimpang)
                                       Pembunuh politik, teroris, pembajak
                             Aktivis

                                 Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh waktu,
                                       pimpinan kelompok kepentingan


                               Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok
                                kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial
                Partisipan


Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan suara dalam
              pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik.
       Pengamat

                                          Orang Yang apolitis
TINGKATAN PADA PARTISIPASI POLITIK, SANGAT
       TERGANTUNG DARI AKIBAT YANG DISEBABKANNYA :

 Menduduki jabatan politik atau administratif.
 Mencari jabatan politik atau administratif.
 Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.
 Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.
 Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political).
 Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political).
 Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.
 Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang
  politik.
 Voting (pemberian suara).
b. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POLITIK

   1) PENDIDIKAN POLITIK
      Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan sebagai
         usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik
  masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul-
     betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik
                                yang ideal yang hendak dibangun.


              Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk
     mewujudkan atau setidak-tidaknya menyiapkan kader-kader
    yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat
   luas, dalam arti yang benar-benar memahami semangat yang
         terkandung di dalam perjuangan sebagai kader bangsa.
Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader
   anggota partai politik akan memperoleh manfaat :


1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan
   terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis.
2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan
   berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-
   undangan yang berlaku.
3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju
   peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik
   bangsa secara keseluruhan.
2) KESADARAN POLITIK


 Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses
 batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan
 urgensi (hal terpenting) urusan kenegaraan dalam kehidupan
 bermasyarakat dan bernegara.


    Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat
   tergantung pada latar belakang pendidikannya. Kaum elit dan
    kelompok menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan
     kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah,
               diperlukan pembinaan yang intensif.
PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA MASYARAKAT DAPAT
DILAKSANAKAN DENGAN :
No   Bidang                      Implementasi Partisipasi politik
1.    Politik   Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak
                langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain :
                a. Ikut memilih dalam pemilihan umum,
                b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR,
                   Menteri, dan sebagainya,
                c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain.

2.   Ekonomi Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-
             kegiatan antara lain :
             a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik dalam
                bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.
             b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-
                produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif daripada
                produk luar.
             c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi
                kesejahteraan dan kemajuan bersama.
3.   Sosial- Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan a.l. :
     Budaya a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan
                prestasi belajar yang tinggi.
             b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum ,
                seperti: tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya.
             c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan
                produktivitas     tinggi   untuk  menunjang       keberhasilan
                pembangunan nasional.

4.   Hankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-
            kegiatan antara lain :
            a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan
               profesinya masing-masing.
            b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau
               lingkungan tempat tinggalnya.
            c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak
               negara Republik Indonesia.
            d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan
               pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2) SOSIALISASI POLITIK

Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar
tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik.


  Sarana Dalam
   Sosialisasi
     Politik
         Keluarga (family)
         Sekolah
         Partai Politik
Penugasan Praktik Kewarganegaraan

 Setelah mempelajari materi-materi tentang : Partisipasi Politik, Faktor-faktor
 Pendukung Partisipasi Politik, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab
 pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

1. Berikan penjelasan singkat tentang bentuk-bentuk partisipasi politik sebagai
   berikut :

             BENTUK
    NO                                                        URAIAN SINGKAT
           PARTISIPASI
          Passive         .......................................................................................................
     1.
          Support         .....................................................................................................
                          ............................................................................
          Contact
     2.
          Specialist
                          ............................................................................
                          ..
                          ............................................................................
          Community
     3.
          Activist
                          ............................................................................
2. Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik warga negara di dalam
   sistem politik negara
   Indonesia ! ..............................................................................................................
   .............. 2 (dua) contoh yang anda
    Berikan
    ketahui : ................................................................................................................
    ...........




3. Berikan tanggapan penjelasan, pentingnya pendidikan politik warga negara
   dalam sistem politik negara Indonesia dan berikan contohnya !
   ………………………………………………………………………………… ......
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !


1. Berikan penjelasan, ciri-ciri umum sistem politik menurut Almond !
2. Dalam hal penerapan, jelaskan perbedaan orientasi tujuan partai politik di
   Indonesia pada masa orde baru dan era reformasi !
3. Pada akhir abad 20-an, gerakan partisipasi politik di Indonesia semakin
   meningkat, berikan alasan penjelasannya !
4. Berikan penjelasan tentang pentingnya pendidikan politik dalam kegiatan
   partisipai politik di Indonesia !
5. Berikan masing-masing 2 (dua) contoh wujud sosialisasi politik di dalam
   keluarga, sekolah maupun melalui partai politik !
STUDI KASUS

                                 PARTAI POLITIK ALAMI KRISIS,
                                  DAYA ARTIKULASI MENURUN
Setelah pemilu (2004), daya artikulasi partai politik menurun. Tidak heran jika sekarang kekuatan di
luar negara muncul dengan kekuatan yang lebih kentara. Kondisi ini memperlihatkan betapa partai
politik sekarang mengalami krisis. Hal ini disampaikan oleh pengamat Fachry Ali dalam diskusi tentang
sikap partai politik terhadap masalah diplomasi pertahanan dan keamanan nasional yang
diselenggarakan Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis 4 Mei 2006.
Menurut Fachry, partai politik memang sudah bisa menerima hasil pemilu. Namun, pemerintah yang
terpilih tidak mampu membuatg koalisi nasional secara besar-besaran. “Problemnya, presiden terpilih
yang berasal dari partai kecil akan bermasalah ketika berhadapan dengan parlemen. Untungnya ada
Jusuf Kalla, yang berhasil menguasai Golkar sehingga bisa membuat stabilitas politik lebih kuat di
parlemen,” ujarnya.
Sayangnya, partai seperti PPP hampir tidak bersuara pada kebijakan pemerintah dan rakyat. Bahkan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang sudah menempatkan diri sebagai oposisi, tidak
punya kepandaian menangkap esensi persoalan. Mereka tidak punya kemampuan meluncurkan
persoalan pada saat yang tepat. “Jadinya, fungsi oposisi hampir tidak berjalan, dan yang dilakukan
hanya hal-hal kecil. Padahal, PDIP potensial tampil berhadapan dengan pemerintah, ujarnya.
                                                                         Sumber : Harian Kompas, 5/5/2006
TAGIHAN TUGAS :

1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa telah ditulis sesuai
   dengan persepsi yang ada dibenak anda !
2. Berikan beberapa penjelasan indikasi tentang terjadinya “krisis” dan
   “menurunnya daya artikulasi” partai politik di Indonesia pasca pemilu 2004 !
3. Tentukan langkah-langkah konkrit upaya-upaya dalam membangun artikulasi
   partai politik guna meningkatkan kinerja di parlemen !
4. Sebagai pelajar, apa yang harus dilakukan sebagai bentuk partisipasi ploitik?
5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna meningkatkan
   kinerja pemerintah dengan mitra kerjanya parlemen :
    a. Sebagai salah satu kelompok kepentingan !
    b. Sebagai ketua suatu partai politik !
    c. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat !
    d. Sebagai Presiden Republik Indonesia !
INQUIRI

Carilah referensi dari berbagai sumber untuk mengkaji ulang
tentang rumusan dan penerapan sistem politik demokrasi
Pancasila (berikut gambar-gambar pendukungnya) yang
berkaitan dengan tata cara pengambilan keputusan !


1. Pahami kembali tentang rumusan “demokrasi Pancasila ”, dan
   buatlah skenario (simulasi atau role play) wujud demokrasi
   Pancasila dalam pengambilan keputusan di sekolah !
2. Carilah topik-topik dari berbagai sumber (mass media cetak
   atau elektronik) sekitar pelaksanaan sistem politik demokrasi
   Pancasila (cara pengambilan keputusan),
3. Kemudian lakukan demonstrasi dalam bentuk simulasi atau
   role play di dalam kelas !

More Related Content

What's hot

Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSyila Kartika
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Tri Widodo W. UTOMO
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaParanody
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaMuhammad Sunardi
 
Bab vi-sistem-politik-di-ind
Bab vi-sistem-politik-di-indBab vi-sistem-politik-di-ind
Bab vi-sistem-politik-di-inddinnianggra
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKBayu Rizky Aditya
 
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I” Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I” Rezka Judittya
 
Pengertian sistem, dan pengantar sistem politik indonesia pert 2
Pengertian sistem, dan pengantar sistem politik indonesia pert 2Pengertian sistem, dan pengantar sistem politik indonesia pert 2
Pengertian sistem, dan pengantar sistem politik indonesia pert 2Melpa Yanty
 
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
Format politik ekonomi indonesia   copy (2)Format politik ekonomi indonesia   copy (2)
Format politik ekonomi indonesia copy (2)Muqowwil hujjaj
 
Sistem Politik Di Indonesia
Sistem Politik Di IndonesiaSistem Politik Di Indonesia
Sistem Politik Di Indonesiaomcivics
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikMaeko Kaoin
 
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013dinnianggra
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50Arin Sfaaez
 
Struktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikStruktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikbedhess
 
kelas x : Bab vi sistem politik di ind
kelas x : Bab vi sistem politik di indkelas x : Bab vi sistem politik di ind
kelas x : Bab vi sistem politik di indNovii Kanadia
 

What's hot (20)

Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
sistem politik indonesia
sistem politik indonesiasistem politik indonesia
sistem politik indonesia
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Bab vi-sistem-politik-di-ind
Bab vi-sistem-politik-di-indBab vi-sistem-politik-di-ind
Bab vi-sistem-politik-di-ind
 
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIKSUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
SUPRA STRUKTUR POLITIK DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
 
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I” Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
 
Pengertian sistem, dan pengantar sistem politik indonesia pert 2
Pengertian sistem, dan pengantar sistem politik indonesia pert 2Pengertian sistem, dan pengantar sistem politik indonesia pert 2
Pengertian sistem, dan pengantar sistem politik indonesia pert 2
 
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
Format politik ekonomi indonesia   copy (2)Format politik ekonomi indonesia   copy (2)
Format politik ekonomi indonesia copy (2)
 
Sistem Politik Di Indonesia
Sistem Politik Di IndonesiaSistem Politik Di Indonesia
Sistem Politik Di Indonesia
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
 
Politik ppt
Politik pptPolitik ppt
Politik ppt
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013Peta konsep spi dan implementasinya 10   17 okt 2013
Peta konsep spi dan implementasinya 10 17 okt 2013
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesia
 
Sistem politik 50
Sistem politik 50Sistem politik 50
Sistem politik 50
 
Struktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politikStruktur politik dan budaya politik
Struktur politik dan budaya politik
 
kelas x : Bab vi sistem politik di ind
kelas x : Bab vi sistem politik di indkelas x : Bab vi sistem politik di ind
kelas x : Bab vi sistem politik di ind
 

Viewers also liked

Bab vi sistem politik di ind
Bab vi sistem politik di indBab vi sistem politik di ind
Bab vi sistem politik di indwowwwwwiii
 
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaPkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaNhofa Eriana
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politikbedhess
 
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Raja Matridi Aeksalo
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11fhnx
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 

Viewers also liked (10)

Bab vi sistem politik di ind
Bab vi sistem politik di indBab vi sistem politik di ind
Bab vi sistem politik di ind
 
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaPkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
 
Bahan ajar lembaga kepresidenan
Bahan ajar   lembaga kepresidenanBahan ajar   lembaga kepresidenan
Bahan ajar lembaga kepresidenan
 
Ppt 6
Ppt 6Ppt 6
Ppt 6
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politik
 
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
 
Ppt politik
Ppt politikPpt politik
Ppt politik
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 

Similar to Sistem Politik Indonesia

Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!jesslynJC
 
PERILAKU ORGANISASI (Gibson, 1996) merupakan bidang studi yang mencakup teori...
PERILAKU ORGANISASI (Gibson, 1996) merupakan bidang studi yang mencakup teori...PERILAKU ORGANISASI (Gibson, 1996) merupakan bidang studi yang mencakup teori...
PERILAKU ORGANISASI (Gibson, 1996) merupakan bidang studi yang mencakup teori...erwinputubasai
 
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraDemokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraHana Medina
 
sist-180329055536.pdf
sist-180329055536.pdfsist-180329055536.pdf
sist-180329055536.pdfaqlaislm
 
5. macam sistem politik
5. macam sistem politik5. macam sistem politik
5. macam sistem politikdinnianggra
 
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Raja Matridi Aeksalo
 
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasiPolitik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasiRosim Nyerupa
 
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1Diana Amelia Bagti
 
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaPkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaNhofa Eriana
 
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikBirokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikMirna Rahmadina
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia Abdon sambom
 
Sosiologi hukum s-1
Sosiologi hukum s-1Sosiologi hukum s-1
Sosiologi hukum s-1ariirwanto
 

Similar to Sistem Politik Indonesia (20)

Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Bab vi sistem politik di ind
Bab vi sistem politik di indBab vi sistem politik di ind
Bab vi sistem politik di ind
 
PERILAKU ORGANISASI (Gibson, 1996) merupakan bidang studi yang mencakup teori...
PERILAKU ORGANISASI (Gibson, 1996) merupakan bidang studi yang mencakup teori...PERILAKU ORGANISASI (Gibson, 1996) merupakan bidang studi yang mencakup teori...
PERILAKU ORGANISASI (Gibson, 1996) merupakan bidang studi yang mencakup teori...
 
PERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptxPERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptx
 
Sistem politik
Sistem politikSistem politik
Sistem politik
 
Kmo
KmoKmo
Kmo
 
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan BernegaraDemokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
 
sist-180329055536.pdf
sist-180329055536.pdfsist-180329055536.pdf
sist-180329055536.pdf
 
Sistim Sosial Politik
Sistim Sosial PolitikSistim Sosial Politik
Sistim Sosial Politik
 
PKN Kd. 6.1
PKN Kd. 6.1PKN Kd. 6.1
PKN Kd. 6.1
 
5. macam sistem politik
5. macam sistem politik5. macam sistem politik
5. macam sistem politik
 
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
 
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasiPolitik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
 
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
KOMUNIKASI POLITIK - Komunikasi Politik 1
 
PKN
PKNPKN
PKN
 
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesiaPkn bab 4 proses sistem politik indonesia
Pkn bab 4 proses sistem politik indonesia
 
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikBirokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
 
Bab 1 budaya_politik
Bab 1 budaya_politikBab 1 budaya_politik
Bab 1 budaya_politik
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Sosiologi hukum s-1
Sosiologi hukum s-1Sosiologi hukum s-1
Sosiologi hukum s-1
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Sistem Politik Indonesia

  • 1.
  • 2. Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) STANDAR KOMPETENSI: 6. Menganalisis Sistem Politik di Indonesia. KOMPETENSI DASAR : 6.1. Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik Di Indonesia. 6.2. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara. 6.3. Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem Politik Di Indonesia.
  • 3. Waktu : 4 x 45 Menit STANDAR KOMPETENSI : 6. Menganalisis Sistem KOMPETENSI DASAR : Politik di Indonesia 6.1. Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik Di Indonesia.
  • 4. (Indikator) Hasil Yang Diharapkan:  Menguraikan Pengertian Sistem Politik.  Mendeskripsikan Ciri-ciri Umum, Macam-macam Sistem Politik Dan Demokrasi Sebagai Sistem Politik.  Menganalisis Infrastruktur Politik Dari Masa Ke Masa Di Indonesia.  Menganalisis Suprastruktur Politik Di Indonesia.
  • 5. Rusandi S. Pengertian Sistem Politik,  David Easton Fungsi dan Kapabilitas  Robert Dahl, dll. Ciri-ciri Umum dan Macam-macam Sistem Politik INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR Demokrasi Sebagai Sistem Politik POLITIK DI INDONESIA Pasca Kemerdekaan Kel. Kepentingan Infrastruktur Politik Kel. Penekan Media Komunikasi Suprastruktur Tokoh Politik Politik
  • 6. 1. SISTEM POLITIK a. Pengertian Sistem Politik Dalam arti umum, politik adalah “macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu”. Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis” berarti “city state” – merupakan segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan perkembangannya “politike techne” (politika). Politik pada hakikatnya “the art and science of government” atau seni dan ilmu memerintah.
  • 7. Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan : • Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. • Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles). • Hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. • Merupakan kegiatan yangg diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat. • Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
  • 8. Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ; a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng. b. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur neg. c. David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat. d. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubu-ngan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti ttg kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.
  • 9. Sistem Politik Menurut Kautsky  Sistem Tradisional, ada pada masyarakat pra-industrialisasi (Kelas Ningrat = menguasai tanah dan produksi yang menduduki pemerintahan; Tani = menerima kekuasaan dari kaum ningrat; Menengah = menduduki pemerintahan, militer dan agama).  Sistem Totalitarianism, ingin mengendalikan masyarakat secara total (agama, keluarga, olah raga, dll). Mereka memerlukan teknologi dan senjata modern.  Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang kekuasaan dengan metode totaliter dalam memerintah, buruh dan tani tidak memiliki cukup kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakan nasionalis merupakan ancaman.
  • 10.
  • 11.  Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini dipimpin kaum ningrat yang didukung oleh kaum menengah/cendekiawan dan kapitalis.  Sistem Demokrasi, semua golongan mempunyai kesempatan turut serta dalam proses politik dan pemerintah, dengan ciri- ciri : a. kedaulatan ada ditangan rakyat, b. pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang diperintah, c. kekuasaan mayoritas, d. jaminan HAM dan jaminan golongan minoritas, e. pemilu jujur dan adil, f. persamaan didepan hukum, g. pembatasan kekuasaan secara konstitusional.
  • 12. FUNGSI SISTEM POLITIK  Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih luas.  Konversi, menggambarkan kegiatan pengolonganahan input menjadi ouput mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan komunikasi.  Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi dan rekruitmen yang bertujuan memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik. 2 Fungsi Utama Sistem politik : Perumusan kepentingan rakyat, dan Pemilihan pemimpin serta pejabat pembuat keputusan.
  • 13. KAPABILITAS SISTEM POLITIK  Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawasan terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya.  Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk mencapai tujuan dari sistem politik.  Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistribusikan kepada masyarakat.  Responsif, kemampuan sistem politik dalam menanggapi tekanan dari masyarakat.  Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra dan ekstra masyarakat.  Domestik dan Internasional, suatu sistem politik berinteraksi di lingkungan domestik dan internasional.
  • 14. 1. Fungsi integrasi dan adaptasi SISTEM POLITIK terhadap masyarakat, baik ke dalam MENCAKUP : maupun keluar. 2. Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan. 3. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak.
  • 15. B. CIRI-CIRI UMUM SISTEM POLITIK Sistem Politik Menurut Almond, Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :  Mempunyai kebudayaan politik .  Menjalankan fungsi-fungsi .  Memiliki spesialisasi.  Merupakan sistem campuran.
  • 16. CARA KERJA SISTEM POLITIK BERDASARKAN INPUT DAN OUTPUT YANG DIGAMBARKAN OLEH HOOGERWERF SISTEM EKONOMI MASUKAN (INPUT) UMPAN BALIK Dampak kebijaksanaan pemerintah Sistem Budaya MASUKAN (Input) Politik HASIL (Output) Referensi Kebijaksanaan Kebijaksanaan sarana kekuasaan Struktur Politik pemerintah Pengembanga Integrasi n Dampak kebijaksanaan UMPAN BALIK pemerintah SISTEM TEKNIS
  • 17. C. MACAM-MACAM SISTEM POLITIK Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) kategori sistem politik yakni :  Primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar istirahat).  Tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan politik yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”.  Modern di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda, berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik “participant”.
  • 18. Klasifikasi sistem politik menurut Alfian : • Otoriter/Totaliter • Anarki • Demokrasi • Demokrasi dalam transisi. Ramlan Surbakti mengklasifikasikan sistem politik dengan kriteria : 1. Otokrasi Tradisional, 2. Totaliter, 3. Demokrasi, 4. Negara Berkembang
  • 19. MENURUT ALMOND DAN COLEMAN, MACAM-MACAM SISTEM POLITIK YANG BANYAK BERLAKU DI NEGARA BERKEMBANG: 1. Demokrasi Politik, 2. Demokrasi Terpimpin, 3. Oligarki Pembangunan, 4. Oligarki Totaliter, 5. Oligarki Tradisional
  • 20. D. DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik demokrasi ditandai : • Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya. • Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk mem-peroleh legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu. • Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemili-han (memilih/dipilih). • Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa. • Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan berbicara, berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk memperoleh dukungan.
  • 21. 2. SUPRA STRUKTUR DAN INFRA STRUKTUR POLITIK DI INDONESIA a. Infrastruktur Politik Berdasarkan teori politik, infra struktur politik mencakup : a. Partai politik (political party), b. Kelompok kepentingan (interest group), c. Kelompok penekan (pressure group), d. Media komunikasi politik (political communication media), dan e. Tokoh politik (political figure).
  • 22. Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara : • Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26), • Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)), • Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa 27 ayat 2), • Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28), • Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A) • Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)), • Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30), • Mendapat pendidikan (Pasal 31), • Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32), • Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan • Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
  • 23. b. PARTAI POLITIK (POLITICAL PARTAI) DI INDONESIA Cara Memperoleh Kekuasaan Eksistensi parpol ; merupakan prasyarat, baik sebagai sarana penyaluran aspirasi rakyat, maupun  Pertama, secara legal (ikut dalam proses pemilu legislatif). penyelenggaraan negara melalui wakil-  Kedua, secara ilegal wakilnya di dalam (melakukan subversib, badan perwakilan revolusi atau coup d`etat). rakyat.
  • 24. 1) MASA PRA KEMERDEKAAN Budi Utomo (Jkt, 20 Mei 1908), merupakan organisasi modern pertama yang melakukan perlawanan secara non fisik.  Sarekat Islam (1912), dalam perkemba-  Muhammadiyah (1912), ngannya menjadi partai-  Indische Partij (1912), partai politik yang  PKI (1921), didukung kaum  PNI (1927), terpelajar dan buruh  Partai Rakyat Indonesia (1930), tani.  Partai Indonesia (1931),  Partai Indonesia Raya (1931).
  • 25. 2) MASA PASCA KEMERDEKAAN (TAHUN 1945 – 1965) Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan pada Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. KLASIFIKASI PARTAI POLITIK MENURUT DASAR/ASASNYA KETUHANAN KEBANGSAAN MARXISME NASIONALISME  Partai Masjumi,  Partai Nasional Indonesia (PNI)  Partai Partai  Partai Sjarikat Komunis Demokrat  Partai Indonesia Raya Indonesia Tionghoa (PTDI) Indonesia, (Parindra) (PKI) Partai  Pergerakan Tarbiya Islamiah  Partai Rakyat Indonesia (PRI)  Partai Indonesia (Perti),  Partai Demokrasi Rakyat Sosialis Nasional (PIN)  Partai Kristen Indonesia IPKI (Banteng) Indonesia  Partai (Parkindo),  Partai Rakyat Nasional (PRN) Murba  Dll.  Partai Kebangsaan Indonesia  Partai (Parki) Buruh  Dll.  Permai
  • 26.
  • 27. Alfian, mengelompokkan partai politik hasil Pemilu 1955 : 1. Aliran Nasionalis (Partai Buruh, PNI, PRN, PIR Hazairin, Parindra, SKI, dan PIR-Wongsonegoro). 2. Partai Islam (Masjumi, NU, PSII, dan Perti). 3. Aliran Komunis (PKI) 4. Aliran Sosialis (PSI, dan GTI). 5. Aliran Kristen (Partai Katolik, dan Parkindo).
  • 28.
  • 29. Kehidupan politik masa demokrasi liberal (1955–1959), banyak ditandai pergantian kabinet. Persaingan antar elit partai politik besar, telah membawa negara pada instabilitas politik, sehingga mandeknya pembangunan ekonomi dan rawannya keamanan. Akibat konflik berkepanjangan pada Badan Konstituante (merumuskan UUD yang bersifat), mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang selanjutnya melahirkan demokrasi terpimpin.
  • 30. 3) MASA ORDE BARU (TAHUN 1966 - 1998) PARPOL PESERTA PEMILU 1971 : • Golongan Karya (Golkar), Orde Baru (1966) • Partai Nasional Indonesia (PNI), melakukan • Nahdatul Ulama (NU), pembenahan • Partai Katolik, institusi politik, • Partai Murba, karena jumlah • Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), • Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia parpol yang (IPKI), banyak, tidak • Partai Kristen Indonesia (Parkindo), menjamin • Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), stabilitas politik • Partai Islam Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah).
  • 31. Hasil Pemilu 1971, menunjukkan kemenangan Golongan Karya Terjadi penyederhanaan partai politik ; Partai berbasis Islam (NU, Parmusi, PSII, dan Partai Islam) menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP); Partai berbasis sosialis dan nasionalis (Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba dan IPKI) menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1975, Pemilu 1977 dan 1982 hanya diikuti 3 (tiga) peserta : 1. PPP (ke-Islaman dan ideologi Islam) 2. Golongan Karya (kekaryaan dan keadilan sosial) 3. PDI (demokrasi, kebangsaan/ nasionalisme dan keadilan).
  • 32. PERBANDINGAN PEROLEHAN SUARA PARTAI PESERTA PEMILU SELAMA ORDE BARU Partai Politik Peserta Pemilu Tahun No Pemilu Partai Persatuan Golongan Karya Partai Demokrasi Pembangunan (PPP) (Golkar) Indonesia (PDI) 1. 1971 14.833.942 (96) 34.348.673 (236) 5.516.849 (30) 2. 1977 18.722.138 (99) 39.313.354 (232) 5.459.987 (29) 3. 1982 20.871.880 (94) 48.334.724 (242) 5.919.702 (24) 4. 1987 13.701.428 (61) 62.783.680 (299) 9.324.708 (40) 5. 1992 16.624.647 (62) 66.599.331 (282) 14.565.556 (56) 6. 1997 25.340.028 (89) 84.187.907 (325) 3.463.225 (11)
  • 33. 4) MASA/ ERA REFORMASI (TAHUN 1999 S.D. SEKARANG) Berdasarkan UU No. 3/1999, partai-partai politik di Indonesia diberikan kesempatan hidup kembali mengikuti pemilu multi partai NO NAMA PARTAI POLITIK NO NAMA PARTAI POLITIK 1. Partai Indonesia Baru (PIB) 12. Partai Kebangsaan Merdeka (PKM) 2. Partai Kristen Indonesia (Krisna) 13. P. Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB) 3. Partai Nasional Indonesia (PNI) 14. Partai Amanat Nasional (PAN) 4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia 15. Partai Rakyat Demokrat (PRD) 5. P. Kebangkitan Muslim Indonesia 16. P. Syarikat Islam Indonesia 1905 6. Partai Umat Islam (PUI) 17. Partai Katolik Demokrat 7. Partai Kebangkitan Umat (PKU) 18. Partai Pilihan Rakyat (Pilar) 8. Partai Masyumi Baru (PMB) 19. Partai Rakyat Indonesia (PARI) 9. P. Persatuan Pembangunan (PPP) 20. Partai Bulan Bintang (PBB) 10. P. Syarikat Islam Indonesia (PSII) 21. ................ 11. P. Demokrasi Indonesia Perj (PDIP) 48. Partai Pekerja Indonesia
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. c. KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUP) Jenis-jenis kelompok kepentingan :  Kelompok Anomik (kelompok spontan dan tidak memiliki nilai/norma),  Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan kegiatannya kadang-kadang),  Kelompok Institusional ( merupakan kelompok pendukung kepentingan institusional; seperti partai politik, korporasi bisnis, dll.),  Kelompok Assosiasonal (merupakan kelompok yang terorga- nisir yang menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki prosedur teratur).
  • 39. Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara, sangat bergantung kepada sistem politik pemerintah apakah menerapkan sistem kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih. Pada sistem partai tunggal, kelompok kepentingan sangat dibatasi, karena Pada sistem dua partai/ pemerintahan totaliter. Pada lebih, kelompok umumnya dianut oleh negara kepentingan berpeluang komunis (Rusia, RRC, tumbuh dan berkembang Vietnam, Korea Utara, Kuba dengan pesat. Pada dll.). umumnya dianut oleh negara-negara yang Demokratis.
  • 40. d. KELOMPOK PENEKAN (PRESSURE GROUP) Kelompok penekan, dapat dipergunakan rakyat untuk menyalurkan aspirasinya dengan sasaran mempengaruhi atau membentuk kebijaksanaan pemerintah.  Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Contoh  Organisasi sosial keagamaan, institusi  Organisasi Kepemudaan, Kelompok  Organisasi Lingkungan Hidup, penekan  Organisasi pembela Hukum dan HAM,  Yayasan atau Badan hukum lainnya.
  • 41. e. MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (POLITICAL COMMUNICATION MEDIA) Media komunikasi politik, dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya. Media komunikasi ; surat kabar, telefon, faximile, internet, televisi, radio, film, dan sebagainya. Dapat memainkan peran penting terhadap penyampaian informasi serta membentuk/mengubah pendapat umum dan sikap politik publik.
  • 42. f. TOKOH POLITIK (POLITICAL FIGURE) Pengangkatan tokoh politik dilakukan melalui proses :  Transformasi dari peranan-peranan non-politis (keagamaan, kebudayaan, status sosial, dll.) untuk memainkan peranan politik yang bersifat khusus.  Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik.
  • 43. Menurut Lester G. Seligman, bahwa proses pengangkatan tokoh-tokoh politik berkaitan dengan :  Legitimasi elit politik,  Masalah kekuasaan,  Representativitas elit politik, dan  Hubungan antara pengangkatan tokoh- tokoh politik dengan perubahan politik.
  • 44. G. SUPRASTRUKTUR POLITIK Merupakan mesin politik resmi sebagai penggerak Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasai oleh politik formal. keluarga bangsawan. Raja/Ratu, berperan sebagai lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dapat dibentuk berdasarkan pemilu (tergantung tingkat pendemokrasiannya). Pada Negara Republik, elit politik ada yang memegang kekuasaannya secara diktator. Namun juga banyak yang bersifat demokratis (tergantung Konstitusi/UUD negaranya).
  • 45. Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :  Eksekutif (pelaksana undang-undang),  Legislatif (pembuat undang-undang), dan  Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang) dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan. Didukung infra struktur politik Supra struktur (rakyat, partai politik dan ormas), politik mantap dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya.
  • 46. Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan suprastruktur politik) dapat memenuhi fungsinya, manakala Sistem Politik mampu : 1. Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur- prosedur yang berlaku). 2. Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan perbedaan pendapat) yang memuaskan semua pihak. 3. Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan perkembangan baik di dalam maupun luar negeri). 4. Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut). 5. Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.
  • 47. Waktu : 4 x 45 Menit Standar Kompetensi Dasar : Kompetensi : 6.2. Mendeskripsikan 6. Menganalisis Sistem Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Politik di Indonesia.. Negara. 6.3. Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem Politik Di Indonesia.
  • 48. (Indikator) Hasil Yang Diharapkan :  Mendeskripsikan Pendekatan Sistem Politik Negara.  Menganalisis Perbedaan Sistem Politik Negara (Inggris, RRC, Dan Republik Indonesia).  Menganalisis Partisipasi Politik Warga Negara.  Menganalisis Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik.
  • 49. Pendekatan Sistem Politik  Inggris Negara  RRC  Indonesia PERBEDAAN SISTEM POLITIK Perbedaan Sistem Politik Negara DAN PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA Bentuk Partisipasi Partisipasi Politik WN Tingkatan Partisipasi Faktor-faktor Pendidikan Politik Pendukung Kesadaran Politik Partisipasi Pol. Sosialisasi Politik
  • 50. 3. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA a. Pendekatan Sistem Politik Negara Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. untuk mempelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa pendekatan :  Sejarah  Sosiologis  Kultural / Budaya  Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat)  Filsafat  Ideologi  Konstitusi dan Hukum
  • 51. B. PERBEDAAN SISTEM POLITIK NEGARA a). Sistem Politik Negara Inggris FAKTOR YANG NO URAIAN / KETERANGAN MEMPENGARUHI 1. Latar Belakang Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri modern. Sejarah Para politisi mulai menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga dihadapkan pada masalah upaya membangun kesejahteraan warganegaranya. 2. Kondisi Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu bersaing Sosiologis dengan negara–negara lain yang lebih dahulu merintis ke arah industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris ”bersifat kekotaan”, namun tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan banyak bangsa. 3. Kondisi Kultural/ Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat yang Budaya disiplin dan taat pada aturan. Nilai-nilai dan kebudayaan politik diwariskan dari generasi ke generasi melalui suatu rangkaian pengalaman dalam keluarga, di sekolah dan ditempat kerja.
  • 52.
  • 53. 4. Kondisi Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-simbol Psycho-Sosial / kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll). Kejiwaan Mereka senantiasa menunjukkan ketaatannya kepada masyarakat undang-undang politik azasi. 5. Pedoman Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa, Filsafat manakala para penguasa juga mentaati undang-undang politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan dianggap melawan masyarakat. 6. Paham atau Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam Ideologi yang kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan dan diterapkan hak-hak asasi manusia. 7. Pedoman Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh konvensi Konstitusi dan dari pada hukum formal. Rakyat hidup dalam ketenangan dan Hukum kepastian hukum, karena pemerintah memberikan perlindungan hukum yang baik dan penghormatan terhadap hak-hak asasi warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati oleh semua komponen elit politik, pemerintah maupun masyarakat demi jaminan keamanan dan kesejahteraan bersama.
  • 54. Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan oleh :  Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta parlemen (Majelis Rendah dan Majelis Tinggi).  Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena cara kerjanya diawasi oleh kabinet.  Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan pemerintahnya, akan disetujui dalam bentuk yang dikehendaki parlemen.
  • 55. b). Sistem Politik Negara RRC FAKTOR YANG NO MEMPENGARUHI URAIAN / KETERANGAN 1. Latar Belakang Proses kehidupan sistem politik di China, merupakan produk Sejarah revolusi menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan berabad-abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan Partai Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan membentuk pemerintahan komunis sampai dengan sekarang. 2. Kondisi Sosiologis Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga sosial yang dominan adalah keluarga. Mereka mengakui wewenang kekuasaan para pemimpinnya atas tingkah laku sosialnya. Kesetiaan harus diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan- ikatan pribadi. 3. Kondisi Kultural/ Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah mengupayakan Budaya pendidikan sabagai salah satu alat yang paling efektif untuk mengubah sikap politik orang-orang Cina. Melalui pendidikan, masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan menciptakan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat pendidikan politik dan keterlibatan politik.
  • 56. 4. Kondisi Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia. Psycho- Sebelum menjadikan Partai Komunis Cina berkuasa, selalu Sosial / dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga karena Kejiwaan memiliki kekayaan budaya tinggi yang diwariskan oleh para masyarakat pendahulunya. 5. Pedoman Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri Filsafat tinggi. Sifat-sifat antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan usaha bersama – mendapatkan nilai tinggi. Azas percaya diri sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional. 6. Paham atau Revolusi Cina telah berlangsung selama puluhan tahun sebelum Ideologi partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina yang dan mulai menguasai pemerintahannya. Anti imperialisme diterapkan merupakan unsur paling kuat dalam pembentukan ideologi komunis. 7. Pedoman Berdasarkan Konstitusi 1954, organ wewenang negara tertinggi Konstitusi dan pemegang wewenang legislatif adalah ”Konggres Rakyat dan Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah Dewan Negara (Perdana Hukum Menteri, Wakil-wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala dari semua kementerian dan komisi). Selain itu juga ada Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejakasaan Rakyat Tertinggi.
  • 57. PENGUASA KOMUNIS CINA SELALU BERUPAYA:  Mengikutsertakan warganya dalam kegiatan politik secara teratur dan terorganisir melalui; gerakan masa, keanggotaan dalam organisasi masa, dan partisipasi dalam pengelolaan unit-unit produksi).  Dalam kaderisasi calon-calon pemimpin komunis, dilakukan; rekruitmen aktivis, kader dan anggota partai.  Masuk menjadi anggota PKC merupakan tindakan yang menentukan dalam rekruitmen politik yang akan memperoleh promosi dan kekuasaan.
  • 58. C). SISTEM POLITIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA Faktor Yang No Uraian / Keterangan Mempengaruhi 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala Sejarah tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para pemimpin Indonesia terlibat dalam proses politik dengan mencari format berdasarkan demokrasi Pancasila. 2. Kondisi Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar Golongan Sosiologis telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling menghormati dan kerja sama dalam membangun kerukunan hidup penting untuk ditegakkan. 3. Kondisi Kultural/ Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi- Budaya sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela berkorban untuk bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah, toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan kepada calon- calon pemimpin melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal, maupun nor-formal.
  • 59. 4. Kondisi Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar Psycho- negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan Sosial / semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia Kejiwaan mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa masyarakat Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan. 5. Pedoman Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan Filsafat motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945. 6. Paham atau Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan Ideologi selalu dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan yang penyelengga-raan pemerintahan negara yang meliputi bidang diterapkan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam struktur politik, Pancasila menjadi sumber segala sumber hukum. 7. Pedoman Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung Konstitusi jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR, dan Hukum Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung.
  • 60. DEMOKRASI DI INDONESIA DENGAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA DENGAN PRINSIP : a. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana disebut di dalam Pembukaan UUD 1945, serta penjabarannya dalam Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945. b. Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia. c. Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas kelembagaan yang diharapkan segala sesuatunya dapat diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu sesuai UUD 1945. d. Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam penjelasan UUD 1945.
  • 61. SISTEM POLITIK DEMOKRASI PANCASILA MENGHARGAI NILAI-NILAI MUSYAWARAH SEBAGAI BERIKUT: 1.Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat; 2.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; 3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama; 4.Musyawarah harus diliputi olh semangat kekeluargaan; 5.Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah; 6.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur; 7.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjun-jung tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai- nilai kebenaran dan keadilan.
  • 62. Demokrasi Pancasila Pada Hakikatnya Demokrasi Yang Bercorak Khas Indonesia, Yang Penerapannya Dijabarkan Dalam :  Pemerintahan Berdasarkan Hukum.  Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia  Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah  Peradilan yang Bebas dan Merdeka  Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik (Orsospol)  Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)
  • 63. ASPEK - ASPEK DEMOKRASI PANCASILA: a. Aspek formal b. Aspek materiil c. Aspek normatif (kaidah) PENGAMBILAN KEPUTUSAN SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA: a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, b. Persamaan, c. Kebebasan yang bertanggungjawab, d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.
  • 64. Penugasan Praktik Kewarganegaraan Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Politik di Berbagai Negara, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut : 1. Berikan penjelasan singkat, apa sajakah perbedaan pokok dalam menentukan cara bekerjanya sistem politik sebagai berikut : NO CARA KERJA URAIAN SINGKAT 1. Sosial Politik .......................................................................... 2. Rekruitmen Politik .......................................................................... 3. Komunikasi Politik .......................................................................... 2. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah pola pembinaan dan proses politik pada masyarakat Inggris yang dikenal sangat patuh kepada peraturan perundangan dan disiplin dalam kehidupan sehari- hari ! ..............................................................................................
  • 65. 3. Dalam sistem politik negara Cina berdasarkan Konstitusi Tahun 1954, terdapat 3 elit politik yang sangat berpengaruh. Berikan penjelasan singkat tugas pokok elit politik tersebut ! KONGGRES RAKYAT DEWAN MAHKAMAH RAKYAT NASIONAL NEGARA TERTINGGI .................................. .................................. .................................. 4. Tuliskan persamaan dan perbedaan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pancasila yang pernah dipraktikkan dalam sistem politik negara Inodnesia ! DEMOKRASI TERPIMPIN DEMOKRASI PANCASILA ..................................................... .......................................................
  • 66. C. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA a. Partisipasi Politik Warga Negara Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan  keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya :  Mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi,  Mengambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.
  • 67. PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK MENURUT PARA AHLI :  Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui darimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung, dalam proses pembentukan kebijaksanaan umum.  Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka.  Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta – secara langsung atau tak langsung – dalam pembentukan kebijaksanaan umum.
  • 68. BENTUK-BENTUK PARTISIPASI POLITIK KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL  Pemberian Suara (voting)  Pengajuan petisi  Diskusi politik  Berdemonstrasi  Kegiatan kampanye  Konfrontasi  Membentuk dan bergabung  Mogok dalam kelompok Kepentingan.  Tindak kekerasan politik terhadap  Komunikasi individual dengan harta benda. pejabat politik/administratif.  Tindak kekerasan politik terhadap manusia.
  • 69.
  • 70.
  • 71.
  • 72.
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77.
  • 78.
  • 79.
  • 80. 7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK INDIVIDUAL MENURUT MILBRATH M.L. GOEL : BENTUK NO URAIAN / KETERANGAN PARTISIPASI 1. Aphatetic Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah Inactives memilih. 2. Passive Memilih secara reguler/teratur, menghadiri Supporters Parade patriotik, membayar seluruh pajak, “mencintai negara”. 3. Contact Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi Specialist dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.
  • 81. 4. Communicators Mengikuti informasi politik, mengirim pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin- pemimpin partai politik. 5. Party and Bekerja untuk partai politik atau kandidat, Campaign meyakinkan orang lain tentang bagaimana Workers memilih, bergabung dan mendukung partai politik, dipilih jadi kandidat partai politik. 6. Community Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan Activist dengan masalah-masalah lokal dan melakukan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu sosial. 7. Protesters Bergabung dengan demonstrasi publik di jalanan, melakukan protes keras bila pemerintah melakukan sesuatu yang salah.
  • 82. Tingkatan atau piramida partisipasi politik menurut David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980). (Menyimpang) Pembunuh politik, teroris, pembajak Aktivis Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh waktu, pimpinan kelompok kepentingan Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial Partisipan Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan suara dalam pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik. Pengamat Orang Yang apolitis
  • 83. TINGKATAN PADA PARTISIPASI POLITIK, SANGAT TERGANTUNG DARI AKIBAT YANG DISEBABKANNYA :  Menduduki jabatan politik atau administratif.  Mencari jabatan politik atau administratif.  Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.  Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.  Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political).  Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political).  Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.  Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang politik.  Voting (pemberian suara).
  • 84. b. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POLITIK 1) PENDIDIKAN POLITIK Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul- betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan atau setidak-tidaknya menyiapkan kader-kader yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat luas, dalam arti yang benar-benar memahami semangat yang terkandung di dalam perjuangan sebagai kader bangsa.
  • 85. Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader anggota partai politik akan memperoleh manfaat : 1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis. 2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.
  • 86. 2) KESADARAN POLITIK Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi (hal terpenting) urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada latar belakang pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, diperlukan pembinaan yang intensif.
  • 87. PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA MASYARAKAT DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN : No Bidang Implementasi Partisipasi politik 1. Politik Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain : a. Ikut memilih dalam pemilihan umum, b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR, Menteri, dan sebagainya, c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain. 2. Ekonomi Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan- kegiatan antara lain : a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik dalam bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya. b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk- produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif daripada produk luar. c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi kesejahteraan dan kemajuan bersama.
  • 88. 3. Sosial- Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan a.l. : Budaya a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan prestasi belajar yang tinggi. b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum , seperti: tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya. c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional. 4. Hankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan- kegiatan antara lain : a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing. b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau lingkungan tempat tinggalnya. c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak negara Republik Indonesia. d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
  • 89. 2) SOSIALISASI POLITIK Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik. Sarana Dalam Sosialisasi Politik  Keluarga (family)  Sekolah  Partai Politik
  • 90. Penugasan Praktik Kewarganegaraan Setelah mempelajari materi-materi tentang : Partisipasi Politik, Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut : 1. Berikan penjelasan singkat tentang bentuk-bentuk partisipasi politik sebagai berikut : BENTUK NO URAIAN SINGKAT PARTISIPASI Passive ....................................................................................................... 1. Support ..................................................................................................... ............................................................................ Contact 2. Specialist ............................................................................ .. ............................................................................ Community 3. Activist ............................................................................
  • 91. 2. Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik warga negara di dalam sistem politik negara Indonesia ! .............................................................................................................. .............. 2 (dua) contoh yang anda Berikan ketahui : ................................................................................................................ ........... 3. Berikan tanggapan penjelasan, pentingnya pendidikan politik warga negara dalam sistem politik negara Indonesia dan berikan contohnya ! ………………………………………………………………………………… ......
  • 92. SOAL ESSAY/URAIAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas ! 1. Berikan penjelasan, ciri-ciri umum sistem politik menurut Almond ! 2. Dalam hal penerapan, jelaskan perbedaan orientasi tujuan partai politik di Indonesia pada masa orde baru dan era reformasi ! 3. Pada akhir abad 20-an, gerakan partisipasi politik di Indonesia semakin meningkat, berikan alasan penjelasannya ! 4. Berikan penjelasan tentang pentingnya pendidikan politik dalam kegiatan partisipai politik di Indonesia ! 5. Berikan masing-masing 2 (dua) contoh wujud sosialisasi politik di dalam keluarga, sekolah maupun melalui partai politik !
  • 93. STUDI KASUS PARTAI POLITIK ALAMI KRISIS, DAYA ARTIKULASI MENURUN Setelah pemilu (2004), daya artikulasi partai politik menurun. Tidak heran jika sekarang kekuatan di luar negara muncul dengan kekuatan yang lebih kentara. Kondisi ini memperlihatkan betapa partai politik sekarang mengalami krisis. Hal ini disampaikan oleh pengamat Fachry Ali dalam diskusi tentang sikap partai politik terhadap masalah diplomasi pertahanan dan keamanan nasional yang diselenggarakan Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis 4 Mei 2006. Menurut Fachry, partai politik memang sudah bisa menerima hasil pemilu. Namun, pemerintah yang terpilih tidak mampu membuatg koalisi nasional secara besar-besaran. “Problemnya, presiden terpilih yang berasal dari partai kecil akan bermasalah ketika berhadapan dengan parlemen. Untungnya ada Jusuf Kalla, yang berhasil menguasai Golkar sehingga bisa membuat stabilitas politik lebih kuat di parlemen,” ujarnya. Sayangnya, partai seperti PPP hampir tidak bersuara pada kebijakan pemerintah dan rakyat. Bahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang sudah menempatkan diri sebagai oposisi, tidak punya kepandaian menangkap esensi persoalan. Mereka tidak punya kemampuan meluncurkan persoalan pada saat yang tepat. “Jadinya, fungsi oposisi hampir tidak berjalan, dan yang dilakukan hanya hal-hal kecil. Padahal, PDIP potensial tampil berhadapan dengan pemerintah, ujarnya. Sumber : Harian Kompas, 5/5/2006
  • 94. TAGIHAN TUGAS : 1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa telah ditulis sesuai dengan persepsi yang ada dibenak anda ! 2. Berikan beberapa penjelasan indikasi tentang terjadinya “krisis” dan “menurunnya daya artikulasi” partai politik di Indonesia pasca pemilu 2004 ! 3. Tentukan langkah-langkah konkrit upaya-upaya dalam membangun artikulasi partai politik guna meningkatkan kinerja di parlemen ! 4. Sebagai pelajar, apa yang harus dilakukan sebagai bentuk partisipasi ploitik? 5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna meningkatkan kinerja pemerintah dengan mitra kerjanya parlemen : a. Sebagai salah satu kelompok kepentingan ! b. Sebagai ketua suatu partai politik ! c. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat ! d. Sebagai Presiden Republik Indonesia !
  • 95. INQUIRI Carilah referensi dari berbagai sumber untuk mengkaji ulang tentang rumusan dan penerapan sistem politik demokrasi Pancasila (berikut gambar-gambar pendukungnya) yang berkaitan dengan tata cara pengambilan keputusan ! 1. Pahami kembali tentang rumusan “demokrasi Pancasila ”, dan buatlah skenario (simulasi atau role play) wujud demokrasi Pancasila dalam pengambilan keputusan di sekolah ! 2. Carilah topik-topik dari berbagai sumber (mass media cetak atau elektronik) sekitar pelaksanaan sistem politik demokrasi Pancasila (cara pengambilan keputusan), 3. Kemudian lakukan demonstrasi dalam bentuk simulasi atau role play di dalam kelas !