Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
Mars dan Matahari memiliki koordinat ekuator berbeda pada tanggal 9 April 2014. Dari pulau kecil dengan lintang 0 derajat, Mars akan terlihat di langit selama 12 jam.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Pogson medefinisikan skala magnitudo logaritmik dimana selisih 1 unit magnitudo melambangkan perbedaan terang 100 kali. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya dan menunjukkan temperatur permukaan bintang.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep astronomi yang terkait dengan koordinat benda langit seperti asensio rekta, deklinasi, waktu terbit dan terbenam, serta penyelesaian soal-soal yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Beberapa contoh soal yang diselesaikan adalah menentukan waktu terbit dan terbenam suatu bintang, menentukan waktu transit bintang, serta menentukan koordinat Bulan sa
[Ringkasan]
1. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang melalui seluruh panjang gelombang, tidak seperti magnitudo visual yang hanya mengukur pada panjang gelombang tertentu.
2. Koreksi bolometrik digunakan untuk mengkonversi magnitudo visual menjadi magnitudo bolometrik karena sebagian energi bintang dipancarkan di luar daerah visual.
3. Dari koreksi bolometrik, temperatur efektif, dan diameter sudut
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya.
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
Mars dan Matahari memiliki koordinat ekuator berbeda pada tanggal 9 April 2014. Dari pulau kecil dengan lintang 0 derajat, Mars akan terlihat di langit selama 12 jam.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Pogson medefinisikan skala magnitudo logaritmik dimana selisih 1 unit magnitudo melambangkan perbedaan terang 100 kali. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya dan menunjukkan temperatur permukaan bintang.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep astronomi yang terkait dengan koordinat benda langit seperti asensio rekta, deklinasi, waktu terbit dan terbenam, serta penyelesaian soal-soal yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Beberapa contoh soal yang diselesaikan adalah menentukan waktu terbit dan terbenam suatu bintang, menentukan waktu transit bintang, serta menentukan koordinat Bulan sa
[Ringkasan]
1. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang melalui seluruh panjang gelombang, tidak seperti magnitudo visual yang hanya mengukur pada panjang gelombang tertentu.
2. Koreksi bolometrik digunakan untuk mengkonversi magnitudo visual menjadi magnitudo bolometrik karena sebagian energi bintang dipancarkan di luar daerah visual.
3. Dari koreksi bolometrik, temperatur efektif, dan diameter sudut
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya.
Dokumen tersebut berisi solusi soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2009 yang ditulis oleh Mariano N. Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang latar belakang pendeklarasian tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional dan solusi untuk beberapa soal olimpiade astronomi.
Bintang tidak diam tetapi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat kecil sehingga sulit diamati. Gerak sejati bintang diukur dengan membandingkan posisi bintang dalam waktu yang lama untuk mengetahui perubahan posisinya. Kecepatan gerak bintang dapat diuraikan menjadi komponen radial dan tangensial berdasarkan efek Doppler dan gerak sejatinya.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat soal-soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2010 beserta jawabannya. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar astronomi seperti gerhana, orbit planet, bintang variabel, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat pancaran benda hitam dan hukum-hukum terkaitnya, termasuk fungsi Planck, hukum Stefan-Boltzmann, dan hukum Wien. Dokumen juga menjelaskan bahwa bintang dapat dianggap sebagai benda hitam dan parameter pentingnya seperti intensitas spesifik, fluks, luminositas, dan fluks pada jarak tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang tata koordinat ekliptika dalam astronomi. Tata koordinat ini digunakan untuk menentukan posisi objek-objek tata surya karena pergerakannya tidak tetap jika diukur dari ekuator langit. Tata koordinat ekliptika memiliki unsur-unsur penting seperti kutub ekliptika, titik kardinal, ekliptika langit, dan titik acuan titik Aries. Dokumen ini juga menjelaskan konsep buj
Dokumen tersebut merangkum evolusi bintang, mulai dari terbentuknya bintang dari nebula, evolusi awal menjadi protobintang, kemudian menjadi bintang deret utama, dan berbagai tahapan selanjutnya hingga akhir hayat bintang bergantung pada massanya, seperti menjadi bintang raksasa merah, supernova, atau bintang neutron.
Teks tersebut menjelaskan tentang konsep kalender dan zona waktu serta penghitungan hari dalam kalender Islam pada tahun 615 H. Beberapa sistem kalender dijelaskan seperti kalender Matahari, Bulan, dan Islam.
Dokumen tersebut merupakan solusi dan pembahasan soal olimpiade astronomi nasional tahun 2011. Dokumen tersebut berisi penjelasan singkat mengenai jawaban soal-soal olimpiade tersebut beserta ilustrasi dan prinsip-prinsip dasar yang relevan.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang struktur matahari yang terdiri dari inti, zona radiatif, zona konveksi, fotosfer, bintik matahari, prominensi, dan korona. Matahari memiliki inti yang menghasilkan energi melalui fusi nuklir dan struktur luar yang mentransportasikan energi ke permukaan.
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep dasar dalam bidang astrofisika, meliputi pancaran gelombang elektromagnetik dari benda langit, teori pancaran benda hitam, hukum Stefan-Boltzmann, dan penerapannya untuk mempelajari sifat bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang pancaran benda hitam dan hukum yang melandasinya. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Benda hitam adalah pemancar sempurna yang menyerap seluruh pancaran elektromagnetik tanpa pantulan.
2. Fungsi Planck menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam berdasarkan panjang gelombang dan temperatur.
3. Hukum Wien menyatakan hubungan antara panjang gelombang maksimum den
1. Persamaan diferensial yang digunakan untuk memecahkan struktur dalam bintang meliputi persamaan kesetimbangan hidrostatik, kesinambungan massa, pembangkit energi, kesetimbangan pancaran, dan kesetimbangan konveksi.
2. Pemecahan persamaan struktur bintang memberikan profil parameter seperti tekanan, kerapatan, suhu, dan luminositas sebagai fungsi radius bintang.
3. Perubahan komposisi kimia akibat reaksi nuk
Dokumen tersebut berisi solusi soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2009 yang ditulis oleh Mariano N. Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang latar belakang pendeklarasian tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional dan solusi untuk beberapa soal olimpiade astronomi.
Bintang tidak diam tetapi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat kecil sehingga sulit diamati. Gerak sejati bintang diukur dengan membandingkan posisi bintang dalam waktu yang lama untuk mengetahui perubahan posisinya. Kecepatan gerak bintang dapat diuraikan menjadi komponen radial dan tangensial berdasarkan efek Doppler dan gerak sejatinya.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat soal-soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2010 beserta jawabannya. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar astronomi seperti gerhana, orbit planet, bintang variabel, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat pancaran benda hitam dan hukum-hukum terkaitnya, termasuk fungsi Planck, hukum Stefan-Boltzmann, dan hukum Wien. Dokumen juga menjelaskan bahwa bintang dapat dianggap sebagai benda hitam dan parameter pentingnya seperti intensitas spesifik, fluks, luminositas, dan fluks pada jarak tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang tata koordinat ekliptika dalam astronomi. Tata koordinat ini digunakan untuk menentukan posisi objek-objek tata surya karena pergerakannya tidak tetap jika diukur dari ekuator langit. Tata koordinat ekliptika memiliki unsur-unsur penting seperti kutub ekliptika, titik kardinal, ekliptika langit, dan titik acuan titik Aries. Dokumen ini juga menjelaskan konsep buj
Dokumen tersebut merangkum evolusi bintang, mulai dari terbentuknya bintang dari nebula, evolusi awal menjadi protobintang, kemudian menjadi bintang deret utama, dan berbagai tahapan selanjutnya hingga akhir hayat bintang bergantung pada massanya, seperti menjadi bintang raksasa merah, supernova, atau bintang neutron.
Teks tersebut menjelaskan tentang konsep kalender dan zona waktu serta penghitungan hari dalam kalender Islam pada tahun 615 H. Beberapa sistem kalender dijelaskan seperti kalender Matahari, Bulan, dan Islam.
Dokumen tersebut merupakan solusi dan pembahasan soal olimpiade astronomi nasional tahun 2011. Dokumen tersebut berisi penjelasan singkat mengenai jawaban soal-soal olimpiade tersebut beserta ilustrasi dan prinsip-prinsip dasar yang relevan.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang struktur matahari yang terdiri dari inti, zona radiatif, zona konveksi, fotosfer, bintik matahari, prominensi, dan korona. Matahari memiliki inti yang menghasilkan energi melalui fusi nuklir dan struktur luar yang mentransportasikan energi ke permukaan.
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep dasar dalam bidang astrofisika, meliputi pancaran gelombang elektromagnetik dari benda langit, teori pancaran benda hitam, hukum Stefan-Boltzmann, dan penerapannya untuk mempelajari sifat bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang pancaran benda hitam dan hukum yang melandasinya. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Benda hitam adalah pemancar sempurna yang menyerap seluruh pancaran elektromagnetik tanpa pantulan.
2. Fungsi Planck menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam berdasarkan panjang gelombang dan temperatur.
3. Hukum Wien menyatakan hubungan antara panjang gelombang maksimum den
1. Persamaan diferensial yang digunakan untuk memecahkan struktur dalam bintang meliputi persamaan kesetimbangan hidrostatik, kesinambungan massa, pembangkit energi, kesetimbangan pancaran, dan kesetimbangan konveksi.
2. Pemecahan persamaan struktur bintang memberikan profil parameter seperti tekanan, kerapatan, suhu, dan luminositas sebagai fungsi radius bintang.
3. Perubahan komposisi kimia akibat reaksi nuk
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyakipanji
Dokumen tersebut membahas metode pengukuran arah kiblat dengan menggunakan azimut kiblat dan posisi matahari, serta perbandingan antara teori trigonometri bola dan proyeksi peta dalam menentukan arah kiblat. Dokumen ini juga membandingkan akurasi penggunaan kompas dan metode geodesi dalam pengukuran arah kiblat.
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)kipanji
Kondisi sosial masyarakat Arab pra-Islam didominasi oleh sistem suku dan kepercayaan animisme serta politeisme. Masyarakat ini belum memiliki aturan yang jelas dalam berbagai aspek kehidupan termasuk hukum keluarga.
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran kuat cahaya bintang. Magnitudo digunakan untuk menyatakan terang bintang, dengan magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Ada perbedaan antara magnitudo visual yang diukur oleh mata dan magnitudo fotografis yang diukur oleh pelat foto."
Dokumen tersebut membahas tentang Matahari dan teknik-teknik pengukuran besaran fisisnya seperti jarak, radius, massa, luminositas, dan temperatur efektif menggunakan berbagai metode seperti radar, pengukuran sudut, hukum Kepler dan Newton.
Sistem magnitudo menggunakan berbagai panjang gelombang cahaya untuk mengukur kecerahan bintang. Sistem UBV menggunakan panjang gelombang ultraungu, biru, dan visual, sementara sistem lainnya menggunakan kombinasi panjang gelombang yang berbeda. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang di seluruh panjang gelombang. Koreksi bolometrik digunakan untuk menghitung magnitudo bolometrik dari magnit
Dokumen tersebut membahas tentang efek Doppler dan analisis spektrum bintang untuk memperoleh informasi mengenai temperatur, komposisi kimia, kecepatan radial, dan lainnya. Metode analisis spektrum bintang meliputi pengukuran pergeseran Doppler, lebar garis spektrum, dan kurva pertumbuhan.
Paragraf pertama membahas tentang Anisa, siswa terpandai di kelasnya yang humoris dan gemar membaca. Paragraf berikutnya membahas tentang kriteria bahan pembelajaran sastra untuk kelas rendah yaitu keterbacaan dan kesesuaian. Paragraf terakhir menjelaskan tentang struktur bahasa Indonesia baku yang ditunjukkan pada suatu kalimat contoh.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang berbagai konsep pendidikan seperti teori belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan penerapan kurikulum 2013. Soal-soal tersebut mencakup 32 pertanyaan pilihan ganda.
Teks tersebut berisi 17 pertanyaan mengenai situasi dan tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam berbagai kondisi. Ringkasannya adalah: Teks tersebut memberikan opsi-opsi tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam menghadapi berbagai situasi sehari-hari di sekolah seperti menangani konflik antar siswa, menilai prestasi belajar siswa, serta menjalankan tugas sebagai guru dan petugas tata tertib
Teks tersebut membahas tentang kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian yang harus dimiliki seorang guru. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain terlibat aktif dalam perencanaan program sekolah, membantu peserta didik yang kurang mampu, serta mengutamakan keselamatan diri dan orang lain dalam menjalankan tugas.
Teks tersebut membahas berbagai soal tentang sosial dan kepribadian, model pembelajaran, penanganan masalah siswa, dan tugas seorang guru. Secara garis besar, teks tersebut memberikan saran agar guru dapat menangani berbagai situasi dengan bijak, adil, dan melibatkan semua pihak terkait.
Teks tersebut berisi soal-soal untuk mengetahui sikap dan tanggapan seseorang dalam berbagai situasi. Soal-soal tersebut meliputi berbagai topik seperti tanggung jawab sebagai PNS, tanggapan terhadap kesalahan, kerjasama tim, dan kerahasiaan informasi.
Teks tersebut membahas mengenai kecenderungan wisatawan Indonesia untuk berlibur ke luar negeri daripada mengunjungi objek wisata di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti daya tarik objek wisata luar negeri, keterbatasan sarana transportasi dan fasilitas pariwisata di dalam negeri, serta mahalnya biaya. Teks ini juga menyebutkan peningkatan jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke luar neger
1. Menggali informasi dari guru dan peserta didik secara terpisah. Kemudian, dengan kesepakatan bersama mengajak dialog keduanya agar keduanya dapat saling memahami.
2. Semua peserta didik dengan prestasi tinggi maupun rendah sama-sama memiliki kebutuhan untuk memelihara motivasi belajar mereka, tetapi bentuk dan strateginya yang berbeda.
3. Sudah menjadi kewajiban guru untuk mengatasi masalah belajar
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan kognitif peserta didik, perkembangan sosial-emosional, perkembangan moral, kesulitan belajar siswa, teori belajar, dan perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Dokumen ini memberikan penjelasan mengenai berbagai aspek perkembangan peserta didik dan prinsip-prinsip dasar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Dokumen tersebut berisi soal latihan mengenai perkembangan kognitif, sosial-emosional, dan moral peserta didik. Juga membahas teori belajar, perencanaan pembelajaran, dan kesulitan belajar siswa. Terdiri dari 31 pertanyaan pilihan ganda.
Dokumen tersebut berisi kumpulan soal tes formatif dan sumatif untuk mata pelajaran kompetensi pedagogi. Soal-soal tersebut mencakup pengertian pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi serta mata pelajaran lainnya seperti perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Buku ini berisi ringkasan singkat mengenai kisi-kisi soal Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tahun 2017. Terdiri dari kisi-kisi soal untuk kompetensi pedagogik dan profesional mata ujian Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKn beserta indikator esensialnya.
Dokumen tersebut berisi paket soal untuk tes kemampuan verbal, kuantitatif, dan logika yang terdiri dari 75 soal pilihan ganda. Soal meliputi materi seperti analogi, hitungan matematika, deret bilangan, persentase, dan logika.
Teks tersebut merupakan soal tes yang terdiri dari 5 subtes yaitu: 1) Padanan kata, 2) Lawan kata, 3) Pemahaman wacana, 4) Deret angka, dan 5) Aritmetika dan konsep aljabar. Subtes tersebut berisi soal-soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan verbal, kuantitatif, dan logika peserta ujian.
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
Materi ini sangat penting sebagai kita pendidik di smk untuk apa untuk memberikan motifasi kepada kita sebagai pendidik di smk bahwa tujuan akhir kita tidak hanya transfer ilmu saja melainkan juga mengantar peserta didik menuju du di
1. DND-2006
Fotometri Bintang
Keadaan fisis bintang dapat ditelaah baik dari
spektrumnya maupun dari kuat cahayanya.
Pengukuran kuat cahaya bintang ini disebut
juga fotometri bintang.
2. DND - 2006
Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan
dalam satuan magnitudo
Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintang
dalam 6 (enam) kelompok berdasarkan penampakan-
nya dengan mata telanjang,
Bintang paling terang tergolong magnitudo kesatu
Bintang yang lebih lemah tergolong magnitudo
kedua
Dan seterusnya hingga bintang paling lemah yang
masih bisa dilihat dengan mata termasuk
magnitudo ke-6
Terang Bintang
3. DND - 2006
Makin terang sebuah bintang, makin kecil
magnitudonya
magnitudo 1 2 3 4 5 6
4. DND - 2006
Dalam tabel bawah ini terdapat data magnitudo dari lima
buah bintang. Tentukanlah bintang nomor berapa saja
yang bisa diamati di langit malam dengan mata
telanjang? Tentukan juga bintang mana yang paling
terang dan bintang mana yang paling lemah,
jelaskanlah.
No. Magnitudo
1 6,5
2 5,2
3 7,3
4 -2,5
5 2,7
Contoh :
5. DND - 2006
John Herschel mendapatkan bahwa
kepekaan mata dalam menilai terang
bintang bersifat logaritmik
Bintang yang magnitudonya satu
ternyata 100 kali lebih terang
daripada bintang yang magnitudo-
nya enam
Berdasarkan kenyataan ini, Pogson (
Norman Robert Pogson) pada tahun
1856 mendefinisikan skala satuan
magnitudo secara lebih tegas
John Herschel
(1792-1871)
6. DND - 2006
Skala Pogson didefinisikan sebagai :
m1 – m2 = - 2,5 log (E1/E2) . . . . . . . . . .(4-1)
atau . . . . . . . . . . . .(4-2)E1/E2 = 2,512
-(m1 - m2)
Tinjau dua bintang :
m1 = magnitudo bintang ke-1
m2 = magnitudo bintang ke-2
E1 = fluks bintang ke-1
E2 = fluks bintang ke-2
7. DND - 2006
Dengan skala Pogson ini dapat ditunjukkan bahwa
bintang bermagnitudo 1 adalah 100 kali lebih terang
daripada bintang bermagnitudo 6.
Jika m1 = 1 dan m2 = 6, maka dari pers. (4-2),
= 2,512 = 2,512 = 100
-(1 - 6) 5
E1 = 100 E2
Secara umum rumus Pogson dapat dituliskan :
m = -2,5 log E + tetapan . . . . . . . . . (4-3)
merupakan besaran lain untuk
menyatakan fluks bintang yang
diterima di bumi per cm2
s-1
E1/E2 = 2,512
-(m1 - m2)
Jadi :
8. DND - 2006
Harga tetapan ditentukan dengan mendefinisikan
suatu titik nol.
Awalnya sebagai standar magnitudo digunakan
bintang Polaris yang tampak di semua
Observatorium yang berada di belahan langit
utara. Bintang Polaris ini diberi magnitudo 2 dan
magnitudo bintang lainnya dinyatakan relatif
terhadap magnitudo bintang polaris
Tahun 1911, Pickering mendapatkan bahwa
bintang Polaris, cahayanya berubah-ubah
(bintang variabel) dan Pickering mengusulkan
sebagai standar magnitudo digunakan kelompok
bintang yang ada di sekitar kutub utara (North
Polar Sequence)
9. DND - 2006
Cara terbaik untuk mengukur magnitudo adalah
dengan menggunakan bintang standar yang
berada di sekitar bintang yang di amati karena
perbedaan keadaan atmosfer Bumi tidak terlalu
berpengaruh dalam pengukuran.
Pada saat ini telah banyak bintang standar yang
bisa digunakan untuk menentukan magnitudo
sebuah bintang, baik yang berada di langit
belahan utara, maupun di belahan langit selatan.
10. DND - 2006
Magnitudo :
magnitudo semu magnitudo
Faktor jarak : m = -2,5 log E + tetapan
magnitudo
semu
kuat cahaya
sebenarnya
. . . . . . (4-4)E =
L
4 π d2
merupakan ukuran terang bintang yang
kita lihat atau terang semu (ada faktor
jarak dan penyerapan yang harus
diperhitungkan)
11. DND - 2006
Nama
Bintang
Magnitudo
Nama
Bintang
Magnitudo
Polaris 2.00 Vega 0.00
Regulus 1.50 Capella 0.00
Pollux 1.16 Sirius -1.42
Aldebaran 1.00 Jupiter -2.50
Betelgeuse 0.80
Bulan
Purnama
-13.00
Procyon 0.50 Matahari -26.70
Dalam tabel di bawah diperlihatkan magnitudo semu
beberapa benda langit, termasuk bintang, planet Bulan
dan Matahari
12. DND - 2006
E’ =
L
4 π 102
Untuk menyatakan luminositas atau kuat sebenarnya
sebuah bintang, kita definisikan besaran magnitudo
mutlak :
M = -2,5 log E’ + tetapan
magnitudo
mutlak
. . . . . . . (4-5)
Skala Pogson untuk magnitudo mutlak ini adalah,
. . . . . (4-6)
magnitudo bintang yang diandaikan diamati
dari jarak 10 pc
M = -2,5 log + tetapanL
4 π 102
Jadi . . . . . (4-7)
13. DND - 2006
m = -2,5 log E + tetapanDari pers. (4-3) :
M = -2,5 log E’ + tetapanDari pers. (4-7) :
m – M = -2,5 log E/E’ . . . . . . . (4-8)
Subtitusikan pers. (4-4) :
dan pers. (4-6) :
ke pers (4-8) diperoleh,
m – M = -5 + 5 log d . . . . . . . . (4-
9)
modulus jarak d dalam pc
E =
L
4 π d2
L
4 π 102E’ =
14. DND - 2006
Contoh :
Magnitudo mutlak sebuah bintang adalah M = 5 dan
magnitudo semunya adalah m = 10. Jika absorpsi oleh
materi antar bintang diabaikan, berapakah jarak bintang
tersebut ?
Jawab :
m = 10 dan M = 5, dari rumus Pogson
m – M = -5 + 5 log d
diperoleh,10 – 5 = -5 + 5 log d
5 log d = 10
log d = 2 d = 100 pc
15. DND - 2006
Dari rumus Pogson dapat kita tentukan perbedaan
magnitudo mutlak dua bintang yang luminositasnya
masing-masing L1 dan L2, yaitu,
Dari rumus pers (4-7) : M = -2,5 log + tetapanL
4 π 102
Untuk bintang ke-1 : M1 = -2,5 log + tetapan
L1
4 π 102
Untuk bintang ke-2 :
M1 - M2 = -2,5 log L1
L2
. . . (4-10)
M2 = -2,5 log + tetapan
L2
4 π 102
16. DND - 2006
1. Andaikan sebuah bintang yang mirip dengan
Matahari (temperatur dan luminositasnya sama)
berjarak 100 juta kali lebih jauh dari jarak Bumi-
Matahari. Berapa kali lebih terang atau lebih
lemahkah bintang tersebut daripada Matahari?
Berapakah magnitudo semu bintang tersebut?
Apakah bintang ini bisa tampak dengan mata
telanjang atau tidak ? Jelaskan jawabanmu.
2. Bintang A mempunyai magnitudo semu 3,26, dan
bintang B magnitudo semunya 13,26. Bintang
manakah yang lebih terang ? Bagaimanakah
perbandingan energi yang kita terima dari kedua
bintang tersebut?
Soal-soal Latihan
17. DND - 2006
3. Jika kedua bintang dalam soal nomor 2 mempunyai
magnitudo mutlak yang sama, bintang manakah yang
lebih dekat? Berapakah perbandingan jarak kedua-
nya?
4. Andaikan magnitudo mutlak bintang dalam soal no. 2
adalah M = 8,26. Tentukanlah jarak setiap bintang
dalam parsecs.
5. Energi yang diterima dari sebuah bintang yang
berjarak 2 pc dan magnitudo semunya = 1,3 adalah
8 x 10-9
Watts/m2
. Berapakah energi yang kita terima
dari sebuah bintang yang magnitudo semunya 5,3?.
18. DND - 2006
6. Tabel di bawah ini memperlihatkan magnitudo mutlak
Matahari dan dua bintang yang lebih terang (bintang
A) dan yang lebih lemah (bintang B) daripada
Matahari.
Objek M
Matahari +5
Bintang A -10
Bintang B +15
a. Berapa kali lebih terangkah bintang A dibanding-
kan dengan bintang B.
b. Jika luminostas Matahari adalah 4 x 1026
watts,
tentukanlah luminositas bintang A dan B.
19. DND - 2006
Sebelum perkembangan fotografi, magnitudo bintang
ditentukan dengan mata.
Kepekaan mata untuk daerah panjang gelombang
yang berbeda tidak sama
Mata terutama peka untuk cahaya kuning hijau di
daerah λ = 5 500 Å, karena itu magnitudo yang
diukur pada daerah ini disebut magnitudo visual atau
mvis
Sistem Magnitudo
20. DND - 2006
Pada awal fotografi, emulsi fotografi mempunyai
kepekaan di daerah biru-ungu pada panjang
gelombang sekitar 4 500 Å.
Magnitudo yang diukur pada daerah ini disebut
magnitudo fotografi atau mfot
Dengan berkembangnya fotografi, magnitudo bintang
selanjutnya ditentukan secara fotografi.
Sebagai contoh kita ambil perbandingan hasil
pengukuran magnitudo visual dengan magnitudo
fotografi untuk bintang Rigel (β Orionis) dan Betelgeuse
(α Orionis) yang berada di rasi Orion. Rigel berwarna
biru sedangkan Betelgeuse berwarna merah.
22. DND - 2006
Rigel (berwarna biru) Betelgeuse (berwarna merah)
Menurut Hukum Planck dan
Wien, temperatur permukaan
bintang Rigel lebih tinggi
daripada Betelgeuse
Temperatur permukaan-
nya lebih rendah daripada
Rigel
Akan memancarkan lebih
banyak cahaya biru daripada
cahaya kuning
Akan memancarkan lebih
banyak cahaya kuning
daripada cahaya biru
Diamati secara fotografi akan
tampak lebih terang daripada
diamati secara visual (mvis
besar dan mfot kecil).
Diamati secara visual akan
tampak lebih terang
daripada diamati secara
fotografi (mvis kecil dan mfot
besar).
Perbandingan bintang Rigel dan Betelgeuse.
23. DND - 2006
Jadi untuk suatu bintang, mvis berbeda dari mfot. Selisih
kedua magnitudo tersebut, dinamakan indeks warna
(Color Index – CI).
Makin panas atau makin biru suatu bintang, semakin
kecil indeks warnanya.
CI = mfot − mvis
. . . . . . . . . . .(4-11)
24. DND - 2006
λfot λvis
mvis besar, mfot kecil
Distribusi energi spektrum bintang Rigel
CI kecil
mvis = 0,14
mfot = - 0,03
CI = - 0,17
mfot - mvis = indeks warna
λ
Intensitas
25. DND - 2006
mvis kecil, mfot besar CI besar
Distribusi energi spektrum bintang Betelgeus
mvis = 0,70
mfot = 2,14
CI = 1,44
mfot - mvis = indeks warna
λ
Intensitas
λfot λvis
26. DND - 2006
λ
Intensitas
Perbandingan distribusi energi spektrum (DES)
bintang Rigel dan Betelgeus
CI Betelgeus
mfot mvis
DES Betelgeus
DES Rigel
CI Rigel
27. DND - 2006
Karena ada perbedaan antara mvis dan mfot , maka perlu
diadakan pembakuan titik nol kedua magnitudo tersebut.
mvis = - 2,5 log Evis + Cvis . . . . . . . . . . . . . (4-12)
mfot= - 2,5 log Efot + Cfot . . . . . . . . . . . . . (4-13)
Evis = fluks dalam daerah visuil
Efot= fluks dalam daerah fotografi
Cvis dan Cfot adalah tetapan
Tetapan Cvis dan Cfot dapat diambil sedemikian rupa
sehingga untuk bintang deret utama yang spektrumnya
termasuk kelas A0 (akan dibicarakan kemudian) harga
mvis = mfot
28. DND - 2006
Contoh bintang deret utama dengan kelas spektrum A0
adalah bintang Vega.
Berdasarkan definisi indeks warna bintang Vega
adalah nol (CI = 0)
Jadi bintang yang lebih biru atau lebih panas daripada
Vega, misalnya bintang Rigel indeks warnanya akan
negatif.
Bintang yang lebih merah atau lebih dingin daripada
Vega, misalnya bintang Betelgeuse indeks warnanya
akan positif
Rigel : mfot = -0,03, mvis = 0,14 CI = − 0,17
Betelgeuse : mfot = 2,14, mvis = 0,70 CI = 1,44
29. DND - 2006
Dengan berkembangnya fotografi, selanjutnya dapat
dibuat pelat foto yang peka terhadap daerah panjang
gelombang lainnya, seperti kuning, merah bahkan
inframerah.
Pada tahun 1951, H.L. Johnson dan W.W. Morgan
mengajukan sistem magnitudo yang disebut sistem
UBV, yaitu
U = magnitudo semu dalam daerah ultraviolet (λef =
3500 Å)
B = magnitudo semu dalam daerah biru (λef = 4350 Å)
V = magnitudo semu dalam daerah visual (λef = 5550 Å)
30. DND - 2006
Daerah kepekaan pe-ngukuran magnitudo U,
B dan V
0,0
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
3000 4000 5000 6000
Kepekaan
λ (Å)
U
B
V
31. DND - 2006
Indeks warna adalah U-B dan B-V
Untuk bintang panas B-V kecil.
Harga tetapan dalam pers. (4-3)
Dalam sistem Johnson – Morgan (sistem UBV)
diambil sedemikian rupa sehingga untuk bintang
deret utama kelas A0 (misalnya bintang Vega)
m = -2,5 log E + tetapan
U = B = V CI = 0
32. DND - 2006
Tiga bintang diamati magnitudonya dalam λ visual (V) dan
biru (B) seperti yang diperlihatkan dalam tabel di bawah.
a. Tentukan bintang nomor berapakah yang paling terang ?
Jelaskanlah alasannya
b. Bintang yang dipilih sebagai bintang yang paling terang
itu dalam kenyataannya apakah benar-benar merupakan
bintang yang paling terang ? Jelaskanlah jawaban anda.
c. Tentukanlah bintang mana yang paling panas dan mana
yang paling dingin. Jelaskanlah alasannya.
No. B V
1 8,52 8,82
2 7,45 7,25
3 7,45 6,35
Contoh :
33. DND - 2006
Jawab :
a. Bintang paling terang adalah bintang yang
magnitudo visualnya paling kecil. Dari tabel tampak
bahwa bintang yang magnitudo visualnya paling kecil
adalah bintang no. 3, jadi bintang yang paling terang
adalah bintang no. 3
No. B V
1 8,52 8,82
2 7,45 7,25
3 7,45 6,35
34. DND - 2006
Jawab :
b. Belum tentu karena terang suatu bintang bergantung
pada jaraknya ke pengamat seperti tampak pada
rumus
E =
L
4 π d 2
dimana E adalah terang bintang, L luminositas
bintang dan d adalah jarak bintang ke pengamat.
Oleh karena itu bintang yang sangat terang bisa
tampak sangat lemah cahayanya karena jaraknya
yang jauh.
V = -2,5 log E + tetapan, dan
35. DND - 2006
c. Makin panas atau makin biru sebuah bintang, indeks
warnanya akan semakin kecil
No. Btg B V B-V
1 8,52 8,82 -0,30
2 7,45 7,25 0,20
3 7,45 6,35 1,10
Dari tabel di atas tampak bintang yang mempunyai
indeks warna terkecil adalah bintang no. 1. Jadi
bintang terpanas adalah bintang no. 1.
Jawab :
36. DND - 2006
Magnitudo Warna
λ Efektif
(Å)
Lebar Pita
(Å)
Sistem UGR
dari Becker
U Ultraviolet 3 690
500 – 700G Hijau 4 680
R Merah 6380
Sistem UBV
dari Johnson
dan Morgan
U Ultraviolet 3 500
800 – 1000B Biru 4 350
V Kuning 5 550
Sistem
Stromgren
(Sistem
ubvy)
u Ultraviolet 3 500
∼ 200
v Violet 4 100
b Biru 4 670
y Hijau 5 470
Berbagai Sistem Magnitudo
37. DND - 2006
Magnitudo Warna
λ Efektif (Å) Lebar Pita
(Å)
Sistem
Stebbins
dan
Withford
U Ultraviolet 3 550
600 - 1500
V Violet 4 200
B Biru 4 900
G Hijau 5 700
R Merah 7 200
I inframerah 10 300
Berbagai Sistem Magnitudo
38. DND - 2006
Dewasa ini pengamatan fotometri tidak lagi
menggunakan pelat film, tetapi dilakukan dengan
menggunakan kamera CCD (digital), sehingga
untuk menentukan bermacam-macam sistem
magnitudo hanya ditentukan oleh filter yang
digunakan.
!
Sistem dengan lebar pita (band width) yang sempit
seperti sistem Stromgren dapat memberikan informasi
yang lebih cermat, tetapi sistem ini memerlukan waktu
pengamatan yang lebih lama.
dalam suatu selang waktu, jumlah cahaya yang
ditangkap detektor lebih sempit
39. DND - 2006
Diagram Hertzsprung-Russel (H-R)
Ejnar Herztprung
(1873 – 1967)Henry Norris Russel
(1877 – 1957)
Pada tahun 1911, seorang astronom
Denmark bernama Eijnar Hertzsprung
membandingkan hubungan antara
magnitudo & indeks warna di dalam
gugus Pleiades dan Hyades.
Kemudian pada 1913, Henry Norris
Russell, seorang Ph.D dari Universi-
tas Princeton, membuat plot hubung-
an antara magnitudo mutlak & spektrum
bintang
40. DND - 2006
Hasil yang mereka peroleh sekarang dikenal sebagai
diagram Hertzsprung-Russell atau diagram H-R.
Diagram H-R ini menunjukkan hubungan luminositas
(atau besaran lain yang identik, seperti magnitudo
mutlak) dan temperatur efektif (atau besaran lain,
seperti indeks warna (B - V) atau kelas spektrum .
42. DND - 2006
Dari diagram H-R ini dapat kita lihat bahwa bintang-
bintang berkelompok dalam empat kelompok besar
yaitu,
Bintang Deret Utama (Main Sequence)
Bintang Raksasa (Giants)
Maharaksasa (Supergiants)
Katai Putih (White Dwarf)
Sebagian besar bintang-bintang berada dalam deret
utama.
43. DND - 2006
Dari diagram dapat kita lihat bahwa bintang yang
mempunyai temperatur sama, tetapi kelompoknya
berbeda akan mempunyai luminositas yang berbeda.
Sebagai contoh, bintang A adalah bintang deret
utama dan bintang B adalah bintang
Maharaksasa, maka luminositas bintang A lebih
kecil daripada bintang B. Dari hubungan L = 4π
R2
σTef
4
dapat diketahui bahwa radius bintang B
lebih besar daripada radius bintang A.