Dokumen tersebut membahas tentang atmosfer bintang dan model struktur bagian dalam bintang yang dibuat oleh para astronom berdasarkan pengamatan permukaan bintang. Dibahas pula persamaan hantaran pancaran yang menggambarkan hubungan antara intensitas pancaran dengan kedalaman di dalam atmosfer bintang.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Bintang tidak diam tetapi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat kecil sehingga sulit diamati. Gerak sejati bintang diukur dengan membandingkan posisi bintang dalam waktu yang lama untuk mengetahui perubahan posisinya. Kecepatan gerak bintang dapat diuraikan menjadi komponen radial dan tangensial berdasarkan efek Doppler dan gerak sejatinya.
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran kuat cahaya bintang. Magnitudo digunakan untuk menyatakan terang bintang, dengan magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Ada perbedaan antara magnitudo visual yang diukur oleh mata dan magnitudo fotografis yang diukur oleh pelat foto."
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep astronomi yang terkait dengan koordinat benda langit seperti asensio rekta, deklinasi, waktu terbit dan terbenam, serta penyelesaian soal-soal yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Beberapa contoh soal yang diselesaikan adalah menentukan waktu terbit dan terbenam suatu bintang, menentukan waktu transit bintang, serta menentukan koordinat Bulan sa
Dokumen tersebut merupakan solusi dan pembahasan soal olimpiade astronomi nasional tahun 2011. Dokumen tersebut berisi penjelasan singkat mengenai jawaban soal-soal olimpiade tersebut beserta ilustrasi dan prinsip-prinsip dasar yang relevan.
[Ringkasan]
1. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang melalui seluruh panjang gelombang, tidak seperti magnitudo visual yang hanya mengukur pada panjang gelombang tertentu.
2. Koreksi bolometrik digunakan untuk mengkonversi magnitudo visual menjadi magnitudo bolometrik karena sebagian energi bintang dipancarkan di luar daerah visual.
3. Dari koreksi bolometrik, temperatur efektif, dan diameter sudut
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Bintang tidak diam tetapi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat kecil sehingga sulit diamati. Gerak sejati bintang diukur dengan membandingkan posisi bintang dalam waktu yang lama untuk mengetahui perubahan posisinya. Kecepatan gerak bintang dapat diuraikan menjadi komponen radial dan tangensial berdasarkan efek Doppler dan gerak sejatinya.
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran kuat cahaya bintang. Magnitudo digunakan untuk menyatakan terang bintang, dengan magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Ada perbedaan antara magnitudo visual yang diukur oleh mata dan magnitudo fotografis yang diukur oleh pelat foto."
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep astronomi yang terkait dengan koordinat benda langit seperti asensio rekta, deklinasi, waktu terbit dan terbenam, serta penyelesaian soal-soal yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Beberapa contoh soal yang diselesaikan adalah menentukan waktu terbit dan terbenam suatu bintang, menentukan waktu transit bintang, serta menentukan koordinat Bulan sa
Dokumen tersebut merupakan solusi dan pembahasan soal olimpiade astronomi nasional tahun 2011. Dokumen tersebut berisi penjelasan singkat mengenai jawaban soal-soal olimpiade tersebut beserta ilustrasi dan prinsip-prinsip dasar yang relevan.
[Ringkasan]
1. Magnitudo bolometrik mengukur total energi yang dipancarkan bintang melalui seluruh panjang gelombang, tidak seperti magnitudo visual yang hanya mengukur pada panjang gelombang tertentu.
2. Koreksi bolometrik digunakan untuk mengkonversi magnitudo visual menjadi magnitudo bolometrik karena sebagian energi bintang dipancarkan di luar daerah visual.
3. Dari koreksi bolometrik, temperatur efektif, dan diameter sudut
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
Mars dan Matahari memiliki koordinat ekuator berbeda pada tanggal 9 April 2014. Dari pulau kecil dengan lintang 0 derajat, Mars akan terlihat di langit selama 12 jam.
Dokumen tersebut membahas tentang spektroskopi bintang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pembentukan spektrum bintang, teori atom Bohr, klasifikasi spektrum bintang menurut Miss Annie J. Cannon, dan contoh spektrum bintang kelas O.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat soal-soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2010 beserta jawabannya. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar astronomi seperti gerhana, orbit planet, bintang variabel, dan lainnya.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Pogson medefinisikan skala magnitudo logaritmik dimana selisih 1 unit magnitudo melambangkan perbedaan terang 100 kali. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya dan menunjukkan temperatur permukaan bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang tata koordinat astronomi untuk menentukan posisi benda langit, yaitu koordinat horizon (alt-azimuth) dan koordinat ekuator. Koordinat horizon menggunakan azimut dan tinggi bintang untuk menentukan posisi benda langit secara lokal, sedangkan koordinat ekuator menggunakan unsur-unsur seperti meridian langit, titik aries, ascensio rekta, dan deklinasi untuk menentukan posisi benda langit
Dokumen tersebut membahas tentang sifat pancaran benda hitam dan hukum-hukum terkaitnya, termasuk fungsi Planck, hukum Stefan-Boltzmann, dan hukum Wien. Dokumen juga menjelaskan bahwa bintang dapat dianggap sebagai benda hitam dan parameter pentingnya seperti intensitas spesifik, fluks, luminositas, dan fluks pada jarak tertentu.
Dokumen tersebut merangkum evolusi bintang, mulai dari terbentuknya bintang dari nebula, evolusi awal menjadi protobintang, kemudian menjadi bintang deret utama, dan berbagai tahapan selanjutnya hingga akhir hayat bintang bergantung pada massanya, seperti menjadi bintang raksasa merah, supernova, atau bintang neutron.
Dokumen tersebut berisi tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, evaluasi, dan tugas yang terkait dengan pembelajaran optika geometri.
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
Mars dan Matahari memiliki koordinat ekuator berbeda pada tanggal 9 April 2014. Dari pulau kecil dengan lintang 0 derajat, Mars akan terlihat di langit selama 12 jam.
Dokumen tersebut membahas tentang spektroskopi bintang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pembentukan spektrum bintang, teori atom Bohr, klasifikasi spektrum bintang menurut Miss Annie J. Cannon, dan contoh spektrum bintang kelas O.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat soal-soal olimpiade astronomi tingkat provinsi tahun 2010 beserta jawabannya. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar astronomi seperti gerhana, orbit planet, bintang variabel, dan lainnya.
Bintang ganda adalah sistem dua atau lebih bintang yang terikat oleh gaya gravitasi. Bintang-bintang dalam sistem bintang ganda mengorbit pusat massa mereka dalam elips, dengan bintang bermassa besar berada di titik fokus. Pengamatan komponen orbit seperti periode, sudut setengah sumbu besar, dan eksentrisitas memungkinkan penentuan massa dan jarak masing-masing bintang.
Sistem magnitudo digunakan untuk mengukur terang bintang. Magnitudo yang lebih kecil menunjukkan bintang yang lebih terang. Pogson medefinisikan skala magnitudo logaritmik dimana selisih 1 unit magnitudo melambangkan perbedaan terang 100 kali. Magnitudo dapat diukur dalam berbagai panjang gelombang cahaya dan menunjukkan temperatur permukaan bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang tata koordinat astronomi untuk menentukan posisi benda langit, yaitu koordinat horizon (alt-azimuth) dan koordinat ekuator. Koordinat horizon menggunakan azimut dan tinggi bintang untuk menentukan posisi benda langit secara lokal, sedangkan koordinat ekuator menggunakan unsur-unsur seperti meridian langit, titik aries, ascensio rekta, dan deklinasi untuk menentukan posisi benda langit
Dokumen tersebut membahas tentang sifat pancaran benda hitam dan hukum-hukum terkaitnya, termasuk fungsi Planck, hukum Stefan-Boltzmann, dan hukum Wien. Dokumen juga menjelaskan bahwa bintang dapat dianggap sebagai benda hitam dan parameter pentingnya seperti intensitas spesifik, fluks, luminositas, dan fluks pada jarak tertentu.
Dokumen tersebut merangkum evolusi bintang, mulai dari terbentuknya bintang dari nebula, evolusi awal menjadi protobintang, kemudian menjadi bintang deret utama, dan berbagai tahapan selanjutnya hingga akhir hayat bintang bergantung pada massanya, seperti menjadi bintang raksasa merah, supernova, atau bintang neutron.
Dokumen tersebut berisi tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, evaluasi, dan tugas yang terkait dengan pembelajaran optika geometri.
Here is an algorithm to traverse a threaded binary tree
2. Set currentNode to the left child of the
in inorder sequence: header node
1. Set currentNode to the left child of the header node 3. While currentNode is not equal to the
header node
2. While currentNode is not equal to the header node
a. Print currentNode
a. Print currentNode
b. If the right child of currentNode is
b. If the right child of currentNode is a thread a thread
i. Set currentNode to the right child of i. Set currentNode to the right
currentNode child of currentNode
ii. Go
This document summarizes and promotes the iSuggest marketing solution from Tieto Corporation. iSuggest provides real-time recommendations to customers across channels to improve conversion rates, customer satisfaction, and retention. It takes customer behavior and context into account. Key benefits include converting costs centers to profits, easy and fast implementation, and low IT requirements. Case studies show improvements such as 15% conversion rates, 40% sales increases, and 26% higher customer retention. While inbound marketing is growing, complexities have limited adoption; iSuggest addresses this with its cloud-based, pay-as-you-go software-as-a-service model and handling of IT needs.
InApp IT Services is a global IT solutions provider operating since 1996 with offices in the US, India, and Japan. It has over 100 employees with expertise in technologies like Java, .NET, and multimedia. Notable clients include Sun Microsystems, Duke University, and the Indian Space Research Organization. InApp focuses on client satisfaction through innovative and collaborative engagement models.
This document discusses a research project called InSmart that aimed to model and evaluate energy efficiency in the city of Trikala, Greece. The project defined sources of energy demand and supply in the city, created a baseline model of 2012 energy usage, developed 15 alternative energy efficiency scenarios, and used multi-criteria decision making to evaluate and prioritize the scenarios. Key findings indicated that upgrading the energy efficiency of all city buildings could make the most significant contribution to improved energy efficiency, while other high-impact scenarios involved upgrading public lighting and increasing renewable energy production. The research concluded that defining and measuring city-level energy efficiency is important, and that governments play a vital role in long-term planning and implementing local energy efficiency policies.
Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah untuk belajar menggunakan Autocad Civil 3D, mulai dari pengaturan awal, import data titik koordinat, pembuatan kontur, desain geometrik jalan, pembuatan corridor model, sampai perhitungan volume pekerjaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pancaran benda hitam dan hukum yang melandasinya. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Benda hitam adalah pemancar sempurna yang menyerap seluruh pancaran elektromagnetik tanpa pantulan.
2. Fungsi Planck menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam berdasarkan panjang gelombang dan temperatur.
3. Hukum Wien menyatakan hubungan antara panjang gelombang maksimum den
1. Persamaan diferensial yang digunakan untuk memecahkan struktur dalam bintang meliputi persamaan kesetimbangan hidrostatik, kesinambungan massa, pembangkit energi, kesetimbangan pancaran, dan kesetimbangan konveksi.
2. Pemecahan persamaan struktur bintang memberikan profil parameter seperti tekanan, kerapatan, suhu, dan luminositas sebagai fungsi radius bintang.
3. Perubahan komposisi kimia akibat reaksi nuk
Dokumen tersebut membahas tentang pancaran benda hitam dan hukum yang melandasinya. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Benda hitam adalah pemancar sempurna yang menyerap seluruh pancaran elektromagnetik tanpa pantulan.
2. Fungsi Planck menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam berdasarkan panjang gelombang dan temperatur.
3. Hukum Wien menyatakan hubungan antara panjang gelombang maksimum den
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas tentang fotometri bintang, yaitu pengukuran intensitas cahaya bintang. Terdapat penjelasan tentang hukum Planck dan Stefan-Boltzmann yang menjelaskan distribusi energi pancaran benda hitam sebagai fungsi temperatur, serta penerapannya untuk mempelajari sifat-sifat fisik bintang seperti temperatur, luminositas, dan jaraknya.
Dokumen tersebut membahas tentang integral dan aplikasinya, meliputi:
1. Definisi integral dan anti turunan
2. Metode penghitungan integral dengan substitusi, integral parsial, dan integral tertentu
3. Penerapan integral untuk menghitung luas daerah dan isi benda putar
Dokumen tersebut membahas tentang Matahari dan teknik-teknik pengukuran besaran fisisnya seperti jarak, radius, massa, luminositas, dan temperatur efektif menggunakan berbagai metode seperti radar, pengukuran sudut, hukum Kepler dan Newton.
Dokumen tersebut merupakan soal-soal dan jawaban mengenai kalkulus III yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kalkulus III. Dokumen tersebut berisi daftar isi, barisan tak terhingga, deret tak terhingga, deret positif, deret kuasa dan operasi deret kuasa, deret Taylor dan Maclaurin, fungsi dua peubah atau lebih, turunan parsial, limit dan kekontinuan, dan aturan rantai.
Dokumen tersebut membahas solusi persamaan Schrodinger untuk sistem atom hidrogen. Pemisahan variabel dilakukan untuk fungsi gelombang atom hidrogen menjadi fungsi radial, polar, dan azimutal, yang masing-masing memiliki bilangan kuantum n, l, dan ml. Pemisahan variabel tersebut menghasilkan persamaan yang dapat dipecah menjadi bagian yang hanya bergantung pada jari-jari, sudut polar, dan sudut azimutal.
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep dasar dalam bidang astrofisika, meliputi pancaran gelombang elektromagnetik dari benda langit, teori pancaran benda hitam, hukum Stefan-Boltzmann, dan penerapannya untuk mempelajari sifat bintang.
Dokumen tersebut membahas tentang teorema rantai untuk menentukan turunan fungsi komposisi secara langsung tanpa mengubah bentuk fungsinya terlebih dahulu. Teorema rantai menyatakan bahwa turunan fungsi komposisi sama dengan hasil kali turunan fungsi luar terhadap variabel dalam dan turunan fungsi dalam terhadap variabel awal. Diberikan contoh soal dan penyelesaiannya menggunakan teorema rantai
Dokumen tersebut membahas tentang Deret dan Transformasi Fourier untuk isyarat periodis dan non-periodis. Isyarat periodis dapat direpresentasikan sebagai superposisi fungsi sinus dan kosinus dengan berbagai frekuensi. Koefisien Fourier digunakan untuk menentukan kontribusi setiap komponen frekuensi dalam representasi isyarat. Transformasi Fourier merupakan representasi isyarat dalam domain frekuensi yang dihasilkan dari Deret Fourier.
Dokumen tersebut membahas tentang Deret dan Transformasi Fourier. Secara singkat, dibahas mengenai domain frekuensi untuk isyarat periodis dan non-periodis yang dapat direpresentasikan secara analitis menggunakan Deret dan Transformasi Fourier. Koefisien Deret Fourier dapat dihitung dengan mengintegralkan produk isyarat dengan fungsi eksponensial kompleks selama satu periode.
Fisika matematika bab4 differensial danintegralRozaq Fadlli
Bab 4 membahas konsep diferensial dan integral untuk fungsi satu dan lebih variabel. Differensial parsial digunakan untuk menentukan turunan fungsi multivariabel terhadap satu variabel dengan variabel lain dianggap konstan. Aplikasi diferensial parsial meliputi penentuan titik ekstremum dan jarak terdekat ke permukaan.
Paragraf pertama membahas tentang Anisa, siswa terpandai di kelasnya yang humoris dan gemar membaca. Paragraf berikutnya membahas tentang kriteria bahan pembelajaran sastra untuk kelas rendah yaitu keterbacaan dan kesesuaian. Paragraf terakhir menjelaskan tentang struktur bahasa Indonesia baku yang ditunjukkan pada suatu kalimat contoh.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang berbagai konsep pendidikan seperti teori belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan penerapan kurikulum 2013. Soal-soal tersebut mencakup 32 pertanyaan pilihan ganda.
Teks tersebut berisi 17 pertanyaan mengenai situasi dan tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam berbagai kondisi. Ringkasannya adalah: Teks tersebut memberikan opsi-opsi tanggapan yang tepat bagi seorang guru dalam menghadapi berbagai situasi sehari-hari di sekolah seperti menangani konflik antar siswa, menilai prestasi belajar siswa, serta menjalankan tugas sebagai guru dan petugas tata tertib
Teks tersebut membahas tentang kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian yang harus dimiliki seorang guru. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain terlibat aktif dalam perencanaan program sekolah, membantu peserta didik yang kurang mampu, serta mengutamakan keselamatan diri dan orang lain dalam menjalankan tugas.
Teks tersebut membahas berbagai soal tentang sosial dan kepribadian, model pembelajaran, penanganan masalah siswa, dan tugas seorang guru. Secara garis besar, teks tersebut memberikan saran agar guru dapat menangani berbagai situasi dengan bijak, adil, dan melibatkan semua pihak terkait.
Teks tersebut berisi soal-soal untuk mengetahui sikap dan tanggapan seseorang dalam berbagai situasi. Soal-soal tersebut meliputi berbagai topik seperti tanggung jawab sebagai PNS, tanggapan terhadap kesalahan, kerjasama tim, dan kerahasiaan informasi.
Teks tersebut membahas mengenai kecenderungan wisatawan Indonesia untuk berlibur ke luar negeri daripada mengunjungi objek wisata di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti daya tarik objek wisata luar negeri, keterbatasan sarana transportasi dan fasilitas pariwisata di dalam negeri, serta mahalnya biaya. Teks ini juga menyebutkan peningkatan jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke luar neger
1. Menggali informasi dari guru dan peserta didik secara terpisah. Kemudian, dengan kesepakatan bersama mengajak dialog keduanya agar keduanya dapat saling memahami.
2. Semua peserta didik dengan prestasi tinggi maupun rendah sama-sama memiliki kebutuhan untuk memelihara motivasi belajar mereka, tetapi bentuk dan strateginya yang berbeda.
3. Sudah menjadi kewajiban guru untuk mengatasi masalah belajar
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan kognitif peserta didik, perkembangan sosial-emosional, perkembangan moral, kesulitan belajar siswa, teori belajar, dan perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Dokumen ini memberikan penjelasan mengenai berbagai aspek perkembangan peserta didik dan prinsip-prinsip dasar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Dokumen tersebut berisi soal latihan mengenai perkembangan kognitif, sosial-emosional, dan moral peserta didik. Juga membahas teori belajar, perencanaan pembelajaran, dan kesulitan belajar siswa. Terdiri dari 31 pertanyaan pilihan ganda.
Dokumen tersebut berisi kumpulan soal tes formatif dan sumatif untuk mata pelajaran kompetensi pedagogi. Soal-soal tersebut mencakup pengertian pengukuran, penilaian, tes, dan evaluasi serta mata pelajaran lainnya seperti perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Buku ini berisi ringkasan singkat mengenai kisi-kisi soal Ujian Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tahun 2017. Terdiri dari kisi-kisi soal untuk kompetensi pedagogik dan profesional mata ujian Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKn beserta indikator esensialnya.
Dokumen tersebut berisi paket soal untuk tes kemampuan verbal, kuantitatif, dan logika yang terdiri dari 75 soal pilihan ganda. Soal meliputi materi seperti analogi, hitungan matematika, deret bilangan, persentase, dan logika.
Teks tersebut merupakan soal tes yang terdiri dari 5 subtes yaitu: 1) Padanan kata, 2) Lawan kata, 3) Pemahaman wacana, 4) Deret angka, dan 5) Aritmetika dan konsep aljabar. Subtes tersebut berisi soal-soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan verbal, kuantitatif, dan logika peserta ujian.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Bab 1. atmosfer bintang
1. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
I. Atmosfer Bintang
2. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Pengamatan bintang dengan menggunakan teleskop
hanya dapat mencapai bagian luar bintang saja yang
disebut dengan atmosfer bintang. Sedangkan bagian
dalam bintang tidak pernah bisa terjangkau oleh
pengamatan astronomi.
Akan tetapi pengetahuan tentang bintang tidak akan
lengkap tanpa mengetahui sifat fisis bagian dalamnya.
Apalagi apa yang diamati pada bagian luar bintang
tidak terlepas dari struktur bagian dalamnya.
Para astronom berusaha membuat
model struktur bintang berdasarkan
apa yang diamati dari permukaannya.
Persamaan Hantaran Pancaran
3. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Walaupun tidak ada satupun astronom yang yakin
sepenuhnya bahwa model bintang yang dibuatnya
benar, namun apabila modelnya berkelakuan sesuai
dengan yang diamati, maka kemungkinan besar model
tersebut sudah berada pada arah yang benar.
Sebenarnya antara atmosfer bintang dan bagian
dalamnya tidak ada batas yang jelas, karena
seluruhnya merupakan satu kesatuan.
Astronom membedakan kedua bagian bintang tersebut
hanya untuk memudahkan analisis matematiknya saja.
4. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Oleh karena lapisan atmosfer bintang jauh lebih tipis
dari besar keseluruhan bintang
Lapisan atmosfer dianggap sebagai permukaan
bidang sejajar
Atmosfer
5. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
θ
dσ
n
x < 0
Tinjau suatu elemen luas dσ yang terletak pada
kedalaman x dari permukaan atmosfer (x = tebal
geometri dari permukaan ke elemen dσ). Misalkan θ
adalah sudut antara arah normal dσ dan arah x
x = 0
x
6. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Energi pancaran dengan panjang gelombang antara λ
dan λ+ dλ yang melewati elemen luas dσ dalam sudut
ruang dω dan dalam waktu dt adalah,
Iλ(θ, x) dσ dω dt dλ
Intensitas spesifik
dσ
θ
d
ω
n
. . . . . (1-1)
7. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Jika pancaran tersebut melalui elemen massa yg
berbentuk silinder dg penampang dσ dan tinggi ds serta
sumbu silindernya sejajar dengan arah pancaran
dIλ(θ, x) = - κλ Iλ(θ, x) ρ
ds Kerapatan
Koefisien absorpsi
Intensitas berkurang
θdx
ds
dσ
. . (1-2)
Pengurangan intensitas sebanding
dengan kerapatan massa di dalam
silinder dan tebal silinder dan juga
sebanding dengan besarnya
intensitas itu sendiri
maka akibat penyerapan energi oleh massa dalam
tabung, intensitas spesifiknya akan berkurang sebesar
9. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
dIλ(θ, x)
= secθ dtλ
Iλ(θ, x)
Integrasikan medium kontinu dan pers (1-6) dari τλ
sampai 0 (permukaan),
Pers. (1-6) :
τλ
0
τλ
0
. . . . . . . . (1-7)
Intensitas awal
Intensitas setelah
terjadi penyerapan
Intensitas berkurang dengan faktor redaman sebesar
exp(-τλ sec θ) setelah menempuh tebal optis sebesar τλ
Iλ(θ, x) = e Iλo(θ,
x)
- τλ secθ
Maka akan diperoleh.
10. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
τλ = 0
τλ + dτλ
τλ > 0
x = 0
x + dx
x < 0
θ Iλo
Hubungan antara tebal optik
dan tebal geometri
Iλ = e -τλ sec θ Iλo
Selain menyerap energi, elemen silinder juga akan
memberikan pancaran. Besarnya intensitas yang
dipancarkan oleh elemen tabung adalah,
11. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
jλ ρ ds = jλ ρ dx secθ . . . . . . . . . . . . . (1-8)
Koefisien emisi
Jadi setelah melewati elemen silinder, pancaran akan
mengalami pengurangan energi akibat penyerapan
(pers 1-4)
dIλ(θ, x) = - κλ Iλ(θ, x) ρ dx secθ + jλ ρ dx
secθ
. . . (1-9)
dIλ(θ, x) = - κλ Iλ(θ, x) ρ dx
secθ
Pers (1-4) :
dan penambahan energi akibat pancaran (pers. 1-8)
sehingga,
14. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Kemudian integrasikan pada seluruh bola
dI
dω = Iλ dω −
dτλ
cos θ
jλ
κλ
bola bola bola
dω
Diferensial yang berdasarkan pada τ tidak
bergantung pada integrasi di seluruh sudut, sehingga
. . . . . . . . . (1-11)
d
dτλ
I cos θ dω = I dω −
dω
bola bola
jλ
κλ
bola
15. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Dari kuliah Astrofisika I kita ketahui bahwa fluks
pancaran dinyatakan oleh,
. . . . . (1-12)Fλ = Iλ cos θ sin θ dθ dφ
2π π/2
0 0 dω
= Iλ cos θ dω
bola
Selanjutnya definisikan Intensitas Rata-rata yaitu,
. . . . . . . . . . (1-13)
Iλ dω
bola
Jλ =
dω
bola
=
1
4π
Iλ d
ωbola
16. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
d
dτλ
I cos θ dω = I dω −
dω
bola bola
jλ
κλ
bola
Di subtitusikan ke pers. (1-11) :
Jika pers (1-12) :
Fλ 4
πJλ
dan pers. (1-13) :
Fλ = Iλ cos θ dω
bola
Jλ =
1
4π
Iλ d
ωbola
17. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Karena jλ/κλ tidak bergantung pada besaran sudut,
maka persamaan di atas dapat dituliskan kembali
menjadi,
. . . . . . . . . . . . . . (1-14)
maka diperoleh,
d
dτλ
Fλ = 4π Jλ −
jλ
κλ
bola
dω
Fλ = 4π J − 4π
jλ
κλ
d
dτλ
18. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Karena atmosfer dapat dianggap bukan merupakan
sumber energi (energi berasal dari dalam bintang),
maka atmosfer bintang dapat dianggap berada dalam
kesetimbangan termodinamik (energi yang diserap oleh
suatu elemen materi sama dengan yang dipancarkan).
Akibatnya jumlah energi yang masuk pada suatu
lapisan atmosfer harus sama dengan jumlah energi
yang meninggalkan lapisan atmosfer tersebut setiap
detiknya.
Fluks pancaran selalu tetap konstan terhadap
ketebalan optis. Jadi
. . . . . . . . . . . . . . . . . (1-15)Fλ = 0d
dτλ
20. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Dalam keadaan setimbang termodinamik, harga jλ/κλ
hanya bergantung pada temperatur sehingga berlaku,
Sλ = Bλ(T) . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-17)
Hukum Kirchoff
Fungsi Planck
sehingga . . . . . . . . . . . . . . (1-18)Bλ T(τλ) = Jλ(τλ)
=
jλ
κλ
21. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Solusi kedua :
cos 2
θ dω = Iλ(θ, τλ) cosθ dω − cosθ dωdIλ(θ,
τλ)dτλ
jλ
κλ
Kalikan persamaan (1-10) :
dengan cosθ dω diperoleh,
dIλ(θ,
τλ)
= Iλ(θ, τλ) −
dτλ
cos θ
jλ
κλ
Selanjutnya integrasikan pada seluruh bola
dω = Iλ cos
θ dω −
jλ
κλ
dIλ
dτ
cos2
θ
bola bola bola
cos θ dω
22. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
. . . (1-19)
atau
dτ
d
Iλ cos2
θ dω = Iλ cos θ dω − cosθ
dω
jλ
κλ
bola bola bola
karena Buktikan !!!
bola
cos
θ dω = 0
bola
Iλ cosθ dω
Hλ (τλ)
= dω
=
1
4π Iλ
cosθ dω = Fbola
1
4π
bola
dan kita definisikan
. . . (1-20)
23. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
4π Hλ(τλ)4π Kλ(τλ) 0
serta . . . (1-21)
bola
Iλ
cos2
θ dωKλ (τλ) = =
1
4π Iλ
cos2
θ dωbola
bola
dω
selanjutnya subtitusikan pers (1-20) dan (1-21) ke (1-19),
d
dτ
Iλ cos2
θ dω = Iλ cos θ dω − cosθ
dω
jλ
κλ
bola bola bola
25. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Persamaan Diferensial Hantaran Pancaran
Lanjutan
dIλ(θ,
τλ)
= Iλ(θ, τλ) −
dτλ
cos θ
jλ
κλ
Pers. (1-10) :
Subtitusikan pers. (1-18) ke pers. (1-10),
Bλ(Τ) =
jλ
κλ
Pers. (1-18) :
temperatur pada kedalaman
tebal optik τλ dari
permukaan
. . . . . . . . . . (1-23)
dτλ
dIλ(θ,
τλ)
cosθ = Iλ(θ, τλ) −
Bλ Τ(τλ)
Bλ(τλ)
Akan diperoleh persamaan hantaran pancaran dalam
keadaan setimbang termodinamik yaitu,
26. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
atau
. . . . . (1-24)
dτλ
dIλ(θ,
τλ) − Iλ(θ, τλ) sec θ = − Bλ(τλ) sec
θ
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-25)
dy
+ Py = Q
dx
Pers. (1-24) ini dapat dituliskan dalam bentuk
dimana,
y = Iλ(τλ, θ) , x = τλ, P = − sec θ, Q = −Bλ(τλ) sec
θ
Pers. differensial linier
orde pertama
27. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Jika kita masukan kembali harga x, y, P dan Q, maka
diperoleh
Iλ(τλ, θ) e = C − Bλ(t) sec θ e
dt
−τλ sec θ − t sec θ
0
τλ
. . . . (1-27)
Variabel t sebagai pengganti τλ
Solusi pers. (1-25) adalah,
. . . . . . . . . . . (1-26)
Tetapan integrasi
Untuk menentukan tetapan integrasi C, ambil syarat
batas pada,
τλ = τλ
∗
Ιλ(τλ, θ) = Ιλ (τλ
∗
, θ)
Buktikan ini solusinya !!
ye = C + Q e dx
P dx P dx
28. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Iλ(τλ, θ) e =−τλ sec θ − t sec θ
0
τλ
. . . . (1-27)
Variabel t sebagai pengganti τλ
Solusi pers. (1-25) adalah,
. . . . . . . . . . . (1-26)
Tetapan integrasi Buktikan ini solusinya !!
ye = C + Q e dx
P dx P dx
y = Iλ(τλ, θ) , x = τλ, P = − sec θ, Q = −Bλ(τλ) sec
θ
C − Bλ(t) sec θ e dt
29. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Jadi,
. . . . . (1-28)
Subtitusikan harga C ini ke pers. (1-27), akan diperoleh,
. . . . . (1-29)
Apabila diambil τλ
∗
. . . . . . . . . . . . (1-30)
Hal ini disebabkan karena Iλ(τλ, θ)
tidak berubah secepat fungsi
eksponensial dengan pertambahan τλ.
∞, maka
C = Iλ(τλ
*
, θ ) e + Bλ(t) sec θ e
dt
−τλ
∗
sec θ − t sec θ
0
τλ
∗
Iλ(τλ, θ ) e = Iλ(τλ
*
, θ ) e + Bλ(t) sec θ e
dt
−τλ
∗
sec θ − t sec θ
τλ
−τλ sec θ
τλ
∗
Lim Iλ(τλ
*
, θ ) e = 0
−τλ
∗
sec θ
τλ ∞
30. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Jadi, . . . . . . . . (1-31)
Persamaan ini memberikan intensitas pancaran yg menuju
ke arah luar (kepermukaan ; 0 ≤ θ ≤ π/2 di kedalaman
τλ.)
θ = 0
θ =
π/2
θ =
π/2
θ = π
Ιλ
Iλ(τλ, θ ) = e Bλ(t) sec θ dt
τλ
∞
−(t -τλ) sec
θ
31. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Pers (1-31) dapat digunakan untuk menentukan intensitas
pancaran di permukaan bintang (τλ = 0) sebagai fungsi θ
. . . . . . . . . . . (1-32)
Dapat dilakukan dengan memecahkan model struk-
tur atmosfer bintang. Model atmosfer bintang mem-
berikan berbagai variabel seperti tekanan gas, te-
kanan elektron, temperatur dan koefisien absorpsi
sebagai fungsi τλ (untuk kuliah Atmosfer Bintang)
Karena fungsi Planck merupakan fungsi temperatur maka
pers. (1-32) dapat dipecahkan apabila temperatur sebagai
fungsi kedalaman optik (τλ) dapat ditentukan.
variabel t dituliskan kembali menjadi τλ.
Iλ(0, θ ) = e Bλ(τλ ) sec θ
dτλ 0
−τλ sec θ
∞
32. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Apabila kita membicarakan bintang, yang dapat kita
tentukan hanyalah intensitas rata-rata pada seluruh
permukaan bintang atau fluks pancaran yaitu,
. . . . . . . . . . . . (1-33)
Distribusi energi
pada kontinum
bintang kelas A0V
Spektrum Bintang Kelas A
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
Fλ(0) = 2π Iλ(0, θ ) cos θ sin θ
dθ 0
π /2
33. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Pendekatan Pertama Eddington
Menurut Eddington, medan radiasi pada suatu titik terdiri
dari intensitas konstan I1(τ) ke arah luar bola dan intensitas
konstan I2(τ) ke arah dalam bola.
θ = 0
θ =
π/2
θ =
π/2
θ = π
Ι1
Ι2
Ι(τλ, θ ) =
Ι1(τλ) ; 0 ≤ θ ≤
π/2
I2(τλ) ; π/2 ≤ θ ≤
π
Ι1 dan I2 sebagai fungsi
τλ
DND - 2003
43. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Apabila kita bandingkan intensitas di bagian tepi
dengan di bagian tengah piringan Matahari dengan
menggunakan Pers (1-32), maka akan didapatkan
bahwa bagian tepi lebih gelap daripada bagian tengah
piringan matahari
Efek penggelapan tepi pada Matahari
Penggelapan Tepi Matahari
Matahari
Iλ(0,
θ)Iλ(0, 0)
46. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
d(τλ secθ) = secθ dτλ + τλ
d(secθ) = 0 karena θ dianggap
konstan utk suatu harga I
jadi :
Sehingga,
= 1 = 1/secθ
Buktikan !!
Iλ(0, θ ) = 2Hλ e secθ dτλ + 3Hλ τλ e
secθ dτλ
0
∞
−τλ sec θ
0
∞
−τλ sec θ
d(τλ secθ) =
secθ dτλ
Atau,
Iλ(0, θ ) = 2Hλ e d(τλsecθ ) + 3Hλ τλ e
d(τλsecθ ) 0
∞
−τλ sec θ
0
∞
−τλ sec θ
47. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Akhirnya kita peroleh,
. . . . . (1-46)
Intensitas bergantung pada θ
Untuk θ = 0 I(0,0) = 2Hλ + 3Hλ = 5Hλ
Untuk θ = π/2 I(0,π/2) = 2Hλ
Intensitas di tengah piringan bintang lebih besar
daripada dibagian tepi
Efek penggelapan tepi
Iλ(0, θ ) = 2Hλ + = 2Hλ + 3Hλ
cosθ
3Hλ
secθ
49. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
T4
= H (3τ + 2)
σ
π
Distribusi temperatur
Distribusi temperatur sebagai fungsi kedalaman optik
dapat ditentukan sebagai berikut :
. . . (1-47)
Dari pers. (1-18) :
Apabila κ dan j tidak bergantung pada λ(atmosfer kelabu
– gray atmosphere), maka
Karena
dan
= Bλ (T) dλ = B(T) = T4
jλ
κλ
0
∞
σ
π
J(τ) = B(T) = T4
σ
π
J(τ) = H (3τ + 2)
Bλ T(τλ) = Jλ(τλ)
=
jλ
κλ
50. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
T4
= To
4
+ To
4
τ
σ
π
σ
π
3σ
2π
To
4
= 2H
σ
π
Untuk τ = 0, diperoleh temperatur permukaan bintang
yaitu,
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-48)
Apabila pers. (1-48) disubtitusikan ke pers. (1-47),
atau . . . . . . . . . . . . . . . (1-49)
distribusi temperatur ∼ τ
T4
= H (3τ + 2)
σ
π
Pers (1-47) :
akan diperoleh,
T4
= To
4
(1 + τ)3
2
51. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Dari kuliah Astrofisika I diperoleh bahwa temperatur
efektif dapat dinyatakan oleh,
F = σTef
4
Dari pers (1-20) : F = 4πH
. . . . . . . . (1-50)
Dengan mensubtitusikan pers. (1-50) ke (1-48) diperoleh,
atau
atau
H = Tef
4
σ
4π
To
4
= Tef
4
σ
2π
σ
π
Tef
4
= 2 To
4
Tef = 2 To = 1,189 To
4
. . . . . . . . . (1-51)
52. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Penyerapan Energi
Dalam proses penghantaran emergi di dalam bintang
terjadi penyerapan energi oleh materi bintang. Ada
empat macam proses penyerapan energi yaitu,
penyerapan terikat-terikat (bound-bound absorption)
penyerapan terikat-bebas (bound-free absorption)
penyerapan lepas-lepas (free-free absorption)
penyebaran (scattering)
53. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Penyerapan terikat-bebas terjadi apabila energi diserap
oleh atom untuk melepaskan elektron yang terikat oleh
atom tersebut atau untuk mengionisasikan elektronnya
Penyerapan lepas-lepas terjadi apabila elektron bebas di
sekitar suatu inti atau ion positif menambah energi
kinetiknya dengan menyerap foton.
Elektron bebas
hν
hν
h
ν
terikat-terikat
terikat-bebas
bebas-bebas
Penyerapan terikat-terikat terjadi apabila foton diserap
oleh elektron untuk mengeksitasikan elektronnya ke
tingkat energi yang lebih tinggi
54. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Penyerapan terikat-terikat
menimbulkan garis-garis absorpsi yang diamati
pada spektrum bintang
HαHβHγHδHζ Hε
Spektrum Bintang Kelas A
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
55. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
hanya foton yang energinya lebih besar atau
sama dengan energi ikat elektron yang dapat
diserap
apabila energi yang diserap lebih besar
daripada energi ikat elektron, maka kelebihan
energi akan digunakan elektron sebagai energi
kinetiknya
proses ini menimbulkan penyerapan pada
pancaran kontinum
Penyerapan terikat-bebas
56. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
tidak ada pembatasan pada energi yang
diserapnya
supaya terjadi penyerapan lepas-lepas, harus
tersedia sejumlah inti atau ion positif di tempat
tersebut
suatu elektron di ruang bebas tidak mungkin
menambah energinya dengan menyerap foton
kecuali bila elektron tersebut bergerak dalam
medan listrik suatu inti atau ion positif.
Penyerapan lepas-lepas
57. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Dalam penyerapan terikat-lepas dan lepas-lepas, foton
dengan energi rendah (λ besar) lebih mudah diserap
κλ ∝ λ3
proses ini menimbulkan penyerapan pada
pancaran kontinum
Suatu foton dapat disebarkan oleh suatu elektron atau
atom. Dalam hal ini tidak terjadi penyerapan yang
sebenarnya karena foton hanya dibelokan dari arah
semula.
dampaknya seperti pada penyerapan
58. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Suatu aliran pancaran yang bergerak ke suatu arah
akan kehilangan sejumlah foton dalam berkas
pancaran itu karena foton disebarkan ke arah lain.
akan mengakibatkan melemahnya intensitas
pancaran pada arah itu
Contoh :
Penyebaran Thomson, yaitu penyebaran oleh
elektron bebas dalam bintang yang panas
Penyebaran Rayleigh yaitu penyebaran oleh
atom hidrogen netral pada bintang yang dingin
59. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Perhitungan koefisien absorpsi dapat dilakukan
berdasarkan mekanika kuantum dan merupakan
perhitungan yang rumit
Apabila akan menghitung koefisien absorpsi suatu
materi bintang dengan komposisi kimia tertentu
sebagai fungsi T, tekanan elektron Pe, maka harus
dihitung derajat eksitasi dan ionisasi setiap ion.
κλ = κ(λ, Pg, T, komposisi kimia)
Koefisien absorpsi yang dihitung merupakan
gabungan semua proses yang dibicarakan di atas
Pada umumnya koefisien absorpsi merupakan
fungsi panjang gelombang, komposisi kimia,
tekanan gas (dan tekanan pancaran) serta
temperatur
60. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
R. Wildt (1938) menunjukkan bahwa penyerapan
terikat-lepas dan lepas-lepas oleh ion hidrogen negatif
(ion H−
) memegang pearanan penting dalam atmosfer
bintang
Ion H−
adalah atom hidrogen yang mengikat elektron
kedua dengan energi ikat 0,75 eV.
Di dalam atmosfer bintang, apabila diketahui
tekanan dan temperatur sebagai fungsi dari tebal
optik τλ, maka dapat ditentukan κλ sebagai fungsi τλ.
61. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Model atmosfer bintang dapat dibagi dalam dua jenis
yaitu, atmosfer kelabu dan atmosfer bukan kelabu.
Pada atmosfer kelabu, koefisien absorpsi dan juga
tebal optik bukan fungsi panjang gelombang,
sehingga pers. (1-23) dapat dituliskan kembali
menjadi
. . . . . . . . . . (1-52)
Pada atmosfer bukan kelabu, koefisien absorpsi dan
tebal optik tetap merupakan fungsi panjang
gelombang seperti dalam kenyataanya.
dτ
dI(θ, τ)
cos θ = I(θ, τ) − B Τ(τ)
62. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Model atmosfer kelabu dapat diperoleh dengan
merata-ratakan κλ untuk seluruh panjang gelom-
bang rata-rata yang diperoleh (κ )
Penentuan κλ atau κ merupakan perhitungan yang
rumit, namun untuk perhitungan sederhana dapat
digunakan rumus pendekatan yaitu,
κ = κo ρ T−3,5
. . . . . . . . . . . . . . . . (1-53)
tetapan bergantung
pada komposisi kimia
Hukum Kramers
63. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Rosseland
-19
-20
-21
-22
-23
-24
-25
-26
1000 10 000 100 000
λ(Å)
H Lyman
limit
C
Si
Mg1
S
Al
Mg3
P
log κ
logκ(λ)
H Balmer
limit
H−
boun-free
H
− free-free
Koefisien absorpsi sebagai
fungsi λ pada T = 5040 K
dan Pg = 5,8 x 104
dyne cm-2
di dalam Matahari
64. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Semua proses diimbangi proses kebalikannya
dengan laju yang sama.
Sering sekali materi di dalam bintang dianggap seperti
gas yang terkurung dalam ruang dengan temperatur
yang seragam dan konstan
Gas berada dalam kesetimbangan termodinamik
(thermodynamic equilibrium - TE)
ionisasi dimbangi dengan rekombinasi
eksitasi diimbangi dengan deeksitasi
dll
Demikian juga energi yang diserap dipancarkan
kembali dengan laju yang sama, walaupun tidak
perlu pada arah semula. Frekuensinya pun tidak
perlu sama dengan frekuensi semula
65. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Keadaan setimbang termodinamik berlaku di dalam
bintang ?
Medan pancaran tidak isotrop
Temperatur di pusat Matahari > 10 juta derajat,
sedangkan temperatur di permukaan hanya ribuan
derajat
Temperatur tidak seragam
energi yang mengalir keluar lebih banyak
daripada yang ke dalam
66. DND - 2004 djoni@as.itb.ac.id
Walaupun demikian gradien temperatur di dalam
Matahari kecil, hanya 10o
per km, atau 0,1% per km
Jadi walaupun secara keseluruhan anggapan
keadaan setimbang termodinamik tidak benar,
namun secara lokal keadaan ini merupakan
pendekatan yang cukup baik
Anggapan ini disebut keadaan setimbang termod1-
namik lokal (local thermodynamic equilibrium –
LTE)