Pasien berusia 43 tahun datang dengan keluhan penglihatan kabur pada mata kanan. Pemeriksaan menemukan ablasio retina pada mata kanan dan penglihatan sangat buruk. Terapi laser direncanakan untuk mata kiri."
1. DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS
MAKASSAR 2012
2.
3. Nama : Tn. MK
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis / Indonesia
Pekerjaan : PNS
Alamat : Katulu Lumbung, Gowa
No. Register : 00000018642
Tanggal pemeriksaan : 25 Januari 2012
Rumah sakit : Celebes Eye Center
4. KU : Penglihatan kabur pada mata kanan
AT : Penglihatan kabur pada mata kiri sejak 2 bulan yang
lalu secara tiba-tiba, Pasien mengeluh mata kirinya tidak dapat
melihat dengan jelas bagian bawah obyek di depannya yang
seperti terpotong, semakin lama semakin memberat, dan sekitar
1 minggu yang lalu pasien mengaku sama sekali tidak dapat
melihat pada saat melihat ke bawah dengan mata kanannya.
Sebelumnya, pasien merasa seperti ada kilatan cahaya yang
dilihat pada mata kanan dan merasa seperti ada bintik-bintik
hitam yang berterbangan. Air mata berlebihan (-), kotoran mata
berlebih (-), rasa berpasir pada mata (+), gatal pada mata (-),
rasa mengganjal (-) sakit kepala (-). Riwayat mata merah (-).
Riwayat nyeri (-), Riwayat memakai kaca mata (+) sejak duduk
di SMP, dan saat ini ukuran lensa yang digunakan adalah -7D
(mata kanan) dan -6D (mata kiri). Riwayat Hipertensi tidak
terkontrol (+). Riwayat DM disangkal, riwayat penyakit sama
pada keluarga (-).
5. OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Silia Sekret (-) Sekret (-)
App. Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
laserasi (-) Laserasi (-)
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Normal Normal
Iris Coklat Coklat
Pupil Bulat, Sentral Bulat, Sentral
Lensa Jernih Jernih
Mekanisme Ke segala arah Ke segala arah
Muskular
- ODS
- OD
- OS
6. OD OS
Tensi okuler Tn-1 Tn
Nyeri tekan (-) (-)
Massa tumor (-) (-)
Glandula Pembesaran (-) Pembesaran (-)
preaurikuler
NCTOD : 7 mmHg
OS : 11 mmHg
VOD = 1/300
VOS = 6/6
7. OD OS
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Normal Normal
Iris Coklat, Kripte (+) Coklat, Kripte (+)
Pupil Bulat, Sentral, RC (+) Bulat, Sentral, RC (+)
Lensa Jernih Jernih
8. SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, Bilik
Mata depan Normal, iris coklat; kripte (+), pupil bulat,
sentral, Refleks cahaya (+), lensa jernih
SLOS: Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, Bilik
Mata depan Normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat,
sentral, Refleks cahaya (+), lensa jernih
10. LANJUTAN….
FOD : Refleks fundus (+), papil N.II batas tegas;
pucat, CDR : sulit dinilai, A:V = 2:3, tampak
ablasio melibatkan ½ area temporal makula, tepi
perifer kesan tipis, refleks fovea (+).
FOS : Refleks fundus (+), papil N.II berbatas
tegas, CDR : 0,3, A:V = 2:3, refleks fovea (+),
retina perifer kesan normal
11. Seorang laki-laki umur 43 tahun datang ke Klinik ORBITA dengan
keluhan utama penglihatan kabur pada okuli dextra yang telah
dialami sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu secara tiba-tiba,
pasien mengeluh mata kananya tidak dapat melihat dengan jelas
bagian bawah obyek di depannya yang seperti terpotong, semakin
lama semakin memberat, dan sekitar 1 minggu yang lalu pasien
mengaku sama sekali tidak dapat melihat pada saat melihat ke
bawah dengan mata kanannya. Sebelumnya, pasien merasa
seperti ada kilatan cahaya yang dilihat pada mata kanan dan
merasa seperti ada bintik-bintik hitam yang berterbangan. Dari
pemeriksaan oftalmologi didapatkan pada inspeksi OD dan OS
hasil pemeriksaan normal. Pada pemeriksaan, tekanan bola mata
pada okuli dextra adalah Tn-1, pemeriksaan Non Contact
Tonometri menunjukkan hasil TOD 7 mmHg dan TOS 11 mmHg.
Visual (VOD) : 6/6 dan VOS : 1/300 tidak dikoreksi. Pada
pemeriksaan Slitlamp SLOD dan SLOS dalam batas normal. Pada
pemeriksaan funduskopi didapatkan FOD tampak refleks fundus
(+), papil N.II batas tegas; pucat, CDR : sulit dinilai, A:V = 2:3,
tampak ablasio melibatkan ½ area temporal makula, tepi perifer
16. ABLASIO RETINA
Definisi :
Terlepasnya lap. Neurosensori retina
terhadap sel pigmen epitel retina atau
terisi cairan pada celah potensial retina
Klasifikasi :
Rhegmatogenous
Non Rhegmatogenous :
- Tractional
- Exudative
17. Rhegmatogenous :
Terjadi akibat robekan di retina →
corpus vitreus yang alami pencairan
masuk ke ruang sub retina
Etiologi :
- Degenerasi retina/c.v → miop tinggi
- Trauma
18.
19.
20.
21. NON RHEGMATOGENOUS
1. Ablasi retina eksudatif ialah ablasi yang terjadi
akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina
dan mengangkat retina.
Penyebab: Skleritis, koroiditis, tumor
retrobulber, radang uvea.
2. Ablasi retina traksi (tarikan) ialah terjadi akibat
tarikan jaringan parut pada corpus vitreus yang
akan mengalami ablasi retina.
Penyebab: Retinopati Diabetik, Trauma bedah,
korpus vitreus infeksi