SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Narkotik Analgetik Non-Narkotik
MEKANISME KERJA OBAT ANALGETIK
1. Analgetik Perifer
Dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika non-
narkotik, yang terdiri dari obat yang tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan
preparat ini cenderung mampu menghilangkan atau
meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem
susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek
menurunkan tingkat kesadaran
1. Analgetik Perifer
Analgetik perifer dapat dibagi dalam
beberapa kelompok obat, yaitu:
 Parasetamol;
 Salisilat: Asetosal, Salisilamida, dan
Benorilat;
 Lainnya: Benzidamin (Tantum).
 Penghambat Prostaglandin
(NSAID’s): Ibuprofen (Arthrifen), dan
lain-lain;
 · Derivat-derivat antranilat:
Mefenaminat, asam niflumat glafenin,
floktafenin;
 · Derivat-derivat Pirazolinon:
Aminofenazon, Isopropilfenazon,
Isopropilaminofenazon, dan Metamizol;
2. Analgetik Anti-Radang (NSAID’s)
 Analgetik anti-radang dapat dibagi dalam
beberapa kelompok obat, antara lain:
 Salisilat: Asetosal, benorilat, dan
diflunisal;
 Asetat: Alklofenak, diklofenak,
indometasin, sulindac, dan fentiazac.
 Aklofenak jarang digunakan lagi karena
sering menimbulkan reaksi kulit.
Indometasin termasuk obat yang terkuat
daya antiradangnya, tetapi lebih sering
menyebabkan keluhan lambung usus.
 Propionat: Ibuprofen, ketoprofen,
flurbiprofen, naproksen, tiaprofenat, dan
fenoprofen.
 Oxicam: Piroxicam, tenoxicam en
meloxicam.
 D.antranilat: Mefenaminat, nifluminat, dan
meclofenamic acid (Meclomen).
 Pirazolon: (oxy) fenilbutazon dan
azapropazon.
 · Lainnya: nabumeton,benzidamin krem
3%,bufexamac krem 5% (Parfenac).
 Benzidamin berkhasiat antiradang agak
kuat, tetapi kurang efektif pada gangguan
rematik.
Mekanisme Kerja
.Obat ini bekerja mempengaruhi proses sintesis
prostaglandin, senyawa-senyawa ini
menghambat sistem siklooksigenase (COX)
yang menyebabkan asam arakidonat dan
asam-asam C20 tak jenuh lain menjadi
endoperoksida siklik dimana endoperoksida
siklik merupakan pra zat dari prostaglandin,
tromboksan A2 dan prostasiklin.
Contoh obat Analgetik Non-
Narkotik
Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac,
Etodolac, Fenoprofen, Flurbiprofen Ibuprofen,
Indomethacin, Ketoprofen, Ketorolac,
Meclofenamate, Mefanamic acid Nabumetone,
Naproxen, Oxaprozin, Oxyphenbutazone,
Phenylbutazone, Piroxicam Rofecoxib,
Sulindac, Tolmetin.
2. Analgetika Antiradang (NSAID’S)
Obat ini sebagian besar bekerja dengan
memblokir siklooksigenase-1 dan
siklooksigenase-2. NSAID’s ideal hanya
menghambat COX-2 (Peradangan) dan bukan
COX-1(Perlindungan mukosa lambung)dan
menghambat lipo-oksigenase(Pembentukan
Leukotrien).
2. Obat Analgetik Non-narkotik
 a. Salisilat
 Ø Indikasi
 - Mengobati nyeri tidak spesifik misalnya
sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, neuralgia
dan myalgia.
 - Demam reumatik akut
 Ø Kontraindikasi
 - Pada anak dibawah 12 tahun
 . Parasetamol
 Ø Indikasi
 Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai
analgesic dan antipiretik, telah menggantikan
penggunaan salisilat. Sebagai analgesic
lainnya, parasetamol sebaiknya tidak
diberikan terlalu lama karena kemungkinan
menimbulkan nefropati analgesic.
 Ø Kontraindikasi
 Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar
secara menahun terutama dalam kombinasi
berpotensi menyebabkan nefropati analgesic.
c. asam mefenamat
 Ø Indikasi
 Sebagai analgesic, sebagai anti-inflamasi,
 Ø Kontraindikasi
 Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak
dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan
pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian
klinis menyimpulkan bahwa penggunaan
selama haid mengurangi kehilangan darah
secara bermakna
d. Ibuprofen
 Ø Indikasi
Bersifat analgesic dengan daya anti-inflamasi
yang tidak terlalu kuat.
 Ø Kontraindikasi
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh
wanita hamil dan menyusui karena ibuprofen
relative lebih lama dikenal dan tidak
menimbulkan efek samping serius pada dosis
analgesic.
 . Analgetika Narkotika
 Atas dasar kerjanya, obat-obat dapat dibagi
dalam 3 kelompok, yaitu:
 · Agonis Opiat (Alkaloida candu): Morfin,
codein, heroin, nicomorfin.
 Zat-zat sintetis: metadon dan derivat-
derivatnya (dekstromoramida, propoksifen,
benzitamida), petidin dan derivatnya (fentanil,
sufentanil), dan tramadol.
 Cara kerja obat-obat ini sama dengan morfin,
hanya berlainan mengenai potensi dan lama
kerjanya, efek samping, dan resiko akan
kebiasaan dengan ketergantungan fisik.
 Antagonis Opiat: nalokson, nalorfin,
pentazosin, buprenorfin, dan nalbufin.
 Bila digunakan sebagai analgetik, obat ini dapat
mmenduduki salah satu reseptor.
 Kombinasi: Zat-zat ini juga mengikatpada
reseptor opioid, tetapi tidak mengaktivasi kerja
nyadengan sempurna.
3. Analgetika Narkotika (OPioid)
Prinsip adiksi
Endorfin bekerja dengan jalan menduduki
reseptor-reseptor nyeri di SSP, sehingga
perasaan nyeri dapat diblokir. Bila analgetika
narkotika digunakan terus menerus bisa terjadi
pembentukan reseptor-reseptor baru di
stimulasi dan produksi endofrin di ujung saraf
otak dirintangi. Akibatnya terjadi kebiasaan dan
ketagihan .
Bunga buah popi
Memanen Getah buah popi
• Analgetik narkotik merupakan turunan opium
yang berasal dari tumbuhan Papever
somniferum atau dari senyawa sintetik.
Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri
sedang sampai hebat dan nyeri yang
bersumber dari organ viseral. Penggunaan
berulang dan tidak sesuai aturan dapat
menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
• Semua anlagetik narkotik dapat mengurangi
nyeri yang hebat tetapi potensi, onzzet, dan
efek sampingnya berbeda-beda secara
kualitatif maupun kuantitatif. Efek samping
yang paling sering adalah mual, muntah,
konstipasi, dan ngantuk. Dosis yang besar
dapat menyebabkan hipotensi serta depresi
pernapasan.
Morfin dan petidinn merupakan analgetik
narkotik yang paling banyak dipakai untuk
nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan
muntah. Obat ini di indonesia tersedia dalam
bentuk injeksi dan masih merupaan standar
yang digunakan sebagai pembanding bagi
analgetik narkotik lainnya. Selain
menghilangkan nyeri, morfin dapat
menimbulkan euforia dan gangguan mental.
• Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang
sampai sekarang masih digunakan di
Indonesia :
• - Morfin HCl
• - Kodein (tunggal atau kombinasi dengan
parasetamol)
• - Fentanil HCl
• - Petidin
• - Tramadol
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI OBAT
ANALGETIK
1. Morfin dan Alkaloid Opium
Ø Indikasi
- Meredakan atau menghilangkan nyeri
hebat yang tidak dapat diobati dengan dengan
analgesic non-opioid
- Mengurangi atau menghilangkan sesak
napas akibat edema pulmonal yang menyertai
gagal jantung kiri.
- Mengehentikan diare
Ø Kontraindikasi
• Orang lanjut usia dan pasien penyakit berat,
emfisem, kifoskoliosis, korpulmonarale kronik
dan obesitas yang ekstrim.

More Related Content

Similar to ANALGETIK.pptx

Nyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxNyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxfellycahyana2
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiDilla Novita
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatbarkah1933
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxelly394769
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxAdnalKhemalPasha
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikLia Oktaviani
 
11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx
11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx
11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptxNurAlfiahIrfayanti
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfpapahku123
 
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdfPedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdfpapahku123
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspPutri Cavaluna
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropikaYadhi Muqsith
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
 
Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-pjj_kemenkes
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPutri MpudtEpriani
 

Similar to ANALGETIK.pptx (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Nyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxNyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptx
 
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasiObat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
Obat analgetika, antipiretik, dan antiinflamasi
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptxSISTEM SARAF OTONOM.pptx
SISTEM SARAF OTONOM.pptx
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 
Ppt ibuprofen
Ppt ibuprofenPpt ibuprofen
Ppt ibuprofen
 
Farmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik finalFarmakologi analgetik final
Farmakologi analgetik final
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi Analgetik
 
11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx
11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx
11. ADRENERGIK&ANTIADRENERGIK.pptx
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
 
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdfPedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropika
 
Obat sistem saraf
Obat sistem sarafObat sistem saraf
Obat sistem saraf
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
 

Recently uploaded

UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.pptSuwandiKhowanto1
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxnuri729086
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxsariakmida
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Nodd Nittong
 

Recently uploaded (20)

UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 

ANALGETIK.pptx

  • 1.
  • 3. MEKANISME KERJA OBAT ANALGETIK 1. Analgetik Perifer Dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika non- narkotik, yang terdiri dari obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan preparat ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran
  • 4. 1. Analgetik Perifer Analgetik perifer dapat dibagi dalam beberapa kelompok obat, yaitu:  Parasetamol;  Salisilat: Asetosal, Salisilamida, dan Benorilat;  Lainnya: Benzidamin (Tantum).
  • 5.  Penghambat Prostaglandin (NSAID’s): Ibuprofen (Arthrifen), dan lain-lain;  · Derivat-derivat antranilat: Mefenaminat, asam niflumat glafenin, floktafenin;  · Derivat-derivat Pirazolinon: Aminofenazon, Isopropilfenazon, Isopropilaminofenazon, dan Metamizol;
  • 6. 2. Analgetik Anti-Radang (NSAID’s)  Analgetik anti-radang dapat dibagi dalam beberapa kelompok obat, antara lain:  Salisilat: Asetosal, benorilat, dan diflunisal;  Asetat: Alklofenak, diklofenak, indometasin, sulindac, dan fentiazac.  Aklofenak jarang digunakan lagi karena sering menimbulkan reaksi kulit. Indometasin termasuk obat yang terkuat daya antiradangnya, tetapi lebih sering menyebabkan keluhan lambung usus.
  • 7.  Propionat: Ibuprofen, ketoprofen, flurbiprofen, naproksen, tiaprofenat, dan fenoprofen.  Oxicam: Piroxicam, tenoxicam en meloxicam.  D.antranilat: Mefenaminat, nifluminat, dan meclofenamic acid (Meclomen).
  • 8.  Pirazolon: (oxy) fenilbutazon dan azapropazon.  · Lainnya: nabumeton,benzidamin krem 3%,bufexamac krem 5% (Parfenac).  Benzidamin berkhasiat antiradang agak kuat, tetapi kurang efektif pada gangguan rematik.
  • 9. Mekanisme Kerja .Obat ini bekerja mempengaruhi proses sintesis prostaglandin, senyawa-senyawa ini menghambat sistem siklooksigenase (COX) yang menyebabkan asam arakidonat dan asam-asam C20 tak jenuh lain menjadi endoperoksida siklik dimana endoperoksida siklik merupakan pra zat dari prostaglandin, tromboksan A2 dan prostasiklin.
  • 10. Contoh obat Analgetik Non- Narkotik Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac, Etodolac, Fenoprofen, Flurbiprofen Ibuprofen, Indomethacin, Ketoprofen, Ketorolac, Meclofenamate, Mefanamic acid Nabumetone, Naproxen, Oxaprozin, Oxyphenbutazone, Phenylbutazone, Piroxicam Rofecoxib, Sulindac, Tolmetin.
  • 11. 2. Analgetika Antiradang (NSAID’S) Obat ini sebagian besar bekerja dengan memblokir siklooksigenase-1 dan siklooksigenase-2. NSAID’s ideal hanya menghambat COX-2 (Peradangan) dan bukan COX-1(Perlindungan mukosa lambung)dan menghambat lipo-oksigenase(Pembentukan Leukotrien).
  • 12. 2. Obat Analgetik Non-narkotik  a. Salisilat  Ø Indikasi  - Mengobati nyeri tidak spesifik misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, neuralgia dan myalgia.  - Demam reumatik akut  Ø Kontraindikasi  - Pada anak dibawah 12 tahun
  • 13.  . Parasetamol  Ø Indikasi  Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesic lainnya, parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic.  Ø Kontraindikasi  Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic.
  • 14. c. asam mefenamat  Ø Indikasi  Sebagai analgesic, sebagai anti-inflamasi,  Ø Kontraindikasi  Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian klinis menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah secara bermakna
  • 15. d. Ibuprofen  Ø Indikasi Bersifat analgesic dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat.  Ø Kontraindikasi Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui karena ibuprofen relative lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius pada dosis analgesic.
  • 16.  . Analgetika Narkotika  Atas dasar kerjanya, obat-obat dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:  · Agonis Opiat (Alkaloida candu): Morfin, codein, heroin, nicomorfin.  Zat-zat sintetis: metadon dan derivat- derivatnya (dekstromoramida, propoksifen, benzitamida), petidin dan derivatnya (fentanil, sufentanil), dan tramadol.  Cara kerja obat-obat ini sama dengan morfin, hanya berlainan mengenai potensi dan lama kerjanya, efek samping, dan resiko akan kebiasaan dengan ketergantungan fisik.
  • 17.  Antagonis Opiat: nalokson, nalorfin, pentazosin, buprenorfin, dan nalbufin.  Bila digunakan sebagai analgetik, obat ini dapat mmenduduki salah satu reseptor.  Kombinasi: Zat-zat ini juga mengikatpada reseptor opioid, tetapi tidak mengaktivasi kerja nyadengan sempurna.
  • 18. 3. Analgetika Narkotika (OPioid) Prinsip adiksi Endorfin bekerja dengan jalan menduduki reseptor-reseptor nyeri di SSP, sehingga perasaan nyeri dapat diblokir. Bila analgetika narkotika digunakan terus menerus bisa terjadi pembentukan reseptor-reseptor baru di stimulasi dan produksi endofrin di ujung saraf otak dirintangi. Akibatnya terjadi kebiasaan dan ketagihan .
  • 20.
  • 21.
  • 23. • Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papever somniferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ viseral. Penggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
  • 24. • Semua anlagetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat tetapi potensi, onzzet, dan efek sampingnya berbeda-beda secara kualitatif maupun kuantitatif. Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi, dan ngantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotensi serta depresi pernapasan.
  • 25. Morfin dan petidinn merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupaan standar yang digunakan sebagai pembanding bagi analgetik narkotik lainnya. Selain menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euforia dan gangguan mental.
  • 26. • Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang sampai sekarang masih digunakan di Indonesia : • - Morfin HCl • - Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol) • - Fentanil HCl • - Petidin • - Tramadol
  • 27. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI OBAT ANALGETIK 1. Morfin dan Alkaloid Opium Ø Indikasi - Meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan dengan analgesic non-opioid - Mengurangi atau menghilangkan sesak napas akibat edema pulmonal yang menyertai gagal jantung kiri. - Mengehentikan diare
  • 28. Ø Kontraindikasi • Orang lanjut usia dan pasien penyakit berat, emfisem, kifoskoliosis, korpulmonarale kronik dan obesitas yang ekstrim.