Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...Tata Naipospos
Topik dalam presentasi ini meliputi:
(1) Faktor Etiologi African Swine Fever
(2) Sejarah dan Peta Penyebaran African Swine Fever di Dunia
(3) Epidemiologi African Swine Fever
(4) African Swine Fever di China (Agustus 2018)
(5) Peta Sebaran Ternak Babi di Indonesia dan Importasi Babi dan Produknya (2017)
(6) Potensi masuknya African Swine Fever Lewat Media Pembawa
(7) Pencegahan masuknya African Swine Fever ke Indonesia
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Analisis Situasi Penyakit Mulut dan Kuku di India (Bag. 2) - Ditjen PKH, Bogor, 30 Maret 2019
1. Analisis Status dan Situasi
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
di India – Bagian 2
Komisi Ahli Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Bogor, 30 Maret 2019
3. Penyakit mulut dan kuku (PMK)
• PMK disebabkan oleh Aphthovirus dari keluarga Picornaviridae dan
dikarakterisasi dengan demam tinggi, pembentukan vesikel di mulut,
putting susu dan kaki, serta salivasi yang berlebihan (Thomson, 1994;
Chakraborty et al., 2014).
• Morbiditas hampir 100% (OIE, 2010) dan mortalitas bisa mencapai
50% pada anak sapi, jika virus bereplikasi di otot jantung dari anak
sapi (Gulbahar et al., 2007; Verma et al., 2008).
• Virus PMK memiliki 7 serotipe (O, A, C, Asia-1, SAT-1, SAT-2 dan
SAT-3), tetapi India hanya memiliki 4 serotipe (O, A, C dan Asia-1)
yang lazim ditemukan (Verma et al., 2012).
• PMK endemik di India dan seringkali kurang dilaporkan baik karena
endemisitasnya dan fakta bahwa PMK tidak berhubungan dengan
mortalitas tinggi pada hewan dewasa yang peka, dengan demikian
tidak dipertimbangkan sebagai penyakit ternak yang penting di antara
para pemilik hewan atau peternak (Verma et al., 2012).
http://ijlr.org/issue/investigation-fmd-outbreak-district-bulandsahar-uttar-pradesh-india/ (25 Februari 2019)
4. Status endemik suatu penyakit
menurut OIE
• Dalam sejumlah kasus, hasil tindakan-tindakan pengendalian yang
diaplikasikan dan evolusi yang terjadi dari waktu ke waktu
mengindikasikan bahwa kapasitas suatu negara sudah kewalahan
dalam mengeliminasi suatu penyakit secara utuh.
• Di situasi seperti ini, negara yang tertular tersebut dapat
menyampaikan suatu laporan final yang mengidentifikasikan bahwa
penyakit tersebut sudah menjadi endemik.
• Negara tersebut dapat meneruskan untuk melaporkan penyakit ini
tidak melalui ‘follow-up reports’, tetapi melalui laporan yang
disampaikan setiap enam (6) bulan sekali.
• Dalam kasus-kasus lain, penentuan suatu penyakit telah menjadi
endemik dapat didasarkan atas bukti-bukti yang dikumpulkan oleh ahli-
ahli epidemiologi independen dalam suatu misi ke negara yang tertular.
http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Media_Center/docs/pdf/Key_Documents/Deciphering_OIE_
Reports_EN.pdf
5. Kejadian penyakit yang perlu dilaporkan
segera (OIE immediate notification)
• Penyakit atau infeksi yang pertama kalinya teridentifikasi di suatu
negara atau zona/komparten;
• Kejadian berulang dari suatu penyakit atau infeksi setelah terindikasi
bahwa wabah-wabah sebelumnya dinyatakan selesai;
• Kejadian pertama dari suatu strain patogen baru dari penyakit di negara
atau zona/kompartemen;
• Peningkatan morbiditas dan mortalitas secara cepat dan tidak
diharapkan yang disebabkan oleh suatu penyakit yang sudah ada;
• Suatu penyakit yang muncul (emerging disease) dengan
morbiditas/mortalitas signifikan atau berpotensi zoonotik;
• Adanya bukti perubahan epidemiologi dari suatu penyakit (seperti
cakupan hospes, patogenisitas, strain dari patogen penyebab),
terutama apabila ada dampak zoonotik.
http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Media_Center/docs/pdf/Key_Documents/Deciphering_OIE_
Reports_EN.pdf
6. Legislasi terkait PMK di India
• The Prevention and Control of
Infectious and Contagious Diseases in
Animals No. 27, 2009.
• Suatu legislasi yang bertujuan untuk:
• pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan penyakit-penyakit
yang infeksius dan menular yang
menjangkiti hewan;
• pencegahan wabah atau penyebaran
penyakit dari satu negara bagian ke
negara bagian lainnya; dan
• pemenuhan kewajiban dalam
memfasilitasi impor dan ekspor hewan
dan produk hewan dan segala
permasalahan yang terkait.
7. Program pengendalian PMK di
India (FMD CP)
• Pemerintah India memulai program pengendalian PMK (FMD CP)
pada tahun 2004 di bawah Rencana Lima Tahun (RLT) yang ke-10
(2002-2007).
• Program ini dilaksanakan di 54 kabupaten di seluruh India, mencakup
9 negara bagian dan 1 wilayah persatuan (Kep. Andaman & Nicobar).
• Di bawah program ini, vaksinasi dilaksanakan dua kali setahun
dengan vaksin trivalen (O, A and Asia1) dengan 30 juta ekor ternak
ruminansia dan babi.
• Program dibawah RLT ke-11 (2007-2012), FMD CP mencakup 221
Kabupaten di 13 Negara Bagian dan 6 Wilayah Persatuan (UT).
• Program dibawah RLT ke-12 (2012-2016), FMD CP diperluas
mencakup seluruh wilayah India dengan 640 Kabupaten dengan
vaksinasi terhadap 316 juta ekor.
Sumber: Kumar P. (2018). Foot and Mouth Disease: An Economically Devastating Disease of the
Livestock. e-ISSN:2581-3897
8. Tahapan FMD CP
• Tahap I: 54 kabupaten
sejak 2004 ( ).
• Tahap II: 167 kabupaten
sejak 2011( ).
• Tahap III: 110 kabupaten
sejak 2014 ( ).
• Tahap IV: 38 kabupaten
sejak 2016 ( ).
• Tahap V: 91 kabupaten
sejak 2016 (
).
• Tahap VI: 308 kabupaten
sejak 2017 (warna putih).
ICAR-DFMD, Annual Report 2017-18
9. Tanggung jawab FMD CP
• Department of Animal Husbandry,
Dairying and Fisheries (DADF),
menyusun kebijakan untuk
implementasi program FMD CP,
mengatur suplai vaksin, dukungan
logistik dan rantai dingin.
• Directorate on Foot and Mouth
Disease (DFMD), suatu
laboratorium dibawah Indian
Council of Agriculture Research
(ICAR) melaksanakan sero-
monitoring untuk mengetahui
status kekebalan dari hewan yang
divaksin.
http://dadf.gov.in/division/more-about-fmdcp1
10. Kegiatan utama dari FMD CP
• Vaksinasi semua sapi dan kerbau dengan interval 6 bulan.
• Kampanye Kesadaran Publik dan Massal, termasuk orientasi
fungsionaris Negara Bagian untuk implementasi program.
• Sero-surveilans/monitoring populasi secara random.
• Pengadaan vaksinasi massal dan rantai dingin vaksin FMD.
• Penilaian secara random melalui
pengambilan sampel vaksin untuk
pemeriksaan terhadap kualitas, dan
typing virus pada saat wabah.
• Rekording/regulasi lalu lintas hewan
dari area yang tidak divaksinasi melalui
karantina sementara/cekpoin.
11. Operasional program pengendalian
PMK di India
1. FMD CP – 100% didanai oleh Pemerintah India.
2. Assistance to States for Control of Animal Diseases
(ASCAD) – program Pemerintah India dan Pemerintah
Negara Bagian.
• Diimplementasikan di negara-negara bagian non-PMK.
• Cakupan sebesar 80-85 juta ekor ternak.
• Sejumlah dana dari Rashtriya Krishi Vikas Yojana (RKVY),
suatu State Plan Scheme of Additional Central Assistance
juga digunakan oleh negara bagian.
• Lemahnya keseragaman dalam implementasi dan cakupan
yang rendah.
12. India adalah negara yang memproduksi
vaksin PMK terbesar di dunia
• Dalam Rencana ke-12, FMD CP mencakup 640
kabupaten dengan target vaksinasi 316 juta ekor ternak
(vaksinasi 2 kali per tahun).
• Ada 4 manufaktur besar vaksin PMK di India.
• Saat ini dapat memproduksi 360 juta dosis/tahun vaksin
trivalen.
• Permintaan diharapkan akan terus meningkat menjadi
sekitar 625 juta/tahun sejak 2015.
15. Jumlah wabah PMK
selama 15 tahun
terakhir di India
Tahun Jumlah wabah 0 A Asia 1
2002-03 1541 1343 143 55
2003-04* 1911 1515 230 166
2004-05 2894 N/A N/A N/A
2005-06 1486 1238 131 117
2006-07 781 491 84 206
2007-08 879 753 67 56
2008-09 245 200 21 24
2009-10 600 560 24 16
2010-11 176 150 10 16
2011-12 347 246 16 85
2012-13 333 265 16 52
2013-14 472 454 8 10
2014-15 76 75 0 1
2015-16 252 244 6 2
2016-17 150 150 0 0
2017-18 149 146 0 3
• Terjadi tren penurunan
92% kejadian wabah
PMK di 2016-18
dibandingkan dengan
2003-04.
• Selama periode tersebut,
6 negara bagian (Andhra
Pradesh, Telangana
state, Maharashtra,
Punjab, Madhya Pradesh
dan Arunachal Pradesh)
dan 2 UT (Puducherry
dan Kepulauan A&N)
tidak ada insidensi PMK.
* Dimulainya program FMD CP
ICAR-DFMD, Annual Report 2017-18
16. 6 region pengendalian PMK di India
• Karnataka sebagai area hiperendemik PMK.
• Tidak ada insidensi PMK di Madhya Pradesh, Telengana,
Maharashtra, dan Punjab.
Region % Hewan
peka
PMK
# Negara Bagian
Region Selatan 21% 5 Tamil Nadu, Karnataka, Telangana, Andhra
Pradesh dan Kerala
Region Tengah 10% 2 Madhya Pradesh dan Chhattisgarh
Region Barat 22% 3 Maharashtra, Rajasthan dan Gujarat
Region Utara 19% 6 Haryana, Punjab, Jammu & Kashmir, Himachal
Pradesh, Uttarakhand dan Uttar Pradesh
Region Timur 22% 4 West Bengal, Odisha, Bihar dan Jharkhand
Region Timur
Laut
6% 7 Arunachal Pradesh, Assam, Manipur,
Meghalaya, Mizoram, Nagaland, dan Tripura
ICAR-DFMD, Annual Report 2017-18
17. Serotipe virus PMK di India yang
dilaporkan ke OIE (2012 – 2017)
• Serotipe C tidak pernah dilaporkan lagi sejak 1995.
• 2012-2015: serotipe A
• 2012-2014: serotipe Asia 1
• Menurut laporan bulanan PMK global dari EUFMD (FAO) –
Desember 2018, virus PMK subtipe O terus menjadi satu-
satunya serotipe terdeteksi di India sejak Mei 2015 sampai
Desember 2018 seperti yang dilaporkan oleh Project
Directorate on Foot and Mouth Disease (ICAR-PDFMD),
Indian Council of Agricultural Research, Mukteswar, India.
Monthly Report on FMD Situation, December 2018
18. Perkembangan virus PMK di India (2017)
• Serotipe O (lineage O/ME-SA/Ind-2001) merupakan satu-
satunya serotipe virus PMK yang terdeteksi pada 2016-2017
dari 523 sampel yang dikirimkan untuk investigasi laboratorium.
• Sekuens data mengindikasikan bahwa sekarang ini ada kluster
virus ke-2 di antara lineage O/ME-SA/Ind-2001 yang bersirkulasi
di India (diberi nama tentatif O/ME-SA/Ind-2001e dengan
perbedaan nucleotida 7,4% dari lineage Ind-2001d).
• Tidak ada penyebaran PMK secara dramatis yang berhasil
dicatat selama 12 bulan terakhir dan kebanyakan wabah yang
terjadi relatif ringan secara alamiah yang hanya melibatkan
beberapa hewan saja.
• Kinerja matching vaksin menggunakan strain O/IND R2/1975
memperlihatkan 91% homologi antigenik (untuk 42 isolat).
Annual Report 2017 OIE/FAO FMD Ref. Laboratory Network
19. Perkembangan virus PMK di India (2018)
• Hasil dari sampel yang dikumpulkan dari kasus terduga PMK
(n=169) menunjukkan serotipe O (secara genetik terkait erat
dengan isolat di antara clade O/ME-SA/Ind-2001e) diikuti
dengan strain PMK yang paling dominan di India (O/ME-
SA/Ind-2001).
• Tiga virus yang dikumpulkan selama 2017 berasal dari sub-
lineage O/ME-SA/Ind-2001d.
• Selain serotipe O, ditemukan juga 3 kasus yang disebabkan
oleh serotipe Asia 1, tetapi tidak ada serotipe A.
13th Annual Meeting of the OIE/FAO FMD Reference Laboratories Network, 7-8 November 2018
20. Dua negara
bagian diklaim
bebas PMK
• Suatu aplikasi untuk
pengakuan 3 (tiga) zona
bebas PMK dengan
vaksinasi telah diajukan
ke OIE pada tahun 2016
untuk:
- Telangana dan Andhra
Pradesh (Zona 1)
- Maharashtra (Zone 2);
dan
- Punjab (Zone 3).
• Aplikasi tersebut belum
dijawab oleh OIE sampai
saat ini.
23. • Tertinggi jumlah
wabah di Kerala,
diikuti dengan
Meghala, Bihar
dan Karnataka.
• Tidak ada wabah
di Punjab dan
Telengana.
• Masih ada
wabah di Uttar
Pradesh, dan
Maharashtra.
Jumlah wabah menurut
negara bagian (2017)
24. Wabah PMK di India menurut kabupaten
(kumulatif 2000-18)
• Jumlah wabah PMK
dilaporkan 0 di Uttar
Pradesh.
• Jumlah wabah yang
tinggi (500-1000)
dilaporkan di
Karnataka dan
Kerala.
• Jumlah kasus yang
tinggi (>1000) di
Meghalaya.
http://www.nivedi.res.in/Nadres_v2/disease_district_maps.php
Uttar Pradesh
Karnataka
Kerala
Meghalaya
25. NADRESv2 – Peringatan kejadian PMK
untuk bulan Mei 2019
• Bihar, Gujarat, Haryana, Himachal Pradesh, Jharkhand,
Karnataka, Kerala, Madhya Pradesh, Manipur, Meghalaya,
Rajasthan, Tripura, West Bengal diprediksi kemungkinan
kejadian PMK di bulan Mei 2019.
• Ramalan penyakit hewan untuk PMK di bulan Mei 2019 untuk
Karnataka berikut ini:
Nama Kab. Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Bulan Hasil
Bidar 228.175 123.467 139.092 87.051 15.152 Mei High Risk
Dakshina
Kannada
243.080 3.512 21.310 21 5.506 May
Very High
Risk
Kodagu 87.634 14.312 7.404 1.386 16.661 May High Risk
Udupi 245.595 8.692 6.402 66 2.487 May High Risk
http://www.nivedi.res.in/Nadres_v2/submit_1.php
26. Prediksi risiko PMK di bulan Mei 2019
untuk Karnataka
http://www.nivedi.res.in/Nadres_v2/submit_1.phphttp://
www.nivedi.res.in/Nadres_v2/submit_1.php
28. Pengukuran keberhasilan vaksinasi
PMK di India
1. Sero-surveilans nasional PMK
a. Differentiating Infected from Vaccinated Animals (DIVA)
dengan NSP ELISA.
b. Tingkat antibodi spesifik virus PMK dalam random sampel
serum dengan SPC-ELISA.
2. Sero-monitoring FMD CP
Tahun # sampel
serum
# uji yang
dilakukan
2005-11 128.127 384.381
2011-12 47.150 142.530
2012-13 155.611 466.833
2013-14 189.159 567.477
2014-15 191.402 574.206
2015-16 122.842 368.526
2016-17 7.996 23.988
2017-18 159.790 479.370
29. Reaksi DIVA pada
bovine di India
Tahun Insidens PMK % Reaktor
DIVA
2002-03 2476 ** Pada
tahun 1995,
91% sapi,
89% domba
dan 59%
kambing
2003-04* 1804
2004-05 2894
2005-06 1486
2006-07 781
2007-08 876
2008-09 245 27,94%
2009-10 599 27,90%
2010-11 176 26,87%
2011-12 347 26,09%
2012-13 331 26,41%
2013-14 472 29,20%
2014-15 76 23,41%
2015-16 252 22,54%
2016-17 150 22,00%
2017-18 149 21,20%
• Informasi yang diperoleh dari tahun
ke tahun menunjukkan suatu
hubungan langsung antara DIVA
positif dan jumlah insidensi PMK.
• Terjadi penurunan 74% DIVA positif
pada bovine di tahun 2017-18 dari
data dasar tahun 1995.
• Pada tahun 2008-09, DIVA positif
turun menjadi sekitar 28%, dan saat
ini di tahun 2017-18 menjadi 21,2%.
• Data yang tersedia menunjukkan
setiap saat ada peluang terjadi/
berulangnya kasus PMK apabila
DIVA positif di suatu area melewati
25%.
30. Reaksi DIVA di sejumlah negara bagian
• Reaksi DIVA positif di negara-negara
bagian yang berbeda bervariasi
disebabkan oleh perbedaan insidensi
PMK, dan perbedaan respon antibodi
pasca vaksinasi.
• Skenario pengendalian PMK terbaik
adalah di Delhi dan Telangana, diikuti
dengan Punjab, Andhra Pradesh,
Gujurat and Maharashtra.
Negara Bagian % DIVA
positif
Delhi <2%
Telangana <2%
Maharashtra <6%
Punjab <10%
Kerala 17,5%
Uttar Pradesh 20%
Gujarat 21%
Andhra Pradesh 22,5%
Tamil Nadu 25%
Rajashtan 28%
Karnataka 30%
Haryana 32%
31. Sero-monitoring of FMD CP
• Sampel serum pre-vaksinasi dan 21-30 hari pasca-vaksinasi
dikumpulkan dan diuji untuk perkiraan tingkat antibodi serotipe
spesifik.
• Sero-monitoring FMD CP dilaksanakan di seluruh wilayah
India, dan analisis data dalam kaitan dengan kekebalan
kelompok, tingkat sero-konversi, jumlah kasus PMK dan status
DIVA.
• Liquid Phase Blocking ELISA (LPBE) untuk monitoring
kekebalan kelompok setiap kali putaran vaksinasi digunakan
sampai tahun 2015.
• Selanjutnya, suatu solid phase competitive ELISA (SPCE)
dalam format 4 pengenceran dikembangkan untuk kegiatan
sero-monitoring FMD CP.
ICAR-DFMD, Annual Report 2017-18
32. Hasil sero-monitoring di Uttar
Pradesh dan Punjab
Negara Bagian Hasil sero-monitoring FMD CP
Uttar Pradesh • Kekebalan kelompok dan sero-konversi setalah putaran
vaksinasi ke-17 tidak memuaskan (nilai keduanya <50%).
• Tingkat kekebalan kelompok yang sangat rendah (38-
43%), jumlah insidensi PMK dan reaksi DIVA rendah.
• Kondisi pengumpulan sampel serum meragukan, dan ini
menunjukkan ada kesalahan dalam surveilans.
Punjab • Kekebalan kelompok secara keseluruhan rendah (~42%)
sebelum putaran vaksinasi ke-11 (2017).
• Tingkat sero-konversi rendah (55-62%) setelah putaran
vaksinasi ke-11 yang menunjukkan vaksinasi dan
cakupannya buruk.
• Untuk kekebalan kelompok mencapai >80%, intensifikasi
vaksinasi harus dilanjutkan.
34. Wabah PMK di Jammu dan Kashmir
(Maret 2018)
• Wabah PMK merebak di area Lar dari district Ganderbal, Jammu dan
Kashmir dan telah menyebabkan beberapa kematian di antara
hewan-hewan pada bulan Maret 2018.
• Dengan adanya wabah PMK tersebut, suatu kamp diorganisasikan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, dimana pemilik ternak di
area Lar tersebut berpartisipasi dan berinteraksi dengan para ahli dari
universitas.
• Para partisipan diajarkan mengenai cara-cara pencegahan,
pengendalian dan penyebaran penyakit.
• Sampel swab untuk penentuan serotipe dari agen penyebab
dikumpulkan dan obat-obatan yang diperlukan untuk ternak yang
terjangkit FMD didistribusikan.
https://www.greaterkashmir.com/article/news. (23 Mei 2018)
https://www.foot-and-mouth.org/news/2018/05/india-02-jammu-and-kashmir-
livestock (24 Mei 2018)
35. Wabah PMK di Kerala (Juni 2018)
• Pemerintah negara bagian Kerala melakukan langkah-langkah
untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran PMK pada sapi
-sapi perah setelah terjadi wabah yang dilaporkan di District
Alappuzha, Ernakulam dan Kottayam districts, Kerala
• Suatu tim ahli telah memeriksa ternak-ternak tersebut dan
mengumpulkan sampel dari area terjangkit di Alappuzha.
• Langkah lain yang dilakukan adalah menyediakan vaksinasi
booster dan juga upaya pengobatan untuk membantu kooperasi
susu..
• Dugaan awal gangguan penyakit ini bersumber dari sapi dewasa
betina yang tidak divaksinasi masuk ke negara bagian Kerala.
https://www.thehindu.com/news/national/kerala/govt-efforts-to-contain-outbreak-of-fmd/
36. Wabah PMK di West Bengal (Sep 2018)
• Suatu wabah PMK telah menyebabkan lebih dari 100 ekor sapi
di sepanjang area Sabang di West Midnapore district, West
Bengal pada awal September 2018.
• Lebih dari 350 sapi dilaporkan mati dan lebih dari 5.700 ekor
sapi terjangkit PMK di area-area Bural, Bishnupur, Bhemua dan
Mohar Gram Panchayat.
• Petugas District menyatakan PMK utamanya menyerang anak-
anak sapi dan mereka terkejut melihat banyaknya sapi-sapi
dewasa yang mati.
• Di masa lalu, PMK menyerang ternak di Punjab, Haryana dan
Tamil Nadu, tetapi tidak pernah suatu wabah dengan skala
besar seperti itu di West Bengal.
https://www.hindustantimes.com/india-news/foot-and-mouth-disease-kills-100-cows-in-bengal-s-west-
midnapore-3500-affected/ (7 September 2018)
37. Wabah PMK di Arunchal Pradesh (Des 2018)
• Pihak otoritas veteriner India pada tanggal 7 Desember 2018
melaporkan 26 ekor mithun (Bovine spesies) mati karena PMK di
District Papum Pare, negara bagian Arunchal Pradesh sejak Juni
2018.
• Mengingat wabah PMK di Papum Pare belum pernah terjadi
sebelumnya, 2957 ekor hewan telah diobati atau divaksinasi sampai
saat ini.
• Jumlah yang mati tersebut 3 mithuns mati di Balijan, 5 di Tarasso, 12
di Sangdupota dan 6 di Toru.
• Tidak ada kematian karena PMK dilaporkan sampai saat ini dari
Sagalee, Kakoi, Doimukh dan Itanagar.
https://www.wrlfmd.org/news/2018/12/india-03-arunchal-pradesh-mithun (8 Desember 2018)
38. Wabah PMK meningkat di Rajasthan,
Punjab dan Uttar Pradesh (Jan- Feb 2019)
• Meskipun seluruh upaya dan klaim yang dibuat oleh Animal Husbandry
departments, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus meningkat di wilayah-
wilayah Rajasthan, Punjab dan Uttar Pradesh, yang secara serius
mempengaruhi kesejahteraan peternak yang bergantung pada budidaya
ternak sebagai sumber pendapatan utama.
• Ada laporan wabah PMK pada lebih dari 200 ekor ternak di sekitar
wilayah dekat Amritsar, Punjab.
• Sekitar 5 ekor ternak dilaporkan mati di desa Pokhra, Kabupaten
Barabanki, Uttar Pradesh. Penduduk desa Pokhra mengklaim kelalaian
dari Veterinary Department dalam menyediakan bantuan perawatan
medis dan vaksinasi yang tepat waktu.
• Kematian dikaitkan dengan PMK juga dilaporkan dari Kabupaten
Jhunjhunu, Rajasthan. Sebaliknya penyebaran di Rajasthan dilaporkan
meskipun upaya tepat waktu telah dilakukan oleh Veterinary Department.
http://pashusandesh.com/FMD-outbreak-in-Punjab (28 Desember 2018)
39. Kasus PMK di Punjab (Jan-Feb 2019)
• Meskipun pemerintah negara bagian Punjab mengeluarkan banyak
crore rupee untuk pencegahan PMK setiap tahun, wabah di negara
bagian ini menimbulkan pertanyaan tentang efikasi program vaksinasi.
• Kasus pertama dilaporkan pada bulan Desember 2018 dari desa di
Mohali district. Sejak itu, jumlah kasus terus meningkat.
• Setelah itu 6 kasus dilaporkan lagi dari 3 kabupaten yang berbeda pada
Januari 2019.
• Sesuai SOP, pemerintah negara bagian harus menotifikasi wabah PMK
dan diikuti dengan pelarangan penyelenggaraan setiap jenis pameran
ternak, kejuaraan ternak, ekspor daging dlsbnya. Namun demikian,
pemerintah negara bagian tidak menotifikasi wabah PMK dengan alasan
bahwa wabah tidak menyebar luas dan kasus cenderung sporadik.
https://www.tribuneindia.com/news/punjab/state-reports-6-cases-of-foot-and-mouth (5 Februari 2019)
https://www.tribuneindia.com/news/punjab/tests-say-it-s-fmd-but-punjab-plays-it-down (5 Maret 2019)
40. Kejadian kasus PMK
sporadis di India
(2018-2019) dari
media online
• Punjab (Jan 2018)
• Jammu dan Kashmir (Mar
2018)
• Kerala (Jun 2018)
• West Bengal (Sep 2018)
• Arunchal Pradesh (Des
2018)
• Rajashtan (Jan 2019)
• Punjab (Des 2018-Jan
2019)
• Uttar Pradesh (Jan 2019)
41. Analisis kasus PMK di negara-negara
bagian di India
• Kejadian kasus 6 ekor hewan di Kebun Binatang Chhatbir di
Punjab dan positif PMK mengindikasikan bahwa jangkauan
spesies (host range) sangat luas (67 spesies).
• Kejadian peningkatan kasus/wabah PMK yang berulang bulan
Desember 2018 dan Januari 2019 di beberapa kabupaten di
Punjab, begitu juga di Rajashtan dan Uttar Pradesh dapat
mengindikasikan adanya kelemahan dalam efikasi dan/atau
cakupan program vaksinasi.
• Situasi PMK di negara-negara bagian lain:
– Maharashtra dan Telengana tidak ada kasus PMK sejak
2015;
– Kasus PMK di Kerala dilaporkan terjadi pada sapi perah,
bukan pada kerbau.
42. Bersambung ke
Analisis Status dan Situasi
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
di India – Bagian 3
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Jakarta, 30 Maret 2019