Bunga terdiri atas organ-organ seperti sepala, korola, stamen, dan karpela. Sepala dan korola membentuk periantum, sedangkan stamen dan karpela adalah organ reproduksi. Stamen terdiri atas filamen dan anthera, sedangkan karpela terdiri atas ovarium, stilus, dan stigma. Ovulum berkembang di dalam ovarium dan akan membentuk kantung embrio. Proses pembentukan serbuk sari dan perkembangan ovulum sangat penting dalam reproduksi se
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Â
Anatomi bunga dan kelenjar
1. Anatomi Bunga
Kelompok 5
Mukhayyarah (1110016100043)
Bayuda Luqman A. (1110016100044)
Risti Ayu T. (1110016100050)
Eny Rahayu (11110016100052)
Nisrina Agustama (1110016100069)
M. Fikri R (1110016100067)
2. Bunga
 Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada
tumbuhan Angiospermae.
 Masalah homologi dan evolusi morfologi bunga
diteliti oleh Wolff dan George (abad 18), serta
Condolle (abad 19).
 Penelitian lain menyatakan bahw organ bunga
merupakan turunan langsung dari helaian daun.
3. Organ Bunga
ï‚— Bunga terdiri atas aksis (sumbu), pada sumbu ini muncul
organ bunga.
ï‚— Pedisel, yaitu bagian sumbu yang mempunyai ruas
(internodus) terdapat tangkai bunga
ï‚— Reseptakulum atau Thalamus. yaitu ujung distal dari pedisel
membengkak dan meluas
4 macam organ bunga (menempel pada reseptakulum)
 Organ paling luar Sepala, yang secara bersama menyusun Kaliks
(kelopak bunga) yang biasanya berwarna hijau, ditemukan tepat di
atas reseptakulum.
 Sebelah dalam sepala terdapat Korola (mahkota bunga), yang terdiri
atas petala yang biasanya berwarna.
 Sepala dan korola bersama-sama membentuk Periantum (perhiasan
bunga). Jika semua organ periantum sama disebut
4. Dua organ reproduksi di dalam periantum.
-Organsebelah luar disebut stamen (benang sari) yang bersama-
sama membentuk abdroesium.
- Organ sebelah dalam disebut karpela (daun buah) yang
membentuk ginoesium.
5. ï‚— Stamen terdiri atas filamen atau tangkai sari dan anthera di
bagian distalnya.
ï‚— Ginoseum tersusun dari karpela bebas (apokarpus) atau
berlekatan (sinkarpus), yang biasanya terdiri atas 3 bagian
 Ovarium (bakal buah), suatu bulatan yang berisi satu atau lebih
ovulum (bakal buah).
 Stilus (tangkai putik, yang dihasilkan dari pemanjangan dinsing
ovarium
 Stigma (kepala putik), merupakan bagian ujung stilus yang
mempunyai permukaan yang
 memungkinkan terjadinya penyerbukan.
ï‚— Ovulum menempel pada daerah penebalan khusus dinding
karpela yang disebut plasenta.
ï‚— Karpela yang ditemukan pada tempat yang lebih tinggi
daripada sumbu bunga, disebut bunga hipogin dan ovariumnya
disebut superior.
6. ï‚— Keadaan bila hiasan bunga dan benang sari menempel pada
tingkat yang sama dengan bakal buah sehingga bakal buah
setengah terbenam disebut bunga perigin dan ovarium
disebut intermidiate.
ï‚— Bunga Epigin ,yaitu bakal buah tenggelam dan hiasan bunga
seakan-akan duduk di bagian atasnya.
Histologi Sepala dan Petala
ï‚— Struktur luar sepala dan petala seperti struktur daun. Apabila
bagian dalamnya berwarna hijau, sepala mirip helaian daun,
sedangkan apabila berwarna, jelas berbeda dengan petala.
ï‚— Petala, pada umumnya, mempunyai struktur dalam yang
mirip dengan helaian daun, yaitu tulang daun dan mesofil
berkembang dengan baik, memiliki jaringan palisade,
epidermis tidak mempunyai papila, dan memiliki banyak
stomata
7. Stamen (Benang Sari)
 Epidermis filamen mempunyai kutikula
dan pada spesies tertentu mempunyai
trikoma. Filamen terdiri atas parenkim
dengan vakuola yang berkembang
baik dan ruang antarsel kecil. Sering
kali, dalam cairan sel terdapat pigmen.
 Antera umumnya berisi 4 kantong sari
(mikrosporangia) yang berpasangan
dalam 2 lobus. Kedua lobus terpisah
oleh suatu jaringan steril yang disebut
konektivum.
8. Lanjutan…
 Tapetum membantu dalam penyaluran makanan
saat perkembangan sel induk serbuk sari dan butir
serbuk sari. Tapetum terbentuk sebagai hasil
diferensiasi bertahap dalam dinding antera. Sel
tapetum dapat membesar, kaya dengan
protoplasma dan mungkin multinukleat atau
poliploid.
 Tapetum dibedakan menjadi dua tipe:
â—¦ Tapetum sekretori/tapetum kelenjar, apabila sel
masih tetap dalam posisi aslinya, kemudian
hancur, isinya diserap oleh sel induk serbuk dan
butir serbuk yang berkembang.
â—¦ Tapetum amebiod, apabila protoplas dan sel
tapetum mengadakan pemantakan di antara sel
induk serbuk dan butir serbuk yang berkembang,
mereka saling berlekatan membentuk tapetum
peri plasmodium.
9. Perkembangan Butir Serbuk Sari
 Berdasarkan pada cara pembentukan dinding dan
pembelahan meiosis dari sel induk serbuk, ada 2 tipe
perkembangan butir serbuk sari, yaitu:
• Tipe suksesif
• Tipe simultan
 Butir serbuk tiap tetrad terpisah satu dengan yang lain dan
mereka terletak bebas di dalam kantong sari.
 Butir serbuk sari muda mempunyai vakuola pusat yang
besar.
 Suatu butir serbuk sari yang masak dikelilingi oleh dinding
pektoselulosa tipis, yaitu intin (Intin dapat dilewati protein).
Di sebelah luar intin ada lapisan lain yang disebut eksin.
Komponen utama dari eksin adalah sporopolenin.
10. Perkembangan Dinding Butir Serbuk
Sari
ï‚— Butir serbuk sari membentuk dinding yang baru,
yaitu primeksin.
ï‚— Perubahan primeksin ke eksin terjadi karena unsur
primeksin meningkatkan prekursor bakula yang
seperti batang.
ï‚— Bakula yang membentuk seksin membesar, terjadi
penimbunan sporopolenin dengan cepat dan
kepala meluas ke arah lateral membentuk tektum.
ï‚— Penimbunan sporopolenin dilanjutkan dan seluruh
dinding butir serbuk meluas ke arah radial dan
lateral sehingga butir serbuk membesar.
11. Proses yang Terjadi dalam Tapetum
ï‚— Sel tapetum terjadi penebalan
ï‚— Bersamaan dengan terbentuknya tetrad, sel
tapetum antera membesar dan membentuk badan
sferis spesifik (pro-orbikula)
ï‚— Tahap tetrad akhir, badan sferid di antara
plasmalema dan dinding tapetum hilang.
ï‚— Butir serbuk sari Monokotil mempunyai satu
tingkap, sedangkan Dikotil biasanya mempunyai
tiga tingkap. membedakan tipe tingkap (apertura)
menjadi empat, yaitu:
o Sulkus
o Kolpa
o Ruga
o Porus
12. Karpela
Menurut teori telome, tumbuhan pembuluh
yang paling primitif seluruhnya dibangun
dari sistem telome. Telome adalah bagian
paling akhir dari sumbu yang bercabang-
cabang dikotomi yang menyangga
sporangium (disebut telome fertil) atau tidak
menyangga sporangium (disebut telome
steril)
13. Lanjut..
 Menurut Wilson (1942). Karpela seperti stamen,
berkembang dari telome fertil, yaitu telome yang
membawa sporagium berlekatan membentuk organ
daun yang membawa ovulum pada bagian tepinya.
 Teori gonofil oleh Melville (1967) mengatakan bahwa
ovarium terdiri atas daun steril dan cabang pembawa
ovulum yang biasanya epifil daun. Setiap daun
bersama dengan cabang fertil dianggap sebagai suatu
unit yang disebut gonofil sebagai pengganti karpela.
 Teori/konsep lain adalah konsep sui generis, yaitu
stamen dan karpela tidak homolog dengan daun.
 Menurut penafsiran klasik, karpela merupakan turunan
dari daun fertil yang membawa ovulum pada bagian
tepinya. Bagian tepi kemudian berinvolusi dan
bergabung di antaranya atau dengan bagian tepi
karpela lainnya.
14. Histologi karpela
ï‚— Pada waktu anthesis, yaitu terjadinya
pemasakan antera dan ovulum, hanya
sedikit yang dapat di amati pada dindng
ovulum.
ï‚— Dinding ovarium terdiri atas jaringan
parenkim dan pembuluh yang di tutupi oleh
epidermis yang ada kutikulanya.
ï‚— Stigma kebanyakan tumbuhan
mengeluarkan cairan yang terdiri atas
minyak, gula, dan asam amino.
15. Lanjut..
ï‚— Antara jaringan stigma dan ovarium terdapat
jaringan khusus, tempat pematangan butir serbuk
sari yang berkecambah. Jaringan ini memberi
makanan pada buluh serbuk sari untuk tumbuh
selama melalui stilus ke ovarium. Jaringan ini di
sebut jaringan transmiting (pemindah).
ï‚— Stilus mungkin kosong atau padat, tergantung
pada tingkat penutupan perlekatan.
ï‚— Stilus kosong dari ginoesium sinkarpi terdiri atas
saluran tunggal atau beberapa saluran yang
jumlahnya sama dengan jumlah kerpela.
16. Lanjut…
ï‚— Sebagian besar Angiospermae mempunyai
stilus padat dan jaringan pemindah berupa
untaian sel memanjang yang kaya
sitoplasma.
ï‚— Pada stilus kosong, butir serbuk sari
berkecambah membentuk pembuluh di
antara papila jaringan pemindah.
ï‚— Pada kebanyakan tumbuhan, kutikula pada
jaringan pemindah tidak tampak sebelum
penyerbukan dan dinding jaringan
kelenjarnya halus dan membengkak.
17. Ovulum
ï‚— Ovulum terdiri atas nuselus yang dikelilingi oleh satu atau
dua integumendan menempel pada plasenta dengan sebuah
tangkai yang disebut dengan funikulus.
ï‚— Pada ujung ovulum yang bebas terdapat celah kecil yang disebut
mikropil. Daerah tempat integumen berlekatan dengan funikulus
disebut kalaza. Sel nuselus biasanya terdapat di bawah lapisan
paling luar pada ujung mikropil, dan disebut sel induk megaspora.
Karena itu, nuselus dianggap sebagai megasporangium.
ï‚— Ovulum dibedakan menjadi 2 tipe utama yaitu ortotropus atau
atropus dan anatropus.
 Atropus, apabila ujung nuselus pada garis lurus dan
bersambungan dengan funikulus.
 Anatropus, apabila ujung nuselus diarahkan kebelakang menuju
dasar funikulus.
18. Lanjut..
ï‚— Diantara kedua bentuk ekstrem tersebut terdapat tahap
peralihan yang berbeda yaitu sumbu ovulum mengarah
ke berbagai arah, ada yang disebut hemianatropus,
kampilotropus dan amfitropus. Pada plumbaginaceae,
opuntia dan beberapa genus lain dari cactaceae,
funikulus sangat panjang dan mengelilingi ovulum. Tipe
ini disebut sirsinotropus.
19. Tipe ovulum
Penggolongan ovulum :
1. Orthotropus
Mikropil menghadap ke atas, terletak segaris dengan
hilus.
2. Anatropus
Mikropil dan hilus letaknya sangat berdekatan.
3. Kampilotropus
Ovulum berbentuk kurva
4. Hemianatropus
Integumen dan nuselus terletak disekitar sudut
funikulus
5. Amphitropus
Ovarium berbentuk seperti sepatu kuda
6. Sirsinotropus
20. Megasporogenesi
s
Megasporogenesis adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam bagian betina dari suatu
bunga yang disebut bakal buah atau ovarium
dan menghasilkan kandung lembaga.
22. MEGASPOROGENESIS
ï‚— Pembentukan megaspora melalui
peristiwa sel induk megaspora.
ï‚— Megaspora / kantung embrio akan
berkecambah dengan terjadinya mitosis
pada intinya sehingga menjadi kantung
embrio dewasa berinti delapan yaitu :
 3 sel dekat mikropil adalah 1 sel telur dan 2
sinergid
3 sel dekat kalaza disebut sel antipoda
2 sel di tengah disebut inti polar
23. Gametofit Jantan
Gametofit jantan yang sangat
tereduksi (berada dalam serbuk sari
dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat
membantu mengurangi waktu
antara penyerbukan, di saat serbuk
sari mencapai organ betina,
dan pembuahan. Selang waktu normal
antara kedua tahap tersebut biasanya
12-24 jam.
24. Pertumbuhan buluh serbuk sari
Lycopersicum peruvianum dibedakan
empat daerah :
1. Daerah pertumbuhan ujung
membesar dan berisi sejumlah
gelembung golgi besar dan kecil,
dan hanya mempunyai dinding
pektoselulosa.
2. Daerah dibawah ujung
ada 2 lapisan :
•Luar : pektoselulosa
•Dalam : kalosa tipis
25. 3. Daerah inti
berisi inti vegetatif dan generatif.
4. Daerah pembentukan sumbat kalosa
banyak terdapat vakuola besar dan dinding
kalosa sangat tebal
26. GAMETOFIT BETINA
ï‚— Pertumbuhan serbuk Lilium ditemukan terbatas pada daerah
3-5µ dari ujung buluh serbuk.
ï‚— Sitoplasma bagian buluh tidak tumbuh, berisi banyak
mitokondria, amiloplas, badan golgi, retikulum endoplasma,
badan lemak, dan vesikel.
ï‚— Beberapa vesikel berasal dari badan golgi yang memberi
kontribusi pada pembentukan plasmalema dan dinding bulu
serbuk.
ï‚— Analisis sitokimia menunjukkan bahwa ujung buluh serbuk
kaya akan RNA, protein dan karbohidrat.
ï‚— Megaspora yang hidup akan membesar dan mengalami tiga
kali pembelahan mitosis berurutan, sehingga kantong embrio
berisi gametofit betina dengan 8 inti membesar.
27. Bakal buah
Bakal biji
Sel induk megaspora
meiosis
inti polar
4 mega-
spora
sel telur
3 megaspora
mati
pembelahan sitoplasma,
hasilnya: 7 sel, 8 inti 1 megaspora
(gametofit betina) berkembang
mitosis 1
mitosis 3 mitosis 2
Perbentukan Gametofit Betina
28. Kantong embrio Angiospermae terbagi menjadi tiga tipe,
yaitu:
1. Kantong Embrio Monospora
 Kantong embrio monospora adalah kantong embrio yang
dalam proses megasporogenesis sporogen menghasilkan
satu inti kantong embrio.
 Meliputi dua tipe, yaitu :
â—¦ Tipe Polygonum, dengan kantong embrio 8 inti.
â—¦ Tipe Oenothera, dengan kantong embrio 4 inti.
2. Kantong Embrio Bispora
3. Kantong Embrio Tetraspora
29. 2. Kantong Embrio Bispora
â—¦ Sel sporogen pada pembelahan meiosis pertama
menghasilkan 2 sel.
â—¦ Kedua sel tersebut membelah, masing-masing membentuk
dua inti haploid (inti megaspora).
â—¦ Kemudian membelah lagi sehingga menghasilkan 8 inti.
3. Kantong Embrio Tetraspora
Kantong embrio tetraspora dibedakan menjadi 7
tipe, yaitu :
1. Peperomia
2. Penaea
3. Drusa
4. Fritillaria
5. Plumbagella
6. Plumbago
7. Adoxa
30. Berdasarkan adanya persamaan, maka ketujuh tipe
tersebut dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu:
1. Tipe Adoxa
2. Tipe Fritillaria
31. Pembentukan Endosperm dan Embrio
 Proses pembentukan endosperm dan embrio
meliputi proses fertilisasi atau pembuahan
yang dapat terjadi setelah proses polinasi
atau penyerbukan.
 Fertilisasi dapat terjadi jika:
a) butir serbuk sari dan kepala putik berasal
dari jenis yang sama
b) butir serbuk sari dan kepala putik sama-
sama dalam keadaan masak, siap untuk
fertisasi.
32. Pembuahan
ï‚— Butir serbuk sari berkecambah menghasilkan
buluh serbuk sari pada stigma.
ï‚— Di dalam buluh serbuk terdapat dua gamet
jantan yang menembus stilus dan mencapai
ovulum.
ï‚— Pada kebanyakan tumbuhan, buluh serbuk
sari memantak ke dalam ovulum melalui
mikropil. Pada beberapa tumbuhan buluh
serbuk sari memantak melalui khalaza, dan
33. Pembuahan ganda
Pada Angiospermae terjadi pembuahan
ganda, yaitu terjadi dua macam peleburan:
1. Satu dari gamet jantan melebur dengan
sel telur. Peleburan gamet jantan
dengan sel telur yang menghasilkan
zigot yang akan tumbuh menjadi
embrio.
2. Gamet jantan yang kedua melebur
dengan inti sekunderPeleburan gamet
jantan yang lain dengan inti kandung
lembaga sekunder menghasilkan
endosperm.
34. kepala
putik
tangkai polen
kantung lembaga putik inti
tabung generatif
inti kutub polen tabung
sel telur nuselus bakal biji polen
integumen inti
mikropil vegetatif
tangkai biji mikropil bakal buah
(b)
(a)
inti kutub sel antipoda
2 sperma inti telur endosperma
inti sperma
zigot
(c) tabung polen (d) (e)
Pembuahan Ganda pada Angiospermae 1. 21/24
Plant
35. Perkembangan Endosperm
ï‚— Endosperm berkembang dari pembelahan
mitosis inti endosperm yang dihasilkan dari
peleburan salah satu gamet jantan dengan
dua inti kutub atau dengan inti sekunder.
Perkembangan endosperm berikutnya
berbeda untuk setiap tumbuhan.
36. Perkembangan Embrio
•Setelah feretilisasi, zigot terbentuk. Selanjutnya, zigot
mengalami dorman selama periode tertentu.
•Pada saat yang sama, vakuola besar yang terdapat dalam
telur menghilang dan sitoplasma menjadi homogen.
•Zigot membelah setelah pembelahan inti endosperm.
Embrio dikotil
Berdasarkan perbedaan perkembangan proembrio sampai
tahap 4 sel, embrio dikotil dapat dikelompokkan menjadi 5
tipe, yaitu sebagai berikut
37. (Lanjutan embrio dikotil)
A. Sel terminal membelah secara longitudinal
1. Sel basal tidak atau sedikit berperan dalam pembentukan
embrio, disebut tipe Crucifer.
2. Sel basal dan sel terminal berperan dalam pembeentukan
embrio, disebut tipe Asterad.
B. Sel terminal membelah secara transversal
1. Sel basal tidak atau sedikit berperan dalam pembentukan
embrio.
 Sel basal bekembang menjadi suspensor yang terdiri atas 2 aatau lebih
sel, disebut tipe Solanad.
 Sel basal tidak membelah. Jika ada suspensor berkembang dar isel
terminal, disebut tipe Caryophylad
2. Sel basal dan sel terminal berperan dalam pembentukan
embrio, disebut tipe Chenopodial.
38.
39. Embrio Monokotil
ï‚— Tidak ada perbedaan yang penting pada pembelahan
pertama embrio dikotil dan monokotil. Namun, pada tahap-
tahap perkembangan berikutnya terdapat perbedaan yang
jelas.
ï‚— Pada embrio masak hampir semua dikotil, ujung pucuk
terdapat diantara dasar dua kotiledon.
ï‚— Sedangkan pada embrio monokotil, ujung pucuk terdapat
pada bagian lateral kotiledon tunggal.
40. Variasi Struktur Suspensor
ï‚— Pada kebanyakan tumbuhan, fungsi suspensor hanya
untuk mendorong embrio kedalam endosperm.
ï‚— Namun pada beberapa tumbuhan, suspensor dapat
berkembang menjadi haustoria yang besar.
ï‚— Haustoria ini mengadakan pematangan antara sel
endosperm dan sel-sel tertentu disekitar endosperm.
41. Kelenjar madu
ï‚—Kelenjar madu merupakan bagian yang penting
pada bunga, karena madu yang dihasilkan
dapat menarik binatang (serangga) yang sangat
penting untuk proses penyerbukan.
Berdasarkan asalnya dapat dibedakan menjadi:
 Kelenjar madu yang merupakan suatu bagian
khusus (suatu alat tambahan) pada bunga
 Kelenjar madu yang terjadi dari salah satu
satu bagian bunga yang telah mengalami
metamorfosis dan telah berubah pula
tugasnya.
42. Berdasarkan bentuk dan tempatnya
dibedakan menjadi:
• Diatas bakal buah dan melingkari tangkai
kepala putik, misalnya pada bunga jeruk
(Citrus sp.)
• Berbentuk cakram pada dasar bunga, di
bawah bakal buah.
Kelenjar madu yang merupakan
metamorfosissalah satu bagian bunga dapat
berasal dari:
o Daun mahkota,
o Benang sari,