Presentasi Gymnospermae mencakup 4 divisi yaitu Cycadophyta, Pinophyta, Ginkgophyta, Gnetophyta berisi ciri ciri secara umum dan contohnya, lebih bagus dibuka dengan aplikasi Powerpoint 365, 2016 maupun 2019.
Menggunakan font Raleway yang bisa didownload di sini https://www.fontsquirrel.com/fonts/raleway
Presentasi Gymnospermae mencakup 4 divisi yaitu Cycadophyta, Pinophyta, Ginkgophyta, Gnetophyta berisi ciri ciri secara umum dan contohnya, lebih bagus dibuka dengan aplikasi Powerpoint 365, 2016 maupun 2019.
Menggunakan font Raleway yang bisa didownload di sini https://www.fontsquirrel.com/fonts/raleway
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
2. Pengertian dan Ciri-Ciri
Angiospermae
Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang
merupakan 80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan
monokotil (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil (sekitar 170.000 spesies).
Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji
(jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur
akar.
Angiospermae merupakan tumbuhan berpembuluh berbiji tertutup. Organ vegetatif
tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar, batang dan daun terdiri dari 3
sistem jaringan yang sama, yaitu: sistem jaringan dermal/penutup, sistem jaringan
pembuluh dan sistem jaringan dasar. Sistem jaringan dermal terdapat pada bagian terluar
tubuh tumbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan primer, sistim jaringan ini terdiri dari
jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder, epidermis digantikan oleh
jaringan periderm. Sistim jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Xilem
berfungsi mengangkut air dan larutan garam dari akar ke daun melalui batang; sedangkan
floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ lainnya. Sistim
jaringan pembuluh terdapat diantara sistim jaringan dasar, yang sebagian besar terdiri dari jaringan
parenkim. Perbedaan pokok antara ketiga organ tersebut terdapat pada
distribusi relatif sistem jaringan pembuluh dan sistim jaringan dasar.
3. Struktur Angiospermae
Struktur Anatomi Akar
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan
dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar
sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling.
Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Struktur Anatomi Batang
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat
stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh
yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas
tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan
tersebar pada tumbuhan monokotil.
Struktur Anatomi Daun
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata
atau trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan.
Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan
pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili
Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada
tulang daun.
4.
5.
6.
7. Masa Reseptif dan
Kematangan Tepung Sari
Tepung sari
Ketika tepung sari (pollen) matang, secara otomatis kepala sari (anthera) akan pecah dan menghamburkan
butiran-butiran tepung sari yang matang. Kematangan tepung sari berhubungan dengan penurunan kadar air dan
penyusutan jaringan pada kepala sari, yang merupakan fungsi higroskopis untuk membuka kantung tepung sari.
Mekanisme ini diduga merupakan fungsi alami dari tanaman untuk menghamburkan tepung sarinya demi
kepentingan penyebaran alam dan regenerasi Butiran tepung sari tersusun atas empat komponen mendasar:
1.exine atau lapisan dinding terluar
2.mengandung protein
3.intine atau lapisan dinding dalam
4.pollenkit atau mantel memberi warna pollen
5.colpi atau lubang germinasi mengandung lemak
Secara visual, tepung sari yang matang dapat dideteksi dari perubahan warna dan kelekatan ( stickiness) butiran-
butirannya. Perubahan warna permukaan butiran tepung sari dari kuning pucat menjadi kuning terang
mengindikasikan adanya peningkatan sporopollenin – bagian dari exine yang merupakan ciri spesifik dari suatu
spesies yang mempengaruhi kenampakan luarnya; dan pollenkit yang basah, lengket dan berwarna; mengandung
lemak, protein, karbohidrat, pigmen, senyawa fenolik dan ensim.
Peningkatan kelekatan butiran tepung sari mengindikasikan bahwa tepung sari tersebut telah siap untuk
berkecambah dengan melakukan proses hidrasi dan melepaskan protein. Mekanisme hidrasi inilah yang dianggap
paling menentukan dalam mengawali terjadinya proses penyerbukan, yang merupakan rangkaian dari proses
interaksi jantan-betina (male-female interaction), perkecambahan tepung sari (pollen germination) dan
pembentukan buluh tepung sari (pollen tube growth).
8. Putik
Masa reseptif putik biasanya ditandai dengan :
1.perubahan warna putik menjadi lebih terang
2.pembesaran pori-pori pada kepala putik
3.tangkai putik berangsur menjadi lurus
4.permukaan putik memproduksi sekresi
Secara visual, reseptivitas putik dapat dideteksi dari perubahan kelekatan
(stickiness), warna dan bentuk, baik pada kepala maupun tangkai putik .
Kepala putik yang reseptif tampak berwarna lebih terang dan lengket dikarenakan adanya
peningkatan sekresi ekstraseluler. Sekresi ekstraseluler tersebut mengandung lemak dan protein.
Sekresi ini berperan sebagai medium yang berfungsi untuk menangkap butiran tepung sari, serta
merupakan penentu keberhasilan pembentukan buluh tepung sari ( pollen tube) yang akan membawa
sel kelamin jantan menuju ke ovary.
Reseptifnya putik juga ditandai oleh perubahan warna permukaan putik dari hijau menjadi kuning
terang, yang dimulai dari pangkal tangkai putik ( stylus). Makin terangnya warna putik menunjukkan
bahwa sel-sel epidermis terluar sedang berkembang untuk meningkatkan produksi sekresi, dan
pori-pori membesar untuk meningkatkan kemampuan sekresi.
Kepala putik (stigma) yang berangsur membengkak merupakan tanda bahwa jaringan transmisi
yang ada pada bagian tersebut mulai memperbesar rongga-rongganya, untuk mempersiapkan diri
dalam membentuk buluh tepung sari (pollen tube). Pembengkakan kepala putik juga merupakan
mekanisme alami untuk meningkatkan luas bidang penempelan tepung sari ketika terjadi proses
penyerbukan.
Tangkai putik yang berangsur menjadi lurus juga merupakan suatu mekanisme alami untuk
mempersiapkan diri dalam membentuk buluh tepung sari ( pollen tube).
9.
10.
11. Penyerbukan dan
Pembuahan
Interaksi jantan-betina (male-female interaction) merupakan tahapan pertama pada proses pembuahan, yaitu
tahap ketika terjadi interaksi antara sekresi ekstraseluler yang diproduksi oleh kepala putik yang reseptif,
dengan permukaan butiran tepung sari yang masak.
Putik memproduksi sekresi ekstraseluler yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, enzim, fenol dan asam
amino.
Sekresi ini berfungsi sebagai :
1.Medium untuk menangkap butiran tepung sari
2.Pendeteksi kesesuaian antara putik dengan tepung sari
Butiran tepung sari tersusun atas empat komponen mendasar:
1.exine atau lapisan dinding terluar (mengandung protein)
2.intine atau lapisan dinding dalam (mengandung protein)
3.pollenkit atau mantel: memberi warna pollen (mengandung protein)
4.colpi atau lubang germinasi: mengandung lemak
Proses interaksi :
1.Putik yang reseptif memproduksi sekresi ekstraseluler
2.Butiran tepung sari yang masak jatuh pada kepala putik
3.Proses hidrasi : butiran tepung sari menyerap sekresi putik melalui lubang germinasi
4.Hidrasi menyebabkan pollen membengkak, akhirnya lubang germinasi pecah dan membebaskan lemak
5.Exine dan intine membebaskan protein
Proses perkecambahan pollen :
lubang germinasi mendorong protein dari exine masuk ke dalam pori-pori jaringan transmisi yang ada pada putik
Pembentukan pollen tube :
formasi dinding pollen tube dimulai, selanjutnya protein dari intine ikut membentuk dinding pollen tube
Selama terjadinya interaksi ini, jaringan transmisi yang ada pada putik menebal dan memperbesar pori-porinya,
untuk membuka jalan bagi pollen tube yang akan membentang dari kepala putik hingga mikrofil.
12.
13.
14. Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara
:
Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi bila
butir serbuknya amat ringan, kecil dan kering.
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.
Perantara air disebut hidrogami.
Contoh : pada tanaman air.
Perantara hewan disebut zoogami.
Bila serangga → entomogami
burung → ornitogami
siput → malakogami
kelelawar → kiroptorogamid.Perantara manusia disebut
antropogami.
Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.
15. Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 :
Autogami (penyerbukan sendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar
disebut kleistogami.
Geitonogami (penyerbukan tetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu).
Alogami (penyerbukan silang)
Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.
Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin
terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
Dikogami: Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena:
1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya ....(protandri).
....Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung
2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari ....(protogini).
Didesious:Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah
Contoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)
Heterostili:Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan berbeda
jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.d. Herkogami:Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk
sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili
16. Perkembangan Buah dan
Biji
Cadangan makanan berasal dari 2 polar nuclei (2n) + 1 inti
generatif (n) = endosperm (3n)
Endosperm (3n) dan embrio (2n) sama-sama berkembang,
biasanya endosperm berkembang terlebih dahulu untuk
menjamin ketersediaan suplai makanan
Endosperm berangsur mengecil karena diserap oleh embrio dan
ditransfer ke cotyledon
Monocotyl : biji memiliki 1 cotyledon
Dicotyl : biji memiliki 2 cotyledon
17. Tiga tipe buah pada Angiospermae:
Dry dehiscent fruit: buah bertipe kering,
terbuka dengan sendirinya untuk
menghamburkan biji pada saat biji tersebut
masak
Dry indehiscent fruit : buah bertipe kering,
tertutup (biasanya berbiji tunggal), dan pada
saat masak biji tetap berada di dalam buah
Fleshy fruit : buah berdaging