2. I. Pengertian Keputusan investasi
Investasi merupakan penanaman dana yang di lakukan oleh suatu perusahaan ke dalam aset ( aktiva ) dengan
harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang . Dilihat dari jangka waktunya investasi di bedakan
menjadi 3 macam yaitu : investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang .
Sedangkan di lihat dari jenis aktivanya , investasi di bedakan ke dalam investasi pada Aktiva riil misalnya
investasi dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan – peralatan . Adapun investasi pada aktiva non rill misalnya
investasi ke dalam surat-surat berharga.
II. Aliran Kas Dalam Investasi
Keputusan investasi yang di lakukan perusahaan akan menentukan apakah investasi layak di laksanakan oleh
perusahaan atau tidak . Pengambilan keputusan tersebut mempertimbangkan aliran kas keluar ( Cash Outflow )
yang akan di keluarkan perusahaan dan aliran kas masuk ( cash Inflow) yang akan di perolehnya berkaitan
dengan investasi yang di ambil .
3. Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam investasi yaitu :
1. Initial Cashflow ( Capital Outlays )
Merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan suatu
investasi .
2. Operational Cashflow
Merupakan aliran kas yang terjadi selama umur investasi. Operational cashflow ini berasal dari
pendapatan yang di peroleh di kurangi dengan biaya-biaya yang di keluarkan perusahaan. Aliran kas
operasi sering di sebut cash inflow ( aliran kas masuk ) yang nantinya akan di bandingkan dengan cash
outflow untuk menutup investasi . Operational cashflow ini biasanya di terima setiap tahun selama umur
ekonomis investasi yang berupa aliran kas masuk bersih ( di sebut proceeds ) .Besarnya proceeds terdiri
dari 2 sumber yaitu berupa laba setelah pajak Earning After Tax ( EAT) di tambah depresiasi .
Perhitungan proceeds dari kedua sumber tersebut adalah sbb :
• Perhitungan besarnya proceeds bila investasi menggunakan modal sendiri :
Proceeds = Laba bersih setelah pajak + Depresiasi
• Perhitungan Proceeds bila investasi menggunakan modal sendiri dan hutang :
Proceeds = Laba bersih setelah pajak + Depresiasi + Bunga ( 1- pajak )
4. 3. Terminal Cashflow
Terminal cashflow merupakan aliran kas masuk yang di terima oleh perusahaan sebagai akibat habisnya
umur ekonomis suatu proyek ivestasi. Terminal Cashflow akan di peroleh pada akhir umur ekonomis suatu
investasi . Terminal cashflow ini dapat di peroleh Dari nilai sisa ( residu ) dari aktiva dan modal kerja yang
di gunakan untuk investasi . Nilai residu suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir umur
ekonomisnya yang di hitung dari nilai buku aktiva yang bersangkutan . Besarnya nilai residu ini sangat
penting dalam perhitungan biaya depresiasi dan aliran kas masuk perusahaan .
III. Metode Penilaian Investasi
Pengambilan keputusan proyek investasi terutama di dasarkan pada pertimbangan ekonomis. Secara
ekonomis apakah suatu investasi layak atau tidak di laksanakan dapat di hitung dengan beberapa metode
penilaian investasi atau kriteria proyek investasi yaitu :
1. Metode Accounting Rate of Return (ARR)
2. Metode Payback period (PBP)
3. Metode Net Present Value (NPV)
4. Metode Profitability Index (PI)
5. Metode Internal Rate of Return (IRR)
5. 1. Metode Accounting Rate of Return ( ARR )
Metode accounting rate of return ( ARR ) mengukur besarnya tingkat keuntungan dari
investasi yang di gunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut . Keuntungan yang di
perhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak ( Earning After Tax/EAT ).
Sedangkan investasi yang di perhitungkan adalah rata – rata investasi yang di peroleh
dari investasi awal ( jika ada ) di tambah investasi akhir di bagi dua . Hasil dari ARR ini
merupakan angka relatif ( persentase ) .
Rata – rata laba setelah pajak
ARR = x 100 %
Rata – rata investasi
6. CONTOH :
Proyek A membutuhkan dana Rp 280.000.000,- umur ekonomisnya 3 tahun dengan nilai sisa
Rp 40.000.000,- . Laba setelah pajak (EAT) selama 3 tahun berturut – turut adalah : tahun 1 =
Rp 40.000.000,- tahun 2 = Rp 50.000.000,- dan tahun 3 = Rp 30.000.000,- . Dari informasi
tersebut maka dapat di hitung besarnya Accounting Rate of Return sebagai berikut :
( 40.000.000,- + 50.000.000,- + 30.000.000,- ) : 3
ARR = x 100 %
( 280.000.000,- + 40.000.000,- ) : 2
= 40.000.000,- / 160.000.000,-
= 0,25 25 %
7. 2. Metode Payback Period ( PBP )
Payback period merupakan suatu periode yang di perlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu
investasi dengan menggunakan aliran kas masuk neto ( proceeds ) yang di peroleh . Metode ini sangat
sederhana seperti metode ARR . Formula untuk mencari payback period adalah sbb :
Capital Outlays
PBP = X 1 Tahun
Proceeds
CONTOH 1 :
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp 120.000.000,- aliran kas masuk atau proceeds ( laba neto +
penyusutan ) di perkirakan Rp 40.000.000,- per tahun selama 6 tahun , maka besarnya payback period nya
adalah sbb :
120.000.000,-
PBP = x 1 Tahun = 3 Tahun
40.000.000,-
8. Apabila proceeds setiap tahun tidak sama , misalnya di perkirakan :
- Tahun 1 Rp 50.000.000,-
- Tahun 2 Rp 50.000.000,-
- Tahun 3 Rp 40.000.000,-
- Tahun 4 Rp 30.000.000,-
- Tahun 5 Rp 20.000.000,-
- Tahun 6 Rp 20.000.000,-
Maka Payback Period nya dapat di hitung sbb :
Outlays ( investasi ) Rp 120.000.000,-
Proceeds th ke – 1 Rp 50.000.000,-
Rp 70.000.000,-
Proceeds th ke – 2 Rp 50.000.000,-
Rp 20.000.000,-
20.000.000,-
PBP = 2 tahun + x 1 Tahun = 2 tahun 6 bulan
40.000.000,-
9. CONTOH :
Ada 2 usulan proyek investasi A dan B . Initial cashflow kedua proyek tersebut sama besar yaitu masing-masing
Rp 10.000.000,- . Usia ekonomis proyek A selama 5 tahun , dan proyek B hanya 2 tahun . Keuntungan yang
disyaratkan kedua proyek tersebut 16 %.
Aliran kas proyek A dan B
Aliran Kas Proyek A Proyek B
Cash Outlay - Rp 10.000.000,- - Rp 10.000.000,-
Aliran Kas Masuk
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Rp 5.000.000,-
Rp 4.000.000,-
Rp 3.000.000,-
Rp 2.000.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp 6.000.000,-
Rp 5.000.000,-
-
-
-
10. Perhitungan Discount Payback Period masing-masing proyek adalah sbb :
1. Discounted payback period proyek A :
Rumus PVIF = 1/(1+i)
Contoh Tahun 1 = 1/(1+16%) = 0,862068 0,862
Tahun 2= 1/(1+16%) = 0,743162 0,743 begitu seterusnya
Tahun Aliran kas PVIF
16 %, n
(nilai skrg faktor
bunga)
Discounted
Cashflow
Kumulatif
Discounted
Cashflow
0 - 10.000.000,- - - 10.000.000,- - 10.000.000,-
1 5.000.000,- 0,862 4.310.000,- - 5.690.000,-
2 4.000.000,- 0,743 2.972.000,- - 2.718.000,-
3 3.000.000,- 0,641 1.923.000,- - 795.000,-
4 2.000.000,- 0,552 1.104.000,- 309.000,-
5 1.000.000,- 0,476 476.000,- 785.000,-
n
=
=
=
=
=
1
X
X
X
X
X
-
-
-
-
-
11. Tahun Aliran kas PVIF 16 %, n
(nilai skrg faktor
bunga)
Discounted
Cash flow
Kumulatif
Discounted
Cashflow
0 - 10.000.000,- - - 10.000.000,- - 10.000.000,-
1 6.000.000,- 0,862 5.172.000,- - 4.828.000,-
2 5.000.000,- 0,743 3.175.000,- -1.653.000,-
2. Discounted payback period proyek B :
Discounted payback period proyek A = 3 tahun + ( 795.000 / 1.104.000 ) x 12 bln
= 3 tahun 8, 6 bulan
= 3 tahun 9 bulan
Untuk menentukan apakah proyek A di terima atau di tolak , kita bandingkan antara jangka waktu yang di
syaratkan dengan jangka waktu pengembalian proyek A yaitu selama 3 tahun 9 bulan . Apabila jangka waktu
yang di syaratkan adalah 5 tahun , maka discounted payback period proyek A ini lebih cepat dari jangka waktu
yang di syaratkan oleh investor, sehingga proyek A layak di laksanakan .Sebaliknya discounted payback
period proyek B tidak ada karena aliran kas masuk proyek B tidak dapat mencukupi untuk menutup pengeluaran
proyek tersebut . Dengan demikian proyek B jelas tidak di terima atau tidak layak di laksanakan .
-
-
X
X
=
=
12. 3. Metode Net Present Value ( NPV )
Dua metode penilaian investasi terdahulu memiliki kelemahan yang hampir sama , antara lain tidak
memperhatikan nilai waktu dari uang . Kita tahu bahwa uang memiliki nilai yang berbeda apabila waktu
memperolehnya berbeda . Hal ini karena adanya faktor diskonto yang berupa bunga dan biaya modal
lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka metode net present value akan mengakomodasi tentang nilai
waktu uang dalam suatu investasi.
Metode NPV merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dari aliran kas neto ( Proceeds
) dengan nilai sekarang dari suatu investasi ( outlays).
NPV = (C1/(1+r) + (C2/(1+r) + (C3/(1+r) + . . . . + (Ct/(1+r)t) – C0)
Keterangan :
NPV= Net Present Value
Ct = Aliran kas neto per tahun pada periode t/n
CO = Nilai Investasi awal pada tahun
r = Suku bunga atau discount rate (dalam %)
n = Periode
Contoh :
Dari proyek B membutuhkan investasi awal sebesar Rp 120.000.000,- aliran kas masuk atau proceeds di
perkirakan Rp 40.000.000,- per tahun selama 6 tahun , maka besarnya Net Present Value (NPV) bila di
ketaui discount rate-nya = 10 % yaitu :
n n n n
13. 1. Proceeds untuk setiap tahun tetap sama
NPV = (C1/(1+r) + (C2/(1+r)+ (C3/(1+r) + . . . . + (Ct/(1+r)t) – C0)
= (40.000.000/(1+0,10) + (40.000.000/(1+0,10) + (40.000.000/(1+0,10) + (40.000.000/(1+0,10) + (40.000.000/(1+0,10) +
(40.000.000/(1+0,10) - 120.000.000
NPV= 36.363.636+ 33.057.851 + 30.052.592 + 27.320.538 + 24.836.852 + 22.578.957 – 120.000.000
NPV =174.210.426 – 120.000.000
NPV = Rp 54.210.426
2. Proceeds untuk setiap tahun tidak sama
Investasi yg dilakukan sebesar 120.000.000. Diskon rate 10% selama 6 tahun, dan proceeds setiap tahun tidak sama
misalnya di perkirakan :
- Tahun 1 Rp 50.000.000,-
- Tahun 2Rp 50.000.000,-
- Tahun 3Rp 40.000.000,-
- Tahun 4Rp 30.000.000,-
- Tahun 5Rp 20.000.000,-
- Tahun 6Rp 20.000.000,-
n n n n
1 2 3 4 5
6
14. Net Present Value yang di hitung menggunakan tabel
Rumus PVIF = 1/(1+i) = Contoh Tahun 1 = 1/(1+10%) = 0,90909 0,909 (masih sama
dengan sebelumnya)
*Investasi/outlays = 120.000.000 (Soal)
*NPV = Total PV dari proceeds – Investasi (soal) = 160.980.000 – 120.000.000 = 40.980.000
Tahun D.R ( 10% ) Proceeds PV dari Proceeds
1 0,909 50.000.000,- 45.450.000,-
2 0,826 50.000.000,- 41.300.000,-
3 0,751 40.000.000,- 30.040.000,-
4 0,683 30.000.000,- 20.490.000,-
5 0,621 20.000.000,- 12.420.000,-
6 0,564 20.000.000,- 11.280.000,-
Total PV dari proceeds 160.980.000,-
Investasi atau outlays 120.000.000,-
NPV 40.980.000,-
X
X
X
X
X
X
=
=
=
=
=
=
15. Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi di terima atau di tolak , jika menggunakan metode
Net Present Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai nol . Apabila NPV > 0 atau positif , maka
rencana investasi layak di terima , sebaliknya apabila NPV < 0 atau negatif , maka rencana investasi tidak layak
di terima atau di tolak .
4. Metode Profability Index ( PI)
Metode profability index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusan yang sama
dengan metode NPV . Artinya apabila suatu proyek investasi di terima dengan menggunakan metode NPV maka
akan di terima pula jika di hitung menggunakan metode profitability index . Formula metode PI ini adalah :
Total PV dari Proceeds Total PV dari Proceeds
PI = atau
Investasi Initial Outlays
16. Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi akan di terima ( layak ) atau di tolak ( tidak
layak ) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila PI > 1, maka rencana investasi layak di terima , sedangkan
apabila PI < 1 maka rencana investasi tidak layak di terima atau di tolak . Untuk jelasnya kita hitung besarnya
profitability index dari contoh sebelumnya. (Slide 13 dan 14)
1. Untuk aliran kas masuk bersih ( proceeds ) tiap tahun yang besarnya sama yaitu RP 40.000.000,- maka :
174.212.000,-
PI = = 1,45 > 1 Maka proyek investasi di terima
120.000.000,-
2. Untuk contoh aliran kas masuk bersih ( proceeds ) tiap tahun yang besarnya tidak sama maka:
160.980.000,-
PI = = 1,34 > 1 Maka proyek investasi di terima
120.000.000,-
17. 5. Metode Internal Rate of Return ( IRR )
Metode internal rate of return ( IRR ) merupakan metode penilaian investasi untuk mencari tingkat bunga ( discount
rate ) yang menyamakan nilai sekarang dari aliran kas netto ( Present value of proceeds ) dan investasi ( initial
outlays). Pada saat IRR tercapai maka besarnya NPV sama dengan nol. OLeh karena itu , untuk menghitung IRR di
perlukan data NPV dari kutub ( daerah ) positif atau kutub negatif kemudian di lakukan interpolasi ( pencarian nilai
selisih) sehingga di peroleh NPV sama dengan nol .
Jika menggunakan IRR maka investasi akan di terima apabila besarnya IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang di
gunakansebagai biaya modal, dan sebaliknya di tolak apabila IRR lebih kecil dari pada biaya modal yang di gunakan .
Contoh : PerhitunganNPV apabila tingkat bunga (DR) 20 % dan 30 %. (Dari Slide 13)
Tahun Proceeds DR ( 20 % ) PV DR ( 30 % ) PV
1 50.000.000 0,833 41.650.000 0,770 38.500.000,-
2 50.000.000 0,694 34.700.000 0,592 29.600.000,-
3 40.000.000 0,579 23.160.000 0,455 18.200.000,-
4 30.000.000 0,482 14.460.000 0,350 10.500.000,-
5 20.000.000 0,402 8.040.000 0,269 5.380.000,-
6 20.000.000 0,335 6.700.000 0,207 4.140.000,-
PV dari Proceeds 128.710.000 106.320.000
Investasi ( Outlays ) 120.000.000 120.000.000
NPV 8.710.000 - 13.680.000
18. Tingkat Bunga PV of Prooceeds PV Of Outlays NPV
30 % Rp 106.320.000 Rp 120.000.000 - Rp 13.680.000
20 % Rp 128.710.000 Rp 120.000.000 Rp 8.710.000
Selisih 10% Rp 22.390.000 Rp 22.390.000
Untuk mengitung besarnya IRR , kita lakukan proses interpolasi ( analisa selisis ) sbb:
8.710.000,-
IRR = 20 % + x 10 % = 20 % + 3,89 % = 23,89 %
22.390.000,-
Atau :
( - 13.680.000,- )
IRR = 30 % + x 10 % = 30 % - 6,11 % = 23,89 %
22.390.000,-