SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
Pleno Skenario A
Blok 17
Outline
Skenario
01
Klarifikasi
Istilah
02
Identifikasi
Masalah
03
Analisis
Masalah
04
Learning
Issue
05
06
Kesimpulan
07
08
Daftar
Pustaka
Kerangka
konsep
Skenario
01
Seorang Wanita, Ny. D, berusia 56 tahun datang dengan keluhan utama penglihatan kabur
perlahan pada kedua mata sejak sekitar 2 tahun terakhir. Pasien juga mengeluh sering
tersandung saat berjalan. Keluhan tersebut tidak disertai dengan mata merah dan nyeri.
Keluhan sering sakit kepala ada, mual muntah disangkal, pandangan seperti melihat
pelangi disangkal, pandangan seperti melihat dalam terowongan disangkal, pandangan
seperti berasap disangkal. Riwayat trauma pada mata disangkal, Riwayat penggunaan
kacamata disangkal, Riwayat kencing manis dan darah tinggi disangkal, Riwayat asma
disangkal, Riwayat minum obatobatan atau jamu-jamuan secara rutin disangkal.
Pemeriksaan oftalmologi:
VAOD: 6/21 ph (-)
VAOS: 6/30 ph (-)
TIOD 30,4 mmHg
TIOS 28.0 mmHg
KBM : Orthoforia
GBM : Baik ke segala arah
Skenario
Segmen Anterior ODS:
OD
Palpebra : Tenang
Konjungtiva : Tenang
Kornea : Jernih
BMD : Van Herrick 3
Iris : Gambaran baik
Pupil : Bulat, Central, Refleks cahaya (+) diameter 3 mm
Lensa : Keruh, Shadow test (+)
Segmen Posterior:
Refleks fundus ODS (+)
- Papil: Bulat, batas tegas, warna merah normal, C/D
ratio 0,5 (OD); 0,6 (OS), A:V = 2:3, cupping (+), notching
(+), nasalisasi (-), bayonet sign (-)
- Makula: Refleks fovea (+) normal
- Retina: Kontur pembuluh darah baik
- Uji Konfrontasi: Lapang pandang menyempit (+)
- Gonioskopi: kesan sudut terbuka
OS
Palpebra : Tenang
Konjungtiva : Tenang
Kornea : Jernih
BMD : Van Herrick 3
Iris : Gambaran baik
Pupil : Bulat, Central, Refleks cahaya (+) diameter 3 mm
Lensa : Keruh, Shadow test (+)
Skenario
Gambar Segmen Posterior:
Gambar Gonioskopi:
Skenario
Klarifikasi Istilah
02
Suatu gejala yang dapat
diartikan sebagai iritasi
atau inflamasi akibat dari
adanya vasodilatasi dari
pembuluh darah di
konjungtiva.
Mata Merah
Pemeriksaan dengan alat
yang menggunakan lensa
khusus untuk melihat aliran
keluarnya humor aquos.
Fungsi dari gonioskopi secara
diagnostik dapat membantu
mengidentifikasi sudut yang
abnormal dan menilai lebar
sudut kamera okuli anterior.
Gonioskopi
Nasalisasi pembuluh darah
terjadi pada glaukoma
yang sangat lanjut dimana
satu-satunya dukungan
structural tetap di
sepanjang tepi regio nasal
karena kehilangan jaringan
tepi superior, inferior, dan
temporal yang parah
Nasalisasi
Klarifikasi Istilah
Klarifikasi Istilah
Visus Oculi Dextra, merupakan
tajam penglihatan di mata
sebelah kanan
VAOD
Pemeriksaan kekeruhan lensa
menggunakan senter yang
disorotkan dari arah temporal ke
pupil.
Shadow Test
Visus Oculi Sinistra, merupakan
tajam penglihatan di mata
sebelah kiri.
VAOS
Istilah singkatan dari
kedudukan bola mata.
KBM
Kesetimbangan normal otot-
otot mata atau keseimbangan
muskular.
Orthoforia
Istilah singkatan dari gerak
bola mata.
GBM
Klarifikasi Istilah
Tes yang mengukur ke dalam
bilik mata di limbus, tes ini
menggunakan lampu celah.
Van Herrick
Cekungan atau lekukan pada
diskus optikus yang khas untuk
glaucoma
Cupping
Rasio diameter horizontal
physiological cup dengan
diameter horizontal optic disc.
C/D ratio
Gerakan bagian belakang
interior bola mata yang dapat
dilihat melalui pupil
menggunakan oftalmoskop
Refleks Fundus
Tekanan di dalam bola mata
yang memberikan bentuk
bulat yang disebabkan oleh
aquos humor dan vitreos body
Tekanan intraokuler
Klarifikasi Istilah
Penilaian kasar dari bidang
visual dimana pemeriksa dan
subjek saling memandang satu
sama lain sementara benda
dibawa ke tampilan ari
pandangan di setiap sisi, di atas
dan di bawah.
Uji Konfrontasi Refleks akibat pantulan cahaya
terang oftalmoskop dari
lubang foveal, muncul sebagai
titik cahaya terang yang
bergerak dengan gerakan
oftalmoskop
Refleks fovea
Bagian belakang mata yang
terdiri dari badan vitreus,
retina, dan syaraf optik
Segmen Posterior Mata
Notching atau pendangkalan
pada dari rim akibat
pembesaran cup; cup= bagian
diskus optik berbentuk bulat
atau sedikit oval.
Notching
Bagian depan mata yang
berbagas jelas dari suatu
entitas, terdiri dari konjungtiva,
sklera, kornea, bilik mata
depan, iris, lensa.
Segmen Anterior Mata
Identifikasi Masalah
03
Identifikasi Masalah
No Kalimat Kategori Concern
1
Seorang Wanita, Ny. D, berusia 56 tahun datang dengan keluhan utama
penglihatan kabur perlahan pada kedua mata sejak sekitar 2 tahun
terakhir.
Keluhan Utama +
2
Pasien juga mengeluh sering tersandung saat berjalan. Keluhan tersebut
tidak disertai dengan mata merah dan nyeri. Keluhan sering sakit kepala
ada, mual muntah disangkal, pandangan seperti melihat pelangi
disangkal, pandangan seperti melihat dalam terowongan disangkal,
pandangan seperti berasap disangkal.
Keluhan Tambahan +
3
Riwayat trauma pada mata disangkal, Riwayat penggunaan kacamata
disangkal, Riwayat kencing manis dan darah tinggi disangkal, Riwayat
asma disangkal.
Riwayat Penyakit
Terdahulu
-
4 Riwayat minum obat-obatan atau jamu-jamuan secara rutin disangkal.
Riwayat Pengobatan
Terdahulu
-
Identifikasi Masalah
No Kalimat Kategori Concern
5
Pemeriksaan oftalmologi :
VAOD : 6/21 ph (-)
VAOS: 6/30 ph (-)
TIOD 30,4 mmHg
TIOS 28.0 mmHg
KBM : Orthoforia
GBM : Baik ke segala arah
Segmen Anterior ODS:
OD
Palpebra : Tenang Konjungtiva : Tenang Kornea : Jernih
BMD : Van Herrick 3
Iris : Gambaran baik
Pupil : Bulat, Central, Refleks cahaya (+) diameter 3 mm
Lensa : Keruh, Shadow test (+)
OS
Palpebra : Tenang Konjungtiva : Tenang Kornea : Jernih
BMD : Van Herrick 3
Iris : Gambaran baik
Pupil : Bulat, Central, Refleks cahaya (+) diameter 3 mm
Lensa : Keruh, Shadow test (+)
Pemeriksaan
Oftalmologi
+
Identifikasi Masalah
No Kalimat Kategori Concern
5
Segmen Posterior:
Refleks fundus ODS (+)
 Papil: Bulat, batas tegas, warna merah normal, C/D ratio 0,5 (OD); 0,6 (OS),
A:V = 2:3, cupping (+), notching (+), nasalisasi (-), bayonet sign (-)
 Makula: Refleks fovea (+) normal
 Retina: Kontur pembuluh darah baik
 Uji Konfrontasi: Lapang pandang menyempit (+)
 Gonioskopi: kesan sudut terbuka
Gambar Segmen Posterior
Gambar Gonioskopi
Pemeriksaan
Oftalmologi
+
Analisis Masalah
04
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kasus tersebut?
Anatomi
Keluhan Utama
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kasus tersebut?
Anatomi
Keluhan Utama
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kasus tersebut?
Fisiologi
Sistem visual meliputi pengambilan informasi dari luar dalam bentuk cahaya serta analisis
dan interpretasi informasi visual. Proses penglihatan dan persepsi visual ini melibatkan
sistem struktur yang kompleks, yang masing-masing dirancang untuk tujuan tertentu.
Rangkaian proses penglihatan meliputi masuknya cahaya pada media refraksi,
fototransduksi, pengiriman impuls melalui jaras penglihatan, serta interpretasi dan persepsi
visual oleh korteks visual.
Keluhan Utama
Fisiologi
Media Refraksi
Komponen optik mata yang berperan sebagai media refraksi adalah kornea, humor akuos,
lensa, dan badan vitreus. Cahaya yang masuk ke dalam mata mengalami pembiasan
melewati media refraksi pada aksis visual, lalu ditangkap oleh sel fotoreseptor retina. Aksis
visual merupakan garis yang menghubungkan antara fovea sentralis retina dengan bagian
anterior dari kornea, sedangkan aksis optik adalah garis yang menghubungkan antara
poros anterior dengan poros posterior.
Keluhan Utama
Fisiologi
Fototransduksi
Fototransduksi merupakan proses penangkapan cahaya oleh
fotoreseptor retina untuk diubah menjadi impuls saraf. Foton yang
diterima menyebabkan perubahan konformasional pada fotopigmen,
memicu terjadinya kaskade reaksi kimia yang mengubah energi
elektromagnetik menjadi stimulus elektrik.
Fotoreseptor sel kerucut sensitif terhadap cahaya terang, terutama
pada siang hari (fotopik). Fotoreseptor sel batang sensitif terhadap
cahaya redup (skotopik). Proses fototransduksi terjadi di membran
diskus segmen luar sel fotoreseptor.
Keluhan Utama
Gambar sel fotoreseptor retina
Fisiologi
Jaras Penglihatan
Jaras penglihatan merupakan rangkaian proses
pengiriman informasi visual yang terdapat pada impuls
saraf menuju korteks visual. Retina meneruskan impuls
saraf ke saraf optik, kiasma optik, traktus optik, badan
genikulatum lateralis, radiasi optik hingga korteks visual.
Korteks visual terdiri dari area korteks visual primer dan
sekunder. Area lain yang berhubungan dengan
penglihatan adalah area korteks frontal.
Keluhan Utama
Gambar Jaras penglihatan
Fisiologi
Korteks Visual
Korteks visual terbagi menjadi area visual primer (Broadmann’s area 17) dan area visual
sekunder (Broadmann’s area 18 dan 19). Area visual primer terletak di bagian superior dan
inferior sulkus kalkarin korteks oksipital, memanjang ke anterior hingga sulkus parieto-
oksipital. Setiap sisi area visual primer menerima serabut aferen dari bagian temporal sisi
ipsilateral dan bagian nasal sisi kontralateral. Area visual sekunder (Broadmann area 18)
terletak berdekatan dengan area visual primer. Fungsi area visual sekunder adalah
menghubungkan dan menganalisis informasi visual yang diterima oleh area visual primer.
Keluhan Utama
Gambar Korteks area visual primer dan sekunder.
b. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur terhadap kasus tersebut?
Hubungan usia dengan keluhan Ny D adalah seiring bertambahnya umur diatas 40
tahun maka rata-rata tekanan intraokular akan meningkat yang mungkin disebabkan
oleh berkurangnya, fasilitas keluarnya aqueous humor. Sementara hubungan dari jenis
kelamin dengan keluhan adalah tekanan intraokular sama antara jenis kelamin di usia
20-40 tahun. Namun, pada kelompok usia yang lebih tua seperti pada kasus,
peningkatan rata-rata tekanan intraokular dengan lebih besar pada wanita.
Keluhan Utama
c. Bagaimana mekanisme penglihatan pasien yang kabur secara perlahan sejak 2
tahun terakhir?
Pada kasus glaukoma sudut terbuka primer, proses degeneratif trabekular meshwork
mengakibatkan hambatan aliran aquos humor yang menyebabkan peningkatan
tekanan intraokuler. Secara fisiologis, tekanan intraokuler yang tinggi akan
menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina.
Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Pada glaukoma sudut
terbuka primer, tekanan intraokular biasanya tidak meningkat lebih dari 30 mmHg dan
kerusakan sel ganglion terjadi setelah waktu yang lama, sering setelah beberapa tahun.
Keluhan Utama
d. Bagaimana patogenesis dari kasus?
Patogenesis glaukoma belum dapat sepenuhnya dimengerti namun besarnya tekanan
intraokular berhubungan dengan kematian sel ganglion retina. Keseimbangan antara
sekresi humor akueus oleh badan siliaris dan alirannya melalui jalur jalinan trabekular
dan uveoskleral menentukan besarnya tekanan intraokular. Pada pasien POAG terjadi
peningkatan resistensi terhadap aliranakueus melalui jalinan trabekular sehingga aliran
keluar humor akueus menurun.
Keluhan Utama
e. Bagaimana pencegahan dan edukasi pada kasus?
• Penyakit ini tidak nyata dipengaruhi emosi
• Olahraga merendahkan tekanan bola mata sedikit mata
• Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan
• Tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata
• Tekanan darah tinggi lama, bila diturunkan cepat akan mengakibatkan bertambah
terancamnya saraf mata oleh tekanan mata
• Pada penderita memerlukan pemeriksaan papil saraf optik dan lapang pandang 6
bulan satu kali. Bila terdapat riwayat keluarga glaukoma, buta myopia tinggi, anemia,
hipotensi, mata satu atau menderita diabetes melitus, maka kontrol dilakukan lebih
sering
• Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma
dapat ditangani dengan baik secara medis. Trabekulektomi merupakan pilihan yang
baik bagi pasien yang mengalami perburukan meskipun telah menjalani terapi medis
Keluhan Utama
e. Bagaimana pencegahan dan edukasi pada kasus?
• Deteksi dini melalui skrining. Pemeriksaan skrining biasanya dilakukan setiap 2-4
tahun pada kelompok usia di bawah 40 tahun, setiap 2 tahun pada kelompok usia di
atas 40 tahun, dan setiap 1 tahun pada kelompok dengan riwayat keluarga
menderita glaukoma. Diet gizi seimbang, istirahat yang cukup, dan pengelolaan
stress yang baik adalah beberapa cara untuk menghindari glaukoma
• Saat ini pengobatan yang dilakukan adalah dengan menurunkan tekanan pada bola
mata yang merupakan faktor risiko utama. Terapi yang dilakukan dengan obat-
obatan, tindakan laser, dan tindakan bedah
• Gaya hidup sehat juga perlu diterapkan untuk mencegah terjadinya glaukoma
Keluhan Utama
f. Bagaimana tatalaksana diagnosis pada kasus?
Tatalaksana glaukoma antara lain adalah:
• Medikamentosa.
• Laser
• Operasi
Keluhan Utama
g. Apa diagnosis banding pada kasus ini?
1) Ocular hypertension.
2) Normal tension glaucoma.
3) Primary angle closure glaucoma.
4) Pigment dispersion glaucoma.
5) Pseudoexfoliation glaucoma.
6) Steroid-induced glaucoma.
7) Posner-Scholssman syndrome.
8) Physiological cupping.
9) Myopia.
Keluhan Utama
h. Bagaimana SKDI dari kasus?
3A. Bukan gawat darurat
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk.
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan hasil pemeriksaan penunjang dan memberikan usulan terapi pendahuluan
pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan
yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dalam konteks penilaian
kemampuan.
Keluhan Utama
a. Apa yang menyebabkan keluhan sakit kepala pada pasien?
Pada kasus pasien mengalami glaukoma sudut terbuka primer yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokuler (TIO). Peningkatan TIO akan menekan retina serta saraf
tepi yang mempersarafi orbita yang memiliki fungsi mengirimkan mechanical stress
sehingga menimbulkan rangsangan rasa sakit pada kepala. Dengan demikian, sakit
kepala berulang pasien disebabkan oleh peningkatan TIO pasien.
Keluhan Tambahan
b. Apa makna klinis dari pasien yang mengeluh mudah tersandung saat berjalan?
Pada kasus pasien mengalami glaukoma sudut terbuka primer yang menyebabkan
lapangan pandang pasien menyempit. Lapangan pandanng yang menyempit inilah
yang mungkin menyebabkan pasien tersandung saat berjalan karena penglihatan
pasien terganggu sehingga tidak melihat barang atau jalanan dengan baik saat
berjalan.
Keluhan Tambahan
c. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada kasus?
1) Tonometri (Pemeriksaan TIO)
2) Pemeriksaan diskus optik
3) Pemeriksaan lapangan pandang
4) Gonioskopi
Keluhan Tambahan
d. Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi pada kasus?
o Glaukoma kronis
o Sinekia anterior
o Katarak
o Kerusakan saraf optikus
o Kebutaan
o Kornea terlihat keruh
o Bilik mata dangkal
o Mata keras seperti batu
o Papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa
Keluhan Tambahan
e. Bagaimana prognosis pada kasus?
Prognosis glaukoma ditentukan oleh:
• Keparahan glaukoma saat ditemukan
• Tepat dan cepat pemberian terapi
• Kepatuhan terhadap pengobatan
Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat
ditangani dengan baik secara medis. Trabekulektomi merupakan pilihan yang baik bagi
pasien yang mengalami perburukan meskipun telah menjalani terapi medis. Tanpa
pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang secara perlahan sehingga
akhirnya menimbulkan kebutaan total.
Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular pada mata yang
belum mengalami kerusakan glaumatosa luas, prognosis akan baik (walaupun
penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut).
Keluhan Tambahan
f. Apa makna klinis keluhan tersebut tidak disertai nyeri dan mata merah?
Tidak ada rasa nyeri dan mata merah berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding
dari glaucoma onset akut, infeksi pada mata, pendarahan ataupun peradangan pada
mata.
g. Apa makna klinis dari pandangan tidak seperti berasap?
Tidak ada pandangan seperti berasap berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding
dari katarak progresif, ablasio retina, serta gangguan lain pada okula media penglihatan
Keluhan Tambahan
h. Apa makna klinis dari pandangan tidak seperti melihat dalam terowongan dan
melihat pelangi?
Tidak ada pandangan seperti melihat dalam terowongan (tunnel vision) dan tidak ada
pandangan seperti melihat pelangi menandakan kerusakan mata masih bersifat
minimal dan hanya mengenai bagian perifer dari nervus optikus.
i. Apa makna klinis tidak adanya mual muntah?
Tidak ada mual muntah berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding dari
glaucoma dengan onset akut. Apabila onset akut, gejala yang dialami akan lebih berat,
termasuk terjadinya mual muntah karena peningkatan TIO yang terjadi sangat
mendadak.
Keluhan Tambahan
a. Apa makna klinis tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, riwayat penggunaan
kacamata, dan trauma mata?
Tidak adanya riwayat DM, hipertensi, asma, riwayat penggunaan kacamata, dan trauma
mata sebelumnya berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti glaucoma
sekunder akibat penyakit sistemik, gangguan anatomis atau fisiologis mata kongenital
maupun trauma, serta diagnosis banding retinopati diabetic atau ocular hypertension.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Apa makna klinis tidak ada riwayat konsumsi obat-obatan atau jamu-jamuan?
Tidak adanya riwayat konsumsi obat-obatan atau jamu-jamuan sebelumnya berguna
untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti glaucoma sekunder akibat penggunaan
obat corticosteroids atau obat mata lain yang menghalangi drainase cairan mata.
Riwayat Pengobatan
a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan oftalmologi?
Pemeriksaan Oftalmologi
Pemeriksaan Oftalmologi
No Pemeriksaan Kondisi Normal Kondisi Pasien Interpretasi
1 VAOD 6/6 6/21 ph (-) Abnormal
2 VAOS 6/6 6/30 ph (-) Abnormal
3 TIOD 12-20mmHg 30,4 mmHg Abnormal
4 TIOS 12-20mmHg 28.0 mmHg Abnormal
5 KBM Orthoforia Orthoforia Normal
6 GBM Baik ke segala arah Baik ke segala arah Normal
Pemeriksaan Segmen Anterior ODS
1 Palpebra Tenang Tenang Normal
2 Konjungtiva Tenang Tenang Normal
3 Kornea Jernih Jernih Normal
4
Bilik Mata Depan
(BMD)
Van Herick 4 Van Herick 3 Abnormal
5 Iris Gambaran baik Gambaran baik Normal
6 Pupil
Bulat, Central, Refleks
cahaya (+), diameter 3
mm
Bulat, Central, Refleks
cahaya (+), diameter 3
mm
Normal
7 Lensa Jernih Keruh, Shadow test (+) Abnormal
Pemeriksaan Posterior ODS
3 Kornea Jernih Jernih Normal
4
Bilik Mata Depan
(BMD)
Van Herick 4 Van Herick 3 Abnormal
5 Iris Gambaran baik Gambaran baik Normal
6 Pupil
Bulat, Central, Refleks
cahaya (+), diameter 3
mm
Bulat, Central, Refleks
cahaya (+), diameter 3
mm
Normal
7 Lensa Jernih Keruh, Shadow test (+) Abnormal
Pemeriksaan Posterior ODS
1
Segmen Posterior
ODS
Reflex fundus (+) Reflek fundus (+) Normal
2 Papil
Diskus optic berbentuk
bulat sedikit oval
dengan warna pink
karena adanya kapiler
yang sangat kecil
Bulat,
Batas tegas
Warna merah
Normal
C/D Ratio
OD = 0.3
OS = 0.4
C/D Ratio
OD=0,5
OS=0,6
Peningkatan
C/D Ratio
Posisi sejajar
A/V :2/3
A/V :2/3 Normal
Dalam batas normal
Cupping (+)
Nasalisasi (+)
Notching (+)
Normal
3 Makula Normal
Reflex fovea dalam
batas normal (+)
Normal
4 Retina Normal
Kontur pembuluh
darah baik
Normal
5 Uji Konfrontasi
Lapangan pandang
luas
Lapang pandang
menyempit (+)
Abnormal
6 Gonioskopi Normal Kesan sudut terbuka Normal
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi?
Pemeriksaan Oftalmologi
Visus Acuity
Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optic, dan
menciutnya lapang pandang. Glaukoma disebabkan oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh
badan siliar, serta berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau celah pupil.
Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan
kerusakan anatomi berupa ekstravasasi serta degenerasi papil saraf optic, yang dapa berakhir dengan
kebutaan.
Pemeriksaan Oftalmologi
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi?
Pemeriksaan Oftalmologi
Peningkatan TIO
Tekanan intraokular (TIO) adalah tekanan di dalam bola mata yang terbentuk sebagai akibat dari
produksi dan sirkulasi cairan bola mata secara terus menerus. Peningkatan tekanan intraokular dapat
dipengaruhi oleh produksi cairan humor aquous yang berlebihan atau juga karena hambatan
pengeluaran humor aquous sehingga menimbulkan kerusakan pada saraf optik yang dapat
mengakibatkan kebutaan. Dengan demikian hambatan pengeluaran humor aquous menyebabkan
peningkatan tekanan intraocular
Pemeriksaan Oftalmologi
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi?
Pemeriksaan Segmen Anterior
Bilik Mata Depan (BMD) – Van Herick 3
Bilik mata depan dengan grade 3 Van Herick menandakan anterior chamber depth ¼ sampai ½
ketebalan kornea. Grade 3 dan 4 Van Herick menunjukkan bahwa pasien memiliki sudut bilik mata depan
terbuka lebar. Akan tetapi, pada grade Van Herick 2 dan 3 memerlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti
gonioscopy atau ocular coherence tomography.
Pemeriksaan Oftalmologi
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi?
Pemeriksaan Segmen Anterior
Lensa – Keruh dan Shadow Test (+)
Lensa normalnya terlihat jernih sementara pada pasien lensa tampak keruh yang menandakan
abnormalitas. Lensa yang keruh umumnya ditemukan pada pasien dengan katarak. Katarak adalah
kekeruhan dari lensa mata yang biasanya jernih yang mengaburkan jalannya cahaya melalui lensa ke
retina mata. Sementara shadow test (+) menandakan pasien mengalami katarak imatur karena apabila
bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil berarti lensa belum keruh
seluruhnya (belum sampai ke depan). Dengan demikian, lensa pasien yang keruh dan hasil shadow test
yang positif menandakan pasien kemungkinan mengalami katarak imatur.
Pemeriksaan Oftalmologi
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi?
Pemeriksaan Segmen Posterior
Uji Konfrontasi
Proses degenerative trabecular meshwork & deposit ekstraseluler di dalam anyaman dan dibawah
lapisan endotel kanal schlem > penurunan drainase aquous humor > peningkatan TIO > Kelainan discus
opticus > Lapangan pandang menyempit
Pemeriksaan Oftalmologi
c. Bagaimana mekanisme pemeriksaan visus?
Pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh
Pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh pada dewasa dapat
menggunakan beberapa metode. Snellen chart merupakan salah satu
metode yang paling sering digunakan. Pemeriksaan tajam penglihatan
jarak jauh dilakukan pada jarak enam meter. Pemeriksaan dilakukan
dalam posisi duduk oleh pemeriksa penglihatan yang berpengalaman.
Ruangan yang digunakan memiliki kondisi cahaya yang cukup. Pasien
yang menggunakan kacamata harus diperiksa dengan dan tanpa
menggunakan kacamata.
Pemeriksaan Oftalmologi
Snellen Chart
c. Bagaimana mekanisme pemeriksaan visus?
Pemeriksaan tajam penglihatan jarak dekat
Penglihatan dekat membutuhkan kemampuan akomodasi dan
konvergensi. Kemampuan akomodasi dipengaruhi oleh lensa dan otot
badan silier. Lensa akan melakukan pencembungan sehingga
bayangan benda jatuh pada titik fokus retina. Notasi pada chart ini mirip
dengan cetakan koran atau majalah. Chart ini terdiri dari kalimat atau
paragraf dengan rangkaian kata-kata yang tidak berhubungan. Chart
yang biasa digunakan untuk pemeriksaan ini adalah Jaeger Chart dan
Bailey-Lovie Word Reading Chart.
Pemeriksaan Oftalmologi
Contoh Jaeger Chart
d. Bagaimana mekanisme pemeriksaan TIO?
Teknik pengukuran TIO didasarkan pada respon bola mata terhadap tekanan tertentu. Teknik yang
digunakan dalam klinis diantaranya teknik digital, teknik applanasi, dan teknik indentasi.
• Teknik digital
Hasil pengukuran bersifat subjektif berdasarkan palpasi jari telunjuk pemeriksa pada bola mata.
• Teknik applanasi
Tonometer applanasi menggunakan hukum Imbert-Fick dengan rumus P=F/A, di mana besar TIO
sama dengan jumlah energi yang digunakan untuk mendatarkan permukaan sferik dibagi area yang
terdatarkan (applanasi). Area applanasi ini merupakan daerah kornea yang konstan.
• Teknik indentasi
Prinsip tonometer indentasi didasarkan pada pemberian beban tertentu yang diletakkan pada
kornea kemudian TIO diperkirakan dengan mengukur deformasi atau indentasi dari bola mata.
Tonometer dengan prinsip ini adalah tonometer Schiotz. Skala yang ditunjuk oleh jarum penunjuk
pada tonometer ini, dikonversikan pada tabel skala kalibrasi untuk memperkirakan besarnya TIO.
Pemeriksaan Oftalmologi
Learning Issue
05
01
Anatomi dan
Fisiologi Mata
Learning Issue
03 Pemeriksaan
Oftalmologi
02 Glaukoma
Kerangka Konsep
06
Kerangka Konsep
Ny.D, berusia 56 tahun
Proses degenerative
usia tua
Mutasi gen myocilin
Protein terlokalisasi di
trabecular meshwork
COA
mendatar
Perubahan pada lensa
Sel pada trabekula
menebal dan kanalis
schlemm menyempit
Gangguan pengeluaran
aquos humor
Aquous humor terakumulasi di COA
Peningkatan TIO
Bola mata tertekan
Van Herick 3
Penurunan
akomodasi lensa
Lensa keruh dan
Shadow test (+)
Katarak imatur
Penekanan pada saraf
optic terus-menerus
Kerusakan pada saraf
optik
Lamina cribrosa
menipis dan tertekan
Peningkatan
kedalaman cupping
Cupping Sering sakit
kepala
Penyempitan
lapangan pandang
Penglihatan kabur
perlahan
Glaukoma sudut
terbuka primer
Pembuluh retina di
diskus tergeser
Nasalisasi
Penurunan
VOD dan VOS
Gonioskopi Sudut
terbuka
Kesimpulan
07
Ny. D, berusia 56 tahun
menderita glaucoma sudut
terbuka primer
Daftar Pustaka
08
Allen D. Cataract. BMJ Clin Evid. 2011 Feb 15;2011:0708. PMID: 21718561; PMCID: PMC3275311.
Ameliana, Dina. (2014). Perbandingan Penurunan Tekanan Intraokuler Pada Terapi Timolol Maleat Dan Dorsolamid Pasien
Glaukoma. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
Budhiastra, P., Djelantik, A. S., Kusumadjaja, I., Jayanegara, W., Putrawati, A., & et al. (2017). Buku Panduan Belajar Koas: Ilmu
Kesehatan Mata. Denpasar: Udayana University Press.
Chang RT, Hoyt C, Raju LV, Hamill B. 2018. [Online]
Dewi, Nadia Isriana. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemenuhan Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari Dasar
Pada Pasien Glaukoma di Poli Mata RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2017. Undergraduate thesis, Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
Fakultas Kedokteran UGM. 2010. Bab III Cara Pemeriksaan Mata. Panduan Belajar Ilmu Penyakit Mata. Pp 21-30.
Fitriasari BSD, Maharani, Prihatningtias R. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Tekanan Intraokuler dengan Tonopen dan
Applanasi Goldmann pada Pasien Glaukoma. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2019.
Fredrik, P. K., & Sakhi, M. 2013. Evaluation of Nasal and Temporal Anterior Chamber Angle with Four Different Techniques.
International Journal of Clinical Medicine, 4(12), 548.
Ginting, Dianita Veulina. (2017). Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan Glaukoma Sudut Terbuka Primer. Karya
tulis, Universitas Padjajaran, Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.
Gupta P, Patel BC. Pediatric Cataract. [Updated 2022 Jun 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing;
Daftar Pustaka
Gupta VB, Rajagopala M, Ravishankar B. Etiopathogenesis of cataract: an appraisal. Indian J Ophthalmol. 2014 Feb;62(2):103-
10. doi: 10.4103/0301-4738.121141. PMID: 24618482; PMCID: PMC4005220.
Hita WD. Pemeriksaan Gerakan Bola Mata. Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran; 2021.
InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-.
Cataracts: Overview.
Javed A, Loutfi M, Kaye S, Batterbury M. 2017. Interobserver reliability when using the Van Herick method to measure
anterior chamber depth. Oman J Ophthalmol. Jan-Apr;10(1):9-12. doi: 10.4103/ojo.OJO_142_2014. PMID: 28298857; PMCID:
PMC5338061.
Khan, F. A., Niazi, S. P. K., & Khan, A. Z. 2017. Relationship of the Van Herick grading system with peripheral iris configuration
and level of iris insertion. Journal of the College of Physicians and Surgeons, 27(9), 547-51.
Khurana, A. K. 2019. Comprehensive ophthalmology ed.7. Jaypee brothers medical publishers.
Langston DP.2002. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy. Lippincott Williams & Wilkins, series: Lippincott Manual Series
Nizami AA, Gulani AC. Cataract. 2022. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
Olver, J., Cassidy, L., Jutley, G., & Crawley, L. 2014. Ophthalmology at a Glance. John Wiley & Sons.
Payne WN, Blair K, Barrett MJ. 2022. Anisocoria. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
Priatna AS. Pemeriksaan Tajan Penglihatan Jarak Jauh dan Dekat pada Dewasa. Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan
Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran; 2022.
Salmon, J. (2007). Glaukoma. In: Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury. Jakarta: EGC, pp.212-222.
Daftar Pustaka
Sehu, K. W., & Lee, W. R. (2012). Ophthalmic pathology: an illustrated guide for clinicians. John Wiley & Sons.
Suhardjo, Hartono (eds). 2009. Ilmu Kesehatan Mata. Bagian Mata FK UGM.
Suyud. “Diskus Optikus Adalah: Pengertian, Arti Dan Definisinya.” Depkes.org, 5 Aug. 2019, www.depkes.org/blog/diskus-
optikus/ . Accessed 24 Aug. 2022.
Umum, Tujuan, et al. MATERI I PEMERIKSAAN FISIK MATA 1 Pemeriksaan Mata I (Visus Dan Koreksi Kacamata).
Van Herick W, Shaffer RN, Schwartz A. 1969. Estimation of width of angle of anterior chamber. Incidence and significance of
the narrow angle. Am J Ophthalmol;68:626–9.
Virgana, R. 2007. Ocular Pharmacotherapy in Glaucoma. Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Unpad Rumah
Sakit Mata Cicendo Bandung.
Daftar Pustaka
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Terima
Kasih!
Please keep this slide for attribution
- B7

More Related Content

What's hot (20)

60944511 case-atresiaani
60944511 case-atresiaani60944511 case-atresiaani
60944511 case-atresiaani
 
Kasus 3 dhila
Kasus 3 dhilaKasus 3 dhila
Kasus 3 dhila
 
14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG
 
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi SpinalPresentasi Kasus - Anestesi Spinal
Presentasi Kasus - Anestesi Spinal
 
Fisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskularFisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskular
 
Keseimbangan cairan, asam dan basa
Keseimbangan cairan, asam dan basaKeseimbangan cairan, asam dan basa
Keseimbangan cairan, asam dan basa
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
KOROSI
KOROSIKOROSI
KOROSI
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Terapi oksigen
Terapi oksigenTerapi oksigen
Terapi oksigen
 
Senyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbonSenyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometri
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Profesionalisme dan Kode Etik
Profesionalisme dan Kode EtikProfesionalisme dan Kode Etik
Profesionalisme dan Kode Etik
 
237346908 case
237346908 case237346908 case
237346908 case
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
INTERPRETASI Analisa Gas Darah.ppt
INTERPRETASI Analisa Gas Darah.pptINTERPRETASI Analisa Gas Darah.ppt
INTERPRETASI Analisa Gas Darah.ppt
 
Bengkak wajah dan perut uronefrologi
Bengkak wajah dan perut uronefrologiBengkak wajah dan perut uronefrologi
Bengkak wajah dan perut uronefrologi
 

Similar to Pleno Skenario A Blok 17.pptx

CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxkharismaMr1
 
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktrefleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktSriNaharindahNaharin
 
173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edithomeworkping8
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imaturKarin Survival
 
258776650-fundoskopi-pemfis-suherman.pptx
258776650-fundoskopi-pemfis-suherman.pptx258776650-fundoskopi-pemfis-suherman.pptx
258776650-fundoskopi-pemfis-suherman.pptxSuryatiHusin
 
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdfCRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdfEBNYMOBAPUBGMobileGa
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus zDaniel Denny
 
BED SIDE TEACHING chalazion.pptx
BED SIDE TEACHING chalazion.pptxBED SIDE TEACHING chalazion.pptx
BED SIDE TEACHING chalazion.pptxAnnisaPermatasari22
 
Lapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutLapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutbungasyifa
 
BAB IV PEMERIKSAAN.docx
BAB IV PEMERIKSAAN.docxBAB IV PEMERIKSAAN.docx
BAB IV PEMERIKSAAN.docxWidyaWiraPutri
 
Klara-Katarak Matur.pptx
Klara-Katarak Matur.pptxKlara-Katarak Matur.pptx
Klara-Katarak Matur.pptxRizkyKlara
 
mata tenang visus turunnnnnnn pelan.pptx
mata tenang visus turunnnnnnn pelan.pptxmata tenang visus turunnnnnnn pelan.pptx
mata tenang visus turunnnnnnn pelan.pptxCahyaRizal1
 
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptxArdeliaEmily2
 
Kasus mata presbiopia
Kasus mata presbiopiaKasus mata presbiopia
Kasus mata presbiopiaNadya Ho
 

Similar to Pleno Skenario A Blok 17.pptx (20)

CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptx
 
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktrefleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
 
173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
 
SC_Ulkus kornea_ppt.pptx
SC_Ulkus kornea_ppt.pptxSC_Ulkus kornea_ppt.pptx
SC_Ulkus kornea_ppt.pptx
 
258776650-fundoskopi-pemfis-suherman.pptx
258776650-fundoskopi-pemfis-suherman.pptx258776650-fundoskopi-pemfis-suherman.pptx
258776650-fundoskopi-pemfis-suherman.pptx
 
Ablasio retina
Ablasio retinaAblasio retina
Ablasio retina
 
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdfCRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus z
 
BED SIDE TEACHING chalazion.pptx
BED SIDE TEACHING chalazion.pptxBED SIDE TEACHING chalazion.pptx
BED SIDE TEACHING chalazion.pptx
 
Cataract presus
Cataract presusCataract presus
Cataract presus
 
Lapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutLapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akut
 
BAB IV PEMERIKSAAN.docx
BAB IV PEMERIKSAAN.docxBAB IV PEMERIKSAAN.docx
BAB IV PEMERIKSAAN.docx
 
Klara-Katarak Matur.pptx
Klara-Katarak Matur.pptxKlara-Katarak Matur.pptx
Klara-Katarak Matur.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
Glukoma
 
mata tenang visus turunnnnnnn pelan.pptx
mata tenang visus turunnnnnnn pelan.pptxmata tenang visus turunnnnnnn pelan.pptx
mata tenang visus turunnnnnnn pelan.pptx
 
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
 
Kasus mata presbiopia
Kasus mata presbiopiaKasus mata presbiopia
Kasus mata presbiopia
 
Strabismus 2019
Strabismus 2019Strabismus 2019
Strabismus 2019
 

Recently uploaded

asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxnuri729086
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Nodd Nittong
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxsariakmida
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 

Recently uploaded (20)

asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 

Pleno Skenario A Blok 17.pptx

  • 4. Seorang Wanita, Ny. D, berusia 56 tahun datang dengan keluhan utama penglihatan kabur perlahan pada kedua mata sejak sekitar 2 tahun terakhir. Pasien juga mengeluh sering tersandung saat berjalan. Keluhan tersebut tidak disertai dengan mata merah dan nyeri. Keluhan sering sakit kepala ada, mual muntah disangkal, pandangan seperti melihat pelangi disangkal, pandangan seperti melihat dalam terowongan disangkal, pandangan seperti berasap disangkal. Riwayat trauma pada mata disangkal, Riwayat penggunaan kacamata disangkal, Riwayat kencing manis dan darah tinggi disangkal, Riwayat asma disangkal, Riwayat minum obatobatan atau jamu-jamuan secara rutin disangkal. Pemeriksaan oftalmologi: VAOD: 6/21 ph (-) VAOS: 6/30 ph (-) TIOD 30,4 mmHg TIOS 28.0 mmHg KBM : Orthoforia GBM : Baik ke segala arah Skenario
  • 5. Segmen Anterior ODS: OD Palpebra : Tenang Konjungtiva : Tenang Kornea : Jernih BMD : Van Herrick 3 Iris : Gambaran baik Pupil : Bulat, Central, Refleks cahaya (+) diameter 3 mm Lensa : Keruh, Shadow test (+) Segmen Posterior: Refleks fundus ODS (+) - Papil: Bulat, batas tegas, warna merah normal, C/D ratio 0,5 (OD); 0,6 (OS), A:V = 2:3, cupping (+), notching (+), nasalisasi (-), bayonet sign (-) - Makula: Refleks fovea (+) normal - Retina: Kontur pembuluh darah baik - Uji Konfrontasi: Lapang pandang menyempit (+) - Gonioskopi: kesan sudut terbuka OS Palpebra : Tenang Konjungtiva : Tenang Kornea : Jernih BMD : Van Herrick 3 Iris : Gambaran baik Pupil : Bulat, Central, Refleks cahaya (+) diameter 3 mm Lensa : Keruh, Shadow test (+) Skenario
  • 6. Gambar Segmen Posterior: Gambar Gonioskopi: Skenario
  • 8. Suatu gejala yang dapat diartikan sebagai iritasi atau inflamasi akibat dari adanya vasodilatasi dari pembuluh darah di konjungtiva. Mata Merah Pemeriksaan dengan alat yang menggunakan lensa khusus untuk melihat aliran keluarnya humor aquos. Fungsi dari gonioskopi secara diagnostik dapat membantu mengidentifikasi sudut yang abnormal dan menilai lebar sudut kamera okuli anterior. Gonioskopi Nasalisasi pembuluh darah terjadi pada glaukoma yang sangat lanjut dimana satu-satunya dukungan structural tetap di sepanjang tepi regio nasal karena kehilangan jaringan tepi superior, inferior, dan temporal yang parah Nasalisasi Klarifikasi Istilah
  • 9. Klarifikasi Istilah Visus Oculi Dextra, merupakan tajam penglihatan di mata sebelah kanan VAOD Pemeriksaan kekeruhan lensa menggunakan senter yang disorotkan dari arah temporal ke pupil. Shadow Test Visus Oculi Sinistra, merupakan tajam penglihatan di mata sebelah kiri. VAOS Istilah singkatan dari kedudukan bola mata. KBM Kesetimbangan normal otot- otot mata atau keseimbangan muskular. Orthoforia Istilah singkatan dari gerak bola mata. GBM
  • 10. Klarifikasi Istilah Tes yang mengukur ke dalam bilik mata di limbus, tes ini menggunakan lampu celah. Van Herrick Cekungan atau lekukan pada diskus optikus yang khas untuk glaucoma Cupping Rasio diameter horizontal physiological cup dengan diameter horizontal optic disc. C/D ratio Gerakan bagian belakang interior bola mata yang dapat dilihat melalui pupil menggunakan oftalmoskop Refleks Fundus Tekanan di dalam bola mata yang memberikan bentuk bulat yang disebabkan oleh aquos humor dan vitreos body Tekanan intraokuler
  • 11. Klarifikasi Istilah Penilaian kasar dari bidang visual dimana pemeriksa dan subjek saling memandang satu sama lain sementara benda dibawa ke tampilan ari pandangan di setiap sisi, di atas dan di bawah. Uji Konfrontasi Refleks akibat pantulan cahaya terang oftalmoskop dari lubang foveal, muncul sebagai titik cahaya terang yang bergerak dengan gerakan oftalmoskop Refleks fovea Bagian belakang mata yang terdiri dari badan vitreus, retina, dan syaraf optik Segmen Posterior Mata Notching atau pendangkalan pada dari rim akibat pembesaran cup; cup= bagian diskus optik berbentuk bulat atau sedikit oval. Notching Bagian depan mata yang berbagas jelas dari suatu entitas, terdiri dari konjungtiva, sklera, kornea, bilik mata depan, iris, lensa. Segmen Anterior Mata
  • 13. Identifikasi Masalah No Kalimat Kategori Concern 1 Seorang Wanita, Ny. D, berusia 56 tahun datang dengan keluhan utama penglihatan kabur perlahan pada kedua mata sejak sekitar 2 tahun terakhir. Keluhan Utama + 2 Pasien juga mengeluh sering tersandung saat berjalan. Keluhan tersebut tidak disertai dengan mata merah dan nyeri. Keluhan sering sakit kepala ada, mual muntah disangkal, pandangan seperti melihat pelangi disangkal, pandangan seperti melihat dalam terowongan disangkal, pandangan seperti berasap disangkal. Keluhan Tambahan + 3 Riwayat trauma pada mata disangkal, Riwayat penggunaan kacamata disangkal, Riwayat kencing manis dan darah tinggi disangkal, Riwayat asma disangkal. Riwayat Penyakit Terdahulu - 4 Riwayat minum obat-obatan atau jamu-jamuan secara rutin disangkal. Riwayat Pengobatan Terdahulu -
  • 14. Identifikasi Masalah No Kalimat Kategori Concern 5 Pemeriksaan oftalmologi : VAOD : 6/21 ph (-) VAOS: 6/30 ph (-) TIOD 30,4 mmHg TIOS 28.0 mmHg KBM : Orthoforia GBM : Baik ke segala arah Segmen Anterior ODS: OD Palpebra : Tenang Konjungtiva : Tenang Kornea : Jernih BMD : Van Herrick 3 Iris : Gambaran baik Pupil : Bulat, Central, Refleks cahaya (+) diameter 3 mm Lensa : Keruh, Shadow test (+) OS Palpebra : Tenang Konjungtiva : Tenang Kornea : Jernih BMD : Van Herrick 3 Iris : Gambaran baik Pupil : Bulat, Central, Refleks cahaya (+) diameter 3 mm Lensa : Keruh, Shadow test (+) Pemeriksaan Oftalmologi +
  • 15. Identifikasi Masalah No Kalimat Kategori Concern 5 Segmen Posterior: Refleks fundus ODS (+)  Papil: Bulat, batas tegas, warna merah normal, C/D ratio 0,5 (OD); 0,6 (OS), A:V = 2:3, cupping (+), notching (+), nasalisasi (-), bayonet sign (-)  Makula: Refleks fovea (+) normal  Retina: Kontur pembuluh darah baik  Uji Konfrontasi: Lapang pandang menyempit (+)  Gonioskopi: kesan sudut terbuka Gambar Segmen Posterior Gambar Gonioskopi Pemeriksaan Oftalmologi +
  • 17. a. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kasus tersebut? Anatomi Keluhan Utama
  • 18. a. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kasus tersebut? Anatomi Keluhan Utama
  • 19. a. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kasus tersebut? Fisiologi Sistem visual meliputi pengambilan informasi dari luar dalam bentuk cahaya serta analisis dan interpretasi informasi visual. Proses penglihatan dan persepsi visual ini melibatkan sistem struktur yang kompleks, yang masing-masing dirancang untuk tujuan tertentu. Rangkaian proses penglihatan meliputi masuknya cahaya pada media refraksi, fototransduksi, pengiriman impuls melalui jaras penglihatan, serta interpretasi dan persepsi visual oleh korteks visual. Keluhan Utama
  • 20. Fisiologi Media Refraksi Komponen optik mata yang berperan sebagai media refraksi adalah kornea, humor akuos, lensa, dan badan vitreus. Cahaya yang masuk ke dalam mata mengalami pembiasan melewati media refraksi pada aksis visual, lalu ditangkap oleh sel fotoreseptor retina. Aksis visual merupakan garis yang menghubungkan antara fovea sentralis retina dengan bagian anterior dari kornea, sedangkan aksis optik adalah garis yang menghubungkan antara poros anterior dengan poros posterior. Keluhan Utama
  • 21. Fisiologi Fototransduksi Fototransduksi merupakan proses penangkapan cahaya oleh fotoreseptor retina untuk diubah menjadi impuls saraf. Foton yang diterima menyebabkan perubahan konformasional pada fotopigmen, memicu terjadinya kaskade reaksi kimia yang mengubah energi elektromagnetik menjadi stimulus elektrik. Fotoreseptor sel kerucut sensitif terhadap cahaya terang, terutama pada siang hari (fotopik). Fotoreseptor sel batang sensitif terhadap cahaya redup (skotopik). Proses fototransduksi terjadi di membran diskus segmen luar sel fotoreseptor. Keluhan Utama Gambar sel fotoreseptor retina
  • 22. Fisiologi Jaras Penglihatan Jaras penglihatan merupakan rangkaian proses pengiriman informasi visual yang terdapat pada impuls saraf menuju korteks visual. Retina meneruskan impuls saraf ke saraf optik, kiasma optik, traktus optik, badan genikulatum lateralis, radiasi optik hingga korteks visual. Korteks visual terdiri dari area korteks visual primer dan sekunder. Area lain yang berhubungan dengan penglihatan adalah area korteks frontal. Keluhan Utama Gambar Jaras penglihatan
  • 23. Fisiologi Korteks Visual Korteks visual terbagi menjadi area visual primer (Broadmann’s area 17) dan area visual sekunder (Broadmann’s area 18 dan 19). Area visual primer terletak di bagian superior dan inferior sulkus kalkarin korteks oksipital, memanjang ke anterior hingga sulkus parieto- oksipital. Setiap sisi area visual primer menerima serabut aferen dari bagian temporal sisi ipsilateral dan bagian nasal sisi kontralateral. Area visual sekunder (Broadmann area 18) terletak berdekatan dengan area visual primer. Fungsi area visual sekunder adalah menghubungkan dan menganalisis informasi visual yang diterima oleh area visual primer. Keluhan Utama Gambar Korteks area visual primer dan sekunder.
  • 24. b. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur terhadap kasus tersebut? Hubungan usia dengan keluhan Ny D adalah seiring bertambahnya umur diatas 40 tahun maka rata-rata tekanan intraokular akan meningkat yang mungkin disebabkan oleh berkurangnya, fasilitas keluarnya aqueous humor. Sementara hubungan dari jenis kelamin dengan keluhan adalah tekanan intraokular sama antara jenis kelamin di usia 20-40 tahun. Namun, pada kelompok usia yang lebih tua seperti pada kasus, peningkatan rata-rata tekanan intraokular dengan lebih besar pada wanita. Keluhan Utama
  • 25. c. Bagaimana mekanisme penglihatan pasien yang kabur secara perlahan sejak 2 tahun terakhir? Pada kasus glaukoma sudut terbuka primer, proses degeneratif trabekular meshwork mengakibatkan hambatan aliran aquos humor yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. Secara fisiologis, tekanan intraokuler yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara bertahap. Pada glaukoma sudut terbuka primer, tekanan intraokular biasanya tidak meningkat lebih dari 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion terjadi setelah waktu yang lama, sering setelah beberapa tahun. Keluhan Utama
  • 26. d. Bagaimana patogenesis dari kasus? Patogenesis glaukoma belum dapat sepenuhnya dimengerti namun besarnya tekanan intraokular berhubungan dengan kematian sel ganglion retina. Keseimbangan antara sekresi humor akueus oleh badan siliaris dan alirannya melalui jalur jalinan trabekular dan uveoskleral menentukan besarnya tekanan intraokular. Pada pasien POAG terjadi peningkatan resistensi terhadap aliranakueus melalui jalinan trabekular sehingga aliran keluar humor akueus menurun. Keluhan Utama
  • 27. e. Bagaimana pencegahan dan edukasi pada kasus? • Penyakit ini tidak nyata dipengaruhi emosi • Olahraga merendahkan tekanan bola mata sedikit mata • Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat menaikkan tekanan • Tekanan darah naik cepat akan menaikkan tekanan bola mata • Tekanan darah tinggi lama, bila diturunkan cepat akan mengakibatkan bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan mata • Pada penderita memerlukan pemeriksaan papil saraf optik dan lapang pandang 6 bulan satu kali. Bila terdapat riwayat keluarga glaukoma, buta myopia tinggi, anemia, hipotensi, mata satu atau menderita diabetes melitus, maka kontrol dilakukan lebih sering • Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis. Trabekulektomi merupakan pilihan yang baik bagi pasien yang mengalami perburukan meskipun telah menjalani terapi medis Keluhan Utama
  • 28. e. Bagaimana pencegahan dan edukasi pada kasus? • Deteksi dini melalui skrining. Pemeriksaan skrining biasanya dilakukan setiap 2-4 tahun pada kelompok usia di bawah 40 tahun, setiap 2 tahun pada kelompok usia di atas 40 tahun, dan setiap 1 tahun pada kelompok dengan riwayat keluarga menderita glaukoma. Diet gizi seimbang, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stress yang baik adalah beberapa cara untuk menghindari glaukoma • Saat ini pengobatan yang dilakukan adalah dengan menurunkan tekanan pada bola mata yang merupakan faktor risiko utama. Terapi yang dilakukan dengan obat- obatan, tindakan laser, dan tindakan bedah • Gaya hidup sehat juga perlu diterapkan untuk mencegah terjadinya glaukoma Keluhan Utama
  • 29. f. Bagaimana tatalaksana diagnosis pada kasus? Tatalaksana glaukoma antara lain adalah: • Medikamentosa. • Laser • Operasi Keluhan Utama
  • 30. g. Apa diagnosis banding pada kasus ini? 1) Ocular hypertension. 2) Normal tension glaucoma. 3) Primary angle closure glaucoma. 4) Pigment dispersion glaucoma. 5) Pseudoexfoliation glaucoma. 6) Steroid-induced glaucoma. 7) Posner-Scholssman syndrome. 8) Physiological cupping. 9) Myopia. Keluhan Utama
  • 31. h. Bagaimana SKDI dari kasus? 3A. Bukan gawat darurat Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan penunjang dan memberikan usulan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dalam konteks penilaian kemampuan. Keluhan Utama
  • 32. a. Apa yang menyebabkan keluhan sakit kepala pada pasien? Pada kasus pasien mengalami glaukoma sudut terbuka primer yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO). Peningkatan TIO akan menekan retina serta saraf tepi yang mempersarafi orbita yang memiliki fungsi mengirimkan mechanical stress sehingga menimbulkan rangsangan rasa sakit pada kepala. Dengan demikian, sakit kepala berulang pasien disebabkan oleh peningkatan TIO pasien. Keluhan Tambahan
  • 33. b. Apa makna klinis dari pasien yang mengeluh mudah tersandung saat berjalan? Pada kasus pasien mengalami glaukoma sudut terbuka primer yang menyebabkan lapangan pandang pasien menyempit. Lapangan pandanng yang menyempit inilah yang mungkin menyebabkan pasien tersandung saat berjalan karena penglihatan pasien terganggu sehingga tidak melihat barang atau jalanan dengan baik saat berjalan. Keluhan Tambahan
  • 34. c. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada kasus? 1) Tonometri (Pemeriksaan TIO) 2) Pemeriksaan diskus optik 3) Pemeriksaan lapangan pandang 4) Gonioskopi Keluhan Tambahan
  • 35. d. Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi pada kasus? o Glaukoma kronis o Sinekia anterior o Katarak o Kerusakan saraf optikus o Kebutaan o Kornea terlihat keruh o Bilik mata dangkal o Mata keras seperti batu o Papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa Keluhan Tambahan
  • 36. e. Bagaimana prognosis pada kasus? Prognosis glaukoma ditentukan oleh: • Keparahan glaukoma saat ditemukan • Tepat dan cepat pemberian terapi • Kepatuhan terhadap pengobatan Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis. Trabekulektomi merupakan pilihan yang baik bagi pasien yang mengalami perburukan meskipun telah menjalani terapi medis. Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang secara perlahan sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular pada mata yang belum mengalami kerusakan glaumatosa luas, prognosis akan baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut). Keluhan Tambahan
  • 37. f. Apa makna klinis keluhan tersebut tidak disertai nyeri dan mata merah? Tidak ada rasa nyeri dan mata merah berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding dari glaucoma onset akut, infeksi pada mata, pendarahan ataupun peradangan pada mata. g. Apa makna klinis dari pandangan tidak seperti berasap? Tidak ada pandangan seperti berasap berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding dari katarak progresif, ablasio retina, serta gangguan lain pada okula media penglihatan Keluhan Tambahan
  • 38. h. Apa makna klinis dari pandangan tidak seperti melihat dalam terowongan dan melihat pelangi? Tidak ada pandangan seperti melihat dalam terowongan (tunnel vision) dan tidak ada pandangan seperti melihat pelangi menandakan kerusakan mata masih bersifat minimal dan hanya mengenai bagian perifer dari nervus optikus. i. Apa makna klinis tidak adanya mual muntah? Tidak ada mual muntah berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding dari glaucoma dengan onset akut. Apabila onset akut, gejala yang dialami akan lebih berat, termasuk terjadinya mual muntah karena peningkatan TIO yang terjadi sangat mendadak. Keluhan Tambahan
  • 39. a. Apa makna klinis tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, riwayat penggunaan kacamata, dan trauma mata? Tidak adanya riwayat DM, hipertensi, asma, riwayat penggunaan kacamata, dan trauma mata sebelumnya berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti glaucoma sekunder akibat penyakit sistemik, gangguan anatomis atau fisiologis mata kongenital maupun trauma, serta diagnosis banding retinopati diabetic atau ocular hypertension. Riwayat Penyakit Sebelumnya
  • 40. a. Apa makna klinis tidak ada riwayat konsumsi obat-obatan atau jamu-jamuan? Tidak adanya riwayat konsumsi obat-obatan atau jamu-jamuan sebelumnya berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti glaucoma sekunder akibat penggunaan obat corticosteroids atau obat mata lain yang menghalangi drainase cairan mata. Riwayat Pengobatan
  • 41. a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan oftalmologi? Pemeriksaan Oftalmologi Pemeriksaan Oftalmologi No Pemeriksaan Kondisi Normal Kondisi Pasien Interpretasi 1 VAOD 6/6 6/21 ph (-) Abnormal 2 VAOS 6/6 6/30 ph (-) Abnormal 3 TIOD 12-20mmHg 30,4 mmHg Abnormal 4 TIOS 12-20mmHg 28.0 mmHg Abnormal 5 KBM Orthoforia Orthoforia Normal 6 GBM Baik ke segala arah Baik ke segala arah Normal Pemeriksaan Segmen Anterior ODS 1 Palpebra Tenang Tenang Normal 2 Konjungtiva Tenang Tenang Normal 3 Kornea Jernih Jernih Normal 4 Bilik Mata Depan (BMD) Van Herick 4 Van Herick 3 Abnormal 5 Iris Gambaran baik Gambaran baik Normal 6 Pupil Bulat, Central, Refleks cahaya (+), diameter 3 mm Bulat, Central, Refleks cahaya (+), diameter 3 mm Normal 7 Lensa Jernih Keruh, Shadow test (+) Abnormal Pemeriksaan Posterior ODS 3 Kornea Jernih Jernih Normal 4 Bilik Mata Depan (BMD) Van Herick 4 Van Herick 3 Abnormal 5 Iris Gambaran baik Gambaran baik Normal 6 Pupil Bulat, Central, Refleks cahaya (+), diameter 3 mm Bulat, Central, Refleks cahaya (+), diameter 3 mm Normal 7 Lensa Jernih Keruh, Shadow test (+) Abnormal Pemeriksaan Posterior ODS 1 Segmen Posterior ODS Reflex fundus (+) Reflek fundus (+) Normal 2 Papil Diskus optic berbentuk bulat sedikit oval dengan warna pink karena adanya kapiler yang sangat kecil Bulat, Batas tegas Warna merah Normal C/D Ratio OD = 0.3 OS = 0.4 C/D Ratio OD=0,5 OS=0,6 Peningkatan C/D Ratio Posisi sejajar A/V :2/3 A/V :2/3 Normal Dalam batas normal Cupping (+) Nasalisasi (+) Notching (+) Normal 3 Makula Normal Reflex fovea dalam batas normal (+) Normal 4 Retina Normal Kontur pembuluh darah baik Normal 5 Uji Konfrontasi Lapangan pandang luas Lapang pandang menyempit (+) Abnormal 6 Gonioskopi Normal Kesan sudut terbuka Normal
  • 42. b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi? Pemeriksaan Oftalmologi Visus Acuity Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optic, dan menciutnya lapang pandang. Glaukoma disebabkan oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar, serta berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau celah pupil. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekstravasasi serta degenerasi papil saraf optic, yang dapa berakhir dengan kebutaan. Pemeriksaan Oftalmologi
  • 43. b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi? Pemeriksaan Oftalmologi Peningkatan TIO Tekanan intraokular (TIO) adalah tekanan di dalam bola mata yang terbentuk sebagai akibat dari produksi dan sirkulasi cairan bola mata secara terus menerus. Peningkatan tekanan intraokular dapat dipengaruhi oleh produksi cairan humor aquous yang berlebihan atau juga karena hambatan pengeluaran humor aquous sehingga menimbulkan kerusakan pada saraf optik yang dapat mengakibatkan kebutaan. Dengan demikian hambatan pengeluaran humor aquous menyebabkan peningkatan tekanan intraocular Pemeriksaan Oftalmologi
  • 44. b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi? Pemeriksaan Segmen Anterior Bilik Mata Depan (BMD) – Van Herick 3 Bilik mata depan dengan grade 3 Van Herick menandakan anterior chamber depth ¼ sampai ½ ketebalan kornea. Grade 3 dan 4 Van Herick menunjukkan bahwa pasien memiliki sudut bilik mata depan terbuka lebar. Akan tetapi, pada grade Van Herick 2 dan 3 memerlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti gonioscopy atau ocular coherence tomography. Pemeriksaan Oftalmologi
  • 45. b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi? Pemeriksaan Segmen Anterior Lensa – Keruh dan Shadow Test (+) Lensa normalnya terlihat jernih sementara pada pasien lensa tampak keruh yang menandakan abnormalitas. Lensa yang keruh umumnya ditemukan pada pasien dengan katarak. Katarak adalah kekeruhan dari lensa mata yang biasanya jernih yang mengaburkan jalannya cahaya melalui lensa ke retina mata. Sementara shadow test (+) menandakan pasien mengalami katarak imatur karena apabila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil berarti lensa belum keruh seluruhnya (belum sampai ke depan). Dengan demikian, lensa pasien yang keruh dan hasil shadow test yang positif menandakan pasien kemungkinan mengalami katarak imatur. Pemeriksaan Oftalmologi
  • 46. b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi? Pemeriksaan Segmen Posterior Uji Konfrontasi Proses degenerative trabecular meshwork & deposit ekstraseluler di dalam anyaman dan dibawah lapisan endotel kanal schlem > penurunan drainase aquous humor > peningkatan TIO > Kelainan discus opticus > Lapangan pandang menyempit Pemeriksaan Oftalmologi
  • 47. c. Bagaimana mekanisme pemeriksaan visus? Pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh Pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh pada dewasa dapat menggunakan beberapa metode. Snellen chart merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan. Pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh dilakukan pada jarak enam meter. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk oleh pemeriksa penglihatan yang berpengalaman. Ruangan yang digunakan memiliki kondisi cahaya yang cukup. Pasien yang menggunakan kacamata harus diperiksa dengan dan tanpa menggunakan kacamata. Pemeriksaan Oftalmologi Snellen Chart
  • 48. c. Bagaimana mekanisme pemeriksaan visus? Pemeriksaan tajam penglihatan jarak dekat Penglihatan dekat membutuhkan kemampuan akomodasi dan konvergensi. Kemampuan akomodasi dipengaruhi oleh lensa dan otot badan silier. Lensa akan melakukan pencembungan sehingga bayangan benda jatuh pada titik fokus retina. Notasi pada chart ini mirip dengan cetakan koran atau majalah. Chart ini terdiri dari kalimat atau paragraf dengan rangkaian kata-kata yang tidak berhubungan. Chart yang biasa digunakan untuk pemeriksaan ini adalah Jaeger Chart dan Bailey-Lovie Word Reading Chart. Pemeriksaan Oftalmologi Contoh Jaeger Chart
  • 49. d. Bagaimana mekanisme pemeriksaan TIO? Teknik pengukuran TIO didasarkan pada respon bola mata terhadap tekanan tertentu. Teknik yang digunakan dalam klinis diantaranya teknik digital, teknik applanasi, dan teknik indentasi. • Teknik digital Hasil pengukuran bersifat subjektif berdasarkan palpasi jari telunjuk pemeriksa pada bola mata. • Teknik applanasi Tonometer applanasi menggunakan hukum Imbert-Fick dengan rumus P=F/A, di mana besar TIO sama dengan jumlah energi yang digunakan untuk mendatarkan permukaan sferik dibagi area yang terdatarkan (applanasi). Area applanasi ini merupakan daerah kornea yang konstan. • Teknik indentasi Prinsip tonometer indentasi didasarkan pada pemberian beban tertentu yang diletakkan pada kornea kemudian TIO diperkirakan dengan mengukur deformasi atau indentasi dari bola mata. Tonometer dengan prinsip ini adalah tonometer Schiotz. Skala yang ditunjuk oleh jarum penunjuk pada tonometer ini, dikonversikan pada tabel skala kalibrasi untuk memperkirakan besarnya TIO. Pemeriksaan Oftalmologi
  • 51. 01 Anatomi dan Fisiologi Mata Learning Issue 03 Pemeriksaan Oftalmologi 02 Glaukoma
  • 53. Kerangka Konsep Ny.D, berusia 56 tahun Proses degenerative usia tua Mutasi gen myocilin Protein terlokalisasi di trabecular meshwork COA mendatar Perubahan pada lensa Sel pada trabekula menebal dan kanalis schlemm menyempit Gangguan pengeluaran aquos humor Aquous humor terakumulasi di COA Peningkatan TIO Bola mata tertekan Van Herick 3 Penurunan akomodasi lensa Lensa keruh dan Shadow test (+) Katarak imatur
  • 54. Penekanan pada saraf optic terus-menerus Kerusakan pada saraf optik Lamina cribrosa menipis dan tertekan Peningkatan kedalaman cupping Cupping Sering sakit kepala Penyempitan lapangan pandang Penglihatan kabur perlahan Glaukoma sudut terbuka primer Pembuluh retina di diskus tergeser Nasalisasi Penurunan VOD dan VOS Gonioskopi Sudut terbuka
  • 56. Ny. D, berusia 56 tahun menderita glaucoma sudut terbuka primer
  • 58. Allen D. Cataract. BMJ Clin Evid. 2011 Feb 15;2011:0708. PMID: 21718561; PMCID: PMC3275311. Ameliana, Dina. (2014). Perbandingan Penurunan Tekanan Intraokuler Pada Terapi Timolol Maleat Dan Dorsolamid Pasien Glaukoma. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro. Budhiastra, P., Djelantik, A. S., Kusumadjaja, I., Jayanegara, W., Putrawati, A., & et al. (2017). Buku Panduan Belajar Koas: Ilmu Kesehatan Mata. Denpasar: Udayana University Press. Chang RT, Hoyt C, Raju LV, Hamill B. 2018. [Online] Dewi, Nadia Isriana. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemenuhan Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari Dasar Pada Pasien Glaukoma di Poli Mata RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2017. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Fakultas Kedokteran UGM. 2010. Bab III Cara Pemeriksaan Mata. Panduan Belajar Ilmu Penyakit Mata. Pp 21-30. Fitriasari BSD, Maharani, Prihatningtias R. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Tekanan Intraokuler dengan Tonopen dan Applanasi Goldmann pada Pasien Glaukoma. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2019. Fredrik, P. K., & Sakhi, M. 2013. Evaluation of Nasal and Temporal Anterior Chamber Angle with Four Different Techniques. International Journal of Clinical Medicine, 4(12), 548. Ginting, Dianita Veulina. (2017). Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan Glaukoma Sudut Terbuka Primer. Karya tulis, Universitas Padjajaran, Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Gupta P, Patel BC. Pediatric Cataract. [Updated 2022 Jun 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; Daftar Pustaka
  • 59. Gupta VB, Rajagopala M, Ravishankar B. Etiopathogenesis of cataract: an appraisal. Indian J Ophthalmol. 2014 Feb;62(2):103- 10. doi: 10.4103/0301-4738.121141. PMID: 24618482; PMCID: PMC4005220. Hita WD. Pemeriksaan Gerakan Bola Mata. Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran; 2021. InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Cataracts: Overview. Javed A, Loutfi M, Kaye S, Batterbury M. 2017. Interobserver reliability when using the Van Herick method to measure anterior chamber depth. Oman J Ophthalmol. Jan-Apr;10(1):9-12. doi: 10.4103/ojo.OJO_142_2014. PMID: 28298857; PMCID: PMC5338061. Khan, F. A., Niazi, S. P. K., & Khan, A. Z. 2017. Relationship of the Van Herick grading system with peripheral iris configuration and level of iris insertion. Journal of the College of Physicians and Surgeons, 27(9), 547-51. Khurana, A. K. 2019. Comprehensive ophthalmology ed.7. Jaypee brothers medical publishers. Langston DP.2002. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy. Lippincott Williams & Wilkins, series: Lippincott Manual Series Nizami AA, Gulani AC. Cataract. 2022. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Olver, J., Cassidy, L., Jutley, G., & Crawley, L. 2014. Ophthalmology at a Glance. John Wiley & Sons. Payne WN, Blair K, Barrett MJ. 2022. Anisocoria. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Priatna AS. Pemeriksaan Tajan Penglihatan Jarak Jauh dan Dekat pada Dewasa. Bandung: Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran; 2022. Salmon, J. (2007). Glaukoma. In: Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury. Jakarta: EGC, pp.212-222. Daftar Pustaka
  • 60. Sehu, K. W., & Lee, W. R. (2012). Ophthalmic pathology: an illustrated guide for clinicians. John Wiley & Sons. Suhardjo, Hartono (eds). 2009. Ilmu Kesehatan Mata. Bagian Mata FK UGM. Suyud. “Diskus Optikus Adalah: Pengertian, Arti Dan Definisinya.” Depkes.org, 5 Aug. 2019, www.depkes.org/blog/diskus- optikus/ . Accessed 24 Aug. 2022. Umum, Tujuan, et al. MATERI I PEMERIKSAAN FISIK MATA 1 Pemeriksaan Mata I (Visus Dan Koreksi Kacamata). Van Herick W, Shaffer RN, Schwartz A. 1969. Estimation of width of angle of anterior chamber. Incidence and significance of the narrow angle. Am J Ophthalmol;68:626–9. Virgana, R. 2007. Ocular Pharmacotherapy in Glaucoma. Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Unpad Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Daftar Pustaka
  • 61. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Terima Kasih! Please keep this slide for attribution - B7