SlideShare a Scribd company logo
6 RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
6.1 RUANG RN

Bila n adalah bilangan bulat positif, maka tupel berorde n adalah urutan n bilangan real yang
berbentuk (a1, a2, a3,…, an)

Himpunan semua tupel berorde n dinamakan ruang n (disimbolkan dengan Rn).

Contoh 6.1
Untuk R1 contohnya bilangan      -2, 0, 1, 2, -1,…
Untuk R2 contohnya bilangan      (-2, 0),(1, 2), (-1,3),…
Untuk R3 contohnya bilangan      (-2, 0, 1),( 2, -1,7),…
Untuk R4 contohnya bilangan      (-2, 0, 1, 2),( -1,3,5,1), …


Misalkan u = (u1, u2, u3,…, un) dan v = (v1, v2, v3,…, vn) adalah dua vektor di ruang n (Rn)
   a. Kita katakan u dan v sama jika u1=v1 u2=v2 … un=vn
   b. Penjumlahan u dan v didefinisikan u + v = (u1+ v1, u2 +v2, u3+ v3,…, un+ vn)
   c. Negatif dari u adalah -u = (-u1,- u2,- u3,…,- un)
   d. Perbedaan (selisih) vektor u dan v adalah u - v = (u1- v1, u2 -v2, u3- v3,…, un- vn)
   e. Jika k adalah skalar, maka perkalian u dengan skalar : ku = (ku1, ku2, ku3,…, kun)
   f. Vektor nol dalam Rn dinyatakan dengan 0 dan didefinisikan sebagai 0 = (0,0,…,0)

Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi n, dan k dan l adalah skalar,
maka hubungan-hubungan berikut berlaku.
   (a) u + v = v + u                             (e) k(lu) = (kl)u
   (b) (u + v) + w = u + (v + w)                 (f) k(u + v) = ku + kv
   (c) u + 0 = 0 + u = u                         (g) (k + l)u = ku + lu
   (d) u + (-u) = 0                              (h) lu = u



Misalkan diketahui dua buah vektor u = (u1, u2, u3,…, un) dan v = (v1, v2, v3,…, vn) berada di
ruang n dimensi, maka

                                u.v = u1.v1+ u2.v2 + u3.v3+…+ un.vn




                                                                Lukmanulhakim Almamalik VI- 1
NORMA VEKTOR
Jika v adalah sebuah vector di ruang berdimensi n, maka panjang (magnitude) vektor sering
disebuat norma v dan disimbolkan dengan ||v||.

                            ||v|| =    v 1 + v 2 + v 2 + ... + v n
                                         2
                                               2     3
                                                                 2




Misalkan u = (u1, u2, u3,…, un) dan v = (v1, v2, v3,…, vn) adalah dua vektor di ruang n (Rn)
Maka jarak Euclidean antara dua vektor tersebut adalah

         d(u,v)=||u-v|| =   (u 1 - v 1 ) 2 + (u 2 - v 2 ) 2 + (u 3 - v 3 ) 2 + ... + (u n - v n ) 2

Contoh 6.2
Diberikan u = (9,3,−4,0,1) dan v = (0,−3, 2,−1,7)




Teorema Pythagoras pada Rn
Jika u dan v adalah vektor-vektor orthogonal pada Rn dengan hasil kali euclidean, maka




Contoh 6.3
Diketahui dua vector u dan v berikut.
                     ,

Buktikan bahwa kedua vector tersebut orthogonal

Penyelesaian:




                                                                             Lukmanulhakim Almamalik VI- 2
Jadi




VEKTOR BASIS STANDAR

Vektor basis standar di R3 adalah i, j, k.

Di dalam ruang n (Rn), vector basis standar adalah e1 e2 e3   ---   en

e1= (1,0,0,…,0) e2= (0,1,0,…,0)        e3= (0,0,1,…,0)        en= (0,0,0,…,1)

Vektor u = (u1, u2, …, un) dalam bentuk vektor basis standar.




Vektor u = (u1, u2, …, un) dapat dituliskan dalam bentuk matriks baris atau matriks kolom
berikut.




u.v = vT.u


                                                                    Lukmanulhakim Almamalik VI- 3
6.2 TRANSFORMASI LINIER

Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah sebuah relasi (perkawanan) dimana setiap
anggota himpunan A hanya dipasangkan dengan satu dan hanya satu kali dengan anggota
himpunan B.
                                 f:A B

A merupakan daerah asal (Domain) : himpunan elemen-elemen tempat fungsi tersebut
mendapat nilai.
B merupakan daerah nilai (Codomain): himpunan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil
operasi suatu fungsi.


Fungsi dari Rn ke Rm

Jika domain dari fungsi f adalah Rn dan kodomainnya adalah Rm, maka f disebut peta atau
transformasi dari Rn ke Rm, dan kita menyatakan bahwa fungsi f memetakan Rn ke Rm.

Misalkan fungsi f1, f2,…, fn adalah fungsi-fungsi bernilai real dari n variabel, misalkan




Sejumlah m persamaan ini menunjuk suatu titik tertentu (w1, w2, w3, …, wm) pada Rm untuk
setiap titik (x1, x2, x3,…, xn) pada Rn dan kemudian mendefinisikan transformasi dari Rn ke
Rm. Jika kita menotasikan transformasi ini dengan T, maka

                                     T: Rn    Rm




Contoh 6.4
Diberikan



didefinisikan T: R2    R4




                                                               Lukmanulhakim Almamalik VI- 4
Contoh 6.5
Didefinisikan T: R3      R2 sebagai




Transformasi Linier

Suatu transformasi T : Rn Rm adalah linear jika dan hanya jika hubungan - hubungan
berikut ini berlaku untuk semua vector u dan v pada Rn dan setiap skalar k.
a. T(u + v)=T(u) + T(v)
b. T(ku) = kT(u)


Contoh 6.5
Diketahui
T : R2 R3 dengan




Apakah T merupakan Transformasi Linier?
Misalkan



Syarat 1




Syarat 2




Kedua syarat terpenuhi
                                                          Lukmanulhakim Almamalik VI- 5
Contoh 6.6
Diketahui F:R2     R3 adalah sebuah fungsi yang didefinisikan oleh :
               F(v) = (x, x+y, x-y)
Jika u=(x1, y1) dan v=(x2, y2) maka u + v = (x1 + x2 , y1 + y2)
Sehingga ,
             F(u + v) = (x1 + x2, [x1 + x2]+[ y1 + y2], [x1 + x2]-[ y1 + y2])
                       = (x1, x1 + y1, x1 - y1) + (x2, x2 + y2, x2 – y2)
                       = F(u) + F(v)
Demikian juga jika k adalah sebuah skalar, ku = (kx1, ky1) sehingga
               F(ku) = (kx1, kx1 + ky1, kx1 - ky1)
                       = k(x1, x1 + y1, x1 - y1)
                       = k F(u)
Jadi F adalah sebuah transformasi linier

Contoh 6.7
Diketahui
T : R2 R3 dengan




Apakah T merupakan Transformasi Linier?

Diketahui ruang vektor V, W
   • Transformasi linear yang bekerja pada ruang vektor yang sama, T : V V disebut
       operator linear .
   • Transformasi linear T : V W dengan dengan T(u) = 0 disebut transformasi nol .
   • Transformasi linear T : V      W dengan dengan T(u) = Au disebut transformasi
       matriks sedangkan A disebut matriks transformasi.



6.3 Transformasi Linier dari Rn         Rm

Misalkan e1, e2, . . . , en adalah basis baku untuk Rn dan misalkan A adalah sebuah matrik m
x n yang mempunyai T(e1), T(e2), . . . , T(en) sebagai vektor – vektor kolomnya.

Misal jika T:R2     R2 diberikan oleh :




                                                                    Lukmanulhakim Almamalik VI- 6
  x    x1 + 2 x 2 
               T 1  = 
                 x                   
                  2    x1 − x 2 
Maka
                          1  1                       0   2 
               T(e1) = T     =  
                          0              dan T(e2) = T     =  
                                                          1 
                             1                         −1

                   1 2 
Jadi           A =      adalah matrik baku untuk T di atas.
                   1 −1

Jika T : Rn    Rm adalah suatu transformasi linear, dan e1,e2,. . . . . ,en adalah vektor-vektor
basis standar untuk Rn , maka matriks standar untuk T adalah

                       [T]=[T(e1)|T(e2)]|. . . |T(en)]



Jika A merupakan matriks m x n, maka transformasi induksi TA: Rn              Rm didefinisikan
sebagai

                                           TA (x) = Ax

merupakan suatu transformasi linier.



6.4 Jenis – jenis Transformasi Linier bidang

Refleksi (Pencerminan)
Refleksi terhadap sebuah garis l adalah transformasi yang memetakan masing – masing titik
pada bidang ke dalam bayangan cerminnya terhadap l

Matrik baku untuk :
                                             x         − x          − 1 0
a. refleksi terhadap sumbu y ( yang mengubah   menjadi   ) adalah :      
                                              y         y            0 1




                                             x          x           1 0 
b. refleksi terhadap sumbu x ( yang mengubah   menjadi   ) adalah :     
                                              y        − y          0 −1

                                                                Lukmanulhakim Almamalik VI- 7
x          y           0 1 
c. refleksi terhadap garis y = x ( yang mengubah   menjadi   ) adalah :     
                                                  y        x            1 0




Rotasi (Perputaran)

                                    cos θ    − sin θ 
       Matrik baku untuk T adalah : 
                                     sin θ    cos θ 




                                                          Lukmanulhakim Almamalik VI- 8
Ekspansi dan kompresi

Jika koordinat x dari masing – masing titik pada bidang dikalikan dengan konstanta k yang
positif dimana k > 1, maka efeknya adalah memperluas gambar bidang dalam arah x. Jika 0
< k < 1 maka efeknya adalah mengkompresi gambar bidang dalam arah x. Disebut dengan
ekspansi (kompresi) dalam arah x dengan faktor k


                                            k 0
Matrik baku untuk transformasi ini adalah :     
                                             0 1
Demikian juga , jika koordinat y dari masing – masing titik pada bidang dikalikan dengan
konstanta k yang positif dimana k > 1, maka efeknya adalah memperluas gambar bidang
dalam arah y. Jika 0 < k < 1 maka efeknya adalah mengkompresi gambar bidang dalam arah
y. Disebut dengan ekspansi (kompresi) dalam arah y dengan faktor k
                                            1 0 
Matrik baku untuk transformasi ini adalah :     
                                            0 k 


Geseran

Sebuah geseran dalam arah x dengan faktor k adalah transformasi yang menggerakkan
masing – masing titik (x,y) sejajar dengan sumbu x sebanyak ky menuju kedudukan yang
baru (x + ky, y)
                                            1 k 
Matrik baku untuk transformasi ini adalah :     
                                            0 1 
Sebuah geseran dalam arah y dengan faktor k adalah transformasi yang menggerakkan
masing – masing titik (x,y) sejajar dengan sumbu y sebanyak kx menuju kedudukan yang
baru (x , y + kx)
                                            1 0
Matrik baku untuk transformasi ini adalah :    
                                            k 1
Jika dilakukan banyak sekali transformasi matrik dari Rn ke Rm secara berturutan, maka
hasil yang sama dapat dicapai dengan transformasi matrik tunggal.
Jika transformasi - transformasi matrik


       T1(x) = A1x, T2(x) = A2x, , .... ,   Tn(x) = Anx,



                                                            Lukmanulhakim Almamalik VI- 9
Dari Rn ke       Rm dilakukan berurutan, maka hasil yang sama dapat dicapai dengan
transformasi matrik tunggal T(x) = Ax, dimana
        A = Ak . . . A2 A1

Contoh 6.8
a. Carilah transformasi matrik dari R2 ke R2 yang mula – mula menggeser dengan faktor
   sebesar 2 dalam arah x dan kemudian merefleksikannya terhadap y = x
b. Carilah transformasi matrik dari R2 ke R2 yang mula – mula merefleksikannya terhadap
   y = x dan kemudian menggeser dengan faktor sebesar 2 dalam arah x

Penyelesaian :
                                               1 2
a) Matrik baku untuk geseran adalah       A1 =     
                                               0 1 
                                                 0 1 
   Dan untuk refleksi terhadap y = x adalah A2 =     
                                                 1 0
   Jadi matrik baku untuk geseran yang diikuti dengan refleksi adalah
                 0 1 1 2 0 1
        A2. A1 =         =  
                 1 0 0 1 1 2
b) Matrik baku untuk refleksi yang diikuti dengan geseran adalah
                 1 2 0 1 2 1
        A1. A2 =         =  
                 0 1 1 0 1 0


Dari contoh di atas, perhatikan bahwa A2. A1 ≠ A1. A2
Jika T:R2    R2 adalah perkalian oleh sebuah matrik A yang punya invers, dan misalkan T
memetakan titik (x,y) ke titik (x’, y’), maka
                  x'        x
                  y ' = A    y
                             
Dan
                  x    -1     x'
                  y = A       y '
                              


Contoh 6.9
Carilah persamaan bayangan sebuah garis y = 2x + 1 yang dipetakan oleh matrik A =
3 1
2 1
   

                                                           Lukmanulhakim Almamalik VI- 10
Jawab :
                 x' 3 1  x 
                 y ' = 2 1  y 
                            
Dan
                                 −1
                 x  3 1              x'     1 − 1  x'
                 y  = 2 1            y ' = − 2 3   y '
                                                  
Sehingga
                x = x’ – y’
                y = -2x’ + 3y’
Substitusikan ke y = 2x + 1 maka dihasilkan :
                -2x’ + 3y’ = 2(x’ – y’) + 1
                -2x’ + 3y’ = 2x’ – 2y’ + 1
                         5y’ = 4x’ + 1
                         y’ =   4
                                    5   x’ +   1
                                                   5




Latihan
Tentukan apakah F linier untuk masing – masing latihan berikut :
1. F(x,y) = (2x, y)
2. F(x,y) = (2x+y, x-y)
3. F(x, y, z) = (2x+y, 3y-4z)
4. F(x,y,z) = (1, 1)
5. Carilah matrik bakunya
                     x2 
          x    − x1 
   a. T   1   = 
         x   x + 3x 
                                
          2       1       2
                               
                     x1 − x 2 

          x1  
            7 x1 + 2 x 2 − x3 + x 4 
         x 
   b. T   2   = 
                       x 2 + x3         
                                         
          x 
         3           − x1           
         x                            
          4 
6. Carilah matrik baku untuk transformasi linier bidang T:R2           R2 yang memetakan titik
   (x,y) ke dalam :
                                                                   Lukmanulhakim Almamalik VI- 11
(a). Refleksi terhadap garis y = -x
    (b). Refleksi melalui titk pusat
    (c). Proyeksi ortogonal pada sumbu x
    (d). Proyeksi ortogonal pada sumbu y


7. Gambarkan bayangan bujursangkar dengan titik – titik sudut (0,0), (1,0), (0,1), dan (1,1)
                               − 3 0
   di bawah perkalian oleh A =      
                                0 1
                                                                             4 − 3
8. Carilah persamaan bayangan garis y = -4x + 3 di bawah perkalian oleh A =       
                                                                             3 − 2




                                                            Lukmanulhakim Almamalik VI- 12

More Related Content

What's hot

persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iiFaried Doank
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
Kelinci Coklat
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
SCHOOL OF MATHEMATICS, BIT.
 
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Dian Arisona
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gtLukman Hakim
 
Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)
Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)
Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)
Kelinci Coklat
 
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial  Orde 2 Variasi ParameterPersamaan Diferensial  Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi ParameterDian Arisona
 
Aplikasi sistem persamaan diferensial_
Aplikasi sistem persamaan diferensial_Aplikasi sistem persamaan diferensial_
Aplikasi sistem persamaan diferensial_
SMPNegeri12
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
Phe Phe
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Arvina Frida Karela
 
diferensial vektor
diferensial vektordiferensial vektor
diferensial vektor
Universitas Kediri
 
kemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungankemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungan
Fazar Ikhwan Guntara
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
Materi kalkulus 2
Materi kalkulus 2Materi kalkulus 2
Materi kalkulus 2
Mohamad Nur Fauzi
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
Sigit Rimba Atmojo
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensibagus222
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
dwiprananto
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Pawit Ngafani
 

What's hot (20)

persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
Akar Kompleks dan Akar berulang PD orde 2
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt
 
Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)
Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)
Integral Permukaan (Kalkulus Peubah Banyak)
 
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial  Orde 2 Variasi ParameterPersamaan Diferensial  Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
 
Aplikasi sistem persamaan diferensial_
Aplikasi sistem persamaan diferensial_Aplikasi sistem persamaan diferensial_
Aplikasi sistem persamaan diferensial_
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
diferensial vektor
diferensial vektordiferensial vektor
diferensial vektor
 
kemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungankemonotonan dan kecekungan
kemonotonan dan kecekungan
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Materi kalkulus 2
Materi kalkulus 2Materi kalkulus 2
Materi kalkulus 2
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
 

Similar to Bab 6

Transformasi Linier-1.ppt
Transformasi Linier-1.pptTransformasi Linier-1.ppt
Transformasi Linier-1.ppt
LinaDwiPratiwi
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran barian11
 
matematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi liniermatematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi linieraulia rachmawati
 
transformasi linier
transformasi liniertransformasi linier
transformasi linierLela Warni
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
arman11111
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5pitrahdewi
 
Mrv 4.1 fitriana &amp; fatmala yunita ruang n- euclidis
Mrv 4.1   fitriana &amp; fatmala yunita  ruang n- euclidisMrv 4.1   fitriana &amp; fatmala yunita  ruang n- euclidis
Mrv 4.1 fitriana &amp; fatmala yunita ruang n- euclidis
Nunink Apriani
 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
GaungPradana2
 
Transformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieTransformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrie
andriehasan
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
intanbuhatii
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)intanbuhatii
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
Penny Charity Lumbanraja
 
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Dedy Kurniawan
 

Similar to Bab 6 (20)

Transformasi Linier-1.ppt
Transformasi Linier-1.pptTransformasi Linier-1.ppt
Transformasi Linier-1.ppt
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
 
matematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi liniermatematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi linier
 
transformasi linier
transformasi liniertransformasi linier
transformasi linier
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
 
R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2
 
Risa
RisaRisa
Risa
 
Transformasi geometri
Transformasi geometriTransformasi geometri
Transformasi geometri
 
Vektor dan ruang euclid
Vektor dan ruang euclidVektor dan ruang euclid
Vektor dan ruang euclid
 
Mrv 4.1 fitriana &amp; fatmala yunita ruang n- euclidis
Mrv 4.1   fitriana &amp; fatmala yunita  ruang n- euclidisMrv 4.1   fitriana &amp; fatmala yunita  ruang n- euclidis
Mrv 4.1 fitriana &amp; fatmala yunita ruang n- euclidis
 
Allin 2
Allin 2Allin 2
Allin 2
 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Transformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieTransformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrie
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "Transformasi linier " Matematika Geodesi "
Transformasi linier " Matematika Geodesi "
 

More from Lukmanulhakim Almamalik

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Lukmanulhakim Almamalik
 
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdfUU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
Lukmanulhakim Almamalik
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
Lukmanulhakim Almamalik
 
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Lukmanulhakim Almamalik
 
Buku systems thinking
Buku systems thinkingBuku systems thinking
Buku systems thinking
Lukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Lukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiLukmanulhakim Almamalik
 

More from Lukmanulhakim Almamalik (20)

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
 
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdfUU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
 
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
 
Buku systems thinking
Buku systems thinkingBuku systems thinking
Buku systems thinking
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
 
Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01
 
Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01
 
Tik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasiTik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasi
 
Tik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasiTik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasi
 
Tik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasiTik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasi
 
Tik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasiTik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasi
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
 
Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01
 
Buku informasi memperbaiki monitor
Buku informasi   memperbaiki monitorBuku informasi   memperbaiki monitor
Buku informasi memperbaiki monitor
 
Ch22
Ch22Ch22
Ch22
 
Ch21
Ch21Ch21
Ch21
 
Ch20
Ch20Ch20
Ch20
 
Ch19
Ch19Ch19
Ch19
 
Ch18
Ch18Ch18
Ch18
 

Bab 6

  • 1. 6 RUANG VEKTOR EUCLIDEAN 6.1 RUANG RN Bila n adalah bilangan bulat positif, maka tupel berorde n adalah urutan n bilangan real yang berbentuk (a1, a2, a3,…, an) Himpunan semua tupel berorde n dinamakan ruang n (disimbolkan dengan Rn). Contoh 6.1 Untuk R1 contohnya bilangan -2, 0, 1, 2, -1,… Untuk R2 contohnya bilangan (-2, 0),(1, 2), (-1,3),… Untuk R3 contohnya bilangan (-2, 0, 1),( 2, -1,7),… Untuk R4 contohnya bilangan (-2, 0, 1, 2),( -1,3,5,1), … Misalkan u = (u1, u2, u3,…, un) dan v = (v1, v2, v3,…, vn) adalah dua vektor di ruang n (Rn) a. Kita katakan u dan v sama jika u1=v1 u2=v2 … un=vn b. Penjumlahan u dan v didefinisikan u + v = (u1+ v1, u2 +v2, u3+ v3,…, un+ vn) c. Negatif dari u adalah -u = (-u1,- u2,- u3,…,- un) d. Perbedaan (selisih) vektor u dan v adalah u - v = (u1- v1, u2 -v2, u3- v3,…, un- vn) e. Jika k adalah skalar, maka perkalian u dengan skalar : ku = (ku1, ku2, ku3,…, kun) f. Vektor nol dalam Rn dinyatakan dengan 0 dan didefinisikan sebagai 0 = (0,0,…,0) Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi n, dan k dan l adalah skalar, maka hubungan-hubungan berikut berlaku. (a) u + v = v + u (e) k(lu) = (kl)u (b) (u + v) + w = u + (v + w) (f) k(u + v) = ku + kv (c) u + 0 = 0 + u = u (g) (k + l)u = ku + lu (d) u + (-u) = 0 (h) lu = u Misalkan diketahui dua buah vektor u = (u1, u2, u3,…, un) dan v = (v1, v2, v3,…, vn) berada di ruang n dimensi, maka u.v = u1.v1+ u2.v2 + u3.v3+…+ un.vn Lukmanulhakim Almamalik VI- 1
  • 2. NORMA VEKTOR Jika v adalah sebuah vector di ruang berdimensi n, maka panjang (magnitude) vektor sering disebuat norma v dan disimbolkan dengan ||v||. ||v|| = v 1 + v 2 + v 2 + ... + v n 2 2 3 2 Misalkan u = (u1, u2, u3,…, un) dan v = (v1, v2, v3,…, vn) adalah dua vektor di ruang n (Rn) Maka jarak Euclidean antara dua vektor tersebut adalah d(u,v)=||u-v|| = (u 1 - v 1 ) 2 + (u 2 - v 2 ) 2 + (u 3 - v 3 ) 2 + ... + (u n - v n ) 2 Contoh 6.2 Diberikan u = (9,3,−4,0,1) dan v = (0,−3, 2,−1,7) Teorema Pythagoras pada Rn Jika u dan v adalah vektor-vektor orthogonal pada Rn dengan hasil kali euclidean, maka Contoh 6.3 Diketahui dua vector u dan v berikut. , Buktikan bahwa kedua vector tersebut orthogonal Penyelesaian: Lukmanulhakim Almamalik VI- 2
  • 3. Jadi VEKTOR BASIS STANDAR Vektor basis standar di R3 adalah i, j, k. Di dalam ruang n (Rn), vector basis standar adalah e1 e2 e3 --- en e1= (1,0,0,…,0) e2= (0,1,0,…,0) e3= (0,0,1,…,0) en= (0,0,0,…,1) Vektor u = (u1, u2, …, un) dalam bentuk vektor basis standar. Vektor u = (u1, u2, …, un) dapat dituliskan dalam bentuk matriks baris atau matriks kolom berikut. u.v = vT.u Lukmanulhakim Almamalik VI- 3
  • 4. 6.2 TRANSFORMASI LINIER Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah sebuah relasi (perkawanan) dimana setiap anggota himpunan A hanya dipasangkan dengan satu dan hanya satu kali dengan anggota himpunan B. f:A B A merupakan daerah asal (Domain) : himpunan elemen-elemen tempat fungsi tersebut mendapat nilai. B merupakan daerah nilai (Codomain): himpunan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil operasi suatu fungsi. Fungsi dari Rn ke Rm Jika domain dari fungsi f adalah Rn dan kodomainnya adalah Rm, maka f disebut peta atau transformasi dari Rn ke Rm, dan kita menyatakan bahwa fungsi f memetakan Rn ke Rm. Misalkan fungsi f1, f2,…, fn adalah fungsi-fungsi bernilai real dari n variabel, misalkan Sejumlah m persamaan ini menunjuk suatu titik tertentu (w1, w2, w3, …, wm) pada Rm untuk setiap titik (x1, x2, x3,…, xn) pada Rn dan kemudian mendefinisikan transformasi dari Rn ke Rm. Jika kita menotasikan transformasi ini dengan T, maka T: Rn Rm Contoh 6.4 Diberikan didefinisikan T: R2 R4 Lukmanulhakim Almamalik VI- 4
  • 5. Contoh 6.5 Didefinisikan T: R3 R2 sebagai Transformasi Linier Suatu transformasi T : Rn Rm adalah linear jika dan hanya jika hubungan - hubungan berikut ini berlaku untuk semua vector u dan v pada Rn dan setiap skalar k. a. T(u + v)=T(u) + T(v) b. T(ku) = kT(u) Contoh 6.5 Diketahui T : R2 R3 dengan Apakah T merupakan Transformasi Linier? Misalkan Syarat 1 Syarat 2 Kedua syarat terpenuhi Lukmanulhakim Almamalik VI- 5
  • 6. Contoh 6.6 Diketahui F:R2 R3 adalah sebuah fungsi yang didefinisikan oleh : F(v) = (x, x+y, x-y) Jika u=(x1, y1) dan v=(x2, y2) maka u + v = (x1 + x2 , y1 + y2) Sehingga , F(u + v) = (x1 + x2, [x1 + x2]+[ y1 + y2], [x1 + x2]-[ y1 + y2]) = (x1, x1 + y1, x1 - y1) + (x2, x2 + y2, x2 – y2) = F(u) + F(v) Demikian juga jika k adalah sebuah skalar, ku = (kx1, ky1) sehingga F(ku) = (kx1, kx1 + ky1, kx1 - ky1) = k(x1, x1 + y1, x1 - y1) = k F(u) Jadi F adalah sebuah transformasi linier Contoh 6.7 Diketahui T : R2 R3 dengan Apakah T merupakan Transformasi Linier? Diketahui ruang vektor V, W • Transformasi linear yang bekerja pada ruang vektor yang sama, T : V V disebut operator linear . • Transformasi linear T : V W dengan dengan T(u) = 0 disebut transformasi nol . • Transformasi linear T : V W dengan dengan T(u) = Au disebut transformasi matriks sedangkan A disebut matriks transformasi. 6.3 Transformasi Linier dari Rn Rm Misalkan e1, e2, . . . , en adalah basis baku untuk Rn dan misalkan A adalah sebuah matrik m x n yang mempunyai T(e1), T(e2), . . . , T(en) sebagai vektor – vektor kolomnya. Misal jika T:R2 R2 diberikan oleh : Lukmanulhakim Almamalik VI- 6
  • 7.   x    x1 + 2 x 2  T 1  =   x     2    x1 − x 2  Maka  1  1   0   2  T(e1) = T     =    0  dan T(e2) = T     =    1      1     −1 1 2  Jadi A =   adalah matrik baku untuk T di atas. 1 −1 Jika T : Rn Rm adalah suatu transformasi linear, dan e1,e2,. . . . . ,en adalah vektor-vektor basis standar untuk Rn , maka matriks standar untuk T adalah [T]=[T(e1)|T(e2)]|. . . |T(en)] Jika A merupakan matriks m x n, maka transformasi induksi TA: Rn Rm didefinisikan sebagai TA (x) = Ax merupakan suatu transformasi linier. 6.4 Jenis – jenis Transformasi Linier bidang Refleksi (Pencerminan) Refleksi terhadap sebuah garis l adalah transformasi yang memetakan masing – masing titik pada bidang ke dalam bayangan cerminnya terhadap l Matrik baku untuk : x − x  − 1 0 a. refleksi terhadap sumbu y ( yang mengubah   menjadi   ) adalah :    y  y   0 1 x  x  1 0  b. refleksi terhadap sumbu x ( yang mengubah   menjadi   ) adalah :    y − y  0 −1 Lukmanulhakim Almamalik VI- 7
  • 8. x  y 0 1  c. refleksi terhadap garis y = x ( yang mengubah   menjadi   ) adalah :    y x 1 0 Rotasi (Perputaran) cos θ − sin θ  Matrik baku untuk T adalah :   sin θ cos θ  Lukmanulhakim Almamalik VI- 8
  • 9. Ekspansi dan kompresi Jika koordinat x dari masing – masing titik pada bidang dikalikan dengan konstanta k yang positif dimana k > 1, maka efeknya adalah memperluas gambar bidang dalam arah x. Jika 0 < k < 1 maka efeknya adalah mengkompresi gambar bidang dalam arah x. Disebut dengan ekspansi (kompresi) dalam arah x dengan faktor k k 0 Matrik baku untuk transformasi ini adalah :    0 1 Demikian juga , jika koordinat y dari masing – masing titik pada bidang dikalikan dengan konstanta k yang positif dimana k > 1, maka efeknya adalah memperluas gambar bidang dalam arah y. Jika 0 < k < 1 maka efeknya adalah mengkompresi gambar bidang dalam arah y. Disebut dengan ekspansi (kompresi) dalam arah y dengan faktor k 1 0  Matrik baku untuk transformasi ini adalah :   0 k  Geseran Sebuah geseran dalam arah x dengan faktor k adalah transformasi yang menggerakkan masing – masing titik (x,y) sejajar dengan sumbu x sebanyak ky menuju kedudukan yang baru (x + ky, y) 1 k  Matrik baku untuk transformasi ini adalah :   0 1  Sebuah geseran dalam arah y dengan faktor k adalah transformasi yang menggerakkan masing – masing titik (x,y) sejajar dengan sumbu y sebanyak kx menuju kedudukan yang baru (x , y + kx) 1 0 Matrik baku untuk transformasi ini adalah :   k 1 Jika dilakukan banyak sekali transformasi matrik dari Rn ke Rm secara berturutan, maka hasil yang sama dapat dicapai dengan transformasi matrik tunggal. Jika transformasi - transformasi matrik T1(x) = A1x, T2(x) = A2x, , .... , Tn(x) = Anx, Lukmanulhakim Almamalik VI- 9
  • 10. Dari Rn ke Rm dilakukan berurutan, maka hasil yang sama dapat dicapai dengan transformasi matrik tunggal T(x) = Ax, dimana A = Ak . . . A2 A1 Contoh 6.8 a. Carilah transformasi matrik dari R2 ke R2 yang mula – mula menggeser dengan faktor sebesar 2 dalam arah x dan kemudian merefleksikannya terhadap y = x b. Carilah transformasi matrik dari R2 ke R2 yang mula – mula merefleksikannya terhadap y = x dan kemudian menggeser dengan faktor sebesar 2 dalam arah x Penyelesaian : 1 2 a) Matrik baku untuk geseran adalah A1 =   0 1  0 1  Dan untuk refleksi terhadap y = x adalah A2 =   1 0 Jadi matrik baku untuk geseran yang diikuti dengan refleksi adalah 0 1 1 2 0 1 A2. A1 =    =   1 0 0 1 1 2 b) Matrik baku untuk refleksi yang diikuti dengan geseran adalah 1 2 0 1 2 1 A1. A2 =    =   0 1 1 0 1 0 Dari contoh di atas, perhatikan bahwa A2. A1 ≠ A1. A2 Jika T:R2 R2 adalah perkalian oleh sebuah matrik A yang punya invers, dan misalkan T memetakan titik (x,y) ke titik (x’, y’), maka  x' x  y ' = A  y     Dan  x -1  x'  y = A  y '     Contoh 6.9 Carilah persamaan bayangan sebuah garis y = 2x + 1 yang dipetakan oleh matrik A = 3 1 2 1   Lukmanulhakim Almamalik VI- 10
  • 11. Jawab :  x' 3 1  x   y ' = 2 1  y        Dan −1  x  3 1  x'  1 − 1  x'  y  = 2 1  y ' = − 2 3   y '          Sehingga x = x’ – y’ y = -2x’ + 3y’ Substitusikan ke y = 2x + 1 maka dihasilkan : -2x’ + 3y’ = 2(x’ – y’) + 1 -2x’ + 3y’ = 2x’ – 2y’ + 1 5y’ = 4x’ + 1 y’ = 4 5 x’ + 1 5 Latihan Tentukan apakah F linier untuk masing – masing latihan berikut : 1. F(x,y) = (2x, y) 2. F(x,y) = (2x+y, x-y) 3. F(x, y, z) = (2x+y, 3y-4z) 4. F(x,y,z) = (1, 1) 5. Carilah matrik bakunya  x2    x    − x1  a. T   1   =   x   x + 3x     2  1 2    x1 − x 2    x1       7 x1 + 2 x 2 − x3 + x 4   x  b. T   2   =   x 2 + x3   x   3   − x1   x      4  6. Carilah matrik baku untuk transformasi linier bidang T:R2 R2 yang memetakan titik (x,y) ke dalam : Lukmanulhakim Almamalik VI- 11
  • 12. (a). Refleksi terhadap garis y = -x (b). Refleksi melalui titk pusat (c). Proyeksi ortogonal pada sumbu x (d). Proyeksi ortogonal pada sumbu y 7. Gambarkan bayangan bujursangkar dengan titik – titik sudut (0,0), (1,0), (0,1), dan (1,1) − 3 0 di bawah perkalian oleh A =    0 1  4 − 3 8. Carilah persamaan bayangan garis y = -4x + 3 di bawah perkalian oleh A =    3 − 2 Lukmanulhakim Almamalik VI- 12