powerpoint askep mioma uteri di disen dengan simpel dan terstruktur untuk memudahkan pembaca memahaminya
di buat oleh Riki abdullah mahasiswa keperawatan stikes kharisma karawang
3. Penderita gagal ginjal di Indonesia saat ini
diperkirakan ada sekitar 300.000.
Ginjal merupakan organ yang fungsi utamanya
membuang kelebihan cairan dan produk sisa dari
darah. Ginjal juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin,
penghasil hormon yang penting bagi pembentukan sel
darah merah, mengatur tekanan darah, dan
pembentukan tulang.
Jika fungsi ginjal hanya tinggal lima sampai
sepuluh persen dari kapasitas normalnya, maka kondisi
ini disebut sebagai penyakit ginjal stadium akhir. Ini
berarti fungsinya harus digantikan oleh mesin cuci
darah (dialisis) atau cangkok ginjal.
4. HEMODIALISIS
Hemodialisis merupakan proses yang
digunakan pada pasien dalam keadaan sakit
akut dan memerlukan terapi dialisis jangka
pendek atau pasien dengan penyakit ginjal
stadium terminal yang membutuhkan terapi
jangka panjang atau terapi permanen.
5. Tujuan
Hemodialisis
Adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen
yang toksik dari dalam darah dan
mengeluarkan air yang berlebihan.
Pada hemodialisis, aliran darah yang penuh
dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan
dari tubuh pasien ke dialiser tempat darah
tersebut
dibersihkan
dan
kemudian
dikembalikan lagi ke tubuh pasien.
6. INDIKASI
Hemodialisis dilakukan jika gagal
ginjal menyebabkan beberapa kondisi,
seperti
ensefalopati
uremik,
perikarditis, asidosis yang tidak
memberikan
respon
terhadap
pengobatan lainnya, gagal jantung,
dan hiperkalemia.
7. KONTRAINDIKASI TERAPI
DIALISIS
1. Malignansi stadium lanjut (kecuali multiple
myeloma)
2. Penyakit Alzheimerās
3. Multi-infarct dementia
4. Sindrom Hepatorenal
5. Sirosis hati tingkat lanjut dengan enselopati
6. Hipotensi
8. Untuk gagal ginjal kronis, hemodialisis ļ
mencegah
kematian,
tetapi
tidak
menyembuhkan penyakit ginjal
Pasien harus menjalani terapi dialisis
sepanjang hidupnya selama 2 x seminggu
selama 4-5 jam, atau sampai mendapat ginjal
baru melalui operasi pencangkokan yang
berhasil.
9. PRINSIP-PRINSIP
HEMODIALISIS
Tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis yaitu:
1. Proses difusi : Pengeluaran Toksin dan zat limbah dalam
aliran darah dikeluarkan dengan cara bergerak dari
darah, yang memiliki konsentrasi tinggi, ke cairan
dialisat dengan konsentrasi yang lebih rendah
2. Proses osmosis adalah proses Pengeluaran air karena
tenaga kimiawi yaitu perbedaan osmolalitas dan dialisat.
Air bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi
(tubuh pasien) ke takanan yang lebih rendah(cairan
dialisat)
3. Proses ultrafiltrasi adalah proses berpindahnya zat dan air
karena perbedaan hidrostatik di dalam darah dan dialisat.
10.
11. Perlengkapan
hemodialisis
a. Akses untuk sirkulasi pasien.
b. Mesin dialysis dan dialiser dengan membrane
semipermeabel.
c. Persiapan dialisate bath.
d. Lakukan selama 4 jam tiga kali seminggu.
e. Lakukan di pusat dialysis atau di rumah (jika
memungkinkan). (Nursalam, 2006: 31)
13. AKSES VASKULAR
1. Akses Vaskuler Eksternal (sementara)
a. Pirau arteriovenosa (AV) atau sistem
kanula diciptakan dengan menempatkan
ujung kanula dari teflon dalam arteri dan
sebuah vena yang berdekatan. Ujung kanula
dihubungkan dengan selang karet silikon
dan suatu sambungan teflon yang
melengkapi pirau.
14. b. Kateter Vena Femoralis
Sering dipakai pada kasus gagal
ginjal akut bila diperlukan akses
vaskular sementara, atau bila
teknik akses vaskuler lain tidak
dapat berfungsi. Tipe kateter
femoralis yang lebih baru
memiliki lumen ganda, satu
lumen untuk mengeluarkan darah
menuju alat dialisis dan satu lagi
untuk mengembalikan darah ke
tubuh penderita.
15. c. Kateter vena subklavia
Kateter vena subklavia mempunyai lumen
ganda untuk aliran masuk dan keluar.
Kateter vena subklavia dapat digunakan
sampai empat minggu setelah pemasangan.
16. 2.
Akses Vaskular Internal
(permanen)
a. Fistula AV dibuat
melalui
anastomosis
arteri secara langsung
ke vena pada lengan
yang tidak dominan
(biasanya arteria radialis
dan
vena
sefalika
pergelangan tangan).
Umur fistula AV adalah
empat
tahun
dan
komplikasinya
lebih
sedikit dengan pirau AV
17. b. Tandur AV
Tandur dapat dibuat
dengan cara menjahit
sepotong
pembuluh
arteri
atau
vena.
biasanya tandur tersebut
dibuat bila darah pasien
sendiri tidak cocok
untuk dijadikan fistula.
Tandur
biasanya
dipasang pada lengan
bawah, lengan atas atau
paha bagian atas.
18. PErawatan pasien
HEMODIALISa
a. Perawatan sebelum hemodialisa
ā¢ Mempersiapkan perangkat HD
ā¢ Mempersiapkan mesin HD
ā¢ Mempersiapkan cara pemberian heparin
ā¢ Mempersiapkan pasien baru dengan memperhatikan
factor Bio Psiko Sosial, agar penderita dapat bekerja
sama dalam hal program HD
ā¢ Mempersiapkan akses darah
ā¢ Menimbang berat bada, mengukur tekanan darah, nadi,
pernapasan
ā¢ Mengambil pemeriksaan rutin san sewaktu
19. b.Perawatan Selama Hemodialisa
ā¢ Observasi terhadap pasien HD
ā¢ Tekanan darah, nadi diukur setiap 1 jam lalu
dalam statu
ā¢ Dosis pemberian heparin dicatat setiap 1 jam
dalam status
ā¢ Cairan yang masuk perparenteral maupun
peroral dicatat jumlahnya dalam status
ā¢ Akses darah dihentikan
20. c. Perawatan sesudah Hemodialisa
ā¢
ā¢
ā¢
ā¢
ā¢
ā¢
ā¢
ā¢
Untuk tekanan darah nadi sebelum slang inlet dicabut
Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium
Kecilkan aliran darah menjadi 75 ml/menit
Cabut AV fistula intel/ lalu bilas slang inlet memakai saline
normal sebanyak 50-100 cc, lalu memakai udara hingga
semua darah dalam sirkulasi ekstrakorporeal kembali ke
sirkulasi sistemik
Tekan pada bekas tusukan inlet dan outlet selama 5-10
menit, hingga darah berhenti dari luka tusukan
Tekanan darah, nadi, pernapasan ukur kembali lalu catat
Timbang berat badan lalu dicatat
Kirimkan darah ke laboratorium untuk mengetahui kadar
elektrolit serum dan zat sisa tubuh.
21. Penatalaksanaan Pasien yang Menjalani
Hemodialisis Jangka Panjang
- Diet dan masalah cairan
Pembatasan
pada
asupan
protein, natrium, kalium dan cairan.
- Pertimbangan medikasi
Semua jenis obat dan dosisnya harus
dievaluasi dengan cermat. Pasien harus
mengetahui kapan minum obat dan kapan
menundanya
22. KOMPLIKASI
1) Hipotensi
2) Emboli udara
3) Nyeri dada
4) Pruritus
5) Gangguan keseimbangan dialisis
6) Kram otot yang nyeri
7) Mual dan muntah.