dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
AINS.pptx
1. Analgetik, Antipiretik, AINS, dan Obat
gangguan pada sendi
Kelompok
5
1. Annisa Haryati
2. Mesri Winda
3. Veni Azima Rahayu
4. Merie Santia
5. Tiara Rani
6. Fx. Wendy
7. Agustin mayang putri
8. Rahmayanti kamilyah
2. ANALGETIK
Analgetik atau analgesik, adalah obat yang digunakan
untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau
obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa
nyaman pada orang yang menderita.
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan
motorik yang tidak menyenangkan, berhubungan
dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi
yang menggambarkan kerusakan tersebut.
3. Adapun jenis nyeri beserta terapinya, yaitu:
1. Nyeri ringan
Pada nyeri ringan dapat digunakan analgetik perifer
seperti parasetamol, asetosal dan glafenin.
2. Nyeri yang disertai pembengkakan
Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik antiradang
seperti aminofenazon dan NSAID (ibu profen,
mefenaminat, dll)
3. Nyeri hebat
Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik sentral
berupa morfin, atropine, butilskopolamin (bustopan),
camylofen ( ascavan).
4. Nyeri hebat menahun
Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik berupa
fentanil, dekstromoramida, dan benzitramida.
4. Golongan Obat Analgetik
Analgesik narkotika
Analgesik narkotika merupakan kelompok
obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau
morfin. Golongan obat ini digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri
seperti pada fractura dan kanker.
Contoh zat Analgetik Narkotika yaitu morfin,
kodein, fentanil, netadon, tramadol, lokson,
kanabis, dan pentazosin.
5. Obat Analgetik Non-narkotik
Analgetika perifer (non-narkotik), yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik
dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat
Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik
Perifer ini cenderung mampu menghilangkan
atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh
pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan
hingga efek
Contoh obat Analgetik Non-Narkotik yaitu
Aminofenazon, asam salisilat, fenilbtazon,
glafenin, dan paracetamol.
6. Mekanisme Kerja Obat Analgetik
Kalor/listrik
Kerusakan
jaringan
Melepas zat
mediator nyeri
Merangsang
reseptor nyeri
Masuk ke ssp
melalui saraf
sensor
Ke talamus
melalui
susunan
sumsung
tulang
belakang
Kepusat nyeri
dalam otak
7. Efek Farmakodinamik Obat Analgetik
Sebagai analgesic, obat mirip aspirin hanya
efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia,
antralgia dan nyeri lain yang berasal dari
integument, terutama terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi.
8. ANTIPIRETIK
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan
panas. Hanya menurunkan temperatur tubuh
saat panas tidak berefektif pada orang normal.
Demam adalah tingkat suhu yg lebih tinggi;
gejala penyerta infeksi; reaksi tangkis bagi
tubuh terhadap infeksi. Reseptor suhu & pusat
termoregulasi terletak di hipotalamus.
Contoh Obat Antipiretik, yaitu parasetamol,
panadol, paracetol, paraco, praxion, primadol,
santol, zacoldin, poldan mig, acetaminophen,
asetosal atau asam salisilat, salisilamida.
9. Golongan Obat Antipiretik
1. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan
ester aspirin. Untuk pengobatan demam pada anak
obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan
parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang
terpisah.
2. Fentanyl
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk
menghilangkan rasa sakit.
3. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin,
neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat manjur
sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri.
10. Mekanisme kerja obat antipiretik
Secara umum, Mekanisme obat nya bekerja
dengan cara menghambat produksi
prostaglandin di hipotalamus anterior (yang
meningkat sebagai respon adanya pirogen
endogen).
11. Efek Farmakodinamik Antipiretik
Sebagai antipiretik, obat mirip aspirin akan
menurunkan suhu badan hanya pada keadaan
demam. Walaupun kebanyakan obat ini
memperlihatkan efek antipiretik in vitro, tidak
semuanya berguna sebagai antipiretik karena
bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau
terlalu lama.
12. AINS (ANTI INFLAMASI NON
STEROID)
NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs)
atau obat anti inflamasi non steroid (AINS)
adalah suatu kelompok obat yang berfungsi
sebagai anti inflamasi, analgetik dan antipiretik.
Contoh obatnya antara lain: aspirin,
parasetamol, ibuprofen, ketoprofen, naproksen,
asam mefenamat, piroksikam, diklofenak,
indometasin
14. Golongan obat AINS
Berdasarkan rumus kimia, obat golongan NSAID dapat
dibagi menjadi beberapa golongan, yakni:
1. Golongan asam propionate, seperti ibuprofen,
naproxen, fenoprofen, ketoprofen, flurbiprofen, dan
oxaprozin.
2. Golongan asam asetat, seperti indometasin, sulindac,
etodolac, dan diklofenak.
3. Golongan derifat asam enolic (oxicam), seperti
piroksikam, meloksikam, tenoxicam, droxicam,
lornoxicam, dan isoxicam.
4. Gologan asam fenamic, seperti asam mefenamat,
asam meclofenamic, asam flufenamic, dan tolfenamic.
5. Gologan COX-2 inhibitor (coxib), seperti celecoxib,
rofecoxib (telah ditarik dari pasar), valdexocib (telah
ditarik dari pasar), parecoxib, lumiracoxib, dan
15. Obat AINS yang Baru
Meloksikom
Meloksikom tergolong preferential COX-2 inhibitor
cenderung menghambat COX-2 lebih dari COX-1
tetapi penghambatan COX-1 pada dosis terapi tetap
nyata.
Celecoxib
Celecoxib merupakan suatu anti-inflamasi non streoid,
yang mempunyai aktifitas anti inflamasi, terutama
melalui penghambatan cyclooxygenase-2 (COX-2).
Indikasi celecoxib adalah untuk meringankan gejala
osteoartthritis dan rhematoid arthrtitis pada dewasa
16. Interaksi Obat Ibu Profen
Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang
diperkenalkan pertama kali dibanyak negara. Obat ini
bersifat analgesik dengan daya anti-inflamasi yang
tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan
aspirin.
Absorbsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar
maksimmum dalam plasma dicapai setelah satu
sampai dua jam. Efek interaksinya misalnya
pengeseran obat warfarin dan oral hypoglikemik
hampir tidak ada.Tetapi pada pemberian bersama
dengan warfarin tetap harus waspada karna adanya
gangguan fungsi trombosit yang memperpanjang
masa pendarahan.
Pemberian ibuprofen bersama aspirin mengantagonis
17. Efek Farmakodinamik AINS
Semua obat NSAID bersifat antipiretik, analgesik, dan
anti-inflamasi. Ada perbedaan aktivitas diantara obat-
obat tersebut, misalnya: parasetamol bersifat
antipiretik dan analgesik tetapi sifat anti-inflamasinya
lemah sekali.
Sebagai analgesik, obat NSAID hanya efektif
terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai
sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artralgia dan
nyeri lain yang berasal dari integument, juga efektif
terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek
analgesiknya jauh lebih lemah daripada efek
analgesik opiat.
18. Efek Farmakokinetik AINS
Sebagian besar dari obat ini diserap dengan baik, dan
makanan tidak mempengruhi biovailabilitas mereka
secara substansial. Sebagian besar dari NSAID sangat
di metabolism, beberapa oleh mekanisme fase I dan
fase II dan lainnya hanya oleh glukuronidasi langsung
(fase II). Metabolisme dari seberapa besar NSAID
berlangsung sebagian melalui enzim P450 kelompok
CYP3A dan CYP2P dalam hati.
19. Efek samping AINS
Selain menimbulkan efek terapi yang sama, obat
NSAID juga memiliki efek samping serupa,
karena didasari oleh hambatan pada sistem
biosintesis PG. Efek samping yang paling sering
terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak
peptik yang kadang-kadang disertai anemia
sekunder akibat perdarahan saluran cerna.
20. OBAT GANGGUAN SENDI
Sendi merupakan suatu engsel yang membuat
anggota tubuh dapat bergerak dengan baik,
juga merupakan suatu penghubung antara ruas
tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya,
sehingga kedua tulang tersebut dapat
digerakkan sesuai dengan jenis persendian
yang diperantarainya.
21. Gangguan Pada Sendi
Rematik
Rheumatoid arthritis atau kita kenal sebagai penyakit
rematik adalah gangguan sendi yang dicirikan adanya
inflamasi dan merupakan penyakit auto imunitas.
Contoh obatnya adalah Methotroxate, Leflunomide,
Abatacept (orencia), Anakinra, Rituximab.
Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah gangguan sendi juga, tetapi bukan
gangguan imun. Penyebabnya bisa bermacam-macam,
seringkali bersifat idiopatik, dengan ciri terjadinya
degenerasi tulang rawan. Contoh obatnya adalah
adalah acetaminophen, tramadol, dan pemberian obat
NSAID.
22. Gout
Gout atau encok adalah gangguan sendi yang
disebabkan oleh gangguan pada metabolisme purin
sehingga berakibat terganggunya keseimbangan
antara sintesis zat asam urat dengan ekskresinya
melalui ginjal. Pada pasien gout seringkali dijumpai
bahwa kadar asam urat dalam darahnya terlampau
tinggi (hiperurikemia).
23. Obat gangguan pada Sendi
Ada 2 kelompok obat penyakit sendi, yaitu :
1. Obat yang menghentikan proses inflamasi,
adalah kolkisin, indometazin.
Kolkisin
` Kolkisin adalah salah satu obat pilihan untuk
mengatasi gout. Kolkisin merupakan terapi
spesifik dan efektif untuk serangan gout akut.
Indometazin
Indometazin mempunyai daya urikosurik
ringan. Serangan akut bisa diatasi dengan
istirahat dan terapi cepat dengan pemberian
indometazin.
24. 2. Obat yang mempengaruhi kadar asam urat,
kelompok ini masih dibagi jadi dua jenis yaitu :
jenis urikosurik (probenesid dan sulfinpirazon) dan
jenis urikostatik (allopurinol).
Probenesid dan sulfinpirazon
Obat ini bekerja dengan menghambat reabsorbsi
asam urat di tubuli ginjal. Probenesid mempunyai
toksisitas kecil diberikan dalam dosis 1-3 gram
sehari. Sedangkan sulfinpirazon diberikan dengan
dosis 200-400 mg sehari.
Allopurinol
Bekerja dengan menghambat enzim xantin
oksidase sehingga mengurangi pembentukan
asam urat. Dosis dimulai dengan 300 mg sehari,
kemudian di sesuaikan dengan kadar asam urat
25. Contoh obat untuk Gangguan Gout
Allopurinol
Obat hipourisemik pilihan untuk gout kronik adalah
allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat ini juga
melindungi fungsi ginjal. Allopurinol merupakan
produksi asam urat dengan cara menghambat enzim
xantin oksidase.
Interaksi Obat nya : Pemberian allopurinol bersama
dengan azatioprin,merkaptopurin atau siklotosfamid,
dapat meningkatkan efek toksik dari obat tersebut.
Jangan diberikan bersama-sama dengan garam dan
obat diuretik golongan tiazida.
27. Probenesid
Probenesid merupakan agen pemblok tubulus ginjal.
Obat ini secara kompetitif menghambat reabsorbsi
asam urat pada tubulus proksimal sehingga
meningkatkan ekskresi asam urat dan mengurangi
konsentrasi urat serum.
Interaksi
Penghambat ACE, mengurangi ekskresi kaptopril
Analgetik: asetosol melawan efek ekskresi
indometasin, ketoprofen, ketorolak, dan naproksen
tertunda (menaikan kadar plasma).
Antibakteri: mengurangi ekskresi sefalosporin,
sinoksasin, siprofloksin, dapson, asam nalidiksat,
nitrofulantion, norfloksasin, dan penisilin dilawan oleh
pirazinamid
Antivirus: menurunkan ekskresi asiklovir, zidovudin,
dan mungkin famsiklovir serta gansiklofir (menaikan