The Role of Time Value in Finance
Single Amounts
Annuities
Mixed Streams
Compounding interest more frequently than annually
Special Applications of Time Value
The Role of Time Value in Finance
Single Amounts
Annuities
Mixed Streams
Compounding interest more frequently than annually
Special Applications of Time Value
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. DEFINISI
-. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg
memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar
selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
-. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran
aktiva tetap
-. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses
menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja
yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
-. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan
menentukan alternatif penanaman modal yang akan
memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka
waktu lebih dari 1 tahun.
4. Pentingnya Penggangaran Modal
Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada
jangka waktu yang lama sehingga perusahaan
kehilangan fleksibilitasnya.
Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan
ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva.
Pengeluaran modal sangatlah penting
5. Motif Capital Budgeting
Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva
baru
Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang
tidak efisien
Modernisasi atas aktiva tetap
6. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
Penambahan dan perluasan fasilitas
Produk baru
Inovasi dan perluasan produk
Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik atau
peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama
dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien.
Menyewa/membuat atau membeli
Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan
pemerintah, lingkungan, dan keamanan
Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program
pelatihan dan proyek-proyek yang memerlukan analisis arus
kas keluar dan arus kas masuk
7. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
Perusahaan harus menghasilkan keluaran atau
menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa
sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama
dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
8. Jenis Proyek
Independent project: proyek atau investasi yang berdiri
sendiri (tidak akan mempengaruhi usulan proyek
lainnya).
Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi
yang sama (dengan memilih suatu proyek akan
menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).
9. Ketersediaan Dana
Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat
memilih semua independen project yang sesuai dengan
expected return yang diharapkan.
Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu
melakukan capital rationing dengan mengalokasikan
dana hanya pada proyek yang memberikan return
maksimal
10. Proses Capital Budgeting
1. Pembuatan Proposal
2. Kajian dan Analisa
3. Pengambilan Keputusan
4. Implementasi
5. Follow Up (tindak lanjut)
11. Rasionalisasi Modal
1. Independent projects yakni proyek yang cash flownya
tidak berhubungan atau tidak tergantung diantara satu
proyek dengan proyek lainnya. Penerimaan atas salah
satu proyek dengan alasan tertentu tidak akan
mengeliminasi proyek lainnya.
2. Mutually exclusive project adalah proyek yang memiliki
fungsi yang sama dan bersaing satu sama lainnya.
Penerimaan suatu proyek akan mengeliminir proyek
lainnya yang setara.
12. Cash Flow dan Metode Investasi
1. Initial Investment
Installed cost of new asset = Cost of new asset + instalation costs – after-
tax proceeds from sale of sold assets
2. Cash Flow
Setiap cash flow dari suatu proyek memiliki pola konvensional karena
di dalamnya terdapat 3 komponen dasar yakni (1) investasi awal, (2)
Cash inflow dan (3) terminal cash flow.
Menurut (Bambang Rijanto, 1995) setiap usul pengeluaran modal
selalu mengandung dua macam aliran kas (cash Flows), yaitu:
1. Aliran kas keluar neto (Net Outflow of Cash) yaitu yang diperlukan
untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuk neto tahunan (Net Annual Inflow of Cash), yakni
sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering pula
disebut “Net Cash Proceeds” atau cukup dengan istilah “Proceeds”.
13. Rumus Cash Flow
Cash Flow = EBIT (1 – T) + Depresiasi
Dimana :
EBIT = Laba Sebelum Bunga dan pajak
T = Pajak penghasilan perusahaan
Depr = Beban Penyusutan
Rumusan tersebut berlaku untuk perusahaan yang tidak
memiliki hutang. Apabila perusahaan memiliki hutang
maka rumusannya adalah :
Cash Flow = NI + Depr + rD (1 – T)
Dimana:
NI = Net Income
rD = Interest expense (biaya bunga bank)
14. Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi
1. Payback Period
Payback period adalah target waktu yang dibutuhkan
oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal
yang diperhitungkan dari cash inflow.
15. Contoh Payback Period
Th Proyek A Proyek
B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
Perusahaan ABC akan
melakukan investasi terhadap
proyek A dan proyek B. Kedua
proyek tersebut merupakan
proyek independen dan
mutually exclusive. Investasi
dikeluarkan pada awal tahun
pertama. Adapun aliran kas
bersih dari masing-masing
proyek sebagai berikut:
16. PayBack Period
Perhitungannya
Proyek A = -100.000 – (50.000 + 40.000 + 10.000)
= 2 tahun 4 bulan (10/30 x 12 bulan)
Proyek B = -100.000 – (10.000 + 30.000 + 40.000
+ 20.000)
= 3 tahun 5 bulan (20/50 x 12 bulan)
Keputusannya pemilihan proyek :
Proyek A, karena memiliki waktu pengembalian
yang lebih pendek
17. 2. Net Present Value
NPV adalah jumlah present value semua cash inflow
yang dikumpulkan proyek (dengan menggunakan
discount rate suku bunga kredit yang dibayar investor)
dikurangi jumlah investasi (initial cash outflow).
suatu proyek negatif, berarti proyek tersebut tidak layak
untuk dilaksanakan.
18. Net Present Value
CFt = Net Cash Flow (Prodeeds) pada
tahun ke – t
k = Tingkat Diskonto
t = Lama waktu atau periode
berlangsungnya investasi
I0 = Initial Outlays (Nilai investasi
awal)
19. Contoh NPV
Perusahaan ABC akan
melakukan investasi terhadap
proyek A dan proyek B. Kedua
proyek tersebut merupakan
proyek independen dan
mutually exclusive. Investasi
dikeluarkan pada awal tahun
pertama.
Diketahui discount rate 10%
Adapun aliran kas bersih dari
masing-masing proyek sebagai
berikut:
Tahun Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
20. Jawaban :
Proyek A Tahun 1 = 50.000 / (1+0,1)1 = 45.455
Proyek A Tahun 2 = 40.000 / (1+0,1)2 = 33.058
Proyek A Tahun 3 = 30.000 / (1+0,1)3 = 22.539
Proyek A Tahun 4 = 20.000 / (1+0,1)4 = 13.660
Proyek A Tahun 5 = 10.000 / (1+0,1)5 = 6.209
NPV Proyek A = (45.455 + 33.058 + 22.539 + 13.660 + 6.209) – 100.000
= 20.921
Proyek B Tahun 1 = 10.000 / (1+0,1)1 = 9.091
Proyek B Tahun 2 = 30.000 / (1+0,1)2 = 24.793
Proyek B Tahun 3 = 40.000 / (1+0,1)3 = 30.053
Proyek B Tahun 4 = 50.000 / (1+0,1)4 = 34.151
Proyek B Tahun 5 = 20.000 / (1+0,1)5 = 12.419
NPV Proyek B = (9.091 + 24.793 + 30.053 + 34.151 + 12.419) – 100.000
= 10.507
21. Tahun PV Proyek A PV Proyek B
0 - 100.000 - 100.000
1 45.455 9.091
2 33.058 24.793
3 22.539 30.053
4 13.660 34.151
5 6.209 12.419
NPV 20.921 10.507
Keputusan :
Proyek A, karena memiliki nilai lebih besar
dibandingkan proyek B, walaupun keduanya
memiliki nilai NPV > 0
22. 3. Internal Rate of Return (IRR)
IRR merupakan rate discount dimana nilai present value
dari cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu
proyek. Dengan kata lain IRR adalah rate discount dimana
NPV dari proyek tersebut = Rp0.
IRR juga menggambarkan persentase keuntungan yang
sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal
atau proyek yang direncanakan.
Kriteria penerimaan proyek investasi dengan
menggunakan metode Internal Rate of Return adalah
apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan cost
of capital, sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost
of capital proyek tersebut ditolak.
23. Contoh IRR
Perusahaan ABC akan
melakukan investasi
terhadap proyek A dan
proyek B. Kedua proyek
tersebut merupakan
proyek independen dan
mutually exclusive.
Investasi dikeluarkan
pada awal tahun
pertama.
Adapun aliran kas
bersih dari masing-
masing proyek sebagai
berikut:
Tahu
n
Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
24. Proyek A
Jawaban :
(Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate
20% dan 21%)
Menggunakan discount rate sebesar 20%
PV Cashflow A = (50.000/1.2) + (40.000/1.44) +
(30.000/1.728) + (20.000/2.0736) + (10000/2.4883)
= 100.470
Menggunakan discount rate sebesar 21%
PV Cashflow A = (50.000/1.21) + (40.000/1.4641) +
(30.000/1.7716) + (20.000/2.1436) +
(10000/2.5937) = 98.763
25. (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate
18% dan 23%)
Menggunakan discount rate sebesar 18%
PV Cashflow A = (50.000/1.18) + (40.000/1.3924) +
(30.000/1.6430) + (20.000/1.9387) + (10000/2.2877) =
104.047
Menggunakan discount rate sebesar 23%
PV Cashflow A = (50.000/1.23) + (40.000/1.5129) +
(30.000/1.8608) + (20.000/2.2888) + (10000/2.8153) =
95.502
Proyek A
26. Menggunakan Interpolasi untuk mencari present
value aliran kas sebesar 100.000 (diantara 95.502
dengan 104.047)
IRR proyek A = 18% + {(104.047 - 100.000)/(104.047 -
95.502)} {5%}
IRR proyek A = 18% + 2,368%
IRR proyek A = 20.368%
Proyek A
28. Menggunakan discount rate sebesar 14%
PV Cashflow B = (10.000/1.14) + (30.000/1.2996) +
(40.000/1.4815) + (50.000/1.6889) + (20.000/1.9254) =
98.848
Menggunakan discount rate sebesar 13%
PV Cashflow B = (10.000/1.13) + (30.000/1.2769) +
(40.000/1.4429) + (50.000/1.6305) + (20000/1.8424) =
101.587
Proyek B
29. Proyek B
Menggunakan Interpolasi untuk mencari present value
aliran kas sebesar 100.000 (diantara 98.848 dengan
101.587)
IRR proyek B = 13% + {(101.587 - 100.000)/(101.587 -
98.848)} {1%}
IRR proyek B = 13% + 0.579%
IRR proyek B = 13.579%
30. Tahun PVIF(14%) PV Proyek
B
PVIF(13%
)
PV Proyek B
1 1,14 8.772 1,13 8.850
2 1,2996 23.084 1,2769 23.494
3 1,4815 27.000 1,4429 27.722
4 1,6889 29.605 1,6305 30.665
5 1,9254 10.387 1,8424 10.856
Proyek Yang dipilih :
Proyek A, karena memiliki tingkat rate of return
lebih tinggi dibandingkan dengan proyek B
Proyek B
31. Perbandingan Metode Capital Budgeting
Metode Proyek A Proyek B
Payback Period 2 tahun 4 bulan 3 tahun 5 bulan
NPV 20.921 10.507
IRR 20, 368% 13,579%
32. Latihan :
Tahun ke Proyek A Proyek B Proyek C
Kas Masuk Kas Masuk Kas Masuk
1 5.000.000 3.500.000 2.000.000
2 4.000.000 3.500.000 3.000.000
3 3.000.000 3.500.000 4.000.000
4 2.000.000 3.500.000 5.000.000
Jumlah 14.000.000 14.000.000 14.000.000
3 buah proyek membutuhkan modal sebesar Rp 8.000.000,- dan
akan memberikan aliran kas masuk masing-masing sebagai
berikut :
Jika tingkat suku bunga = 10%, Proyek manakah yang
seharusnya dipilih berdasarkan perhitungan Net Present
Value (NPV)
34. 34
Estimasi Arus Kas
Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam
suatu perusahaan. Arus kas berbeda dari laba akuntansi.
Identifikasi Arus Kas Yang Relevan
Adalah arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan sehubungan dengan penganggaran
barang modal.
Arus kas vs Laba Akuntansi
Dalam analisa penganggaran barang modal, yang digunakan
adalah arus kas tahunan, dan bukan laba akuntansi (laba atas
modal yang yang ditanamkan). Penyusutan merupakan pemulihan
sebagian modal yang ditanamkan, sehingga :
NCF = EAT + Depreciarion
atau Laba atas modal + Pemulihan modal
Arus kas Inkremental (Incremental Cash Flow)
Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung oleh suatu
proyek investasi.
35. 35
Empat masalah dalam menentukan arus kas inkremental.
1. Biaya terpendam (Sunk Cost)
Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak dapat ditutup
dengan disetujui atau tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan
dalam aliran kas dari proyek.
2. Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost)
Adalah hasil terbaik dari alternatif penggunaan aktiva, yaitu hasil
terbaik yang tidak akan diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan
pada proyek tertentu. Biaya kesempatan harus dimasukkan sebagai
tambahan aliran kas keluar pada saat menentukan aliran kas keluar
pada proyek yang diusulkan.
3. Biaya eksternalitas
Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian
lain perusahaan tersebut.
4. Biaya pengiriman dan pemasangan
Adalah perusahaan membeli suatu aktiva perusahaan tersebut harus
menanggung biaya pengiriman dan pemasangan (installation cost) dari
aktiva yang dibeli.
36. 36
Evaluasi Proyek Capital Budgeting.
Proyek Perluasan
Adalah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan.
Analisa Arus Kas proyek perluasan
1. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk
proyek.
2. Analisis arus kas setelah produksi dimulai.
3. Mengambil keputusan .
Tiga Resiko Proyek yang saling berbeda
1. Resiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR)
Adalah resiko khusus dari suatu proyek (aktiva) tanpa dikaitkan sama
sekali dengan proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki. Resiko ini
diukur dari variabilitas tingkat pengembalian yang diharapkan atas
aktiva/proyek tersebut.
Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital)
adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek
baru dikurangi dengan kenaikan kewajiban lancar yang terjadi
secara spontan.
37. btkRFkMkRFkS
Analisis Sensitivas
Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan mengubah ubah
variabel-variabel kunci dan mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan
tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa sensivitas dapat memberikan
wawasan yang lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat resiko
proyek. Analisis sensivitas termasuk Stand Alone Risk.
3. Resiko pasar atau beta (Market or Beta risk)
Adalah bagian resiko proyek yang tidak dapat dieliminasi melalui
diversifikasi. Resiko ini diukur dengan koefisien beta proyek.
Analisa resiko beta (pasar) dapat diukur dengan menggunakan
CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya dengan
resiko.
2. Resiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate
risk).
Adalah resiko diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi
portofolio dari pemegang saham. Resiko ini diukur dari variabilitas
laba perusahaan yang diabaikan oleh suatu proyek tertentu.
38. 38
Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk
menghitung NPV seperti unit penjualan, harga jual, biaya variable dan
biaya modal. Kemudian terjadi “ What if” , bagaimana NPV jika biaya
naik atau turun 10% atau 20%
Contoh :
Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor
10%.
Keterangan Proyek A ($000) B($000)
Initial outlays 20.000 20.000
Estimasi NCF
- Pesimis (3.000) 0
- Dasar/normal 4.000 4.000
- Optimis 5.000 8.000
Range 2.000 8.000
Dengan range cash flow proyek A dan B, resiko proyek A lebih kecil dari
proyek B, karena range hanya sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000
dibanding proyek B =$ 8.000 atau $ 8.000- 0 .
39. 39
Dicari NPV dengan “Dasar/normal atau paling memungkinkan” .
NPVproyek A cash flow Pesimis.
NPV = PV cash flow – PV investasi.
= (CF x PVIFA10%,15) - $ 20.000
= (3.000 x 7,606) - $ 20.000
= $ 2.818
NPV proyek B cash flow pesimis
NPV = PV cash flow – PV investasi
= (CF x PVIFA10%, 15) - $ 20.000
= (0 x 7,606) - $ 20.000
= ($ 20.000)
NPV Normal = (4.000 x 7,606) - 20.000
= $ 10.424
NPV Optimis proyek A = (5.000 x 7,606) - 20.000
= $ 18.030
NPV Optimis proyek B = 8.000 x 7,606
= $ 40.848
40. 40
NPV masing-masing proyek pada “Dasar-normal-atau
memungkinkan”
Kemungkinan NPV NPV
Cash flow Proyek A Proyek B
Pesimis 2.818 (20.000)
Normal 10.424 10.424
Optimis 18.030 40.848
Range 15.212 60.848
Dalam sentivity analysis ini bahwa NPV A $ 15.212 dan B $
60.848, maka resiko proyek B lebih besar dari proyek A.
41. 41
Contoh lainnya yang lebih jelas:
Misalkan suatu perusahaan menerima proposal investasi $
2juta dengan umur 4 tahun tanpa nilai residu. Net Cash Flow
tahunan adalah berikut ini:
Income Net Cash
Statement Flow
Sales ( 2.000u X $ 3,5) 7.000 7.000
Variable cost 30% 2.100 2.100
Fixed cost 1.600 1.600
Depresiasi 500 --
EBT 2.800
Tax 40% 1.120 1.120
EAT 1.680
Net Cash Flow 2.180 2.180
43. 43
Proyek ini diterima. Bagaimana resikonya? Jika variabel-variabel
yang digunakan mengalami perubahan, maka akibatnya perubahan
terjadi kepada NPV. karena kenaikan/penurunan penjualan, harga
per unit berubah, dan biaya-biaya juga berubah. Perubahan ini
mengakibatkan “sensitivas” bagi perusahaan.
Umumnya manajemen dihadapkan kepada pesimis, normal
(diharapkan) dan optimis, yang dapat digambarkan berikut ini:
Parameter Pesimis Normal Optimis
Unit terjual 1.900 2.000 2.100
Harga/unit/$ $ 3,40 $ 3,50 $ 3,60
Variable cost 30% …> dari…..> sales
Fixed cost $ 1.650 1.600 1.550
Investasi awal $ 2.200 2.000 1.800
Kalau perusahaan berpendapat kepada pemikiran pesimis maka NCF
dan NPV dapat dicari.
45. 45
Dengan adanya perubahan variabilitas dari normal ke
pesimis, maka NPV berubah secara drastis sebesar $
4.910,408 - $ 3768,944 = $ 1141,464, hal ini merupakan
“sensitive” untuk penurunan NPV tersebut.
Jika biaya variable meleset sedikit dari prediksi, akibatnya
NPV turun drastis. Jadi setiap perubahan dalam variabal-
variabel yag terjadi pada perusahaan mengalami
“sensitivitas”. Kalau dicari untuk terbaik optimis maka
NPV hasilnya.
46. 46
* Analisis Skenario (Scenario analysis)
Adalah tehnik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan
situasi yang paling memungkinkan atas skenario dasar (semacam
situasi normal) dengan keadaan yang “baik” dan “buruk”.
Atau disebut juga suatu tehnik analisis resiko yang mempertimbangkan
baik sensitivas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci
maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang sangat
menguntungkan.
Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang
paling memungkiankan bagi variable-variabel tercermin dalam
distribusi probabilitas.
Analisis Skenario dan NPV yang diharapkan
Contoh:
Hasil analisis skenario sangat berguna untuk menentukan NPV yang
diharapkan, deviasi standar dari NPV, dan koefisien varians (CV). Untuk
mengestimasi ketiga skenario tersebut dinyatakan p1 (probabilitas).
47. 47
NPVΕ
NPVσ
NPV
CVvariansKoefisien
n
1i
2diharapkanNPV yangNPViP1σNPVstandarDeviasi
n
1i t
NPVP1diharapkanNPV yg
Kita pergunakan data dari analisis sensivitas dan diadakan
probabilitas untuk parameter terburuk/pesimis, normal (nilai
dasar) dan terbaik/optimis. Analisis skenario dapat dihitung
seperti
Skenario Probabiltas Sales/U Price/$ NPV/$
Terburuk 25% 1.900 3,4 3.768,944
Normal 50% 2.000 3,5 4.910,408
Terbaik 25% 2.100 3,6 5.887,036
49. 49
Tiga jenis analisis skenario
1. Skenario terburuk (Worst case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan
diberikan nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang wajar.
2. Skenario terbaik (Best case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan
diberikan nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar.
3. Skenario dasar (Base scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan
nilai yang paling menguntungkan.
Analisis Simulasi (Monte Carlo)
50. 50
Analisis Proyek–Proyek dengan umur berbeda
Jika suatu proyek mandiri, umur proyek tidak penting, tetapi jika
proyek itu umurnya dan aliran kas masuk tidak sama dan saling
bersaing meniadakan maka untuk menghitung NPV, maka proyek
tersebut diulang hingga mempunyai masa akhir yang sama
(asumsi proyek tidak unik).
Pendekatan untuk mengevaluasi proyek yang umurnya tidak
sama dapat juga dilakukan dengan “Annualized NPV Approach =
ANPV)” yaitu suatu tehnik pendekatan untuk perhitungan NPV
sekarang tahunan untuk dua atau lebih proyek yang bersaing
menyediakan, ANPA sama dengan EAS = Equivalent Annual
Series (seri anuitas seragam).
nk,PVIFA
NPVx
EASAVPVA
51. 51
Contoh :
PT Mulia Tio mempunyai dua proyek yaitu proyek A dengan nilai
investasi $ 130.000 dan proyek B dengan nilai investasi & 150.000.
Biaya modal ditetapkan 10%.
Aliran Kas Masuk dan umur proyek adalah sbb:
_____________________________________________________________
Aliran Kas Masuk (Net Cash In Flow)
Tahun ----------------------------------------------------------------
Proyek A Proyek B
_____________________________________________________________
1 $ 64.000 $ 80.000
2 66.000 60.000
3 76.000 50.000
4 --- 40.000
5 --- 30.000
6 --- 20.000
52. 52
PV Proyek A (dicari dengan df/biaya modal 10%) = $ 39.768
PV proyek B = $ 67.060
Bila tidak memperhatikan umur dari kedua proyek tersebut, maka yang
lebih baik dan menarik adalah proyek B.
Tetapi kedua proyek ini berbeda umur maka dicari Annualized NPV :
Langkah 1: PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini
Tidak diperhatikan faktur umur proyek tersebut.
Langkah 2 : ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn
= $ 39.768/ 2,487 = $ 15.990
ANPV Proyek B = $ 67.060 / 4,355 = $ 15.398
Langkah 3: Dengan memperhatikan perhitungan pada langkah
kedua maka proyek A lebih menarik daripada proyek
B. Proyek A dan B adalah proyek bersaing
meniadakan satu sama lain, sehingga proyek B
direkomendasikan untuk dilaksanakan dari metode
proyek-proyek umur berbeda.
53. 53
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
Seperti dibahas pada pertemuan sebelumnya maka CAPM dalam
pertemuan ini dibahas lebih lanjut. CAPM dirumuskan oleh dua orang yang
bekerja secara independen yaitu William Sharpe (1964) dan John Lintner
(1965). William Sharpe mendapat “ hadiah Nobel” untuk jasanya tahun
1990.
> Short Sales
Dalam asumsi CAPM perlu mendapat perhatian adalah “ short sales yaitu
penjualan asset yang dipinjam. “Short sales” dilakukan jika perusahaan
mengantisipasi penurunan harga. Contohnya: harga saham saat ini
$1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan harga. Saat ini, perusahaan
mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut (dari
broker/makelar kita), kemudian kita jual. Perusahaan menerima uang
$1.000. Seminggu kemudian, harga saham benar-benar turun menjadi $
900/share. Dan perusahaan mengembalikan saham yang sudah dijual . Dan
perusahaan membeli saham tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti
ada kas keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh perusahaan adalah $ 100.
Jika harga terus naik, berarti perusahaan akan menderita resiko kerugian
yang semakin besar.
54. 54
Mengukur resiko adalah merupakan yang tidak mudah, karena
banyak faktor yang diperhatikan. Salah satu model yang banyak
digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah model yang didasarkan
pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan atas setiap
saham atau sekuritas sama dengan tingkat pengembalian bebas
resiko ditambah dengan premi resiko sekuritas yang bersangkutan,
di mana resiko yang dimaksud di sini mercerminkan adanya
diversifikasi.
CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan
atau minimum required rate of return dari investasi asset yang
berisiko dan trade off resiko. CAPM menjelaskan keseimbangan
antara tingkat resiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang
diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep CAPM berdasarkan pada
asumsi pasar modal adalah efisien dan semua aset dapat dibagi-bagi
secara sempurna (perfectly divisible) dan likuid diperjual belikan
setiap asset. Artinya para investor dapat melakukan diversifikasii
hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas
setiap saat. Hal ini telah dibahas sebelumnya.
55. 55
Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang
berhubungan dengan CAPM, Market Risk Premium (MRP atau
RPM) dan Security Market Line (SML).
Market Risk Premium
Adalah tambahan pengembalian di atas tingkat pengembalian yang
bebas resiko sebagai kompensasi bagi investor karena menanggung
tingkat resiko rata-rata.
Security Market Line (SML)
Adalah garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko, tang
diukur dengan beta dan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari
masing-masing saham.
Contoh:
Spencer Coy menghendaki saham rata-rata menghasilkan tingkat
pengembalian yang disyaratkan sebesar 13%. Tingkat pengembalian
bebas risiko (kRF) sebesar 9%, premi risiko pasar 4%, koefisien beta
b1= 0,5, RPm = (km- kRP) =4% atau premi bebas pasar, dan RP1 = 2%.
Dengan rumus hal ini dinyatakan RP 1= (kM – kRP) b1
56. 56
Kalau saham ada 2 dengan b1=2, maka hal ini risikonya lebih
besar dari saham 1, dan tingkat pengembalian disyaratkan darinya
:
k1 = 9% + 4% (2) = 17%.
Saham rata –rata atau dengan risiko sedang , dimana b1=1, dan
tingkat pengembalian diharapkan 13% atau sama dengan tingkat
pengembalian pasar, maka kA 9%+ 4%(1) = 13% = kM
Premi Risiko Saham 1 = RP1 =(RPM)n1
= 4% (0,5)
= 2%.
SML = k1= kRF + ( kM – kRP) b1
= kRF + (RPM(b1
= 9% + 4 %(0,5)
= 11%