SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Download to read offline
PENATAAN PERMUKIMAN NELAYAN
DI KAWASAN PASAR SENTRAL RAHA
(Studi Kasus : Permukiman Nelayan Laino Pantai,
Laiworu Kab.Muna)
Oleh :
SYAMSUL BAHRI
3208201834
Surabaya, 03 Februari 2010
Bab 1
Latar Belakang
• Kota merupakan sumber penghasilan, akumulasi dan
konsentrasi kesempatan kerja (sumber kekuatan ekonomi),
fasilitas, pelayanan (Sadyohutomo, 2008)
• Urbanisasi telah menjadi bagian penting dari pembangunan di
sebagian besar negara sebagai usaha yang dilakukan
sekelompok manusia dalam mencapai perbaikan standar
hidup yang berkualitas (UN Habitat, 1996)
• Rencana tata ruang belum berfungsi secara efektif sebagai
dasar pengembangan prasarana kota, pertambahan prasarana
kota dan wilayah yang dibangun terlalu sedikit sehingga tidak
memadai dengan pertumbuhan kebutuhan penduduk,
pembangunan prasarana umum terlambat, sementara wilayah
perencanaan berkembang menjadi bangunan permanen yang
tidak sesuai rencana, prasarana umum belum dimanfaatkan
optimal (Sadyohutomo, 2008)
Bab 1
Latar Belakang
Perumusan Masalah :
• Bagaimana Arahan
Penataan Permukiman yang
sesuai dengan kehidupan
dan kegiatan sehari-hari
para nelayan di daerah
Laino Pantai?
• Potensi Apa yang dapat
dikembangkan di
Permukiman Nelayan Laino
Pantai?
• Bagaimana Arahan
Pengembangan Potensi
Permukiman Nelayan Laino
Pantai tsb?
Tujuan Penelitian :
• Menemukan arahan penataan
sekitar kawasan Pasar Sentral
Raha, khususnya di
Permukiman Nelayan Laino
Pantai, sesuai dgn Misi KSNPP
dgn pendekatan perlindungan
dan perbaikan kualitas dan
keseimbangan linkungan
permukiman di kota Raha.
• Mengidentifikasi potensi yang
dapat dikembangkan di
Permukiman Nelayan L.P.
• Menemukan Arahan
Pengembangan Potensi
Permukiman Nelayan L.P.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan, Permukiman, dan Lingkungan
• Pembangunan dalam konteks penataan dan
pengembangan wilayah adalah berbagai jenis kegiatan,
baik yang mencakup sektor pemerintah maupun
masyarakat dilaksanakan dalam rangka memperbaiki
tingkat kesejahteraan hidup masyarakat (Santosa, 2000)
• perumahan bukanlah kata benda, melainkan kata kerja
yang berkaitan dengan kondisi sosial dan ekonomi
penghuni (Turner, 1972)
• Disebutkan dalam kutipan Turner (1972) bahwa peran
penghuni sangat dibutuhkan untuk terlibat dalam peran
pembangunan permukiman
2.2 Pedoman Penataan dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman
• Studi mengenai penataan permukiman masyarakat
ini memiliki acuan kepada isu-isu utama baik yang
bersifat universal sesuai yang dicanangkan Habitat
Agenda II maupun yang bersifat lokal dan sesuai
dengan lokasi studi, yaitu dari Kebijakan dan Strategi
Nasional Perumahan dan Permukiman
• Wacana yang didapat dapat mengarahkan dan
memberikan fokus jelas terhadap kriteria penataan
yang ingin dicapai
2.2.1 Isu Utama dalam Habitat Agenda II
• Perumahan Layak untuk Semua/Adequate Shelter for All
• Permukiman yang Berkelanjutan/Sustainable Human
Settlement
2.2.2 Pedoman Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Berlandaskan UU No.4/1992 mengenai Perumahan dan
Permukiman, telah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi
Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP) pada tahun
1999 sebagai suatu pedoman penyusunan kebijakan teknis,
perencanaan, pemrograman, dan kegiatan yang terkait
dengan Perumahan dan Permukiman.
Penelitian ini berpedoman pada visi KSNPP yaitu berusaha
mewujudkan perumahan yang layak untuk semua dalam
lingkungan yang berkelanjutan melalui studi penataan
permukiman. Pengembangan potensi sumberdaya juga
dipelajari berdasarkan misi KSNPP
2.3 Penataan dan Pengembangan Permukiman dan
Lingkungan
2.3.1 Teori Penataan dan Pengembangan Kawasan
dengan Interaksi Dua Arah (Man – Environment
Studies)
Man-Environment Studies, yaitu sebuah studi
mengenai hubungan saling menguntungkan (mutual
interaction) antara manusia dengan lingkungan
terbangun di sekitarnya (3 variabel) :
1.Karakteristik manusia sebagai pembentuk karakter
lingkungan
2.Lingkungan Fisik dan Manusia
3.Mekanisme yang menghubungkan antara manusia
dengan lingkungan dalam interaksi dua arah
• Ada beberapa aspek fundamental yang melengkapi
organisasi keruangan (Rapoport,1977), yaitu:
1. Tatanan Ruang - Organization of space yaitu
merupakan tatanan lingkungan dan menciptakan
hubungan antara manusia dengan lingkungannya
2. Tatanan berdasarkan Makna - Organization of
meaning
3. Tatanan berdasarkan Waktu - Organization of time
4. Tatanan berdasarkan Komunikasi - Organization of
communication
Dari berbagai organisasi dalam lingkungan tersebut,
penataan kawasan permukiman dalam studi ini dibatasi
dalam lingkup organisasi ruang (space organization) saja.
Hal ini disebabkan karena tujuan penelitian adalah
mencari rumusan pola tatanan (space organization)
sekaligus menjaga agar fokus studi tidak meluas
2.3.2 Definisi dan Prinsip Teori Empiris Praktis
Penataan merupakan sebuah kegiatan membentuk benda,
energi, dan proses menuju sebuah kebutuhan dan keinginan
yang dimiliki seorang atau sekelompok manusia (Van Der Ryn,
1996)
Prinsip sustainable memiliki poin-poin sebagai acuan dalam
melakukan analisa potensi, penataan, dan pengembangan di
masyarakat (Vales,1991) :
 Efisiensi Energi (Conserving Energy)
 Penyesuaian terhadap Iklim (Working with Climate)
 Membudayakan Daur Ulang (Minimizing New Resources)
 Menghargai Pengguna (Respect for Users)
 Menghargai Lingkungan (Respect for Site)
 Menyeluruh (Holism)
Respect for users dipilih sebagai fokus karena pendekatan
terhadap studi penataan ini adalah keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan permukiman
2.3.3 Definisi dan Prinsip Teori Fenomenologi
Pada dasarnya berbagai pola penciptaan tempat
menghasilkan karakter permukiman menjadi beberapa tipe
dasar dari organisasi ruang berikut (Norberg-Schulz, 1971):
1. Tipe dasar Cluster
2. Tipe dasar Row
3. Tipe dasar Enclosure
karakter permukiman dapat dilihat dari organisasi ruang
permukiman (Rapoport ,1977):
1.Orientasi permukiman mengelilingi central space
Gambar 2.2 Dwelling surrounding the central space;
Terdapat bermacam bentuk pola permukiman dengan
organisasi yang mirip
Gambar 2.3 Street related housing (kiri) dan waterfront housing
(kanan)
2. Orientasi permukiman menyusuri jalan/along the streets
Terdapat dua macam organisasi dalam orientasi ini, yaitu
rumah berada di sepanjang jalan dan berseberangan dengan
rumah lain atau rumah berada di sepanjang jalan dan
berseberangan dengan unsur air (waterfront).
Gambar 2.4 The inside-out city; Orientasi ke dalam memiliki
domain privat-publik
3. Orientasi kearah dalam (inside-out city)
2.4.1 Klasifikasi Nelayan
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, nelayan dibagi
menjadi tiga kategori (Brata ,2005), yaitu:
• Nelayan Tani
• Nelayan Pekerja
• Nelayan Juragan
2.4.2 Permukiman Pantai sebagai Tempat Tinggal Nelayan
Beberapa permukiman pantai dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Refshauge, 2003):
• Kota Pantai/Coastal Cities - penduduk lebih dari 20,000
orang
• Kampung Kota Pantai/Coastal Towns - 3,000-20,000 orang
• Desa Pantai/Coastal Villages - jumlah populasi hingga
3,000 orang
• Daerah Berpusat di Pantai/Inland Coastal Centres -
• Permukiman Pantai Baru/New Coastal Settlements
2.4.3 Program Pemerintah terhadap Permukiman Pesisir
Program pemerintah dalam usaha memperbaiki kehidupan
permukiman pesisir tercantum pada kebijakan
Depkimpraswil, 2004 mengenai penataan ruang :
1. Perbaikan Kawasan Kumuh Nelayan
2. Penyediaan Prasarana dan Sarana Desa-Desa
Pesisir/Nelayan
Program pemerintah Kabupaten Muna mengenai penataan
permukiman pesisir tersebut diwujudkan dalam Masterplan
Kabupaten Muna (RTRW Kabupaten Muna 2003-2013)
untuk pengembangan daerah pesisir yang dimiliki
Kabupaten Muna. Sepanjang pantai Timur Kota Raha
Kabupaten Muna akan ditetapkan sebagai kawasan lindung,
suaka alam, budaya, fasilitas olah raga air, pengembangan
kawasan budidaya & kawasan perdagangan
BAB 3
METODA PENELITIAN
3.1 Identifikasi Variabel dari Ringkasan Teori
Klasifikasi variabel dari hasil kajian pustaka adalah
sebagai berikut:
• Variabel Tergantung/Terikat (Dependent Variable)
1. Potensi Lokasi Permukiman Nelayan
2. Profil Penduduk dan Kegiatan
3. Alternatif Kriteria Penataan berbasis Prinsip
Probabilisme
• Variabel Bebas
1. Letak Geografis
2. Topografi dan Iklim
3. Kondisi Daerah Pantai
3.2 Strategi Penelitian
Metodologi atau format dari sebuah penelitian
didefinisikan oleh Creswell (1994) sebagai proses
keseluruhan dalam penelitian, dimulai dari
identifikasi masalah hingga analisa data dengan
penggunaan metode-metode tertentu
Studi penataan ini bersifat empiris praktis, sehingga
akan digunakan strategi kualitatif dalam metode
penelitiannya
3.3 Taktik Penelitian
• Pengumpulan Data
1. Kuisioner/Questionnaire
2. Pengamatan/Observation
3. Wawancara Mendalam/In Depth Interview
4. Pengumpulan Data Sekunder
5. Rekam Visual/Photograph
• Metoda Analisis
1. memeriksa hasil data
2. Mentabulasikan hasil jawaban
3. Menyelidiki kemungkinan terjadinya inkonsistensi
dalam data
Analisis dilakukan dengan memakai standar yang telah
dikeluarkan oleh Departeman Pekerjaan Umum
• Penentuan Sampel
1. Kriteria Responden
• Nelayan laut dan memiliki jukung sendiri
• Nelayan laut dan tidak memiliki jukung sendiri
(pandega)
• Petambak
• Pengolah dan penjual hasil tangkapan
• Pemilik industri rumah tangga hasil tangkapan
2. Jumlah Responden
jumlah total nelayan yang tergabung adalah 124 orang
Responden yang terlibat, baik dalam pengisian
kuisioner, diskusi kelompok, dan wawancara
mendalam berjumlah 40 orang (32.25%)
Gbr. Cara Pengambilan Data Responden
Responden
diambil secara
acak yg dapat
mewakli dari
tiap2 bagian
lokasi t4 tinggal
3.4 Tahapan Penelitian
• Tahap Pra Lapangan
o Melakukan pendalaman terhadap masalah yang sudah
dirumuskan dengan cara studi literature
o Merumuskan hipotesa dan menyusun rancangan penelitian
o Menyiapkan instrumen penelitian berupa kegiatan
pengumpulan data (telah dijelaskan sebelumnya) untuk tahap
pekerjaan lapangan
• Tahap Pekerjaan Lapangan
o Melaksanakan pengumpulan data sekunder
o Melaksanakan kegiatan pengumpulan data
• Tahap Pengolahan Data
o Melakukan analisis data dari yang telah dikumpulkan
o Menarik kesimpulan awal dari hasil penelitian
o Melakukan pengujian kesimpulan awal dengan mengajukan
hasilnya kepada responden dan pihak terkait
o Menarik kesimpulan akhir
o Penyusunan laporan
BAB 4
KONDISI LOKASI PENELITIAN
Gbr. Peta Prop. SultraGbr. Peta P. Sulawesi
Lokasi Penelitian
• Dalam menilai komponen lingkungan yang baik digunakan
klasifikasi berdasarkan aspek fisik dan non fisik (Johan Silas, 1985).
Aspek fisik meliputi letak geografis, lingkungan alam dan binaan,
sarana dan prasarana lingkungan. Sedangkan aspek non fisik
meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Peta Kelurahan Laiworu
Lokasi Penelitian
Desa Wakorambu
Desa Wawesa
Selat Buton
Yg Menjadi Nilai Lebih
PPI
Lokasi br Pasar Sentral
Jln Lingkar
Pasar Sentral
Keberadaan berbagai prasarana dikel. Laiworu
Jln lingkungan
Jln lingkungan
Jln penghubung
Keberadaan berbagai sarana dikel. Laiworu
Ktr Kelurahan
Pasar Sentral
Sekolah Perikanan
Masjid
BAB 5
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Man-Environment Studies (Rapoport, 1977) - Sketsa di Laino Pantai
Penilaian Kondisi
Fisik Permukiman
(Eksisting)
Kondisi Fisik Permukiman
Ideal sesuai Masyarakat
Lokal (Future)
Arahan Penataan
Kawasan
Permukiman
(Output 1)
Penilaian Kondisi
Non-Fisik
Permukiman
(Eksisting)
Kondisi Non-Fisik yang
berpotensi untuk
dipertahankan dan
dikembangkan
berdasarkan Arahan
Penataan Lingkungan
Fisik
Arahan
Pengembangan
Potensi Permukiman
(Output 2)
Environtmen to Man
Man to Environtmen
5.1 Pencapaian Arahan Penataan Permukiman Nelayan Laino
Pantai
- Kebijakan Kimpraswil, 2002
- Pembangunan kondisi fisik merupakan salah satu dari aspek
penataan permukiman yang layak tinggal (Johan Silas, 1985)
Kondisi fisik tersebut meliputi lokasi geografis, lingkungan
alam dan binaan, serta sarana dan prasarana
Tahab-tahab :
1. Mengevaluasi Kondisi Eksisting; Standar Ditjen Cipta Karya
(Dept. PU, 1975)
2. Mengevaluasi Permukiman Nelayan terhadap kriteria dan
standar Departrmen PU yang berlaku secara Umum;
3. Mengevaluasi Keterlibatan Masyarakat; hasil wawancara
dengan tokoh dan masyarakat setempat
5.1.1 Penilaian Kondisi Fisik Eksisting Permukiman
Nelayan Laino Pantai
PERMUKIMAN
Kondisi Eksisting Nilai
Perumahan nelayan cukup baik dengan
luasan rata-rata 7 m²/orang
3
Air bersih tidak tersedia di setiap rumah 2
Terdapat jalan setapak dari tanah yg tdk
beraturan
2
Pematusan Ada, 25% panjang jalan 2
Tempat Sampah , Sampah tdk tertampung 2
MCK Dipakai oleh ≤ 2 keluarga 4
Balai desa Menampung semua` 5
Pasar, Jarak < 1km 5
Rata-rata 3,13
Tabel 5.2 Evaluasi Kondisi Eksisting Berdasarkan Kriteria Penilaian
Karena angka 3.3 lebih mendekati angka tiga, maka disimpulkan
bahwa kondisi eksisting permukiman nelayan msh cukup baik.
Tabel 5.4 Evaluasi Kondisi Lingkungan Alam Berdasarkan Kriteria
Penilaian
KONDISI LINGKUNGAN
ALAM
Kondisi Eksisting Nilai
Bakau,
> 40% Garis pantai
3
Pantai, Kecuraman < 20% 3
Lahan Desa,
Terbangun ≥ 60%
3
Produktivitas Tanah < 40% 2
Rata-rata 2,75
Karena angka 2.75 lebih mendekati angka tiga, maka disimpulkan
bahwa kondisi lingkungan alam di permukiman nelayan eksisting
masih masih cukup baik.
5.1.2 Pembahasan Kriteria Lingkungan Fisik Permukiman
Nelayan berdasarkan Rencana Pemerintah, Standar, dan
Masyarakat
1. Lokasi Geografis
Hal yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat
mengenai lokasi permukiman mereka adalah
kemudahan akses terhadap pantai dan penambatan
perahu
2. Lingkungan Alam
Kesulitan yang dialami sebagian besar nelayan berkaitan
dengan keberadaan proyek Jalan Lingkar Kota adalah
penempatan perahu yang belum dirasakan aman
3. Lingkungan Binaan
Tabel 5.5 Preferensi Masyarakat mengenai Orientasi Ruang Permukiman
Variabel Preferensi Responden Teoritik
Lingkungan Binaan Berdasarkan Preferensi
Orientasi Ruang
Permukiman
Perempuan Hadap
Tetangga
Cluster: orientasi inside
out
Laki-Laki Hadap
Pantai>tetangga
Waterfront: orientasi
jalan & Pantai
Nelayan Tangguh Hadap
pantai>tetangga
Waterfront: orientasi
jalan & Pantai
Petambak Hadap
pantai=tetangga
Orientasi inside out
Pengolah Ikan Hadap
pantai<tetangga
Cluster: orientasi inside
out
Dari preferensi dan wacana literatur di atas :
1. Aksebilitas yang baik antara tempat tinggal dengan pekerjaan
2. Ruang pengolahan yang tidak menggangu kesehatan dan
merusak lingkungan ruang permukiman nelayan.
• Orientasi waterfront, yaitu orientasi permukiman yang
terhubung langsung dengan jalan dan unsur air akan sangat
mendukung pekerjaan nelayan tangguh. Orientasi inside-out
(terbalik/ke dalam) akan sangat pendukung pekerjaan
pengolah ikan, karena central space yang menjadi orientasi
kedalam dapat menjadi ruang pengolahan ikan. Kedua
orientasi tersebut tergabung dalam komposisi berulang dalam
organisasi ruang
• Gambar 5.2 Orientasi waterfront (kiri), orientasi inside-out
(tengah), dan komposisi berulang dalam organisasi ruang
(kanan)
• Sumber : Rapoport, 1977
4. Prasarana Transportasi
Keberadaan jarak antar bangunan untuk pencegahan
kebakaran, jsebagai sarana ambulan atau pertolongan
pertama, baik terhadap evakuasi kebakaran, bencana alam,
maupun mereka yang mengalami sakit
5. Penyediaan Air Bersih
Respon terbesar dari masyarakat mengenai penyediaan
prasarana pada rencana permukiman nelayan adalah
penyediaan air bersih
6. Sistem Drainase
Masyarakat memberikan respon atau keluhan mengenai
sistem drainase karena hal ini sangat mengganggu aktivitas
mereka, apalagi dimusim hujan
7. Sistem Pengolahan Limbah
Sistem pengolahan limbah (IPAL) belum tersedia di lokasi
eksisting
8. Pertamanan, Pemakaman, dan Kebersihan
Masyarakat memberikan respon atau keluhan
mengenai sampah karena hal ini mengganggu
aktivitas mereka
9. Sarana Ekonomi
Sarana ekonomi pada kondisi eksisting cukup baik.
Terdapat Pasar sentral Raha yang merupakan pusat
perdagangan Kabupaten Muna, PPI, serta toko –
toko disekitar kawasan
Tabel 5.6 Arahan Penataan Lingkungan Fisik Permukiman Nelayan Laino Pantai
LOKASI GEOGRAFIS
Eksisting Kriteria ARAHAN
Terletak tepat di
sebelah disebelah
Barat Jalan Lingkar
Kota Raha & di sebalah
Utara Pasar Sentral
Raha
Aksesibilitas ,
Jangkauan terhadap garis
pantai
Kemudahan aksesibilitas keluar dan ke dalam.
Kemudahan nelayan dalam mencapai garis
pantai dan kedekatan lokasi tempat tinggal
dengan dermaga
LINGKUNGAN ALAM
Eksisting Kriteria ARAHAN
Hasil Penilaian : 3
(cukup)
Hutan bakau >40%
garis pantai. Kondisi
tercampur dengan
sampah.
Keberadaan konservasi
hutan bakau
Penetapan Garis
Sempadan Pantai
Perwilayahan fungsi
kawasan
Tanggapan terhadap isu
global warming
Hutan bakau diremajakan dengan pengadaan
wetland setidaknya 60% garis pantai
GSP ditetapkan minimal 100 meter dari titik
pasang tertinggi
Lebar daratan pantai 400-2 km
Beberapa aktivitas darat harus terlindung dari
kemungkinan banjir karena semakin naiknya
permukaan laut akibat pemanasan global
5.1.3 Arahan Penataan Kawasan Permukiman Nelayan di
Kawasan Pasar Sentral Raha
LINGKUNGAN BINAAN
Eksisting Kriteria ARAHAN
Hasil Penilaian : 3 (cukup)
Permukiman tumbuh
secara tidak merata
Tidak semua rumah
memiliki akses terhadap
jalan
Struktur ruang
permukiman yang
mempertahankan ruang
sosial
Organisasi ruang berbentuk
cluster dengan
mempertahankan ruang
sosial didalamnya
Orientasi ganda pada
setiap rumah yang
penghuninya bekerja
sebagai nelayan dan
pengolah ikan (waterfront
dan inside out clustering)
PRASARANA AIR BERSIH
Eksisting Kriteria ARAHAN
Hasil Penilaian : 2 (Kurang)
Tidak semua warga
mendapatkan air bersih
melalui PDAM. Sebagian
besar masih membeli dari
penjual air keliling.
Akses terhadap air bersih
Penyediaan air bersih
menjadi fokus utama pada
prasaran perencanaan
permukima
Kemudahan mendapat air
bersih adalah hak setiap
orang. Pihak penyedia
sebaiknya memudahkan
penyediaan min. 50
liter/hari/orang
PRASARANA TRANSPORTASI
Eksisting Kriteria ARAHAN
Hasil Penilaian : 2(kurang)
Jalan lingkungan terbuat
dari aspal tetapi banyak
yang rusak dan jalan
setapak tidak beraturan
Kondisi/material pembuat
jalan
Jalan tidak hanya sebagai
sarana transportasi, namun
juga sebagai pencegah
perambatan kebakaran dan
jalan ambulan
Pengadaan jalan yang lebar
(minimal 5 m pada jalan
lingkungan, dan 3 m pada
jalan penghubung)
Pencapaian jalan ke setiap
rumah
PRASARANA PEMATUSAN/DRAINASE
Eksisting Kriteria ARAHAN
Hasil Penilaian : 2(kurang)
Panjang sistem drainase
25% dari panjang jalan
Sistem drainase yang sesuai
dengan kondisi daratan
pantai
Perbaikan/pembangunan
drainase, Dapat digunakan
sistem drainase bentuk
garpu sekaligus sebagai pola
permukiman nelayan.
PRASARANA PENGOLAHAN LIMBAH
Eksisting Kriteria ARAHAN
Belum ada Sistem pengolahan yang
sesuai dengan daratan
pantai
Pengadaan Sistem IPAL
dan dapat menggunakan
teknologi UASB dan
Johkasau yang cocok untuk
daratan dengan muka air
tanah tinggi
PRASARANA PERTAMANAN, PEMAKAMAN, KEBERSIHAN
Eksisting Kriteria ARAHAN
Hasil Penilaian : 2(kurang)
Terdapat TPS yang tidak
layak, pengangkutan
dilakukan setiap hari tapi
tidak optimal, tidak
tersedianya bak sampah
disetiap rumah. Lapangan
bola voli dan sepak bola
menggunakan lahan
kosong.
Ketersediaan ruang terbuka
Ketersediaan petugas
kebersihan dan TPS, serta
kesadaran masyarakat
Ruang terbuka sebagai
sarana olahraga
Pengadaan TPS,
pengangkutan dilakukan
setiap hari, bak sampah di
setiap rumah
PRASARANA PEMATUSAN/DRAINASE
Eksisting Kriteria ARAHAN
Hasil Penilaian : 5 (baik
sekali)
Terdapat pasar, pelelangan
ikan, maupun distribusi
hasil tangkapan atau
pengolahan komoditi
Ketersediaan pasar, tempat
pelelangan ikan, atau lokasi
distribusi komoditi.
Penguatan sistem distribusi
melalui koperasi nelayan
5.2.1 Penilaian Kondisi Non Fisik Eksisting Permukiman
Nelayan Laino Pantai sebagai Identifikasi Potensi
POTENSI EKONOMI
(SUMBERDAYA ALAM)
Kondisi Eksisting Nilai
Kelapa 1
Sawah 1
Ikan 5
Udang 1
Kerang 5
Ikan Hias 1
Rata-rata 2.33
Tabel 5.8 Evaluasi Potensi Ekonomi (Sumberdaya Alam) Berdasarkan
Kriteria Penilaian
Karena angka 2.33 lebih mendekati angka 2, maka disimpulkan
bahwa potensi sumberdaya alam di permukiman nelayan eksisting
tergolong kurang
Tabel 5.10 Evaluasi Potensi Ekonomi (Sumberdaya Alam)
Berdasarkan Kriteria Penilaian
Sumberdaya Manusia Kondisi Eksisting Nilai
Pendidikan
Lulus SD 19 org, diatas SD 7 org 1
Tidak Lulus SD 21 org 1
Rata-rata 1
angka satu (1) menyatakan kondisi buruk. Dapat disimpulkan
bahwa kualitas sumberdaya manusia menurut tingkat
pendidikan adalah buruk. Namun potensi sumberdaya manusia
tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikan, tetapi juga dari
pengalaman sebagai nelayan dan karakteristik masyarakat
5.2.3 Arahan Pengembangan Potensi Permukiman Nelayan di
Kawasan Pasar Sentral Raha
POTENSI KELEMBAGAAN NELAYAN (POLITIK)
Eksisting Kriteria ARAHAN
Belum terdapat lembaga
(rukun) nelayan karena
pemahaman minim
Keberadaan lembaga
masyarakat lokal
Manfaat kelembagaan
terhadap kehidupan
masyarakat
Kelembagaan rukun
nelayan perlu dibentuk
agar nelayan selalu terpacu
dalam persaingan sehat
POTENSI KEMANDIRIAN NELAYAN (EKONOMI)
Eksisting Kriteria ARAHAN
Pekerjaan kenelayanan di
darat meliputi pengasapan
ikan dan penjual ikan
Pendapatan nelayan rata-
rata 700rb-1 juta.
Koperasi membantu
kehidupan ekonomi
nelayan
Kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan
hidup
Kemandirian masyarakat
dalam kehidupan ekonomi
Konsep smoked fish-to-go,
yaitu proses-package-dan
penjualan dilakukan di
permukiman nelayan
Pengadaan koperasi
nelayan
Tabel 5.11 Arahan Penataan Lingkungan Non Fisik Permukiman Nelayan Laino Pantai
POTENSI KEMASYARAKATAN (SOSIAL)
Eksisting Kriteria ARAHAN
Hasil Penilaian : 1 (Buruk)
Tingkat pendidikan nelayan
sangat minim
Melaut dan kegiatan nelayan
lainnya dimulai sejak SD
Pribadi nelayan yang tekun
dan bekerja keras
Peran istri sangat besar dalam
proses kenelayanan di darat
Kualitas Sumberdaya
Manusia
Generasi muda nelayan
sebaiknya dibekali
pendidikan formal mengenai
kelautan. Jika mungkin sejak
SD karena tidak bisa dijamin
bahwa mereka dapat
mengenyam pendidikan
lebih tinggi dari itu kecuali
pendidikan bebas biaya
POTENSI KEUNIKAN DAN PARIWISATA (BUDAYA)
Eksisting Kriteria ARAHAN
Pekerjaan turun temurun
Mampu bekerjasama dalam
tim
Kegiatan kemasyarakatan
rutin dilakukan
Aktif dalam berbagai lomba
perahu
Kegiatan unik untuk
dilestarikan
Kegiatan lomba perahu
dapat
dijadikan point of interest.
Ruang pengolahan diadakan
dengan pola per ruang untuk
2-3 orang (pola bekerja di
darat)
KESIMPULAN
Arahan penataan sekitar kawasan Pasar Sentral Raha, khususnya
di permukiman nelayan Laino Pantai adalah sebagai berikut :
1. Lokasi Geografis
• Aksebilitas memadai keluar dan kedalam permukiman
• Aksebilitas nelayan terhadap shoreline melalui jalur khusus
• Ketersidiaan dermaga yang dekat dengan permukiman
2. Lingkungan Alam
• Penetapan Garis Sempadan Pantai min. 100 meter dari titik
pasang tertinggi
• Penetapan Daratan Pantai dengan fungsi permukiman dan
pengolahan selebar 400m – 2 km dari GSP
• Pemikiran terhadap isu pemanasan global dan antisipatif
terhadap kenaikan muka air laut.
3. Lingkungan Binaan (Ruang Permukiman)
• Orientasi dua arah bagi permukiman nelayan tangguh dan
pengolah ikan, yaitu waterfront dan inside-out tersusun dalam
komposisi ruang yang berulang (continuity of space)
• Penggunaan central space dalam cluster sebagai ruang pengolah
dangan barrier tertentu
• Mempertahankan struktur ruang sosial yang telah terbentuk
sebelumnya dalam permukiman eksisting.
4. Sarana dan Prasarana
• Penyediaan air bersih di ruang permukiman dan ruang
pengolahan
• Pengadaan jalan sebagai sarana transportasi sekaligus pencegah
perambatan kebakaran dan evakuasi melalui jarak yang telah
ditetapkan
• Perbaikan/pengadaan drainase sesuai panjang jalan
• Penyediaan sistem IPAL atau Sisitem UASP pada kawasan pesisir
• Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik
• Pengadaan Koperasi sebagai sarana ekonomi penduduk ekonomi
nelayan
Potensi yang dapat dikembangkan di permukiman Laino Pantai
dan arahan pengembangan potensi kampung nelayan Laino
Pantai adalah sebagai berikut:
1. Potensi Kelembagaan Nelayan (Politik)
Mempertahankan kelembagaan lokal yang sudah ada,
membentuk kelompok nelayan yang terorganisir dan
memacu persaingan sehat serta pembinaan kenelayaan
sejak dini
2. Potensi Kemandirian Nelayan (Ekonomi)
Mengembangkan sentral Industri pengasapan melalui
konsep smoke fish-to-go, yaitu proses, kemas dan jual dalam
suatu area
3. Potensi Kemasyarakatan (Sosial)
Mengasah kemampuan formal dan Informal kenelayanan
sejak dini (eksrakulikuler tingkat SD)
4. Potensi Pariwisata (Budaya)
Lomba Perahu yang semakin menarik karena dilalui jalan
lingkar kota Raha sepanjang pantai.
Arahan penataan yang didapatkan dengan proses
environtmental probalism mengahsilkan preferensi
masyarakat sebagai berikut :
Dari preferensi responden didapatkan bahwa pada
ruang permukiman yang paling sesuai dengan pola
kehidupan nelayan Laino Pantai adalah pola
permukiman tepi pantai (waterfront) dan cluster.
Perumahan waterfront mirip dengan perumahan tepi
jalan, berorientasi kepada unsur air sebagai arah hadap.
Pola perumahan tipe ini sangat sesuai dengan
karakteristik nelayan yang setip hari melaut (nelayan
tangguh). Sedangkan tipe cluster yaitu rumah dengan
orientasi pada meeting space di tengah, sesuai untuk
mereka yang bekerja sebagai pengolah ikan.
Saran - Saran
• Pemerintah Daerah Kabupaten Muna dengan
secepatnya memperhatikan/menata Permukiman
Nelayan Laino Pantai, dimana kawasan sekitarnya
mempunyai potensi yang besar sebagai kawasan
perdagangan dan wisata karena akan menjadi
wajah sentral Kota Raha di waktu yang akan
datang.
• Semoga segala kekurangan pada saat ini, menjadi
bahan masukan bagi program yang sama untuk
angkatan selanjutnya.
Sekian Terimakasih,
Semoga TYME memberkati kita,
Wabilahi taufiq Walhidayah

More Related Content

What's hot

Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkLampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkDewi Hadiwinoto
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...infosanitasi
 
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkPermen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkDewi Hadiwinoto
 
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureArtikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureWahyu Yuns
 
panduan pengelolaan das mikro berbasis masyarakat
panduan pengelolaan das mikro berbasis masyarakatpanduan pengelolaan das mikro berbasis masyarakat
panduan pengelolaan das mikro berbasis masyarakatMohd. Yunus
 
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...Oswar Mungkasa
 
Rpkpm hk lingkungan
Rpkpm hk lingkunganRpkpm hk lingkungan
Rpkpm hk lingkunganWahyu Yuns
 
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan PersampahanJoy Irman
 
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJMUpaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJMalizias_boys
 
Pedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimanPedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimaninfosanitasi
 
best practices scbfwm 2014 regional lampung
best practices scbfwm 2014 regional lampungbest practices scbfwm 2014 regional lampung
best practices scbfwm 2014 regional lampungMohd. Yunus
 
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...Joy Irman
 
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)Ade Soekadis
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...bramantiyo marjuki
 
KONSEP PENGELOLAAN SITU
KONSEP  PENGELOLAAN SITUKONSEP  PENGELOLAAN SITU
KONSEP PENGELOLAAN SITUAnton Riyanto
 
Presentation by Tropenbos
Presentation by TropenbosPresentation by Tropenbos
Presentation by TropenbosGPFLR
 

What's hot (20)

Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkLampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
 
2 dinas kehutanan
2 dinas kehutanan2 dinas kehutanan
2 dinas kehutanan
 
Laporan krl
Laporan krlLaporan krl
Laporan krl
 
IPS Geografi
IPS GeografiIPS Geografi
IPS Geografi
 
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkPermen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
 
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureArtikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
 
panduan pengelolaan das mikro berbasis masyarakat
panduan pengelolaan das mikro berbasis masyarakatpanduan pengelolaan das mikro berbasis masyarakat
panduan pengelolaan das mikro berbasis masyarakat
 
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ber...
 
Rpkpm hk lingkungan
Rpkpm hk lingkunganRpkpm hk lingkungan
Rpkpm hk lingkungan
 
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
 
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJMUpaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
Upaya Pengintegrasian KLHS Dalam RPJM
 
Pedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukimanPedoman umum 3R permukiman
Pedoman umum 3R permukiman
 
best practices scbfwm 2014 regional lampung
best practices scbfwm 2014 regional lampungbest practices scbfwm 2014 regional lampung
best practices scbfwm 2014 regional lampung
 
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
 
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
Modul Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
 
Mp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaanMp sdm lh furqaan
Mp sdm lh furqaan
 
KONSEP PENGELOLAAN SITU
KONSEP  PENGELOLAAN SITUKONSEP  PENGELOLAAN SITU
KONSEP PENGELOLAAN SITU
 
Presentation by Tropenbos
Presentation by TropenbosPresentation by Tropenbos
Presentation by Tropenbos
 

Viewers also liked (20)

nelayan
nelayannelayan
nelayan
 
Ujian terbuka new
Ujian terbuka newUjian terbuka new
Ujian terbuka new
 
Booklet Eksperimental Arsitektur Desain
Booklet  Eksperimental Arsitektur DesainBooklet  Eksperimental Arsitektur Desain
Booklet Eksperimental Arsitektur Desain
 
tentang tangga
tentang tanggatentang tangga
tentang tangga
 
Studi penataan dan pengembangan kawsan permukiman di Kepulauan Seribu
Studi penataan dan pengembangan kawsan permukiman di Kepulauan SeribuStudi penataan dan pengembangan kawsan permukiman di Kepulauan Seribu
Studi penataan dan pengembangan kawsan permukiman di Kepulauan Seribu
 
Buku kearifan lokal
Buku kearifan lokalBuku kearifan lokal
Buku kearifan lokal
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
 
SEKTOR PERIKANAN
SEKTOR PERIKANANSEKTOR PERIKANAN
SEKTOR PERIKANAN
 
Tangga
TanggaTangga
Tangga
 
Progress TA
Progress TAProgress TA
Progress TA
 
Project Report
Project ReportProject Report
Project Report
 
Clinton cash machine causing woes for Hillary
Clinton cash machine causing woes for HillaryClinton cash machine causing woes for Hillary
Clinton cash machine causing woes for Hillary
 
Let us think
Let us thinkLet us think
Let us think
 
Cv
CvCv
Cv
 
Animation
AnimationAnimation
Animation
 
Different ways to say "I miss you"
Different ways to say "I miss you"Different ways to say "I miss you"
Different ways to say "I miss you"
 
Playground Manners
Playground MannersPlayground Manners
Playground Manners
 
03 SFGH FNS Quarterly Report Sept 2015_CW
03 SFGH FNS Quarterly Report Sept 2015_CW03 SFGH FNS Quarterly Report Sept 2015_CW
03 SFGH FNS Quarterly Report Sept 2015_CW
 
Germany debt collecting services
Germany debt collecting servicesGermany debt collecting services
Germany debt collecting services
 
Dubai maids
Dubai maidsDubai maids
Dubai maids
 

Similar to Artkelll 1

Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxAswar Amiruddin
 
Kak studi permukiman baru loteng
Kak studi permukiman baru lotengKak studi permukiman baru loteng
Kak studi permukiman baru lotengamrin syahrafi
 
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...samranadji
 
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxKelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxUliCristina
 
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Luhur Moekti Prayogo
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxNazsywaNurfatiha
 
PPT SOSIALISASI KALPATARU 2024-OK-13Jan2024.pdf
PPT SOSIALISASI KALPATARU 2024-OK-13Jan2024.pdfPPT SOSIALISASI KALPATARU 2024-OK-13Jan2024.pdf
PPT SOSIALISASI KALPATARU 2024-OK-13Jan2024.pdfLisaSekar1
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangSeptinia Silviana
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMDGT
 
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau KecilModul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau KecilAji Sahdi Sutisna
 
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literaturDigital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literaturafif fifku
 
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Samson Supeno
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 

Similar to Artkelll 1 (20)

Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
 
4. rev penyelenggaraan pbl matrikulasi cc_2014_bu ira
4. rev penyelenggaraan pbl  matrikulasi cc_2014_bu ira4. rev penyelenggaraan pbl  matrikulasi cc_2014_bu ira
4. rev penyelenggaraan pbl matrikulasi cc_2014_bu ira
 
Kak studi permukiman baru loteng
Kak studi permukiman baru lotengKak studi permukiman baru loteng
Kak studi permukiman baru loteng
 
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT...
 
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxKelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
 
Paper rpp-desa
Paper rpp-desaPaper rpp-desa
Paper rpp-desa
 
Hutan rahmawaty10
Hutan rahmawaty10Hutan rahmawaty10
Hutan rahmawaty10
 
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
 
PPT pengling.pptx
PPT pengling.pptxPPT pengling.pptx
PPT pengling.pptx
 
slide_tugas_DPL Coremap_2011.ppt
slide_tugas_DPL Coremap_2011.pptslide_tugas_DPL Coremap_2011.ppt
slide_tugas_DPL Coremap_2011.ppt
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
 
PPT SOSIALISASI KALPATARU 2024-OK-13Jan2024.pdf
PPT SOSIALISASI KALPATARU 2024-OK-13Jan2024.pdfPPT SOSIALISASI KALPATARU 2024-OK-13Jan2024.pdf
PPT SOSIALISASI KALPATARU 2024-OK-13Jan2024.pdf
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
 
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
 
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau KecilModul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
Modul Panduan Pemetaan Pemetaan Partisipatif Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
 
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literaturDigital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
Digital 129140 t 24950 respon risiko--literatur
 
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
Bukupedomanfull 121227201851-phpapp01
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Rev usman sinergi dalam plp_city changer_2014
Rev usman sinergi dalam plp_city changer_2014Rev usman sinergi dalam plp_city changer_2014
Rev usman sinergi dalam plp_city changer_2014
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Artkelll 1

  • 1. PENATAAN PERMUKIMAN NELAYAN DI KAWASAN PASAR SENTRAL RAHA (Studi Kasus : Permukiman Nelayan Laino Pantai, Laiworu Kab.Muna) Oleh : SYAMSUL BAHRI 3208201834 Surabaya, 03 Februari 2010
  • 2. Bab 1 Latar Belakang • Kota merupakan sumber penghasilan, akumulasi dan konsentrasi kesempatan kerja (sumber kekuatan ekonomi), fasilitas, pelayanan (Sadyohutomo, 2008) • Urbanisasi telah menjadi bagian penting dari pembangunan di sebagian besar negara sebagai usaha yang dilakukan sekelompok manusia dalam mencapai perbaikan standar hidup yang berkualitas (UN Habitat, 1996) • Rencana tata ruang belum berfungsi secara efektif sebagai dasar pengembangan prasarana kota, pertambahan prasarana kota dan wilayah yang dibangun terlalu sedikit sehingga tidak memadai dengan pertumbuhan kebutuhan penduduk, pembangunan prasarana umum terlambat, sementara wilayah perencanaan berkembang menjadi bangunan permanen yang tidak sesuai rencana, prasarana umum belum dimanfaatkan optimal (Sadyohutomo, 2008)
  • 3. Bab 1 Latar Belakang Perumusan Masalah : • Bagaimana Arahan Penataan Permukiman yang sesuai dengan kehidupan dan kegiatan sehari-hari para nelayan di daerah Laino Pantai? • Potensi Apa yang dapat dikembangkan di Permukiman Nelayan Laino Pantai? • Bagaimana Arahan Pengembangan Potensi Permukiman Nelayan Laino Pantai tsb? Tujuan Penelitian : • Menemukan arahan penataan sekitar kawasan Pasar Sentral Raha, khususnya di Permukiman Nelayan Laino Pantai, sesuai dgn Misi KSNPP dgn pendekatan perlindungan dan perbaikan kualitas dan keseimbangan linkungan permukiman di kota Raha. • Mengidentifikasi potensi yang dapat dikembangkan di Permukiman Nelayan L.P. • Menemukan Arahan Pengembangan Potensi Permukiman Nelayan L.P.
  • 4. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan, Permukiman, dan Lingkungan • Pembangunan dalam konteks penataan dan pengembangan wilayah adalah berbagai jenis kegiatan, baik yang mencakup sektor pemerintah maupun masyarakat dilaksanakan dalam rangka memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat (Santosa, 2000) • perumahan bukanlah kata benda, melainkan kata kerja yang berkaitan dengan kondisi sosial dan ekonomi penghuni (Turner, 1972) • Disebutkan dalam kutipan Turner (1972) bahwa peran penghuni sangat dibutuhkan untuk terlibat dalam peran pembangunan permukiman
  • 5. 2.2 Pedoman Penataan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman • Studi mengenai penataan permukiman masyarakat ini memiliki acuan kepada isu-isu utama baik yang bersifat universal sesuai yang dicanangkan Habitat Agenda II maupun yang bersifat lokal dan sesuai dengan lokasi studi, yaitu dari Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman • Wacana yang didapat dapat mengarahkan dan memberikan fokus jelas terhadap kriteria penataan yang ingin dicapai
  • 6. 2.2.1 Isu Utama dalam Habitat Agenda II • Perumahan Layak untuk Semua/Adequate Shelter for All • Permukiman yang Berkelanjutan/Sustainable Human Settlement 2.2.2 Pedoman Perumahan dan Permukiman di Indonesia Berlandaskan UU No.4/1992 mengenai Perumahan dan Permukiman, telah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP) pada tahun 1999 sebagai suatu pedoman penyusunan kebijakan teknis, perencanaan, pemrograman, dan kegiatan yang terkait dengan Perumahan dan Permukiman. Penelitian ini berpedoman pada visi KSNPP yaitu berusaha mewujudkan perumahan yang layak untuk semua dalam lingkungan yang berkelanjutan melalui studi penataan permukiman. Pengembangan potensi sumberdaya juga dipelajari berdasarkan misi KSNPP
  • 7. 2.3 Penataan dan Pengembangan Permukiman dan Lingkungan 2.3.1 Teori Penataan dan Pengembangan Kawasan dengan Interaksi Dua Arah (Man – Environment Studies) Man-Environment Studies, yaitu sebuah studi mengenai hubungan saling menguntungkan (mutual interaction) antara manusia dengan lingkungan terbangun di sekitarnya (3 variabel) : 1.Karakteristik manusia sebagai pembentuk karakter lingkungan 2.Lingkungan Fisik dan Manusia 3.Mekanisme yang menghubungkan antara manusia dengan lingkungan dalam interaksi dua arah
  • 8. • Ada beberapa aspek fundamental yang melengkapi organisasi keruangan (Rapoport,1977), yaitu: 1. Tatanan Ruang - Organization of space yaitu merupakan tatanan lingkungan dan menciptakan hubungan antara manusia dengan lingkungannya 2. Tatanan berdasarkan Makna - Organization of meaning 3. Tatanan berdasarkan Waktu - Organization of time 4. Tatanan berdasarkan Komunikasi - Organization of communication Dari berbagai organisasi dalam lingkungan tersebut, penataan kawasan permukiman dalam studi ini dibatasi dalam lingkup organisasi ruang (space organization) saja. Hal ini disebabkan karena tujuan penelitian adalah mencari rumusan pola tatanan (space organization) sekaligus menjaga agar fokus studi tidak meluas
  • 9. 2.3.2 Definisi dan Prinsip Teori Empiris Praktis Penataan merupakan sebuah kegiatan membentuk benda, energi, dan proses menuju sebuah kebutuhan dan keinginan yang dimiliki seorang atau sekelompok manusia (Van Der Ryn, 1996) Prinsip sustainable memiliki poin-poin sebagai acuan dalam melakukan analisa potensi, penataan, dan pengembangan di masyarakat (Vales,1991) :  Efisiensi Energi (Conserving Energy)  Penyesuaian terhadap Iklim (Working with Climate)  Membudayakan Daur Ulang (Minimizing New Resources)  Menghargai Pengguna (Respect for Users)  Menghargai Lingkungan (Respect for Site)  Menyeluruh (Holism) Respect for users dipilih sebagai fokus karena pendekatan terhadap studi penataan ini adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan permukiman
  • 10. 2.3.3 Definisi dan Prinsip Teori Fenomenologi Pada dasarnya berbagai pola penciptaan tempat menghasilkan karakter permukiman menjadi beberapa tipe dasar dari organisasi ruang berikut (Norberg-Schulz, 1971): 1. Tipe dasar Cluster 2. Tipe dasar Row 3. Tipe dasar Enclosure karakter permukiman dapat dilihat dari organisasi ruang permukiman (Rapoport ,1977): 1.Orientasi permukiman mengelilingi central space Gambar 2.2 Dwelling surrounding the central space; Terdapat bermacam bentuk pola permukiman dengan organisasi yang mirip
  • 11. Gambar 2.3 Street related housing (kiri) dan waterfront housing (kanan) 2. Orientasi permukiman menyusuri jalan/along the streets Terdapat dua macam organisasi dalam orientasi ini, yaitu rumah berada di sepanjang jalan dan berseberangan dengan rumah lain atau rumah berada di sepanjang jalan dan berseberangan dengan unsur air (waterfront).
  • 12. Gambar 2.4 The inside-out city; Orientasi ke dalam memiliki domain privat-publik 3. Orientasi kearah dalam (inside-out city)
  • 13. 2.4.1 Klasifikasi Nelayan Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, nelayan dibagi menjadi tiga kategori (Brata ,2005), yaitu: • Nelayan Tani • Nelayan Pekerja • Nelayan Juragan 2.4.2 Permukiman Pantai sebagai Tempat Tinggal Nelayan Beberapa permukiman pantai dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Refshauge, 2003): • Kota Pantai/Coastal Cities - penduduk lebih dari 20,000 orang • Kampung Kota Pantai/Coastal Towns - 3,000-20,000 orang • Desa Pantai/Coastal Villages - jumlah populasi hingga 3,000 orang • Daerah Berpusat di Pantai/Inland Coastal Centres - • Permukiman Pantai Baru/New Coastal Settlements
  • 14. 2.4.3 Program Pemerintah terhadap Permukiman Pesisir Program pemerintah dalam usaha memperbaiki kehidupan permukiman pesisir tercantum pada kebijakan Depkimpraswil, 2004 mengenai penataan ruang : 1. Perbaikan Kawasan Kumuh Nelayan 2. Penyediaan Prasarana dan Sarana Desa-Desa Pesisir/Nelayan Program pemerintah Kabupaten Muna mengenai penataan permukiman pesisir tersebut diwujudkan dalam Masterplan Kabupaten Muna (RTRW Kabupaten Muna 2003-2013) untuk pengembangan daerah pesisir yang dimiliki Kabupaten Muna. Sepanjang pantai Timur Kota Raha Kabupaten Muna akan ditetapkan sebagai kawasan lindung, suaka alam, budaya, fasilitas olah raga air, pengembangan kawasan budidaya & kawasan perdagangan
  • 15. BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel dari Ringkasan Teori Klasifikasi variabel dari hasil kajian pustaka adalah sebagai berikut: • Variabel Tergantung/Terikat (Dependent Variable) 1. Potensi Lokasi Permukiman Nelayan 2. Profil Penduduk dan Kegiatan 3. Alternatif Kriteria Penataan berbasis Prinsip Probabilisme • Variabel Bebas 1. Letak Geografis 2. Topografi dan Iklim 3. Kondisi Daerah Pantai
  • 16. 3.2 Strategi Penelitian Metodologi atau format dari sebuah penelitian didefinisikan oleh Creswell (1994) sebagai proses keseluruhan dalam penelitian, dimulai dari identifikasi masalah hingga analisa data dengan penggunaan metode-metode tertentu Studi penataan ini bersifat empiris praktis, sehingga akan digunakan strategi kualitatif dalam metode penelitiannya
  • 17. 3.3 Taktik Penelitian • Pengumpulan Data 1. Kuisioner/Questionnaire 2. Pengamatan/Observation 3. Wawancara Mendalam/In Depth Interview 4. Pengumpulan Data Sekunder 5. Rekam Visual/Photograph • Metoda Analisis 1. memeriksa hasil data 2. Mentabulasikan hasil jawaban 3. Menyelidiki kemungkinan terjadinya inkonsistensi dalam data Analisis dilakukan dengan memakai standar yang telah dikeluarkan oleh Departeman Pekerjaan Umum
  • 18. • Penentuan Sampel 1. Kriteria Responden • Nelayan laut dan memiliki jukung sendiri • Nelayan laut dan tidak memiliki jukung sendiri (pandega) • Petambak • Pengolah dan penjual hasil tangkapan • Pemilik industri rumah tangga hasil tangkapan 2. Jumlah Responden jumlah total nelayan yang tergabung adalah 124 orang Responden yang terlibat, baik dalam pengisian kuisioner, diskusi kelompok, dan wawancara mendalam berjumlah 40 orang (32.25%)
  • 19. Gbr. Cara Pengambilan Data Responden Responden diambil secara acak yg dapat mewakli dari tiap2 bagian lokasi t4 tinggal
  • 20. 3.4 Tahapan Penelitian • Tahap Pra Lapangan o Melakukan pendalaman terhadap masalah yang sudah dirumuskan dengan cara studi literature o Merumuskan hipotesa dan menyusun rancangan penelitian o Menyiapkan instrumen penelitian berupa kegiatan pengumpulan data (telah dijelaskan sebelumnya) untuk tahap pekerjaan lapangan • Tahap Pekerjaan Lapangan o Melaksanakan pengumpulan data sekunder o Melaksanakan kegiatan pengumpulan data • Tahap Pengolahan Data o Melakukan analisis data dari yang telah dikumpulkan o Menarik kesimpulan awal dari hasil penelitian o Melakukan pengujian kesimpulan awal dengan mengajukan hasilnya kepada responden dan pihak terkait o Menarik kesimpulan akhir o Penyusunan laporan
  • 21. BAB 4 KONDISI LOKASI PENELITIAN Gbr. Peta Prop. SultraGbr. Peta P. Sulawesi Lokasi Penelitian
  • 22. • Dalam menilai komponen lingkungan yang baik digunakan klasifikasi berdasarkan aspek fisik dan non fisik (Johan Silas, 1985). Aspek fisik meliputi letak geografis, lingkungan alam dan binaan, sarana dan prasarana lingkungan. Sedangkan aspek non fisik meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Peta Kelurahan Laiworu Lokasi Penelitian Desa Wakorambu Desa Wawesa Selat Buton
  • 23. Yg Menjadi Nilai Lebih PPI Lokasi br Pasar Sentral Jln Lingkar Pasar Sentral
  • 24. Keberadaan berbagai prasarana dikel. Laiworu Jln lingkungan Jln lingkungan Jln penghubung
  • 25. Keberadaan berbagai sarana dikel. Laiworu Ktr Kelurahan Pasar Sentral Sekolah Perikanan Masjid
  • 26. BAB 5 ANALISA DAN PEMBAHASAN Man-Environment Studies (Rapoport, 1977) - Sketsa di Laino Pantai Penilaian Kondisi Fisik Permukiman (Eksisting) Kondisi Fisik Permukiman Ideal sesuai Masyarakat Lokal (Future) Arahan Penataan Kawasan Permukiman (Output 1) Penilaian Kondisi Non-Fisik Permukiman (Eksisting) Kondisi Non-Fisik yang berpotensi untuk dipertahankan dan dikembangkan berdasarkan Arahan Penataan Lingkungan Fisik Arahan Pengembangan Potensi Permukiman (Output 2) Environtmen to Man Man to Environtmen
  • 27. 5.1 Pencapaian Arahan Penataan Permukiman Nelayan Laino Pantai - Kebijakan Kimpraswil, 2002 - Pembangunan kondisi fisik merupakan salah satu dari aspek penataan permukiman yang layak tinggal (Johan Silas, 1985) Kondisi fisik tersebut meliputi lokasi geografis, lingkungan alam dan binaan, serta sarana dan prasarana Tahab-tahab : 1. Mengevaluasi Kondisi Eksisting; Standar Ditjen Cipta Karya (Dept. PU, 1975) 2. Mengevaluasi Permukiman Nelayan terhadap kriteria dan standar Departrmen PU yang berlaku secara Umum; 3. Mengevaluasi Keterlibatan Masyarakat; hasil wawancara dengan tokoh dan masyarakat setempat
  • 28. 5.1.1 Penilaian Kondisi Fisik Eksisting Permukiman Nelayan Laino Pantai PERMUKIMAN Kondisi Eksisting Nilai Perumahan nelayan cukup baik dengan luasan rata-rata 7 m²/orang 3 Air bersih tidak tersedia di setiap rumah 2 Terdapat jalan setapak dari tanah yg tdk beraturan 2 Pematusan Ada, 25% panjang jalan 2 Tempat Sampah , Sampah tdk tertampung 2 MCK Dipakai oleh ≤ 2 keluarga 4 Balai desa Menampung semua` 5 Pasar, Jarak < 1km 5 Rata-rata 3,13 Tabel 5.2 Evaluasi Kondisi Eksisting Berdasarkan Kriteria Penilaian Karena angka 3.3 lebih mendekati angka tiga, maka disimpulkan bahwa kondisi eksisting permukiman nelayan msh cukup baik.
  • 29. Tabel 5.4 Evaluasi Kondisi Lingkungan Alam Berdasarkan Kriteria Penilaian KONDISI LINGKUNGAN ALAM Kondisi Eksisting Nilai Bakau, > 40% Garis pantai 3 Pantai, Kecuraman < 20% 3 Lahan Desa, Terbangun ≥ 60% 3 Produktivitas Tanah < 40% 2 Rata-rata 2,75 Karena angka 2.75 lebih mendekati angka tiga, maka disimpulkan bahwa kondisi lingkungan alam di permukiman nelayan eksisting masih masih cukup baik.
  • 30. 5.1.2 Pembahasan Kriteria Lingkungan Fisik Permukiman Nelayan berdasarkan Rencana Pemerintah, Standar, dan Masyarakat 1. Lokasi Geografis Hal yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat mengenai lokasi permukiman mereka adalah kemudahan akses terhadap pantai dan penambatan perahu 2. Lingkungan Alam Kesulitan yang dialami sebagian besar nelayan berkaitan dengan keberadaan proyek Jalan Lingkar Kota adalah penempatan perahu yang belum dirasakan aman 3. Lingkungan Binaan
  • 31. Tabel 5.5 Preferensi Masyarakat mengenai Orientasi Ruang Permukiman Variabel Preferensi Responden Teoritik Lingkungan Binaan Berdasarkan Preferensi Orientasi Ruang Permukiman Perempuan Hadap Tetangga Cluster: orientasi inside out Laki-Laki Hadap Pantai>tetangga Waterfront: orientasi jalan & Pantai Nelayan Tangguh Hadap pantai>tetangga Waterfront: orientasi jalan & Pantai Petambak Hadap pantai=tetangga Orientasi inside out Pengolah Ikan Hadap pantai<tetangga Cluster: orientasi inside out Dari preferensi dan wacana literatur di atas : 1. Aksebilitas yang baik antara tempat tinggal dengan pekerjaan 2. Ruang pengolahan yang tidak menggangu kesehatan dan merusak lingkungan ruang permukiman nelayan.
  • 32. • Orientasi waterfront, yaitu orientasi permukiman yang terhubung langsung dengan jalan dan unsur air akan sangat mendukung pekerjaan nelayan tangguh. Orientasi inside-out (terbalik/ke dalam) akan sangat pendukung pekerjaan pengolah ikan, karena central space yang menjadi orientasi kedalam dapat menjadi ruang pengolahan ikan. Kedua orientasi tersebut tergabung dalam komposisi berulang dalam organisasi ruang • Gambar 5.2 Orientasi waterfront (kiri), orientasi inside-out (tengah), dan komposisi berulang dalam organisasi ruang (kanan) • Sumber : Rapoport, 1977
  • 33. 4. Prasarana Transportasi Keberadaan jarak antar bangunan untuk pencegahan kebakaran, jsebagai sarana ambulan atau pertolongan pertama, baik terhadap evakuasi kebakaran, bencana alam, maupun mereka yang mengalami sakit 5. Penyediaan Air Bersih Respon terbesar dari masyarakat mengenai penyediaan prasarana pada rencana permukiman nelayan adalah penyediaan air bersih 6. Sistem Drainase Masyarakat memberikan respon atau keluhan mengenai sistem drainase karena hal ini sangat mengganggu aktivitas mereka, apalagi dimusim hujan 7. Sistem Pengolahan Limbah Sistem pengolahan limbah (IPAL) belum tersedia di lokasi eksisting
  • 34. 8. Pertamanan, Pemakaman, dan Kebersihan Masyarakat memberikan respon atau keluhan mengenai sampah karena hal ini mengganggu aktivitas mereka 9. Sarana Ekonomi Sarana ekonomi pada kondisi eksisting cukup baik. Terdapat Pasar sentral Raha yang merupakan pusat perdagangan Kabupaten Muna, PPI, serta toko – toko disekitar kawasan
  • 35. Tabel 5.6 Arahan Penataan Lingkungan Fisik Permukiman Nelayan Laino Pantai LOKASI GEOGRAFIS Eksisting Kriteria ARAHAN Terletak tepat di sebelah disebelah Barat Jalan Lingkar Kota Raha & di sebalah Utara Pasar Sentral Raha Aksesibilitas , Jangkauan terhadap garis pantai Kemudahan aksesibilitas keluar dan ke dalam. Kemudahan nelayan dalam mencapai garis pantai dan kedekatan lokasi tempat tinggal dengan dermaga LINGKUNGAN ALAM Eksisting Kriteria ARAHAN Hasil Penilaian : 3 (cukup) Hutan bakau >40% garis pantai. Kondisi tercampur dengan sampah. Keberadaan konservasi hutan bakau Penetapan Garis Sempadan Pantai Perwilayahan fungsi kawasan Tanggapan terhadap isu global warming Hutan bakau diremajakan dengan pengadaan wetland setidaknya 60% garis pantai GSP ditetapkan minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi Lebar daratan pantai 400-2 km Beberapa aktivitas darat harus terlindung dari kemungkinan banjir karena semakin naiknya permukaan laut akibat pemanasan global 5.1.3 Arahan Penataan Kawasan Permukiman Nelayan di Kawasan Pasar Sentral Raha
  • 36. LINGKUNGAN BINAAN Eksisting Kriteria ARAHAN Hasil Penilaian : 3 (cukup) Permukiman tumbuh secara tidak merata Tidak semua rumah memiliki akses terhadap jalan Struktur ruang permukiman yang mempertahankan ruang sosial Organisasi ruang berbentuk cluster dengan mempertahankan ruang sosial didalamnya Orientasi ganda pada setiap rumah yang penghuninya bekerja sebagai nelayan dan pengolah ikan (waterfront dan inside out clustering) PRASARANA AIR BERSIH Eksisting Kriteria ARAHAN Hasil Penilaian : 2 (Kurang) Tidak semua warga mendapatkan air bersih melalui PDAM. Sebagian besar masih membeli dari penjual air keliling. Akses terhadap air bersih Penyediaan air bersih menjadi fokus utama pada prasaran perencanaan permukima Kemudahan mendapat air bersih adalah hak setiap orang. Pihak penyedia sebaiknya memudahkan penyediaan min. 50 liter/hari/orang
  • 37. PRASARANA TRANSPORTASI Eksisting Kriteria ARAHAN Hasil Penilaian : 2(kurang) Jalan lingkungan terbuat dari aspal tetapi banyak yang rusak dan jalan setapak tidak beraturan Kondisi/material pembuat jalan Jalan tidak hanya sebagai sarana transportasi, namun juga sebagai pencegah perambatan kebakaran dan jalan ambulan Pengadaan jalan yang lebar (minimal 5 m pada jalan lingkungan, dan 3 m pada jalan penghubung) Pencapaian jalan ke setiap rumah PRASARANA PEMATUSAN/DRAINASE Eksisting Kriteria ARAHAN Hasil Penilaian : 2(kurang) Panjang sistem drainase 25% dari panjang jalan Sistem drainase yang sesuai dengan kondisi daratan pantai Perbaikan/pembangunan drainase, Dapat digunakan sistem drainase bentuk garpu sekaligus sebagai pola permukiman nelayan.
  • 38. PRASARANA PENGOLAHAN LIMBAH Eksisting Kriteria ARAHAN Belum ada Sistem pengolahan yang sesuai dengan daratan pantai Pengadaan Sistem IPAL dan dapat menggunakan teknologi UASB dan Johkasau yang cocok untuk daratan dengan muka air tanah tinggi PRASARANA PERTAMANAN, PEMAKAMAN, KEBERSIHAN Eksisting Kriteria ARAHAN Hasil Penilaian : 2(kurang) Terdapat TPS yang tidak layak, pengangkutan dilakukan setiap hari tapi tidak optimal, tidak tersedianya bak sampah disetiap rumah. Lapangan bola voli dan sepak bola menggunakan lahan kosong. Ketersediaan ruang terbuka Ketersediaan petugas kebersihan dan TPS, serta kesadaran masyarakat Ruang terbuka sebagai sarana olahraga Pengadaan TPS, pengangkutan dilakukan setiap hari, bak sampah di setiap rumah
  • 39. PRASARANA PEMATUSAN/DRAINASE Eksisting Kriteria ARAHAN Hasil Penilaian : 5 (baik sekali) Terdapat pasar, pelelangan ikan, maupun distribusi hasil tangkapan atau pengolahan komoditi Ketersediaan pasar, tempat pelelangan ikan, atau lokasi distribusi komoditi. Penguatan sistem distribusi melalui koperasi nelayan
  • 40. 5.2.1 Penilaian Kondisi Non Fisik Eksisting Permukiman Nelayan Laino Pantai sebagai Identifikasi Potensi POTENSI EKONOMI (SUMBERDAYA ALAM) Kondisi Eksisting Nilai Kelapa 1 Sawah 1 Ikan 5 Udang 1 Kerang 5 Ikan Hias 1 Rata-rata 2.33 Tabel 5.8 Evaluasi Potensi Ekonomi (Sumberdaya Alam) Berdasarkan Kriteria Penilaian Karena angka 2.33 lebih mendekati angka 2, maka disimpulkan bahwa potensi sumberdaya alam di permukiman nelayan eksisting tergolong kurang
  • 41. Tabel 5.10 Evaluasi Potensi Ekonomi (Sumberdaya Alam) Berdasarkan Kriteria Penilaian Sumberdaya Manusia Kondisi Eksisting Nilai Pendidikan Lulus SD 19 org, diatas SD 7 org 1 Tidak Lulus SD 21 org 1 Rata-rata 1 angka satu (1) menyatakan kondisi buruk. Dapat disimpulkan bahwa kualitas sumberdaya manusia menurut tingkat pendidikan adalah buruk. Namun potensi sumberdaya manusia tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikan, tetapi juga dari pengalaman sebagai nelayan dan karakteristik masyarakat
  • 42. 5.2.3 Arahan Pengembangan Potensi Permukiman Nelayan di Kawasan Pasar Sentral Raha POTENSI KELEMBAGAAN NELAYAN (POLITIK) Eksisting Kriteria ARAHAN Belum terdapat lembaga (rukun) nelayan karena pemahaman minim Keberadaan lembaga masyarakat lokal Manfaat kelembagaan terhadap kehidupan masyarakat Kelembagaan rukun nelayan perlu dibentuk agar nelayan selalu terpacu dalam persaingan sehat POTENSI KEMANDIRIAN NELAYAN (EKONOMI) Eksisting Kriteria ARAHAN Pekerjaan kenelayanan di darat meliputi pengasapan ikan dan penjual ikan Pendapatan nelayan rata- rata 700rb-1 juta. Koperasi membantu kehidupan ekonomi nelayan Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup Kemandirian masyarakat dalam kehidupan ekonomi Konsep smoked fish-to-go, yaitu proses-package-dan penjualan dilakukan di permukiman nelayan Pengadaan koperasi nelayan Tabel 5.11 Arahan Penataan Lingkungan Non Fisik Permukiman Nelayan Laino Pantai
  • 43. POTENSI KEMASYARAKATAN (SOSIAL) Eksisting Kriteria ARAHAN Hasil Penilaian : 1 (Buruk) Tingkat pendidikan nelayan sangat minim Melaut dan kegiatan nelayan lainnya dimulai sejak SD Pribadi nelayan yang tekun dan bekerja keras Peran istri sangat besar dalam proses kenelayanan di darat Kualitas Sumberdaya Manusia Generasi muda nelayan sebaiknya dibekali pendidikan formal mengenai kelautan. Jika mungkin sejak SD karena tidak bisa dijamin bahwa mereka dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi dari itu kecuali pendidikan bebas biaya POTENSI KEUNIKAN DAN PARIWISATA (BUDAYA) Eksisting Kriteria ARAHAN Pekerjaan turun temurun Mampu bekerjasama dalam tim Kegiatan kemasyarakatan rutin dilakukan Aktif dalam berbagai lomba perahu Kegiatan unik untuk dilestarikan Kegiatan lomba perahu dapat dijadikan point of interest. Ruang pengolahan diadakan dengan pola per ruang untuk 2-3 orang (pola bekerja di darat)
  • 44. KESIMPULAN Arahan penataan sekitar kawasan Pasar Sentral Raha, khususnya di permukiman nelayan Laino Pantai adalah sebagai berikut : 1. Lokasi Geografis • Aksebilitas memadai keluar dan kedalam permukiman • Aksebilitas nelayan terhadap shoreline melalui jalur khusus • Ketersidiaan dermaga yang dekat dengan permukiman 2. Lingkungan Alam • Penetapan Garis Sempadan Pantai min. 100 meter dari titik pasang tertinggi • Penetapan Daratan Pantai dengan fungsi permukiman dan pengolahan selebar 400m – 2 km dari GSP • Pemikiran terhadap isu pemanasan global dan antisipatif terhadap kenaikan muka air laut.
  • 45. 3. Lingkungan Binaan (Ruang Permukiman) • Orientasi dua arah bagi permukiman nelayan tangguh dan pengolah ikan, yaitu waterfront dan inside-out tersusun dalam komposisi ruang yang berulang (continuity of space) • Penggunaan central space dalam cluster sebagai ruang pengolah dangan barrier tertentu • Mempertahankan struktur ruang sosial yang telah terbentuk sebelumnya dalam permukiman eksisting. 4. Sarana dan Prasarana • Penyediaan air bersih di ruang permukiman dan ruang pengolahan • Pengadaan jalan sebagai sarana transportasi sekaligus pencegah perambatan kebakaran dan evakuasi melalui jarak yang telah ditetapkan • Perbaikan/pengadaan drainase sesuai panjang jalan • Penyediaan sistem IPAL atau Sisitem UASP pada kawasan pesisir • Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik • Pengadaan Koperasi sebagai sarana ekonomi penduduk ekonomi nelayan
  • 46. Potensi yang dapat dikembangkan di permukiman Laino Pantai dan arahan pengembangan potensi kampung nelayan Laino Pantai adalah sebagai berikut: 1. Potensi Kelembagaan Nelayan (Politik) Mempertahankan kelembagaan lokal yang sudah ada, membentuk kelompok nelayan yang terorganisir dan memacu persaingan sehat serta pembinaan kenelayaan sejak dini 2. Potensi Kemandirian Nelayan (Ekonomi) Mengembangkan sentral Industri pengasapan melalui konsep smoke fish-to-go, yaitu proses, kemas dan jual dalam suatu area 3. Potensi Kemasyarakatan (Sosial) Mengasah kemampuan formal dan Informal kenelayanan sejak dini (eksrakulikuler tingkat SD) 4. Potensi Pariwisata (Budaya) Lomba Perahu yang semakin menarik karena dilalui jalan lingkar kota Raha sepanjang pantai.
  • 47. Arahan penataan yang didapatkan dengan proses environtmental probalism mengahsilkan preferensi masyarakat sebagai berikut : Dari preferensi responden didapatkan bahwa pada ruang permukiman yang paling sesuai dengan pola kehidupan nelayan Laino Pantai adalah pola permukiman tepi pantai (waterfront) dan cluster. Perumahan waterfront mirip dengan perumahan tepi jalan, berorientasi kepada unsur air sebagai arah hadap. Pola perumahan tipe ini sangat sesuai dengan karakteristik nelayan yang setip hari melaut (nelayan tangguh). Sedangkan tipe cluster yaitu rumah dengan orientasi pada meeting space di tengah, sesuai untuk mereka yang bekerja sebagai pengolah ikan.
  • 48. Saran - Saran • Pemerintah Daerah Kabupaten Muna dengan secepatnya memperhatikan/menata Permukiman Nelayan Laino Pantai, dimana kawasan sekitarnya mempunyai potensi yang besar sebagai kawasan perdagangan dan wisata karena akan menjadi wajah sentral Kota Raha di waktu yang akan datang. • Semoga segala kekurangan pada saat ini, menjadi bahan masukan bagi program yang sama untuk angkatan selanjutnya.
  • 49. Sekian Terimakasih, Semoga TYME memberkati kita, Wabilahi taufiq Walhidayah