2. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram ( Putri, 2013 ).
Abortus terjadi pada usia kehamilan kurang dari 8
minggu, janin dikeluarkan seluruhnya karena villi
koriales belum menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan 8–14 minggu villi koriales
menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak
dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan. Pada
kehamilan diatas 14 minggu, setelah ketubah pecah
janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk
kantong amnion kosong dan kemudian plasenta
(Prawirohardjo, 2002).
4. 2. Abortus Provokatus (abortus yang sengaja
dibuat) :
- Abortus medisinalis : yaitu abortus karena
tindakan kita sendiri dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa
ibu
- Abortus kriminalis
Yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-
tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis dan biasanya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional.
5. 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah
:
a.Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b.Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c.Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan
temabakau dan alkohol
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili
korialis karena hipertensi menahun
ETIOLOGI
6. 3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia
berat, keracunan dan toksoplasmosis
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi
serviks (untuk abortus pada trimester kedua),
retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan
uterus.
5. Kelainan endokrin (hypertiroid, diabetes melitus,
kekurangan hormon progesteron)
6. Trauma, gangguan nutrisi, stress psikologis.
7.
8. Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,
diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap
benda asing dalam uterus.
Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis
belum menembus desidua secara dalam jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.
PATOFISIOLO
GI
9. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan
sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan
terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi
keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion
atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes
ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola
kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus
papiraseus
10. Tanda dan gejala secara umum pada abortus imminen
adalah :
1.Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20
minggu
2.Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak
lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal
atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3.Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan
keluarnya jaringan hasil konsepsi
4.Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis,
sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus.
MANIFESTTASI KLINIS
11. 5. Pemeriksaan ginekologi :
Inspeksi Vulva : perdarahan pervagina ada atau tidak
jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan
keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.
Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar
uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
Hasil pemeriksaan kehamilan masih positif
12. 1. Perdarahan (haemorrogrie)
2. Perforasi
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie
(perdarahan yang banyak) dan syok septik atau
endoseptik (infeksi berat atau septis)
6. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil
konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan
13. 1. Teknik bedah
a. Kuretose / dilatasi adalah cara menimbulkan hasil konsepmemakai
alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan kuratase,
penolong harus melakukan pemeriksaan dalam.
b. Aspirasi haid
Aspirasi rongga endometrium menggunakan sebuah kanula
karman 5 atau 6 mm fleksibel dan tabung suntik, dalam 1
sampai 3 minggu setelah keterlambatan haid disebut juga
induksi haid, haid instan dan mini abortus.
c. Laporotomi
Pada beberapa kasus, histerotomi atau histerektomi abdomen
untuk abortus lebih disukai daripada kuretase atau induksi
medis. Apabila ada penyakit yang cukup significanpada
uterus, histerektomi mungkin merupakan terpa ideal
PENATALAKSANAAN
14. 2. Teknik medis
a. Oksitosin
b. Prostaglandin
c. Urea hiperosomik
d. Larutan hiperostomik intraamnion
15. 1. Tes Kehamilan : Positif bila janin masih hidup,
bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada
missed abortion
PEMERIIKSAAN PENUNJANG
16. 1. Inspeksi Vulva
Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo
Perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium,
ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium.
3. Colok vagina
Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau
lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
17. 1. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan
kebutuhan perawatan bagi klien.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang
meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan
ke- , lamanya perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan
adanya perdarahan pervaginam berulang
C. Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat
klienpergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian
seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
18. d. Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami
oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana
tindakan tersebut berlangsung.
e. Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang
pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi ,
masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-
penyakit lainnya.
f. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan
dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit
turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
h. Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan
adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluahan yang menyertainya
i. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya.
19. j. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien.
k.Riwayat KB : Kaji riwayat pemakaian obat-
obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat
lainnya. jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn
yang menyertainya.
l. Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan
dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur,
hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
20. a. Keadaan Umum
Kesadaran : CM (Composmentis)
b. TTV
TD : 100/70
N : 70 x/mnt
RR : 18 x/mnt
S : 36,5 0C
c. Anak Ke- :G2P1A1
d. Gerakan Janin : (-)
e. Head Toe To
1. Kepala : mesochepal
2. Leher : tidak ada peningkatan JVP, tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada
serumen, bersih dan tidak bau
4. Hidung : simetris, jalan nafas lancar
5. Tenggorokan : tidak ada gangguan menelan
21. 6. Dada : payudara tidak mengeluarkan
ASI
7. Abdomen :tidak ada pembesaran vena
abdomen, nyeri tekan pada
Abdomen
8. Genetalia : keluar lendir darah, warna
merah,tidak ada tidak adahemoroid
9. Muskuloskeletal : gerakan normal, tidak ada gangguan,
tidak ada edema, tangan kiri terpasang infus
RL 20 tpm.
22. 1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif
2.Resiko Infeksi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
3. Nyeri Akut berhubuungan dengan trauma
4.Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
keengganan memulai pergerakan.
5.Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian.
DIAGNOSA KEPERAWATAN