Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan
kepada Menteri Kesehatan (Menkes) untuk
meningkatkan pencegahan dan pengendalian zoonosis
(infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan
manusia atau sebaliknya), resistensi antimikroba, dan
keamanan pangan.
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Tata Naipospos
Naskah ini ditulis untuk membahas tentang pengertian dan pentingnya suatu mekanisme pelaporan penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan (notifiable animal diseases) di Indonesia. Tujuan dari penyusunan dokumen ini adalah:
(1) Memperbaiki pemahaman dan kesadaran bersama tentang tujuan dan kegunaan dari ‘penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan’ (notifiable diseases);
(2) Membahas dan menyepakati tentang kriteria dan mekanisme apa yang diperlukan dalam penyusunan daftar ‘penyakit hewan yang wajib dilaporkan’ (list of notifiable animal diseases);
(3) Memberikan masukan kepada Pemerintah dalam memperkuat aspek-aspek hukum dari pelaporan munculnya penyakit secara cepat (early reporting) dari penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan
kepada Menteri Kesehatan (Menkes) untuk
meningkatkan pencegahan dan pengendalian zoonosis
(infeksi yang ditularkan di antara hewan vertebrata dan
manusia atau sebaliknya), resistensi antimikroba, dan
keamanan pangan.
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Tata Naipospos
Naskah ini ditulis untuk membahas tentang pengertian dan pentingnya suatu mekanisme pelaporan penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan (notifiable animal diseases) di Indonesia. Tujuan dari penyusunan dokumen ini adalah:
(1) Memperbaiki pemahaman dan kesadaran bersama tentang tujuan dan kegunaan dari ‘penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan’ (notifiable diseases);
(2) Membahas dan menyepakati tentang kriteria dan mekanisme apa yang diperlukan dalam penyusunan daftar ‘penyakit hewan yang wajib dilaporkan’ (list of notifiable animal diseases);
(3) Memberikan masukan kepada Pemerintah dalam memperkuat aspek-aspek hukum dari pelaporan munculnya penyakit secara cepat (early reporting) dari penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan tersebut.
Peran Kesehatan Hewan Dalam Menghadapi Tantangan Penyakit Zoonosis - KIVNAS X PDHI, Bogor, 19 Agustus 2008
1. Peran Kesehatan Hewan
Dalam Menghadapi Tantangan
Penyakit Zoonosis
Tri Satya Putri Naipospos
OIE Regional Coordination Unit
for South East Asia
Bangkok, Thailand
KIVNAS ke-X PDHI – IPBICC, Bogor, 19 Agustus 2008
3. Kaitan antara hewan dan penyakit
zoonosis cenderung selalu diketahui
secara mengejutkan!
4. Ref: The Emergence of Zoonotic Diseases, Workshop Summary. Institute of
Medicine report, National Academy Press, 2002
Zoonosis baru muncul (Emerging Zoonoses)
▪ Penyakit lama, hospes baru
(Old diseases, new hosts)
▪ Penyakit lama, area baru
(Old diseases, new areas)
▪ Penyakit baru
(New diseases)
5. Taylor et al. Risk factors for disease emergence. 2001, Philosophical
Transactions, The Royal Society, London
Risiko penyakit zoonosis
▪ 1415 spesies agen infeksius dilaporkan sebagai
penyebab penyakit pada manusia
▪ Virus, prion, bakteria, rickettsia, fungi, protozoa,
helminth
▪ 868/1415 (61%) zoonotik
▪ 175 penyakit infeksi baru
▪ 132/175 (75%) zoonosis baru muncul (emerging
zoonoses)
▪ 37/132 (28%) penyakit yang ditularkan vektor
baru muncul (emerging vectorborne diseases)
6. Berbagai jenis spesies hewan membawa
mikroba yang dapat menginfeksi manusia
▪ Carnivora 43%
▪ Ternak domestik 39%
▪ Rodensia 23%
▪ Primata lainnya 13%
▪ Burung 10%
▪ Mammalia laut 5%
▪ Kelelawar 2%
7. Potensi zoonosis dari hewan
▪ 60% patogen manusia adalah zoonosis
▪ 80% patogen hewan adalah multi-hospes
▪ 75% penyakit baru muncul adalah zoonosis
▪ 80% agen yang mempunyai potensi digunakan
dalam bioteroris adalah agen patogen zoonosis
▪ Hampir semua penyakit baru muncul pada
manusia bersumber dari hewan
8. Contoh penyakit-penyakit zoonosis
yang muncul belakangan ini
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Sin Nombre
Virus (USA)
Hendravirus
(Australia)
Sabia virus
(Brazil)
JE
(Australia
Torres Strait)
Aust bat
lyssavirus
(Australia)
West Nile
(Rumania)
Menangle
virus
(Australia)
H5N1
(Hongkong)
Rift Valley
Fever
(Timur Tengah)
Nipah virus
(Bangladesh,
India)
Alkhurma virus
(Arab Saudi)
Ljungen virus
(Swedia)
Sen Virus
(Italia)
Influenza H9N2
(Hongkong)
Nipah virus
(Malaysia)
West Nile
(Saudi Arabia)
SARS
coronavirus
Influenza A
H5N1
(Thailand,
Vietnam)
Nipah virus
(Cambodia)
Influenza A
H5N1
(Cambodia,
China,
Indonesia)
Marburg
(Angola)
Chikungunya
(SW Indian
Ocean, East
Africa, Srilangka,
Maldives,
Indonesia, India)
Influenza A H5N1
(Mesir, Irak)
9. Brucellosis
E Coli O157
Multidrug resistant
Salmonella
Plague
Parasit/
Bakteria
Cryptosporidiosis
Letopsirosis
Lyme Borreliosis
Penyakit Zoonosis baru muncul dan
muncul kembali (mikrobial) sejak 1996
Viruses/
prions
Ebola and
CCHF
Influenza H5N1
Lassa fever
Monkey pox
BSE
Rift Valley Fever
SARS CoV
VEE
West Nile
Hendra/Nipah
Rabies
Marburg
11. Wabah SARS 2003
Satwa liar (yang diternakkan dan
berkeliaran) sebagai sumber
penyakit yang mempengaruhi
ketahanan kesehatan global
12. Peran perunggasan sektor 2 dan 3 dalam
kemunculan avian influenza dan pasar
unggas hidup (pasar becek) dalam
pencampuran dan penyebaran virus
Avian influenza: konfirmasi kasus manusia dan
kejadian pada unggas dan unggas liar H5N1, sejak 2003
13. Kolaborasi Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Manusia – Kenapa perlu?
▪ Pengendalian efektif penyakit-penyakit
zoonosis bergantung pada kerjasama aktif baik
kesehatan hewan (veterinary services) dan
kesehatan manusia (human health services)
▪ Kerjasama dua belah pihak ini harus terjadi di
setiap tahapan, mulai dari penelitian,
pengelolaan dana, perencanaan, surveilans,
peningkatan kesadaran masyarakat, sampai
kepada pelaksanaan kegiatan pengendalian
yang sebenarnya
(WHO/FAO/OIE: Control of Neglected Zoonotic Diseases 2005)
14. Manajemen Penyakit Zoonosis
Manajemen penyakit zoonosis adalah interaksi
kompleks dari tanggung jawab dan kewenangan
kesehatan dan kesehatan hewan
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan
Hewan
15. Konsep OIE
▪ Konsep yang dirancang untuk
menghadapi penyakit hewan yang baru
muncul dan muncul kembali (emerging
and re-emerging animal diseases),
termasuk zoonosis
▪ Mekanisme dan kemitraan baru global,
regional and nasional
16. Pengendalian progresif penyakit hewan
lintas batas (transboundary)
PADA SUMBERNYA
adalah
suatu “International Public Good” dan
dalam Capaian Pembangunan Milenium
17. 3 Pilar Kedokteran Hewan
▪ Kesehatan Hewan (Animal Health)
▪ Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare)
▪ Kesehatan Masyarakat (Public Health)
Ke-tiganya sangat kuat saling terkait satu
sama lain
18. Konsep Prioritas
▪ Konsep “International Public Good”
▪ “Good governance” dan legislasi veteriner
▪ Infrastruktur yang relevan dan sumberdaya
Siskeswannas (Veterinary Services) untuk
implementasi legislasi yang tegas
▪ “Early detection” dan “rapid response”
▪ Surveilans, transparansi, pathogen confinement
▪ “Stamping out” dengan standar kesejahteraan
hewan (OIE welfare standards)
19. ▪ Kelayakan diagnostik (reliability of diagnostic),
konfirmasi cepat dari dugaan kasus (rapid
confirmation of suspects)
▪ Kapan dan bagaimana menggunakan vaksinasi
▪ Tindakan biosekuriti
▪ Kesinambungan investasi sumberdaya
Konsep Prioritas (lanjutan….)
20. Peran Standar Internasional Sebagai
Jawaban Terhadap Permasalahan
▪ Mandat OIE: “Perbaikan kesehatan hewan di
seluruh dunia” (“Improve animal health
worldwide”)
▪ Standar lalu lintas hewan dan produk hewan
yang aman
▪ Penggunaan standar surveilans untuk penilaian
status kesehatan hewan
▪ Kewajiban notifikasi internasional
21. ▪ Standar pemerintahan dan mutu siskeswannas
negara anggota (Standard on governance and
quality of Member Countries Veterinary Services)
▪ Alat evaluasi dan audit (Performance of
Veterinary Services)
▪ Laboratorium-laboratorium referensi
▪ Jaringan OFFLU dan interface dengan
laboratorium WHO
▪ Metoda diagnostik dan mutu vaksin
Peran Standar Internasional Sebagai
Jawaban Terhadap Permasalahan
22. Aksi Prioritas untuk Promosi
Kesehatan Hewan di Seluruh Dunia
▪ FORUM GLOBAL
▪ Definisi kebijakan dan pengembangan standar-standar
internasional
▪ Aliansi dan kemitraan dengan organisasi internasional
yang kompeten secara teknis atau finansial dan dengan
stakeholder di sektor swasta (termasuk peternak, industri
dan konsumen)
▪ Hubungan dengan fora regional dan mengaitkan kegiatan
dengan struktur regional (EU, SARC, ASEAN dlsbnya)
▪ Promosi konsep “International Public Good” untuk
diaplikasikan dalam program-program global
▪ Kebijakan komunikasi
▪ Pendanaan untuk kesehatan hewan dan kesejahteraan
hewan bagi negara-negara berkembang
23. Prioritas Aksi (lanjutan….)
▪ JARINGAN-JARINGAN SAINS GLOBAL
(GLOBAL SCIENTIFIC NETWORK’s)
▪ OIE/FAO Network of expertise on Avian Influenza
(OFFLU)
▪ FAO/OIE Network of expertise on FMD
▪ Pakar terpusat OIE/FAO (a pool of OIE/FAO
expertise)
▪ Pertukaran strain virus (exchange of virus strains),
dan informasi dengan jaringan lain (WHO)
24. Prioritas Aksi (lanjutan)
▪ Pusat Regional Kesehatan Hewan (Regional
Animal Health Centres) bekerjasama erat dengan
FAO, menggunakan mekanisme GF-TAD
▪ Struktur dari Forum Global
▪ Koordinasi teknis dari kebijakan dan program
regional
▪ Pusat Regional untuk evaluasi Keswannas
(evaluation of Veterinary Services), di bawah arahan
OIE dengan membangun keahlian dan dukungan
teknis untuk aksi-aksi nasional
▪ Dukungan teknis permanen untuk program-program
nasional di negara-negara yang membutuhkan
25. Prioritas Aksi (lanjutan…)
▪ Dukungan teknis untuk Pusat Kesehatan Hewan
Regional untuk negara-negara yang
mengimplementasikan program-program baru
▪ Memulai seminar-seminar nasional dengan tujuan:
▪ Untuk mendukung aliansi baru antara Keswannas
(Veterinary Services) dan mitra lainnya di
pemerintahan dan sektor swasta
▪ Untuk mendukung proses pencapaian keswannas
(Veterinary Services) dalam memenuhi standar
internasional menggunakan alat yang diadopsi oleh
OIE (PVS = Performance of Veterinary Service)
26. Ringkasan
Konsep “One Health”
The importance of healthy animals
for healthy people
[Kepentingan hewan sehat adalah
untuk manusia sehat]
27. WHO/FAO/OIE MEREKOMENDASIKAN:
“SISTEM SATU KESEHATAN” (ONE HEALTH SYSTEM)
oleh karena banyak zoonosis dapat disurvei, didiagnosa dan dikendalikan lebih baik
apabila kesehatan dan kesehatan hewan bekerjasama
▪ Pengembangan gabungan dan adaptasi sistem
pelayanan kesehatan dan kesehatan hewan
▪ Sistim terdiri dari sistem kesehatan masyarakat
dan kesehatan hewan sebagai entiti terpisah akan
tetapi berada dalam landasan mitra yang sejajar
▪ Pendekatan bersama diperluas meliputi diagnosis;
berbagi data (data sharing), sistem monitoring dan
surveilans, training, penelitian, intervensi dan
pelayanan
28. Kerjasama Kesehatan Hewan – Kesehatan
DALAM BENTUK APA?
▪ SURVEILANS (Data)
▪ PERENCANAAN PROGRAM
▪ KEGIATAN PENCEGAHAN
(termasuk Public Awareness/Edukasi)
▪ KEGIATAN PENGENDALIAN
▪ Penelitian
29. Kerjasama Kesehatan Hewan - Kesehatan
KAPAN DILAKUKAN?
(1) “WABAH”
(2) PERENCANAAN PROGRAM DAN
IMPLEMENTASI
(3) KOMUNIKASI REGULAR
30. Kerjasama Kesehatan Hewan – Kesehatan
BAGAIMANA PELAKSANAANNYA?
(1) KOMITE KOORDINASI WABAH PENYAKIT
(misal AI, SARS, dll)
(2) KELOMPOK KERJA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (SPESIFIK)
(misal rabies, AI, dll)
(3) KOMITE BERSAMA KESEHATAN HEWAN –
KESEHATAN MANUSIA (misal bulan, kuartal)
(4) KONTAK “INFORMAL”
DI SEMUA TINGKATAN