SlideShare a Scribd company logo
2011
                               Adi Jauhari Asrori


                                      BAB 12
                          SISTEM BIAYA TAKSIRAN


     DEFINISI BIAYA TAKSIRAN
     Sistem biaya taksiran adalah sistem akuntansi biaya produksi yang
menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan di muka dalam menghitung
harga pokok produk yang diproduksi.
     Sebagian dari biaya taksiran hampir mirip dengan biaya standar, kedua-duanya
merupakan biaya yang ditentukan dimuka. Akan tetapi ada perbedaannya juga, yaitu
dalam metode penentuan, pengumpulan, penafsiran dan penggunaannya. Dari
perbedaan itu, perbedaan intinya adalah pada metode yang dipakai dalam penentuan
norma fisik atau kuantitas.


     TUJUAN PENGGUNAAN
     Tujuan penggunan sistem biaya taksiran adalah:
         Untuk jembatan menuju sistem biaya standar.
         Jika manajemen menginginkan adanya sistem pengendalian dalam
         perusahaannya, maka manajemen jangan hanya melihat pada kegiatan
         history saja, akan tetapi juga perlu memperhatikan apa yang akan
         direncanakan untuk masa mendatang.
         Untuk menghindari biaya yang relatif lebih besar dalam pemakaian sistem
         biaya standar.
         Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan.
         Untuk mengurangi biaya akuntansi.


     PENENTUAN BIAYA TAKSIRAN
     Biaya taksiran biasanya dipecah menjadi tiga (3) unsur : biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya taksiran dapat ditentukan atas
dasar data masa yang lalu, dari perhitungan, dari rumus kimia atau matematis, atau
secara sederhana dengan taksiaran.
     Dalam penentuan taksiran biaya bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan
sejumlah produk tertentu, perlu dilakukan penaksiran tiap bahan baku yang
dibutuhkan dan berapa harganya.



                                                                                      1
2011
                                Adi Jauhari Asrori


     Untuk menentukan biaya tenaga kerja, harus diketahui dulu semua jenis
kegiatan untuk mengolah produk karena jam tenaga kerja dipengaruhi kemampuan
tiap karyawan dan jenis pekerjaannya.
     Untuk taksiran biaya overhead pabrik yang dibebanakan pada produk
berdasarkan pada tarif yang ditentukan dimuka. Dalam menentukan tarif biaya
overhead pabrik perlu diadakan pemisahan biaya overhead pabrik dalam unsur biaya
tetap dan biaya variabel.


     PROSEDUR AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA TAKSIRAN




             Gambar garis besar aliran biaya dalam sistem biaya taksiran


       Ada beberapa prosedur dalam pencatatan biaya, yaitu:
         1. Prosedur pencatatan biaya bahan baku
             - Jika metode mutasi persediaan dipakai, pembelian bahan baku dicatat:
                       Persediaan bahan baku                      xxx
                             Utang dagang                                  xxx
             - Atas dasar bukti permintaan barang, dicatat pemakaian bahan baku
               dalam kartu persediaan. Jurnal pemakaian bahan baku:
                       Barang dlm proses Biaya Bahan Baku         xxx
                             Persediaan bahan baku                         xxx



                                                                                      2
2011
                       Adi Jauhari Asrori


   - jika metode fisik (physical inventory method) dipakai, pembelian bahan
    baku dicatat sebagai berikut:
            Pembelian                                          xxx
                    Utang dagang                                        xxx
   Biaya bahan baku selama periode dapat dihitung dengan cara:
   Harga pokok persediaan bahan baku pada awal periode         Rp xxx
   Pembelian                                                      xxx +
   Harga pokok bahan baku yang tersedia untuk produksi                    Rp xxx
   Harga pokok persediaan bahan baku pada akhir periode                        xxx -
   Biaya bahan baku selama periode                                             xxx


   Dalam metode persediaan fisik, jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
   selama periode tertentu adalah:
        a. Barang dalam proses-biaya bahan baku                xxx
                    Persediaan bahan baku                               xxx
            (untuk menutup harga pokok persediaan bahan baku awal periode)
        b. Barang dalam proses-biaya bahan baku                xxx
                    Pembelian                                           xxx
            (untuk menutup rekening pembelian)
        c. Persediaan bahan baku                               xxx
                    Barang dalam proses-biaya bahan baku                xxx
            (untuk mencatat harga pokok persediaan bahan baku akhir periode)
2. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja
   Biaya tenaga kerja (meliputi upah, biaya kesejahteraan karyawan, dan
   biaya lain-lain untuk karyawan) yang sesungguhnya terjadi dalam suatu
   periode di jurnal sebagai berikut:
    Biaya Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja                      xxx
    Biaya Administrasi dan Umum                                xxx
    Biaya Pemasaran                                            xxx
            Gaji dan Upah                                               xxx
3. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik
   Jurnal pencatatan harga produk-produk jadi yang masih dalam proses




                                                                                       3
2011
                   Adi Jauhari Asrori


Metode 1
Rekening barang dalam proses didebit dengan BOP yang sesungguhnya
terjadi dalam periode ter tentu. Jurnal pencatatan BOP nya adalah:
         Biaya overhead pabrik sesungguhnya                  xxx
                Persediaan suku cadang                               xxx
                Akumulasi depresi aktiva tetap                       xxx
                Kas                                                  xxx
Pada akhir periode, BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan pada
produk dengan jurnal:
         Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik           xxx
                Biaya overhead pabrik sesungguhnya                   xxx
Metode 2
Rekening barang dalam proses didebit dengan BOP atas dasar tarif yang
ditentukan dimuka, jurnalnya:
         Biaya overhead pabrik sesungguhnya                  xxx
                Persediaan suku cadang                               xxx
                Akumulasi depresi aktiva tetap                       xxx
                Kas                                                  xxx
Jurnal pencatatan pembebanan BOP pada produk atas dasar tarif yang
ditentukan di muka:
         Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik           xxx
                Biaya overhead yang dibebankan                       xxx
Jurnal penutupannya adalah:
         BOP yang dibebankan                                 xxx
                BOP sesungguhnya                                     xxx
Prosedur pencatatan Harga Pokok Produk jadi dan produk yang masih
dalam proses pada akhir periode.
Jurnal pencatatan harga pokok jadi dan produk yang masih dalam proses
pada akhir periode adalah sebagai berikut:
         Persediaan produk jadi                              xxx
         Persediaan produk dalam proses                      xxx
                Barang dalam proses-Biaya bahan baku                 xxx
                Barang dalam proses-Biaya tenaga kerja               xxx
                Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik            xxx


                                                                           4
2011
                                  Adi Jauhari Asrori


     4. Prosedur pencatatan harga pokok produk yang dijual
           Jurnal harga pokok produk yang dijual adalah:
                      Harga pokok penjualan                                        xxx
                              Persediaan produk jadi                                          xxx
     5. Prosedur         pencatatan       selisih    biaya     taksiran       dengan      biaya
           sesungguhnya
           Jika memakai metode 1
    Selisih                                                                      Xxx
      Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku                                                xxx
      Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja                                              xxx
      Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik                                           xxx
      (Untuk mencatat selisih rugi, yaitu biaya sesungguhnya lebih tinggi dari biaya taksiran)


           Jika pencatatan biaya overhead pabrik memakai metode 2, maka selisih
           antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan cara:
           (a) menghitung saldo rekening Barang dan Proses dan (b) menghitung
           saldo rekening Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya.
           Selisih tersebut ditransfer ke rekening Selisih dengan dua jurnal sebagai
           berikut:
 Selisih                                                                           xx
   Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku                                                   xx
   Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja                                                 xx
   Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik                                              xx
   (Untuk mencatat selisih rugi, yaitu jumlah pendebitan rekening Barang dalam Proses lebih
   tinggi dari jumlah pengkreditannya)



Selisih                                                                            xx
   Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                                                    xx
   (Untuk mencatat selisih rugi, yaitu overhead pabrik sesungguhnya lebih tinggi dari yang
   dibebankan atas dasar tarif)




                                                                                                    5
2011
                                 Adi Jauhari Asrori


Contoh 1
PT Eliona memproduksi satu macam produk melalui satu tahap pengolahan.
Perusahaan menggunakan sistem biaya taksiran, dan biaya taksiran per kilogram
produk adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku                              2 kg         @ Rp 9        Rp 18
Biaya tenaga kerja                            1 jam        @ Rp 27          27
Biaya overhead pabrik                         1 jam        @ Rp 37          37
Biaya taksiran per kilogram produk                                       Rp 82
Data kegiatan perusahaan dalam bulan November 19X7 adalah sebagai berikut
1. Persediaan pada awal bulan November 19X7
  a. Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp. 20.000
  b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 3.000 kg dengan tingkat
     penyelesaian sebagai berikut: biaya bahan baku 100%; biaya konversi 2/3.
     Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses ini dihitung sebagai
     berikut:
           Biaya bahan baku            100% x 3.000 x Rp 18           Rp 54.000
           Biaya tenaga kerja          2/3 x 3.000 x Rp 27               54.000
           Biaya Overhead pabrik       2/3 x 3.000 x Rp 27               74.000
                                     Jumlah                          Rp 182.000

  c. Persediaan produk jadi berjumlah 500 kg
2. Kegiatan selama bulan November 19X7
  a. Pembelian bahan baku sebesar Rp 660.000.
  b. Jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34.500 jam dengan biaya tenaga
     kerja sebesar Rp 925.000.
  c. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif per jam kerja
     langsung sebesar Rp 37. Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi
     dalam bulan November berjumlah Rp 1.261.000.
  d. Produk jadi yang ditransfer ke gudang selama bulan November berjumlah
     35.500 kg.
  e. Produk jadi dijual dengan harga jual Rp 110 per kg.




                                                                                     6
2011
                               Adi Jauhari Asrori


3. Persediaan pada akhir bulan November 19X7
  a. Harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode masuk
     pertama keluar pertama (MPKP) sebesar Rp 40.000.
  b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2.500 kg dengan tingkat
     penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku 100%; biaya konversi 20%.
  c. Persediaan produk jadi berjumlah 1.000 kg.
Jurnalnya:
1. Jurnal pembelian bahan baku:
      Pembelian                                         Rp 660.000
         Utang Dagang                                                   Rp 660.000
2. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai:
      Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku              Rp 640.000
      Persediaan Bahan Baku                                 40.000
         Persediaan Bahan Baku                                           Rp 20.000
         Pembelian                                                         660.000
  Perhitungan biaya bahan baku sesungguhnya adalah sebagai berikut:
   Harga pokok persediaan bahan baku pada awal bulan                 Rp 20.000
   Pembelian                                                          660.000 +
                                                                 Rp 680.000
   Harga pokok persediaan bahan baku pada akhir bulan                   40.000 -
   Biaya bahan baku selama bulan November                        Rp 640.000
3. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja sesungguhnya:
      Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja            Rp 925.000
         Gaji dan Upah                                                  Rp 925.000
4. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk
      Barang dalam Proses Biaya Overhead Pabrik Rp 1.276.500
         Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan                        Rp 1.276.500
   Perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar
   tarif adalah sebagai berikut: 34.500 jam x Rp 37 = Rp 1.276.500
5. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selama bulan
  November.
      Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya            Rp 1.261.000
         Berbagai Macam Rekening yang dikredit                        Rp 1.261.000




                                                                                     7
2011
                               Adi Jauhari Asrori


6. Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke rekening
  Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
      Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan          Rp 1.276.500
         Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya                           Rp 1.276.500


7. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
      Persediaan Produk Jadi                           Rp 2.911.00
         Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku                          Rp 639.000
         Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja                           958.500
         Barang dlm Proses-Biaya Overhead Pabrik                         1.313.500
  Harga pokok produk jadi ditentukan dengan cara mengalikan kuantitas produk jadi
  yang sesungguhnya dihasilkan dengan biaya taksiran per satuan. Perhitungan harga
  pokok produk jadi adalah sebagai berikut:
   Biaya bahan baku :                         35.500 x Rp 18          Rp 639.000
   Biaya tenaga kerja:                        35.500 x Rp 27             958.500
   Biaya overhead pabrik:                     35.500 x Rp 37            1.313.500
   Harga pokok taksiran produk jadi                                  Rp 2.911.000


8. Jurnal pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan
  November 19X7.
      Persediaan Produk dalam Proses                    Rp 77.000
         Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku                            Rp 45.000
         Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja                             13.500
         Barang dlm Proses-Biaya Overhead Pabrik                            18.500


  Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ditentukan dengan cara
  mengalikan unit ekuivalensi persediaan produk dalam proses akhir dengan biaya
  taksiran per satuan. Perhitungan harga pokok persediaan produk dalam proses
  akhir bulan adalah sebagai berikut:
   Biaya bahan baku                     100% x 2.500 x Rp18            Rp 45.000
   Biaya tenaga kerja                                                      13.500
   Biaya overhead pabrik                                                   18.500
   Harga pokok taksiran persediaan produk dlm proses akhir bulan       Rp 77.000



                                                                                     8
2011
                                   Adi Jauhari Asrori


 9. Jurnal pencatatan harga pokok produk yang terjual dalam bulan November 19X7.
    Perhitungan harga pokok produk yang dijual adalah sebagai berikut:
     Persediaan produk jadi akhir bulan                                  500 kg
     Produk selesai bulan November                                  35.500
                                                                    36.000 kg
     Persediaan produk jadi akhir bulan                              1.000 -
     Jumlah produk yang terjual dalam bulan November                35.000
     Biaya taksiran per kg produk                                   Rp 82 x
     Harga pokok penjualan                                   Rp 2.870.000


10. Jurnal pencatatan hasil penjualan bulan November 19X7.
        Piutang Dagang                               Rp 3.850.000
           Hasil Penjualan                                          Rp 3.850.000
     35.000 kg x Rp 110

11. Jurnal pencatatan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya yang terdapat
    dalam rekening Barang dalam Proses.
        Selisih                                         Rp 35.000
           Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku                          Rp 10.000
           Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja                             7.000
           Barang dlm Proses-Biaya Overhead Pabrik                           18.500
    Selisih yang terdapat dalam rekening Barang dalam Proses dihitung dengan cara
    mencari saldo tiap-tiap rekening Barang dalam Proses (lihat Gambar 12.3).


12. Jurnal pencatatan selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan yang
    dibebankan atas dasar tarif.
        Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya              Rp 15.500
           Selisih                                                       Rp 15.500


    Karena rekening Barang dalam Proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang
    dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan di muka, maka selisih antara biaya
    overhead pabrik yang dibebankan dengan yang sesungguhnya terjadi terdapat
    dalam dua rekening. Barang dalam Proses (Rp 35.000) dan Biaya Overhead Pabrik
    Sesungguhnya (Rp 15.500).


                                                                                       9
2011
                             Adi Jauhari Asrori


 Debit Rekening Barang dalam
 Proses-Biaya Overhead Pabrik
 Jam tenaga kerja sesungguhnya        x Tarif biaya overhead
                                           pabrik per jam
       34.500 jam                     x Rp 37                   = Rp 1.276.500
 Debit Rekening Barang dalam
 Proses-Biaya Overhead Pabrik
 Taksiran jam tenaga kerja            x Tarif biaya overhead
                                           pabrik per satuan
                                           produk
       34.500 jam                     x Rp 37                   = Rp 1.258.000
 Selisih efisiensi biaya overhead pabrik                            Rp 18.500
Gambar 12.3 Perhitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dengan
              Biaya Overhead Pabrik Menurut Taksiran
* Jumlah taksiran jam kerja untuk menghasilkan produk dalam November 19X7
dihitung sebagai berikut:
Jumlah produk selesai sebanyak 35.500 kg yang ditransfer ke gudang terdiri dari
3.000 kg produk yang pada awal bulan masih dalam proses dan 32.500 kg sisanya
merupakan produk yang berasal dari produksi bulan November 19X7.
Karena menurut taksiran setiap 1 kg produk memerlukan 1 jam tenaga kerja, maka
perhitungan jumlah taksiran jam tenaga kerja untuk menghasilkan produk dalam
bulan November adalah sebagai berikut:
 Jam tenaga kerja yang digunakan untuk produk yang pada
    awal bulan masih dalam proses: (1-2/3) x 3.000 kg x 1 jam     1.000   jam
 Jam tenaga kerja yang digunakan untuk menyelesaikan
    produk jadi yang berasal dari produksi bulan November:
    32.500 x 1 jam                                              32.500    jam
 Jam tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah produk
    yang pada akhir bulan November masih dalam proses:
    20% 2.500 kg x 1 jam                                           500
 Jumlah jam tenaga kerja                                        34.000    jam
          Mengenai biaya overhead pabrik, selisih antara biaya taksiran dengan
          biaya yang sesungguhnya dapat dibagi menjadi dua macam: (a) Selisih



                                                                                  10
2011
                                Adi Jauhari Asrori


             karena perbedaan jam tenaga kerja; (b) Selisih karena perbedaan tarif
             biaya overhead pabrik.


     PROSEDUR AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA TAKSIRAN JIKA
     PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN
Jika proses produksi melalui lebih dari satu departemen produksi maka perlu
digunakan rekening Transfer untuk mencatat harga pokok taksiran produk selesai dari
departemen pertama atau departemen lain sebelum departemen terakhir.
  Contoh 2
PT Eliona Sari memproduksi satu macam produk melalui dua departemen produksi:
departemen A dan B. Biaya taksiran tiap kilogram produk tersebut disajikan dalam
Gambar 12.6.
        Unsur                                                Jumlah Tiap Unsur
     Harga Pokok          Departemen A        Departemen B   __Biaya Produksi_
   Biaya bahan baku
     5 kg @ Rp 60              Rp 300,00                 -           Rp 300,00
   Biaya tenaga kerja
   3,5 jam @ Rp 27                    94,50              -                   -
   3,0 jam @ Rp 50                        -      Rp 150,00              244,50
 Biaya overhead pabrik
   3,5 jam @ Rp 80                280,00                 -
    50% dari biaya                        -          75,00              355,00
      tenaga kerja        ____________        ____________        ____________
 Jumlah biaya taksiran
 per kg produk                 Rp 674,50         Rp 225,00           Rp 899,50

                     Gambar 12.6 Biaya Taksiran Per Unit Produk




                                                                                      11
2011
                               Adi Jauhari Asrori


Data biaya selama kuartal pertama tahun 19X7 adalah sebagai berikut:
a. Biaya tenaga kerja sesungguhnya Departemen A sebesar Rp 287.330 dengan jam
  tenaga kerja sesungguhnya sebanyak 31.415 jam, sedangkan biaya tenaga kerja
  sesungguhnya Departemen B sebesar Rp 455.000.
b. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan
  sebagai berikut:
        Departemen A : Rp 27 per jam tenaga kerja.
        Departemen B : 50% biaya tenaga kerja.
  Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam kuartal pertama sebesar
  Rp. 845.000 (Departemen A) dan Rp 225.000 (Departemen B).
c. Pencatatan biaya bahan baku memakai metode mutasi persediaan. Biaya bahan
  baku sesungguhnya sebesar Rp 925.000.
d. Jumlah produk yang terjual sebanyak 2.700 kg dengan harga Rp 1.000 per kg.
Data produksi selama kuartal pertama tahun 19X7 disajikan dalam Gambar 12.7.
                                                            Departemen Departemen
                      Data Produksi
                                                                A          B
 a. Persediaan produk dalam proses pada awal periode,
   dengan tingkat penyelesaian: Biaya bahan baku 100%,
   biaya konversi 60%, bak untuk Departemen A maupun
   B                                                              100 kg        200 kg
 b. Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses                         3.100           -
 c. Jumlah produk yang diterima dari Departemen A                          -     3.000
 d. Jumlah produk yang ditransfer ke Departemen B                      3.000           -
 e. Produk selesai yang ditransfer ke gudang                               -     3.100
 f. Persediaan produk dalam proses pada akhir periode,
   dengan tingkat penyelesaian: biaya bahan baku 100%,
   konversi 40%, bak untuk Departemen A maupun
   Departemen B                                                         200          100
                            Gambar 12.7 Data Produksi




                                                                                           12
2011
                               Adi Jauhari Asrori


Atas dasar data tersebut di atas jurnal-jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat
kegiatan PT El Sari selama kuartal tahun 19X7 adalah sebagai berikut:
1. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang dipakai:
      Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku
      Departemen A                                     Rp 925.000
         Persediaan Bahan Baku                                          Rp 925.000

2. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja di Departemen A:
      Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja
      Departemen A                                     Rp 287.330
         Gaji dan Upah                                                  Rp 287.330

3. Jurnal pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk di
  Departemen A, atas dasar tarif yang ditentukan di muka:
      Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik
      Departemen A                                    Rp 848.205*
         Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan                          Rp 848.205
   *31.415 x Rp 27 = Rp 848.205

4. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer dari
  Departemen A ke Departemen B.
    Transfer Departemen A                             Rp 2.203.500
       Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku                             Rp 925.000
       Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja
       Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik

  Perhitungan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer dari Departemen
  A ke Departemen B adalah sebagai berikut:
   Biaya bahan baku                3.000 x    Rp 300,00                 Rp 900.000
   Biaya tenaga kerja              3.000 x         94,50                   283.500
   Biaya overhead pabrik           3.000 x       280,00                    840.000
                                                 Jumlah              Rp 2.023.500




                                                                                     13
2011
                                Adi Jauhari Asrori


5. Jurnal pencacatan biaya tenaga kerja di Departemen B:
      Barang dalam proses-biaya tenaga kerja
      departemen B                                      Rp 455.000
         Gaji dan Upah                                                Rp 455.000


6. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk
  Departemen B atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
      Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja
      Departemen B                                    Rp 227.500*
         Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan                        Rp 227.500
    *50% x Rp 455.000 = Rp 277.500


7. Jurnal pencatatan harga pokok produk selesai yang ditransfer dari departemen B ke
  gudang.
    Persediaan Produk Jadi                            Rp 2.788.400
       Transfer Departemen A                                         Rp 2.090.000
       Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja
       Departemen B                                                      465.000
       Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik
       Departemen B                                                      232.000

  Perhitungan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer departemen B ke
  gudang adalah sebagai berikut:
    Harga pokok taksiran yang berasal dari departemen A              Rp 2.090.950
      (dikreditkan dalam rekening Transfer Departemen
      A) 3.100 kg x Rp 674,50
    Biaya yang ditambahkan dalam departemen B
      Biaya tenaga kerja           3.100 kg x Rp 150                     465.000
      Biaya overhead pabrik        3.100 kg x Rp 75                      232.500
                                                  Jumlah             Rp 2.788.450
8. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran produk yang terjual.
      Harga Pokok Penjualan                       Rp 2.428.650*)
         Persediaan Produk Jadi                                      Rp 2.428.650
    *)2.700 x Rp 899,50-Rp 4.428.650



                                                                                       14
2011
                                Adi Jauhari Asrori


 9. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran persediaan produk yang masih dalam
    proses pada akhir periode di departemen A dan B.
        Persediaan Produk dalam Proses-Departemen A         Rp 89.960
          Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Departemen A               Rp 60.000
          Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen A                 7.560
          Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen A              2.400


        Persediaan Produk dalam Proses-Departemen B         Rp 76.450
          Transfer Departemen A                                           Rp 67.450
          Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen A                 6.000
          Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen A              3.000

    Perhitungan tenaga pokok taksiran produk yang masih dalam proses pada akhir
    periode di Departemen A dan B disajikan dalam Gambar 12.8.
10. Jurnal pencacatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi di Departemen
    A dan B.
        Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya             Rp 1.070.000*
          Berbagai Macam Rekening yang dikredit                        Rp 1.070.000
          Departemen A                                   Rp 845.000
          Departemen B                                      225.000
          Jumlah                                        Rp 1.070.000




                                                                                      15
2011
                                      Adi Jauhari Asrori


                                                             Transfer
           Unsur Harga Pokok                  Departemen A Departemen A Departemen B
  Biaya Bahan Baku

     200 x 100% x Rp 300                         Rp 60.000                 -              -

     100 x 100% x Rp 300                                  -        Rp 30.000              -

  Biaya Tenaga Kerja                                                       -              -

     200 x 40% x Rp 94,50                             7.560            9.450              -

     100 x 100% x Rp 94,50                                -                -       Rp 6.000

     100 x 40% x Rp 150                                   -                -              -

  Biaya Overhead Pabrik

     200 x 40% x Rp 280                              22.400           28.000              -

     100 x 100% x Rp 280                                  -                -          3.000
     100 x 100% x Rp 75                                  -
                                              ____________
  Harga pokok persediaan produk dalam
  proses pada akhir periode di departemen A       Rp 89.900
                                              ____________     ____________
  Biaya dari departemen A yang melekat pada
  persediaan produk dalam proses akhir
  periode di departemen B                                          Rp 67.450
                                                               ____________
  Harga pokok yang ditambahkan oleh
  departemen B yang melekat pada persediaan
  produk dalam proses akhir departemen B                                           Rp 9.000


        Gambar 12.8 Perhitungan Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses


11. Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke rekening
    Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
        Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan                 Rp 1.075.705*
            Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya                                 Rp 1.075.705
        * Departemen A                                          Rp 848.205
            Departemen B                                            227.500
            Jumlah                                             Rp 1.075.705




                                                                                              16
2011
                                Adi Jauhari Asrori


12. Jurnal pencacatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran yang
    terdapat dalam rekening Barang dalam Proses.
        Barang dalam Proses-Biaya Bahan Departemen A         Rp 5.000
        Selisih                                                    2.545
           Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen A              Rp 1.940
           Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen A              2.605
           Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen B                 2.000
           Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen B              1.000

    Perhitungan selisih tersebut dilakukan dengan menghitung saldo rekening Barang
    dalam proses masing-masing departemen dengan cara mengurangi jumlah
    pendebitan dengan jumlah pengkreditan masing-masing rekening tersebut. Dalam
    contoh ini, harus dihitung lebih dahulu harga pokok taksiran persediaan produk
    yang pada awal periode masih dalam proses disajikan dalam Gambar 12.9.
                                                      Transfer
           Unsur Harga Pokok           Departemen A Departemen A Departemen B
  Biaya Bahan Baku

     100 x 100% x Rp 300                   Rp 30.000                -              -

     200 x 100% x Rp 300                           -      Rp 60.000                -

  Biaya Tenaga Kerja

     100 x 60% x Rp 94,50                      5.670                -              -

     200 x 100% x Rp 94,50                         -         18.900        Rp 18.000

     200 x 60% x Rp 150                            -                -

  Biaya Overhead Pabrik

     100 x 60% x Rp 280                       16.800                -              -

     200 x 100% x Rp 280                           -         56.000                -
     200 x 60% x Rp 75                            -               -           9.0000
                                       ____________    ____________     ____________
  Jumlah                                   Rp 52.470     Rp 134.900        Rp 27.000


      Gambar 12.9 Harga Pokok Taksiran Persediaan Produk dalam Proses Awal


    Jika jurnal-jurnal tersebut di atas dan harga pokok persediaan produk dalam proses
    awal dibukukan dalam rekening buku besar, maka saldo rekening Barang dalam
    Proses dapat dihitung dan jumlah tersebut merupakan selisih.



                                                                                         17
2011
                                  Adi Jauhari Asrori


     Selisih di Departemen A
       Selisih biaya bahan baku                                    Rp 5.000 L
       Selisih biaya tenaga kerja                                        1.940 R
       Selisih biaya overhead pabrik                                     2.605 R


     Selisih di Departemen B
       Selisih biaya tenaga kerja                                  Rp 2.000 R
       Selisih biaya overhead pabrik                                     1.000 R


13. Jurnal pencatatan selisih antar overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya
   overhead pabrik yang dibebankan.
       Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya               Rp 5.075
          Selisih                                                        Rp 5.075


      PERLAKUAN TERHADAP SELISIH
 Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dalam suatu periode
 akuntansi dapat diperlakukan sebagai berikut:
 a. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau rekening Rugi Laba.
 b. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan,
   yaitu dibagikan ke rekening Produk Jadi dan Harga Pokok Penjualan.
 c. Dibagikan secara adil ke rekening-rekening: Persediaan Barang dalam Proses,
   Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok Penjualan.
 d. Membiarkan selisih-selisih tersebut tetap dalam rekening Selisih, sehingga
   rekening ini berfungsi sebagai deferred account. Hal ini dilakukan karena ada
   kemungkinan selisih-selisih yang terjadi di antara periode akuntansi akan saling
   menutup (mengkompensasi).




                                                                                      18
2011
                               Adi Jauhari Asrori


Dasar pembagian selisih dapat berupa:
a. Perbandingan kuantitas persediaan produk dalam proses, persediaan produk jadi
  dan produk yang terjual. Kuantitas ini dinyatakan dalam unit ekuivalensi.
b. Perbandingan harga pokok persediaan produk dalam proses, harga pokok
  persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang terjual.
  Pembagian selisih ada 2 metode cara, yaitu:
    Pembagian Selisih atas Dasar Perbandingan Kuantitas Persediaan Produk
       dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Produk yang Terjual
    Pembagian Selisih Atas Dasar Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses,
      Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok yang Terjual




                                                                                   19

More Related Content

What's hot

Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
hasril ariel
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
Mandiri Sekuritas
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
Muhammad Fajar
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Harga pokok standar
Harga pokok standarHarga pokok standar
Harga pokok standarEpry Shine
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Dian Rahmah
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Ali Wafa
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANOwnskin
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Tika Evitasuhri
 
aktiva tetap.ppt
 aktiva tetap.ppt aktiva tetap.ppt
aktiva tetap.ppt
Tulus Surachman
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateMaiya Maiya
 
Bab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-weselBab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-wesel
universitas negeri padang
 
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuanganPpt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
YABES HULU
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
Asep suryadi
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Nony Saraswati Gendis
 

What's hot (20)

Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Harga pokok standar
Harga pokok standarHarga pokok standar
Harga pokok standar
 
Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus Kas
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
 
aktiva tetap.ppt
 aktiva tetap.ppt aktiva tetap.ppt
aktiva tetap.ppt
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
 
Bab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-weselBab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-wesel
 
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuanganPpt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
Ppt konsep,klasifikasi biaya,arus biaya,dan laporan keuangan
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 

Similar to Sistem Biaya Taksirn

Job Order Cost.pptx
Job Order Cost.pptxJob Order Cost.pptx
Job Order Cost.pptx
JuliaDewiMarifah1
 
akuntansi biaya 1 - harga pokok pesanan
akuntansi biaya 1  - harga pokok pesananakuntansi biaya 1  - harga pokok pesanan
akuntansi biaya 1 - harga pokok pesanan
ariandriyanto3
 
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Diana Marlyna
 
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptxMETODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
imamhanapi4
 
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
HendraLesmana48
 
Metode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulMetode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modul
Diana Marlyna
 
Akuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesananAkuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesanan
Asep suryadi
 
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.pptRef materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
sandi217
 
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.pptRef materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
sandi217
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
Judianto Nugroho
 
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
NursinTahitu
 
Akuntansi biaya bab 6.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptxAkuntansi biaya bab 6.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptx
MiaAdinda3
 
Bab 4-persediaan
Bab 4-persediaanBab 4-persediaan
Bab 4-persediaanWinny Bong
 
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptxPertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
MuhammadSultanBianda
 
Pertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruPertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baru
DarmansyahHS
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
ssuserbcb604
 
Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3
ssusere61e8a
 
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.pptSlide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
YuniPanjaitan4
 
Akuntansi perusahaan manufaktur
Akuntansi perusahaan manufakturAkuntansi perusahaan manufaktur
Akuntansi perusahaan manufakturLia Ivvana
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPOwnskin
 

Similar to Sistem Biaya Taksirn (20)

Job Order Cost.pptx
Job Order Cost.pptxJob Order Cost.pptx
Job Order Cost.pptx
 
akuntansi biaya 1 - harga pokok pesanan
akuntansi biaya 1  - harga pokok pesananakuntansi biaya 1  - harga pokok pesanan
akuntansi biaya 1 - harga pokok pesanan
 
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
 
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptxMETODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
 
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
 
Metode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulMetode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modul
 
Akuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesananAkuntansi biaya produksi pesanan
Akuntansi biaya produksi pesanan
 
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.pptRef materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
 
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.pptRef materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
 
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
 
Akuntansi biaya bab 6.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptxAkuntansi biaya bab 6.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptx
 
Bab 4-persediaan
Bab 4-persediaanBab 4-persediaan
Bab 4-persediaan
 
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptxPertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
 
Pertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruPertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baru
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
 
Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3
 
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.pptSlide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
 
Akuntansi perusahaan manufaktur
Akuntansi perusahaan manufakturAkuntansi perusahaan manufaktur
Akuntansi perusahaan manufaktur
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
 

More from Adi Jauhari

Managemen strategi
Managemen strategiManagemen strategi
Managemen strategi
Adi Jauhari
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasiAdi Jauhari
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAdi Jauhari
 
Akuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAkuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAdi Jauhari
 
Laporan arus kas
Laporan arus kasLaporan arus kas
Laporan arus kasAdi Jauhari
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganAdi Jauhari
 
Akuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAkuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAdi Jauhari
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasiAdi Jauhari
 

More from Adi Jauhari (12)

Managemen strategi
Managemen strategiManagemen strategi
Managemen strategi
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
 
Akuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetapAkuntansi aset tetap
Akuntansi aset tetap
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Laporan arus kas
Laporan arus kasLaporan arus kas
Laporan arus kas
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan
 
Akuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAkuntansi persediaan
Akuntansi persediaan
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Akuntansi investasi
Akuntansi investasiAkuntansi investasi
Akuntansi investasi
 

Sistem Biaya Taksirn

  • 1. 2011 Adi Jauhari Asrori BAB 12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN DEFINISI BIAYA TAKSIRAN Sistem biaya taksiran adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan di muka dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi. Sebagian dari biaya taksiran hampir mirip dengan biaya standar, kedua-duanya merupakan biaya yang ditentukan dimuka. Akan tetapi ada perbedaannya juga, yaitu dalam metode penentuan, pengumpulan, penafsiran dan penggunaannya. Dari perbedaan itu, perbedaan intinya adalah pada metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik atau kuantitas. TUJUAN PENGGUNAAN Tujuan penggunan sistem biaya taksiran adalah: Untuk jembatan menuju sistem biaya standar. Jika manajemen menginginkan adanya sistem pengendalian dalam perusahaannya, maka manajemen jangan hanya melihat pada kegiatan history saja, akan tetapi juga perlu memperhatikan apa yang akan direncanakan untuk masa mendatang. Untuk menghindari biaya yang relatif lebih besar dalam pemakaian sistem biaya standar. Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan. Untuk mengurangi biaya akuntansi. PENENTUAN BIAYA TAKSIRAN Biaya taksiran biasanya dipecah menjadi tiga (3) unsur : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya taksiran dapat ditentukan atas dasar data masa yang lalu, dari perhitungan, dari rumus kimia atau matematis, atau secara sederhana dengan taksiaran. Dalam penentuan taksiran biaya bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu, perlu dilakukan penaksiran tiap bahan baku yang dibutuhkan dan berapa harganya. 1
  • 2. 2011 Adi Jauhari Asrori Untuk menentukan biaya tenaga kerja, harus diketahui dulu semua jenis kegiatan untuk mengolah produk karena jam tenaga kerja dipengaruhi kemampuan tiap karyawan dan jenis pekerjaannya. Untuk taksiran biaya overhead pabrik yang dibebanakan pada produk berdasarkan pada tarif yang ditentukan dimuka. Dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik perlu diadakan pemisahan biaya overhead pabrik dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel. PROSEDUR AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA TAKSIRAN Gambar garis besar aliran biaya dalam sistem biaya taksiran Ada beberapa prosedur dalam pencatatan biaya, yaitu: 1. Prosedur pencatatan biaya bahan baku - Jika metode mutasi persediaan dipakai, pembelian bahan baku dicatat: Persediaan bahan baku xxx Utang dagang xxx - Atas dasar bukti permintaan barang, dicatat pemakaian bahan baku dalam kartu persediaan. Jurnal pemakaian bahan baku: Barang dlm proses Biaya Bahan Baku xxx Persediaan bahan baku xxx 2
  • 3. 2011 Adi Jauhari Asrori - jika metode fisik (physical inventory method) dipakai, pembelian bahan baku dicatat sebagai berikut: Pembelian xxx Utang dagang xxx Biaya bahan baku selama periode dapat dihitung dengan cara: Harga pokok persediaan bahan baku pada awal periode Rp xxx Pembelian xxx + Harga pokok bahan baku yang tersedia untuk produksi Rp xxx Harga pokok persediaan bahan baku pada akhir periode xxx - Biaya bahan baku selama periode xxx Dalam metode persediaan fisik, jurnal untuk mencatat biaya bahan baku selama periode tertentu adalah: a. Barang dalam proses-biaya bahan baku xxx Persediaan bahan baku xxx (untuk menutup harga pokok persediaan bahan baku awal periode) b. Barang dalam proses-biaya bahan baku xxx Pembelian xxx (untuk menutup rekening pembelian) c. Persediaan bahan baku xxx Barang dalam proses-biaya bahan baku xxx (untuk mencatat harga pokok persediaan bahan baku akhir periode) 2. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja (meliputi upah, biaya kesejahteraan karyawan, dan biaya lain-lain untuk karyawan) yang sesungguhnya terjadi dalam suatu periode di jurnal sebagai berikut: Biaya Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xxx Biaya Administrasi dan Umum xxx Biaya Pemasaran xxx Gaji dan Upah xxx 3. Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik Jurnal pencatatan harga produk-produk jadi yang masih dalam proses 3
  • 4. 2011 Adi Jauhari Asrori Metode 1 Rekening barang dalam proses didebit dengan BOP yang sesungguhnya terjadi dalam periode ter tentu. Jurnal pencatatan BOP nya adalah: Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxx Persediaan suku cadang xxx Akumulasi depresi aktiva tetap xxx Kas xxx Pada akhir periode, BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan pada produk dengan jurnal: Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik xxx Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxx Metode 2 Rekening barang dalam proses didebit dengan BOP atas dasar tarif yang ditentukan dimuka, jurnalnya: Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxx Persediaan suku cadang xxx Akumulasi depresi aktiva tetap xxx Kas xxx Jurnal pencatatan pembebanan BOP pada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka: Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik xxx Biaya overhead yang dibebankan xxx Jurnal penutupannya adalah: BOP yang dibebankan xxx BOP sesungguhnya xxx Prosedur pencatatan Harga Pokok Produk jadi dan produk yang masih dalam proses pada akhir periode. Jurnal pencatatan harga pokok jadi dan produk yang masih dalam proses pada akhir periode adalah sebagai berikut: Persediaan produk jadi xxx Persediaan produk dalam proses xxx Barang dalam proses-Biaya bahan baku xxx Barang dalam proses-Biaya tenaga kerja xxx Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik xxx 4
  • 5. 2011 Adi Jauhari Asrori 4. Prosedur pencatatan harga pokok produk yang dijual Jurnal harga pokok produk yang dijual adalah: Harga pokok penjualan xxx Persediaan produk jadi xxx 5. Prosedur pencatatan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya Jika memakai metode 1 Selisih Xxx Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xxx Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx (Untuk mencatat selisih rugi, yaitu biaya sesungguhnya lebih tinggi dari biaya taksiran) Jika pencatatan biaya overhead pabrik memakai metode 2, maka selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan cara: (a) menghitung saldo rekening Barang dan Proses dan (b) menghitung saldo rekening Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya. Selisih tersebut ditransfer ke rekening Selisih dengan dua jurnal sebagai berikut: Selisih xx Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku xx Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xx Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xx (Untuk mencatat selisih rugi, yaitu jumlah pendebitan rekening Barang dalam Proses lebih tinggi dari jumlah pengkreditannya) Selisih xx Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx (Untuk mencatat selisih rugi, yaitu overhead pabrik sesungguhnya lebih tinggi dari yang dibebankan atas dasar tarif) 5
  • 6. 2011 Adi Jauhari Asrori Contoh 1 PT Eliona memproduksi satu macam produk melalui satu tahap pengolahan. Perusahaan menggunakan sistem biaya taksiran, dan biaya taksiran per kilogram produk adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku 2 kg @ Rp 9 Rp 18 Biaya tenaga kerja 1 jam @ Rp 27 27 Biaya overhead pabrik 1 jam @ Rp 37 37 Biaya taksiran per kilogram produk Rp 82 Data kegiatan perusahaan dalam bulan November 19X7 adalah sebagai berikut 1. Persediaan pada awal bulan November 19X7 a. Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp. 20.000 b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 3.000 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: biaya bahan baku 100%; biaya konversi 2/3. Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses ini dihitung sebagai berikut: Biaya bahan baku 100% x 3.000 x Rp 18 Rp 54.000 Biaya tenaga kerja 2/3 x 3.000 x Rp 27 54.000 Biaya Overhead pabrik 2/3 x 3.000 x Rp 27 74.000 Jumlah Rp 182.000 c. Persediaan produk jadi berjumlah 500 kg 2. Kegiatan selama bulan November 19X7 a. Pembelian bahan baku sebesar Rp 660.000. b. Jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34.500 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 925.000. c. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif per jam kerja langsung sebesar Rp 37. Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam bulan November berjumlah Rp 1.261.000. d. Produk jadi yang ditransfer ke gudang selama bulan November berjumlah 35.500 kg. e. Produk jadi dijual dengan harga jual Rp 110 per kg. 6
  • 7. 2011 Adi Jauhari Asrori 3. Persediaan pada akhir bulan November 19X7 a. Harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) sebesar Rp 40.000. b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2.500 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku 100%; biaya konversi 20%. c. Persediaan produk jadi berjumlah 1.000 kg. Jurnalnya: 1. Jurnal pembelian bahan baku: Pembelian Rp 660.000 Utang Dagang Rp 660.000 2. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai: Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 640.000 Persediaan Bahan Baku 40.000 Persediaan Bahan Baku Rp 20.000 Pembelian 660.000 Perhitungan biaya bahan baku sesungguhnya adalah sebagai berikut: Harga pokok persediaan bahan baku pada awal bulan Rp 20.000 Pembelian 660.000 + Rp 680.000 Harga pokok persediaan bahan baku pada akhir bulan 40.000 - Biaya bahan baku selama bulan November Rp 640.000 3. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja sesungguhnya: Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp 925.000 Gaji dan Upah Rp 925.000 4. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk Barang dalam Proses Biaya Overhead Pabrik Rp 1.276.500 Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp 1.276.500 Perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif adalah sebagai berikut: 34.500 jam x Rp 37 = Rp 1.276.500 5. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi selama bulan November. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 1.261.000 Berbagai Macam Rekening yang dikredit Rp 1.261.000 7
  • 8. 2011 Adi Jauhari Asrori 6. Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 1.276.500 Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Rp 1.276.500 7. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Persediaan Produk Jadi Rp 2.911.00 Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 639.000 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja 958.500 Barang dlm Proses-Biaya Overhead Pabrik 1.313.500 Harga pokok produk jadi ditentukan dengan cara mengalikan kuantitas produk jadi yang sesungguhnya dihasilkan dengan biaya taksiran per satuan. Perhitungan harga pokok produk jadi adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku : 35.500 x Rp 18 Rp 639.000 Biaya tenaga kerja: 35.500 x Rp 27 958.500 Biaya overhead pabrik: 35.500 x Rp 37 1.313.500 Harga pokok taksiran produk jadi Rp 2.911.000 8. Jurnal pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan November 19X7. Persediaan Produk dalam Proses Rp 77.000 Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 45.000 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja 13.500 Barang dlm Proses-Biaya Overhead Pabrik 18.500 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ditentukan dengan cara mengalikan unit ekuivalensi persediaan produk dalam proses akhir dengan biaya taksiran per satuan. Perhitungan harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku 100% x 2.500 x Rp18 Rp 45.000 Biaya tenaga kerja 13.500 Biaya overhead pabrik 18.500 Harga pokok taksiran persediaan produk dlm proses akhir bulan Rp 77.000 8
  • 9. 2011 Adi Jauhari Asrori 9. Jurnal pencatatan harga pokok produk yang terjual dalam bulan November 19X7. Perhitungan harga pokok produk yang dijual adalah sebagai berikut: Persediaan produk jadi akhir bulan 500 kg Produk selesai bulan November 35.500 36.000 kg Persediaan produk jadi akhir bulan 1.000 - Jumlah produk yang terjual dalam bulan November 35.000 Biaya taksiran per kg produk Rp 82 x Harga pokok penjualan Rp 2.870.000 10. Jurnal pencatatan hasil penjualan bulan November 19X7. Piutang Dagang Rp 3.850.000 Hasil Penjualan Rp 3.850.000 35.000 kg x Rp 110 11. Jurnal pencatatan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya yang terdapat dalam rekening Barang dalam Proses. Selisih Rp 35.000 Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 10.000 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja 7.000 Barang dlm Proses-Biaya Overhead Pabrik 18.500 Selisih yang terdapat dalam rekening Barang dalam Proses dihitung dengan cara mencari saldo tiap-tiap rekening Barang dalam Proses (lihat Gambar 12.3). 12. Jurnal pencatatan selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan yang dibebankan atas dasar tarif. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 15.500 Selisih Rp 15.500 Karena rekening Barang dalam Proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan di muka, maka selisih antara biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan yang sesungguhnya terjadi terdapat dalam dua rekening. Barang dalam Proses (Rp 35.000) dan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya (Rp 15.500). 9
  • 10. 2011 Adi Jauhari Asrori Debit Rekening Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Jam tenaga kerja sesungguhnya x Tarif biaya overhead pabrik per jam 34.500 jam x Rp 37 = Rp 1.276.500 Debit Rekening Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Taksiran jam tenaga kerja x Tarif biaya overhead pabrik per satuan produk 34.500 jam x Rp 37 = Rp 1.258.000 Selisih efisiensi biaya overhead pabrik Rp 18.500 Gambar 12.3 Perhitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dengan Biaya Overhead Pabrik Menurut Taksiran * Jumlah taksiran jam kerja untuk menghasilkan produk dalam November 19X7 dihitung sebagai berikut: Jumlah produk selesai sebanyak 35.500 kg yang ditransfer ke gudang terdiri dari 3.000 kg produk yang pada awal bulan masih dalam proses dan 32.500 kg sisanya merupakan produk yang berasal dari produksi bulan November 19X7. Karena menurut taksiran setiap 1 kg produk memerlukan 1 jam tenaga kerja, maka perhitungan jumlah taksiran jam tenaga kerja untuk menghasilkan produk dalam bulan November adalah sebagai berikut: Jam tenaga kerja yang digunakan untuk produk yang pada awal bulan masih dalam proses: (1-2/3) x 3.000 kg x 1 jam 1.000 jam Jam tenaga kerja yang digunakan untuk menyelesaikan produk jadi yang berasal dari produksi bulan November: 32.500 x 1 jam 32.500 jam Jam tenaga kerja yang digunakan untuk mengolah produk yang pada akhir bulan November masih dalam proses: 20% 2.500 kg x 1 jam 500 Jumlah jam tenaga kerja 34.000 jam Mengenai biaya overhead pabrik, selisih antara biaya taksiran dengan biaya yang sesungguhnya dapat dibagi menjadi dua macam: (a) Selisih 10
  • 11. 2011 Adi Jauhari Asrori karena perbedaan jam tenaga kerja; (b) Selisih karena perbedaan tarif biaya overhead pabrik. PROSEDUR AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA TAKSIRAN JIKA PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN Jika proses produksi melalui lebih dari satu departemen produksi maka perlu digunakan rekening Transfer untuk mencatat harga pokok taksiran produk selesai dari departemen pertama atau departemen lain sebelum departemen terakhir. Contoh 2 PT Eliona Sari memproduksi satu macam produk melalui dua departemen produksi: departemen A dan B. Biaya taksiran tiap kilogram produk tersebut disajikan dalam Gambar 12.6. Unsur Jumlah Tiap Unsur Harga Pokok Departemen A Departemen B __Biaya Produksi_ Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 60 Rp 300,00 - Rp 300,00 Biaya tenaga kerja 3,5 jam @ Rp 27 94,50 - - 3,0 jam @ Rp 50 - Rp 150,00 244,50 Biaya overhead pabrik 3,5 jam @ Rp 80 280,00 - 50% dari biaya - 75,00 355,00 tenaga kerja ____________ ____________ ____________ Jumlah biaya taksiran per kg produk Rp 674,50 Rp 225,00 Rp 899,50 Gambar 12.6 Biaya Taksiran Per Unit Produk 11
  • 12. 2011 Adi Jauhari Asrori Data biaya selama kuartal pertama tahun 19X7 adalah sebagai berikut: a. Biaya tenaga kerja sesungguhnya Departemen A sebesar Rp 287.330 dengan jam tenaga kerja sesungguhnya sebanyak 31.415 jam, sedangkan biaya tenaga kerja sesungguhnya Departemen B sebesar Rp 455.000. b. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan sebagai berikut: Departemen A : Rp 27 per jam tenaga kerja. Departemen B : 50% biaya tenaga kerja. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam kuartal pertama sebesar Rp. 845.000 (Departemen A) dan Rp 225.000 (Departemen B). c. Pencatatan biaya bahan baku memakai metode mutasi persediaan. Biaya bahan baku sesungguhnya sebesar Rp 925.000. d. Jumlah produk yang terjual sebanyak 2.700 kg dengan harga Rp 1.000 per kg. Data produksi selama kuartal pertama tahun 19X7 disajikan dalam Gambar 12.7. Departemen Departemen Data Produksi A B a. Persediaan produk dalam proses pada awal periode, dengan tingkat penyelesaian: Biaya bahan baku 100%, biaya konversi 60%, bak untuk Departemen A maupun B 100 kg 200 kg b. Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses 3.100 - c. Jumlah produk yang diterima dari Departemen A - 3.000 d. Jumlah produk yang ditransfer ke Departemen B 3.000 - e. Produk selesai yang ditransfer ke gudang - 3.100 f. Persediaan produk dalam proses pada akhir periode, dengan tingkat penyelesaian: biaya bahan baku 100%, konversi 40%, bak untuk Departemen A maupun Departemen B 200 100 Gambar 12.7 Data Produksi 12
  • 13. 2011 Adi Jauhari Asrori Atas dasar data tersebut di atas jurnal-jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat kegiatan PT El Sari selama kuartal tahun 19X7 adalah sebagai berikut: 1. Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang dipakai: Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Departemen A Rp 925.000 Persediaan Bahan Baku Rp 925.000 2. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja di Departemen A: Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen A Rp 287.330 Gaji dan Upah Rp 287.330 3. Jurnal pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk di Departemen A, atas dasar tarif yang ditentukan di muka: Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen A Rp 848.205* Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 848.205 *31.415 x Rp 27 = Rp 848.205 4. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer dari Departemen A ke Departemen B. Transfer Departemen A Rp 2.203.500 Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 925.000 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Perhitungan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer dari Departemen A ke Departemen B adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku 3.000 x Rp 300,00 Rp 900.000 Biaya tenaga kerja 3.000 x 94,50 283.500 Biaya overhead pabrik 3.000 x 280,00 840.000 Jumlah Rp 2.023.500 13
  • 14. 2011 Adi Jauhari Asrori 5. Jurnal pencacatan biaya tenaga kerja di Departemen B: Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 455.000 Gaji dan Upah Rp 455.000 6. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk Departemen B atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen B Rp 227.500* Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 227.500 *50% x Rp 455.000 = Rp 277.500 7. Jurnal pencatatan harga pokok produk selesai yang ditransfer dari departemen B ke gudang. Persediaan Produk Jadi Rp 2.788.400 Transfer Departemen A Rp 2.090.000 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen B 465.000 Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen B 232.000 Perhitungan harga pokok taksiran produk selesai yang ditransfer departemen B ke gudang adalah sebagai berikut: Harga pokok taksiran yang berasal dari departemen A Rp 2.090.950 (dikreditkan dalam rekening Transfer Departemen A) 3.100 kg x Rp 674,50 Biaya yang ditambahkan dalam departemen B Biaya tenaga kerja 3.100 kg x Rp 150 465.000 Biaya overhead pabrik 3.100 kg x Rp 75 232.500 Jumlah Rp 2.788.450 8. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran produk yang terjual. Harga Pokok Penjualan Rp 2.428.650*) Persediaan Produk Jadi Rp 2.428.650 *)2.700 x Rp 899,50-Rp 4.428.650 14
  • 15. 2011 Adi Jauhari Asrori 9. Jurnal pencatatan harga pokok taksiran persediaan produk yang masih dalam proses pada akhir periode di departemen A dan B. Persediaan Produk dalam Proses-Departemen A Rp 89.960 Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Departemen A Rp 60.000 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen A 7.560 Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen A 2.400 Persediaan Produk dalam Proses-Departemen B Rp 76.450 Transfer Departemen A Rp 67.450 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen A 6.000 Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen A 3.000 Perhitungan tenaga pokok taksiran produk yang masih dalam proses pada akhir periode di Departemen A dan B disajikan dalam Gambar 12.8. 10. Jurnal pencacatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi di Departemen A dan B. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 1.070.000* Berbagai Macam Rekening yang dikredit Rp 1.070.000 Departemen A Rp 845.000 Departemen B 225.000 Jumlah Rp 1.070.000 15
  • 16. 2011 Adi Jauhari Asrori Transfer Unsur Harga Pokok Departemen A Departemen A Departemen B Biaya Bahan Baku 200 x 100% x Rp 300 Rp 60.000 - - 100 x 100% x Rp 300 - Rp 30.000 - Biaya Tenaga Kerja - - 200 x 40% x Rp 94,50 7.560 9.450 - 100 x 100% x Rp 94,50 - - Rp 6.000 100 x 40% x Rp 150 - - - Biaya Overhead Pabrik 200 x 40% x Rp 280 22.400 28.000 - 100 x 100% x Rp 280 - - 3.000 100 x 100% x Rp 75 - ____________ Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode di departemen A Rp 89.900 ____________ ____________ Biaya dari departemen A yang melekat pada persediaan produk dalam proses akhir periode di departemen B Rp 67.450 ____________ Harga pokok yang ditambahkan oleh departemen B yang melekat pada persediaan produk dalam proses akhir departemen B Rp 9.000 Gambar 12.8 Perhitungan Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses 11. Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp 1.075.705* Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 1.075.705 * Departemen A Rp 848.205 Departemen B 227.500 Jumlah Rp 1.075.705 16
  • 17. 2011 Adi Jauhari Asrori 12. Jurnal pencacatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran yang terdapat dalam rekening Barang dalam Proses. Barang dalam Proses-Biaya Bahan Departemen A Rp 5.000 Selisih 2.545 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen A Rp 1.940 Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen A 2.605 Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Departemen B 2.000 Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Departemen B 1.000 Perhitungan selisih tersebut dilakukan dengan menghitung saldo rekening Barang dalam proses masing-masing departemen dengan cara mengurangi jumlah pendebitan dengan jumlah pengkreditan masing-masing rekening tersebut. Dalam contoh ini, harus dihitung lebih dahulu harga pokok taksiran persediaan produk yang pada awal periode masih dalam proses disajikan dalam Gambar 12.9. Transfer Unsur Harga Pokok Departemen A Departemen A Departemen B Biaya Bahan Baku 100 x 100% x Rp 300 Rp 30.000 - - 200 x 100% x Rp 300 - Rp 60.000 - Biaya Tenaga Kerja 100 x 60% x Rp 94,50 5.670 - - 200 x 100% x Rp 94,50 - 18.900 Rp 18.000 200 x 60% x Rp 150 - - Biaya Overhead Pabrik 100 x 60% x Rp 280 16.800 - - 200 x 100% x Rp 280 - 56.000 - 200 x 60% x Rp 75 - - 9.0000 ____________ ____________ ____________ Jumlah Rp 52.470 Rp 134.900 Rp 27.000 Gambar 12.9 Harga Pokok Taksiran Persediaan Produk dalam Proses Awal Jika jurnal-jurnal tersebut di atas dan harga pokok persediaan produk dalam proses awal dibukukan dalam rekening buku besar, maka saldo rekening Barang dalam Proses dapat dihitung dan jumlah tersebut merupakan selisih. 17
  • 18. 2011 Adi Jauhari Asrori Selisih di Departemen A Selisih biaya bahan baku Rp 5.000 L Selisih biaya tenaga kerja 1.940 R Selisih biaya overhead pabrik 2.605 R Selisih di Departemen B Selisih biaya tenaga kerja Rp 2.000 R Selisih biaya overhead pabrik 1.000 R 13. Jurnal pencatatan selisih antar overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 5.075 Selisih Rp 5.075 PERLAKUAN TERHADAP SELISIH Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dalam suatu periode akuntansi dapat diperlakukan sebagai berikut: a. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau rekening Rugi Laba. b. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan, yaitu dibagikan ke rekening Produk Jadi dan Harga Pokok Penjualan. c. Dibagikan secara adil ke rekening-rekening: Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok Penjualan. d. Membiarkan selisih-selisih tersebut tetap dalam rekening Selisih, sehingga rekening ini berfungsi sebagai deferred account. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan selisih-selisih yang terjadi di antara periode akuntansi akan saling menutup (mengkompensasi). 18
  • 19. 2011 Adi Jauhari Asrori Dasar pembagian selisih dapat berupa: a. Perbandingan kuantitas persediaan produk dalam proses, persediaan produk jadi dan produk yang terjual. Kuantitas ini dinyatakan dalam unit ekuivalensi. b. Perbandingan harga pokok persediaan produk dalam proses, harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang terjual. Pembagian selisih ada 2 metode cara, yaitu:  Pembagian Selisih atas Dasar Perbandingan Kuantitas Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Produk yang Terjual  Pembagian Selisih Atas Dasar Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok yang Terjual 19