SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
BAB I 
PENDAHULUAN 
Beberapa tahun ini kelapa sawit menjadi komoditas utama di Indonesia, kelapa sawit 
menjaadi komoditas utama karena nilai ekonomisnya tinggi. Selain PTPN banyak perusahaan 
swasta yang semula tidak lahan sawit, diganti dengan lahan sawit karena dirasa menguntungkan. 
Kelapa sawit adalah tanaman sejenis palma, bagian tanaman yang bernilai ekonomis 
adalah buahnya,umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun, pada 
umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit dipanen, tandanyapun sudah jarang 
sehingga diperhitungkan tidak ekonomis lagi. 
Morfologi tanaman kelapa sawit meliputi : akar, batang, daun, bunga, buah. 
1. Akar 
Akar kelapa sawit system perakarannya serabut, dapat mencapai kedalaman 1,5 
m, dan jarak 2-2,5 m dari pangkal pohon. 
2. Batang 
Berbatang lurus, tidak bercabang. Pada tanaman dewasa diameternya 45-60 
cm.bagian bawah batangnya lebih gemuk disebut bonggol, dengan diameter 60- 
100 cm. 
3. Daun 
Tahapan perkembangan daun : daun awal yang keluar pada masa pembibitan 
berupa helaian yang utuh, kemudian bentuk daun dengan helaian daun sudah 
pecah tetapi bagian ujung belum terbuka dan bentuk daun dengan helaian yang 
sudah membuka sempurna dengan arah anak daun ke atas dank e bawah. 
4. Bunga 
Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina, mulai 
berbunga pada umur ± 14-18 bulan. Pada mulanya yang keluar adalah bunga 
jantan kemudian secara bertahapa akan muncul bunga betna. Terkadang ditemui 
bunga banci yaitu bunga jantan dan betina ada pada satu rangkaian. 
5. Buah 
Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dan warnanya berubah menjadi 
orange. Berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman, 
kesuburan tanah dan pemeliharaan. Dalam satu tandan ada 600-2000 buah, 
panjang buah 3-5 cm, berat per buah 13-30gr.
A. EKOLOGI 
1. Letak geografis 
PTP Nusantara IV kebun Adolina terletak di Kecamatan Perbaungan Kabupaten 
Serdang Bedagai Sumatera Utara. Kebun Adolina merupakan kebun dengan 
kesesuaian lahan kelas III. Kebun Adolina merupakan daerah yang dekat dengan 
pantai. Batas-batas wilayah kebun adolina antara lain : 
Timur : Desa Suka Jadi/ Desa Tawan 
Barat : Bakaran Laut 
Utara : Kampung Kota Pari 
Selatan : Kampung T. Jaka 
2. Lahan dan Iklim 
Topografi pada kebun Adolina datar dan bergelombang afd.IX (Bandar Kwala) dan 
bergelombang berbukit di jumpai pada daerah Bangun Purba. Kelas kesesuaian lahan 
secara actual sebagian besar kebun Adolina tergolong kelaslahan S3. Dengan tekstur 
tanah liat berpasir dan berpasir. 
3. Curah hujan 
Tabel 1. Data Curah Hujan 
Tahun Jumlah Curah Hujan 
Mm (millimeter) Hh (hari hujan) 
2010 1060 65 
2011 1150 74 
2012 (jan s/d juni) 744 50 
Dapat dilihat dari table di atas bahwa curah hujan paling tertinggi adalah tahun 2011 
dengan curah hujan 1150 mm dengan hari hujan 74. Sedangkan tahun 2010 curah 
hujan 1060 dengan hari hujan 65. 
B. Luas lahan, produksi dan produktivitas 
Luas areal HGU unit kebun Adolina seluas 8.965,69 Ha, di bagi menjadi tiga bagianya 
itu kelapa sawit : 7972 Ha (TBM : 929, TM : 6737 areal belum disisipi/ diperbaiki 162 
Ha dan kebun benih 144 Ha). Kebun benih kakao 150 Ha dan lain-lain 843,69 Ha 
(empasement,pondok,bibitan,pabrikdll). 
Tahun Luas lahan (ha) Produksi (kg) Produktivitas 
(ton/ha) 
2008 5020 113.305.468 22,57 
2009 5056 112.693.307 24,27 
2010 5000 119.925.573 23,99 
2011 5980 135.981.717 23,99
2012 ( Jan s/d Juni) 6737 62.731.370 9.26 
Dari data table di atas, dapat kita lihat bahwa produksi pada tahun 2009 adalah paling 
tertinggi dari angka produksi pada tahun sebelumnya dan sesudahnya yaitu 112.693.307 
kg. 
BAB II 
HASIIL PRAKTEK 
Tahapan teknik budidaya sawit meliputi pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, 
pemeliharaan TBM, TM, panen dan pengolahan 
A. PERSIAPAN LAHAN 
Pembukaan lahan 
Sistem pembukaan lahan terdiri dari : 
o Manual : menggunakan tenaga manusia peralatan sederhana 
o Mekanis : menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, buldoser yang 
diterapkan pada areal yang rata. 
o Khemis : peracunan pohon atau penyemprotan gulma denga bahan 
kimia 
Sistem pembukaan lahan disesuakain dengan kondisi vegetasi areal topografi, 
yaitu : 
 Pada hutan primer,hutan sekunder dan semak belukar menggunakan 
sistem manual atau mekanis. 
 Pada lahan alang-alang menggunakan sistem manual, mekanis atau 
khemis. 
 Pada areal konversi menggunakan sistem manual + khemis atau mekanis + 
khemis. 
Tahap pekerjaan pembukaan lahan : 
 Survei pendahuluan 
Menetapkan batas konsensi lahan, membuat jalur rintisan arah utara 
selatan berjarak 400 atau 500m, pemetakan skala detail calon areal 
perkebuanan. 
 Membabat 
Memotong anak kayu berdiameter <10cm, membabat semak belukar 
untuk memudahkan penumbangan pohon. 
 Menumbang
Menubang pohon berdiameter >10cm, tinggi penebanga/sisa tunggul dari 
permukaan tanah berdiameter : 10-30, 30-75 dan >75 cm. 
 Merencek 
Memotong batang, cabang dan ranting, pedoman panjang potongan kayu 
berdiameter : 10-30, 30-75 dan >75 cm. 
 Memupuk 
Mengumpilkan batang dan cabang-cabang yang telah dipotong menjadi 
barisan yang teratur, potongan cabang-cabang disusun di atas potongan 
batang yang besar, jarak antar pumpukan 50-100 meter. 
 Membersihkan areal 
Membersihkan areal sisa-sisa potongan untuk dikumpulkan di jalur 
rumpukan. 
o Penataan kebun 
Tujuan penataan kebun adalah untuk mengetahui tata ruang/pengunaan untuk 
blok tanam,areal pembibitan, saluran air,kantor, pabrik dan lain-lain sesuai 
kebun. 
o Pengawetantanah 
Pengawetantanahberupapembuatanterasberdasarkakeringanalahandanpembuata 
nrorak. 
B. Pembibitan kelapa sawit 
Gambar 1. Pembibitan kelapa sawit 
Pelaksanaan pembibtan dilaksanakan dengan sistem double stage system atau dengan 
dua tahapan, yaitu : 
1. Pre nursery (PN) 
 Persiapan areal 
Areal yang sudah dibuka (land clearing) dibersihkan dan diratakan. 
 Membuat bedengan 
Ukuran 1,2m dan 0,8m agar proposional,tepi bedengan diberi batas 
dengan bambu atau papan. 
 Menabur pasir
Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2cm. 
 Meracun serangga 
Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan intektisida 
 Naungan 
Tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2m, dan jarak antar tiang 
3m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet. Mulai umur 1,5 
bualan naungan dikurangi dan umur 2,5 bulan sudah tidak diperlukan 
naungan. 
 Mengumpulkan tanah 
Tanah yang di pakai adalah tanah yang cukup gembur. Dikumpulkan dari 
tanah lapisan atas dan bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir 
dengan perbandingan 3 : 1 
 Mengisi polibag 
Ukuran polibag 14 x 22 cm (ukuran datar), lubang polibag berjumlah 12- 
24 dengan diameter 0,5cm, warna hitam tebal 0,07-0,1mm, polibag 
dibuka, diisi tanah sampai setengah bagian, tanah dipadatakan kemudian 
diisi lagi sampai 2cm dari tepi atas 
 Menyusun di bedengan 
Polibag disusun secara tegak dan rapat di bedengan 
 Seleksi kecambah 
Kecambah normal : calon akar (radicula) dan calon batang (plumula) 
terlihat jelas, panjangnya 8-25 mm. Radicula berujung tumpul seperti 
bertudung, agak kasar, sedangkan plumula ujungnya tajam seperti 
tombak. 
 Penyiraman 
Bibit disiram 2 kali sehari, yaitu : pagi jam 07.00 – selesai (paling lambat 
jam 11.00) dan sore jam 15.00-selesai. 
 Penyiangan 
Dilakukan 1x tiap 2 minggu, tanah di polibag perlu juga di periksa. Bila 
tanahnya berkurang perlu ditambahkan. 
 Drainase 
Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan, diperiksa agar air 
jangan tergenang di polibag. 
 Pemupukan 
Pemupukan pada minggu genap yatu dengan pupuk majemuk dengan 
konsentrasi 0,2% dan minggu ganjil dengan urea o,2%, pemupukan 
dilakukan setelah selesai penyiramaan pertama atau pagi hari. 
 Pengendalian hama dan penyakit 
Pengamatan hama atau penyakit dilakukan tiap hari. Diusahakan 
pengendalian dengan cara manual. Apabila ganguan hama/penyakit sudah
ada dalam tingkat berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan 
insektisida. 
 Seleksi 
Seleksi dilakukan saat kecambah akan dipindah ke pembibitan utama 
yaitu umur 3 bulan, ciri ciri bibit yang baik adalah : jumlah daun 3-4, 
tinggi bibit 18-20 cm, diameter batang 3cm 
2. Pembibitan utama (main nursery) 
 Persiapan lahan 
Areal yang telah dibuka dibersihkan,pada aeral tidak rata, diratakan 
secara manual atau mekanis. Dibuat parit drainase mengikuti dari jaringan 
pipa penyiraman. 
 Memancang 
Umur bibit 8-10 bulan dengan jarak pancang 70x70x70 cm (23.000 
bibit/ha). Lebih dari 10 bulan jarak pancang 90x90x90 cm (14.000 
bibit/ha) 
 Mengumpulkan tanah 
Tanah dikumpulkan yang gembur dari lapisan atas. Dibersihkam dari 
rumput-rumput,akar-akar dan gulma 
 Mengisi polibag 
Tanah diisikan sampai setengah bagian,dipadatankan, diisi lagi sampai 3- 
5 cm dibawah permukaan polibag. 
 Menyusun polibag 
Polibag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang. 
 Menanam bibit 
Tanah di polibag dilubangi sebesar ukuran polibag kecil dengan alat bor 
tanah atau yang dibuat dari pipa 4inch. Bibit yang memenuhi syarat 
(umur 3 bulan, daun 3-4, bentuk se3mpurna). Penanaman : bibit di 
polibag kecil di pegang miring, dasarnya disayat keliling kemudian 
dilepas. Dimasukkan ke dalam lubang polibag besar, tanah diratakan dan 
dipadatkan. 
 Penyiraman 
Bibit disiram 2 kali/hari, pagi jam 07.00 – selesai selambat-lambatnya 
jam 11.00, sore jam 15.00 – selesai. Bila malam sebelumnya turun hujan 
dan tanah di polibag masih basah maka hanya dilaksanakan penyiraman 
sore. Bila hujan pagi hari cukup lebat, sore hari bibit tidak perlu disiram. 
 Penyiangan 
Dilakukan 2 minggu sekali, penyiangan dalam polibag dan diluar polibag, 
dalam polibag penyiangan secara manual. 
 Konsolidasi
Dilakukan 1x/bulan, meliputi menegakkan polibag yang miring, 
mengganti/ membuat polibag yang pecah, menambah tanah di polibag 
 Pemupukan 
Di mulai pada minggu ke 2 setelah bibit dipindahkan ke main nursery. 
Table 3. Data Pemupukam di Main Nursery 
Umur ( minggu) Jenis Pupuk (gr) 
Di Main Nursery NPK 15-15-6-4 NPK 12-12-17- 
2 
Kieserite 
2 2,5 
3 2,5 
4 5,0 
5 5,0 
6 7,5 
8 7,5 
10 10 
12 10 
14 10 7,5 
16 10 5,0 
18 10 
20 10 5,0 
22 15 
24 15 7,5 
26 15 
28 15 7,5 
30 20 
32 20 10 
34 20 
36 25 10 
38 25 
40 25 10 
C. PENANAMAN 
Penanaman harus direncanakan dan disesuaikan dengan musim hujan yang sudah 
diketahui, waktu penanaman kelapa sawit dimulai pada awal musim hujan sampai 
musim kering. Umur bibit yang digunakan untuk ditanam dilapangan adalah 12-14 
bulan (sejak dari prenursery). 
1. Pemancangan 
Pemancangan dilakukan dengan cara menentukan arah yang mau dipancang ± 
0,25 ha, kemudian membuat pancang kepala (a,b,c) dicat putih sebanyak 3buah 
menuju arah timur barat yang berjarak 16m (2x jarak antara barisan) dengan 
menarik kawat sepanjang 50m dan tanda jarak antar barisan dipancang dengan 
pancang biasa (anak pancang tidak dicat) anak pancang tersebut dinamakan a1, 
b1 dan c1.
2. Menanam 
Sebelum dilakukan penanaman terhadap bibit kelpa sawit, terlebih dahulu bibit 
yang akan ditanam diseleksi, bibit yang mempunyai kualitas yang buruk tidak 
diikut sertakan, pada saat penanaman bibit sebaiknya sudah berumur 11-13 
bulan. Karena bibit pada umur tersebut sudah mempunyai sistem perakaran 
yang menembus lubang berforasi pada polibag, maka polibag diputar 900 
minimal 1minggu sebelum penanaman untuk memutuskan akar yang menerobis 
lubang berforasi pada polibag ke tanah dibawahnya, hal ini gunanya agar bibit 
tidak mengalami shock dan stress. 
D. PEMELIHARAAN TBM 
Gambar 2 . TBM 
Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan 
1. Penyiangan piringan 
Penyiangan piringan dilakukan dengan menyingkirkan semua jenis tumbuhan dari 
permukaan tanah selebar piringan pohon yang telah ditentukan, sehingga tanah 
bersih dari rumput. 
2. Penyiangan gawangan 
Pada kegiatan penyiangan gawangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan 
membabat gulma yang ada digawangan dan pasar pikul inclusive TPH dengan 
menggunakan parang babat mata dua. 
3. Jalan pikul 
Jalan pikul berfungsi sebagai jalan untuk pemeliharaan tanaman, jalan pikul dibuat 
dengan lebar antara 80-100 cm dengan menggunakan cangkul dan parang babat, 
pemeliharaannya dengan cara manual/ garuk atau khemis disemprot dengan 
herbisida. 
4. Pemeliharaan jalan
Pengerasan jalan pada lokasi yang perlu, dengan standart 10m/ha/th. Bahan 30m3 
batu padas dan 1,5 m3 sirtu (pasir batu), pemeliharaan rutin dengan cara membabat 
rumput-rumputnya. 
5. Parit drainase 
Membersihkan parit-parit yang ada dari hilir ke hulu, rumput-rumput di tebing parit 
dibabat, mendalamkan parit sperti ukuran dan bentuk seperti semula. 
6. Penyisipan 
Pohon yang mati/tidak normal diganti dengan bibit yang baru, penyisipan 
dilaksanakan pada musim hujan cara-caranya seperti pada penanaman kelpa sawit. 
7. Konsolidasi 
Dilakukan pada TBM 1. Pohon yang miring atau kurang tegak diluruskan. Caranya 
dengan sedikit menimbun tanah kemudian dipadatkan. Saat memadatkan 
diperhatikan lurus/ mata lima dengan tanman lainnya. Bila perlu ditopang dengan 
bambu atau kayu. 
8. Titi panen 
Untuk mempermudah pemanen mengambil/ mengangkut buah, dibuat pada tempat-tempat 
yang diperlukan 
9. Tempat pengumpulan hasil 
Dibuat 3-6 bulan sebelum panen dengan ukuran 2x2 m, jarak antar TPH ± 50m 
(tiap 6 gawangan) 
10. Pemupukan 
Table 4 . Data pemupukan di TBM (gr/ pohon) 
Umur 
(bln) 
N.P.K.M 
g 
15.15.6.4 
N.P.K.Mg 
13.8.27.4.0,58 
urea RP TSP KCl Kies. Borax 
LCC 300 
kg/ha 
Lubag 
tanam 
500 
1 200 
3 300 10 
TBM 
300 200 500 10 
0 
6 300 20 
9 1000 30 
12 400 50 
13 150 
15 1500 50 
TBM 
1 
2500 700 150 150
18 2000 75 
21 700 
24 1000 500 1000 400 100 
TBM 
2000 1700 500 1000 400 175 
2 
28 1250 1250 1500 1000 100 
33 1250 1500 100 
TBM 
2500 1250 3000 1000 200 
3 
11. Hama dan penyakit 
 Hama 
 Ulat api 
Ulat api menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika 
ulat api menyerang kelap sawit yaitu daun-daunya berlubang 
bahkan bisa gundul. Adapun tingkatan serangan ulat api, jika ulat 
api di dalam satu sawit kurang dari 3 termasuk serangan ringan. Jika 
dalam satu sawit ulat api ada antara 3-4 maka termasuk serangan 
sedang. Sedangkan lebih dari 5 maka termasuk dalam serangan 
berat. 
 Oryctes rhinoceros (kumbang badak) 
Gambar 3. pengendalian hama oryctes rhinocerus 
Kumbang ini menggerek jaringan pucuk melalui slah satu ketiak 
pelepah, setelah masuk merusak pelepah daun yang belum terbuka.
 Tikus 
Tikus ini merusak bagian pangkal pelepah, dengan cara mengerat 
pangkal pelepah dan dapat sampai pada titik tumbuh. 
 Penyakit 
 Penyakit tajuk (crown diseases) 
Tanaman yang terserang daun-daun (pucuk) membengkok. 
Daunnya robek-robek dan putus-putus. 
 Busuk pangkal batang 
Tanaman yang terserang daun-daun mudanya banyak yang tidak 
membuka, daun-daun tua layu,pelepahnya patah. Dan bila tidak 
segera di lakukan pencegahan pada pangkal batang terbentuk badan 
buah jamur. 
12. Kastrasi 
Kastrasi yaitu membuang bunga jantan dan betina, 
karena buah yang belum ekonomis dipanen karena 
belum merata, dan tujuan utama kastrasi yaitu untuk 
memaksimalkan pertumbuah vegetatif. 
Gambar 4. Kastrasi pada tbm 
E. PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM) 
1. Gawangan 
Gawangan adalah areal yang terletak di antara piringan pohon,adapun pemeliharaan 
dengan cara manual dan khemis. Cara manual rumput lunak dibabat, cara khemis 
disemprot dengan herbisida paracol/round up. 
2. Piringan 
Piringan pohon harus bebas dari gulma dengan jadwal pengendaliannya disesuaikan 
dengan program pemupukan. 
3. Jalan pikul 
Pemeliharaan jalan pikul dapat dilakukan dengan cara manual dan khemis. Cara 
manual dengan digaruk, cara khemis dengan semprot, seperti pada piringan. 
4. Pemeliharaan jalan 
Dengan cara manual dengan membabat kaki lima, dan pemadatan dengan greder. 
5. Parit drainase 
Seperti halnya pada TBM yaitu mencuci dan mendalamkan parit drainase. 
6. Tempat pengumpulan hasil (TPH) 
TPH di buat pada saat menjelang waktu panen, pemeliharaan TPH dapat dengan 
cara manual yaitu dengan cara menggaruk rumput di TPH tersebut. 
7. Pemupukan
Jenis dan dosis pupuk TM mengikuti rekomendasi yang dibuat oleh balai 
penelitian, dengan mempertimbangkan : hasil analisa tanah, hasil analisa daun, 
pengamatan pertumbuhan tanaman, gejala-gejala kekurangan hara yang terjadi/ 
terlihat di lapangan, realisasi pemupukan sebelumnya. 
8. Hama dan penyakit 
 Hama 
 Ulat api 
Ulat api menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika 
ulat api menyerang kelap sawit yaitu daun-daunya berlubang 
bahkan bisa gundul. Adapun tingkatan serangan ulat api, jika ulat 
api di dalam satu sawit kurang dari 7 termasuk serangan ringan. Jika 
dalam satu sawit ulat api ada antara 7-9 maka termasuk serangan 
sedang. Sedangkan lebih dari 10 maka termasuk dalam serangan 
berat. 
 Ulat kantong 
Ulat kantong menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul 
jika ulat kantong menyerang kelap sawit yaitu terjadi kerusakan 
pada daun. Adapun tingkatan serangan ulat kantong, jika ulat 
kantong di dalam satu sawit kurang dari 7 termasuk serangan 
ringan. Jika dalam satu sawit ulat kantong ada antara 7-9 maka 
termasuk serangan sedang. Sedangkan lebih dari 10 maka termasuk 
dalam serangan berat. 
 Apogonia sp 
Apogonia ini termasuk dalam jenis kumbang, kumbang ini 
menyerang pada malam hari, kumbang ini menyerang daun gejala 
yang timbul bila terserang hama ini yaitu kerusakaan pada daun. 
 Tikus 
Tikus di dalam TM tidak lagi menyerang pangkal pelepah, yaitu 
menyerang buah pada kelapa sawit sehingga tidak dapat dipanen. 
 Penyakit 
 Busuk pangkal batang 
Tanaman yang terserang daun-daun mudanya banyak yang tidak 
membuka, daun-daun tua layu,pelepahnya patah. Dan bila tidak 
segera di lakukan pencegahan pada pangkal batang terbentuk badan 
buah jamur. 
 Busuk pangkal atas
Tanaman yang terserang penyakit ini memiliki gejala : batang 
membusuk pada ketinggian lebih dari 1m. 
 Busuk tandan 
Gejala yang timbul bila terserang penyakit ini yaitu permukaan 
tandan terdapat benang-benang jamur putih mengkilat, lama-kelamaan 
miselium masuk ke daging buah sehingga busuk. 
F. PANEN 
Gambar 5. panen 
Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai 
kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan 
di tempat pengumpulan hasi (TPH) berikut brondolanya. Adapun yang perlu 
diperhatiakan yaitu matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan anacak panen. 
 Matang panen 
Gambar 6 . TPH TBS 
Matang panen adalah persyaratan kondisi tandan yang ditetapkan untuk dapat 
dipanen. Kriteria matang panen yang diberlakukan di PTP Nusantara IV adalah 
5 brondolan per tandan di piringan. 
 Cara panen 
- Tandan yang telah memnuhi kriteria matang panen dipotong. 
- Pelepah dibawah tandan yang dipanen dipotong mepet (untuk 
tanaman dewasa) sedangkan pada tanaman muda (3-5 tahun)
pelepah daun tidak dipotong karena yang dipotong hanya buahnya 
saja. 
- Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan disusun digawangan mati 
(ditanah saja) 
- TBS disusun ditempat pengumpulan hasil (TPH) sedangkan 
brondolan yang dipiringan/gawangan dikutip bersih dan 
dimasukkan ke dalam karung. 
 Alat panen 
Untuk peanen diareal tanaman muda (3-5tahun) diperlukan alat dodos, kampak 
dan alat pikul, sepeda, ganco dan goni. Sedangkan untuk panen diareal tanaman 
dewasa dan tua (>5 tahun) diperlukan alat kampak, egrek, bamboo/galah egrek, 
tali, alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu dan goni. 
 Rotasi panen 
Rotasi panen di afdeling/kebun diatur dan disesuaikan dengan ha ri kerja pabrik 
yakni sebagai berikut : 
- 6/7 : 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-sabtu), biasanya 
hanya dilakukan waktu musim panen puncak. 
- 5/7 : 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-jumat) 
 Ancak panen 
Ancak panen adalah lulusan yang menjadi tanggung jawab pemanen 
- Ancak tetap : pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap. 
- Ancak giring : pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen 
di 1 blok. Setelah selesai pindah ke blok lain.acak giring di bagi menjadi 
2, yaitu : ancak giring tetap dan ancak giring tidak tetap. 
 Ancak giring tetap 
Pemanen pertama mengambil gawangan pertama pada 
perpindahan berikutnya. 
 Ancak giring tidak tetap 
Gawangan pertama pada perpindahan berikutnya dikerjakan oleh 
siapa saja/ pemanen yang telah terlebih dahulu selesai.
BAB IV 
PEMBAHASAN 
Panen merupakan rangkain kegiatan terakhir pada budidaya tanaman kelapa sawit, pada 
prinsipnya panen adalah proses kegiatan pengambilan tandan buah segar (TBS) dari tanaman 
kelapa sawit. kegiatan ini sangat penting, karena akan mempengaruhi kualitas tandan buah segar 
(TBS) yang akan diolah di pabrik kelapa sawit, panen yang sesuai dengan fraksi yang tepat akan 
menghasilkan rendemen yang optimal dan sebaliknya kesalahan pada proses panen akan 
mempengaruhi kwalitas tandan yang akan berimbas pada turunnya rendemen yang diolah dan 
kerusakan pada tanaman yang dipanen, fraksi yang baik untuk dipanen ialah fraksi 2,3,dan 4. 
Apabila kita memanen fraksi mentah (fraksi 00 dan 0) rendemen yang dihasilkan akan rendah, 
sedangkan kalau kita memanen lewat matang (fraksi 5) akan menaikan ALB (ALB harus 
dibawah 5 %), sehingga fraksi 5 tidak dibawa ke pabrik namun di brondol di lapangan. Tanaman 
kelapa sawit dipanen pada umur 30 bulan sampai 36 bulan. Pada proses panen dikenal PAO 
(panen, angkut, olah) yang berarti satu kesatuan proses panen sampai TBS terkirim kepabrik 
dengan tepat waktu yaitu kurang dari 24 jam. 
Dari hasil praktek kerja lapangan saya di unit usaha Adolina, bahwa cara panen yang 
dilakukan sudah sesuai dengan SOP yang ada, fraksi panen secara umum sudah ba ik, brondolan 
sudah bersih di piringan, gawangan, maupun di TPH. Untuk menunjang kegiatan panen para 
pemanen membawa istri atau keluarga untuk mengutip brondolan yang dikenal dengan family 
cup, penyusunan pelepah setelah panen juga sudah tertata rapi digawangan mati. namun ada 
beberapa kendala dalam proses panen diantaranya pengangkuatan TBS yang terhambat karena 
jalan yang rusak akibat curah hujan yang masih tinggi, dalam hal ini menurut saya perlunya 
adanya pengerasan jalan dan perbaikan saluran air (drainase) sehingga proses pengangkutan TBS 
dapat berjalan dengan baik dan diharapkan tidak ada buah yang menginap. Kendala lainya yaitu 
masih ada pemanen yang memanen buah mentah yaitu fraksi 0, dalam hal ini petugas mutu 
panen dan mandor panen harus memberi sangksi penurunan kelas panen sehingga diharapkan 
perubahan kearah yang lebih baik. 
Untuk memperoleh produksi yang optimal setiap pemanen diberi target tandan yang akan 
dipanen berupa basis tugas ataupun basis premi. Dimana kelebihan dari basis tugas dijadikan 
premi bagi pemanen. Di afdeling 2 untuk harga 1 ton TBS yang diperoleh adalah Rp 37.500,-
Untuk brondolan dihitung dengan harga Rp 100,- /Kg. Dengan demikian diharapkan tidak ada 
lagi brondolan yang tertinggal di piringan ataupun di Tempat Penampungan Hasil ( TPH ).
BAB V 
KESIMPULAN 
1. Untuk mendapatkan rendemen yag baik TBS yang di panen harus fraksi matang 
(fraksi 2,3,dan 4 / 5 buah brondolan jatuh disekitar piringan sebelum panen) 
2. Proses pengangkutan harus berjalan dengan baik dan tidak ada buah yang menginap 
sehingga ALB tetap terjaga, ALB yang baik dibawah 5 %. 
3. Family cup sangat perlu di kembangkan, untuk mendukung prestasi kerja pemanen.
DAFTAR PUSTAKA 
 Vademecum. Bidang tanaman PT.perkebunan X (persero). 1993 
 Anonim, 2009. Pedoman Praktek Kerja Lapangan II, Program Studi Budidaya 
Tanaman Perkebunan, Politeknik LPP Yogyakarta. 
 Buku Pintar Mandor (BPM) ; seri Budidaya tanaman kelapa sawit, Lembaga Pendidikan 
Perkebunan 2000. 
 Hasil praktek kerja lapangan di kebun Unit Usaha Betung / arahan pembimbing di 
lapangan. 
 Lubis, A.U.1992. Kelapa Sawit di Indonesia.Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – 
Bandar kuala, Pematang Siantar, Indonesia 
 Suwandi dan Fidber Chan.1989.Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit 
Risza,S.1995.Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit.Yogyakarta
OPTIMALKAN KELAPA SAWIT

More Related Content

What's hot (17)

penanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawitpenanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawit
 
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALANPEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
 
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentationCara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
 
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
3 draft proposal
3 draft proposal3 draft proposal
3 draft proposal
 
Budi daya sawi
Budi daya sawiBudi daya sawi
Budi daya sawi
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Makalah budidaya tanaman semusim
Makalah budidaya tanaman semusimMakalah budidaya tanaman semusim
Makalah budidaya tanaman semusim
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Budidaya tanaman-padi
Budidaya tanaman-padiBudidaya tanaman-padi
Budidaya tanaman-padi
 
Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawitMakalah peran mulsa pada kelapa sawit
Makalah peran mulsa pada kelapa sawit
 
Padi hibrida vs padi inbrida
Padi hibrida vs padi inbridaPadi hibrida vs padi inbrida
Padi hibrida vs padi inbrida
 
Laporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainaseLaporan besar irigasi dan drainase
Laporan besar irigasi dan drainase
 
Melati
MelatiMelati
Melati
 
Pengenalan kepada nurseri
Pengenalan kepada nurseriPengenalan kepada nurseri
Pengenalan kepada nurseri
 

Viewers also liked

Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh  firman ahyudaPpt proses penggolahan teh  firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh firman ahyudafirmanahyuda
 
Power Point Magang klompok pagilaran 1
Power Point Magang klompok pagilaran 1Power Point Magang klompok pagilaran 1
Power Point Magang klompok pagilaran 1sahrini
 
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetiksat rahayuwati
 
emediaIT - Sharepoint 2010 and K2 Breakfast - 2010.04.22
emediaIT - Sharepoint 2010 and K2 Breakfast - 2010.04.22emediaIT - Sharepoint 2010 and K2 Breakfast - 2010.04.22
emediaIT - Sharepoint 2010 and K2 Breakfast - 2010.04.22Venketash (Pat) Ramadass
 
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMeningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMadunforyou Madunforyou
 
신기술업무프로세스핵심용어(It비지니스용어집)
신기술업무프로세스핵심용어(It비지니스용어집)신기술업무프로세스핵심용어(It비지니스용어집)
신기술업무프로세스핵심용어(It비지니스용어집)Jay W. Choi
 
Indonesia forest league - young lions 2013
Indonesia forest league - young lions 2013 Indonesia forest league - young lions 2013
Indonesia forest league - young lions 2013 Intan Andini
 
Salam Base Business
Salam Base BusinessSalam Base Business
Salam Base BusinessHaziq Jadoon
 
Persepsi guru-tentang-buku-teks
Persepsi guru-tentang-buku-teksPersepsi guru-tentang-buku-teks
Persepsi guru-tentang-buku-teksFelix Baskara
 
Business communication (zayani)
Business communication (zayani)Business communication (zayani)
Business communication (zayani)hassan777898
 
OpenStack Summit 2015 Tokyo Heat-Translator and TOSCA vbrownbag
OpenStack Summit 2015 Tokyo Heat-Translator and TOSCA vbrownbagOpenStack Summit 2015 Tokyo Heat-Translator and TOSCA vbrownbag
OpenStack Summit 2015 Tokyo Heat-Translator and TOSCA vbrownbagme_slideshare_2
 
Thermal storage dan konservasi energi
Thermal storage dan konservasi energiThermal storage dan konservasi energi
Thermal storage dan konservasi energiDedep Tohpati
 
Bonjour French Film Festival - Runner Up Young Spikes Indonesia 2013
Bonjour French Film Festival - Runner Up Young Spikes Indonesia 2013Bonjour French Film Festival - Runner Up Young Spikes Indonesia 2013
Bonjour French Film Festival - Runner Up Young Spikes Indonesia 2013teguhtriguna
 
IPv6 deployment status
IPv6 deployment statusIPv6 deployment status
IPv6 deployment statusAPNIC
 
Tahun 4 mobail buah-buahan
Tahun 4 mobail   buah-buahanTahun 4 mobail   buah-buahan
Tahun 4 mobail buah-buahanong2012
 
50 sites 21st century skills
50 sites 21st century skills50 sites 21st century skills
50 sites 21st century skillsBrandon Raymo
 
Losing the Document Battle? Alfresco, Drupal Combine for Solution
Losing the Document Battle? Alfresco, Drupal Combine for SolutionLosing the Document Battle? Alfresco, Drupal Combine for Solution
Losing the Document Battle? Alfresco, Drupal Combine for SolutionAcquia
 

Viewers also liked (20)

Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh  firman ahyudaPpt proses penggolahan teh  firman ahyuda
Ppt proses penggolahan teh firman ahyuda
 
Power Point Magang klompok pagilaran 1
Power Point Magang klompok pagilaran 1Power Point Magang klompok pagilaran 1
Power Point Magang klompok pagilaran 1
 
Laporan pkl
Laporan pklLaporan pkl
Laporan pkl
 
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
5. Penyakit Kelapa Sawit Non Infeksius 3 Kelainan Genetik
 
Kopi
KopiKopi
Kopi
 
emediaIT - Sharepoint 2010 and K2 Breakfast - 2010.04.22
emediaIT - Sharepoint 2010 and K2 Breakfast - 2010.04.22emediaIT - Sharepoint 2010 and K2 Breakfast - 2010.04.22
emediaIT - Sharepoint 2010 and K2 Breakfast - 2010.04.22
 
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMeningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
 
신기술업무프로세스핵심용어(It비지니스용어집)
신기술업무프로세스핵심용어(It비지니스용어집)신기술업무프로세스핵심용어(It비지니스용어집)
신기술업무프로세스핵심용어(It비지니스용어집)
 
Indonesia forest league - young lions 2013
Indonesia forest league - young lions 2013 Indonesia forest league - young lions 2013
Indonesia forest league - young lions 2013
 
Salam Base Business
Salam Base BusinessSalam Base Business
Salam Base Business
 
Persepsi guru-tentang-buku-teks
Persepsi guru-tentang-buku-teksPersepsi guru-tentang-buku-teks
Persepsi guru-tentang-buku-teks
 
Business communication (zayani)
Business communication (zayani)Business communication (zayani)
Business communication (zayani)
 
OpenStack Summit 2015 Tokyo Heat-Translator and TOSCA vbrownbag
OpenStack Summit 2015 Tokyo Heat-Translator and TOSCA vbrownbagOpenStack Summit 2015 Tokyo Heat-Translator and TOSCA vbrownbag
OpenStack Summit 2015 Tokyo Heat-Translator and TOSCA vbrownbag
 
Thermal storage dan konservasi energi
Thermal storage dan konservasi energiThermal storage dan konservasi energi
Thermal storage dan konservasi energi
 
Bonjour French Film Festival - Runner Up Young Spikes Indonesia 2013
Bonjour French Film Festival - Runner Up Young Spikes Indonesia 2013Bonjour French Film Festival - Runner Up Young Spikes Indonesia 2013
Bonjour French Film Festival - Runner Up Young Spikes Indonesia 2013
 
IPv6 deployment status
IPv6 deployment statusIPv6 deployment status
IPv6 deployment status
 
Tahun 4 mobail buah-buahan
Tahun 4 mobail   buah-buahanTahun 4 mobail   buah-buahan
Tahun 4 mobail buah-buahan
 
50 sites 21st century skills
50 sites 21st century skills50 sites 21st century skills
50 sites 21st century skills
 
The Year Book PR.ONE
The Year Book PR.ONEThe Year Book PR.ONE
The Year Book PR.ONE
 
Losing the Document Battle? Alfresco, Drupal Combine for Solution
Losing the Document Battle? Alfresco, Drupal Combine for SolutionLosing the Document Battle? Alfresco, Drupal Combine for Solution
Losing the Document Battle? Alfresco, Drupal Combine for Solution
 

Similar to OPTIMALKAN KELAPA SAWIT

Similar to OPTIMALKAN KELAPA SAWIT (20)

PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
 
Teknik budidaya gaharu
Teknik budidaya gaharuTeknik budidaya gaharu
Teknik budidaya gaharu
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
Teknis Bisnis Buah Apel
Teknis Bisnis Buah ApelTeknis Bisnis Buah Apel
Teknis Bisnis Buah Apel
 
Teknis budidaya nilam
Teknis budidaya nilamTeknis budidaya nilam
Teknis budidaya nilam
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 
Jenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutanJenis tanaman rambutan
Jenis tanaman rambutan
 
Presentasi kl
Presentasi klPresentasi kl
Presentasi kl
 
Sawo
SawoSawo
Sawo
 
Budidaya tanaman nilam
Budidaya tanaman nilamBudidaya tanaman nilam
Budidaya tanaman nilam
 
ANALISA DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
ANALISA  DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptxANALISA  DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
ANALISA DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panili
 
Zaras
ZarasZaras
Zaras
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu airPedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
 
Prospek serai wangi
Prospek serai wangiProspek serai wangi
Prospek serai wangi
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu MeteTeknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
 

Recently uploaded

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

OPTIMALKAN KELAPA SAWIT

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Beberapa tahun ini kelapa sawit menjadi komoditas utama di Indonesia, kelapa sawit menjaadi komoditas utama karena nilai ekonomisnya tinggi. Selain PTPN banyak perusahaan swasta yang semula tidak lahan sawit, diganti dengan lahan sawit karena dirasa menguntungkan. Kelapa sawit adalah tanaman sejenis palma, bagian tanaman yang bernilai ekonomis adalah buahnya,umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun, pada umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit dipanen, tandanyapun sudah jarang sehingga diperhitungkan tidak ekonomis lagi. Morfologi tanaman kelapa sawit meliputi : akar, batang, daun, bunga, buah. 1. Akar Akar kelapa sawit system perakarannya serabut, dapat mencapai kedalaman 1,5 m, dan jarak 2-2,5 m dari pangkal pohon. 2. Batang Berbatang lurus, tidak bercabang. Pada tanaman dewasa diameternya 45-60 cm.bagian bawah batangnya lebih gemuk disebut bonggol, dengan diameter 60- 100 cm. 3. Daun Tahapan perkembangan daun : daun awal yang keluar pada masa pembibitan berupa helaian yang utuh, kemudian bentuk daun dengan helaian daun sudah pecah tetapi bagian ujung belum terbuka dan bentuk daun dengan helaian yang sudah membuka sempurna dengan arah anak daun ke atas dank e bawah. 4. Bunga Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina, mulai berbunga pada umur ± 14-18 bulan. Pada mulanya yang keluar adalah bunga jantan kemudian secara bertahapa akan muncul bunga betna. Terkadang ditemui bunga banci yaitu bunga jantan dan betina ada pada satu rangkaian. 5. Buah Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dan warnanya berubah menjadi orange. Berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman, kesuburan tanah dan pemeliharaan. Dalam satu tandan ada 600-2000 buah, panjang buah 3-5 cm, berat per buah 13-30gr.
  • 2. A. EKOLOGI 1. Letak geografis PTP Nusantara IV kebun Adolina terletak di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. Kebun Adolina merupakan kebun dengan kesesuaian lahan kelas III. Kebun Adolina merupakan daerah yang dekat dengan pantai. Batas-batas wilayah kebun adolina antara lain : Timur : Desa Suka Jadi/ Desa Tawan Barat : Bakaran Laut Utara : Kampung Kota Pari Selatan : Kampung T. Jaka 2. Lahan dan Iklim Topografi pada kebun Adolina datar dan bergelombang afd.IX (Bandar Kwala) dan bergelombang berbukit di jumpai pada daerah Bangun Purba. Kelas kesesuaian lahan secara actual sebagian besar kebun Adolina tergolong kelaslahan S3. Dengan tekstur tanah liat berpasir dan berpasir. 3. Curah hujan Tabel 1. Data Curah Hujan Tahun Jumlah Curah Hujan Mm (millimeter) Hh (hari hujan) 2010 1060 65 2011 1150 74 2012 (jan s/d juni) 744 50 Dapat dilihat dari table di atas bahwa curah hujan paling tertinggi adalah tahun 2011 dengan curah hujan 1150 mm dengan hari hujan 74. Sedangkan tahun 2010 curah hujan 1060 dengan hari hujan 65. B. Luas lahan, produksi dan produktivitas Luas areal HGU unit kebun Adolina seluas 8.965,69 Ha, di bagi menjadi tiga bagianya itu kelapa sawit : 7972 Ha (TBM : 929, TM : 6737 areal belum disisipi/ diperbaiki 162 Ha dan kebun benih 144 Ha). Kebun benih kakao 150 Ha dan lain-lain 843,69 Ha (empasement,pondok,bibitan,pabrikdll). Tahun Luas lahan (ha) Produksi (kg) Produktivitas (ton/ha) 2008 5020 113.305.468 22,57 2009 5056 112.693.307 24,27 2010 5000 119.925.573 23,99 2011 5980 135.981.717 23,99
  • 3. 2012 ( Jan s/d Juni) 6737 62.731.370 9.26 Dari data table di atas, dapat kita lihat bahwa produksi pada tahun 2009 adalah paling tertinggi dari angka produksi pada tahun sebelumnya dan sesudahnya yaitu 112.693.307 kg. BAB II HASIIL PRAKTEK Tahapan teknik budidaya sawit meliputi pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan TBM, TM, panen dan pengolahan A. PERSIAPAN LAHAN Pembukaan lahan Sistem pembukaan lahan terdiri dari : o Manual : menggunakan tenaga manusia peralatan sederhana o Mekanis : menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, buldoser yang diterapkan pada areal yang rata. o Khemis : peracunan pohon atau penyemprotan gulma denga bahan kimia Sistem pembukaan lahan disesuakain dengan kondisi vegetasi areal topografi, yaitu :  Pada hutan primer,hutan sekunder dan semak belukar menggunakan sistem manual atau mekanis.  Pada lahan alang-alang menggunakan sistem manual, mekanis atau khemis.  Pada areal konversi menggunakan sistem manual + khemis atau mekanis + khemis. Tahap pekerjaan pembukaan lahan :  Survei pendahuluan Menetapkan batas konsensi lahan, membuat jalur rintisan arah utara selatan berjarak 400 atau 500m, pemetakan skala detail calon areal perkebuanan.  Membabat Memotong anak kayu berdiameter <10cm, membabat semak belukar untuk memudahkan penumbangan pohon.  Menumbang
  • 4. Menubang pohon berdiameter >10cm, tinggi penebanga/sisa tunggul dari permukaan tanah berdiameter : 10-30, 30-75 dan >75 cm.  Merencek Memotong batang, cabang dan ranting, pedoman panjang potongan kayu berdiameter : 10-30, 30-75 dan >75 cm.  Memupuk Mengumpilkan batang dan cabang-cabang yang telah dipotong menjadi barisan yang teratur, potongan cabang-cabang disusun di atas potongan batang yang besar, jarak antar pumpukan 50-100 meter.  Membersihkan areal Membersihkan areal sisa-sisa potongan untuk dikumpulkan di jalur rumpukan. o Penataan kebun Tujuan penataan kebun adalah untuk mengetahui tata ruang/pengunaan untuk blok tanam,areal pembibitan, saluran air,kantor, pabrik dan lain-lain sesuai kebun. o Pengawetantanah Pengawetantanahberupapembuatanterasberdasarkakeringanalahandanpembuata nrorak. B. Pembibitan kelapa sawit Gambar 1. Pembibitan kelapa sawit Pelaksanaan pembibtan dilaksanakan dengan sistem double stage system atau dengan dua tahapan, yaitu : 1. Pre nursery (PN)  Persiapan areal Areal yang sudah dibuka (land clearing) dibersihkan dan diratakan.  Membuat bedengan Ukuran 1,2m dan 0,8m agar proposional,tepi bedengan diberi batas dengan bambu atau papan.  Menabur pasir
  • 5. Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2cm.  Meracun serangga Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan intektisida  Naungan Tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2m, dan jarak antar tiang 3m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet. Mulai umur 1,5 bualan naungan dikurangi dan umur 2,5 bulan sudah tidak diperlukan naungan.  Mengumpulkan tanah Tanah yang di pakai adalah tanah yang cukup gembur. Dikumpulkan dari tanah lapisan atas dan bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir dengan perbandingan 3 : 1  Mengisi polibag Ukuran polibag 14 x 22 cm (ukuran datar), lubang polibag berjumlah 12- 24 dengan diameter 0,5cm, warna hitam tebal 0,07-0,1mm, polibag dibuka, diisi tanah sampai setengah bagian, tanah dipadatakan kemudian diisi lagi sampai 2cm dari tepi atas  Menyusun di bedengan Polibag disusun secara tegak dan rapat di bedengan  Seleksi kecambah Kecambah normal : calon akar (radicula) dan calon batang (plumula) terlihat jelas, panjangnya 8-25 mm. Radicula berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar, sedangkan plumula ujungnya tajam seperti tombak.  Penyiraman Bibit disiram 2 kali sehari, yaitu : pagi jam 07.00 – selesai (paling lambat jam 11.00) dan sore jam 15.00-selesai.  Penyiangan Dilakukan 1x tiap 2 minggu, tanah di polibag perlu juga di periksa. Bila tanahnya berkurang perlu ditambahkan.  Drainase Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan, diperiksa agar air jangan tergenang di polibag.  Pemupukan Pemupukan pada minggu genap yatu dengan pupuk majemuk dengan konsentrasi 0,2% dan minggu ganjil dengan urea o,2%, pemupukan dilakukan setelah selesai penyiramaan pertama atau pagi hari.  Pengendalian hama dan penyakit Pengamatan hama atau penyakit dilakukan tiap hari. Diusahakan pengendalian dengan cara manual. Apabila ganguan hama/penyakit sudah
  • 6. ada dalam tingkat berat maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida.  Seleksi Seleksi dilakukan saat kecambah akan dipindah ke pembibitan utama yaitu umur 3 bulan, ciri ciri bibit yang baik adalah : jumlah daun 3-4, tinggi bibit 18-20 cm, diameter batang 3cm 2. Pembibitan utama (main nursery)  Persiapan lahan Areal yang telah dibuka dibersihkan,pada aeral tidak rata, diratakan secara manual atau mekanis. Dibuat parit drainase mengikuti dari jaringan pipa penyiraman.  Memancang Umur bibit 8-10 bulan dengan jarak pancang 70x70x70 cm (23.000 bibit/ha). Lebih dari 10 bulan jarak pancang 90x90x90 cm (14.000 bibit/ha)  Mengumpulkan tanah Tanah dikumpulkan yang gembur dari lapisan atas. Dibersihkam dari rumput-rumput,akar-akar dan gulma  Mengisi polibag Tanah diisikan sampai setengah bagian,dipadatankan, diisi lagi sampai 3- 5 cm dibawah permukaan polibag.  Menyusun polibag Polibag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang.  Menanam bibit Tanah di polibag dilubangi sebesar ukuran polibag kecil dengan alat bor tanah atau yang dibuat dari pipa 4inch. Bibit yang memenuhi syarat (umur 3 bulan, daun 3-4, bentuk se3mpurna). Penanaman : bibit di polibag kecil di pegang miring, dasarnya disayat keliling kemudian dilepas. Dimasukkan ke dalam lubang polibag besar, tanah diratakan dan dipadatkan.  Penyiraman Bibit disiram 2 kali/hari, pagi jam 07.00 – selesai selambat-lambatnya jam 11.00, sore jam 15.00 – selesai. Bila malam sebelumnya turun hujan dan tanah di polibag masih basah maka hanya dilaksanakan penyiraman sore. Bila hujan pagi hari cukup lebat, sore hari bibit tidak perlu disiram.  Penyiangan Dilakukan 2 minggu sekali, penyiangan dalam polibag dan diluar polibag, dalam polibag penyiangan secara manual.  Konsolidasi
  • 7. Dilakukan 1x/bulan, meliputi menegakkan polibag yang miring, mengganti/ membuat polibag yang pecah, menambah tanah di polibag  Pemupukan Di mulai pada minggu ke 2 setelah bibit dipindahkan ke main nursery. Table 3. Data Pemupukam di Main Nursery Umur ( minggu) Jenis Pupuk (gr) Di Main Nursery NPK 15-15-6-4 NPK 12-12-17- 2 Kieserite 2 2,5 3 2,5 4 5,0 5 5,0 6 7,5 8 7,5 10 10 12 10 14 10 7,5 16 10 5,0 18 10 20 10 5,0 22 15 24 15 7,5 26 15 28 15 7,5 30 20 32 20 10 34 20 36 25 10 38 25 40 25 10 C. PENANAMAN Penanaman harus direncanakan dan disesuaikan dengan musim hujan yang sudah diketahui, waktu penanaman kelapa sawit dimulai pada awal musim hujan sampai musim kering. Umur bibit yang digunakan untuk ditanam dilapangan adalah 12-14 bulan (sejak dari prenursery). 1. Pemancangan Pemancangan dilakukan dengan cara menentukan arah yang mau dipancang ± 0,25 ha, kemudian membuat pancang kepala (a,b,c) dicat putih sebanyak 3buah menuju arah timur barat yang berjarak 16m (2x jarak antara barisan) dengan menarik kawat sepanjang 50m dan tanda jarak antar barisan dipancang dengan pancang biasa (anak pancang tidak dicat) anak pancang tersebut dinamakan a1, b1 dan c1.
  • 8. 2. Menanam Sebelum dilakukan penanaman terhadap bibit kelpa sawit, terlebih dahulu bibit yang akan ditanam diseleksi, bibit yang mempunyai kualitas yang buruk tidak diikut sertakan, pada saat penanaman bibit sebaiknya sudah berumur 11-13 bulan. Karena bibit pada umur tersebut sudah mempunyai sistem perakaran yang menembus lubang berforasi pada polibag, maka polibag diputar 900 minimal 1minggu sebelum penanaman untuk memutuskan akar yang menerobis lubang berforasi pada polibag ke tanah dibawahnya, hal ini gunanya agar bibit tidak mengalami shock dan stress. D. PEMELIHARAAN TBM Gambar 2 . TBM Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan 1. Penyiangan piringan Penyiangan piringan dilakukan dengan menyingkirkan semua jenis tumbuhan dari permukaan tanah selebar piringan pohon yang telah ditentukan, sehingga tanah bersih dari rumput. 2. Penyiangan gawangan Pada kegiatan penyiangan gawangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan membabat gulma yang ada digawangan dan pasar pikul inclusive TPH dengan menggunakan parang babat mata dua. 3. Jalan pikul Jalan pikul berfungsi sebagai jalan untuk pemeliharaan tanaman, jalan pikul dibuat dengan lebar antara 80-100 cm dengan menggunakan cangkul dan parang babat, pemeliharaannya dengan cara manual/ garuk atau khemis disemprot dengan herbisida. 4. Pemeliharaan jalan
  • 9. Pengerasan jalan pada lokasi yang perlu, dengan standart 10m/ha/th. Bahan 30m3 batu padas dan 1,5 m3 sirtu (pasir batu), pemeliharaan rutin dengan cara membabat rumput-rumputnya. 5. Parit drainase Membersihkan parit-parit yang ada dari hilir ke hulu, rumput-rumput di tebing parit dibabat, mendalamkan parit sperti ukuran dan bentuk seperti semula. 6. Penyisipan Pohon yang mati/tidak normal diganti dengan bibit yang baru, penyisipan dilaksanakan pada musim hujan cara-caranya seperti pada penanaman kelpa sawit. 7. Konsolidasi Dilakukan pada TBM 1. Pohon yang miring atau kurang tegak diluruskan. Caranya dengan sedikit menimbun tanah kemudian dipadatkan. Saat memadatkan diperhatikan lurus/ mata lima dengan tanman lainnya. Bila perlu ditopang dengan bambu atau kayu. 8. Titi panen Untuk mempermudah pemanen mengambil/ mengangkut buah, dibuat pada tempat-tempat yang diperlukan 9. Tempat pengumpulan hasil Dibuat 3-6 bulan sebelum panen dengan ukuran 2x2 m, jarak antar TPH ± 50m (tiap 6 gawangan) 10. Pemupukan Table 4 . Data pemupukan di TBM (gr/ pohon) Umur (bln) N.P.K.M g 15.15.6.4 N.P.K.Mg 13.8.27.4.0,58 urea RP TSP KCl Kies. Borax LCC 300 kg/ha Lubag tanam 500 1 200 3 300 10 TBM 300 200 500 10 0 6 300 20 9 1000 30 12 400 50 13 150 15 1500 50 TBM 1 2500 700 150 150
  • 10. 18 2000 75 21 700 24 1000 500 1000 400 100 TBM 2000 1700 500 1000 400 175 2 28 1250 1250 1500 1000 100 33 1250 1500 100 TBM 2500 1250 3000 1000 200 3 11. Hama dan penyakit  Hama  Ulat api Ulat api menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika ulat api menyerang kelap sawit yaitu daun-daunya berlubang bahkan bisa gundul. Adapun tingkatan serangan ulat api, jika ulat api di dalam satu sawit kurang dari 3 termasuk serangan ringan. Jika dalam satu sawit ulat api ada antara 3-4 maka termasuk serangan sedang. Sedangkan lebih dari 5 maka termasuk dalam serangan berat.  Oryctes rhinoceros (kumbang badak) Gambar 3. pengendalian hama oryctes rhinocerus Kumbang ini menggerek jaringan pucuk melalui slah satu ketiak pelepah, setelah masuk merusak pelepah daun yang belum terbuka.
  • 11.  Tikus Tikus ini merusak bagian pangkal pelepah, dengan cara mengerat pangkal pelepah dan dapat sampai pada titik tumbuh.  Penyakit  Penyakit tajuk (crown diseases) Tanaman yang terserang daun-daun (pucuk) membengkok. Daunnya robek-robek dan putus-putus.  Busuk pangkal batang Tanaman yang terserang daun-daun mudanya banyak yang tidak membuka, daun-daun tua layu,pelepahnya patah. Dan bila tidak segera di lakukan pencegahan pada pangkal batang terbentuk badan buah jamur. 12. Kastrasi Kastrasi yaitu membuang bunga jantan dan betina, karena buah yang belum ekonomis dipanen karena belum merata, dan tujuan utama kastrasi yaitu untuk memaksimalkan pertumbuah vegetatif. Gambar 4. Kastrasi pada tbm E. PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM) 1. Gawangan Gawangan adalah areal yang terletak di antara piringan pohon,adapun pemeliharaan dengan cara manual dan khemis. Cara manual rumput lunak dibabat, cara khemis disemprot dengan herbisida paracol/round up. 2. Piringan Piringan pohon harus bebas dari gulma dengan jadwal pengendaliannya disesuaikan dengan program pemupukan. 3. Jalan pikul Pemeliharaan jalan pikul dapat dilakukan dengan cara manual dan khemis. Cara manual dengan digaruk, cara khemis dengan semprot, seperti pada piringan. 4. Pemeliharaan jalan Dengan cara manual dengan membabat kaki lima, dan pemadatan dengan greder. 5. Parit drainase Seperti halnya pada TBM yaitu mencuci dan mendalamkan parit drainase. 6. Tempat pengumpulan hasil (TPH) TPH di buat pada saat menjelang waktu panen, pemeliharaan TPH dapat dengan cara manual yaitu dengan cara menggaruk rumput di TPH tersebut. 7. Pemupukan
  • 12. Jenis dan dosis pupuk TM mengikuti rekomendasi yang dibuat oleh balai penelitian, dengan mempertimbangkan : hasil analisa tanah, hasil analisa daun, pengamatan pertumbuhan tanaman, gejala-gejala kekurangan hara yang terjadi/ terlihat di lapangan, realisasi pemupukan sebelumnya. 8. Hama dan penyakit  Hama  Ulat api Ulat api menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika ulat api menyerang kelap sawit yaitu daun-daunya berlubang bahkan bisa gundul. Adapun tingkatan serangan ulat api, jika ulat api di dalam satu sawit kurang dari 7 termasuk serangan ringan. Jika dalam satu sawit ulat api ada antara 7-9 maka termasuk serangan sedang. Sedangkan lebih dari 10 maka termasuk dalam serangan berat.  Ulat kantong Ulat kantong menyerang daun pada kelapa sawit, gejala yang timbul jika ulat kantong menyerang kelap sawit yaitu terjadi kerusakan pada daun. Adapun tingkatan serangan ulat kantong, jika ulat kantong di dalam satu sawit kurang dari 7 termasuk serangan ringan. Jika dalam satu sawit ulat kantong ada antara 7-9 maka termasuk serangan sedang. Sedangkan lebih dari 10 maka termasuk dalam serangan berat.  Apogonia sp Apogonia ini termasuk dalam jenis kumbang, kumbang ini menyerang pada malam hari, kumbang ini menyerang daun gejala yang timbul bila terserang hama ini yaitu kerusakaan pada daun.  Tikus Tikus di dalam TM tidak lagi menyerang pangkal pelepah, yaitu menyerang buah pada kelapa sawit sehingga tidak dapat dipanen.  Penyakit  Busuk pangkal batang Tanaman yang terserang daun-daun mudanya banyak yang tidak membuka, daun-daun tua layu,pelepahnya patah. Dan bila tidak segera di lakukan pencegahan pada pangkal batang terbentuk badan buah jamur.  Busuk pangkal atas
  • 13. Tanaman yang terserang penyakit ini memiliki gejala : batang membusuk pada ketinggian lebih dari 1m.  Busuk tandan Gejala yang timbul bila terserang penyakit ini yaitu permukaan tandan terdapat benang-benang jamur putih mengkilat, lama-kelamaan miselium masuk ke daging buah sehingga busuk. F. PANEN Gambar 5. panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasi (TPH) berikut brondolanya. Adapun yang perlu diperhatiakan yaitu matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan anacak panen.  Matang panen Gambar 6 . TPH TBS Matang panen adalah persyaratan kondisi tandan yang ditetapkan untuk dapat dipanen. Kriteria matang panen yang diberlakukan di PTP Nusantara IV adalah 5 brondolan per tandan di piringan.  Cara panen - Tandan yang telah memnuhi kriteria matang panen dipotong. - Pelepah dibawah tandan yang dipanen dipotong mepet (untuk tanaman dewasa) sedangkan pada tanaman muda (3-5 tahun)
  • 14. pelepah daun tidak dipotong karena yang dipotong hanya buahnya saja. - Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan disusun digawangan mati (ditanah saja) - TBS disusun ditempat pengumpulan hasil (TPH) sedangkan brondolan yang dipiringan/gawangan dikutip bersih dan dimasukkan ke dalam karung.  Alat panen Untuk peanen diareal tanaman muda (3-5tahun) diperlukan alat dodos, kampak dan alat pikul, sepeda, ganco dan goni. Sedangkan untuk panen diareal tanaman dewasa dan tua (>5 tahun) diperlukan alat kampak, egrek, bamboo/galah egrek, tali, alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu dan goni.  Rotasi panen Rotasi panen di afdeling/kebun diatur dan disesuaikan dengan ha ri kerja pabrik yakni sebagai berikut : - 6/7 : 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-sabtu), biasanya hanya dilakukan waktu musim panen puncak. - 5/7 : 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-jumat)  Ancak panen Ancak panen adalah lulusan yang menjadi tanggung jawab pemanen - Ancak tetap : pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap. - Ancak giring : pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen di 1 blok. Setelah selesai pindah ke blok lain.acak giring di bagi menjadi 2, yaitu : ancak giring tetap dan ancak giring tidak tetap.  Ancak giring tetap Pemanen pertama mengambil gawangan pertama pada perpindahan berikutnya.  Ancak giring tidak tetap Gawangan pertama pada perpindahan berikutnya dikerjakan oleh siapa saja/ pemanen yang telah terlebih dahulu selesai.
  • 15. BAB IV PEMBAHASAN Panen merupakan rangkain kegiatan terakhir pada budidaya tanaman kelapa sawit, pada prinsipnya panen adalah proses kegiatan pengambilan tandan buah segar (TBS) dari tanaman kelapa sawit. kegiatan ini sangat penting, karena akan mempengaruhi kualitas tandan buah segar (TBS) yang akan diolah di pabrik kelapa sawit, panen yang sesuai dengan fraksi yang tepat akan menghasilkan rendemen yang optimal dan sebaliknya kesalahan pada proses panen akan mempengaruhi kwalitas tandan yang akan berimbas pada turunnya rendemen yang diolah dan kerusakan pada tanaman yang dipanen, fraksi yang baik untuk dipanen ialah fraksi 2,3,dan 4. Apabila kita memanen fraksi mentah (fraksi 00 dan 0) rendemen yang dihasilkan akan rendah, sedangkan kalau kita memanen lewat matang (fraksi 5) akan menaikan ALB (ALB harus dibawah 5 %), sehingga fraksi 5 tidak dibawa ke pabrik namun di brondol di lapangan. Tanaman kelapa sawit dipanen pada umur 30 bulan sampai 36 bulan. Pada proses panen dikenal PAO (panen, angkut, olah) yang berarti satu kesatuan proses panen sampai TBS terkirim kepabrik dengan tepat waktu yaitu kurang dari 24 jam. Dari hasil praktek kerja lapangan saya di unit usaha Adolina, bahwa cara panen yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP yang ada, fraksi panen secara umum sudah ba ik, brondolan sudah bersih di piringan, gawangan, maupun di TPH. Untuk menunjang kegiatan panen para pemanen membawa istri atau keluarga untuk mengutip brondolan yang dikenal dengan family cup, penyusunan pelepah setelah panen juga sudah tertata rapi digawangan mati. namun ada beberapa kendala dalam proses panen diantaranya pengangkuatan TBS yang terhambat karena jalan yang rusak akibat curah hujan yang masih tinggi, dalam hal ini menurut saya perlunya adanya pengerasan jalan dan perbaikan saluran air (drainase) sehingga proses pengangkutan TBS dapat berjalan dengan baik dan diharapkan tidak ada buah yang menginap. Kendala lainya yaitu masih ada pemanen yang memanen buah mentah yaitu fraksi 0, dalam hal ini petugas mutu panen dan mandor panen harus memberi sangksi penurunan kelas panen sehingga diharapkan perubahan kearah yang lebih baik. Untuk memperoleh produksi yang optimal setiap pemanen diberi target tandan yang akan dipanen berupa basis tugas ataupun basis premi. Dimana kelebihan dari basis tugas dijadikan premi bagi pemanen. Di afdeling 2 untuk harga 1 ton TBS yang diperoleh adalah Rp 37.500,-
  • 16. Untuk brondolan dihitung dengan harga Rp 100,- /Kg. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi brondolan yang tertinggal di piringan ataupun di Tempat Penampungan Hasil ( TPH ).
  • 17. BAB V KESIMPULAN 1. Untuk mendapatkan rendemen yag baik TBS yang di panen harus fraksi matang (fraksi 2,3,dan 4 / 5 buah brondolan jatuh disekitar piringan sebelum panen) 2. Proses pengangkutan harus berjalan dengan baik dan tidak ada buah yang menginap sehingga ALB tetap terjaga, ALB yang baik dibawah 5 %. 3. Family cup sangat perlu di kembangkan, untuk mendukung prestasi kerja pemanen.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA  Vademecum. Bidang tanaman PT.perkebunan X (persero). 1993  Anonim, 2009. Pedoman Praktek Kerja Lapangan II, Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik LPP Yogyakarta.  Buku Pintar Mandor (BPM) ; seri Budidaya tanaman kelapa sawit, Lembaga Pendidikan Perkebunan 2000.  Hasil praktek kerja lapangan di kebun Unit Usaha Betung / arahan pembimbing di lapangan.  Lubis, A.U.1992. Kelapa Sawit di Indonesia.Pusat Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar kuala, Pematang Siantar, Indonesia  Suwandi dan Fidber Chan.1989.Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit Risza,S.1995.Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit.Yogyakarta