SlideShare a Scribd company logo
Analisis Risiko
African Swine Fever dan
Probabilitas Produk
Daging Babi Ilegal di
Bagasi Penumpang
sebagai Media Pembawa
Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil, PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
Bimbingan Teknis Terhadap Pemasukan Babi dan Produknya Serta Pemusnahan dan Perlakuan
Sampah Karantina Dalam Rangka Antisipasi Masuknya African Swine Fever
Bogor, 29 November 2019
Tidak ada negara yang kebal ASF
• “ASF akan menyebar lebih lanjut ke
seluruh Asia, dan tidak ada negara
yang kebal dari serangan virus babi
yang mematikan ini.”
• “Risiko berlaku untuk semua negara,
apakah negara tersebut secara
geografis letaknya dekat atau jauh
karena adanya berbagai sumber
kontaminasi yang potensial.”
• OIE Director General, World Organization
for Animal Health - Paris, 31 Oktober 2019
Penyebaran ASF di Eropa dan Asia
• Negara-negara di dunia telah meningkatkan kewaspadaan
terutama yang masih bebas, terhadap produk-produk
daging babi yang dilarang dibawa oleh penumpang
pesawat udara dan kapal laut sebagai media pembawa
virus ASF, yang kemudian menginfeksi hewan rentan dan
akhirnya memunculkan wabah.
• Dengan terdeteksinya virus-virus ASF dalam produk-
produk daging babi yang dilarang seperti sosis atau daging
asap yang disita di bandar-bandar udara Korea Selatan,
Jepang, Taiwan, Thailand, Australia, Filipina dan Irlandia
Utara, mengindikasikan bahwa risiko masuknya virus ASF
melalui jalur tersebut lebih besar dari nol dan tidak dapat
diabaikan begitu saja.
Proporsi produk yang tertangkap
terdeteksi positif virus ASF
Negara Tanggal
publikasi
Peristiwa Proporsi Frekuensi
Korea
Selatan
26-08-2019 Virus ASF terdeteksi pada pangsit dan sosis yang
dilaporkan turis Korsel yang kembali dari provinsi
Shenyan
--- ---
Jepang 22-10-2018 Deteksi virus ASF dalam paket sosis daging babi
yang dibawa seorang penumpang dari Beijing ke
bandara Shin-Chitose di Hokkaido
--- ---
Taiwan 31-10-2018 Sejak akhir Agustus 2018, 928 produk telah ditahan
dan diuji untuk virus ASF, 20 sampel positif
2,1%
2,86 kasus
per bulan
Thailand 16-01-2019 Virus ASF terdeteksi dalam produk daging babi di
bandar udara Phuket
--- ---
Australia 17-01-2019 6 dari 152 produk daging babi yang ditangkap selama
periode 2 minggu terkontaminasi virus ASF
3,2% 10 kasus
per bulan
Filipina 14-06-2019 Produk daging babi kaleng ditangkap di bandar
internasional Clark di Pampanga yang dibawa dari
Hong Kong pada bulan Maret dengan hasil positif
untuk virus ASF dengan PCR
--- ---
Inggris 11-07-2019 Pada bulan Juli, otoritas bandara di Irlandia Utara
menahan lebih dari 300 kg produk daging ilegal.
--- ---
Sumber: Jurado C. 2019. Risk of African swine fever virus introduction into the United States
through smuggling of pork in air passenger luggage.
RRA introduksi dan penyebaran ASF
di Jepang berdasarkan pendapat ahli
• Rapid Risk Assessment (RRA) dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan kepada ahli ASF untuk
mengidentifikasi dan meranking faktor risiko potensial yang
berhubungan dengan introduksi dan penyebaran ASF di Jepang.
Latar belakang informasi untuk 15 orang
ahli (Itali, Inggris, Jerman, China, Jepang)
• Produksi babi Jepang;
• Jumlah pesawat, kapal laut, dan kendaraan yang tiba di
Jepang;
• Data impor babi hidup, daging babi, dan produk daging babi
yang mengalami pemanasan ke Jepang;
• Data impor pakan dan bahan baku pakan ke Jepang;
• Data impor ilegal produk hewan ke Jepang;
• Jumlah pengunjung dan pekerja internasional di Jepang;
• Habitat babi hutan liar dan caplak lunak di Jepang; dan
• Tindakan biosekuriti peternakan babi di Jepang
Sumber: Sugiura K. and Haga T. 2018. A rapid risk assessment of African swine fever introduction
and spread in Japan based on expert opinions.
Data dan informasi untuk ahli
• Ada 4.470 peternakan babi di Jepang yang memelihara
9.189.000 ekor babi (Februari 2018).
• 1.800 peternakan babi memiliki lebih dari 1.000 ekor babi
penggemukan dan mewakili 89% produksi daging babi.
• Rata-rata jumlah babi yang dipelihara per peternakan adalah
2.056 ekor.
• 1.816.000 ton daging babi dikonsumsi pada April 2017-Maret
2018, dimana 890.000 ton diproduksi domestik dan 926.000 ton
diimpor.
• Ada dua subspesies babi hutan liar di Jepang yaitu Japanese
wild boar dan Ryukyu wild boar.
• Caplak lunak (Genus Ornithodoros) hidup di Jepang. Meskipun
tidak diketahui apakah mampu menularkan atau mempropagasi
virus ASF.
Pembagian wilayah di Jepang
• Kyushu dan Kanto adalah
dua wilayah produsen
utama babi merepresentasi
58% produksi babi di
Jepang, diikuti dengan
wilayah Tohoku.
• Peternakan babi di Jepang
yang memperkerjakan
pekerja asing sebanyak
16,9% (2018). Mereka
berasal dari Vietnam
(36,7%), China (21,9%) dan
negara-negara Asia lainnya.
Jumlah pesawat, kapal laut
dan kendaraan internasional
• Total 3.782 penerbangan internasional regular tiba per minggu
di bandar udara Jepang (per Desember 2014).
• Asal penerbangan, 2.826 (63%) pesawat dari negara-negara
Asia (782 (21%) pesawat dari China), 448 (11,8%) dari Amerika
Utara, dan 237 (6,3%) dari Eropa.
• 4.516 pesawat penumpang charter tiba di bandar udara di
Jepang di tahun yang sama.
• Ada 103.642 kapal laut internasional tiba di pelabuhan laut di
Jepang pada 2016. Kebanyakan adalah kapal kontainer kargo.
• Ada layanan kapal ferry setiap hari antara Shimonoseki
(Yamaguchi Prefecture) dan Pusan (Korea) yang tidak hanya
membawa penumpang tapi juga kendaraan. Dengan layanan
ini, 6.035 truk dan 335 penumpang yang naik kendaraan roda-4
tiba di pelabuhan Shimonoseki pada 2016.
Jumlah pengunjung dan
pekerja internasional
• Total 24.039.700 orang asing mengunjungi Jepang pada 2016,
dimana 6.373.564 (27,6%) datang dari China, 5.090.302
(21,2%) dari Korea, 4.167.512 (17,3%) dari Taiwan dan
1.839.193 (7,6%) dari Hongkong, 119.251 dari Itali dan 54.839
dari Russia.
• Total 17.116.420 orang Jepang pergi keluar negeri pada 2016,
dimana 3.576.955 (20,9%) pergi ke AS, 2.587.440 (15,1%) ke
China, 2.297.893 (13,4%) ke Korea, 1.895.702 (11,1%) ke
Taiwan, dan setidaknya 81.810 ke negara-negara Afrika,
403.879 ke Itali, 88.000 ke Polandia, 23.953 ke Estonia, 23.191
ke Rumania, 22.674 ke Lithuania, 6.598 ke Ukraina.
• Ada 5.353 pekerja asing bekerja sebagai pelatih di peternakan
di Jepang pada 2016. 1.442 (27%) diantaranya di Kanto dan
1.914 (35%) di Kyushu.
12 pertanyaan untuk ahli
1. Jalur introduksi ASF yang paling mungkin ke Jepang
2. Wilayah Jepang yang paling mungkin diintroduksi ASF
3. Sumber introduksi ASF ke Jepang
4. Risiko penyebaran ASF di Jepang begitu terintroduksi
5. Relevansi caplak untuk penyebaran ASF di Jepang
6. Wilayah Jepang dimana ASF yang paling mungkin menyebar
7. Sistim produksi yang paling dipengaruhi setelah penyebaran
ASF di Jepang
8. Risiko persistensi ASF
9. Faktor risiko yang terlibat dalam persistensi ASF
10. Jumlah produk daging babi yang diimpor secara ilegal dari
China dan negara lain
11. Frekuensi pemberiaan pakan sisa-sisa (swill feeding) di
peternakan babi
12. Tingkat biosekuriti di peternakan babi
Respon ahli terhadap kuesioner (1)
• Jalur introduksi ASF ke Jepang: Jalur paling mungkin adalah
impor ilegal produk hewan ke Jepang, diikuti dengan rute
transportasi (pesawat udara dan kapal laut internasional) dan
pekerja asing di Jepang.
• Wilayah Jepang yang paling mungkin diintroduksi ASF: Kanto
dan Kyushu, diikuti dengan Kinki sebagai wilayah yang paling
mungkin terintroduksi.
• Sumber introduksi ASF ke Jepang: Asia Timur (China) adalah
yang paling mungkin menjadi sumber introduksi ASF ke Jepang.
• Risiko penyebaran ASF di Jepang begitu terintroduksi: Ahli
Jepang mengatakan penyebaran ASF di Jepang sangat tidak
mungkin (1–10%), sedangkan ahli asing mengatakan tidak
mungkin (30–60%). Keberadaan habitat babi hutan liar dengan
tingkat biosekuriti yang rendah memungkinkan penyebaran ASF,
meskipun tidak terdeteksi sejak awal.
Respon dari ahli terhadap kuesioner (2)
• Relevansi caplak untuk penyebaran ASF di Jepang: Kebanyakan
ahli mengatakan sangat tidak mungkin (<1%). Hanya satu ahli
Jepang mengatakan caplak lunak (Ornithodoros spp.) yang ada
di Jepang tidak mungkin menjadi vektor ASF.
• Wilayah Jepang dimana ASF paling mungkin menyebar: Kyushu
dan Kanto adalah wilayah dimana ASF paling mungkin
menyebar, sedangkan Shikoku adalah wilayah dimana paling
kurang mungkin menyebar. Sejumlah ahli berpandangan epidemi
dapat dicegah jika infeksi tetap dapat dipertahankan pada babi
domestik.
• Sistim produksi yang dipengaruhi setelah penyebaran ASF di
Jepang: Kebanyakan ahli menjawab bahwa ypeternakan babi
yang dikelola keluarga atau semi-intensif, yang paling
terpengaruh dibandingkan dengan peternakan komersial apabila
ASF menyebar di Jepang.
Respon ahli terhadap kuesioner (3)
• Risiko persistensi ASF: Kebanyakan ahli berpandangan
persistensi ASF sangat tidak mungkin (<10%).
• Faktor risiko yang terlibat dalam persistensi ASF: Kebanyakan
ahli menjawab keberadaan babi hutan liar dapat berperan besar
dalam persistensi ASF begitu menyebar di Jepang.
• Jumlah produk daging babi yang diimpor secara illegal dari
China dan negara lain: Produk daging babi yang diimpor secara
ilegal mungkin saja tidak dipanaskan secara baik, dan memiliki
peluang lebih besar menjadi sumber infeksi dibandingkan
dengan produk yang diimpor secara legal. Asumsi bahwa
jumlah produk hewan yang disita oleh Karantina Hewan (83 ton
pada tahun 2017) adalah seperti puncak gunung es, ada
kemungkinan jumlah produk yang diimpor secara ilegal dari
China dan negara lain lebih besar lagi untuk konsumsi personal
atau tujuan komersial.
Respon ahli terhadap kuesioner (4)
• Frekuensi pemberian pakan sisa-sisa di peternakan babi:
Meskipun pakan sisa-sisa bukan merupakan praktik umum di
peternakan babi di Jepang, akan tetapi tidak dilarang. Data
tentang frekuensi pemberian pakan sisa-sisa dan perlakuan
yang diterapkan diperlukan untuk penilaian risiko yang lebih
akurat.
• Tingkat biosekuriti di peternakan babi: Sampai 13 Agustus 2018,
hanya ada 107 peternakan babi yang disertifikasi HACCP
termasuk titik kendali untuk tindakan biosekuriti. Untuk
peternakan lain, tingkat kepatuhan terhadap tindakan biosekuriti
tidak diketahui pasti.
Kesimpulan RRA Jepang
• Impor pangan secara ilegal, diikuti dengan rute transpor dan
pekerja asing menjadi jalur yang paling relevan untuk introduksi
ASF ke Jepang.
• Kanto dan Kyushu diidentifikasi sebagai wilayah yang paling
mungkin untuk introduksi ASF.
• Semua ahli sepakat bahwa China adalah sumber yang paling
mungkin untuk introduksi ASF ke Jepang.
• Kebanyakan ahli Jepang berpandangan bahwa risiko ASF
menyebar jika terintroduksi ke Jepang adalah RENDAH,
sedangkan ahli asing mempertimbangkan risiko ASF menyebar
adalah SEDANG atau TINGGI.
• Kebanyakan ahli menjawab babi hutan liar berperan penting
dalam persistensi ASF apabila penyakit menyebar di Jepang.
Analisis Risiko introduksi ASF
ke Amerika Serikat
• Perubahan dramatis situasi epidemiologi global ASF menyebabkan
kekhawatiran bahwa penyakit terus menyebar ke wilayah-wilayah
yang masih bebas (seperti Amerika Serikat).
• Dalam studi ini, risiko introduksi virus ASF ke AS diestimasi lewat
penyelundupan daging babi dalam bagasi penumpang udara.
Tujuan analisis risiko
i. Menghitung probabilitas masuknya produk daging babi
yang dilarang dibawa dalam bagasi penumpang udara
terkontaminasi virus ASF di bandara-bandara di AS
(sebelum pemeriksaan bea cukai);
ii. Membandingkan risiko introduksi virus ASF ke AS melalui
produk daging babi yang dilarang dibawa dalam bagasi
penumpang (setelah pemeriksaan bea cukai) sebelum dan
sesudah penyebarannya ke Eropa Barat dan Asia; dan
iii. Menilai bagaimana risiko bervariasi antar bandara, negara
dan bulan. Hasil ini diharapkan dapat menjadi informasi
untuk kebijakan terkait dengan rancangan strategi
surveilans ASF di AS.
Tindakan kesiapsiagaan dan pencegahan untuk
mencegah introduksi ASF ke Amerika Serikat
• Regulasi yang ketat terhadap importasi hewan hidup & produk
hewan;
• Pengecekan sampah karantina yang mengandung produk-
produk yang berasal dari luar negeri (misal: sampah dari
pesawat internasional);
• Aplikasi perlakuan termal untuk inaktivasi mikrorganisme
patogenik yang mungkin mengkontaminasi pakan sisa-sisa
(swill feed);
• Pembatasan konsumsi hewan terhadap produk-produk yang
berasal dari sampingan hewan (by-products); dan
• Sistim deteksi untuk memfasilitas diagnosis cepat penyakit
asing (eksotik) melalui jejaring laboratorium kesehatan hewan
nasional.
Hasil kegiatan pemeriksaan di
bandara Amerika Serikat
• Kegiatan skrining yang dilakukan oleh APHIS USDA antara
2010 dan 2015 menghasilkan penyitaan rata-rata 8.000 produk
daging babi per tahun.
• Hampir setengah (45%) dari produk-produk daging babi yang
dilarang yang ditahan di bandara-bandara internasional tersebut
dtemukan dalam bagasi personal penumpang.
• Tidak jelas sejauh mana produk-produk daging babi yang
dilarang tersebut menimbulkan suatu risiko yang membawa
virus ASF ke bandara-bandar udara AS sebelum pemeriksaan
bea cukai oleh karena produk seperti itu sebelumnya tidak
secara rutin dilakukan pengujian.
Risiko tahunan (probabilitas) introduksi virus ASF ke
A.S. lewat produk-produk daging babi yang dibawa oleh
bagasi penumpang udara per negara dan kontinen asal
Rata-rata risiko
tahunan per
kontinen
Negara % total risiko
Rata-rata
risiko
tahunan
Asia
[0,076]
China 38,35% 4,28 x 10 -2
Hongkong 29,33% 3,28 × 10−2
Lain-lain 0,36% 4 × 10−4
Eropa
[0,034]
Federasi Rusia 26,92% 3 × 10−2
Polandia 2,43% 2,71 × 10−3
Lain-lain 1,17% 1,29 × 10−3
Afrika
[0,002]
- 1,44% 1,6 × 10−3
Sumber: Jurado C. 2019. Risk of African swine fever virus introduction into the United States
through smuggling of pork in air passenger luggage.
Kesimpulan Analisis Risiko A.S.
• Risiko virus ASF ke Amerika Serikat (AS) lewat penyelundupan
daging babi melalui bagasi penumpang udara meningkat
secara substansial sejak ASF menyebar di Asia dan Eropa
pada 2018 dan 2019.
• Risiko paling besar datang dari pesawat internasional yang
berasal dari China (38,35%), Hong Kong (29,32%), Federasi
Rusia (26,92%), Polandia (2,43%), negara lain di Eropa
(1,17%) dan Afrika (1,44%).
• Lima bandara memiliki >90% risiko yaitu: Newark-New Jersey
(46,38%), George Bush-Houston-Texas (32,71%), Los Angeles-
California (5,18%), John F. Kennedy-New York (5,04%) dan
San Jose-California (2,87%).
Kesimpulan umum
• Negara atau wilayah suatu negara harus waspada di perbatasan
baik darat, laut atau udara dalam upaya mencegah masuknya
penyakit dan menyebarnya ASF lewat introduksi babi tertular
atau produk-produk daging babi terkontaminasi.
• Sebagai respon terhadap penyebaran ASF di Eropa Barat dan
Asia pada 2018 dan 2019, negara-negara bebas harus
menerapkan strategi, tindakan pengendalian dan protokol
biosekuriti untuk melindungi populasi yang rentan ASF di wilayah
teritorialnya.
• Produk-produk illegal yang dibawa melalui bagasi penumpang
dipercaya merupakan sumber substansial dari risiko penyebaran
ASF. Konsekuensinya, banyak negara memperkuat pengawasan
bagasi penumpang udara di tempat-tempat pemasukan.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
Tata Naipospos
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
Tata Naipospos
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Tata Naipospos
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Tata Naipospos
 
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Tata Naipospos
 
Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - Ditkeswan, 16 Maret ...
Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - Ditkeswan, 16 Maret ...Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - Ditkeswan, 16 Maret ...
Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - Ditkeswan, 16 Maret ...
Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Tata Naipospos
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Tata Naipospos
 
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Nusdianto Triakoso
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Tata Naipospos
 
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Tata Naipospos
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
Tata Naipospos
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Tata Naipospos
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Tata Naipospos
 
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Tata Naipospos
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Tata Naipospos
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Tata Naipospos
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tata Naipospos
 
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Tata Naipospos
 

What's hot (20)

Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
Risiko Masuk dan Menyebarnya ASF- Asosiasi Epidemiologi Veteriner (AEVI), Bog...
 
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
African swine fever: Pembelajaran dari wabah di China dan Vietnam - Seminar A...
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
 
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
Dampak dan Antisipasi Masuknya PMK ke Indonesia Bagi Peternakan Babi - ASOSIA...
 
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
Kesiapsiagaan Masuk dan Menyebarnya Wabah Penyakit Hewan Emerging dan Re-emer...
 
Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - Ditkeswan, 16 Maret ...
Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - Ditkeswan, 16 Maret ...Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - Ditkeswan, 16 Maret ...
Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - Ditkeswan, 16 Maret ...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019Kajian singkat Lumpy Skin Disease -  Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
Kajian singkat Lumpy Skin Disease - Ditkeswan, Jakarta, 26 Februari 2019
 
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
 
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
Epidemiologi dan Dampak Ekonomi Lumpy Skin Disease - PDHI, Hotel Grand Swiz, ...
 
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
Sistim Biosekuriti Pembibitan Sapi Potong Dalam Rangka Kompartemen Bebas Peny...
 
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
Pencegahan dan Pengendalian CSF - Inception Workshop CSF, Ditkeswan-AIPEID, 2...
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
 
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis -  Ditkeswan - Presentasi Zoo...
Aspek Epidemiologi dan Pengendalian Brucellosis - Ditkeswan - Presentasi Zoo...
 
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
Persyaratan Kelompok Ternak Bebas Brucellosis - Presentasi Zoom, 1 Maret 2021
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
 
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
Persyaratan Status Bebas Brucellosis Berdasarkan OIE - Ditkeswan-BPTUHPT Batu...
 
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
Tinjauan Prinsip dan Pedoman Kompartemen Bebas AI Sesuai Standar Internasiona...
 
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
Kuliah Umum Penyakit Lintas Batas di FKH IPB - Bogor, 3 Januari 2009
 

Similar to Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilegal di Bagasi Penumpang Sebagai Media Pembawa - Pusat KH & Kehani, BARANTAN, Bogor, 29 November 2019

Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Tata Naipospos
 
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Tata Naipospos
 
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Tata Naipospos
 
Penyakit Hewan Yang Ditularkan Melalui Media Pembawa Lain dan Dampak Yang Dit...
Penyakit Hewan Yang Ditularkan Melalui Media Pembawa Lain dan Dampak Yang Dit...Penyakit Hewan Yang Ditularkan Melalui Media Pembawa Lain dan Dampak Yang Dit...
Penyakit Hewan Yang Ditularkan Melalui Media Pembawa Lain dan Dampak Yang Dit...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Tata Naipospos
 
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Tata Naipospos
 
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) by : Winarno
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)  by : WinarnoMENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)  by : Winarno
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) by : WinarnoAnang Winarno
 
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Tata Naipospos
 
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Tata Naipospos
 
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Tata Naipospos
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Tata Naipospos
 
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tata Naipospos
 
Virus Highly Pathogenic Influenza A - Ditkeswan - Jakarta, 5 April 2017
Virus Highly Pathogenic Influenza A - Ditkeswan - Jakarta, 5 April 2017Virus Highly Pathogenic Influenza A - Ditkeswan - Jakarta, 5 April 2017
Virus Highly Pathogenic Influenza A - Ditkeswan - Jakarta, 5 April 2017
Tata Naipospos
 
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Tata Naipospos
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
Tata Naipospos
 
Bimtek Karantina Analisa Risiko Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - BUTTMKP, 1...
Bimtek Karantina Analisa Risiko Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - BUTTMKP, 1...Bimtek Karantina Analisa Risiko Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - BUTTMKP, 1...
Bimtek Karantina Analisa Risiko Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - BUTTMKP, 1...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Tata Naipospos
 
Risiko Impor Daging Kerbau dan Perlindungan Peternak - LSM PATAKA, Jakarta, 1...
Risiko Impor Daging Kerbau dan Perlindungan Peternak - LSM PATAKA, Jakarta, 1...Risiko Impor Daging Kerbau dan Perlindungan Peternak - LSM PATAKA, Jakarta, 1...
Risiko Impor Daging Kerbau dan Perlindungan Peternak - LSM PATAKA, Jakarta, 1...
Tata Naipospos
 
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Tata Naipospos
 
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Tata Naipospos
 

Similar to Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilegal di Bagasi Penumpang Sebagai Media Pembawa - Pusat KH & Kehani, BARANTAN, Bogor, 29 November 2019 (20)

Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
Kondisi African Swine Fever di dunia dan jalur penularannya - Pusat KH dan Ke...
 
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
Risiko Masuknya African Swine Fever dan Potensi Kerugiannya - Ditkeswan-FAO I...
 
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
Risiko Masuknya AFS ke Indonesia - Direktorat Kesehatan Hewan, Solo, 31 Oktob...
 
Penyakit Hewan Yang Ditularkan Melalui Media Pembawa Lain dan Dampak Yang Dit...
Penyakit Hewan Yang Ditularkan Melalui Media Pembawa Lain dan Dampak Yang Dit...Penyakit Hewan Yang Ditularkan Melalui Media Pembawa Lain dan Dampak Yang Dit...
Penyakit Hewan Yang Ditularkan Melalui Media Pembawa Lain dan Dampak Yang Dit...
 
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
Kewaspadaan Terhadap African Swine Fever - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 20 Me...
 
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdfRisk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
Risk mapping Penyakit Hewan dan Zoonosis di Kenya Afrika - 30 Januari 2024.pdf
 
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) by : Winarno
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)  by : WinarnoMENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)  by : Winarno
MENGANTISIPASI FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) by : Winarno
 
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
Biosekuriti di Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 8-10 J...
 
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
Penilaian Situasi BSE di Irlandia - Ditkeswan - Presentasi Zoom, 3 November 2020
 
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
Epidemiologi Avian Influenza - KIVNAS PDHI, Jakarta, 12 Juli 2006
 
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
Potensi Kerugian Ekonomi Akibat PMK - Suatu Laporan ke OIE - LSM PATAKA, Jaka...
 
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Untuk Meminimalkan Risiko Penyebaran ASF...
 
Virus Highly Pathogenic Influenza A - Ditkeswan - Jakarta, 5 April 2017
Virus Highly Pathogenic Influenza A - Ditkeswan - Jakarta, 5 April 2017Virus Highly Pathogenic Influenza A - Ditkeswan - Jakarta, 5 April 2017
Virus Highly Pathogenic Influenza A - Ditkeswan - Jakarta, 5 April 2017
 
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
Faktor Risiko Pulau Karantina - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 26 Sept...
 
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
FGD Risiko Penyakit Zoonosis Terhadap Kesehatan Masyarakat - Badan Pemeriksa ...
 
Bimtek Karantina Analisa Risiko Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - BUTTMKP, 1...
Bimtek Karantina Analisa Risiko Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - BUTTMKP, 1...Bimtek Karantina Analisa Risiko Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - BUTTMKP, 1...
Bimtek Karantina Analisa Risiko Pemasukan Bahan Pakan Asal Hewan - BUTTMKP, 1...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Risiko Impor Daging Kerbau dan Perlindungan Peternak - LSM PATAKA, Jakarta, 1...
Risiko Impor Daging Kerbau dan Perlindungan Peternak - LSM PATAKA, Jakarta, 1...Risiko Impor Daging Kerbau dan Perlindungan Peternak - LSM PATAKA, Jakarta, 1...
Risiko Impor Daging Kerbau dan Perlindungan Peternak - LSM PATAKA, Jakarta, 1...
 
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
Kondisi COVID-19 Pada Hewan dan Satwa Liar Secara Global dan di Indonesia Saa...
 
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
Kajian Sistim Perkarantinaan Hewan di Indonesia - Pusat KH dan Kehani, BARANT...
 

More from Tata Naipospos

Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Tata Naipospos
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
Mengenal Otoritas Veteriner dan Eksistensinya di Indonesia - IMAKAHI VISI 202...
 
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 

Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging babi Ilegal di Bagasi Penumpang Sebagai Media Pembawa - Pusat KH & Kehani, BARANTAN, Bogor, 29 November 2019

  • 1. Analisis Risiko African Swine Fever dan Probabilitas Produk Daging Babi Ilegal di Bagasi Penumpang sebagai Media Pembawa Drh. Tri Satya Putri Naipospos MPhil, PhD Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan Bimbingan Teknis Terhadap Pemasukan Babi dan Produknya Serta Pemusnahan dan Perlakuan Sampah Karantina Dalam Rangka Antisipasi Masuknya African Swine Fever Bogor, 29 November 2019
  • 2. Tidak ada negara yang kebal ASF • “ASF akan menyebar lebih lanjut ke seluruh Asia, dan tidak ada negara yang kebal dari serangan virus babi yang mematikan ini.” • “Risiko berlaku untuk semua negara, apakah negara tersebut secara geografis letaknya dekat atau jauh karena adanya berbagai sumber kontaminasi yang potensial.” • OIE Director General, World Organization for Animal Health - Paris, 31 Oktober 2019
  • 3. Penyebaran ASF di Eropa dan Asia • Negara-negara di dunia telah meningkatkan kewaspadaan terutama yang masih bebas, terhadap produk-produk daging babi yang dilarang dibawa oleh penumpang pesawat udara dan kapal laut sebagai media pembawa virus ASF, yang kemudian menginfeksi hewan rentan dan akhirnya memunculkan wabah. • Dengan terdeteksinya virus-virus ASF dalam produk- produk daging babi yang dilarang seperti sosis atau daging asap yang disita di bandar-bandar udara Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand, Australia, Filipina dan Irlandia Utara, mengindikasikan bahwa risiko masuknya virus ASF melalui jalur tersebut lebih besar dari nol dan tidak dapat diabaikan begitu saja.
  • 4. Proporsi produk yang tertangkap terdeteksi positif virus ASF Negara Tanggal publikasi Peristiwa Proporsi Frekuensi Korea Selatan 26-08-2019 Virus ASF terdeteksi pada pangsit dan sosis yang dilaporkan turis Korsel yang kembali dari provinsi Shenyan --- --- Jepang 22-10-2018 Deteksi virus ASF dalam paket sosis daging babi yang dibawa seorang penumpang dari Beijing ke bandara Shin-Chitose di Hokkaido --- --- Taiwan 31-10-2018 Sejak akhir Agustus 2018, 928 produk telah ditahan dan diuji untuk virus ASF, 20 sampel positif 2,1% 2,86 kasus per bulan Thailand 16-01-2019 Virus ASF terdeteksi dalam produk daging babi di bandar udara Phuket --- --- Australia 17-01-2019 6 dari 152 produk daging babi yang ditangkap selama periode 2 minggu terkontaminasi virus ASF 3,2% 10 kasus per bulan Filipina 14-06-2019 Produk daging babi kaleng ditangkap di bandar internasional Clark di Pampanga yang dibawa dari Hong Kong pada bulan Maret dengan hasil positif untuk virus ASF dengan PCR --- --- Inggris 11-07-2019 Pada bulan Juli, otoritas bandara di Irlandia Utara menahan lebih dari 300 kg produk daging ilegal. --- --- Sumber: Jurado C. 2019. Risk of African swine fever virus introduction into the United States through smuggling of pork in air passenger luggage.
  • 5. RRA introduksi dan penyebaran ASF di Jepang berdasarkan pendapat ahli • Rapid Risk Assessment (RRA) dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan kepada ahli ASF untuk mengidentifikasi dan meranking faktor risiko potensial yang berhubungan dengan introduksi dan penyebaran ASF di Jepang.
  • 6. Latar belakang informasi untuk 15 orang ahli (Itali, Inggris, Jerman, China, Jepang) • Produksi babi Jepang; • Jumlah pesawat, kapal laut, dan kendaraan yang tiba di Jepang; • Data impor babi hidup, daging babi, dan produk daging babi yang mengalami pemanasan ke Jepang; • Data impor pakan dan bahan baku pakan ke Jepang; • Data impor ilegal produk hewan ke Jepang; • Jumlah pengunjung dan pekerja internasional di Jepang; • Habitat babi hutan liar dan caplak lunak di Jepang; dan • Tindakan biosekuriti peternakan babi di Jepang Sumber: Sugiura K. and Haga T. 2018. A rapid risk assessment of African swine fever introduction and spread in Japan based on expert opinions.
  • 7. Data dan informasi untuk ahli • Ada 4.470 peternakan babi di Jepang yang memelihara 9.189.000 ekor babi (Februari 2018). • 1.800 peternakan babi memiliki lebih dari 1.000 ekor babi penggemukan dan mewakili 89% produksi daging babi. • Rata-rata jumlah babi yang dipelihara per peternakan adalah 2.056 ekor. • 1.816.000 ton daging babi dikonsumsi pada April 2017-Maret 2018, dimana 890.000 ton diproduksi domestik dan 926.000 ton diimpor. • Ada dua subspesies babi hutan liar di Jepang yaitu Japanese wild boar dan Ryukyu wild boar. • Caplak lunak (Genus Ornithodoros) hidup di Jepang. Meskipun tidak diketahui apakah mampu menularkan atau mempropagasi virus ASF.
  • 8. Pembagian wilayah di Jepang • Kyushu dan Kanto adalah dua wilayah produsen utama babi merepresentasi 58% produksi babi di Jepang, diikuti dengan wilayah Tohoku. • Peternakan babi di Jepang yang memperkerjakan pekerja asing sebanyak 16,9% (2018). Mereka berasal dari Vietnam (36,7%), China (21,9%) dan negara-negara Asia lainnya.
  • 9. Jumlah pesawat, kapal laut dan kendaraan internasional • Total 3.782 penerbangan internasional regular tiba per minggu di bandar udara Jepang (per Desember 2014). • Asal penerbangan, 2.826 (63%) pesawat dari negara-negara Asia (782 (21%) pesawat dari China), 448 (11,8%) dari Amerika Utara, dan 237 (6,3%) dari Eropa. • 4.516 pesawat penumpang charter tiba di bandar udara di Jepang di tahun yang sama. • Ada 103.642 kapal laut internasional tiba di pelabuhan laut di Jepang pada 2016. Kebanyakan adalah kapal kontainer kargo. • Ada layanan kapal ferry setiap hari antara Shimonoseki (Yamaguchi Prefecture) dan Pusan (Korea) yang tidak hanya membawa penumpang tapi juga kendaraan. Dengan layanan ini, 6.035 truk dan 335 penumpang yang naik kendaraan roda-4 tiba di pelabuhan Shimonoseki pada 2016.
  • 10. Jumlah pengunjung dan pekerja internasional • Total 24.039.700 orang asing mengunjungi Jepang pada 2016, dimana 6.373.564 (27,6%) datang dari China, 5.090.302 (21,2%) dari Korea, 4.167.512 (17,3%) dari Taiwan dan 1.839.193 (7,6%) dari Hongkong, 119.251 dari Itali dan 54.839 dari Russia. • Total 17.116.420 orang Jepang pergi keluar negeri pada 2016, dimana 3.576.955 (20,9%) pergi ke AS, 2.587.440 (15,1%) ke China, 2.297.893 (13,4%) ke Korea, 1.895.702 (11,1%) ke Taiwan, dan setidaknya 81.810 ke negara-negara Afrika, 403.879 ke Itali, 88.000 ke Polandia, 23.953 ke Estonia, 23.191 ke Rumania, 22.674 ke Lithuania, 6.598 ke Ukraina. • Ada 5.353 pekerja asing bekerja sebagai pelatih di peternakan di Jepang pada 2016. 1.442 (27%) diantaranya di Kanto dan 1.914 (35%) di Kyushu.
  • 11. 12 pertanyaan untuk ahli 1. Jalur introduksi ASF yang paling mungkin ke Jepang 2. Wilayah Jepang yang paling mungkin diintroduksi ASF 3. Sumber introduksi ASF ke Jepang 4. Risiko penyebaran ASF di Jepang begitu terintroduksi 5. Relevansi caplak untuk penyebaran ASF di Jepang 6. Wilayah Jepang dimana ASF yang paling mungkin menyebar 7. Sistim produksi yang paling dipengaruhi setelah penyebaran ASF di Jepang 8. Risiko persistensi ASF 9. Faktor risiko yang terlibat dalam persistensi ASF 10. Jumlah produk daging babi yang diimpor secara ilegal dari China dan negara lain 11. Frekuensi pemberiaan pakan sisa-sisa (swill feeding) di peternakan babi 12. Tingkat biosekuriti di peternakan babi
  • 12. Respon ahli terhadap kuesioner (1) • Jalur introduksi ASF ke Jepang: Jalur paling mungkin adalah impor ilegal produk hewan ke Jepang, diikuti dengan rute transportasi (pesawat udara dan kapal laut internasional) dan pekerja asing di Jepang. • Wilayah Jepang yang paling mungkin diintroduksi ASF: Kanto dan Kyushu, diikuti dengan Kinki sebagai wilayah yang paling mungkin terintroduksi. • Sumber introduksi ASF ke Jepang: Asia Timur (China) adalah yang paling mungkin menjadi sumber introduksi ASF ke Jepang. • Risiko penyebaran ASF di Jepang begitu terintroduksi: Ahli Jepang mengatakan penyebaran ASF di Jepang sangat tidak mungkin (1–10%), sedangkan ahli asing mengatakan tidak mungkin (30–60%). Keberadaan habitat babi hutan liar dengan tingkat biosekuriti yang rendah memungkinkan penyebaran ASF, meskipun tidak terdeteksi sejak awal.
  • 13. Respon dari ahli terhadap kuesioner (2) • Relevansi caplak untuk penyebaran ASF di Jepang: Kebanyakan ahli mengatakan sangat tidak mungkin (<1%). Hanya satu ahli Jepang mengatakan caplak lunak (Ornithodoros spp.) yang ada di Jepang tidak mungkin menjadi vektor ASF. • Wilayah Jepang dimana ASF paling mungkin menyebar: Kyushu dan Kanto adalah wilayah dimana ASF paling mungkin menyebar, sedangkan Shikoku adalah wilayah dimana paling kurang mungkin menyebar. Sejumlah ahli berpandangan epidemi dapat dicegah jika infeksi tetap dapat dipertahankan pada babi domestik. • Sistim produksi yang dipengaruhi setelah penyebaran ASF di Jepang: Kebanyakan ahli menjawab bahwa ypeternakan babi yang dikelola keluarga atau semi-intensif, yang paling terpengaruh dibandingkan dengan peternakan komersial apabila ASF menyebar di Jepang.
  • 14. Respon ahli terhadap kuesioner (3) • Risiko persistensi ASF: Kebanyakan ahli berpandangan persistensi ASF sangat tidak mungkin (<10%). • Faktor risiko yang terlibat dalam persistensi ASF: Kebanyakan ahli menjawab keberadaan babi hutan liar dapat berperan besar dalam persistensi ASF begitu menyebar di Jepang. • Jumlah produk daging babi yang diimpor secara illegal dari China dan negara lain: Produk daging babi yang diimpor secara ilegal mungkin saja tidak dipanaskan secara baik, dan memiliki peluang lebih besar menjadi sumber infeksi dibandingkan dengan produk yang diimpor secara legal. Asumsi bahwa jumlah produk hewan yang disita oleh Karantina Hewan (83 ton pada tahun 2017) adalah seperti puncak gunung es, ada kemungkinan jumlah produk yang diimpor secara ilegal dari China dan negara lain lebih besar lagi untuk konsumsi personal atau tujuan komersial.
  • 15. Respon ahli terhadap kuesioner (4) • Frekuensi pemberian pakan sisa-sisa di peternakan babi: Meskipun pakan sisa-sisa bukan merupakan praktik umum di peternakan babi di Jepang, akan tetapi tidak dilarang. Data tentang frekuensi pemberian pakan sisa-sisa dan perlakuan yang diterapkan diperlukan untuk penilaian risiko yang lebih akurat. • Tingkat biosekuriti di peternakan babi: Sampai 13 Agustus 2018, hanya ada 107 peternakan babi yang disertifikasi HACCP termasuk titik kendali untuk tindakan biosekuriti. Untuk peternakan lain, tingkat kepatuhan terhadap tindakan biosekuriti tidak diketahui pasti.
  • 16. Kesimpulan RRA Jepang • Impor pangan secara ilegal, diikuti dengan rute transpor dan pekerja asing menjadi jalur yang paling relevan untuk introduksi ASF ke Jepang. • Kanto dan Kyushu diidentifikasi sebagai wilayah yang paling mungkin untuk introduksi ASF. • Semua ahli sepakat bahwa China adalah sumber yang paling mungkin untuk introduksi ASF ke Jepang. • Kebanyakan ahli Jepang berpandangan bahwa risiko ASF menyebar jika terintroduksi ke Jepang adalah RENDAH, sedangkan ahli asing mempertimbangkan risiko ASF menyebar adalah SEDANG atau TINGGI. • Kebanyakan ahli menjawab babi hutan liar berperan penting dalam persistensi ASF apabila penyakit menyebar di Jepang.
  • 17. Analisis Risiko introduksi ASF ke Amerika Serikat • Perubahan dramatis situasi epidemiologi global ASF menyebabkan kekhawatiran bahwa penyakit terus menyebar ke wilayah-wilayah yang masih bebas (seperti Amerika Serikat). • Dalam studi ini, risiko introduksi virus ASF ke AS diestimasi lewat penyelundupan daging babi dalam bagasi penumpang udara.
  • 18. Tujuan analisis risiko i. Menghitung probabilitas masuknya produk daging babi yang dilarang dibawa dalam bagasi penumpang udara terkontaminasi virus ASF di bandara-bandara di AS (sebelum pemeriksaan bea cukai); ii. Membandingkan risiko introduksi virus ASF ke AS melalui produk daging babi yang dilarang dibawa dalam bagasi penumpang (setelah pemeriksaan bea cukai) sebelum dan sesudah penyebarannya ke Eropa Barat dan Asia; dan iii. Menilai bagaimana risiko bervariasi antar bandara, negara dan bulan. Hasil ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk kebijakan terkait dengan rancangan strategi surveilans ASF di AS.
  • 19. Tindakan kesiapsiagaan dan pencegahan untuk mencegah introduksi ASF ke Amerika Serikat • Regulasi yang ketat terhadap importasi hewan hidup & produk hewan; • Pengecekan sampah karantina yang mengandung produk- produk yang berasal dari luar negeri (misal: sampah dari pesawat internasional); • Aplikasi perlakuan termal untuk inaktivasi mikrorganisme patogenik yang mungkin mengkontaminasi pakan sisa-sisa (swill feed); • Pembatasan konsumsi hewan terhadap produk-produk yang berasal dari sampingan hewan (by-products); dan • Sistim deteksi untuk memfasilitas diagnosis cepat penyakit asing (eksotik) melalui jejaring laboratorium kesehatan hewan nasional.
  • 20. Hasil kegiatan pemeriksaan di bandara Amerika Serikat • Kegiatan skrining yang dilakukan oleh APHIS USDA antara 2010 dan 2015 menghasilkan penyitaan rata-rata 8.000 produk daging babi per tahun. • Hampir setengah (45%) dari produk-produk daging babi yang dilarang yang ditahan di bandara-bandara internasional tersebut dtemukan dalam bagasi personal penumpang. • Tidak jelas sejauh mana produk-produk daging babi yang dilarang tersebut menimbulkan suatu risiko yang membawa virus ASF ke bandara-bandar udara AS sebelum pemeriksaan bea cukai oleh karena produk seperti itu sebelumnya tidak secara rutin dilakukan pengujian.
  • 21. Risiko tahunan (probabilitas) introduksi virus ASF ke A.S. lewat produk-produk daging babi yang dibawa oleh bagasi penumpang udara per negara dan kontinen asal Rata-rata risiko tahunan per kontinen Negara % total risiko Rata-rata risiko tahunan Asia [0,076] China 38,35% 4,28 x 10 -2 Hongkong 29,33% 3,28 × 10−2 Lain-lain 0,36% 4 × 10−4 Eropa [0,034] Federasi Rusia 26,92% 3 × 10−2 Polandia 2,43% 2,71 × 10−3 Lain-lain 1,17% 1,29 × 10−3 Afrika [0,002] - 1,44% 1,6 × 10−3 Sumber: Jurado C. 2019. Risk of African swine fever virus introduction into the United States through smuggling of pork in air passenger luggage.
  • 22. Kesimpulan Analisis Risiko A.S. • Risiko virus ASF ke Amerika Serikat (AS) lewat penyelundupan daging babi melalui bagasi penumpang udara meningkat secara substansial sejak ASF menyebar di Asia dan Eropa pada 2018 dan 2019. • Risiko paling besar datang dari pesawat internasional yang berasal dari China (38,35%), Hong Kong (29,32%), Federasi Rusia (26,92%), Polandia (2,43%), negara lain di Eropa (1,17%) dan Afrika (1,44%). • Lima bandara memiliki >90% risiko yaitu: Newark-New Jersey (46,38%), George Bush-Houston-Texas (32,71%), Los Angeles- California (5,18%), John F. Kennedy-New York (5,04%) dan San Jose-California (2,87%).
  • 23. Kesimpulan umum • Negara atau wilayah suatu negara harus waspada di perbatasan baik darat, laut atau udara dalam upaya mencegah masuknya penyakit dan menyebarnya ASF lewat introduksi babi tertular atau produk-produk daging babi terkontaminasi. • Sebagai respon terhadap penyebaran ASF di Eropa Barat dan Asia pada 2018 dan 2019, negara-negara bebas harus menerapkan strategi, tindakan pengendalian dan protokol biosekuriti untuk melindungi populasi yang rentan ASF di wilayah teritorialnya. • Produk-produk illegal yang dibawa melalui bagasi penumpang dipercaya merupakan sumber substansial dari risiko penyebaran ASF. Konsekuensinya, banyak negara memperkuat pengawasan bagasi penumpang udara di tempat-tempat pemasukan.