SlideShare a Scribd company logo
Disusun oleh :
Dian Kurniasih (2007114)
Hildayatun Fitria (2007115)
Mei Nopitasari (2007117)
Novika Lutfiana (2007118)
Saptika Ayu Wandypa (2007121)
Siti Robiyah (2007122)
Briant Nugraha A (2007124)
Niken Yufinanda (2007123)
Ivik Malichaturofi’ah (2007125)
Saschia Indah S (2007131)
PENGERTIAN
Mioma uteri yaitu tumor jnak pada rahim, selain bisa ganas, lebih
sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis
tumornya tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding dalam
rahim sendiri. Ini jenis tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata-
rata wanita di atas usia 30 tahun (Irianto, 2015).
Mioma uteri merupakan tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot
polos yang ditemukan pada rahim manusia. Tumor ini berbatas
tegas dan terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat
fibroid, dan kolagen. Mioma uteri berbentuk padat, relatif bulat,
kenyal, berdinding licin, dan apabila dibelah bagian dalamnya akan
menonjol keluar sehingga mengesankan bahwa permukaan luarnya
adalah kapsul (Prawirohardjo, Sarwono, 2011).
Umur,hormon
endogren,riwayat
keluarga,makanan,keh
amilan dan paritas.
Yaitu
1. Faktor eksternal
2. Faktor internal
ETIOLOGI
Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang
diduga kuat merupakan faktor predisposisi
terjadinya mioma uteri:
Faktor terbentuknya tomor:
MANIFESTASI KLINIK
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis rutin. Pada
penderita memang tidak mempunyai keluhan apa – apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang
mengandung satu tumor dalam uterus. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik
meliputi :
1. Besarnya mioma uteri
2. Lokalisasi mioma uteri
3. Perubahan – perubahan
pada mioma uteri
Menurut (Nurafif & Hardi, 2013) tanda dan gejala mioma uteri
yaitu :
a. Perdarahan abnormal : Hipermenore, menoragia, metroragia.
Disebabkan oleh :
1. Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasi endometrium.
2. Permukaan endometrium yang lebih luas dari biasanya.
3. Atrofi enddometrium yang lebih luas dari biasanya.
4. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya
sarang mioma diantara serabut miometrium sehingga tidak dapat
menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
b. Nyeri
Nyeri panggul karena tekanan, muncul karena sebagian besar miom menekan struktur di daerah
panggul. Pada mioma submukosum yang dilahirkan dapat menyempitkan canalis servikalis
sehingga menimbulkan dismenore.
c. Gejala penekanan
Penekanan pada vesika urinaria menyebabkan poliuri, pada uretra menyebabkan retensio urine,
pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum menyebabkan obstipasi
dan tenesmia, pada pembuluh darah dan limfe menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
d. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum jelas, 27- 40% wanita
dengan mioma uteri mengalami infertilitas.
PANTOFISIOLOGI
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan lambat laun membesar karena
pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun semacam pseudokapsula atau sampai semua
mengelilingi tumor didalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila
ada satu mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung kemih keatas
sehingga sering menimbulkan keluhan miksi (Aspiani 2017).
Tetapi masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri yang
menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat
timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia
ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak
dapat terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami
kekurangan volume cairan dan timbulnya resiko infeksi. Dan jika dilakukan operasi atau pembedahan
maka akan terjadi perlukaan sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan integritas kulit (Price, 2009).
Pada post operasi mioma uteri akan terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan robekan pada jaringan
saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut. Terputusnya integritas jaringan kulit mempengaruhi proses
epitalisasi dan pembatasan aktivitas, maka terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan jaringan
mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi resiko tinggi infeksi. Pada pasien post
operasi akan terpengaruh obat anestesi yang mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan penurunan
kesadaran sehingga pola nafas tidak efektif (Sarwono, 2010).
PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Konservatif
Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus dengan Gonadotropin releasing hormone
(GnRH) agonis. Pengobatan GnRH agonis selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi
hialin di miometrium hingga uterus menjadi kecil. Setelah pemberian GnRH agonis dihentikan mioma yang
lisut itu akan tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung
reseptor estrogen dalam konsentrasi tinggi.
2. Pengobatan Operatif
Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang menimbulkan gejala yang tidak dapat ditangani
dengan pengobatan operatif, tindakan operatif yang dilakukan antara lain :
a. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Miomektomi dilakukan
pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya
pada mioma submukosum dengan cara ekstirpasi lewat vagina (Wiknjosastro, 2008:345).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik mioma uteri meliputi :
1. Tes laboratorium
Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat
disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya
kadar hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan
darah yang kronik.
2. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin
Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang
simetrik menyerupai kehamilan atau terdapat bersamaan dengan
kehamilan.
3. Ultrasonografi
Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat
membantu.
4. Pielogram intravena
a. Pap smear serviks
Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia
serviks sebelum histerektomi.
b. Histerosal pingogram
Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi
dikemudian hari untuk mengevaluasi distorsi rongga
uterus dan kelangsungan tuba falopi.
Deteksi mioma uteri dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemeriksaan darah lengkap : Hb turun,
Albumin turun, Lekosit turun atau meningkat,
Eritrosit turun.
2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
3. Vaginal toucher (VT) : didapatkan perdrahan
pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari
sel-sel neoplasma tersebut.
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang
mungkin ada yang dapat menghambat tindakan
operasi
6. ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin
terjadi yang dapat mempengaruhi tindakan
operasi.
Pemeriksaan fisik mioma uteri meliputi :
1. Pemeriksan abdomen : teraba massa didaerah pubis atau abdomen bagian bawah
dengan konsistensi kenyal, bulat, berbatas tegas, sering berbenjol atau bertangkai, mudah
digerakan, tidak nyeri.
2. Pemeriksaan bimanual : didapatkan tumor tersebut menyatu atau berhubungan dengan
uterus, ikut bergerak pada pergerakan serviks.
KOMPLIKASI
Menurut (Manuaba, 2010:325) Komplikasi mioma uteri terbagi menjadi 3
yaitu:
1. Perdarahan sampai terjadi anemia
2. Degenerasi ganas mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan
hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma; serta merupakan 50 - 75% dari
semua sarkoma uterus.
3. Torsi atau putaran tangkai mioma bertangkai dapat terjadi torsi atau
terputarnya tumor 24 (Prawirohardjo, 2011). Hal itu dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis.
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
- Identitas Klien:
meliputi nama,
umur, jenis
kelamin, agama,
suku bangsa,
status pernikahan,
pendidikan,
pekerjaan, alamat.
- Identitas
Penanggung
jawab: Nama,
umur, jenis
kelamin,
hubungan dengan
keluarga,
pekerjaan, alamat.
2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
- Riwayat penyakit
sekarang
- Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwaya Penyakit
Keluarga
- Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu diketahui
adalah:
1. Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah
ditemukan sebelum menarhe dan mengalami atrofi pada masa menopause.
2.Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh
cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini
dihasilkan dalam jumlah yang besar.
3. Faktor Psikososial
- Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor-faktor budaya
yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien mioma uteri, dan
tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien
mioma uteri.
- Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran diri,
personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan terhadap orang lain atau
tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri,
mekanisme pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang
lain.
4. Pola Kebiasaan sehari-hari
5. Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus dikaji adalah
frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu makan yang terjadi.
6. Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir.
Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna, dan bau.
7. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan frekwensinya, tanyakan
kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi
8. Pola Istirahat dan Tidur
Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan malam hari, masalah
yang ada waktu tidur.
9. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Kaji tingkat kesadaran pasien
mioma uteri
• Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu,
pernapasan.
• Pemeriksaan Fisik Head to toe :
1. Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut.
2. Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
3. Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan konka nasal/tidak.
4. Telinga : lihat kebersihan telinga.
5. Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya
penbesaran tonsil.
6. Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
7. Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi, ketiak dan abdomen.
8. Abdomen
Inspeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
9. Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
10. Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar siklus menstruasi.
10. Data penunjang : ultrasonografi, magnetic
resonance imaging (MRI), dan histereskopi.
Pemeriksaan lain yaitu pemeriksaan darah lengkap
meliputi pemeriksaan hemoglobin (Hb), Hematokrit
(HCT) dan sel darah putih (WBC).
B. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri
(kurangnya sumber informasi terkait penyakit).
C. INTERVENSI
Diagnosis Keperawatan Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik (prosedur operasi)
Manajemen Nyeri
a. Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri nonverbal
4) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan nyeri
b. Terapeutik
1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya
akupresure, terapi pijat, kompres hangat/dingin
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misalnya suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgesi, jika perlu
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan Terapi Aktivitas (I.05186)
Observasi
Identifikasi deficit tingkat aktivitas
Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami
Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social
Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan
lingkungan untuk mengakomodasikan aktivitas yang dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan
perawatan diri), sesuai kebutuhan
Edukasi
Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas, jika sesuai
Ansietas berhubungan dengan konsep diri
(kurangnya sumber informasi terkait
penyakit).
REDUKSI ANXIETAS (I.09314)
Observasi
Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi,
waktu, stressor)
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tanda anxietas (verbal dan
non verbal)
Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
Pahami situasi yang membuat anxietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Latih teknik relaksaksi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Bab i bab ii
Bab i bab iiBab i bab ii
Bab i bab ii
warjoyo susilo
 
Mioma uteri
Mioma uteriMioma uteri
Mioma uteri
Rsia Muslimat
 
Mioma Uteri
Mioma UteriMioma Uteri
Mioma Uteri
dr. Bobby Ahmad
 
Kista askep 2
Kista askep 2Kista askep 2
Kista askep 2
Dani Saputra
 
Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)
fikri asyura
 
Laporan pendahuluan mioma uteri
Laporan pendahuluan mioma uteriLaporan pendahuluan mioma uteri
Laporan pendahuluan mioma uteri
Sujana Pkm
 
Contoh kista ovarium
Contoh kista ovariumContoh kista ovarium
Contoh kista ovarium
Rs Fridor
 
Makalah endometriosis
Makalah endometriosisMakalah endometriosis
Makalah endometriosis
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Pbl ca mammae
Pbl ca mammaePbl ca mammae
Pbl ca mammae
Amanda J Rumalatu
 
BENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARABENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARA
Aenzu Fm's
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksinovaangelia125
 
1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi
Joko Wiwied
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Operator Warnet Vast Raha
 
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPARLEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
Armando Gaspar
 
Polips endometrium
Polips endometriumPolips endometrium
Polips endometrium
Tanty Fitriyanti
 
14 pemeriksaan ginekologi
14 pemeriksaan ginekologi14 pemeriksaan ginekologi
14 pemeriksaan ginekologiVrilisda Sitepu
 
Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpoint
tysambp2
 
Miamo uteri 2
Miamo uteri 2Miamo uteri 2
Askeb iv pada perdarahan diluar haid
Askeb iv pada perdarahan diluar haidAskeb iv pada perdarahan diluar haid
Askeb iv pada perdarahan diluar haid
nor rahmah
 

What's hot (20)

Bab i bab ii
Bab i bab iiBab i bab ii
Bab i bab ii
 
Mioma uteri
Mioma uteriMioma uteri
Mioma uteri
 
Mioma Uteri
Mioma UteriMioma Uteri
Mioma Uteri
 
Kista askep 2
Kista askep 2Kista askep 2
Kista askep 2
 
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandunganGinekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
 
Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)
 
Laporan pendahuluan mioma uteri
Laporan pendahuluan mioma uteriLaporan pendahuluan mioma uteri
Laporan pendahuluan mioma uteri
 
Contoh kista ovarium
Contoh kista ovariumContoh kista ovarium
Contoh kista ovarium
 
Makalah endometriosis
Makalah endometriosisMakalah endometriosis
Makalah endometriosis
 
Pbl ca mammae
Pbl ca mammaePbl ca mammae
Pbl ca mammae
 
BENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARABENJOLAN PADA PAYUDARA
BENJOLAN PADA PAYUDARA
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksi
 
1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi
 
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetriMakalah konsep ginekologi dan obstetri
Makalah konsep ginekologi dan obstetri
 
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPARLEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
 
Polips endometrium
Polips endometriumPolips endometrium
Polips endometrium
 
14 pemeriksaan ginekologi
14 pemeriksaan ginekologi14 pemeriksaan ginekologi
14 pemeriksaan ginekologi
 
Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpoint
 
Miamo uteri 2
Miamo uteri 2Miamo uteri 2
Miamo uteri 2
 
Askeb iv pada perdarahan diluar haid
Askeb iv pada perdarahan diluar haidAskeb iv pada perdarahan diluar haid
Askeb iv pada perdarahan diluar haid
 

Similar to maternitas.pptx

MIOMA_UTERI.pptx
MIOMA_UTERI.pptxMIOMA_UTERI.pptx
MIOMA_UTERI.pptx
MilaKarmila57
 
Penyakit mioma uteri tahun 2022 di indonesia
Penyakit mioma uteri tahun 2022 di indonesiaPenyakit mioma uteri tahun 2022 di indonesia
Penyakit mioma uteri tahun 2022 di indonesia
PutriAnggun37
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
rikiab
 
MIOMA UTERI.ppt
MIOMA UTERI.pptMIOMA UTERI.ppt
MIOMA UTERI.ppt
erik kusuma
 
askep infertilisasi
askep infertilisasiaskep infertilisasi
askep infertilisasi
STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
 
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
kista ovarium pdf.pdf
kista ovarium pdf.pdfkista ovarium pdf.pdf
kista ovarium pdf.pdf
AndhytaRatihWulandar
 
KISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptxKISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptx
RianaAryanti2
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kurniawati48
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
rayiputri
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
nenden lisnawati
 
Tugas konkeb
Tugas konkebTugas konkeb
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
fikri asyura
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
Rian Alfajri
 
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
MariaOzawa14
 

Similar to maternitas.pptx (20)

MIOMA_UTERI.pptx
MIOMA_UTERI.pptxMIOMA_UTERI.pptx
MIOMA_UTERI.pptx
 
Penyakit mioma uteri tahun 2022 di indonesia
Penyakit mioma uteri tahun 2022 di indonesiaPenyakit mioma uteri tahun 2022 di indonesia
Penyakit mioma uteri tahun 2022 di indonesia
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
 
MIOMA UTERI.ppt
MIOMA UTERI.pptMIOMA UTERI.ppt
MIOMA UTERI.ppt
 
askep infertilisasi
askep infertilisasiaskep infertilisasi
askep infertilisasi
 
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA
 
kista ovarium pdf.pdf
kista ovarium pdf.pdfkista ovarium pdf.pdf
kista ovarium pdf.pdf
 
KISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptxKISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptx
 
Sistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanitaSistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanita
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Tugas mata kuliah askeb 1 oleh bu rosminah
Tugas mata kuliah askeb 1 oleh bu rosminahTugas mata kuliah askeb 1 oleh bu rosminah
Tugas mata kuliah askeb 1 oleh bu rosminah
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
 
Tugas konkeb
Tugas konkebTugas konkeb
Tugas konkeb
 
Tugas konkeb
Tugas konkebTugas konkeb
Tugas konkeb
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
 
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
 

Recently uploaded

DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 

Recently uploaded (20)

DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 

maternitas.pptx

  • 1.
  • 2. Disusun oleh : Dian Kurniasih (2007114) Hildayatun Fitria (2007115) Mei Nopitasari (2007117) Novika Lutfiana (2007118) Saptika Ayu Wandypa (2007121) Siti Robiyah (2007122) Briant Nugraha A (2007124) Niken Yufinanda (2007123) Ivik Malichaturofi’ah (2007125) Saschia Indah S (2007131)
  • 3. PENGERTIAN Mioma uteri yaitu tumor jnak pada rahim, selain bisa ganas, lebih sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya tidak hanya satu. Bisa tumbuh dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata- rata wanita di atas usia 30 tahun (Irianto, 2015). Mioma uteri merupakan tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot polos yang ditemukan pada rahim manusia. Tumor ini berbatas tegas dan terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid, dan kolagen. Mioma uteri berbentuk padat, relatif bulat, kenyal, berdinding licin, dan apabila dibelah bagian dalamnya akan menonjol keluar sehingga mengesankan bahwa permukaan luarnya adalah kapsul (Prawirohardjo, Sarwono, 2011).
  • 4. Umur,hormon endogren,riwayat keluarga,makanan,keh amilan dan paritas. Yaitu 1. Faktor eksternal 2. Faktor internal ETIOLOGI Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor predisposisi terjadinya mioma uteri: Faktor terbentuknya tomor:
  • 5. MANIFESTASI KLINIK Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa – apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi : 1. Besarnya mioma uteri 2. Lokalisasi mioma uteri 3. Perubahan – perubahan pada mioma uteri Menurut (Nurafif & Hardi, 2013) tanda dan gejala mioma uteri yaitu : a. Perdarahan abnormal : Hipermenore, menoragia, metroragia. Disebabkan oleh : 1. Pengaruh ovarium sehingga terjadi hiperplasi endometrium. 2. Permukaan endometrium yang lebih luas dari biasanya. 3. Atrofi enddometrium yang lebih luas dari biasanya. 4. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
  • 6. b. Nyeri Nyeri panggul karena tekanan, muncul karena sebagian besar miom menekan struktur di daerah panggul. Pada mioma submukosum yang dilahirkan dapat menyempitkan canalis servikalis sehingga menimbulkan dismenore. c. Gejala penekanan Penekanan pada vesika urinaria menyebabkan poliuri, pada uretra menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan limfe menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul. d. Disfungsi reproduksi Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum jelas, 27- 40% wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas.
  • 7. PANTOFISIOLOGI Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor didalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung kemih keatas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi (Aspiani 2017). Tetapi masalah akan timbul jika terjadi berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan volume cairan dan timbulnya resiko infeksi. Dan jika dilakukan operasi atau pembedahan maka akan terjadi perlukaan sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan integritas kulit (Price, 2009). Pada post operasi mioma uteri akan terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan robekan pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut. Terputusnya integritas jaringan kulit mempengaruhi proses epitalisasi dan pembatasan aktivitas, maka terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan jaringan mengakibatkan terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi resiko tinggi infeksi. Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat anestesi yang mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan penurunan kesadaran sehingga pola nafas tidak efektif (Sarwono, 2010).
  • 8. PENATALAKSANAAN 1. Pengobatan Konservatif Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus dengan Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis. Pengobatan GnRH agonis selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus menjadi kecil. Setelah pemberian GnRH agonis dihentikan mioma yang lisut itu akan tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi tinggi. 2. Pengobatan Operatif Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang menimbulkan gejala yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan operatif, tindakan operatif yang dilakukan antara lain : a. Miomektomi Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Miomektomi dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum dengan cara ekstirpasi lewat vagina (Wiknjosastro, 2008:345).
  • 9. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan diagnostik mioma uteri meliputi : 1. Tes laboratorium Hitung darah lengkap dan apusan darah : leukositosis dapat disebabkan oleh nekrosis akibat torsi atau degenerasi. Menurunnya kadar hemoglobin dan hematokrit menunjukan adanya kehilangan darah yang kronik. 2. Tes kehamilan terhadap chorioetic gonadotropin Sering membantu dalam evaluasi suatu pembesaran uterus yang simetrik menyerupai kehamilan atau terdapat bersamaan dengan kehamilan. 3. Ultrasonografi Apabila keberadaan massa pelvis meragukan, sonografi dapat membantu. 4. Pielogram intravena a. Pap smear serviks Selalu diindikasikan untuk menyingkap neoplasia serviks sebelum histerektomi. b. Histerosal pingogram Dianjurkan bila klien menginginkan anak lagi dikemudian hari untuk mengevaluasi distorsi rongga uterus dan kelangsungan tuba falopi. Deteksi mioma uteri dapat dilakukan dengan cara: 1. Pemeriksaan darah lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit turun atau meningkat, Eritrosit turun. 2. USG : terlihat massa pada daerah uterus. 3. Vaginal toucher (VT) : didapatkan perdrahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya. 4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut. 5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi 6. ECG : mendeteksi, kelainan yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi tindakan operasi.
  • 10. Pemeriksaan fisik mioma uteri meliputi : 1. Pemeriksan abdomen : teraba massa didaerah pubis atau abdomen bagian bawah dengan konsistensi kenyal, bulat, berbatas tegas, sering berbenjol atau bertangkai, mudah digerakan, tidak nyeri. 2. Pemeriksaan bimanual : didapatkan tumor tersebut menyatu atau berhubungan dengan uterus, ikut bergerak pada pergerakan serviks. KOMPLIKASI Menurut (Manuaba, 2010:325) Komplikasi mioma uteri terbagi menjadi 3 yaitu: 1. Perdarahan sampai terjadi anemia 2. Degenerasi ganas mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma; serta merupakan 50 - 75% dari semua sarkoma uterus. 3. Torsi atau putaran tangkai mioma bertangkai dapat terjadi torsi atau terputarnya tumor 24 (Prawirohardjo, 2011). Hal itu dapat menyebabkan gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis.
  • 11. A. PENGKAJIAN 1. Anamnesa - Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat. - Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat. 2. Riwayat Kesehatan - Keluhan Utama - Riwayat penyakit sekarang - Riwayat Penyakit Dahulu - Riwaya Penyakit Keluarga - Riwayat Obstetri Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu diketahui adalah: 1. Keadaan haid Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan mengalami atrofi pada masa menopause. 2.Riwayat kehamilan dan persalinan Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.
  • 12. 3. Faktor Psikososial - Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor-faktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri. - Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang lain. 4. Pola Kebiasaan sehari-hari 5. Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu makan yang terjadi. 6. Pola eliminasi Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna, dan bau. 7. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi 8. Pola Istirahat dan Tidur Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan malam hari, masalah yang ada waktu tidur.
  • 13. 9. Pemeriksaan Fisik • Keadaan Umum : Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri • Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan. • Pemeriksaan Fisik Head to toe : 1. Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut. 2. Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris 3. Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan konka nasal/tidak. 4. Telinga : lihat kebersihan telinga. 5. Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil. 6. Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan kelenjar getah bening/tidak. 7. Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi, ketiak dan abdomen. 8. Abdomen Inspeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol, Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen Perkusi: timpani, pekak Auskultasi: bagaimana bising usus 9. Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri 10. Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar siklus menstruasi.
  • 14. 10. Data penunjang : ultrasonografi, magnetic resonance imaging (MRI), dan histereskopi. Pemeriksaan lain yaitu pemeriksaan darah lengkap meliputi pemeriksaan hemoglobin (Hb), Hematokrit (HCT) dan sel darah putih (WBC). B. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan 3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri (kurangnya sumber informasi terkait penyakit).
  • 15. C. INTERVENSI Diagnosis Keperawatan Intervensi Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi) Manajemen Nyeri a. Observasi 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2) Identifikasi skala nyeri 3) Identifikasi respon nyeri nonverbal 4) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan nyeri b. Terapeutik 1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya akupresure, terapi pijat, kompres hangat/dingin 2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misalnya suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan) 3) Fasilitasi istirahat dan tidur c. Edukasi 1) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri 2) Jelaskan strategi meredakan nyeri 3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri d. Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian analgesi, jika perlu
  • 16. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Terapi Aktivitas (I.05186) Observasi Identifikasi deficit tingkat aktivitas Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas Terapeutik Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk mengakomodasikan aktivitas yang dipilih Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai kebutuhan
  • 17. Edukasi Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi dan kesehatan Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas Kolaborasi Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai Ansietas berhubungan dengan konsep diri (kurangnya sumber informasi terkait penyakit). REDUKSI ANXIETAS (I.09314) Observasi Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan Monitor tanda anxietas (verbal dan
  • 18. non verbal) Terapeutik Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan Pahami situasi yang membuat anxietas Dengarkan dengan penuh perhatian Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang Edukasi Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat Latih teknik relaksaksi Kolaborasi Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu