Dokumen tersebut membahas tentang atmosfer bintang dan model struktur bagian dalam bintang yang dibuat oleh para astronom berdasarkan pengamatan permukaan bintang. Dibahas pula persamaan hantaran pancaran yang menggambarkan hubungan antara intensitas pancaran dengan kedalaman di dalam atmosfer bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang spektroskopi bintang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pembentukan spektrum bintang, teori atom Bohr, klasifikasi spektrum bintang menurut Miss Annie J. Cannon, dan contoh spektrum bintang kelas O.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Pogson medefinisikan skala magnitudo logaritmik dimana selisih 1 unit magnitudo melambangkan perbedaan terang 100 kali. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya dan menunjukkan temperatur permukaan bintang.
Sistem magnitudo menggunakan berbagai panjang gelombang cahaya untuk mengukur kecerahan bintang. Sistem UBV menggunakan panjang gelombang ultraungu, biru, dan visual, sementara sistem lainnya menggunakan kombinasi panjang gelombang yang berbeda. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang di seluruh panjang gelombang. Koreksi bolometrik digunakan untuk menghitung magnitudo bolometrik dari magnit
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran intensitas cahaya bintang. Terdapat penjelasan tentang hukum Planck dan Stefan-Boltzmann yang menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam sebagai fungsi temperatur, serta penerapannya untuk mempelajari sifat-sifat fisik bintang seperti temperatur, luminositas, dan jaraknya.
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran kuat cahaya bintang. Magnitudo digunakan untuk menyatakan terang bintang, dengan magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Ada perbedaan antara magnitudo visual yang diukur oleh mata dan magnitudo fotografis yang diukur oleh pelat foto."
Dokumen tersebut membahas tentang atmosfer bintang dan model struktur bagian dalam bintang yang dibuat oleh para astronom berdasarkan pengamatan permukaan bintang. Dibahas pula persamaan hantaran pancaran yang menggambarkan hubungan antara intensitas pancaran dengan kedalaman di dalam atmosfer bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang spektroskopi bintang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pembentukan spektrum bintang, teori atom Bohr, klasifikasi spektrum bintang menurut Miss Annie J. Cannon, dan contoh spektrum bintang kelas O.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Pogson medefinisikan skala magnitudo logaritmik dimana selisih 1 unit magnitudo melambangkan perbedaan terang 100 kali. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya dan menunjukkan temperatur permukaan bintang.
Sistem magnitudo menggunakan berbagai panjang gelombang cahaya untuk mengukur kecerahan bintang. Sistem UBV menggunakan panjang gelombang ultraungu, biru, dan visual, sementara sistem lainnya menggunakan kombinasi panjang gelombang yang berbeda. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang di seluruh panjang gelombang. Koreksi bolometrik digunakan untuk menghitung magnitudo bolometrik dari magnit
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran intensitas cahaya bintang. Terdapat penjelasan tentang hukum Planck dan Stefan-Boltzmann yang menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam sebagai fungsi temperatur, serta penerapannya untuk mempelajari sifat-sifat fisik bintang seperti temperatur, luminositas, dan jaraknya.
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran kuat cahaya bintang. Magnitudo digunakan untuk menyatakan terang bintang, dengan magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Ada perbedaan antara magnitudo visual yang diukur oleh mata dan magnitudo fotografis yang diukur oleh pelat foto."
Dokumen tersebut membahas tentang Matahari dan teknik-teknik pengukuran besaran fisisnya seperti jarak, radius, massa, luminositas, dan temperatur efektif menggunakan berbagai metode seperti radar, pengukuran sudut, hukum Kepler dan Newton.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat pancaran benda hitam dan hukum-hukum terkaitnya, termasuk fungsi Planck, hukum Stefan-Boltzmann, dan hukum Wien. Dokumen juga menjelaskan bahwa bintang dapat dianggap sebagai benda hitam dan parameter pentingnya seperti intensitas spesifik, fluks, luminositas, dan fluks pada jarak tertentu.
Fotometri adalah cabang astronomi yang mempelajari informasi cahaya dari benda langit seperti bintang. Fotometri didasarkan pada pemahaman hukum pancaran dan hukum Wien yang menyatakan hubungan antara temperatur dan panjang gelombang maksimum radiasi benda hitam. Fotometri mengukur besaran seperti fluks pancaran, magnitudo, dan menggunakan diagram Hertzsprung-Russel untuk menghubungkan antara kecerlangan dan spektrum bintang
Astrofisika adalah penerapan ilmu fisika untuk mempelajari alam semesta melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari benda-benda langit. Bintang dapat dianggap sebagai benda hitam yang memancarkan energi sesuai hukum Planck dan Stefan-Boltzmann, sehingga sifat pancaran dan temperatur bintang dapat ditentukan dari spektrumnya.
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep dasar dalam bidang astrofisika, meliputi pancaran gelombang elektromagnetik dari benda langit, teori pancaran benda hitam, hukum Stefan-Boltzmann, dan penerapannya untuk mempelajari sifat bintang.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Bintang tidak diam tetapi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat kecil sehingga sulit diamati. Gerak sejati bintang diukur dengan membandingkan posisi bintang dalam waktu yang lama untuk mengetahui perubahan posisinya. Kecepatan gerak bintang dapat diuraikan menjadi komponen radial dan tangensial berdasarkan efek Doppler dan gerak sejatinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pancaran benda hitam dan hukum yang melandasinya. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Benda hitam adalah pemancar sempurna yang menyerap seluruh pancaran elektromagnetik tanpa pantulan.
2. Fungsi Planck menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam berdasarkan panjang gelombang dan temperatur.
3. Hukum Wien menyatakan hubungan antara panjang gelombang maksimum den
1. Persamaan diferensial yang digunakan untuk memecahkan struktur dalam bintang meliputi persamaan kesetimbangan hidrostatik, kesinambungan massa, pembangkit energi, kesetimbangan pancaran, dan kesetimbangan konveksi.
2. Pemecahan persamaan struktur bintang memberikan profil parameter seperti tekanan, kerapatan, suhu, dan luminositas sebagai fungsi radius bintang.
3. Perubahan komposisi kimia akibat reaksi nuk
Dokumen tersebut membahas tentang Matahari dan teknik-teknik pengukuran besaran fisisnya seperti jarak, radius, massa, luminositas, dan temperatur efektif menggunakan berbagai metode seperti radar, pengukuran sudut, hukum Kepler dan Newton.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat pancaran benda hitam dan hukum-hukum terkaitnya, termasuk fungsi Planck, hukum Stefan-Boltzmann, dan hukum Wien. Dokumen juga menjelaskan bahwa bintang dapat dianggap sebagai benda hitam dan parameter pentingnya seperti intensitas spesifik, fluks, luminositas, dan fluks pada jarak tertentu.
Fotometri adalah cabang astronomi yang mempelajari informasi cahaya dari benda langit seperti bintang. Fotometri didasarkan pada pemahaman hukum pancaran dan hukum Wien yang menyatakan hubungan antara temperatur dan panjang gelombang maksimum radiasi benda hitam. Fotometri mengukur besaran seperti fluks pancaran, magnitudo, dan menggunakan diagram Hertzsprung-Russel untuk menghubungkan antara kecerlangan dan spektrum bintang
Astrofisika adalah penerapan ilmu fisika untuk mempelajari alam semesta melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari benda-benda langit. Bintang dapat dianggap sebagai benda hitam yang memancarkan energi sesuai hukum Planck dan Stefan-Boltzmann, sehingga sifat pancaran dan temperatur bintang dapat ditentukan dari spektrumnya.
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep dasar dalam bidang astrofisika, meliputi pancaran gelombang elektromagnetik dari benda langit, teori pancaran benda hitam, hukum Stefan-Boltzmann, dan penerapannya untuk mempelajari sifat bintang.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Bintang tidak diam tetapi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat kecil sehingga sulit diamati. Gerak sejati bintang diukur dengan membandingkan posisi bintang dalam waktu yang lama untuk mengetahui perubahan posisinya. Kecepatan gerak bintang dapat diuraikan menjadi komponen radial dan tangensial berdasarkan efek Doppler dan gerak sejatinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pancaran benda hitam dan hukum yang melandasinya. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Benda hitam adalah pemancar sempurna yang menyerap seluruh pancaran elektromagnetik tanpa pantulan.
2. Fungsi Planck menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam berdasarkan panjang gelombang dan temperatur.
3. Hukum Wien menyatakan hubungan antara panjang gelombang maksimum den
1. Persamaan diferensial yang digunakan untuk memecahkan struktur dalam bintang meliputi persamaan kesetimbangan hidrostatik, kesinambungan massa, pembangkit energi, kesetimbangan pancaran, dan kesetimbangan konveksi.
2. Pemecahan persamaan struktur bintang memberikan profil parameter seperti tekanan, kerapatan, suhu, dan luminositas sebagai fungsi radius bintang.
3. Perubahan komposisi kimia akibat reaksi nuk
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyakipanji
Dokumen tersebut membahas metode pengukuran arah kiblat dengan menggunakan azimut kiblat dan posisi matahari, serta perbandingan antara teori trigonometri bola dan proyeksi peta dalam menentukan arah kiblat. Dokumen ini juga membandingkan akurasi penggunaan kompas dan metode geodesi dalam pengukuran arah kiblat.
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)kipanji
Kondisi sosial masyarakat Arab pra-Islam didominasi oleh sistem suku dan kepercayaan animisme serta politeisme. Masyarakat ini belum memiliki aturan yang jelas dalam berbagai aspek kehidupan termasuk hukum keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang pancaran benda hitam dan hukum yang melandasinya. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Benda hitam adalah pemancar sempurna yang menyerap seluruh pancaran elektromagnetik tanpa pantulan.
2. Fungsi Planck menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam berdasarkan panjang gelombang dan temperatur.
3. Hukum Wien menyatakan hubungan antara panjang gelombang maksimum den
Balok Gerber adalah balok yang ditopang oleh dua tumpuan atau lebih. Perhitungannya menggunakan statika tak tentu dengan memasukkan sendi antara tumpuan. Jumlah sendi ditentukan oleh rumus jumlah sendi = jumlah tumpuan - 2. Dokumen ini memberikan contoh soal perhitungan reaksi dan momen pada balok Gerber dengan berbagai variasi jumlah tumpuan dan beban.
1. Materi ini membahas sistem koordinat polar dan kurva polar dalam kalkulus peubah banyak.
2. Sistem koordinat polar menggunakan jarak (r) dan sudut (θ) untuk merepresentasikan posisi suatu titik dalam bidang dua dimensi.
3. Kurva polar didefinisikan oleh persamaan r = f(θ) yang menggambarkan hubungan antara jarak dan sudut.
Dokumen tersebut membahas tentang efek Doppler dan analisis spektrum bintang untuk memperoleh informasi mengenai temperatur, komposisi kimia, kecepatan radial, dan lainnya. Metode analisis spektrum bintang meliputi pengukuran pergeseran Doppler, lebar garis spektrum, dan kurva pertumbuhan.
SPMB 2003 Regional II kode 120 berisi soal-soal fisika tentang mekanika, optika, termodinamika, dan radioaktivitas. Dokumen ini memberikan 13 soal beserta pembahasan singkat untuk setiap jawaban.
Paragraf pertama membahas tentang Anisa, siswa terpandai di kelasnya yang humoris dan gemar membaca. Paragraf berikutnya membahas tentang kriteria bahan pembelajaran sastra untuk kelas rendah yaitu keterbacaan dan kesesuaian. Paragraf terakhir menjelaskan tentang struktur bahasa Indonesia baku yang ditunjukkan pada suatu kalimat contoh.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang berbagai konsep pendidikan seperti teori belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan penerapan kurikulum 2013. Soal-soal tersebut mencakup 32 pertanyaan pilihan ganda.
Teks tersebut berisi 17 pertanyaan mengenai situasi dan tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam berbagai kondisi. Ringkasannya adalah: Teks tersebut memberikan opsi-opsi tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam menghadapi berbagai situasi sehari-hari di sekolah seperti menangani konflik antar siswa, menilai prestasi belajar siswa, serta menjalankan tugas sebagai guru dan petugas tata tertib
Teks tersebut membahas tentang kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian yang harus dimiliki seorang guru. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain terlibat aktif dalam perencanaan program sekolah, membantu peserta didik yang kurang mampu, serta mengutamakan keselamatan diri dan orang lain dalam menjalankan tugas.
Teks tersebut membahas berbagai soal tentang sosial dan kepribadian, model pembelajaran, penanganan masalah siswa, dan tugas seorang guru. Secara garis besar, teks tersebut memberikan saran agar guru dapat menangani berbagai situasi dengan bijak, adil, dan melibatkan semua pihak terkait.
Teks tersebut berisi soal-soal untuk mengetahui sikap dan tanggapan seseorang dalam berbagai situasi. Soal-soal tersebut meliputi berbagai topik seperti tanggung jawab sebagai PNS, tanggapan terhadap kesalahan, kerjasama tim, dan kerahasiaan informasi.
Teks tersebut membahas mengenai kecenderungan wisatawan Indonesia untuk berlibur ke luar negeri daripada mengunjungi objek wisata di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti daya tarik objek wisata luar negeri, keterbatasan sarana transportasi dan fasilitas pariwisata di dalam negeri, serta mahalnya biaya. Teks ini juga menyebutkan peningkatan jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke luar neger
1. Menggali informasi dari guru dan peserta didik secara terpisah. Kemudian, dengan kesepakatan bersama mengajak dialog keduanya agar keduanya dapat saling memahami.
2. Semua peserta didik dengan prestasi tinggi maupun rendah sama-sama memiliki kebutuhan untuk memelihara motivasi belajar mereka, tetapi bentuk dan strateginya yang berbeda.
3. Sudah menjadi kewajiban guru untuk mengatasi masalah belajar
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan kognitif peserta didik, perkembangan sosial-emosional, perkembangan moral, kesulitan belajar siswa, teori belajar, dan perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Dokumen ini memberikan penjelasan mengenai berbagai aspek perkembangan peserta didik dan prinsip-prinsip dasar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Dokumen tersebut berisi soal latihan mengenai perkembangan kognitif, sosial-emosional, dan moral peserta didik. Juga membahas teori belajar, perencanaan pembelajaran, dan kesulitan belajar siswa. Terdiri dari 31 pertanyaan pilihan ganda.
Dokumen tersebut berisi kumpulan soal tes formatif dan sumatif untuk mata pelajaran kompetensi pedagogi. Soal-soal tersebut mencakup pengertian pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi serta mata pelajaran lainnya seperti perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Buku ini berisi ringkasan singkat mengenai kisi-kisi soal Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tahun 2017. Terdiri dari kisi-kisi soal untuk kompetensi pedagogik dan profesional mata ujian Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKn beserta indikator esensialnya.
Dokumen tersebut berisi paket soal untuk tes kemampuan verbal, kuantitatif, dan logika yang terdiri dari 75 soal pilihan ganda. Soal meliputi materi seperti analogi, hitungan matematika, deret bilangan, persentase, dan logika.
Teks tersebut merupakan soal tes yang terdiri dari 5 subtes yaitu: 1) Padanan kata, 2) Lawan kata, 3) Pemahaman wacana, 4) Deret angka, dan 5) Aritmetika dan konsep aljabar. Subtes tersebut berisi soal-soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan verbal, kuantitatif, dan logika peserta ujian.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
1. DND - 2006
Magnitudo Bolometrik
Untuk itu didefinisikan magnitudo bolometrik (mbol)
yaitu magnitudo bintang yang diukur dalam seluruh λ.
Berbagai magnitudo yang telah kita bicarakan belum
bisa menggambarkan sebaran energi pada spektrum
bintang, karena magnitudo ini hanya diukur pada λ
tertentu saja.
Rumus Pogson untuk magnitudo semu bolometrik
dituliskan sebagai,
mbol = -2,5 log Ebol + Cbol
tetapanFluks bolometrik E =
L
4 π d 2
. . . . . . . . . (4-
14)
2. DND - 2006
Magnitudo mutlak bolometrik mempunyai arti penting
karena kita dapat memperoleh informasi mengenai
energi total yang dipancarkan suatu bintang per detik
(luminositas) yaitu dari rumus,
Mbol – Mbol = -2,5 log L/L
Mbol : magnitudo mutlak bolometrik bintang
L : Luminositas bintang
Mbol : magnitudo mutlak bolometrik Matahari = 4,75
L : Luminositas Matahari = 3,83 x 1033
erg/det
. . . . . . . . (4-15)
Magnitudo mutlak bolometrik diberi simbol Mbol
3. DND - 2006
Magnitudo bolometrik sukar ditentukan karena
beberapa panjang gelombang tidak dapat menembus
atmosfer Bumi.
Bintang yang panas sebagian besar energinya
dipancarkan pada panjang gelombang ultraviolet,
sedangkan bintang yang dingin, sebagian besar
energinya dipancarkan pada panjang gelombang
inframerah. Keduannya tidak dapat menembus
atmosfer Bumi.
Magnitudo bolometrik bintang-bintang panas dan
dingin ini ditentukan secara teori, atau penentuannya
dilakukan di luar atmosfer Bumi.
4. DND - 2006
Cara lain adalah cara tidak langsung, yaitu dengan
memberikan koreksi pada magnitudo visualnya.
Magnitudo visual adalah, V = -2,5 log EV + CV
Magnitudo bolometrik adalah, mbol = -2,5 log Ebol + Cbol
Dari dua persamaan ini diperoleh,
V - mbol = -2,5 log EV / Ebol + C
Atau V – mbol = BC
BC disebut koreksi bolometrik (bolometric correction)
yang harganya bergantung pada temperatur atau
warna bintang
. . . . . . . . . . . . . . . . . (4-16)
6. DND - 2006
Untuk bintang yang sangat panas atau sangat dingin,
sebagian besar energinya dipancarkan pada
daerah ultraviolet atau inframerah, hanya sebagian
kecil saja dipancarkan pada daerah visual.
koreksi bolometriknya besar
Untuk bintang yang temperaturnya sedang, seperti
Matahari,
sebagian besar energinya dipancarkan dalam
daerah visual hingga perbedaan antara mbol dan V
kecil.
koreksi bolometriknya mencapai harga terkecil.
Koreksi bolometrik bergantung pada warna bintang !
7. DND - 2006
Hubungan antara BC dengan B-V
Koreksi bolometrik yang
minimum (BC = 0) terjadi
pada harga B – V = 0,30
Untuk bintang lainnya,
apabila B – V diketahui,
maka BC dapat ditentukan
Contoh, bintang Vega harga
B – V = 0,
Jadi harga koreksi bolome-
triknya adalah BC = 0,15
Bintang Deret Utama
Bintang Maharaksasa
B - V
0,00
-0,20 0,40 0,80 1,200,00
0,00
1,00
1,50
2,00
BC
8. DND - 2006
B - V
Bintang
Deret Utama
Bintang
Maharaksasa
Teff BC Teff BC
-0,25 24500 2,30 26000 2,20
-0,23 21000 2,15 23500 2,05
-0,20 17700 1,80 19100 1,72
-0,15 14000 1,20 14500 1,12
-0,10 11800 0,61 12700 0,53
-0,05 10500 0,33 11000 0,14
0,00 9480 0,15 9800 -0,01
0,10 8530 0,04 8500 -0,09
0,20 7910 0 7440 -0,10
B - V
Bintang
Deret Utama
Bintang
Maharaksasa
Teff BC Teff BC
0,30 7450 0 6800 -0,100
0,40 6800 0 6370 -0,090
0,50 6310 0,03 6020 -0,070
0,60 5910 0,07 5800 -0,003
0,70 5540 0,12 5460 0,003
0,80 5330 0,19 5200 0,100
0,90 5090 0,28 4980 0,190
1,00 4840 0,40 4770 0,300
1,20 4350 0,75 4400 0,590
Tabel 4.1. Temperatur efektif dan koreksi bolometrik untuk
bintang-bintang Deret Utama dan Bintang Maharaksasa.
9. DND - 2006
α
L = 4 π R2
σTef
4
E =
L
4 π d 2
Temperatur Effektif Bintang
Pers. (2-29) :
E = σ Tef
4
R
d
2
R
d
E = α2
σ Tef
4
Radius sudut bintang
. . . . . . . . . . . . (4-21)
Pers. (2-30) :
α =
R
d
. . . . . . (4-
20)
. (4-19)
Subtitusikan pers. (4-20) ke pers. (4-19) diperoleh,
13. DND - 2006
Untuk Matahari diketahui,
Tef = 5785 K, mbol = −26,79 dan δ = 1920”
log Tef = log Tef - 0,1(mbol − mbol ) + 0,5 (log δ − log δ)
Jika harga-harga ini dimasukan ke pers. (4-27) :
akan diperoleh,
log Tef = 2,73 – 0,10 mbol – 0,50 log δ
dinyatakan dalam
detik busur
. . (4-28)
Jadi jika δ dan mbol dapat ditentukan maka Tef dapat dicari.
14. DND - 2006
Jika Tef sudah dapat ditentukan, maka dengan menggu-
nakan pers. (2-29) :
L = 4 π R2
σTef
4
dapat dicari
ditentukan dari δ
Atau mana saja yang duluan bisa ditentukan, maka yang
lainnya dapat dicari.
15. DND - 2006
Contoh:
1. Vega adalah bintang deret utama kelas A0 dengan Mv
= 0,58. Tentukanlah Mbol dan Luminositasnya.
Jawab:
Koreksi Bolometrik Vega adalah, BC = 0,15
Dari pers. (4-18) : Mv – Mbol = BC
diperoleh, Mbol = 0,58 – 0,15 = 0,43
Dari pers. (4-15) : Mbol – Mbol = -2,5 log L/L
diperoleh,
Mbol = 4,75
Log L/L = = = 1,73
Mbol – Mbol
−2,5
0,43 – 4,75
− 2,5
Jadi, L = 53,46 L
16. DND - 2006
2. Dari hasil pengukuran, diameter sudut bintang Vega
adalah 3,24 x 10−3
detik busur, parallaksnya adalah p
= 0”,133 dan koreksi bolometriknya BC = 0,15. Jika
diketahui Mv = 0,58 tentukanlah,
a. Temperatur efektifnya
b. Radiusnya
c. Dari nilai yang diperoleh dari butir a dan b,
tentukan-lah Luminositasnya. Bandingkan hasilnya
dengan contoh 1.
Jawab:
δ = 3,24 x 10−3
detik busur
= 1,57 x10−8
radian
p = 0,133 detik busur,
BC = 0,15
Mv = 0,58
17. DND - 2006
p = 1/d d = 1/p = 1/0,133 = 7.52 pc
mv – Mv = -5 + 5 log d
Rumus modulus jarak (pers. 4-9) untuk magnitudo
bolometrik adalah,
mv = -5 + 5 log 7.52 + 0,58
= – 0,04
Dari pers. (4-17) : mv – mbol = BC mbol = – 0,19
log Tef = 2,726 – 0,1mbol – 0,5 log δ
diperoleh,
log Tef = 2,726 – 0,1(– 0,19) – 0,5 log (3,24 x 10−3
)
Tef = 9766 K
Dari pers. (4-28) :
a)
= 2,32 x 1018
cm
18. DND - 2006
α =
R
d
b)
δ = 2α
c) Luminositas bintang dapat ditentukan dari pers.
L = 4 p R2
σTef
4
L = 4 π (1,82 x 1011
)2
(5,67 x 10-5
) (9766)4
= 2,15 x 1035
erg/s = 56,08 L
= 1,82 x 1011
cm = 12,62 R
Dari contoh 1, L = 53,46 L
R =
δ d
2
=
(1,57 x 10 −8
) (2,32 x 1019
)
2
19. DND - 2006
Soal Latihan :
1. Dari pengamatan diperoleh bahwa magnitudo semu
sebuah bintang adalah mv = 10,4 dan kereksi
bolometriknya BC = 0,8. Jika parallaks bintang
tersebut adalah p = 0”,001, tentukan luminositasnya.
2. Sebuah bintang mempunyai Tef = 8700 K, Mbol = 1,6
dan mbol = 0,8. Tentukanlah jarak, radius dan
luminositas bintang tersebut.
20. DND - 2006
Soal Latihan :
3. Magnitudo semu visual bintang α Aql adalah 0,78,
temperatur efektifnya adalah 8400 K. Jika parallaks
bintang ini adalah 0”,198 dan diameter sudutnya 2,98
x 10-3
detik busur, tentukanlah :
a. Koreksi bolometrik dan magnitudo mutlak bolome-
trik bintang tersebut.
b. Luminositas dan radius bintang.
21. DND-2006
Penyerapan (Absorpsi) Cahaya Bintang Oleh
Atmosfer Bumi
Sebelum sampai ke permukaan Bumi, cahaya yang
berasal dari benda-benda langit akan melewati atmosfer
Bumi. Materi yang berada di atmosfer Bumi, akan
menyerap cahaya tersebut sehingga cahaya yang
diterima di Bumi menjadi lebih redup. Oleh karena itu
pengamatan magnitudo bintang dari permukaan Bumi
harus dikoreksi terhadap penyerapan ini.
22. DND-2006
ζ
Perhatikan gambar berikut :
ZenitAtmosfer
atas
Permukaan
Bumi P (pengamat)
Cahaya bintang merambat melalui atmosfer dan
membentuk sudut ζ terhadap arah zenit. ζ disebut
jarak zenit (sudut zenit pengamat)
x s
Pada saat cahaya bin-
tang melalui atmosfer
bumi (jarak s), sebagian
cahaya tersebut diserap
dan sebagian lagi
disebarkan ke arah lain.
23. DND-2006
dx ds
ζ
Proses penyerapan ini dinyatakan oleh koefisien
absorpsi κλ yang diukur per cm dan sangat ber-
gantung pada panjang gelombang.
ζ
ZenitAtmosfer
atas
Permukaan
Bumi P
x s
Intensitas cahaya
bintang pada waktu
melewati elemen
jarak ds akan
berkurang sebesar :
24. DND-2006
Integrasikan pers. (4-29) dari E0λ
(fluks yang diamati di
atas atmosfer) sampai Eλ
(fluks yang diamati di bumi)
dan κλ
ds dari s sampai 0.
dEλ
= − Eλ
κλ
ds . . . . . . . . . . . . . . . . (4-
29)
Fluks yang diterima di bumi.
Tanda negatif berarti fluks berkurang
dengan bertambahnya jarak
∫ = − κλ
dsdEλ
Eλ
E0λ
Eλ
∫s
0
ln = − κλ
ds
Eλ
E0λ
∫s
0
25. DND-2006
∫s
0
= exp − κλ
ds
Eλ
E0λ
∫s
0
Eλ = E0λ exp − κλ
ds
Definisikan tebal
optis atmosfer bumi
sepanjang garis s.
∫s
0
τλ = κλ
ds . . . . . . . . . (4-
31)
. . . . . . . . . (4-
30)
Subtitusikan pers. (4-31) ke pers. (4-30) diperoleh,
. . . . . . . . . . . . . (4-32)Eλ = E0λ e− τλ
fluks yang diamati
di atas atmosfer
fluks yang
diamati di bumi
26. DND-2006
Misalkan m0λ = magnitudo yang diamati di atas atmosfer
moλ – mλ = - 2,5 log (Eoλ/Eλ) . . . . . . . . . .(4-33)
mλ = magnitudo yang diamati di bumi
Dari rumus Pogson (pers. 4-1) diperoleh,
Subtitusikan pers. (4-30) :
ke pers. (4-33) diperoleh,
moλ – mλ = - 2,5 τλ log e
atau, mλ – moλ = 1,086 τλ
. . . . . . . . . . .(4-34)
Persamaan di atas mengatakan bahwa cahaya bintang
pada waktu melewati atmosfer bumi dilemahkan sebesar
1,0856 τλ
Eλ = Eoλ e− τλ
moλ – mλ = - 2,5 log (eτ
)λ
27. DND-2006
Karena ζ (jarak zenit) selalu berubah dengan
berubahnya waktu pengamatan, maka harga
ekstingsi atmosfer (pengurangan intensitas cahaya
bintang karena diserap dan disebarkan oleh atmosfer
bumi) juga berubah terhadap waktu pengamatan.
Apabila kita menggunakan bintang standar sepanjang
waktu pengamatan, maka ekstingsi dapat ditentukan
sebagai fungsi waktu; hasilnya dapat digunakan pada
bintang yang kita amati.
Untuk ketelitian yang tinggi, bintang standar harus
berada di dekat bintang program, dalam hal ini,
diperlukan bintang standar yang banyak.
28. DND-2006
Menentukan Koefisien Absorpsi
Andaikan atmosfer bumi plan paralel sehingga
pembelokkan cahaya bintang oleh atmosfer bumi
dapat diabaikan.
sifat-sifat atmosfer
bumi hanya ber-
gantung pada ke-
tinggian dari per-
mukaan bumi (jadi
koefisien absorpsi
di titik A akan
sama dengan di
titik B)
Permukaan
Bumi
dx ds
ζ
ζ
Zenit
Atmosfer
atas
P
x s
A
BA’
29. DND-2006
dx ds
ζ
ζ
Zenit
Atmosfer
atas
Permukaan
Bumi P
x s
A
B
Perhatikan gambar berikut :
dx
dsζ
ds = sec ζ dx . . . . . . . . . . . . . . . (4-
35)
Subtitusikan pers. (4-35) ke
pers. (4-29) :
∫s
0
τλ = κλ
ds
diperoleh, ∫s
0
τλ = κλ sec ζ dx = sec ζ κλ dx
∫s
0
. . . . . . . (4-36)
Pada arah zenit, ζ = 0, jadi pers. (4-36) dapat dituliskan
menjadi
∫s
0
τoλ = κλ
dx . . . . . . . . . . . . . (4-37)
31. DND-2006
Posisi ke-2
bintang standar
Posisi ke-1
bintang standar
Untuk menentukan τoλ, bintang standard paling sedikit
harus diamati dalam dua posisi. Biasanya sebelum
pengamatan terhadap bintang program dan sesudahnya.
Zenit
P
ζ1ζ2
Posisi bintang program
sewaktu diamati
32. DND-2006
Misalkan
mλ2 magnitudo bintang standar pada waktu pengamat-
an kedua (t2), dan ζ2 jarak zenitnya.
Dari pers. (4-39) diperoleh,
mλ1 – moλ = 1,086 τoλ sec ζ1
mλ2 – moλ = 1,086 τoλ sec ζ2
mλ1 – mλ2 = 1,086 τoλ (sec ζ1 – sec ζ2). . . . . . . . . (4-
40)
mλ1 magnitudo bintang standar pada waktu pengamat-
an pertama (t1), dan ζ1 jarak zenitnya.
33. DND-2006
atau τoλ =
mλ1 – mλ2
1,086 (sec ζ1 – sec ζ2)
. . . . . . . . . . . . (4-
41)
mλ1, mλ2, ζ1 dan ζ2 dapat diamati τoλ dapat ditentukan
moλ - mλ = 1,086 τoλ sec ζPers. (4-39) :
Nilai τoλ ini selanjutnya bisa digunakan ke pers. (4-39)
untuk bintang-bintang program.
dapat diamati
ditentukan dari pers. (4-41)dapat diamati
dapat dicari
34. DND-2006
Contoh :
1. Sebuah bintang diamati dengan sebuah teropong yang
ada di sebuah observatorium. Pada waktu bintang
tersebut berada jarak zenit 35o
, magnitudo semunya
adalah 5,8, sedangkan pada waktu jarak zenitnya 15o
,
magnitudo semunya adalah 5,5. Berapakah magnitudo
semu binatang tersebut apabila diamati di luar
atmosfer bumi.
35. DND-2006
Penyerapan (Absorpsi) Cahaya Bintang Oleh
Materi Antar Bintang
Ruang antar bintang tidak hampa. tetapi dipenuhi
dengan materi antar bintang (MAB)
Pada waktu melewati MAB ini,
cahaya bintang mengalami
pelemahan, karena sebagian
cahaya bintang tersebut diserap
oleh MAB. Oleh karena itu,
magnitudo bintang yang diamati
di Bumi, harus dikoreksi terhadap
penyerapan/absorpsi ini.
Eagle Nebula (M16)
36. DND-2006
Proses penyerapan cahaya bintang oleh MAB pada
prinsipnya hampir sama dengan proses penyerapan
oleh atmosfer Bumi.
Misalkan σλ adalah koefisien absorpsi dalam cm-1
yang
bergantung pada λ.
Ketebalan optis τλ antara bumi dengan bintang pada jarak
s adalah (lihat pers. 4-31) :
∫s
0
τλ = σλ
ds . . . . . . . . . . . . . (4-42)
37. DND-2006
Akibat absorpsi oleh MAB ini, maka fluks yang diamati di
Bumi (di luar atmosfer Bumi) adalah (lihat penentuan
pers. 4-30)
Eλ = Eoλ e− τ λ
. . . . . . . . . . . . . (4-43)
fluks yang diamati
sebelum melewati MAB
fluks yang diamati di
luar atmosfer bumi
Akibat penyerapan oleh MAB ini, magnitudo bintang di
lemahkan sebesar (lihat penentuan pers. 4-34)
38. DND-2006
mλ – m0λ = 1,086 τλ
. . . . . . . . . . . . . (4-44)
magnitudo sebelum
melewati MAB
magnitudo di luar
atmosfer bumi
Δ m = mλ – m0λ = Aλ
disebut besaran absorpsi
untuk panjang gelombang visual, pers. (4-45) menjadi,
. . . . . . . . . . . . . . . . . (4-45)
Δ mv = mv – m0v = Av
. . . . . . . . . . . . . . . . . (4-
46)Dengan demikian, persamaan Pogson harus dikoreksi
terhadap absorpsi ini, sehingga persamaan Pogson
(pers. 4-9) dapat dituliskan menjadi,
m – M = -5 + 5 log d + Av
. . . . . . . . . . . . (4-47)
39. DND-2006
Untuk pengamatan dalam dua panjang gelombang yang
berbeda yaitu λ1 dan λ2,
mλ – moλ = AλPers. (4-45) :
(mλ – moλ ) – (mλ – moλ ) = Aλ – Aλ1 1 2 2 1 2
(mλ – mλ ) – (mλ – mλ )o = Aλ – Aλ1 2 2 1 21
disebut Ekses Warna dan diberi simbol E
Jadi :
Eλ = (mλ − mλ ) − (mλ − mλ )o = Aλ − Aλ12 1 2 1 2 1 2
. . . . (4-48)
dapat dituliskan menjadi,
atau
41. DND-2006
Untuk MAB yang normal , harga R = 3,2
Makin besar harga R, maka absorpsi yang
disebabkan oleh MAB akan semakin besar.
sehingga : AV = 3,2 EBV
. . . . . . . . . . . . . . . (4-53)
Pada umumnya, untuk MAB :
∆mB = 1,31 ∆mV
∆mU = 1,53 ∆mV
∆mB - ∆mV = ∆(B - V) = 0,31 ∆mV
∆mU - ∆mB = ∆(U - B) = 0,22 ∆mV
42. DND-2006
Dari hubungan ini diperoleh,
∆(B - V)
∆(U - B)
= 0,72
E(B - V)
E(U - B)
= 0,72
EBV
EUB
=atau . . . . . . . . . . . (4-54)
dapat digunakan untuk mengoreksi absorpsi yang
disebabkan oleh MAB,
Absorpsi cahaya bintang oleh MAB disebut juga sebagai
efek pemerahan (reddening) karena akibat absorpsi,
cahaya bintang menjadi lebih merah
43. DND-2006
Untuk menentukan efek pemerahan suatu bintang, dapat
digunakan diagram dua warna sebagai berikut :
Buat diagram antara (U-B) dan (B-V) untuk bintang-
bintang yang tidak mengalami absorpsi
1.20.80.40.0−0.
4
1.2
0.8
0.4
0.0
−0.4
−0.8
−1.2
(B − V)O
(U−B)O
arah pemerahan,
ditentukan dari
E(B - V)
E(U - B)
= 0,72
44. DND-2006
Jika kita mempunyai indeks warna (U − B) dan (B − V)
suatu bintang hasil pengamatan, maka indeks warna
bintang tersebut kita plotkan dalam diagran dua warna
tersebut.
B
B’
B’’
B’’’
A
A’
1.20.80.40.0−0.4
1.2
0.8
0.4
0.0
−0.4
−0.8
−1.2
(B − V)O
(U−B)O
45. DND-2006
Tugas :
Buat diagram dua warna dg menggunakan data warna
intrinsik bintang sebanyak mungkin (Cari sendiri
datanya). Selanjutnya cari paling sedikit 5 buah bintang
hasil pengamatan, kemudian tentukan magnitudo intrinsik
bintang tersebut dengan menggunakan diagram dua
warna yang anda buat.
46. DND-2006
1. Dari hasil pengamatan terhadap sebuah bintang diper-
oleh, B = 4,53 dan V = 4,42, Apabila warna instrinsik
bintang ini sudah diketahui yaitu (B – V)o = −0,25, dan
magnitudo mutlaknya Mv = − 2,8 tentukanlah :
Soal Latihan
a. Magnitudo visual intrinsiknya
b. Jarak sebenarnya bintang ini
(misalkan konstanta absorpsinya R = 3,2)
Lanjut ke Bab V
Kembali ke Daftar Materi