SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
Abstract
The testing of e-LAKIP application aims to find the problems that often
arise and to provide initial solutions to solve problems that arise during
the implementation of e-LAKIP in the area. The development requires
listening and paying attention to issues that arise during the
implementation of e-performance reports in the past. Then, the problems
can be categorized into technical issues and the substantive issues.
Therefore, selection of technical problems can be made. In this way,
problems can be grouped and quick solutions can be formulated.
Findings indicated that the role of organization and bureaucracy are
needed since the project planning, implementation, monitoring and
evaluation are carried out by the organization itself. Indeed, further
improvements for e-LAKIP should be carried out continuously without
havingtowaitforthetroublesduringtheapplicationcomes.
Keywords: e-LAKIP, issues, technical issues, application development,
planning,implementation,monitoring,evaluation
Abstrak
Pengujian penerapan e-LAKIP ini bertujuan untuk menemukan
permasalahan yang sering timbul dan memberikan solusi cepat untuk
menyelesaikan permasalahan yang muncul selama penerapan e-LAKIP
di daerah. Sebagai salah satu pengembangannya perlu mendengarkan
dan memperhatikan permasalahan yang muncul selama penerapan e-
LAKIP di daerah lalu. Kemudian mengkategorikan menjadi dua
permasalahan yaitu permasalahan secara teknis dan permasalahan
secara substantif yang kemudian dilakukan pemilihan permasalahan
teknis. Dengan begitu permasalahan dapat terlihat secara kelompok dan
selanjutnya dapat diberikan solusi cepat untuk menyelesaikan masalah
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
E-LAKIP APPLICATION TESTING IN SELECTED REGION
Witra Apdhi Yohanitas
Pusat Pembangunan dan Penelitian Sistem Informasi dan Otomasi
Administrasi Negara - Lembaga Administasi Negara
Jl. Veteran No. 10, Jakarta
1 Naskah diterima pada 29Agustus 2012, revisi pertama pada 9 Oktober 2012, revisi kedua pada 11 Februari 2013,
revisiketigapada25Maret2013, disetujuiterbitpada20April2013
2 Tulisan ini merupakan bagian kecil dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 yang berjudul
'Pengembangan Portal Nasional e-LAKIP' oleh Pusat Pembangunan dan Penelitian Sistem Informasi dan
OtomasiAdministrasiNegara- LembagaAdministasiNegara.
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
tersebut. Peran serta organisasi dan birokrasi juga dibutuhkan karena perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan dilakukan oleh organisasi itu
sendiri bukan hanya oleh pembuat laporan saja. Selanjutnya memberikan
rekomendasi untuk dapat melakukan pengembangan aplikasi bukan hanya dari
permasalahan yang timbul saja tetapi juga kemungkinan pengembangan lebih jauh
sehingga akan didapatkan suatu sistem yang utuh, yang tentu saja dilakukan secara
bertahap.
Kata Kunci: e-LAKIP, Permasalahan, Permasalahan teknis, Pengembangan
aplikasi,perencanaan,pelaksanaan,monitoring,evaluasi
A. PENDAHULUAN
Aplikasi penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah berbasis Elektronik (e-
LAKIP) merupakan sebuah aplikasi
komputer berbasis WEB yang
dibangun untuk mempermudah
penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Yang menjadi dasar kebijakannya
adalah kebijakan yang terdapat dalam
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Keputusan
Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang
Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntbilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, PERMENPAN Nomor:
PER/O9/M.PAN/5/2007 tentang
Pedoman Umum Penetapan Indikator
Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah, Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun
2010, dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
LAKIP sendiri disusun
berdasarkan pencapaian terhadap:
sasaran stratejik; serta indikator dan
target kinerja, Instansi-instansi
pemerintah Pusat (Kementerian/
Lembaga dan Non Kementerian)
maupun Daerah (Provinsi dan
Kabupaten/Kota), yang kemudian di
evaluasi oleh kementrian PAN dan RB.
Oleh karena itu diperlukan
perencanaan stratejik yang tepat yang
dilakukan oleh pihak pimpinan
instansi.
P e r e n c a n a a n s t r a t e g i k
mengandung: visi, misi, tujuan,
sasaran, cara mencapai tujuan dan
sasaran yang meliputi kebijaksanaan,
program dan kegiatan yang realistis
dengan mengantisipasi perkembangan
masa depan. penyusunan perencanaan
strategik memerlukan integrasi
diantara keahlian sumber daya manusia
dan sumber daya lain, agar mampu
menjawab tuntuan dinamika dan
perkembangan baik lingkungan
internal organisasi, maupun
lingkungan eksternal (nasional dan
global). perencanaan strategik suatu
instansi pemerintah harus mencakup:
(1) Pernyataan visi, misi, strategi
(kebijakan), dan faktor-faktor kunci
keberhasilan organisasi, (2) Rumusan
tentang tujuan jangka panjang, sasaran-
sasaran tahunan, dan uraian aktivitas
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
organisasi, dan (3) Uraian tentang
program-program dan kegiatan-
kegiatan, sebagai cara mencapai tujuan
jangka panjang dan sasaran-sasaran
tahunantersebut.
Jika ditelusuri kembali, Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, disini pemerintah ingin
mendorong setiap instansi pemerintah
untuk merubah orientasinya dari
orientasi output ke outcome atau sering
disebut akuntabilitas kinerja
(performance accountability). Namun
upaya itu belum menunjukkan hasil
yang diinginkan meskipun sudah
memulai untuk memprioritaskan
kepada reformasi birokrasi. Hasil
penelitian LAN pada tahun 2006
menunjukkan terdapat kelemahan
manajemen dalam mengimple-
mentasikan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil
P e m e l i t i a n B a p p e n a s j u g a
menunjukkan bahwa adanya
kelemahan manajemen dalam proses
penyelenggaraan pemerintah di
instansi pusat maupun daerah.
Manajemen dianggap sebagai kegiatan
tata usaha, administrasi, dan pekerjaan
di bagian administrasi, sehingga
cendrung menjadi rutinitas tanpa upaya
untuk melakukan perubahan-
perubahanyanginovatif.
Dalam Inpres 7/1999 tersebut
d i s e b u t k a n b a h w a L a p o r a n
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah merupakan alat untuk
melaksanakan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah. Dan LAKIP
sendiri merupakan bagian dari sebuah
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang bertujuan untuk
mendorong terciptanya akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah sebagai
salah satu prasyarat untuk terciptanya
pemerintahyangbaikdanterpercaya.
Aplikasi e-LAKIP ini telah
dibangun oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sistem Informasi dan
Otomasi Administrasi Negara
(Puslitbang SIOAN) sejak tahun 2009
yang disesuaikan dengan peraturan
berlaku. Seiring dengan diterbitkannya
PerMenPAN No 29 Tahun 2010, maka
aplikasi tersebut harus dibangun ulang
agar sesuai dengan peraturan tersebut.
Dengan begitu aplikasi yang
sebelumnya sempat dibangun
sebelumnyatidakdapatdigunakan.
Aplikasi e-LAKIP yang ada
sekarang merupakan aplikasi yang
telah disesuaikan dengan peraturan
terbaru dan juga menampung
keinginan dari calon pengguna aplikasi
ini, karena merekalah yang nantinya
akan memanfaatkannya. Oleh karena
itu setelah melakukan serangkaian
ujicoba skala kecil yang bertujuan
untuk melihat apakah aplikasi ini
berjalan dengan baik atau tidak, maka
untuk menerapkan e-LAKIP tersebut
ke beberapa daerah terpilih sebagai
ujicoba secara nasional. Pengujian
dilakukan dengan memasukkan data
yangsesuai,hinggadibuatlaporannya.
Dikarenakan aplikasi ini
berbasis web, maka dibutuhkan
k o n e k s i i n t e r n e t u n t u k
menjalankannya.Asal ada jaringan dan
koneksi internet, maka aplikasi bisa
berjalan. Demikian juga kolaborasi
data (sinkronisasi data), jauh lebih
praktis dan mudah jika berbasiskan
web. Sebagian pengguna, menuntut
berbasiskan web karena alasan
kemudahan koneksi internet dan
jaringan.
Pembangunan aplikasi e-LAKIP
bertujuan untuk mempermudah para
penyusun LAKIP dalam menyusun
laporannya. Dalam aplikasi ini telah
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
dipersiapkan contoh laporan yang
dapat digunakan sebagai referensi
mereka.Aplikasi ini juga memudahkan
mereka mengumpulkan data dari setiap
satuan kerja (satker), dan juga bisa
digunakan sebagai alat monitoring
kinerja instansi dengan syarat setiap
satker berperan aktif dalam
mengupdatedatamereka.
A p l i k a s i y a n g d a p a t
mempermudah para penyusun LAKIP
tentu saja masih memiliki kelemahan
sendiri. Untuk itu masih dibutuhkan
pengembangan aplikasi agar semakin
unggul dan mudah digunakan. Sebagai
langkah untuk pengembangan
selanjutnya, maka feedback dari
pengguna aplikasi sangat dibutuhkan,
selain itu kesesuaian fungsi aplikasi
dengan fungsi LAKIP itu sendiri harus
salingberiringan.
Menurut Indriantoro dan
Supomo (1999), penelitian dapat
dilihat sebagai proses yang mencakup
dua tahap: penemuan masalah dan
pemecahan masalah. Dengan
mengidentifikasikan/menemukan
permasalahan penerapan e-LAKIP
t e r s e b u t m a k a d i h a r a p k a n
permasalahan tersebut dapat dicarikan
solusinya.
Faktor penyebab kegagalan
implementasi aplikasi yang ditemukan
dilapangan adalah: budaya yang tidak
berubah, mental karyawan yang mudah
menyerah, cara berpikir yang keliru,
sistem dan aturan main diperusahaan
yang tidak mendukung, menuntut
kesempurnaan saat ini juga, Ingin
100% pas sesuai keinginan, Tidak mau
menyesuaikan diri dengan sistem baru.
Oleh karena itu penerapan e-LAKIP
melalui sosialisasi diperlukan untuk
menekan kegagalan implementasinya,
dan menemukan permasalahan dari
aplikasi e-LAKIP tersebut yang
kemudian akan disempurnakan secara
bertahap.
Permasalahan yang dapat
muncul selama penerapan e-LAKIP di
daerah dapat dikategorikan menjadi
dua yaitu permasalahan secara teknis
danpermasalahansecarasubstantif.
Permasalahan secara teknis ini
menyangkut permasalahan yang timbul
pada aplikasinya. Permasalahan yang
dapat dikelompokkan dalam kategori
teknis adalah: permasalahan jaringan
dan koneksi internet, permasalahan
tampilan aplikasi, permasalahan
memasukkan data (data entry),
permasalahan pembuatan draf
Laporan. secara substantif menyangkut
pemahaman pengguna tentang LAKIP
itu sendiri, apakah sudah sesuai dengan
peraturan dan format terbaru, apakah
sudah ada kesesuaian data antara unit
pusatdenganunitdibawahnya.
Dalam penelitian ini yang akan
menjadi topik pembahasannya adalah
seputar permasalahan teknis yang
timbul selama penerapan e-LAKIP di
Daerah ini berlangsung, data akan
d i k e l o m p o k k a n d a n d i l i h a t
permasalahan apa yang sering terjadi di
masing-masing daerah, lalu
selanjutnya memberikan rekomendasi
awal untuk pengembangan e-LAKIP
berikutnya.
Mengingat perlu dilakukan
pengembangan lebih lanjut dari
aplikasi e-LAKIP sehingga layak
digunakan oleh instansi pemerintah
secara nasional, maka perlu
merumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Permasalahan apa saja yang akan
muncul selama proses penerapan e-
LAKIPdilaksanakan?
2. Merangkai penyebab dari
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
permasalahan yang muncul selama
proses penerapan e-LAKIP dengan
menggunakandiagramfishbone.
3. Rekomendasi pengembangan apa
yang dapat diberikan dilakukan
untuk pengembangan aplikasi e-
LAKIPselanjutnya?
Tujuan dan Manfaat
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa yang menjadi
tujuan dari identifikasi permasalahan
penerapan e-LAKIP didaerah ini
adalah:
1. Menemukan permasalahan yang
sering timbul pada saat penerapan
e-LAKIPdanmengelompokkannya
2. Memberikan solusi cepat untuk
menyelesaikan permasalahan yang
munculselamapenerapane-LAKIP
3. Memberikan rekomendasi untuk
perbaikan dan pengembangan
aplikasi selanjutnya karena
permasalahan muncul berdasarkan
dari para pengguna langsung
aplikasie-LAKIPtersebut.
B. KERANGKATEORI
Aplikasi penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah berbasis Elektronik (e-
LAKIP) merupakan sebuah aplikasi
komputer berbasis WEB yang
dibangun untuk mempermudah
penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
E-LAKIP dibangun melalui konsep e-
Government yang saat ini ramai
dibicarakan. Salah satu kemanfaatan e-
Government adalah memperbaiki
kualitas pelayanan pemerintah kepada
para stakeholder-nya (masyarakat,
kalangan bisnis, dan industri) terutama
dalam hal kinerja efektivitas dan
efisiensi di berbagai bidang kehidupan
bernegara. Hal ini juga terkait dengan
t a t a p e n g a t u r a n o r g a n i s a s i
pemerintahan untuk memperbaiki
kualitaspelayanannyatersebut.
Clay G. Wescott (Pejabat Senior
Asian Development Bank) ketika
mempelajari penerapan e-Government
di Asia Pasifik mendefinisikannya
sebagai berikut: E-Government adalah
menggunakan teknologi informasi dan
k o m u n i k a s i ( I C T ) u n t u k
mempromosikan pemerintahan yang
lebih efisien dan penekanan biaya yang
efektif, kemudahan fasilitas layanan
pemerintah serta memberikan akses
informasi terhadap masyarakat umum,
dan membuat pemerintahan lebih
b e r t a n g g u n g j a w a b k e p a d a
masyarakat.
Secara lebih sederhana, e-
Government merupakan sistem
t e k n o l o g i i n f o r m a s i y a n g
dikembangkan oleh pemerintah dalam
m e m b e r i k a n p i l i h a n k e p a d a
masyarakatnya kapan dan dimanapun
mereka bisa mendapatkan kemudahan
akses informasi dan layanan yang
pemerintah berikan kepadanya. Hal ini
merupakan salah satu bentuk fungsi
pemerintah untuk memberikan
alternatif channel pilihan melalui
teknologi informasi (media internet)
ini.
E-Government juga tidak dapat
kita pisahkan dengan kemampuan dan
kesiapan manajemen dan SDM
terutama dari Pemerintah Daerah.
Lembaga Administrasi Negara
mengidentifikasi kunci sukses
pengembangan e-Government
3
Pemerintah Daerah bukan hanya pada
3 Tertuang dalam Buku Referensi Perancangan Pembangunan Teknologi Informasi Pemerintah Daerah (Local e-
Gov Grand Desain)padaBabII
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
penggunaan teknologi akan tetapi
tergantung juga pada faktor lain, yaitu:
kepemimpinan, kesiapan infrastruktur,
kesinambungan informasi, kualitas
sumber daya manusia (SDM), dan
dukungan masyarakat. Jika dilihat
lebih luas lagi maka keberhasilan e-
Government juga bergantung pada
organisasi pemerintah tersebut.
Pengorganisasian birokrasi yang baik
dapat membantu kesuksesan dalam
pengembangan e-Government instansi
pemerintah
4
Edgar Schein (1985) didasarkan
pada pendekatan normatif manajerial
berpendapat budaya sebagai salah satu
parameter manajer dalam organisasi
perusahaan. Schein memandang
kebudayaan membuat sebuah
organisasi bertahan. Ini berarti bahwa
organisasi harus mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan eksternal dalam
rangka untuk bertahan hidup dan
mengembangkan, dan pada saat yang
sama dapat mengintegrasikan metode
yang diterapkan dan pola kerja internal
dalam organisasi. Bisa dikatakan
bahwa seluruh komponen organisasi
bertanggungjawab atas apa yang
sedang dan akan terjadi dalam
mencapaitujuanorganisasi.
Max Weber(1922) digambarkan
sebagai bapak sosiologi, memiliki
pendekatan yang lebih luas bagi
organisasi karena meliputi perspektif
sosial dan historis. Weber percaya
bahwa pemahaman tentang organisasi
dan struktur mereka dapat ditemukan
dalam konteks historis, dan ia
mengembangkan yang ideal normatif
untuk birokrasi, yang tercermin dalam
pandangannya misalnya karyawan
publik.
MenurutWeber, karyawan publik harus
bertindak seolah-olah kepentingan
atasan sendiri dan dengan demikian
tinggal ditugaskan bagian mana dalam
sebuah birokrasi. Menurut Weber,
birokrasi adalah: "Sebuah struktur
administrasi yang spesifik, yang
didasarkan pada otoritas hukum dan
rule oriented" (Scott, 1998: 48). Dan
memilikikarakteristiksebagaiberikut:
lDidirikan pembagian kerja antara
anggotaorganisasi
lSebuahhierarkiadministrasi
lSebuah sistem aturan-berorientasi,
yang menggambarkan kinerja
pekerjaan
lPemisahan harta pribadi dan hak
untukkantor
lPemilihan staf sesuai dengan
kualifikasiteknis
lPekerjaanmelibatkankarir
Berdasarkan berkarakteristik
yang dikemukakan oleh weber tersebut
jika dihubungkan dengan kinerja
pemerintah maka setiap pegawai yang
ada didalam instansi pemerintah harus
selalu berorientasi kepada kinerja dan
tentu saja harus memenuhi kualifikasi
teknis yang tepat agar kinerja
pemerintah mulai dari perencanaan
sampai ke pelaporan dapat berjalan
denganbaik.
Untuk memperlihatkan kinerja
yang dilakukan tentu saja dibutuhkan
suatu laporan kinerja. Berkaitan
dengan pelaporan kinerja, pemerintah
telah menerbitkan PP No. 8/2006
tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan
dimaksud antara lain memuat aturan
yang berkaitan dengan pengertian,
prinsip-prinsip dan langkah-langkah
4 Terdapat dalam Buku Organizational Theory oleh Jorgen Lagaard dan Mille Bindslev tahun 2006
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
pelaporan kinerja. Menurut Nurcahyo
(2011) Laporan kinerja adalah ikhtisar
yang menjelaskan secara ringkas dan
lengkap tentang capaian kinerja yang
disusun berdasarkan rencana kerja
yang ditetapkan dalam rangka
pelaksanaan APBN/APBD7. Laporan
Kinerja adalah laporan yang umumnya
disajikan setiap bulan dan mengikuti
bentuk yang sudah distandarisasi yang
dirancang secara kusus untuk
mempermudah manajemen melakukan
pengendalian intern. Ciri khas dari
sebuah laporan pelaksanaan adalah
bahwa laporan pelaksanaan dapat
menunjukkan varian antara hasil
sesungguhnya dan standar yang
dianggarkan serta menunjukkan varian
yang signifikan yang perlu diteliti
secaraseksama.
Dan hal tersebut terkait dengan
bagaimana instansi pemerintah
melakukan pengaturan terhadap
kinerja dari instansinya atau akrab
disebut dengan manajemen kinerja,
selain itu terkait juga dengan stategi
mengaturan dari kinerja yang
dilakukan oleh instansi pemerintah
yang akrab disebut dengan manajemen
stratejik.
M e n u r u t d e f i n i s i n y a ,
manajemen kinerja adalah suatu proses
strategis dan terpadu yang menunjang
keberhasilan organisasi melalui
pengembangan performansi SDM.
Dalam manajemen kinerja kemampuan
SDM sebagai kontributor individu dan
bagian dari kelompok dikembangkan
melalui proses bersama antara manajer
dan individu yang lebih berdasarkan
kesepakatan daripada instruksi.
Menurut Hamka manajemen kinerja
memberikan pemahaman tentang
pengelolaan tingkat pencapaian
kebijakan (kinerja kebijakan) sesuai
dengan rencana kinerja yang telah
ditetapkan.
Manajemen stratejik secara
sederhana dapat didefiniskan sebagai
proses untuk membangun dan
melaksanakan rencana untuk mencapai
tujuan jangka panjang dengan
memperhitungkan variabel-variabel
internal dan faktor-faktor eksternal
(Kinggudu, 1996). Berdasarkan
definisi ini, dapat diturunkan beberapa
pemahaman tentang manajemen
stratejik. Pertama, manajemen stratejik
adalah suatu proses, yang didalamnya
terdapat beberapa unsur yang
membentuk siklus berkesinambungan.
Dalam manajemen stratejik, hasil dari
suatu unsur akan menjadi input atau
memberi feedback bagi unsur yang
lain. Kedua, proses menghasilkan suatu
rencana (plan) atau dengan kata lain
dalam manajemen stratejik terdapat
proses perencanaan. Ketiga,
manajemen stratejik juga meliputi
unsur pelaksanaan dan monitoring dari
rencana yang sudah disusun. Keempat,
Dalam manajemen stratejik terdapat
tujuan jangka panjang yang akan
dicapai melalui perencanaan dan
pelaksanaan rencana tersebut, dan
kelima, dalam manajemen stratejik,
lingkungan internal dan eksternal
menjadi pertimbangan utama dalam
perumusan rencana dan pelaksanaan
rencana.
Kunci dasar dari LAKIP itu
sendiri adalah akuntabilitas dan
kinerja. Karakteristik good government
yang di identifikasi UNDP salah
satunya adalah accountability
(akuntabilitas) yakni para pembuat
keputusan pada unsur state dan private
sectors bertanggung jawab kepada
publik dan lembaga-lembaga
stakeholders. Menurut Mustopadidjaja
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
(2003) akuntabilitas merupakan
kewajiban dari individu-individu
pengusaha yang dipercaya mengelola
sumber sumber daya publik untuk
mempertanggungjawabkan berbagai
hal menyangkut fiskal, manajerial dan
program. Sedangkan kinerja
merupakan istilah yang populer di
dalam manajemen, yang didefinisikan
dengan istilah hasil kerja, prestasi kerja
danperformance.
Menurut Fattah (1999:19)
k i n e r j a a t a u p r e s t a s i k e r j a
(performance) diartikan sebagai:
"ungkapan kemampuan yang didasari
oleh pengetahuan, sikap dan
keterampilan dan motivasi dalam
menghasilkan sesuatu". Sementara
menurut Sedarmayanti (2001:50)
bahwa: "Kinerja merupakan
terjemahan dari performance yang
berarti prestasi kerja, pelaksanaan
kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja
atau penampilan kerja". Rahadi (2010)
mengungkapkan kinerja adalah
penampilan yang melakukan,
menggambarkan dan menghasilkan
sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan
non fisik yang sesuai dengan petunjuk,
fungsi dan tugasnya yang didasari oleh
pengetahuan,sikapdanketerampilan.
D a p a t t e r l i h a t b a h w a
pengetahuan, keterampilan, motivasi
dan sikap merupakan faktor pembentuk
dari kinerja. Sehingga untuk menyusun
LAKIP yang merupakan bagian dari
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) tersebut
m e m b u t u h k a n p e n g e t a h u a n ,
keterampilan, motivasi dan sikap yang
tepat agar pertanggungjawaban dari
para pembuat keputusan tersebut sesuai
dengantujuannya.
Menurut Mustopadidjaja (2003)
SAKIP sendiri pada dasarnya
m e r u p a k a n i n s t r u m e n t
pertanggungjawaban yang terdiri dari
berbagai indikator dan mekanisme
kegiatan pengukuran, penilaian dan
pelaporan kinerja secara menyeluruh
dan terpadu untuk memenuhi
kewajiban keberhasilan atau
kegagalanpelaksanaan tugas pokok dan
fungsi, serta misi organisasi. Oleh
karena itu para pembuat keputusan
dituntut harus mampu dan trampil
untuk menyelaraskan potensi, peluang
dan kendala yang akan dihadapi dalam
menyusun rencana stratejik yang
didalamnya mengandung visi dan misi.
Semua itu harus dapat dirumuskan
dengan baik terlebih dahulu sehingga
dapat dipertanggungjawabkan
nantinya.
Pengembangan aplikasi E-
LAKIP mengarah pada pengembangan
aplikasi komputer berbasis WEB,
berdasarkan pada parameter-parameter
yang terdapat dalam: (1) Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah; (2) Keputusan Kepala
Lembaga Administrasi Negara Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntbilitas
Kinerja Instansi Pemerintah; (3)
PERMENPAN Nomor: PER/09/
M.PAN/5/2007 tentang Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja
Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah; (4) Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010; (5)
P e r a t u r a n M e n t e r i N e g a r a
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
dan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Login
Menyusun Tupoksi dan
Visi Misi
Menyusun Sasaran
Strategis
Menyusun Indikator
Kinerja Utama *
Pembuatan Laporan
(Draft Laporan)
Menyesuaikan Draf Laporan
dengan instansi
Arsip Laporan
Logout
* Sudah termasuk pengisian target dan realisasi kinerja.
Berikut ini adalah alur kerja dari
e-LAKIP, yang dilihat dari sisi
penyusun laporanakuntabilitaskinerja.
Untuk administrator (pengelola
aplikasi) e-LAKIP alur kerjanya
hampir sama, hanya ada beberapa
kemampuan tambahan yaitu: membuat
merubah dan menghapus User ID,
Menambahkan, merubah menghapus
data seluruh, mengaktifasikan tahun
pelaporan, memonitoring input data
seluruh user. Untuk level pengguna
disediakan sampai 2 level. Meskipun
begitu aplikasi masih cocok digunahan
untuk instansi yang cukup besar seperti
lembaga, kementrian dan provinsi.
Hanya saja tidak dapat menyajikan
semuadatadalamsatudatabasesaja.
Jika pengisian data kedalam
aplikasi dilakukan dengan benar, maka
ketika dibuatkan draf laporannya
aplikasi langsung menyusun
perencanaan kinerja, penetapan
kinerja, dan pengukuran kinerja
sehingga mempercepat pembuatan
laporan, karena data yang dibutuhkan
5
Gambar 1. Alur Kerja Pengguna e-LAKIP (Penyusun Laporan)
secara garis besar sama. Langkah
selanjutnya adalah menyesuaikan draft
laporan dengan instansi masing-
masing.
C. METODEPENELITIAN
Pendekatan penelitian ini
menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Data penelitian didapat
dengan tidak mengadakan perhitungan
melainkan dengan mendengarkan dan
memperhatikan permasalahan yang
dapat muncul selama penerapan e-
LAKIPdi daerah lalu mengkategorikan
menjadi dua yaitu permasalahan secara
teknis dan permasalahan secara
substantif.
Dari dua kategori permasalahan
terebut, diambillah permasalahan
teknis yang muncul selama kegiatan
tersebut berlangsung. Permasalahan
tersebut dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok. Permasalahan
5 Alur kerja e-LAKIP berdasarkan aplikasi e-LAKIP yang dikembangkan oleh Pusat Pembangunan dan Penelitian
SistemInformasidanOtomasiAdministrasiNegara– LembagaAdministasiNegara
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
jaringan dan koneksi internet,
permasalahan tampilan aplikasi,
permasalahan memasukkan data (data
entry), Permasalahan pembuatan draft
Laporan.pengelompokan
Permasalahan yang muncul
selama kegiatan berlangsung akan
dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kelompok permasalahan teknis diatas,
lalu diberikan solusi cepat agar para
peserta kegiatan tetap dapat mengikuti
kegiatan, kemudian selanjutnya akan
menjadi pertimbangan untuk
pengembanganaplikasiberikutnya.
Lokus Penerapan
P e n e r a p a n e - L A K I P
membutuhkan pengujian lebih lanjut
untuk menguji kehandalannya. Oleh
kerena itu dipilihkah beberapa instansi
terpilih untuk dilakukan pengujian
penerapan e-LAKIP. Instansi yang
dipilih merupakan instansi daerah yang
memiliki nilai rendah atau bahkan
belum memiliki LAKIP pada tahun
sebelumnya.
Sebagai bahan pertimbangan
daerah mana saja yang dipilih untuk
d i l a k u k a n p e n g u j i a n , m a k a
digunakanlah hasil evaluasi kinerja
pemerintah Provinsi tahun 2011 yang
dikeluarkan oleh Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. (KemenPAN dan
RB)sepertiterlihatdalamtabelberikut.
Tabel.1 Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi Tahun 2011
PROVINSI KRITERIA
Jawa Tengah B
Kalimatan Timur B
Jumlah 2
Bali CC
DI Yogyakarta CC
DKI Jakarta CC
Jawa Barat CC
Jawa Timur CC
Kalimantan Barat CC
Kalimantan Selatan CC
Kepulauan Riau CC
Maluku CC
Nusa Tenggara Barat CC
Nusa Tenggara Timur CC
Riau CC
Sumatera Utara CC
Sumatera Barat CC
Sulawesi Utara CC
Sumatera Selatan CC
Sulawesi Tengah CC
Jumlah 17
Aceh C
Banten C
Bengkulu C
Gorontalo C
Jambi C
Kalimantan Tengah C
Kepulauan Bangka Belitung C
Lampung C
Papua C
Sulawesi Barat C
Sulawesi Selatan C
Jumlah 11
Rata Rata C
* Provinsi yang tidak ada kedalam daftar tidak membuat LAKIP tahun 2011
** Sumber. Situs Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (www.menpan.go.id)
Instansi terpilih yang menjadi
lokus kegiatan ini adalah sebagai
berikut: Kepulauan Riau (Kota Batam),
Provinsi Kalimantan Tengah
(Palangkaraya), Provinsi NTB
(Mataram), Provinsi Sulawesi
Tenggara (Kendari), Provinsi Bangka
Belitung (Bangka). Selain itu ada juga
BPN (Badan Pertanahan Nasional)
Kalimantan Tengah, dan Kabupaten
Bangka Tengah (Koba) yang menjadi
tambahan karena langsung datang
menemui tim untuk minta dilakukan
kegiatan serupa saat berada di
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
Kalimantan Tengah Dan Bangka
Belitung.
Berdasarkan tabel diatas dapat
terlihat Kepulauan Riau, Nusa
Tenggara Barat memperoleh nilai CC,
Kalimantan Tengah, Bangka Belitung
memperoleh nilai C. Sedangkan
Sulawesi Tenggara tidak mendapat
nilai sama sekali, karena tidak
mengirimkan LAKIP. Atas dasar inilah
daerah daerah tersebut dipilih untuk
menguji penerapan aplikasi e-LAKIP
tersebut.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data data
dilakukan melalui observasi langsung
yaitu dengan mengumpulkan keluhan
keluhan yang ada dilapangan melalui
bimbingan teknis dan asistensi, lalu
keluhan/ permasalahan tersebut
dikelompokan dalam kategori yang
telah ditentukan. Penelitian ini
dilakukan dengan menampung keluhan
keluhan yang ada di lapangan yang
kemudian dikelompokkan untuk
menjadi dasar perbaikan dan
pengembangan aplikasi e-LAKIP
selanjutnya. Dengan begitu penelitian
observasi langsung merupakan pilihan
paling tepat untuk melakukan
penelitian ini karena dapat melakukan
pengamatan tanpa alat dan pengamatan
terhadap kejala keadaan yang
sebenarnya.
Dari tiap daerah yang menjadi
tempat kegiatan berlangsung
ditetapkan penyusun LAKIP yang
diundang untuk mengikuti kegiatan
penerapan e-LAKIPada 20 (dua puluh)
orang tiap daerah, dengan jumlah
peserta tersebut diharapkan kegiatan
ini berjalan lebih efektif. Para peserta
merupakan perwakilan dari beberapa
SKPD yang ada pada tiap daerah yang
d i h a r a p k a n n a n t i n y a d a p a t
mengajarkan kepada SKPD lain yang
belum berkesempatan mengikuti
kegiatanini.
Khusus di Kalimantan Tengah
peserta kegiatan berjumlah 40 (empat
puluh) orang, alasannya adalah
keinginan Setda (Sekretaris Daerah)
provinsi agar seluruh SKPD untuk
mengikuti kegiatan tersebut. Pada BPN
Kalimantan Tengah berjumlah 30 (tiga
puluh) orang dan di Bangka Tengah
berjumlah 30 (tiga puluh) orang,
alasannya adalah keinginan pimpinan
instansi dan juga karena mereka yang
meminta langsung saat tim berada di
daerahtersebut.
MetodeAnalisis Data
Metode yang digunakan untuk
menganalisa permasalahan penerapan
e-LAKIP adalah dengan memfokuskan
perhatian pada isu-isu penting melalui
pembuatan ranking bertahap, masalah
atau penyebab dari masalah dalam
bentuk yang lebih signifikan. Metode
ini merupakan salah satu keunggulan
daridiagramPareto.
Menurut Vincent Gaspersz,
Diagram Pareto adalah grafik batang
y a n g m e n u n j u k k a n m a s a l a h
berdasarkan urutan banyaknya
kejadian. Masalah yang paling banyak
terjadi ditunjukkan oleh grafik batang
pertama yang tertinggi serta
ditempatkan pada sisi paling kiri dan
seterusnya, sampai masalah yang
paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh
batang terakhir yang terendah serta
ditempatkan pada sisi paling kanan.
Berdasarkan itu maka akan terlihat
permasalahan terbesar yang harus
ditanganidandiselesaikan.
Setelah permasalahan tiap
daerah terlihat maka langkah
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
selanjutnya yang dilakukan adalah
memberikan solusi tercepat untuk
menangani permasalahan saat itu juga.
Sebelum itu maka perlu di ketahui juga
penyebab dari permasalahan yang
mengakibatkan hal itu terjadi. Oleh
karena itu dengan menggunakan
diagram sebab akibat (fishbone)
penyebab dari permasalahan dapat
terlihat, dan dapat membantu dalam
penyelidikan dan pencarian fakta lebih
lanjut.
Menurut Vincent Gaspersz,
diagram sebab akibat adalah suatu
diagram yang menunjukkan hubungan
antara sebab dan akibat. Berkaitan
dengan pengendalian proses statistikal,
diagram sebab akibat dipergunakan
untuk menunjukkan faktor faktor
penyebab (sebab) dan karakteristik
kualitas (akibat) yang disebabkan oleh
faktorfaktorpenyebabitu.
Diagram sebab akibat sering
juga disebut dengan diagram tulang
ikan (fishbone diagram) karena
bentuknya seperti kerangka ikan, atau
diagram Ishikawa (Ishikawa's
Diagram) karena pertama kali
diperkenalkan oleh Prof Kaoru
Ishikawa dari Universitas Tokyo pada
tahun1953.
D. HASILDAN PEMBAHASAN
Permasalahan yang didapatkan
pada tiap daerah akan dikelompokkan
menjadi 5 (lima) daerah lokus kegiatan.
Dengan mempertimbangkan 2 (dua)
tempat tambahan dikelompokkan
kedalam provinsi masing masing. Dari
kelompok daerah tersebut didapatkan
kelompok kelompok permasalahan
yang kemudian diolah dengan
menggunakan diagram pareto dan
diagram sebab akibat (fishbone).
Berikut ini grafik yang dihasilkan dari
pengolahandatatersebut.
0
5
10
15
20
25
30
Tampilan
Aplikasi
Tampilan
Draf
Laporan
Entry Data
Tulisan
Entri Data
angka
Satuan
Tabel draf
Laporan
Identitas
Instansi
Pusat
Koneksi
Jaringan
Batam
Palangkaraya
BPN KalTeng
Mataram
Kendari
Bangka
Koba
Gambar 2. Grafik Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP Pada Instansi Terpilih
Pada gambar grafik diatas dapat
terlihat bahwa permasalahan entry data
dan koneksi jaringan terjadi pada setiap
instansi daerah yang terpilih. Ini
menunjukkan bahwa permasalahan
tersebut akan terus muncul dan harus
segera diselesaikan. Sedangkan
permasalahan yang lain tidak terlalu
dipermasalahkan. Pada saat kegiatan
pengujian penerapan e-LAKIP telah
diberikan solusi cepat agar proses
pengujian penerapan e-LAKIP dapat
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
berlangsung. Selain itu ada juga yang
tidak bisa langsung diberikat solusi dan
hanya bisa diselesaikan dengan
melakukan pengembangan dari
a p l i k a s i e - L A K I P t e r s e b u t .
Permasalahan yang terjadi tersebut
dapatdijelaskandalamtabelberikut.
Tabel 2. Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP
No Jenis
Permasalahan
Penyebab Permasalahan Solusi Permasalahan
1 Tampilan aplikasi Dari aplikasi tidak
memungkinkan merubah
tampilan
?Tidak ada solusi cepat.
?Dilakukan pengembangan aplikasi
untuk mengizinkan perubahan
tampilan aplikasi
2 Tampilan draf
laporan
Di beberapa bagian dari draf
laporan terdapat nama
instansi LAN
?Dilakukan perubahan langsung ke
dalam draf laporan karena draf
dihasilkan dalam format word
?Dilakukan pengembangan agar
draf lebih fleksibel.
3 Entri data tulisan Melakukan penyalinan data
dari berkas lain dan tidak
mengetik langsung
Aplikasi tidak menerima
beberapa tanda pointer dan
tab
?Melakukan pengetikan secara
langsung ke dalam aplikasi
?Menghapus tanda pointer, tab
?Dilakukan pengembangan aplikasi
agar bisa membaca tanda tersebut.
4 Entri data angka Menggunakan tanda koma (,)
untuk menandakan desimal
?Mengganti tanda koma dengan
titik (.)
5 Satuan Tabel
rencana dan
realisasi Draf
laporan
Satuan tabel tersebut tidak
dimasukkan kedalam
pemrograman aplikasi
?Ditambahkan kolom baru untuk
memasukkan satuannya.
?Dilakukan pengembangan aplikasi
dengan memprogram satuan
tersebut
6 Identitas instansi
pusat
Instansi pusat yang tertera
adalah Lembaga Administrasi
Negara
?Dilakukan perubahan secara
manual.
?Dilakukan pengembangan aplikasi
dengan menginisialkan nama
instansi pusat
7 Koneksi jaringan Jaringan terputus, kelebihan
penggunaan, dan koneksi
lambat.
?Menggunakan modem tambahan/
menggunakan aplikasi secara
offline
?Setiap instansi meningkatkan
kapasitas jaringan internet dan
mengatur penggunaannya.
Selain permasalahan diatas
masih ada permasalahan lain yang
ditemukan selama menyusun draf
LAKIP instansi dan SKPD nya yang
perlu diketahui instansi terpilih
tersebutyakni:
nTidak sejalannya Sasaran stratejik,
indikator kinerja dengan visi misi
dan tupoksi organisasi maupun
SKPD-nya
nTidak sejalannya Seluruh
komponen LAKIP instansi bawah
dalam hal ini SKPD dengan
komponen LAKIP instansi pusat
dikarenakan tidak ada koordinasi
antara pusat dan SKPD untuk
menetapkan komponen komponen
tersebutterlebihdahulu.
Untuk permasalahan tersebut
sebelum penyusunan LAKIP harus
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
terlebih dahulu melakukan langkah -
langkahsebagaiberikut:
nMeninjau kembali sasaran stratejik,
indikator kinerja dengan visi misi
dantupoksiorganisasi.
nSeluruh komponen LAKIP instansi
bawah dalam hal ini SKPD, harus
sejalan dengan komponen LAKIP
instansipusat.
nPerlu koordinasi lebih baik untuk
menetapkan komponen komponen
LAKIP oleh para pembuat
kebijakan.
Hal ini terdengar sangat mudah
dilakukan akan tetapi pada
kenyataannya dikarenakan hal tersebut
tidak dilakukan maka laporan tersebut
terlihat hanya sekedar laporan, padahal
LAKIP bisa dijadikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban dan transparansi
pemerintahkepadapublik.
Dengan tetap merujuk pada tabel
2, selanjutnya instansi daerah itu dibagi
berdasarkan keberadaannya (provinsi).
Maka grafik yang dihasilkan tertuang
dalamgambar3.
0
5
10
15
20
25
30
Tampilan
Aplikasi
Tampilan
Draf
Laporan
Entry Data
Tulisan
Entri Data
angka
Satuan
Tabel draf
Laporan
Identitas
Instansi
Pusat
Koneksi
Jaringan
Kep Riau
Kalteng
NTB
Sultra
BaBel
Gambar 3.
Grafik Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP Pengelompokan Provinsi
Gambar grafik diatas dihasilkan
dengan cara menyatukan permasalahan
yang terjadi pada instansi yang berada
pada provinsi yang sama yaitu kota
palangkaraya dengan BPN Kalteng
yang berada di Provinsi Kalimantan
Tengah, dan juga kota Bangka dan Kota
Koba yang berada di Provinsi Bangka
Belitung. Disini makin terlihatkan
permasalahan yang timbul selama
pengujian penerapan di daerah
berlangsung.
D a r i p e n g e l o m p o k k a n
berdasarkan provinsi dilanjutkan
d e n g a n m e n g e l o m p o k k a n
permasalahan penerapan e-LAKIP
berdasarkan permasalahan teknisnya.
Disini permasalahan tampilan aplikasi
disatukan dengan tampilan draf laporan
yang tergabung dalam permasalahan
keluhan tampilan. Entri data tulisan dan
entri data angka dikelompokkan
menjadi permasalahan teknis entri data.
Selanjutnya permasalahan satuan tabel
pada draf laporan dan identitas instansi
pusat dikelompokkan menjadi
permasalahan teknis pelaporan e-
LAKIP. Hasil pengelompokkan
berdasarkan permasalahan dan
provinsi dapat terlihat pada gambar
berikut.
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
0
5
10
15
20
25
30
Keluhan Tampilan Teknis Entry Data Pelaporan e-LAKIP Koneksi Jaringan
Kep Riau
Kalteng
NTB
Sultra
BaBel
Gambar 4. Grafik Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP
Pengelompokkan Permasalahan dan Provinsi
Dapat terlihat terdapat dua
kelompok permasalahan yang selalu
terjadi disetiap daerah. Jika
Tabel 3.
Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP setelah dikelompokkan
permasalahan tersebut diperlihatkan
penyelesaiannya maka akan terlihat
sepertitabelberikut.
No
Kelompok
Permasalahan
Penyebab Permasalahan Solusi Permasalahan
1 Keluhan Tampilan ?Tidak memungkinkan
merubah tampilan aplikasi
?Di beberapa bagian dari draf
laporan terdapat nama
instansi LAN
?Tidak ada solusi cepat dari
tampilan aplikasi.
?Dilakukan perubahan
langsung ke dalam draf
laporan karena draf
dihasilkan dalam format word
?Dilakukan pengembangan
agar tampilan aplikasi dan
tampilan draf lebih fleksibel.
2 Teknis entri data ?Melakukan penyalinan data
dari berkas lain dan tidak
mengetik langsung
?Aplikasi tidak menerima
beberapa tanda pointer dan
tab.
?Menggunakan tanda koma (,)
untuk menandakan desimal
?Melakukan pengetikan secara
langsung ke dalam aplikasi
?Menghapus tanda pointer, tab
?Dilakukan pengembangan
aplikasi agar bisa membaca
tanda tersebut.
?Mengganti tanda koma
dengan titik (.)
3 Pelaporan e-LAKIP ?Satuan tabel tersebut tidak
dimasukkan kedalam
pemrograman aplikasi
?Instansi pusat yang tertera
adalah Lembaga Administrasi
Negara
?Ditambahkan kolom baru
untuk memasukkan
satuannya.
?Dilakukan perubahan secara
manual.
?Dilakukan pengembangan
aplikasi
4 Koneksi jaringan Jaringan terputus, kelebihan
penggunaan, dan koneksi
lambat.
?Menggunakan modem
tambahan/ menggunakan
aplikasi secara offline
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
No
Kelompok
Permasalahan
Penyebab Permasalahan Solusi Permasalahan
?Setiap instansi meningkatkan
kapasitas jaringan internet
dan mengatur
penggunaannya.
Berdasarkan keterangan diatas
maka langkah selanjutnya adalah
menggabungkan seluruh permasalahan
pada provinsi menjadi satu dan diolah
kedalamdiagrampareto.
100
90
80
70
60
40
50
30
20
10
70
60
40
50
30
20
10
Teknis
Data
Entry
Koneksi
Jaringan
Keluhan
Tampilan
Pelaporan
e-Lakip
63
43
18
8
Jenis Permasalahan Teknis
PresentaseKumulatif
FrekuensiPermasalahan
48
80
94
100
Gambar 5. Diagram Pareto Permasalahan Teknis Penerapan e-LAKIP
Berdasarkan diagram Pareto
jenis permasalahan diurutkan dari
permasalahan terbanyak menuju
permasalahan paling sedikit. Pada
gambar 5 terlihat permasalahan teknis
data entry menjadi permasalahan
terbesar yang terjadi selama kegiatan
penerapan e-LAKIP, lalu diikuti oleh
permasalahan koneksi jaringan,
keluhan tampilan kemudian pelaporan
e - L A K I P. D e n g a n d e m i k i a n
permasalahan paling kritis yang harus
segera diselesaikan adalah teknis entry
data. Melalui diagram sebab akibat
maka permasalahan teknis data entry
dapatterlihatdalamgambarberikut.
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
Teknis
entry data
Entry data
tulisan
Entry data
angka
Kolom angka menggunakan ‘.’ Sebagai tanda desimal
Angka desimal tidak
menggunakan tanda ‘,’
Tidak bisa menerima tanda‘strip panjang’( – )
pada kata berulang
Tidak bisa menerima tanda‘kutip’
( ‘,”)pada kata berulang
Tidak bisa menerima ‘pointer’ (akibat
copy arsip dari ms word)
Tidak bisa menerima ‘tab’ (akibat
copy arsip dari ms word)
Gambar 6. Diagram Sebab Akibat Permasalahan Teknis Entri Data
Dari gambar diagram diatas
dapat terlihat jelas penyebab dari
permasalahan teknis data entri adalah
sebagaiberikut:
1. Angka desimal tidak menggunakan
tanda‘,’
2. Kolom angka menggunakan '.'
Sebagaitandadesimal
3. Tidak bisa menerima 'tab' (akibat
copyarsipdarimsword)
4. Tidak bisa menerima 'pointer'
(akibatcopyarsipdarimsword)
5. Tidak bisa menerima tanda'strip
panjang'(-)padakataberulang
6. Tidak bisa menerima tanda'kutip'(
',") padakataberulang
Permasalahan ini timbul lebih
disebabkan karena pada saat
memasukkan data pada kolom kolom
yang tersedia pada aplikasi hanya
dengan mengcopy data langsung dalam
ms word. Dari data yang dimasukkan
tersebut terdapat berapa karakter
(tulisan) yang tidak dapat dibaca pada
penyortiran charset database aplikasi.
Oleh karena itu disarankan untuk
melakukan pengetikan secara langsung
atau menghapus komponen yang
menyebabkan permasalahan itu. Hal ini
juga dapat diperbaiki dengan
menyisipkan modul tertentu pada tiap
kolom yang dibutuhkan. Modul ini
harus memiliki fungsi sama dengan MS
word, atau melakukan perbaikan pada
database aplikasi. Selain itu, dapat
mengganti penyortiran data charset
pada database aplikasi yaitu
menggantikan penyortiran yang
sebelumnya menggunakan "latin1_"
menjadi "utf8_" karena charset utf8_
l e b i h b a n y a k d a n l e n g k a p
mengandungkodekarakter(tulisan).
Permasalahan koneksi jaringan
ini lebih disebabkan oleh sambungan
provider yang tidak mencapai tempat
kegiatan atau terputus, dan tidak terkait
langsung dengan substansi dari
aplikasinya sendiri. Secara cepat dapat
d i s e l e s a i k a n d e n g a n c a r a
menggunakan modem sendiri dari para
peserta, jalan keluar lain adalah dengan
menggunakan aplikasi secara offline,
akan tetapi kelemahannya tidak dapat
melihat hasil secara instansi pusat.
Diharapkan ditiap instasi memperkuat
jaringan internet untuk kelancaran
penggunaane-LAKIP.
Permasalahan tampilan aplikasi
yang dapat dilakukan dengan
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
membicarakan secara serius dengan
developer agar tampilannya bisa lebih
fleksibel dan bisa disesuaikan dengan
keinginanpengguna.
Permasalahan pelaporan bisa
diselesaikan sendiri dengan cara
mengubah draft laporan yang
dihasilkan secara manual yaitu
menambahkan tabel, satuan, atau
apapun yang diperlukan, termasuk
mengubah nama instansi pusat oleh
pengelola aplikasi instansi bisa
dilakukan secara manual karena draf
dihasilkan dalam bentuk Ms Word.
Langkah lanjutannya adalah
membicarakan dengan developer untuk
menambahkan kemampuan aplikasi
sesuai dengan yang diperlukan, dan
memperbaiki database aplikasi e-
LAKIP.
Selain dari permasalahan
tersebut terdapat juga permasalahan
yang berhubungan dengan instansi
pemerintahan itu sendiri seperti telah
dikemukakan sebelumnya yaitu
penyusunan visi misi tupoksi yang
tidak sejalan dengan instansi pusat
yang dikarenakan tidak adanya
koordinasi dari para pimpinan. Selain
itu ada juga yang disebabkan mutasi
pegawai, karena setiap pegawai yang
dimutasikan tersebut tidak sempat
menurunkan pengetahuannya, dalam
hal ini adalah penyusun LAKIP. Para
penyusun LAKIP terkadang juga
dituntut untuk membuat sasaran
stratejik, indikator kinerja, dan yang
lainnya hanya berdasarkan kegiatan
yang telah dilakukan oleh instansi.
Padahal seharusnya kegiatan
instansilah yang harus mengacu pada
hal - hal tersebut sehingga akuntabililas
kinerja instansi dapat terlihat dengan
baik.
U n t u k p e n g e m b a n g a n
selanjutnya, ada baiknya ditambahkan
beberapa pengembangan aplikasi agar
bukan saja sebatas pembuatan laporan
saja akan tetapi dapat digunakan
sebagai alat monitoring para pimpinan
atas kinerja instansinya. Selain itu
dapat dibuatkan wadah agar tim penilai
dapat melakukan evaluasi LAKIP
tersebut secara cepat juga. Untuk itu
ada beberapa hal yang dapat dilakukan,
diantaranya adalah:
a. Menambahkan konten untuk rekam
perbandingan kinerja per kuartal
sebagailangkahmonitoring.
b. Menambahkan konten untuk
mengevaluasi kinerja instansi per
limatahun.
c. Menambahkan konten untuk
tandatangan digital yang tentu saja
berkaitandengansandi.
d. Menambahkan kemampuan level
pengguna agar nantinya bisa dalam
satudatabase
E. PENUTUP
Kesimpulan
Permasalahan teknis yang sering
muncul selama kegiatan penerapan e-
LAKIP di daerah terpilih adalah 1)
Permasalahan teknis entri data, 2)
Permasalahan koneksi jaringan
internet, 3) Permasalahan tampilan
aplikasi, 4) Permasalahan draf
pelaporan
Selama kegiatan berlangsung
beberapa permasalahan dapat dicarikan
solusi cepat yang membuat kegiatan
dapat berjalan sesuai dengan rencana,
dan peserta dapat memahami teknis
p e n g g u n a a n a p l i k a s i u n t u k
melancarkan tugas mereka. Disamping
itu diperlukan juga melakukan
pembicaraan dengan pihak developer
untuk dapat menyempurnakan aplikasi
untuk kepuasan pengguna aplikasi.
Beberapa solusi cepat yang dapat
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
dilakukan jika permasalahan tersebut
tetap muncul adalah 1) Melakukan
pengetikan secara langsung atau
m e n g h a p u s k o m p o n e n y a n g
menyebabkan permasalahan teknis
entri data; 2) Menggunakan modem
sendiri dari para peserta atau
menggunakan aplikasi secara offline;
3) Mengubah draf laporan yang
dihasilkan secara manual yaitu
menambahkan tabel, satuan, atau
apapun yang diperlukan, termasuk
mengubahnamainstansipusat
Organisasi pemerintah terutama
pembuat kebijakan harus lebih peduli
tentang akuntabilitas kinerja
instansinya sehingga para pembuat
laporan tidak merasa kebingungan
untuk menyusun laporan kinerja
instansi. Koordinasi yang baik sangat
dibutuhkan untuk menjadikan laporan
akuntabilitas ini bukan hanya jadi
sebuah laporan saja, akan tetapi laporan
ini bisa menjadi sebuah cerminan dari
kinerja instansi pemerintah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara
transparan.
Oleh karena itu instansi pusat
harus lebih berkoordinasi dengan
instansi dibawahnya dalam hal ini ke
tiap SKPD, karena jika koordinasi
berjalan baik dan data kinerja selalu
diupdate pertahun berjalan, tidak
tertutup kemungkinan e-LAKIP bisa
menjadi sarana monitoring para
pembuat kepentingan terhadap instansi
yangdipimpinnya
Saran/Rekomendasi
Berdasarkan penjabaran diatas
maka saran/ rekomendasi yang dapat
diberikan dari kegiatan ini adalah
melakukan perbaikan pada aplikasi dan
databasenya untuk menyelesaikan
permasalahan dengan cara mengganti
penyortiran data pada database aplikasi
yaitu menggantikan penyortiran yang
sebelumnya menggunakan "latin1_"
menjadi "utf8_". Pengembangan e-
LAKIP selanjutnya diarahkan untuk
menjadi sebuah aplikasi perencanaan,
monitoring dan evaluasi kinerja
pemerintah secara utuh. Dan tentu saja
harus dilakukan secara bertahap antara
lain menambahkan konten untuk rekam
perbandingan kinerja per kuartal
sebagai langkah monitoring,
menambahkan konten untuk
mengevaluasi kinerja instansi per lima
tahun, menambahkan konten untuk
tandatangan digital yang tentu saja
berkaitan dengan sandi, menambahkan
kemampuan level pengguna agar
nantinya bisa dalam satu database.
S e t i a p i n s t a n s i y a n g a k a n
menggunakan aplikasi e-LAKIP
memiliki jaringan internet untuk
mengakses aplikasi secara online dan
mempersiapkan berkas yang
diperlukan untuk mengisi data yang
diperlukan serta melakukan
pembicaraan langsung dengan pihak
developer untuk mengupgrade aplikasi
dan memperbaiki kesalahan yang ada
dalamaplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi Berbasis Web atau Desktop?,
Tersedia online (http://
goongbusiness.com/in/article-
bebas/194-aplikasi-berbasis-
web-atau-desktop-.html ,
diakses29Juni2012 )
Asropi. 2007. Manajemen Stratejik,
Instrumen Peningkatan kinerja
Lembaga Pelayanan Publik di
D a e r a h . M a n a j e m e n
P e m b a n g u n a n . N o .
58/II/TahunXVI
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
Definisi dan Manfaat Utama E-
Government 2007. Tersedia
o n l i n e ( h t t p : / / r i f a i z a .
wordpress.com/2007/08/15/de
finisi-dan-manfaat-utama-e-
Government/, diakses 3 Juli
2012)
E-Government Concept In Indonesia:
Menuju Pemerintahan Yang
Transparan, Bersih, dan
Berwibawa. Tersedia online
(http://www.goechi.com/egov
ernment.html, diakses 3 Juli
2012)
Fattah, Nanang. 1999. Landasan
Manajemen. Bandung: Rosda
Karya
Fredy, Dendi. 5 Mei 2010. Faktor
Kegagalan Implementasi
Software. Tersedia online
(http://dendyfreddy.wordpress
.com/2010/05/05/faktor-
kegagalan-implementasi-
software/#more-188, diakses 4
Juli2012)
Gaspersz, Vincent. 1998. Statistical
Process Control. Gramedia
PustakaUtama.Jakarta
Hamka. 2005. Manajemen Stratejik
dan Manajemen Kinerja Pada
Sektor Publik. Jurnal
Administrasi Publik 1(4): 175-
187
Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah
Provinsi tahun 2011. Tersedia
online (http://www.menpan.
go.id/index.php?option=com_
content&view=article&id=11
6:hasil-evaluasi-akip-prov-
2011&catid=44:akuntabilitas
&Itemid=95, di akses 14
September2012)
Indriantoro, N dan B. Supomo. 1999.
Metodologi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi dan Bisnis.
Yogyakarta:BPFE.
Lagard, Binslev. 2006. Organizational
Theory. Ventus Publishing
ApS. Denmark
Lembaga Administrasi Negara. 2009.
Advokasi dan Instalasi
software sistem laporan
akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (SILAKIP).
Lembaga Administrasi
Negara.Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2009.
Buku Referensi Perancangan
Pembangunan Teknologi
Informasi Pemerintah Daerah
(Local e-Gov Grand Desain).
Lembaga Administrasi
Negara.Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2009.
Modul - Modul Manajemen
K i n e r j a . L e m b a g a
AdministrasiNegara.Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2011.
Diseminasi e-LAKIP(Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi
P e m e r i n t a h B e r b a s i s
E l e k t ro n i k ) . L e m b a g a
AdministrasiNegara.Jakarta
M a n a j e m e n K i n e r j a : M e n u j u
Keunggulan Organisasi
Berkinerja Tinggi Reformasi
Birokrasi DJA - 31 Maret
2008. Tersedia online
(http://www.anggaran.depkeu
. g o . i d / w e b - p r i n t -
list.asp?ContentId=373
,diakses 4 Juli2012)
Mustopadidjaja AR. 2003. Manajemen
Proses Kebijakan Publik.
Jakarta: LAN- Duta Pertiwi
Foundation
Nurcahyo, 4 Januari 2011. Prinsip
Dasar Laporan Kinerja Dan
Analisis Varians Pada
Anggaran Perusahaan.
T e r s e d i a o n l i n e
(http://paknurcahyo.wordpres
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas
s.com/2011/01/04/prinsip-
dasar-laporan-kinerja-dan-
analisis-varians-pada-
anggaran-perusahaan/,
diakses4Juli2012)
Rahadi. 2010. Manajemen Kinerja
Sumber Daya Manusia.
Malang: Tunggal Mandiri
Publishing
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas
Kerja. Bandung: Mandar
Maju.
Soewartoyo, dan Pontas Sinaga. 2007.
Modul Diklat Fungsional
Peneliti Tingkat Pertama:
Te k n i k d a n P r a k t e k
P e n g u m p u l a n D a t a
Lapangan. Jakarta:LIPI
Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259
PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH
Witra Apdhi Yohanitas

More Related Content

What's hot

Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaDadang Solihin
 
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)Rusman R. Manik
 
Pk permenpan 053:2014
Pk permenpan 053:2014Pk permenpan 053:2014
Pk permenpan 053:2014Igor Wijaya
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahLaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahirwanto IAINSKA
 
Pemaparan SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pekerjaan Um...
Pemaparan SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pekerjaan Um...Pemaparan SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pekerjaan Um...
Pemaparan SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pekerjaan Um...pubmck
 
LAKIP & RENSTRA
LAKIP & RENSTRALAKIP & RENSTRA
LAKIP & RENSTRA93220872
 
1. sakip dan good governance
1. sakip dan good governance1. sakip dan good governance
1. sakip dan good governanceMAHMUN SYARIF
 
Pertemuan kelima indikator kinerja
Pertemuan kelima   indikator kinerjaPertemuan kelima   indikator kinerja
Pertemuan kelima indikator kinerjaRodlialRamdhan
 
Integrated reporting angga edited
Integrated reporting  angga editedIntegrated reporting  angga edited
Integrated reporting angga editedAngga Kurniawan
 
Anggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerjaAnggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerjaintelnvidia277
 
Manual IKU dan KMK 467/KMK.01/2014
Manual IKU dan KMK 467/KMK.01/2014Manual IKU dan KMK 467/KMK.01/2014
Manual IKU dan KMK 467/KMK.01/2014Raden Mas Mahardipa
 
Manajemen Pembiayaan LPI (Retno Wiyanti F._143111315)
Manajemen Pembiayaan LPI (Retno Wiyanti F._143111315)Manajemen Pembiayaan LPI (Retno Wiyanti F._143111315)
Manajemen Pembiayaan LPI (Retno Wiyanti F._143111315)Retno Wiyanti Fatqurokhman
 

What's hot (20)

Cara mudah menyusun lakip
Cara mudah menyusun lakipCara mudah menyusun lakip
Cara mudah menyusun lakip
 
Tatacara penyusunan lakip
Tatacara penyusunan lakipTatacara penyusunan lakip
Tatacara penyusunan lakip
 
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaPenyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis Kinerja
 
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
 
Kebijakan perbaikan lakip 2012
Kebijakan perbaikan lakip 2012Kebijakan perbaikan lakip 2012
Kebijakan perbaikan lakip 2012
 
Pk permenpan 053:2014
Pk permenpan 053:2014Pk permenpan 053:2014
Pk permenpan 053:2014
 
Strategy pembenahan sakip tangerang
Strategy pembenahan sakip tangerangStrategy pembenahan sakip tangerang
Strategy pembenahan sakip tangerang
 
Permenpan 25 th 2012 tentang lakip
Permenpan 25 th 2012 tentang lakipPermenpan 25 th 2012 tentang lakip
Permenpan 25 th 2012 tentang lakip
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahLaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
 
Pemaparan SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pekerjaan Um...
Pemaparan SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pekerjaan Um...Pemaparan SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pekerjaan Um...
Pemaparan SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pekerjaan Um...
 
LAKIP & RENSTRA
LAKIP & RENSTRALAKIP & RENSTRA
LAKIP & RENSTRA
 
Rencana kinerja tahunan
Rencana kinerja tahunanRencana kinerja tahunan
Rencana kinerja tahunan
 
Sakip bappenas
Sakip bappenasSakip bappenas
Sakip bappenas
 
1. sakip dan good governance
1. sakip dan good governance1. sakip dan good governance
1. sakip dan good governance
 
Pertemuan kelima indikator kinerja
Pertemuan kelima   indikator kinerjaPertemuan kelima   indikator kinerja
Pertemuan kelima indikator kinerja
 
Presentasi SAKIP
Presentasi SAKIPPresentasi SAKIP
Presentasi SAKIP
 
Integrated reporting angga edited
Integrated reporting  angga editedIntegrated reporting  angga edited
Integrated reporting angga edited
 
Anggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerjaAnggaran berbasis kinerja
Anggaran berbasis kinerja
 
Manual IKU dan KMK 467/KMK.01/2014
Manual IKU dan KMK 467/KMK.01/2014Manual IKU dan KMK 467/KMK.01/2014
Manual IKU dan KMK 467/KMK.01/2014
 
Manajemen Pembiayaan LPI (Retno Wiyanti F._143111315)
Manajemen Pembiayaan LPI (Retno Wiyanti F._143111315)Manajemen Pembiayaan LPI (Retno Wiyanti F._143111315)
Manajemen Pembiayaan LPI (Retno Wiyanti F._143111315)
 

Similar to 8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip

Master plane e government kabupaten kerinci
Master plane e government kabupaten kerinciMaster plane e government kabupaten kerinci
Master plane e government kabupaten kerinciShafiyya Darisfa
 
Review Master Plan tata kelola tik jawa timur
Review Master Plan tata kelola tik jawa timurReview Master Plan tata kelola tik jawa timur
Review Master Plan tata kelola tik jawa timurJulio Mamesah
 
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIM
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIMRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIM
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIMUnipdu
 
Project Management Plan
Project Management PlanProject Management Plan
Project Management PlanAdam Aremania
 
KAK-aplikasi-BerbagiPakai.pdf
KAK-aplikasi-BerbagiPakai.pdfKAK-aplikasi-BerbagiPakai.pdf
KAK-aplikasi-BerbagiPakai.pdfFajar Baskoro
 
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifSistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifDadang Solihin
 
Kerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan KerjaKerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan KerjaAdam Aremania
 
Tor bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Tor  bme phln pamsimas dan rise 1(1)Tor  bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Tor bme phln pamsimas dan rise 1(1)Agung Jatmiko
 
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RIImplementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RIAzhyqaRereanticaMart
 
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...Dadang Solihin
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi  PembangunanAdministrasi  Pembangunan
Administrasi PembangunanDadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Project charter e sapawarga
Project charter e sapawargaProject charter e sapawarga
Project charter e sapawargaYusuf Mukharom
 

Similar to 8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip (20)

Kti tentang elakip
Kti tentang elakipKti tentang elakip
Kti tentang elakip
 
Reseach Brief Critical Review SAKIP
Reseach Brief Critical Review SAKIPReseach Brief Critical Review SAKIP
Reseach Brief Critical Review SAKIP
 
Master plane e government kabupaten kerinci
Master plane e government kabupaten kerinciMaster plane e government kabupaten kerinci
Master plane e government kabupaten kerinci
 
Mppl E-Budgeting
Mppl E-BudgetingMppl E-Budgeting
Mppl E-Budgeting
 
Review Master Plan tata kelola tik jawa timur
Review Master Plan tata kelola tik jawa timurReview Master Plan tata kelola tik jawa timur
Review Master Plan tata kelola tik jawa timur
 
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIM
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIMRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIM
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIM
 
Project Management Plan
Project Management PlanProject Management Plan
Project Management Plan
 
KAK-aplikasi-BerbagiPakai.pdf
KAK-aplikasi-BerbagiPakai.pdfKAK-aplikasi-BerbagiPakai.pdf
KAK-aplikasi-BerbagiPakai.pdf
 
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifSistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
 
Kerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan KerjaKerangka Acuan Kerja
Kerangka Acuan Kerja
 
MPPL E - Kerangka Acuan Kerja
MPPL E - Kerangka Acuan KerjaMPPL E - Kerangka Acuan Kerja
MPPL E - Kerangka Acuan Kerja
 
Tor bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Tor  bme phln pamsimas dan rise 1(1)Tor  bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Tor bme phln pamsimas dan rise 1(1)
 
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RIImplementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
 
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
 
583 770-1-pb
583 770-1-pb583 770-1-pb
583 770-1-pb
 
6715 457-13685-1-10-20180122
6715 457-13685-1-10-201801226715 457-13685-1-10-20180122
6715 457-13685-1-10-20180122
 
EAS MPPL (D) 2019
EAS MPPL (D) 2019EAS MPPL (D) 2019
EAS MPPL (D) 2019
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi  PembangunanAdministrasi  Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Project charter e sapawarga
Project charter e sapawargaProject charter e sapawarga
Project charter e sapawarga
 

More from Witra Apdhi Almash

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI Witra Apdhi Almash
 
Buku direktori administrasi negara 2014 final
Buku direktori administrasi negara 2014 finalBuku direktori administrasi negara 2014 final
Buku direktori administrasi negara 2014 finalWitra Apdhi Almash
 
(Draft)Direktori inovasi pim12
(Draft)Direktori inovasi pim12(Draft)Direktori inovasi pim12
(Draft)Direktori inovasi pim12Witra Apdhi Almash
 
Versi trial epitome direktori inovasi administrasi negara
Versi trial epitome direktori inovasi administrasi negaraVersi trial epitome direktori inovasi administrasi negara
Versi trial epitome direktori inovasi administrasi negaraWitra Apdhi Almash
 
Pengenalan aplikasi (2)badiklatkemhan
Pengenalan aplikasi (2)badiklatkemhanPengenalan aplikasi (2)badiklatkemhan
Pengenalan aplikasi (2)badiklatkemhanWitra Apdhi Almash
 
Pengenalan aplikasi (1) badiklatkemhan
Pengenalan aplikasi (1) badiklatkemhanPengenalan aplikasi (1) badiklatkemhan
Pengenalan aplikasi (1) badiklatkemhanWitra Apdhi Almash
 
Review pengembangan e lakip rev
Review pengembangan e lakip revReview pengembangan e lakip rev
Review pengembangan e lakip revWitra Apdhi Almash
 
development of e lakip lan witra
development of e lakip lan witradevelopment of e lakip lan witra
development of e lakip lan witraWitra Apdhi Almash
 
Pentingnya sistem keamanan web
Pentingnya sistem keamanan webPentingnya sistem keamanan web
Pentingnya sistem keamanan webWitra Apdhi Almash
 

More from Witra Apdhi Almash (20)

Jurnal borneo desember 2016
Jurnal borneo desember 2016Jurnal borneo desember 2016
Jurnal borneo desember 2016
 
sneek peek direktori ian 2015
sneek peek direktori ian 2015sneek peek direktori ian 2015
sneek peek direktori ian 2015
 
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA BEKASI
 
Shopping list inovasi
Shopping list inovasiShopping list inovasi
Shopping list inovasi
 
Forumlab inovasi
Forumlab inovasiForumlab inovasi
Forumlab inovasi
 
direktori inovasi an 2014
direktori inovasi an 2014direktori inovasi an 2014
direktori inovasi an 2014
 
Buku direktori administrasi negara 2014 final
Buku direktori administrasi negara 2014 finalBuku direktori administrasi negara 2014 final
Buku direktori administrasi negara 2014 final
 
(Draft)Direktori inovasi pim12
(Draft)Direktori inovasi pim12(Draft)Direktori inovasi pim12
(Draft)Direktori inovasi pim12
 
Versi trial epitome direktori inovasi administrasi negara
Versi trial epitome direktori inovasi administrasi negaraVersi trial epitome direktori inovasi administrasi negara
Versi trial epitome direktori inovasi administrasi negara
 
Paparan direktori tgl 110414
Paparan direktori tgl 110414Paparan direktori tgl 110414
Paparan direktori tgl 110414
 
Pengenalan aplikasi (2)dpr ri
Pengenalan aplikasi (2)dpr riPengenalan aplikasi (2)dpr ri
Pengenalan aplikasi (2)dpr ri
 
Pengenalan aplikasi (2)badiklatkemhan
Pengenalan aplikasi (2)badiklatkemhanPengenalan aplikasi (2)badiklatkemhan
Pengenalan aplikasi (2)badiklatkemhan
 
Pengenalan aplikasi (1) badiklatkemhan
Pengenalan aplikasi (1) badiklatkemhanPengenalan aplikasi (1) badiklatkemhan
Pengenalan aplikasi (1) badiklatkemhan
 
Review pengembangan e lakip rev
Review pengembangan e lakip revReview pengembangan e lakip rev
Review pengembangan e lakip rev
 
development of e lakip lan witra
development of e lakip lan witradevelopment of e lakip lan witra
development of e lakip lan witra
 
Pentingnya sistem keamanan web
Pentingnya sistem keamanan webPentingnya sistem keamanan web
Pentingnya sistem keamanan web
 
Review pengembangan e lakip
Review pengembangan e lakipReview pengembangan e lakip
Review pengembangan e lakip
 
Pengenalan aplikasi bagian 2
Pengenalan aplikasi bagian 2Pengenalan aplikasi bagian 2
Pengenalan aplikasi bagian 2
 
Pengenalan aplikasi bagian 1
Pengenalan aplikasi bagian 1Pengenalan aplikasi bagian 1
Pengenalan aplikasi bagian 1
 
Pengenalan aplikasi (1)
Pengenalan aplikasi (1)Pengenalan aplikasi (1)
Pengenalan aplikasi (1)
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip

  • 1. Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 Abstract The testing of e-LAKIP application aims to find the problems that often arise and to provide initial solutions to solve problems that arise during the implementation of e-LAKIP in the area. The development requires listening and paying attention to issues that arise during the implementation of e-performance reports in the past. Then, the problems can be categorized into technical issues and the substantive issues. Therefore, selection of technical problems can be made. In this way, problems can be grouped and quick solutions can be formulated. Findings indicated that the role of organization and bureaucracy are needed since the project planning, implementation, monitoring and evaluation are carried out by the organization itself. Indeed, further improvements for e-LAKIP should be carried out continuously without havingtowaitforthetroublesduringtheapplicationcomes. Keywords: e-LAKIP, issues, technical issues, application development, planning,implementation,monitoring,evaluation Abstrak Pengujian penerapan e-LAKIP ini bertujuan untuk menemukan permasalahan yang sering timbul dan memberikan solusi cepat untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul selama penerapan e-LAKIP di daerah. Sebagai salah satu pengembangannya perlu mendengarkan dan memperhatikan permasalahan yang muncul selama penerapan e- LAKIP di daerah lalu. Kemudian mengkategorikan menjadi dua permasalahan yaitu permasalahan secara teknis dan permasalahan secara substantif yang kemudian dilakukan pemilihan permasalahan teknis. Dengan begitu permasalahan dapat terlihat secara kelompok dan selanjutnya dapat diberikan solusi cepat untuk menyelesaikan masalah PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH E-LAKIP APPLICATION TESTING IN SELECTED REGION Witra Apdhi Yohanitas Pusat Pembangunan dan Penelitian Sistem Informasi dan Otomasi Administrasi Negara - Lembaga Administasi Negara Jl. Veteran No. 10, Jakarta 1 Naskah diterima pada 29Agustus 2012, revisi pertama pada 9 Oktober 2012, revisi kedua pada 11 Februari 2013, revisiketigapada25Maret2013, disetujuiterbitpada20April2013 2 Tulisan ini merupakan bagian kecil dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 yang berjudul 'Pengembangan Portal Nasional e-LAKIP' oleh Pusat Pembangunan dan Penelitian Sistem Informasi dan OtomasiAdministrasiNegara- LembagaAdministasiNegara.
  • 2. Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 tersebut. Peran serta organisasi dan birokrasi juga dibutuhkan karena perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan dilakukan oleh organisasi itu sendiri bukan hanya oleh pembuat laporan saja. Selanjutnya memberikan rekomendasi untuk dapat melakukan pengembangan aplikasi bukan hanya dari permasalahan yang timbul saja tetapi juga kemungkinan pengembangan lebih jauh sehingga akan didapatkan suatu sistem yang utuh, yang tentu saja dilakukan secara bertahap. Kata Kunci: e-LAKIP, Permasalahan, Permasalahan teknis, Pengembangan aplikasi,perencanaan,pelaksanaan,monitoring,evaluasi A. PENDAHULUAN Aplikasi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berbasis Elektronik (e- LAKIP) merupakan sebuah aplikasi komputer berbasis WEB yang dibangun untuk mempermudah penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Yang menjadi dasar kebijakannya adalah kebijakan yang terdapat dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntbilitas Kinerja Instansi Pemerintah, PERMENPAN Nomor: PER/O9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP sendiri disusun berdasarkan pencapaian terhadap: sasaran stratejik; serta indikator dan target kinerja, Instansi-instansi pemerintah Pusat (Kementerian/ Lembaga dan Non Kementerian) maupun Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), yang kemudian di evaluasi oleh kementrian PAN dan RB. Oleh karena itu diperlukan perencanaan stratejik yang tepat yang dilakukan oleh pihak pimpinan instansi. P e r e n c a n a a n s t r a t e g i k mengandung: visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijaksanaan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. penyusunan perencanaan strategik memerlukan integrasi diantara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain, agar mampu menjawab tuntuan dinamika dan perkembangan baik lingkungan internal organisasi, maupun lingkungan eksternal (nasional dan global). perencanaan strategik suatu instansi pemerintah harus mencakup: (1) Pernyataan visi, misi, strategi (kebijakan), dan faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi, (2) Rumusan tentang tujuan jangka panjang, sasaran- sasaran tahunan, dan uraian aktivitas PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 3. organisasi, dan (3) Uraian tentang program-program dan kegiatan- kegiatan, sebagai cara mencapai tujuan jangka panjang dan sasaran-sasaran tahunantersebut. Jika ditelusuri kembali, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disini pemerintah ingin mendorong setiap instansi pemerintah untuk merubah orientasinya dari orientasi output ke outcome atau sering disebut akuntabilitas kinerja (performance accountability). Namun upaya itu belum menunjukkan hasil yang diinginkan meskipun sudah memulai untuk memprioritaskan kepada reformasi birokrasi. Hasil penelitian LAN pada tahun 2006 menunjukkan terdapat kelemahan manajemen dalam mengimple- mentasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil P e m e l i t i a n B a p p e n a s j u g a menunjukkan bahwa adanya kelemahan manajemen dalam proses penyelenggaraan pemerintah di instansi pusat maupun daerah. Manajemen dianggap sebagai kegiatan tata usaha, administrasi, dan pekerjaan di bagian administrasi, sehingga cendrung menjadi rutinitas tanpa upaya untuk melakukan perubahan- perubahanyanginovatif. Dalam Inpres 7/1999 tersebut d i s e b u t k a n b a h w a L a p o r a n Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dan LAKIP sendiri merupakan bagian dari sebuah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang bertujuan untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahyangbaikdanterpercaya. Aplikasi e-LAKIP ini telah dibangun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi Administrasi Negara (Puslitbang SIOAN) sejak tahun 2009 yang disesuaikan dengan peraturan berlaku. Seiring dengan diterbitkannya PerMenPAN No 29 Tahun 2010, maka aplikasi tersebut harus dibangun ulang agar sesuai dengan peraturan tersebut. Dengan begitu aplikasi yang sebelumnya sempat dibangun sebelumnyatidakdapatdigunakan. Aplikasi e-LAKIP yang ada sekarang merupakan aplikasi yang telah disesuaikan dengan peraturan terbaru dan juga menampung keinginan dari calon pengguna aplikasi ini, karena merekalah yang nantinya akan memanfaatkannya. Oleh karena itu setelah melakukan serangkaian ujicoba skala kecil yang bertujuan untuk melihat apakah aplikasi ini berjalan dengan baik atau tidak, maka untuk menerapkan e-LAKIP tersebut ke beberapa daerah terpilih sebagai ujicoba secara nasional. Pengujian dilakukan dengan memasukkan data yangsesuai,hinggadibuatlaporannya. Dikarenakan aplikasi ini berbasis web, maka dibutuhkan k o n e k s i i n t e r n e t u n t u k menjalankannya.Asal ada jaringan dan koneksi internet, maka aplikasi bisa berjalan. Demikian juga kolaborasi data (sinkronisasi data), jauh lebih praktis dan mudah jika berbasiskan web. Sebagian pengguna, menuntut berbasiskan web karena alasan kemudahan koneksi internet dan jaringan. Pembangunan aplikasi e-LAKIP bertujuan untuk mempermudah para penyusun LAKIP dalam menyusun laporannya. Dalam aplikasi ini telah Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 4. dipersiapkan contoh laporan yang dapat digunakan sebagai referensi mereka.Aplikasi ini juga memudahkan mereka mengumpulkan data dari setiap satuan kerja (satker), dan juga bisa digunakan sebagai alat monitoring kinerja instansi dengan syarat setiap satker berperan aktif dalam mengupdatedatamereka. A p l i k a s i y a n g d a p a t mempermudah para penyusun LAKIP tentu saja masih memiliki kelemahan sendiri. Untuk itu masih dibutuhkan pengembangan aplikasi agar semakin unggul dan mudah digunakan. Sebagai langkah untuk pengembangan selanjutnya, maka feedback dari pengguna aplikasi sangat dibutuhkan, selain itu kesesuaian fungsi aplikasi dengan fungsi LAKIP itu sendiri harus salingberiringan. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah dan pemecahan masalah. Dengan mengidentifikasikan/menemukan permasalahan penerapan e-LAKIP t e r s e b u t m a k a d i h a r a p k a n permasalahan tersebut dapat dicarikan solusinya. Faktor penyebab kegagalan implementasi aplikasi yang ditemukan dilapangan adalah: budaya yang tidak berubah, mental karyawan yang mudah menyerah, cara berpikir yang keliru, sistem dan aturan main diperusahaan yang tidak mendukung, menuntut kesempurnaan saat ini juga, Ingin 100% pas sesuai keinginan, Tidak mau menyesuaikan diri dengan sistem baru. Oleh karena itu penerapan e-LAKIP melalui sosialisasi diperlukan untuk menekan kegagalan implementasinya, dan menemukan permasalahan dari aplikasi e-LAKIP tersebut yang kemudian akan disempurnakan secara bertahap. Permasalahan yang dapat muncul selama penerapan e-LAKIP di daerah dapat dikategorikan menjadi dua yaitu permasalahan secara teknis danpermasalahansecarasubstantif. Permasalahan secara teknis ini menyangkut permasalahan yang timbul pada aplikasinya. Permasalahan yang dapat dikelompokkan dalam kategori teknis adalah: permasalahan jaringan dan koneksi internet, permasalahan tampilan aplikasi, permasalahan memasukkan data (data entry), permasalahan pembuatan draf Laporan. secara substantif menyangkut pemahaman pengguna tentang LAKIP itu sendiri, apakah sudah sesuai dengan peraturan dan format terbaru, apakah sudah ada kesesuaian data antara unit pusatdenganunitdibawahnya. Dalam penelitian ini yang akan menjadi topik pembahasannya adalah seputar permasalahan teknis yang timbul selama penerapan e-LAKIP di Daerah ini berlangsung, data akan d i k e l o m p o k k a n d a n d i l i h a t permasalahan apa yang sering terjadi di masing-masing daerah, lalu selanjutnya memberikan rekomendasi awal untuk pengembangan e-LAKIP berikutnya. Mengingat perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut dari aplikasi e-LAKIP sehingga layak digunakan oleh instansi pemerintah secara nasional, maka perlu merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Permasalahan apa saja yang akan muncul selama proses penerapan e- LAKIPdilaksanakan? 2. Merangkai penyebab dari Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 5. permasalahan yang muncul selama proses penerapan e-LAKIP dengan menggunakandiagramfishbone. 3. Rekomendasi pengembangan apa yang dapat diberikan dilakukan untuk pengembangan aplikasi e- LAKIPselanjutnya? Tujuan dan Manfaat Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang menjadi tujuan dari identifikasi permasalahan penerapan e-LAKIP didaerah ini adalah: 1. Menemukan permasalahan yang sering timbul pada saat penerapan e-LAKIPdanmengelompokkannya 2. Memberikan solusi cepat untuk menyelesaikan permasalahan yang munculselamapenerapane-LAKIP 3. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan pengembangan aplikasi selanjutnya karena permasalahan muncul berdasarkan dari para pengguna langsung aplikasie-LAKIPtersebut. B. KERANGKATEORI Aplikasi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berbasis Elektronik (e- LAKIP) merupakan sebuah aplikasi komputer berbasis WEB yang dibangun untuk mempermudah penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). E-LAKIP dibangun melalui konsep e- Government yang saat ini ramai dibicarakan. Salah satu kemanfaatan e- Government adalah memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara. Hal ini juga terkait dengan t a t a p e n g a t u r a n o r g a n i s a s i pemerintahan untuk memperbaiki kualitaspelayanannyatersebut. Clay G. Wescott (Pejabat Senior Asian Development Bank) ketika mempelajari penerapan e-Government di Asia Pasifik mendefinisikannya sebagai berikut: E-Government adalah menggunakan teknologi informasi dan k o m u n i k a s i ( I C T ) u n t u k mempromosikan pemerintahan yang lebih efisien dan penekanan biaya yang efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat pemerintahan lebih b e r t a n g g u n g j a w a b k e p a d a masyarakat. Secara lebih sederhana, e- Government merupakan sistem t e k n o l o g i i n f o r m a s i y a n g dikembangkan oleh pemerintah dalam m e m b e r i k a n p i l i h a n k e p a d a masyarakatnya kapan dan dimanapun mereka bisa mendapatkan kemudahan akses informasi dan layanan yang pemerintah berikan kepadanya. Hal ini merupakan salah satu bentuk fungsi pemerintah untuk memberikan alternatif channel pilihan melalui teknologi informasi (media internet) ini. E-Government juga tidak dapat kita pisahkan dengan kemampuan dan kesiapan manajemen dan SDM terutama dari Pemerintah Daerah. Lembaga Administrasi Negara mengidentifikasi kunci sukses pengembangan e-Government 3 Pemerintah Daerah bukan hanya pada 3 Tertuang dalam Buku Referensi Perancangan Pembangunan Teknologi Informasi Pemerintah Daerah (Local e- Gov Grand Desain)padaBabII Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 6. penggunaan teknologi akan tetapi tergantung juga pada faktor lain, yaitu: kepemimpinan, kesiapan infrastruktur, kesinambungan informasi, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan dukungan masyarakat. Jika dilihat lebih luas lagi maka keberhasilan e- Government juga bergantung pada organisasi pemerintah tersebut. Pengorganisasian birokrasi yang baik dapat membantu kesuksesan dalam pengembangan e-Government instansi pemerintah 4 Edgar Schein (1985) didasarkan pada pendekatan normatif manajerial berpendapat budaya sebagai salah satu parameter manajer dalam organisasi perusahaan. Schein memandang kebudayaan membuat sebuah organisasi bertahan. Ini berarti bahwa organisasi harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dalam rangka untuk bertahan hidup dan mengembangkan, dan pada saat yang sama dapat mengintegrasikan metode yang diterapkan dan pola kerja internal dalam organisasi. Bisa dikatakan bahwa seluruh komponen organisasi bertanggungjawab atas apa yang sedang dan akan terjadi dalam mencapaitujuanorganisasi. Max Weber(1922) digambarkan sebagai bapak sosiologi, memiliki pendekatan yang lebih luas bagi organisasi karena meliputi perspektif sosial dan historis. Weber percaya bahwa pemahaman tentang organisasi dan struktur mereka dapat ditemukan dalam konteks historis, dan ia mengembangkan yang ideal normatif untuk birokrasi, yang tercermin dalam pandangannya misalnya karyawan publik. MenurutWeber, karyawan publik harus bertindak seolah-olah kepentingan atasan sendiri dan dengan demikian tinggal ditugaskan bagian mana dalam sebuah birokrasi. Menurut Weber, birokrasi adalah: "Sebuah struktur administrasi yang spesifik, yang didasarkan pada otoritas hukum dan rule oriented" (Scott, 1998: 48). Dan memilikikarakteristiksebagaiberikut: lDidirikan pembagian kerja antara anggotaorganisasi lSebuahhierarkiadministrasi lSebuah sistem aturan-berorientasi, yang menggambarkan kinerja pekerjaan lPemisahan harta pribadi dan hak untukkantor lPemilihan staf sesuai dengan kualifikasiteknis lPekerjaanmelibatkankarir Berdasarkan berkarakteristik yang dikemukakan oleh weber tersebut jika dihubungkan dengan kinerja pemerintah maka setiap pegawai yang ada didalam instansi pemerintah harus selalu berorientasi kepada kinerja dan tentu saja harus memenuhi kualifikasi teknis yang tepat agar kinerja pemerintah mulai dari perencanaan sampai ke pelaporan dapat berjalan denganbaik. Untuk memperlihatkan kinerja yang dilakukan tentu saja dibutuhkan suatu laporan kinerja. Berkaitan dengan pelaporan kinerja, pemerintah telah menerbitkan PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan dimaksud antara lain memuat aturan yang berkaitan dengan pengertian, prinsip-prinsip dan langkah-langkah 4 Terdapat dalam Buku Organizational Theory oleh Jorgen Lagaard dan Mille Bindslev tahun 2006 Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 7. pelaporan kinerja. Menurut Nurcahyo (2011) Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD7. Laporan Kinerja adalah laporan yang umumnya disajikan setiap bulan dan mengikuti bentuk yang sudah distandarisasi yang dirancang secara kusus untuk mempermudah manajemen melakukan pengendalian intern. Ciri khas dari sebuah laporan pelaksanaan adalah bahwa laporan pelaksanaan dapat menunjukkan varian antara hasil sesungguhnya dan standar yang dianggarkan serta menunjukkan varian yang signifikan yang perlu diteliti secaraseksama. Dan hal tersebut terkait dengan bagaimana instansi pemerintah melakukan pengaturan terhadap kinerja dari instansinya atau akrab disebut dengan manajemen kinerja, selain itu terkait juga dengan stategi mengaturan dari kinerja yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang akrab disebut dengan manajemen stratejik. M e n u r u t d e f i n i s i n y a , manajemen kinerja adalah suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan performansi SDM. Dalam manajemen kinerja kemampuan SDM sebagai kontributor individu dan bagian dari kelompok dikembangkan melalui proses bersama antara manajer dan individu yang lebih berdasarkan kesepakatan daripada instruksi. Menurut Hamka manajemen kinerja memberikan pemahaman tentang pengelolaan tingkat pencapaian kebijakan (kinerja kebijakan) sesuai dengan rencana kinerja yang telah ditetapkan. Manajemen stratejik secara sederhana dapat didefiniskan sebagai proses untuk membangun dan melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan memperhitungkan variabel-variabel internal dan faktor-faktor eksternal (Kinggudu, 1996). Berdasarkan definisi ini, dapat diturunkan beberapa pemahaman tentang manajemen stratejik. Pertama, manajemen stratejik adalah suatu proses, yang didalamnya terdapat beberapa unsur yang membentuk siklus berkesinambungan. Dalam manajemen stratejik, hasil dari suatu unsur akan menjadi input atau memberi feedback bagi unsur yang lain. Kedua, proses menghasilkan suatu rencana (plan) atau dengan kata lain dalam manajemen stratejik terdapat proses perencanaan. Ketiga, manajemen stratejik juga meliputi unsur pelaksanaan dan monitoring dari rencana yang sudah disusun. Keempat, Dalam manajemen stratejik terdapat tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui perencanaan dan pelaksanaan rencana tersebut, dan kelima, dalam manajemen stratejik, lingkungan internal dan eksternal menjadi pertimbangan utama dalam perumusan rencana dan pelaksanaan rencana. Kunci dasar dari LAKIP itu sendiri adalah akuntabilitas dan kinerja. Karakteristik good government yang di identifikasi UNDP salah satunya adalah accountability (akuntabilitas) yakni para pembuat keputusan pada unsur state dan private sectors bertanggung jawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders. Menurut Mustopadidjaja Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 8. (2003) akuntabilitas merupakan kewajiban dari individu-individu pengusaha yang dipercaya mengelola sumber sumber daya publik untuk mempertanggungjawabkan berbagai hal menyangkut fiskal, manajerial dan program. Sedangkan kinerja merupakan istilah yang populer di dalam manajemen, yang didefinisikan dengan istilah hasil kerja, prestasi kerja danperformance. Menurut Fattah (1999:19) k i n e r j a a t a u p r e s t a s i k e r j a (performance) diartikan sebagai: "ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu". Sementara menurut Sedarmayanti (2001:50) bahwa: "Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja". Rahadi (2010) mengungkapkan kinerja adalah penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan,sikapdanketerampilan. D a p a t t e r l i h a t b a h w a pengetahuan, keterampilan, motivasi dan sikap merupakan faktor pembentuk dari kinerja. Sehingga untuk menyusun LAKIP yang merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersebut m e m b u t u h k a n p e n g e t a h u a n , keterampilan, motivasi dan sikap yang tepat agar pertanggungjawaban dari para pembuat keputusan tersebut sesuai dengantujuannya. Menurut Mustopadidjaja (2003) SAKIP sendiri pada dasarnya m e r u p a k a n i n s t r u m e n t pertanggungjawaban yang terdiri dari berbagai indikator dan mekanisme kegiatan pengukuran, penilaian dan pelaporan kinerja secara menyeluruh dan terpadu untuk memenuhi kewajiban keberhasilan atau kegagalanpelaksanaan tugas pokok dan fungsi, serta misi organisasi. Oleh karena itu para pembuat keputusan dituntut harus mampu dan trampil untuk menyelaraskan potensi, peluang dan kendala yang akan dihadapi dalam menyusun rencana stratejik yang didalamnya mengandung visi dan misi. Semua itu harus dapat dirumuskan dengan baik terlebih dahulu sehingga dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Pengembangan aplikasi E- LAKIP mengarah pada pengembangan aplikasi komputer berbasis WEB, berdasarkan pada parameter-parameter yang terdapat dalam: (1) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (2) Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntbilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (3) PERMENPAN Nomor: PER/09/ M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; (4) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010; (5) P e r a t u r a n M e n t e r i N e g a r a Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 9. dan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Login Menyusun Tupoksi dan Visi Misi Menyusun Sasaran Strategis Menyusun Indikator Kinerja Utama * Pembuatan Laporan (Draft Laporan) Menyesuaikan Draf Laporan dengan instansi Arsip Laporan Logout * Sudah termasuk pengisian target dan realisasi kinerja. Berikut ini adalah alur kerja dari e-LAKIP, yang dilihat dari sisi penyusun laporanakuntabilitaskinerja. Untuk administrator (pengelola aplikasi) e-LAKIP alur kerjanya hampir sama, hanya ada beberapa kemampuan tambahan yaitu: membuat merubah dan menghapus User ID, Menambahkan, merubah menghapus data seluruh, mengaktifasikan tahun pelaporan, memonitoring input data seluruh user. Untuk level pengguna disediakan sampai 2 level. Meskipun begitu aplikasi masih cocok digunahan untuk instansi yang cukup besar seperti lembaga, kementrian dan provinsi. Hanya saja tidak dapat menyajikan semuadatadalamsatudatabasesaja. Jika pengisian data kedalam aplikasi dilakukan dengan benar, maka ketika dibuatkan draf laporannya aplikasi langsung menyusun perencanaan kinerja, penetapan kinerja, dan pengukuran kinerja sehingga mempercepat pembuatan laporan, karena data yang dibutuhkan 5 Gambar 1. Alur Kerja Pengguna e-LAKIP (Penyusun Laporan) secara garis besar sama. Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan draft laporan dengan instansi masing- masing. C. METODEPENELITIAN Pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian didapat dengan tidak mengadakan perhitungan melainkan dengan mendengarkan dan memperhatikan permasalahan yang dapat muncul selama penerapan e- LAKIPdi daerah lalu mengkategorikan menjadi dua yaitu permasalahan secara teknis dan permasalahan secara substantif. Dari dua kategori permasalahan terebut, diambillah permasalahan teknis yang muncul selama kegiatan tersebut berlangsung. Permasalahan tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Permasalahan 5 Alur kerja e-LAKIP berdasarkan aplikasi e-LAKIP yang dikembangkan oleh Pusat Pembangunan dan Penelitian SistemInformasidanOtomasiAdministrasiNegara– LembagaAdministasiNegara Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 10. jaringan dan koneksi internet, permasalahan tampilan aplikasi, permasalahan memasukkan data (data entry), Permasalahan pembuatan draft Laporan.pengelompokan Permasalahan yang muncul selama kegiatan berlangsung akan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok permasalahan teknis diatas, lalu diberikan solusi cepat agar para peserta kegiatan tetap dapat mengikuti kegiatan, kemudian selanjutnya akan menjadi pertimbangan untuk pengembanganaplikasiberikutnya. Lokus Penerapan P e n e r a p a n e - L A K I P membutuhkan pengujian lebih lanjut untuk menguji kehandalannya. Oleh kerena itu dipilihkah beberapa instansi terpilih untuk dilakukan pengujian penerapan e-LAKIP. Instansi yang dipilih merupakan instansi daerah yang memiliki nilai rendah atau bahkan belum memiliki LAKIP pada tahun sebelumnya. Sebagai bahan pertimbangan daerah mana saja yang dipilih untuk d i l a k u k a n p e n g u j i a n , m a k a digunakanlah hasil evaluasi kinerja pemerintah Provinsi tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (KemenPAN dan RB)sepertiterlihatdalamtabelberikut. Tabel.1 Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi Tahun 2011 PROVINSI KRITERIA Jawa Tengah B Kalimatan Timur B Jumlah 2 Bali CC DI Yogyakarta CC DKI Jakarta CC Jawa Barat CC Jawa Timur CC Kalimantan Barat CC Kalimantan Selatan CC Kepulauan Riau CC Maluku CC Nusa Tenggara Barat CC Nusa Tenggara Timur CC Riau CC Sumatera Utara CC Sumatera Barat CC Sulawesi Utara CC Sumatera Selatan CC Sulawesi Tengah CC Jumlah 17 Aceh C Banten C Bengkulu C Gorontalo C Jambi C Kalimantan Tengah C Kepulauan Bangka Belitung C Lampung C Papua C Sulawesi Barat C Sulawesi Selatan C Jumlah 11 Rata Rata C * Provinsi yang tidak ada kedalam daftar tidak membuat LAKIP tahun 2011 ** Sumber. Situs Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (www.menpan.go.id) Instansi terpilih yang menjadi lokus kegiatan ini adalah sebagai berikut: Kepulauan Riau (Kota Batam), Provinsi Kalimantan Tengah (Palangkaraya), Provinsi NTB (Mataram), Provinsi Sulawesi Tenggara (Kendari), Provinsi Bangka Belitung (Bangka). Selain itu ada juga BPN (Badan Pertanahan Nasional) Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Bangka Tengah (Koba) yang menjadi tambahan karena langsung datang menemui tim untuk minta dilakukan kegiatan serupa saat berada di Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 11. Kalimantan Tengah Dan Bangka Belitung. Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat memperoleh nilai CC, Kalimantan Tengah, Bangka Belitung memperoleh nilai C. Sedangkan Sulawesi Tenggara tidak mendapat nilai sama sekali, karena tidak mengirimkan LAKIP. Atas dasar inilah daerah daerah tersebut dipilih untuk menguji penerapan aplikasi e-LAKIP tersebut. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data data dilakukan melalui observasi langsung yaitu dengan mengumpulkan keluhan keluhan yang ada dilapangan melalui bimbingan teknis dan asistensi, lalu keluhan/ permasalahan tersebut dikelompokan dalam kategori yang telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan dengan menampung keluhan keluhan yang ada di lapangan yang kemudian dikelompokkan untuk menjadi dasar perbaikan dan pengembangan aplikasi e-LAKIP selanjutnya. Dengan begitu penelitian observasi langsung merupakan pilihan paling tepat untuk melakukan penelitian ini karena dapat melakukan pengamatan tanpa alat dan pengamatan terhadap kejala keadaan yang sebenarnya. Dari tiap daerah yang menjadi tempat kegiatan berlangsung ditetapkan penyusun LAKIP yang diundang untuk mengikuti kegiatan penerapan e-LAKIPada 20 (dua puluh) orang tiap daerah, dengan jumlah peserta tersebut diharapkan kegiatan ini berjalan lebih efektif. Para peserta merupakan perwakilan dari beberapa SKPD yang ada pada tiap daerah yang d i h a r a p k a n n a n t i n y a d a p a t mengajarkan kepada SKPD lain yang belum berkesempatan mengikuti kegiatanini. Khusus di Kalimantan Tengah peserta kegiatan berjumlah 40 (empat puluh) orang, alasannya adalah keinginan Setda (Sekretaris Daerah) provinsi agar seluruh SKPD untuk mengikuti kegiatan tersebut. Pada BPN Kalimantan Tengah berjumlah 30 (tiga puluh) orang dan di Bangka Tengah berjumlah 30 (tiga puluh) orang, alasannya adalah keinginan pimpinan instansi dan juga karena mereka yang meminta langsung saat tim berada di daerahtersebut. MetodeAnalisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisa permasalahan penerapan e-LAKIP adalah dengan memfokuskan perhatian pada isu-isu penting melalui pembuatan ranking bertahap, masalah atau penyebab dari masalah dalam bentuk yang lebih signifikan. Metode ini merupakan salah satu keunggulan daridiagramPareto. Menurut Vincent Gaspersz, Diagram Pareto adalah grafik batang y a n g m e n u n j u k k a n m a s a l a h berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya, sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan. Berdasarkan itu maka akan terlihat permasalahan terbesar yang harus ditanganidandiselesaikan. Setelah permasalahan tiap daerah terlihat maka langkah Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 12. selanjutnya yang dilakukan adalah memberikan solusi tercepat untuk menangani permasalahan saat itu juga. Sebelum itu maka perlu di ketahui juga penyebab dari permasalahan yang mengakibatkan hal itu terjadi. Oleh karena itu dengan menggunakan diagram sebab akibat (fishbone) penyebab dari permasalahan dapat terlihat, dan dapat membantu dalam penyelidikan dan pencarian fakta lebih lanjut. Menurut Vincent Gaspersz, diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktorfaktorpenyebabitu. Diagram sebab akibat sering juga disebut dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram) karena bentuknya seperti kerangka ikan, atau diagram Ishikawa (Ishikawa's Diagram) karena pertama kali diperkenalkan oleh Prof Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun1953. D. HASILDAN PEMBAHASAN Permasalahan yang didapatkan pada tiap daerah akan dikelompokkan menjadi 5 (lima) daerah lokus kegiatan. Dengan mempertimbangkan 2 (dua) tempat tambahan dikelompokkan kedalam provinsi masing masing. Dari kelompok daerah tersebut didapatkan kelompok kelompok permasalahan yang kemudian diolah dengan menggunakan diagram pareto dan diagram sebab akibat (fishbone). Berikut ini grafik yang dihasilkan dari pengolahandatatersebut. 0 5 10 15 20 25 30 Tampilan Aplikasi Tampilan Draf Laporan Entry Data Tulisan Entri Data angka Satuan Tabel draf Laporan Identitas Instansi Pusat Koneksi Jaringan Batam Palangkaraya BPN KalTeng Mataram Kendari Bangka Koba Gambar 2. Grafik Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP Pada Instansi Terpilih Pada gambar grafik diatas dapat terlihat bahwa permasalahan entry data dan koneksi jaringan terjadi pada setiap instansi daerah yang terpilih. Ini menunjukkan bahwa permasalahan tersebut akan terus muncul dan harus segera diselesaikan. Sedangkan permasalahan yang lain tidak terlalu dipermasalahkan. Pada saat kegiatan pengujian penerapan e-LAKIP telah diberikan solusi cepat agar proses pengujian penerapan e-LAKIP dapat Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 13. berlangsung. Selain itu ada juga yang tidak bisa langsung diberikat solusi dan hanya bisa diselesaikan dengan melakukan pengembangan dari a p l i k a s i e - L A K I P t e r s e b u t . Permasalahan yang terjadi tersebut dapatdijelaskandalamtabelberikut. Tabel 2. Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP No Jenis Permasalahan Penyebab Permasalahan Solusi Permasalahan 1 Tampilan aplikasi Dari aplikasi tidak memungkinkan merubah tampilan ?Tidak ada solusi cepat. ?Dilakukan pengembangan aplikasi untuk mengizinkan perubahan tampilan aplikasi 2 Tampilan draf laporan Di beberapa bagian dari draf laporan terdapat nama instansi LAN ?Dilakukan perubahan langsung ke dalam draf laporan karena draf dihasilkan dalam format word ?Dilakukan pengembangan agar draf lebih fleksibel. 3 Entri data tulisan Melakukan penyalinan data dari berkas lain dan tidak mengetik langsung Aplikasi tidak menerima beberapa tanda pointer dan tab ?Melakukan pengetikan secara langsung ke dalam aplikasi ?Menghapus tanda pointer, tab ?Dilakukan pengembangan aplikasi agar bisa membaca tanda tersebut. 4 Entri data angka Menggunakan tanda koma (,) untuk menandakan desimal ?Mengganti tanda koma dengan titik (.) 5 Satuan Tabel rencana dan realisasi Draf laporan Satuan tabel tersebut tidak dimasukkan kedalam pemrograman aplikasi ?Ditambahkan kolom baru untuk memasukkan satuannya. ?Dilakukan pengembangan aplikasi dengan memprogram satuan tersebut 6 Identitas instansi pusat Instansi pusat yang tertera adalah Lembaga Administrasi Negara ?Dilakukan perubahan secara manual. ?Dilakukan pengembangan aplikasi dengan menginisialkan nama instansi pusat 7 Koneksi jaringan Jaringan terputus, kelebihan penggunaan, dan koneksi lambat. ?Menggunakan modem tambahan/ menggunakan aplikasi secara offline ?Setiap instansi meningkatkan kapasitas jaringan internet dan mengatur penggunaannya. Selain permasalahan diatas masih ada permasalahan lain yang ditemukan selama menyusun draf LAKIP instansi dan SKPD nya yang perlu diketahui instansi terpilih tersebutyakni: nTidak sejalannya Sasaran stratejik, indikator kinerja dengan visi misi dan tupoksi organisasi maupun SKPD-nya nTidak sejalannya Seluruh komponen LAKIP instansi bawah dalam hal ini SKPD dengan komponen LAKIP instansi pusat dikarenakan tidak ada koordinasi antara pusat dan SKPD untuk menetapkan komponen komponen tersebutterlebihdahulu. Untuk permasalahan tersebut sebelum penyusunan LAKIP harus Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 14. terlebih dahulu melakukan langkah - langkahsebagaiberikut: nMeninjau kembali sasaran stratejik, indikator kinerja dengan visi misi dantupoksiorganisasi. nSeluruh komponen LAKIP instansi bawah dalam hal ini SKPD, harus sejalan dengan komponen LAKIP instansipusat. nPerlu koordinasi lebih baik untuk menetapkan komponen komponen LAKIP oleh para pembuat kebijakan. Hal ini terdengar sangat mudah dilakukan akan tetapi pada kenyataannya dikarenakan hal tersebut tidak dilakukan maka laporan tersebut terlihat hanya sekedar laporan, padahal LAKIP bisa dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi pemerintahkepadapublik. Dengan tetap merujuk pada tabel 2, selanjutnya instansi daerah itu dibagi berdasarkan keberadaannya (provinsi). Maka grafik yang dihasilkan tertuang dalamgambar3. 0 5 10 15 20 25 30 Tampilan Aplikasi Tampilan Draf Laporan Entry Data Tulisan Entri Data angka Satuan Tabel draf Laporan Identitas Instansi Pusat Koneksi Jaringan Kep Riau Kalteng NTB Sultra BaBel Gambar 3. Grafik Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP Pengelompokan Provinsi Gambar grafik diatas dihasilkan dengan cara menyatukan permasalahan yang terjadi pada instansi yang berada pada provinsi yang sama yaitu kota palangkaraya dengan BPN Kalteng yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah, dan juga kota Bangka dan Kota Koba yang berada di Provinsi Bangka Belitung. Disini makin terlihatkan permasalahan yang timbul selama pengujian penerapan di daerah berlangsung. D a r i p e n g e l o m p o k k a n berdasarkan provinsi dilanjutkan d e n g a n m e n g e l o m p o k k a n permasalahan penerapan e-LAKIP berdasarkan permasalahan teknisnya. Disini permasalahan tampilan aplikasi disatukan dengan tampilan draf laporan yang tergabung dalam permasalahan keluhan tampilan. Entri data tulisan dan entri data angka dikelompokkan menjadi permasalahan teknis entri data. Selanjutnya permasalahan satuan tabel pada draf laporan dan identitas instansi pusat dikelompokkan menjadi permasalahan teknis pelaporan e- LAKIP. Hasil pengelompokkan berdasarkan permasalahan dan provinsi dapat terlihat pada gambar berikut. Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 15. 0 5 10 15 20 25 30 Keluhan Tampilan Teknis Entry Data Pelaporan e-LAKIP Koneksi Jaringan Kep Riau Kalteng NTB Sultra BaBel Gambar 4. Grafik Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP Pengelompokkan Permasalahan dan Provinsi Dapat terlihat terdapat dua kelompok permasalahan yang selalu terjadi disetiap daerah. Jika Tabel 3. Permasalahan Pengujian Penerapan e-LAKIP setelah dikelompokkan permasalahan tersebut diperlihatkan penyelesaiannya maka akan terlihat sepertitabelberikut. No Kelompok Permasalahan Penyebab Permasalahan Solusi Permasalahan 1 Keluhan Tampilan ?Tidak memungkinkan merubah tampilan aplikasi ?Di beberapa bagian dari draf laporan terdapat nama instansi LAN ?Tidak ada solusi cepat dari tampilan aplikasi. ?Dilakukan perubahan langsung ke dalam draf laporan karena draf dihasilkan dalam format word ?Dilakukan pengembangan agar tampilan aplikasi dan tampilan draf lebih fleksibel. 2 Teknis entri data ?Melakukan penyalinan data dari berkas lain dan tidak mengetik langsung ?Aplikasi tidak menerima beberapa tanda pointer dan tab. ?Menggunakan tanda koma (,) untuk menandakan desimal ?Melakukan pengetikan secara langsung ke dalam aplikasi ?Menghapus tanda pointer, tab ?Dilakukan pengembangan aplikasi agar bisa membaca tanda tersebut. ?Mengganti tanda koma dengan titik (.) 3 Pelaporan e-LAKIP ?Satuan tabel tersebut tidak dimasukkan kedalam pemrograman aplikasi ?Instansi pusat yang tertera adalah Lembaga Administrasi Negara ?Ditambahkan kolom baru untuk memasukkan satuannya. ?Dilakukan perubahan secara manual. ?Dilakukan pengembangan aplikasi 4 Koneksi jaringan Jaringan terputus, kelebihan penggunaan, dan koneksi lambat. ?Menggunakan modem tambahan/ menggunakan aplikasi secara offline Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 16. No Kelompok Permasalahan Penyebab Permasalahan Solusi Permasalahan ?Setiap instansi meningkatkan kapasitas jaringan internet dan mengatur penggunaannya. Berdasarkan keterangan diatas maka langkah selanjutnya adalah menggabungkan seluruh permasalahan pada provinsi menjadi satu dan diolah kedalamdiagrampareto. 100 90 80 70 60 40 50 30 20 10 70 60 40 50 30 20 10 Teknis Data Entry Koneksi Jaringan Keluhan Tampilan Pelaporan e-Lakip 63 43 18 8 Jenis Permasalahan Teknis PresentaseKumulatif FrekuensiPermasalahan 48 80 94 100 Gambar 5. Diagram Pareto Permasalahan Teknis Penerapan e-LAKIP Berdasarkan diagram Pareto jenis permasalahan diurutkan dari permasalahan terbanyak menuju permasalahan paling sedikit. Pada gambar 5 terlihat permasalahan teknis data entry menjadi permasalahan terbesar yang terjadi selama kegiatan penerapan e-LAKIP, lalu diikuti oleh permasalahan koneksi jaringan, keluhan tampilan kemudian pelaporan e - L A K I P. D e n g a n d e m i k i a n permasalahan paling kritis yang harus segera diselesaikan adalah teknis entry data. Melalui diagram sebab akibat maka permasalahan teknis data entry dapatterlihatdalamgambarberikut. Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 17. Teknis entry data Entry data tulisan Entry data angka Kolom angka menggunakan ‘.’ Sebagai tanda desimal Angka desimal tidak menggunakan tanda ‘,’ Tidak bisa menerima tanda‘strip panjang’( – ) pada kata berulang Tidak bisa menerima tanda‘kutip’ ( ‘,”)pada kata berulang Tidak bisa menerima ‘pointer’ (akibat copy arsip dari ms word) Tidak bisa menerima ‘tab’ (akibat copy arsip dari ms word) Gambar 6. Diagram Sebab Akibat Permasalahan Teknis Entri Data Dari gambar diagram diatas dapat terlihat jelas penyebab dari permasalahan teknis data entri adalah sebagaiberikut: 1. Angka desimal tidak menggunakan tanda‘,’ 2. Kolom angka menggunakan '.' Sebagaitandadesimal 3. Tidak bisa menerima 'tab' (akibat copyarsipdarimsword) 4. Tidak bisa menerima 'pointer' (akibatcopyarsipdarimsword) 5. Tidak bisa menerima tanda'strip panjang'(-)padakataberulang 6. Tidak bisa menerima tanda'kutip'( ',") padakataberulang Permasalahan ini timbul lebih disebabkan karena pada saat memasukkan data pada kolom kolom yang tersedia pada aplikasi hanya dengan mengcopy data langsung dalam ms word. Dari data yang dimasukkan tersebut terdapat berapa karakter (tulisan) yang tidak dapat dibaca pada penyortiran charset database aplikasi. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan pengetikan secara langsung atau menghapus komponen yang menyebabkan permasalahan itu. Hal ini juga dapat diperbaiki dengan menyisipkan modul tertentu pada tiap kolom yang dibutuhkan. Modul ini harus memiliki fungsi sama dengan MS word, atau melakukan perbaikan pada database aplikasi. Selain itu, dapat mengganti penyortiran data charset pada database aplikasi yaitu menggantikan penyortiran yang sebelumnya menggunakan "latin1_" menjadi "utf8_" karena charset utf8_ l e b i h b a n y a k d a n l e n g k a p mengandungkodekarakter(tulisan). Permasalahan koneksi jaringan ini lebih disebabkan oleh sambungan provider yang tidak mencapai tempat kegiatan atau terputus, dan tidak terkait langsung dengan substansi dari aplikasinya sendiri. Secara cepat dapat d i s e l e s a i k a n d e n g a n c a r a menggunakan modem sendiri dari para peserta, jalan keluar lain adalah dengan menggunakan aplikasi secara offline, akan tetapi kelemahannya tidak dapat melihat hasil secara instansi pusat. Diharapkan ditiap instasi memperkuat jaringan internet untuk kelancaran penggunaane-LAKIP. Permasalahan tampilan aplikasi yang dapat dilakukan dengan Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 18. membicarakan secara serius dengan developer agar tampilannya bisa lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan keinginanpengguna. Permasalahan pelaporan bisa diselesaikan sendiri dengan cara mengubah draft laporan yang dihasilkan secara manual yaitu menambahkan tabel, satuan, atau apapun yang diperlukan, termasuk mengubah nama instansi pusat oleh pengelola aplikasi instansi bisa dilakukan secara manual karena draf dihasilkan dalam bentuk Ms Word. Langkah lanjutannya adalah membicarakan dengan developer untuk menambahkan kemampuan aplikasi sesuai dengan yang diperlukan, dan memperbaiki database aplikasi e- LAKIP. Selain dari permasalahan tersebut terdapat juga permasalahan yang berhubungan dengan instansi pemerintahan itu sendiri seperti telah dikemukakan sebelumnya yaitu penyusunan visi misi tupoksi yang tidak sejalan dengan instansi pusat yang dikarenakan tidak adanya koordinasi dari para pimpinan. Selain itu ada juga yang disebabkan mutasi pegawai, karena setiap pegawai yang dimutasikan tersebut tidak sempat menurunkan pengetahuannya, dalam hal ini adalah penyusun LAKIP. Para penyusun LAKIP terkadang juga dituntut untuk membuat sasaran stratejik, indikator kinerja, dan yang lainnya hanya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh instansi. Padahal seharusnya kegiatan instansilah yang harus mengacu pada hal - hal tersebut sehingga akuntabililas kinerja instansi dapat terlihat dengan baik. U n t u k p e n g e m b a n g a n selanjutnya, ada baiknya ditambahkan beberapa pengembangan aplikasi agar bukan saja sebatas pembuatan laporan saja akan tetapi dapat digunakan sebagai alat monitoring para pimpinan atas kinerja instansinya. Selain itu dapat dibuatkan wadah agar tim penilai dapat melakukan evaluasi LAKIP tersebut secara cepat juga. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya adalah: a. Menambahkan konten untuk rekam perbandingan kinerja per kuartal sebagailangkahmonitoring. b. Menambahkan konten untuk mengevaluasi kinerja instansi per limatahun. c. Menambahkan konten untuk tandatangan digital yang tentu saja berkaitandengansandi. d. Menambahkan kemampuan level pengguna agar nantinya bisa dalam satudatabase E. PENUTUP Kesimpulan Permasalahan teknis yang sering muncul selama kegiatan penerapan e- LAKIP di daerah terpilih adalah 1) Permasalahan teknis entri data, 2) Permasalahan koneksi jaringan internet, 3) Permasalahan tampilan aplikasi, 4) Permasalahan draf pelaporan Selama kegiatan berlangsung beberapa permasalahan dapat dicarikan solusi cepat yang membuat kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana, dan peserta dapat memahami teknis p e n g g u n a a n a p l i k a s i u n t u k melancarkan tugas mereka. Disamping itu diperlukan juga melakukan pembicaraan dengan pihak developer untuk dapat menyempurnakan aplikasi untuk kepuasan pengguna aplikasi. Beberapa solusi cepat yang dapat Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 19. dilakukan jika permasalahan tersebut tetap muncul adalah 1) Melakukan pengetikan secara langsung atau m e n g h a p u s k o m p o n e n y a n g menyebabkan permasalahan teknis entri data; 2) Menggunakan modem sendiri dari para peserta atau menggunakan aplikasi secara offline; 3) Mengubah draf laporan yang dihasilkan secara manual yaitu menambahkan tabel, satuan, atau apapun yang diperlukan, termasuk mengubahnamainstansipusat Organisasi pemerintah terutama pembuat kebijakan harus lebih peduli tentang akuntabilitas kinerja instansinya sehingga para pembuat laporan tidak merasa kebingungan untuk menyusun laporan kinerja instansi. Koordinasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menjadikan laporan akuntabilitas ini bukan hanya jadi sebuah laporan saja, akan tetapi laporan ini bisa menjadi sebuah cerminan dari kinerja instansi pemerintah yang dapat dipertanggungjawabkan secara transparan. Oleh karena itu instansi pusat harus lebih berkoordinasi dengan instansi dibawahnya dalam hal ini ke tiap SKPD, karena jika koordinasi berjalan baik dan data kinerja selalu diupdate pertahun berjalan, tidak tertutup kemungkinan e-LAKIP bisa menjadi sarana monitoring para pembuat kepentingan terhadap instansi yangdipimpinnya Saran/Rekomendasi Berdasarkan penjabaran diatas maka saran/ rekomendasi yang dapat diberikan dari kegiatan ini adalah melakukan perbaikan pada aplikasi dan databasenya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara mengganti penyortiran data pada database aplikasi yaitu menggantikan penyortiran yang sebelumnya menggunakan "latin1_" menjadi "utf8_". Pengembangan e- LAKIP selanjutnya diarahkan untuk menjadi sebuah aplikasi perencanaan, monitoring dan evaluasi kinerja pemerintah secara utuh. Dan tentu saja harus dilakukan secara bertahap antara lain menambahkan konten untuk rekam perbandingan kinerja per kuartal sebagai langkah monitoring, menambahkan konten untuk mengevaluasi kinerja instansi per lima tahun, menambahkan konten untuk tandatangan digital yang tentu saja berkaitan dengan sandi, menambahkan kemampuan level pengguna agar nantinya bisa dalam satu database. S e t i a p i n s t a n s i y a n g a k a n menggunakan aplikasi e-LAKIP memiliki jaringan internet untuk mengakses aplikasi secara online dan mempersiapkan berkas yang diperlukan untuk mengisi data yang diperlukan serta melakukan pembicaraan langsung dengan pihak developer untuk mengupgrade aplikasi dan memperbaiki kesalahan yang ada dalamaplikasi. DAFTAR PUSTAKA Aplikasi Berbasis Web atau Desktop?, Tersedia online (http:// goongbusiness.com/in/article- bebas/194-aplikasi-berbasis- web-atau-desktop-.html , diakses29Juni2012 ) Asropi. 2007. Manajemen Stratejik, Instrumen Peningkatan kinerja Lembaga Pelayanan Publik di D a e r a h . M a n a j e m e n P e m b a n g u n a n . N o . 58/II/TahunXVI Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 20. Definisi dan Manfaat Utama E- Government 2007. Tersedia o n l i n e ( h t t p : / / r i f a i z a . wordpress.com/2007/08/15/de finisi-dan-manfaat-utama-e- Government/, diakses 3 Juli 2012) E-Government Concept In Indonesia: Menuju Pemerintahan Yang Transparan, Bersih, dan Berwibawa. Tersedia online (http://www.goechi.com/egov ernment.html, diakses 3 Juli 2012) Fattah, Nanang. 1999. Landasan Manajemen. Bandung: Rosda Karya Fredy, Dendi. 5 Mei 2010. Faktor Kegagalan Implementasi Software. Tersedia online (http://dendyfreddy.wordpress .com/2010/05/05/faktor- kegagalan-implementasi- software/#more-188, diakses 4 Juli2012) Gaspersz, Vincent. 1998. Statistical Process Control. Gramedia PustakaUtama.Jakarta Hamka. 2005. Manajemen Stratejik dan Manajemen Kinerja Pada Sektor Publik. Jurnal Administrasi Publik 1(4): 175- 187 Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi tahun 2011. Tersedia online (http://www.menpan. go.id/index.php?option=com_ content&view=article&id=11 6:hasil-evaluasi-akip-prov- 2011&catid=44:akuntabilitas &Itemid=95, di akses 14 September2012) Indriantoro, N dan B. Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Bisnis. Yogyakarta:BPFE. Lagard, Binslev. 2006. Organizational Theory. Ventus Publishing ApS. Denmark Lembaga Administrasi Negara. 2009. Advokasi dan Instalasi software sistem laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SILAKIP). Lembaga Administrasi Negara.Jakarta Lembaga Administrasi Negara. 2009. Buku Referensi Perancangan Pembangunan Teknologi Informasi Pemerintah Daerah (Local e-Gov Grand Desain). Lembaga Administrasi Negara.Jakarta Lembaga Administrasi Negara. 2009. Modul - Modul Manajemen K i n e r j a . L e m b a g a AdministrasiNegara.Jakarta Lembaga Administrasi Negara. 2011. Diseminasi e-LAKIP(Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi P e m e r i n t a h B e r b a s i s E l e k t ro n i k ) . L e m b a g a AdministrasiNegara.Jakarta M a n a j e m e n K i n e r j a : M e n u j u Keunggulan Organisasi Berkinerja Tinggi Reformasi Birokrasi DJA - 31 Maret 2008. Tersedia online (http://www.anggaran.depkeu . g o . i d / w e b - p r i n t - list.asp?ContentId=373 ,diakses 4 Juli2012) Mustopadidjaja AR. 2003. Manajemen Proses Kebijakan Publik. Jakarta: LAN- Duta Pertiwi Foundation Nurcahyo, 4 Januari 2011. Prinsip Dasar Laporan Kinerja Dan Analisis Varians Pada Anggaran Perusahaan. T e r s e d i a o n l i n e (http://paknurcahyo.wordpres Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013 259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas
  • 21. s.com/2011/01/04/prinsip- dasar-laporan-kinerja-dan- analisis-varians-pada- anggaran-perusahaan/, diakses4Juli2012) Rahadi. 2010. Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia. Malang: Tunggal Mandiri Publishing Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Soewartoyo, dan Pontas Sinaga. 2007. Modul Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama: Te k n i k d a n P r a k t e k P e n g u m p u l a n D a t a Lapangan. Jakarta:LIPI Jurnal Borneo Administrator / Volume 9 / No. 1 / 2013259 PENGUJIAN PENERAPAN E-LAKIP DI DAERAH TERPILIH Witra Apdhi Yohanitas