Sistem magnitudo menggunakan berbagai panjang gelombang cahaya untuk mengukur kecerahan bintang. Sistem UBV menggunakan panjang gelombang ultraungu, biru, dan visual, sementara sistem lainnya menggunakan kombinasi panjang gelombang yang berbeda. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang di seluruh panjang gelombang. Koreksi bolometrik digunakan untuk menghitung magnitudo bolometrik dari magnit
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Pogson medefinisikan skala magnitudo logaritmik dimana selisih 1 unit magnitudo melambangkan perbedaan terang 100 kali. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya dan menunjukkan temperatur permukaan bintang.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat pancaran benda hitam dan hukum-hukum terkaitnya, termasuk fungsi Planck, hukum Stefan-Boltzmann, dan hukum Wien. Dokumen juga menjelaskan bahwa bintang dapat dianggap sebagai benda hitam dan parameter pentingnya seperti intensitas spesifik, fluks, luminositas, dan fluks pada jarak tertentu.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Pogson medefinisikan skala magnitudo logaritmik dimana selisih 1 unit magnitudo melambangkan perbedaan terang 100 kali. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya dan menunjukkan temperatur permukaan bintang.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat pancaran benda hitam dan hukum-hukum terkaitnya, termasuk fungsi Planck, hukum Stefan-Boltzmann, dan hukum Wien. Dokumen juga menjelaskan bahwa bintang dapat dianggap sebagai benda hitam dan parameter pentingnya seperti intensitas spesifik, fluks, luminositas, dan fluks pada jarak tertentu.
[Ringkasan]
1. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang melalui seluruh panjang gelombang, tidak seperti magnitudo visual yang hanya mengukur pada panjang gelombang tertentu.
2. Koreksi bolometrik digunakan untuk mengkonversi magnitudo visual menjadi magnitudo bolometrik karena sebagian energi bintang dipancarkan di luar daerah visual.
3. Dari koreksi bolometrik, temperatur efektif, dan diameter sudut
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
Mars dan Matahari memiliki koordinat ekuator berbeda pada tanggal 9 April 2014. Dari pulau kecil dengan lintang 0 derajat, Mars akan terlihat di langit selama 12 jam.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep astronomi yang terkait dengan koordinat benda langit seperti asensio rekta, deklinasi, waktu terbit dan terbenam, serta penyelesaian soal-soal yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Beberapa contoh soal yang diselesaikan adalah menentukan waktu terbit dan terbenam suatu bintang, menentukan waktu transit bintang, serta menentukan koordinat Bulan sa
Dokumen tersebut membahas tentang spektroskopi bintang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pembentukan spektrum bintang, teori atom Bohr, klasifikasi spektrum bintang menurut Miss Annie J. Cannon, dan contoh spektrum bintang kelas O.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat soal-soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2010 beserta jawabannya. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar astronomi seperti gerhana, orbit planet, bintang variabel, dan lainnya.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Dokumen tersebut berisi solusi soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2009 yang ditulis oleh Mariano N. Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang latar belakang pendeklarasian tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional dan solusi untuk beberapa soal olimpiade astronomi.
Dokumen ini membahas tentang konsep fluks listrik dan hukum Gauss. Fluks listrik adalah ukuran aliran medan listrik melalui permukaan, sedangkan hukum Gauss menyatakan bahwa fluks total yang melalui permukaan tertutup sama dengan muatan total di dalamnya. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa muatan pada konduktor berada di permukaan luarnya dan bernilai nol di dalamnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Matahari dan teknik-teknik pengukuran besaran fisisnya seperti jarak, radius, massa, luminositas, dan temperatur efektif menggunakan berbagai metode seperti radar, pengukuran sudut, hukum Kepler dan Newton.
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran kuat cahaya bintang. Magnitudo digunakan untuk menyatakan terang bintang, dengan magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Ada perbedaan antara magnitudo visual yang diukur oleh mata dan magnitudo fotografis yang diukur oleh pelat foto."
[Ringkasan]
1. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang melalui seluruh panjang gelombang, tidak seperti magnitudo visual yang hanya mengukur pada panjang gelombang tertentu.
2. Koreksi bolometrik digunakan untuk mengkonversi magnitudo visual menjadi magnitudo bolometrik karena sebagian energi bintang dipancarkan di luar daerah visual.
3. Dari koreksi bolometrik, temperatur efektif, dan diameter sudut
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
Mars dan Matahari memiliki koordinat ekuator berbeda pada tanggal 9 April 2014. Dari pulau kecil dengan lintang 0 derajat, Mars akan terlihat di langit selama 12 jam.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep astronomi yang terkait dengan koordinat benda langit seperti asensio rekta, deklinasi, waktu terbit dan terbenam, serta penyelesaian soal-soal yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Beberapa contoh soal yang diselesaikan adalah menentukan waktu terbit dan terbenam suatu bintang, menentukan waktu transit bintang, serta menentukan koordinat Bulan sa
Dokumen tersebut membahas tentang spektroskopi bintang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pembentukan spektrum bintang, teori atom Bohr, klasifikasi spektrum bintang menurut Miss Annie J. Cannon, dan contoh spektrum bintang kelas O.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat soal-soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2010 beserta jawabannya. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar astronomi seperti gerhana, orbit planet, bintang variabel, dan lainnya.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Dokumen tersebut berisi solusi soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2009 yang ditulis oleh Mariano N. Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang latar belakang pendeklarasian tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional dan solusi untuk beberapa soal olimpiade astronomi.
Dokumen ini membahas tentang konsep fluks listrik dan hukum Gauss. Fluks listrik adalah ukuran aliran medan listrik melalui permukaan, sedangkan hukum Gauss menyatakan bahwa fluks total yang melalui permukaan tertutup sama dengan muatan total di dalamnya. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa muatan pada konduktor berada di permukaan luarnya dan bernilai nol di dalamnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Matahari dan teknik-teknik pengukuran besaran fisisnya seperti jarak, radius, massa, luminositas, dan temperatur efektif menggunakan berbagai metode seperti radar, pengukuran sudut, hukum Kepler dan Newton.
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran kuat cahaya bintang. Magnitudo digunakan untuk menyatakan terang bintang, dengan magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Ada perbedaan antara magnitudo visual yang diukur oleh mata dan magnitudo fotografis yang diukur oleh pelat foto."
Dokumen tersebut membahas tentang efek Doppler dan analisis spektrum bintang untuk memperoleh informasi mengenai temperatur, komposisi kimia, kecepatan radial, dan lainnya. Metode analisis spektrum bintang meliputi pengukuran pergeseran Doppler, lebar garis spektrum, dan kurva pertumbuhan.
SPMB 2003 Regional II kode 120 berisi soal-soal fisika tentang mekanika, optika, termodinamika, dan radioaktivitas. Dokumen ini memberikan 13 soal beserta pembahasan singkat untuk setiap jawaban.
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran intensitas cahaya bintang. Terdapat penjelasan tentang hukum Planck dan Stefan-Boltzmann yang menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam sebagai fungsi temperatur, serta penerapannya untuk mempelajari sifat-sifat fisik bintang seperti temperatur, luminositas, dan jaraknya.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis koperasi dan tahapan pembentukan koperasi. Ada 5 jenis koperasi yaitu koperasi simpan pinjam, konsumen, produsen, pemasaran, dan jasa. Pembentukan koperasi memerlukan persyaratan tertentu seperti minimal 20 anggota, berkedudukan di Indonesia, dan membuat akta pendirian yang berisi anggaran dasar. Proses pembentukannya meliputi persiapan, rapat pembent
2. DND - 2005
Pada tahun 1951, H.L. Johnson dan W.W. Morgan
menajukan sistem magnitudo yang disebut sistem UBV,
yaitu
U = magnitudo semu dalam daerah ultraungu (λef = 3500 Å)
B = magnitudo semu dalam daerah biru (λef = 4350 Å)
V = magnitudo semu dalam daerah visual (λef = 5550 Å)
Dalam sistem UBV ini, indeks warna adalah U-B dan B-V
Makin kecil harga B-V, bintang semakin panas.
3. DND - 2005
Magnitudo Warna
λ Efektif
(Å)
Lebar Pita
(Å)
Sistem UGR
dari Becker
U Ultraviolet 3 690
500 – 700G Hijau 4 680
R Merah 6380
Sistem UBV
dari Johnson
dan Morgan
U Ultraviolet 3 500
800 – 1000B Biru 4 350
V Kuning 5 550
Sistem
Stromgren
(Sistem ubvy)
u Ultraviolet 3 500
∼ 200
v Violet 4 100
b Biru 4 670
y Hijau 5 470
Berbagai Sistem Magnitudo
4. DND - 2005
Magnitudo Warna
λ Efektif
(Å)
Lebar Pita
(Å)
Sistem
Stebbins dan
Withford
U Ultraviolet 3 550
600 - 1500
V Violet 4 200
B Biru 4 900
G Hijau 5 700
R Merah 7 200
I inframerah 10 300
Berbagai Sistem Magnitudo
5. DND - 2005
Magnitudo Bolometrik
Magnitudo bintang yang diukur dalam seluruh panjang
gelombang
Untuk magnitudo semu bolometrik ini, rumus Pogson
dituliskan sebagai,
Magnitudo semu bolometrik = mbol
Magnitudo mutlak bolometrik = Mbol
mbol = -2,5 log Ebol + Cbol
tetapan
Fluks bolometrik E =
L
4 π d2
. . . . . . . . . . . . . . (7-1)
6. DND - 2005
Magnitudo mutlak bolometrik mempunyai arti penting
karena kita dapat memperoleh informasi mengenai energi
total yang dipancarkan suatu bintang per detik
(luminositas) yaitu dari rumus,
Mbol – Mbol = -2,5 log L/L
Mbol : magnitudo mutlak bolometrik bintang
L : Luminositas bintang
Mbol : magnitudo mutlak bolometrik Matahari
L : Luminositas Matahari = 3,83 x 1033
erg/det
. . . . . . . . . . . (7-2)
7. DND - 2005
Magnitudo bolometrik sukar ditentukan karena
beberapa panjang gelombang tak dapat menembus
atmosfer Bumi.
Bintang yang panas sebagian besar energinya
dipancarkan pada panjang gelombang ultraviolet,
sedangkan bintang yang dingin, sebagian besar
energinya dipancarkan pada panjang gelombang
inframerah. Keduannya tidak dapat menembus
atmosfer Bumi.
Magnitudo bolometrik bintang-bintang panas dan
dingin ini ditentukan secara teori, atau penentuannya
dilakukan di luar atmosfer Bumi.
8. DND - 2005
Cara lain adalah cara tidak langsung, yaitu dengan
memberikan koreksi pada magnitudo visualnya.
Caranya adalah sebagai berikut:
Magnitudo visual adalah, V = -2,5 log EV + CV
Magnitudo bolometrik adalah, mbol = -2,5 log Ebol + Cbol
Dari dua persamaan ini diperoleh,
V - mbol = -2,5 log EV / Ebol + C
Atau V – mbol = BC
BC disebut koreksi bolometrik (bolometric correction)
yang harganya bergantung pada temperatur atau
warna bintang
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-3)
9. DND - 2005
Untuk bintang yang sangat panas atau sangat dingin,
sebagian besar energinya dipancarkan pada daerah
ultraviolet atau inframerah, hanya sebagian kecil saja
dipancarkan pada daerah visual, oleh karena itu untuk
bintang seperti ini, koreksi bolometriknya besar
Untuk bintang yang temperaturnya sedang, seperti
Matahari, sebagian besar energinya dipancarkan dalam
daerah visual hingga perbedaan antara mbol dan V kecil.
Jadi untuk bintang seperti ini koreksi bolometriknya
mencapai harga terkecil.
Koreksi bolometrik bergantung pada warna bintang !
10. DND - 2005
0
- 0,32
1
2
3
4
5
0,00 0,43 0,66 1,41
B - V
BC
Hubungan antara BC dengan B-V
BC = 0, untuk B – V = 0,45
11. DND - 2005
α
L = 4 π R2
σΤef
4
E =
L
4 π d 2
Dari pelajaran yang lalu diperoleh
dan
E = σ Tef
4
R
d
2
R
d
α =
R
d
E = α2
σ Tef
4
Radius sudut bintang
. . . . . . . . . . . . (7-4)
12. DND - 2005
δ
R
d
α
δ = 2α Garis tengah sudut
E = α2
σ Tef
4
Untuk Matahari
E = σ Tef
4
δ
2
2
E = σ Tef
4
δ
2
2
. . . . . . . . (7-5)
13. DND - 2005
Apabila kita bandingkan fluks bintang dan fluks
Matahari diperoleh,
E = σ Tef
4
δ
2
2
E = σ Tef
4
δ
2
2
δ
δ
1/2
E
E
1/4
Tef
Tef
=
Jika diambil logaritmanya, maka diperoleh,
log (Tef /Tef) = 0,25 log (E /E) + 0,5 log (δ/ δ)
. . . . . . . . . . . . (7-6)
14. DND - 2005
Selanjutnya dengan menggunakan rumus Pogson,
diperoleh
mbol - mbol = - 2,5 log (E/E)
log (Tef /Tef) = 0,25 log (E /E) + 0,5 log (δ/ δ)
Apabila rumus ini kita subtitusikan ke persamaan
akan diperoleh,
log Tef = log Tef - 0,1 log (mbol - mbol ) + 0,5 (log δ - log δ)
. . . . . . . . . . . . (7-7)