Dokumen ini membahas tentang sifat Al-Adl dari Allah SWT yang berarti Maha Adil. Allah SWT bersifat adil secara mutlak dan keadilan-Nya didasarkan atas ilmu-Nya yang luas. Manusia harus meneladani sifat Allah SWT ini dengan berbuat adil dan menghindari perbuatan yang tidak adil. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa bukti kebenaran nama Allah SWT sebagai Al-Adl, seperti soal n
2. A. Pengertian Al-Adl
• Al-‘Adl artinya Mahaadil. Keadilan Allah Swt. bersifat
mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa pun dan siapa pun.
Keadilan Allah Swt. juga didasari oleh ilmu Allah Swt.
Yang Maha Luas. Sehingga tidak mungkin keputusan-Nya
itu salah.
• Allah Swt, dinamai Al-‘Adl karena keadilan Allah Swt.
adalah sempurna. Dengan demikian semua yang
diciptakan dan ditentukan oleh Allah Swt. telah
menunjukan keadilan yang sempurna. Hanya saja, banyak
diantara kita yang tidak menyadari atau tidak mampu
menangkap keadilan Allah Swt. terhadap apa yang
menimpa makhluk-Nya.
3. C. Meneladani sifat Allah Al-Adl
Menghindari perbuatan yang tidak adil dan keluar dari yang telah digariskan
Allah.
Berbicara dan berbuat dengan penuh keadilan meskipun dirasakan pahit serta
dapat merugikan diri kita sendiri ataupun keluarga.
Menyadari bahwa keadilan dapat mendekatkan diri pada takwa.
Adil terhadap diri sendiri dengan cara mengendalikan hawa nafsu.
Tidak membeda-bedakan derajat seseorang, berteman dengan siapa saja.
Husnudhon (positif thingking) kepada Allah terhadap semua ketentuan Allah
swt”,
Senantiasa bersyukur kepada Allah swt. Atas ketentuan – Nya yang adil.”,
Meneladani sikap Al-Adl dengan memerapkan sikap adil terhadap sesama
4. D. Bukti Kebenaran Nama Allah SWT Al-‘Adl
(Maha Adil).
• (Pertama)Adalah dalam hal niat yang merupakan penentu dari arah amalan-amalan
yang kita perbuat karena niat tersebut berfungsi sebagai lentera atau cahaya yang akan
menuntun dan menerangi perjalanan seorang hamba dalam bertemu Allah ‘Azza wa
Jalla.
• (Kedua). Adalah dalam hal perbuatan yang tentunya tidak terlepas dari catatan Allah
‘Azza wa Jalla lewat dua malaikat-Nya (Rakib – ‘Atid) yang senantiasa menemani kita
di setiap langkah kita, apapun dan bagaimanapun bentuknya.
• (Ketiga). Adalah dalam hal keutamaan kaum hawa dalam berbakti kepada suaminya
yang merupakan kewajiban sebagai seorang istri, sebagaimana sabda Rasulullah saw
:“perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti,
adalah mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami.” (HR.Ibnu Hibbab
dari Abu Hurairah)
• (Keempat). Adalah dalam hal warisan yang memberikan porsi lebih banyak kepada
lelaki daripada perempuan yaitu bagian laki-laki dua kali bagian perempuan
sebagaiman firman Allah SWT: “Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian
pusaka untuk) anak-anakmu. yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagian
dua orang anak perempua…..”(an-Nisa’ : 11).
5. Dzikir.
• Bila seseorang membaca bacaan yaa adl di atas
sekerat roti pada malam jum’at lalu memakan roti
itu, makan dengan izin allah, orang lain akan
menuruti ucapannya. Wallahu’alam