1. Mioma uteri adalah tumor jinak pada otot dan jaringan ikat uterus yang umumnya ditemukan pada wanita usia 35 tahun ke atas.
2. Gejala mioma uteri antara lain perdarahan, nyeri, dan tekanan massa pada perut bagian bawah.
3. Penatalaksanaan mioma uteri meliputi penatalaksanaan konservatif, radioterapi, miomektomi, dan histerektomi.
2. Definisi
• Mioma uteri adalah neplasma jinak yang
berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
sehingga dalam kepustakaan disebut
leiomioma, fibromioma, atau fibroid
(Mansjoer, 1999). Mioma uteri merupakan
tumor jinak yang paling sering ditemukan, dan
20-25% terjadi pada wanita dengan usia 35
tahun ke atas.
4. Manifestasi
• 1. Tumor massa di perut bawah
• 2. Perdarahan
• Biasanya dalam bentuk menorrhagi, dan
didapat pada mioma submukosa sebagai
akibat pecahnya pembuluh-pembuluh darah.
• 3. Nyeri
• 4. Akibat tekanan (pressure effect)
• 5. Infertilitas
8. Pemeriksaan penunjang
• 1. USG abdominal atau transvaginal: terlihat
massa pada uterus.
• 2. Pemeriksaan darah lengkap.
• 3. Vaginal Toucher: didapatkan perdarahan
pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
• 4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan
dari sel-sel neoplasma tersebut.
9. Penatalaksanaan
2.10. Penatalaksanaan
1. Konservatif dengan pemeriksaan periodik.
2. Radioterapi.
· Hanya dilakukan pada wanita yangtidak dapat dioperasi (bad risk patient).
· Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan.
· Bukan mioma jenis submukosa
· Tidak disertai radang pelvis, atau penekanan pada rectum.
· Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.
3. Operasi.
Miomektomi
Miomektomi dilakukan pada wanita yang masih menginginkan keturunan. Syaratnya harus dilakukan kuretase dulu,
untuk menghilangkan kemungkinan keganasan.
KERUGIAN:
- Melemahkan dinding uterus, sehingga dapat menyebabkan rupture uteri pada waktu hamil.
- Menyebabkan perlekatan.
- Residif.
Histerektomi
Dilakukan pada mioma yang ukurannya besar dan multipel. Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan satu atau kedua
ovarium, maksudnya adalah untuk menjaga agar tidak terjadi menopause sebelum waktunya dan menjaga gangguan
coronair atau arteriosklerosis umum.
Sebaiknya dilakukan histerektomi total, kecuali bila keadaan tidak mengijinkan bisa dilakukan histerektomi
supravaginal. Untuk menjaga kemungkinan keganasan pada cervix, sebaiknya dilakukan pap smear pada waktu
tertentu.
10. 2.11. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat Penyakit Dahulu
· Pernah mengalami infeksi pada organ reproduksi atau tidak.
· Pernah dilakukan pembedahan contohnya miomektomi atau tidak.
· Pernah dilakukan kuretase atau tidak.
4. Riwayat kehamilan
1. Gravida: jarang atau tidak pernah hamil.
2. Partus: multipara / nulipara.
3. Abortus: apakah terdapat riwayat abortus atau tidak.
4. Prematur: apakah pernah terjadi persalinan prematur ataukah tidak.
5. Riwayat hormonal
Apakah pasien mengkonsumsi obat hormonal atau tidak sehingga ada
peningkatan estrogen.
11. 6. Riwayat menstruasi
adakah gangguan haid dan usia berapa haid pertama,pernah mengalami :
Ø Dysminore yaitu nyeri yang berhubungan dengan menstruasi dan paling kuat dan bersifat kolik atau terus menerus.
Ø Metrorhagi yaitu perdarahan pervaginam yang berlebih yang tidak teratur dan tidak ada hubungan dengan siklus
haid.
Ø Menoraghi yaitu pengeluaran darah menstruasi yang lebih banyak daripada biasanya dan terjadi pada siklus yang
teratur atau normal
7. Pemeriksaan persistem
a. Breath ( B1): Pola nafas efektif/tidak, ekspansi dada, suara nafas tambahan.
b. Blood (B2): Anemis, pucat, perdarahan pervaginam,tekanan darah bisa naik atau turun, bradikardi atau takikardia,
CRT kurang atau lebih dari 2 detik.
c. Brain (B3): Kaji adanya penurunan kesadaran menurun (GCS).
d. Bladder (B4):
- Penekanan vesika urinari oleh massa tumor.
- Retensi urine, disuria/ polakisuria, overflow inkontinesia.
- Nyeri tekan pada vesika urinaria.
- Hematuria.
e. Bowel (B5):
- Palpasi abdomen : Tumor teraba seperti benjolan padat dan kenyal pada perut bagian bawah.
- Konstipasi
- Auskultasi : peristaltik menurun
f.Bone (B6): terdapat varises, odema tungkai, kelemahan ekstremitas.
12. Diagnosa keperawatan
• 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
kerusakan jaringan otot dan sistem saraf akibat penyempitan
kanalis servikalis oleh myoma.
• 2. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan
penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya.
• 3. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran
tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah
kewanitaan, akibat pada hubungan seksual.
• 4. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan
terjadinya perdarahan yang berulang-ulang.
• 5. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
13. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Gangguan rasa nyaman
(nyeri) berhubungan
dengan kerusakan
jaringan otot dan sistem
saraf akibat penyempitan
kanalis servikalis oleh
mioma
Klien dapat mengontrol
nyerinya dengan criteria hasil
mampu mengidentifikasi cara
mengurangi nyeri,
mengungkapkan keinginan
untuk mengontrol nyerinya.
1. Observasi adanya nyeri dan
tingkat nyeri.
2. Ajarkan dan catat tipe nyeri
serta tindakan untuk mengatasi
nyeri
3. Ajarkan teknik relaksasi
4. Kolaborasi pemberian
analgesic
Memudahkan tindakan
keperawatan.
Meningkatkan persepsi klien
terhadap nyeri yang
dialaminya.
Membantu mengurangi nyeri
dan meningkatkan
kenyamanan klien.
Mengurangi nyeri.
Gangguan eliminasi urine
(retensio) berhubungan
dengan penekanan oleh
massa jaringan
neoplasma pada daerah
sekitarnya.
Pola eliminasi urine ibu kembali
normal dengan criteria hasil ibu
memahami terjadinya retensi
urine, bersedia melakukan
tindakan untuk mengurangi
atau menghilangkan retensi
urine.
1.Catat pola miksi dan monitor
pengeluaran urine
2.Lakukan palpasi pada
kandung kemih, observasi
adanya ketidaknyamanan dan
rasa nyeri.
3.Anjurkan klien untuk
merangsang miksi dengan
pemberian air hangat,
mengatur posisi, mengalirkan
air keran.
Melihat perubahan pola
eliminasi klien
Menentukan tingkat nyeri yang
dirasakan oleh klien
Mencegah terjadinya retensi