SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
LAKIP DAN KINERJA SKPD 
Oleh : Ramliyanto
INPRES NO. 7 TH. 1999 
• Merupakan Landasan 
Hukum Operasional 
Pertama Penerapan 
Sistem AKIP di 
Indonesia 
• Dikeluarkan di Jakarta 
Pada tanggal 15 Juni 
1999 
• Ditandatangani oleh 
Presiden B.J. Habibie
MENIMBANG 
• Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan 
pemerintahan yang lebih berdaya guna, 
berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, 
dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas 
kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui 
kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan 
tujuan organisasi 
• Untuk melaksanakan pelaporan Akuntabilitas 
Kinerja Instansi Pemerintah perlu dikembangkan 
sistem pelaporan akuntabilitas kinerja yang 
mencakup indikator, metode, mekanisme dan 
tata cara pelaporan kinerja instansi 
pemerintah
AKUNTABILITAS 
• Perwujudan kewajiban suatu 
instansi pemerintah untuk 
mempertanggungjawabkan 
keberhasilan/ kegagalan 
pelaksanaan misi organisasi 
dalam mencapai tujuan-tujuan 
dan sasaran-sasaran 
yang telah ditetapkan 
melalui alat 
pertanggungjawaban secara 
periodik.
TUJUAN SISTEM AKIP 
• Untuk mendorong 
terciptanya akuntabilitas 
kinerja instansi 
pemerintah sebagai 
salah satu prasyarat 
untuk terciptanya 
pemerintah yang baik 
dan terpercaya.
SASARAN SISTEM AKIP 
a. Menjadikan instansi pemerintah yang 
akuntabel sehingga dapat beroperasi 
secara efisien, efektif dan responsif 
terhadap aspirasi masyarakat dan 
lingkungannya; 
b. Terwujudnya transparansi instansi 
pemerintah; 
c. Terwujudnya partisipasi masyarakat 
dalam pelaksanaan pembangunan 
nasional; 
d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat
EVALUASI LAKIP 
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 
Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 
Tahun 2013 
Tentang 
Perubahan Lampiran Peraturan Menteri 
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi 
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Petunjuk 
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
MATERI PENILAIAN 
KOMPONEN BOBOT SUB KOMPONEN 
1. Perencanaan 
Kinerja 
35 Renstra, Rencana Kinerja Tahunan, 
Penetapan Kinerja 
2. Pengukuran 
Kinerja 
20 Pemenuhan Pengukuran, Kualitas 
Pengukuran, Implementasi 
Pengukuran 
3. Pelaporan 
Kinerja 
15 Pemenuhan Pelaporan, Penyajian 
Informasi Kinerja, Pemanfaatan 
Informasi Kinerja 
4. Evaluasi Kinerja 10 Pemenuhan Evaluasi, Kualitas 
Evaluasi, Pemenfaatan Hasil Evaluasi 
5. Pencapaian 
Kinerja 
20 Kinerja yang dilaporkan (Output dan 
Outcome), dan Kinerja lainnya 
TOTAL 100
SELF ASSESSMENT 
• Sistem AKIP diimplementasikan secara “self 
assesment” oleh masing-masing instansi 
pemerintah, ini berarti instansi pemerintah 
secara mandiri merencanakan, melaksanakan, 
mengukur dan memantau kinerja serta 
melaporkannya kepada instansi yang lebih 
tinggi. 
• Pelaksanaan sistem dengan mekanisme 
semacam itu, memerlukan evaluasi dari pihak 
yang lebih independen agar diperoleh umpan 
balik yang obyektif untuk meningkatkan 
akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah.
KOMPONEN EVALUASI-1 
NO ASPEK BOBOT KOMPONEN DAN SUB 
KOMPONEN 
1 PERENCANA 
AN 
35 % a. Rencana Strategis 12,5%, 
meliputi: Pemenuhan 
Renstra, Kualitas Renstra, 
dan Implementasi Renstra 
b. Perencanaan Kinerja 
Tahunan 22,5%, meliputi: 
Pemenuhan Perencanaan 
Kinerja Tahunan (4,5%), 
Kualitas Perencanaan 
Kinerja Tahunan (11,25%), 
dan Implementasi 
Perencanaan Kinerja 
Tahunan (6,75%)
KOMPONEN EVALUASI-2 
NO ASPEK BOBO 
T 
KOMPONEN DAN SUB 
KOMPONEN 
2 Pengukura 
n Kinerja 
20 % a. Pemenuhan pengukuran 
4%, 
b. Kualitas pengukuran 10% 
c. Implementasi 
pengukuran 6%. 
3 Pelaporan 
Kinerja 
15 % a. Pemenuhan pelaporan 
3%, 
b. Penyajian informasi 
kinerja 8%, 
c. Pemanfaatan informasi 
kinerja 4%.
KOMPONEN EVALUASI-3 
NO ASPEK BOBO 
T 
KOMPONEN DAN SUB 
KOMPONEN 
2 EVALUASI 
KINERJA 
10% a. Pemenuhan evaluasi 2%, 
b. Kualitas evaluasi 5% 
c. Pemanfaatan hasil evaluasi 
3% 
3 CAPAIAN 
KINERJA 
20% a. Kinerja yang dilaporkan 
(output) 5%; 
b. Kinerja yang dilaporkan 
(outcome) 5%; 
c. Kinerja tahun berjalan 
(benchmark) 5%; 
d. Kinerja Lainnya 5%
PENGKATEGORIAN PERINGKAT 
(RATING) 
No. Predikat 
Nilai 
absolut 
Interpretasi Karakteristik Instansi 
1. AA >85-100 Memuaskan Memimpin perubahan, berbudaya kinerja, 
berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel 
2. A >75-85 Sangat Baik Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem 
manajemen kinerja yang andal. 
3. B >65-75 Baik, dan perlu sedikit 
perbaikan 
Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki 
sistem yang dapat digunakan untuk manajemen 
kinerja, dan perlu sedikit perbaikan. 
4. CC >50-65 Cukup baik 
(memadai), perlu 
banyak perbaikan yang 
tidak mendasar 
Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat 
kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan 
untuk memproduksi informasi kinerja untuk 
pertanggung jawaban, perlu beberapa perbaikan 
tidak mendasar. 
5. C >30-50 Agak kurang, perlu 
banyak perbaikan, 
termasuk perubahan 
yang mendasar 
Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, 
memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi 
perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan 
yang mendasar. 
6. D 0-30 Kurang, perlu banyak 
sekali perbaikan & 
perubahan yang 
sangat mendasar. 
Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk 
manajemen kinerja, perlu banyak perbaikan, 
sebagian perubahan yang sangat mendasar.
PROBLEMATIKA SISTEM 
AKIP 
1. Regulasi 
2. Kelembagaan 
(daerah..) 
3. SDM 
4. Perencanaan 
(Indikator Kinerja) 
5. Data dan 
Pengukuran Kinerja 
6. Pemanfaatan
TABULASI MASALAH 
PROBLEM KETERANGAN 
Regulasi - Belum adanya regulasi yang cukup berwibawa, baik dari aspek level 
dalam peraturan perundangan maupun substansi “pemaksa” nya 
- Banyaknya regulasi yang tidak sinkron dan tidak terkoordinasi 
secara sistematis karena di produk oleh “corporate agency” yang 
berbeda di pemerintahan pusat (LAN, KEMEN-PAN RB, 
KEMENDAGRI, BAPPENAS) 
Kelembagaan Belum jelasnya lembaga/unit kerja yang secara spesifik memiliki tupoksi 
menyusun LAKIP maupun sistem AKIP secara keseluruhan, baik pada 
level pemda maupun level SKPD 
SDM Masih rendahnya komitmen, kompetensi dan kerjasama tim dalam 
penyusunan LAKIP 
Indikator dan 
Pengukuran 
- Indikator kinerja yang disusun sering tidak terukur secara kuantitatif 
dan tidak relevan dengan sasaran atau kegiatannya 
- Belum dikuasainya metode pengukuran yang terpercaya secara 
akademis 
Data Seringkali tidak tersedia data secara lengkap, jelas, valid dan akurat 
Pemanfaatan LAKIP disusun hanya untuk menggugurkan kewajiban administratif, 
tetapi pemanfaatannya untuk kepentingan manajemen pemerintahan 
yang lain belum optimal
REGULASI (Pokok) 
1. TAP MPR No.XI/MPR/1999 tentang 
Penyelenggaraan Negara yang 
Bersih dan Bebas dari Kolusi, 
Korupsi dan Nepotisme 
2. Undang-Undang No. 28 Th. 1999 
tentang Penyelenggaraan Negara 
yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, 
Korupsi dan Nepotisme
REGULASI (langsung-teknis) 
1. Instruksi Presiden RI No. 7 Th. 1999 tentang 
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 
2. Keputusan Kepala LAN RI No. 589/IX/6/Y/1999 
tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan 
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 
3. Keputusan Kepala LAN RI No. 239/IX/6/8/2003 
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan 
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi 
Pemerintah; 
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan 
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 
Th. 2010 tentang Pedoman Penyusunan 
Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas 
Kinerja Instansi Pemerintah
REGULASI (Terkait) 
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 
2. PP No. 8 Th. 2006 tentang Pelaporan Keuangan 
dan Kinerja Instansi Pemerintah 
3. PP No.8 Th. 2008 Tentang Tahapan, Tatacara 
Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi 
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 
4. Inpres No. 5 Th. 2004 tentang Percepatan 
Pemberantasan Korupsi 
5. Permendagri No. 54 th 2010 tentang 
Pelaksanaan PP No.8 Th. 2008
UU 
• RUU 
AKUNTABILITAS 
KINERJA 
PENYELENGGARA 
NEGARA 
• BAGAIMANA 
NASIBNYA ?
KELEMBAGAAN 
• Koordinasi – Integrasi -Sinkronisasi 
• Pada level Pemerintah Daerah maupun 
pada level SKPD – Pada level 
Kementerian/ Lembaga maupun pada 
level Unit Kerja K/L 
• Pemda : Bappeda – Biro/Bagian – 
Pengelola Keuangan 
• SKPD : Program – Data – Keuangan 
• Alternatif : Gugus Tugas/Tim
SDM 
• Commitment 
• Job Discriptions 
• Competency 
• Rewarding
INDIKATOR DAN 
PENGUKURAN 
• Tepat (Specific, 
Relevan, On 
Schedule, On 
Site) 
• Terukur 
(Terutama secara 
kuantitatif) 
• Metode 
Pengukuran
DATA 
• Ketersediaan 
• Kelengkapan 
• Validitas 
• Reliabilitas 
• Akurasi
PEMANFAATAN 
• LAKIP 
• LKPJ 
• LAPORAN 
KEUANGAN : 
CaLK 
• LPPD – EKPPD 
• AUDIT (opini)
WUJUD AKUNTABILITAS 
KINERJA 
1. Pernyataan pejabat 
atau pimpinan lembaga 
2. Pidato 
pertanggungjawaban 
pimpinan lembaga 
3. Laporan akuntabilitas 
kinerja lembaga 
4. Perilaku individu 
anggota dan pimpinan 
lembaga
AKUNTABILITAS 
1. Akuntabilitas 
Administratif 
2. Akuntabilitas 
Manajerial 
3. Akuntabilitas 
Kinerja
AKUNTABILITAS 
• Akuntabilitas 
PELAKSANAAN TUGAS 
DAN FUNGSI lembaga 
berikut PRESTASI 
KERJA yang telah dicapai 
dalam periode tertentu 
• Diungkapkan berdasarkan 
FAKTA YANG 
SESUNGGUHNYA 
secara JUJUR DAN 
OBJEKTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS 
• Pengungkapan hasil 
capaian kinerja atau 
prestasi kerja 
• Penjelasan dan analisis 
tentang pencapaian kinerja 
dan prestasi kerja tersebut 
beserta argumen-argumennya 
• Pengungkapan data dan 
informasi lainnya sebagai 
pendukung kinerja yang 
telah dicapai
SIKLUS SISTEM AKUNTABILITAS 
PERENCANAAN 
STRATEGIS 
PELAPORAN 
KINERJA 
PENGUKURAN 
KINERJA 
PERENCANAAN 
KINERJA 
PENETAPAN KINERJA
KERANGKA KERJA SISTEM AKUNTABILITAS 
2010 2011 2012 2013 2014 
Rencana 
Strategis 
2010-2014 
Rencana 
Kinerja 
2010 
LAKIP 
2010 
Rencana 
Kinerja 
2011 
PENGUKURAN, EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA 
LAKIP 
2011 
Rencana 
Kinerja 
2014 
LAKIP 
2014 
Rencana 
Kinerja 
2013 
Rencana 
Kinerja 
2012 
LAKIP 
2013 
LAKIP 
2012 
Penetapan 
Kinerja 
2010 
Penetapan 
Kinerja 
2011 
Penetapan 
Kinerja 
2014 
Penetapan 
Kinerja 
2013 
Penetapan 
Kinerja 
2012
Muatan RENSTRA SKPD 
Permendagri 54/2010 -Pasal 85 
VISI 
MISI-1 MISI-2 (dst) 
TUJUAN 1.1 TUJUAN 1.2 (dst) 
SASARAN 1.1.1 
STRATEGI-STRATEGI 
SASARAN 1.1.2 (dst) 
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN 
PROGRAM 1 
KEGIATAN 1.1 
KEGIATAN 1.2. (dst) 
PROGRAM 2 (dst)
RENCANA STRATEGIS 
TAHUN …. - …. 
Versi : Permendagri No. 54 Th. 2010
PERENCANAAN KINERJA 
PROSES PENETAPAN 
KEGIATAN TAHUNAN 
DISERTAI INDIKATOR KINERJA 
DAN TINGKAT CAPAIANNYA 
BERDASARKAN PROGRAM, 
KEBIJAKAN DAN SASARAN 
YANG TELAH DITETAPKAN 
DALAM RENCANA STRATEGIS 
ANNUAL 
PERFORMANCE 
PLAN (RENCANA 
KINERJA TAHUNAN-RKT)/ 
RENJA 
HASILNYA
PERENCANAAN KINERJA 
 PERENCANAAN KINERJA 
ADALAH AKTIVITAS 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN 
DI DEPAN TENTANG 
TINGKAT CAPAIAN KINERJA 
YANG DIINGINKAN DAN 
DIHUBUNGKAN DENGAN 
TINGKAT PELAKSANAAN 
PROGRAM/ KEGIATAN 
 PERENCANAAN KINERJA 
JUGA MEMBERIKAN TARGET 
(QUANTITATIVE 
OBJECTIVES) TENTANG APA 
YANG HARUS DICAPAI 
DALAM PELAKSANAAN 
PROGRAM/KEGIATAN
PERFORMANCE 
AGREEMENT
RENCANA KINERJA SEBAGAI 
BENTUK KOMITMEN PENCAPAIAN KINERJA 
PROSES 
PERENCANAAN 
KINERJA 
RENCANA 
KINERJA 
MENJABARKAN 
RENCANA KEGIATAN 
DAN TARGET KINERJA 
TAHUNAN YANG 
DIKOMITMENKAN 
OLEH ORGANISASI 
UNTUK DICAPAI 
DALAM TAHUN YANG 
BERSANGKUTAN
POSISI RENCANA KINERJA DALAM 
MANAJEMEN STRATEGIS SEKTOR PUBLIK 
STRATEGIC 
PLAN 
MULTI-YEARS 
PLANNING 
ANNUAL 
PERFORMANCE 
PLANS 
Annual 
Budget 
Request 
PERFORMANCE 
AGREEMENT 
Annual 
Operating 
Plan 
Annual 
Appropriation 
ACTUAL 
PERFORMANCE 
FINANCIAL 
PERFORMANCE 
REPORTS 
PERFORMANCE 
REPORTS
MANFAAT PERENCANAAN 
KINERJA 
1. Menghubungkan perencanaan strategis, 
action plan dan perencanaan operasional 
terinci 
2. Membantu “memastikan” pencapaian 
hasil pelaksanaan program/kegiatan 
3. Memudahkan proses pengukuran kinerja 
4. Membantu monitoring dan evaluasi 
kinerja 
5. Membantu menetapkan tujuan kinerja 
pada periode yang akan datang 
6. Memudahkan penetapan spesifikasi 
kontrak pekerjaan atas dasar capaian
PRASYARAT PERENCANAAN 
KINERJA 
 Sudah ada dokumen rencana strategis 
(renstra) atau perencanaan jangka 
menengah 
 Sudah ada kejelasan mengenai 
perumusan tujuan dan sasaran yang 
jelas, spesifik, dan dapat diukur (asas 
smart) 
 Sudah ada perumusan strategi yang jelas 
dan dapat ditentukan waktu 
pelaksanaannya 
 Terdapat hubungan yg rasional antara
DARI MANA HARUS DIMULAI 
? 
• Perencanaan kinerja dapat dimulai 
dengan merencanakan tingkat 
capaian output yang diinginkan 
• Perencanaan kinerja dimulai juga dari 
immediate outcome yg diharapkan 
dapat dicek dalam waktu tidak lama 
sesudah pelaksanaan program 
berjalan 
• Menentukan indikator kinerja yg 
“mudah” pengumpulan datanya
BAGAIMANA MERENCANAKAN 
KINERJA 
 Melihat pengalaman masa lalu 
 Melihat kemampuan pengerahan sumber 
daya yang ada 
 Menentukan dan memprediksi tahap-tahap 
pelaksanaan program/ kegiatan 
 Mengecek/menguji keterkaitan antara 
strategi dan sasaran yang hendak dicapai 
 Menentukan perkiraan capaian dengan 
memperkirakan kemajuan 
program/kegiatan
TAHAPAN MENETAPKAN TARGET 
KINERJA 
TUJUAN 
STRATEGIS 
SASARAN 
STRATEGIS 
KEBIJAKAN 
PROGRAM 
INDIKATOR 
KINERJA 
KEGIATAN 
INDIKATOR 
KINERJA 
TARGET 
KINERJA 
TARGET 
KINERJA 
RENCANA 
KINERJA
SASARAN 
 Spesifik / khusus / khas 
 Dapat dinilai dan terukur 
 Menantang namun dapat 
di capai 
 Disepakati oleh jajaran 
organisasi 
 Berorientasi pada hasil 
dan realistis 
 Ada rentang/kurun 
waktu yang pasti dan 
ada 
SMART  Kepastian sumberdaya
INDIKATOR SASARAN 
 Ukuran tingkat 
keberhasilan pencapaian 
sasaran untuk 
diwujudkan pada tahun 
tertentu 
 Setiap indikator sasaran 
disertai dengan rencana 
tingkat capaiannya 
 Dapat berupa output atau 
outcome 
 Setiap sasaran dapat 
memiliki lebih dari satu 
indikator
PENETAPAN KINERJA 
• Suatu dokumen 
pernyataan kinerja/ 
kesepakatan 
kinerja/ perjanjian 
kinerja antara 
atasan dan 
bawahan untuk 
mewujudkan target 
kinerja tertentu 
berdasarkan pada 
sumber daya yang 
dimiliki oleh instansi
PERFORMANCE AGREEMENT 
• A performance 
agreement is a 
method of : 
establishing 
expectations, 
accountability and 
consequences for 
not meeting a set 
standard of execution 
excellence 
• Performance 
agreements should be 
negotiated before
MEKANISME -1 
• Kementerian/lembaga menyusun penetapan kinerja 
tingkat kementerian/lembaga dan ditandatangani oleh 
Menteri/Pimpinan lembaga 
• Unit organisasi eselon I menyusun penetapan kinerja 
tingkat unit organisasi setelah menerima dokumen 
pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh 
menteri/pimpinan lembaga dan pimpinan unit 
organisasi 
• Satuan kerja dan unit kerja eselon II menyusun 
penetapan kinerja setelah menerima dokumen 
pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh 
pimpinan unit organisasi dan pimpinan satuan kerja 
• Menteri/ Pimpinan Lembaga menyampaikan dokumen 
penetapan kinerja kepada Presiden melalui Menteri 
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan 
Reformasi Birokrasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan 
setelah tahun anggaran berjalan
MEKANISME-2 
• Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menyusun 
dokumen penetapan kinerja tingkat Pemerintah 
Provinsi/Kabupaten/Kota ditandatangani oleh 
Gubernur/ Bupati/Walikota 
• Satuan Kerja Pemerintah Daerah dan unit kerja 
mandiri Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota 
menyusun penetapan kinerja setelah menerima 
dokumen pelaksanaan anggaran dan 
ditandatangani oleh gubernur/bupati/walikota 
dan pimpinan SKPD/unit kerja 
• Gubernur/ Bupati/Walikota menyampaikan 
dokumen penetapan kinerja kepada Presiden 
melalui Menteri Negara Pendayagunaan 
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah 
dokumen anggaran disahkan
MEMPERHATIKAN 
• Kontrak kinerja antara 
Presiden dengan Menteri; 
• Dokumen perencanaan 
jangka menengah; 
• Dokumen perencanaan 
kinerja tahunan; 
• Dokumen penganggaran 
dan atau pelaksanaan 
anggaran. 
• SPM (Standar Pelayanan 
Minimum)
PEMANFAATAN 
• Memantau dan 
mengendalikan 
pencapaian kinerja 
organisasi; 
• Melaporkan capaian 
realisasi kinerja dalam 
Laporan Akuntabilitas 
Kinerja Instansi 
Pemerintah; 
• Menilai 
keberhasilan/kegagalan 
organisasi
Naskah
Formulir – 5
PENGUKURAN KINERJA 
 Dasar untuk menilai 
keberhasilan dan kegagalan 
pelaksanaan kegiatan sesuai 
dengan sasaran dan tujuan 
yang telah ditetapkan dalam 
rangka mewujudkan visi dan 
misi instansi pemerintah 
 Hasil dari suatu penilaian yang 
sistematik dan didasarkan pada 
indikator kinerja
YANG DIUKUR : 
PERFORMANCE GAP 
(Kesenjangan Kinerja) 
YANG 
DIRENCANAKAN 
YANG SENYATANYA
MANFAAT (yang seharusnya diperoleh dari) PENGUKURAN 
KINERJA 
1. Menunjukkan kinerja yg telah 
dicapai melalui UPAYA-UPAYA 
(Kebijakan,Program, Kegiatan) 
yang telah dilakukan 
2. DASAR peningkatan kinerja 
yang direncanakan untuk tahun 
berikutnya 
3. Menjadi (salah satu) dasar 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN 
4. Alat KOMUNIKASI baik internal 
maupun eksternal 
5. Identifikasi KEPUASAN 
pemanfaat pelayanan dan stake 
holders’
PRINSIP PENGUKURAN 
KINERJA 
1. MANFAAT 
(Usefulness) 
2. TERSEDIANYA 
DATA (Availability Of 
Data) 
3. KESAHIHAN 
(Validity) 
4. KEJELASAN (Clarity) 
5. KETEPATAN 
(Accuracy) 
6. KEULANGAN 
(Reliabilty)
Lanjutan 
8. KEUNIKAN (Uniqueness) 
9. KETEPATAN WAKTU 
(Timelines) 
10.KEWENANGAN 
(Controlability) 
11.BIAYA (Cost) 
12.KELENGKAPAN 
(Completeness) 
13.DAPAT DIBANDINGKAN 
(Comparability)
SISTEM PENGUKURAN KINERJA 
1. Penetapan 
Indikator Kinerja 
2. Metode 
Pengukuran 
Kinerja 
3. Mekanisme 
Pengumpulan Data 
Kinerja
INDIKATOR KINERJA 
1. SASARAN 
2. KEGIATAN 
a. INPUT (MASUKAN) 
b. OUTPUT (KELUARAN) 
c. OUTCOME (HASIL) 
d. BENEFIT (MANFAAT) 
e. IMPACT (DAMPAK)
METODE PENGUKURAN KINERJA 
 Data Internal 
(Sistem Informasi 
Instansi) 
 Data Eksternal 
(Primer Dan 
Skunder)
MEKANISME PENGUMPULAN DATA 
KINERJA 
1. Tentukan jenis data 
2. Tentukan siapa yang bertanggung 
jawab terhadap pengumpulan data 
3. Tentukan sumber data (populasi 
atau sample) 
4. Tentukan kapan data bisa diakses 
5. Tentukan media dan metode 
pencatatan data 
6. Tentukan cara pengolahan data
Lampiran II 1/5-5
Petunjuk Pengisian
Outline LAKIP
RINGKASAN EKSEKUTIF 
• Menkanisme Penyusunan 
LAKIP 
• Mekanisme Pengukuran 
LAKIP 
• Ringkasan kinerja SKPD 
• Pemanfaatan LAKIP
BAB I PENDAHULUAN 
1.1. LATAR BELAKANG Berisi tentang perlunya penyusunan 
LAKIP serta urgensi bagi upaya-upaya 
peningkatan kinerja SKPD 
1.2 LANDASAN HUKUM Memuat tentang undang-undang, 
peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, 
dan ketentuan peraturan lainnya yang 
mengatur tentang struktur organisasi, 
tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, 
serta pedoman yang dijadikan acuan 
dalam penyusunan LAKIP. 
1.3. TUJUAN 
PENYUSUNAN 
Berisi tentang tujuan penyusunan LAKIP 
serta pemanfaatannya 
1.4 GAMBARAN UMUM 
SKPD 
Berisi tentang uraian singkat TUPOKSI, 
sumber daya yang dimiliki serta 
gambaran singkat kinerja tahun 
sebelumnya
BAB II PERENCANAAN DAN 
PERJANJIAN KINERJA 
2.1 
. 
RENCANA 
STRATEGIS DAN 
DAN RENCANA 
KINERJA 
TAHUNAN 
Berisi Uraian Singkat tentang Visi, 
Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator 
Kinerja Sasaran serta Target 
Kinerja 
2.2 
. 
PERJANJIAN 
KINERJA 
Memuat tentang Penetapan 
Kinerja tahun berkenaan. Berisi 
tentang Sasaran Strategis, 
Indikator Kinerja, 
Program/Kegiatan dan Anggaran 
yang ditetapkan dalam Penetapan 
Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 
3.1. PENGUKURAN 
KINERJA 
Berisi tentang hasil pengukukuran kinerja 
SKPD yang menunjukkan tentang 
capaian-capaian yang diraih dalam satu 
tahun 
3.2. ANALISIS DAN 
EVALUASI KINERJA 
Berisi narasi yang merupakan penjelasan 
dan argumentasi terkait dengan capaian-capaian 
yang telah diraih berdasarkan 
data-data hasil pengukuran kinerja. Dapat 
menggunakan informasi dari hasil 
evaluasi indikator kinerja kegiatan, 
evaluasi efisiensi dan evaluasi efektifitas. 
3.3. AKUNTABILITAS 
KEUANGAN 
Berisi tentang Ringkasan Anggaran yang 
dikelola oleh SKPD serta realisasinya.
BAB IV PENUTUP 
• Berisi tentang : 
–Kesimpulan kinerja yang telah 
dicapai oleh SKPD 
–Berisi tentang rencana tindak 
lanjut untuk meningkatkan 
kinerja agar lebih baik dari 
kinerja saat ini
Waktu Penyampaian LAKIP 
• Kementerian/Lembaga menyampaikan kepada Presiden 
melalui Menteri Negara PAN dan RB selambat-lambatnya 
2,5 (dua setengah) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 
• Unit organisasi eselon I dan unit kerja mandiri pada 
Kementerian/Lembaga disampaikan kepada 
Menteri/Pimpinan Lembaga diatur tersendiri oleh 
Menteri/Pimpinan Lembaga; 
• Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menyampaikan kepada 
Presiden melalui Menteri Negara PAN dan RB selambat-lambatnya 
3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 
• SKPD dan unit kerja mandiri pada Pemerintah 
Provinsi/Kabupaten/Kota disampaikan kepada Gubernur/ 
Bupati/ Walikota diatur tersendiri oleh 
Gubernur/Bupati/Walikota.
ramliyanto@yahoo.com

More Related Content

What's hot

Rencana Evaluasi RB Berdampak - share Bisa Tanya.pdf
Rencana Evaluasi RB Berdampak - share Bisa Tanya.pdfRencana Evaluasi RB Berdampak - share Bisa Tanya.pdf
Rencana Evaluasi RB Berdampak - share Bisa Tanya.pdfZainalArifin343633
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityCoach RFIRMANS
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiAshep Ramdhan
 
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan PencatatannyaSutikno Tumingan
 
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan DaerahInovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah Dadang Solihin
 
Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan PengendalianEvaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan PengendalianM Handoko
 
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...noldy HP
 
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektifMikhail Rasyid
 
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan DaerahEvaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan DaerahRusman R. Manik
 
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdfModel Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdfstevianisari
 
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-temanna #LABEDDU
 
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis Kebijakan
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis KebijakanPenillaian Kualitas Hasil Kerja Analis Kebijakan
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis KebijakanRidho Fitrah Hyzkia
 

What's hot (20)

overview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptxoverview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptx
 
Rencana Evaluasi RB Berdampak - share Bisa Tanya.pdf
Rencana Evaluasi RB Berdampak - share Bisa Tanya.pdfRencana Evaluasi RB Berdampak - share Bisa Tanya.pdf
Rencana Evaluasi RB Berdampak - share Bisa Tanya.pdf
 
Cara mudah menyusun lakip
Cara mudah menyusun lakipCara mudah menyusun lakip
Cara mudah menyusun lakip
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
 
Lingkup pengawasan apip
Lingkup pengawasan apipLingkup pengawasan apip
Lingkup pengawasan apip
 
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
3.10 Modul SPIP Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
 
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan DaerahInovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
 
IKK Pemerintahan
IKK PemerintahanIKK Pemerintahan
IKK Pemerintahan
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
 
Peningkatan peran aparatur pengawasan intern apip oleh pemerintah
Peningkatan peran aparatur pengawasan intern apip oleh pemerintahPeningkatan peran aparatur pengawasan intern apip oleh pemerintah
Peningkatan peran aparatur pengawasan intern apip oleh pemerintah
 
Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan PengendalianEvaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan Pengendalian
 
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
 
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
 
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan DaerahEvaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah
 
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdfModel Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
 
Pedoman penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis kementerian dan lembaga
Pedoman penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis kementerian dan lembagaPedoman penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis kementerian dan lembaga
Pedoman penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis kementerian dan lembaga
 
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
 
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis Kebijakan
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis KebijakanPenillaian Kualitas Hasil Kerja Analis Kebijakan
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis Kebijakan
 

Similar to Lakip dan Kinerja SKPD Gresik 12 Agustus 2014

ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...ImamDwiSaputra2
 
MATERI_PAK_IBA.pptx
MATERI_PAK_IBA.pptxMATERI_PAK_IBA.pptx
MATERI_PAK_IBA.pptxmargono13
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahLaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahirwanto IAINSKA
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahLaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahirwanto IAINSKA
 
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D) 19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D) Massaputro Delly TP
 
Slide reviu lk l
Slide reviu lk lSlide reviu lk l
Slide reviu lk lTri Haryati
 
1460695063-PMPRB - Teknis.pdf
1460695063-PMPRB - Teknis.pdf1460695063-PMPRB - Teknis.pdf
1460695063-PMPRB - Teknis.pdfAbizianMuah
 
Slide reviu lk lengkap
Slide reviu lk lengkapSlide reviu lk lengkap
Slide reviu lk lengkapTri Haryati
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Adi Pujakesuma
 
Model PMPRB pada PEMDA
Model PMPRB pada PEMDAModel PMPRB pada PEMDA
Model PMPRB pada PEMDAZainul Ulum
 
Materi peran apip
Materi peran apipMateri peran apip
Materi peran apipYoes Yudha
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdfpadlah1984
 
3 permenpan 12 tahun 2015
3 permenpan 12 tahun 20153 permenpan 12 tahun 2015
3 permenpan 12 tahun 2015Alwadiq Sahir
 
7. Materi Evaluasi Implementasi SAKIP lingkup KKP – Tim Inspektorat III – 21 ...
7. Materi Evaluasi Implementasi SAKIP lingkup KKP – Tim Inspektorat III – 21 ...7. Materi Evaluasi Implementasi SAKIP lingkup KKP – Tim Inspektorat III – 21 ...
7. Materi Evaluasi Implementasi SAKIP lingkup KKP – Tim Inspektorat III – 21 ...KarinaKarina112860
 
Kel-5. akuntabilitas kinerja organisasi.pdf
Kel-5. akuntabilitas kinerja organisasi.pdfKel-5. akuntabilitas kinerja organisasi.pdf
Kel-5. akuntabilitas kinerja organisasi.pdfImanMaman
 
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptxPAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptxHetyTriKusumawati
 

Similar to Lakip dan Kinerja SKPD Gresik 12 Agustus 2014 (20)

ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
 
MATERI_PAK_IBA.pptx
MATERI_PAK_IBA.pptxMATERI_PAK_IBA.pptx
MATERI_PAK_IBA.pptx
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahLaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahLaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
 
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D) 19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
19 Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Choirul Djamhari, Ph.D)
 
Slide reviu lk l
Slide reviu lk lSlide reviu lk l
Slide reviu lk l
 
1460695063-PMPRB - Teknis.pdf
1460695063-PMPRB - Teknis.pdf1460695063-PMPRB - Teknis.pdf
1460695063-PMPRB - Teknis.pdf
 
Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasiReformasi birokrasi
Reformasi birokrasi
 
Cobit dan coso
Cobit dan cosoCobit dan coso
Cobit dan coso
 
Slide reviu lk lengkap
Slide reviu lk lengkapSlide reviu lk lengkap
Slide reviu lk lengkap
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
 
Model PMPRB pada PEMDA
Model PMPRB pada PEMDAModel PMPRB pada PEMDA
Model PMPRB pada PEMDA
 
ayu.ppt
ayu.pptayu.ppt
ayu.ppt
 
Materi peran apip
Materi peran apipMateri peran apip
Materi peran apip
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf
 
3 permenpan 12 tahun 2015
3 permenpan 12 tahun 20153 permenpan 12 tahun 2015
3 permenpan 12 tahun 2015
 
7. Materi Evaluasi Implementasi SAKIP lingkup KKP – Tim Inspektorat III – 21 ...
7. Materi Evaluasi Implementasi SAKIP lingkup KKP – Tim Inspektorat III – 21 ...7. Materi Evaluasi Implementasi SAKIP lingkup KKP – Tim Inspektorat III – 21 ...
7. Materi Evaluasi Implementasi SAKIP lingkup KKP – Tim Inspektorat III – 21 ...
 
Kel-5. akuntabilitas kinerja organisasi.pdf
Kel-5. akuntabilitas kinerja organisasi.pdfKel-5. akuntabilitas kinerja organisasi.pdf
Kel-5. akuntabilitas kinerja organisasi.pdf
 
AUDIT-KINERJA-Metode-BSC
AUDIT-KINERJA-Metode-BSCAUDIT-KINERJA-Metode-BSC
AUDIT-KINERJA-Metode-BSC
 
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptxPAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
 

More from M Handoko

Paparan FORUM SKPD 2015
Paparan FORUM SKPD 2015Paparan FORUM SKPD 2015
Paparan FORUM SKPD 2015M Handoko
 
RAKOR PERSIAPAN MUSRENBANG TAHUN 2015 - BAPPEDA GRESIK
RAKOR PERSIAPAN MUSRENBANG TAHUN 2015 - BAPPEDA GRESIKRAKOR PERSIAPAN MUSRENBANG TAHUN 2015 - BAPPEDA GRESIK
RAKOR PERSIAPAN MUSRENBANG TAHUN 2015 - BAPPEDA GRESIKM Handoko
 
Surat edaran musrenbang 2015
Surat edaran musrenbang  2015Surat edaran musrenbang  2015
Surat edaran musrenbang 2015M Handoko
 
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)M Handoko
 
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - BappedaPedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - BappedaM Handoko
 
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - BappedaPedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - BappedaM Handoko
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...M Handoko
 
Rapat Pokja Sanitasi Desember 2014 (Warsidi Sudarma, ST, MT)
Rapat Pokja Sanitasi Desember 2014 (Warsidi Sudarma, ST, MT)Rapat Pokja Sanitasi Desember 2014 (Warsidi Sudarma, ST, MT)
Rapat Pokja Sanitasi Desember 2014 (Warsidi Sudarma, ST, MT)M Handoko
 
Rapat Pokja Sanitasi Gresik
Rapat Pokja Sanitasi GresikRapat Pokja Sanitasi Gresik
Rapat Pokja Sanitasi GresikM Handoko
 
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah PermukimanKebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah PermukimanM Handoko
 
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air LimbahKelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air LimbahM Handoko
 
Ringkasan Penyusunan Renstra SKPD (rusmanik@gmail.com)
Ringkasan Penyusunan Renstra SKPD (rusmanik@gmail.com)Ringkasan Penyusunan Renstra SKPD (rusmanik@gmail.com)
Ringkasan Penyusunan Renstra SKPD (rusmanik@gmail.com)M Handoko
 
Integrasi IKU dengan SIPPD kab gresik
Integrasi IKU dengan SIPPD kab gresikIntegrasi IKU dengan SIPPD kab gresik
Integrasi IKU dengan SIPPD kab gresikM Handoko
 
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMDPengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMDM Handoko
 
Aec blueprint dan peran daerah dalam penerapannya
Aec blueprint dan peran daerah dalam penerapannyaAec blueprint dan peran daerah dalam penerapannya
Aec blueprint dan peran daerah dalam penerapannyaM Handoko
 
Implementasi ppsp kab gresik nop 14
Implementasi ppsp kab gresik nop 14Implementasi ppsp kab gresik nop 14
Implementasi ppsp kab gresik nop 14M Handoko
 

More from M Handoko (16)

Paparan FORUM SKPD 2015
Paparan FORUM SKPD 2015Paparan FORUM SKPD 2015
Paparan FORUM SKPD 2015
 
RAKOR PERSIAPAN MUSRENBANG TAHUN 2015 - BAPPEDA GRESIK
RAKOR PERSIAPAN MUSRENBANG TAHUN 2015 - BAPPEDA GRESIKRAKOR PERSIAPAN MUSRENBANG TAHUN 2015 - BAPPEDA GRESIK
RAKOR PERSIAPAN MUSRENBANG TAHUN 2015 - BAPPEDA GRESIK
 
Surat edaran musrenbang 2015
Surat edaran musrenbang  2015Surat edaran musrenbang  2015
Surat edaran musrenbang 2015
 
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
Lampiran II - Berita Acara Musrenbang Desa (Gresik)
 
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - BappedaPedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
 
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - BappedaPedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
Pedoman Musrenbang Integrasi Desa/Kelurahan - Bappeda
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTRIAN KESEHATAN DALAM KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITA...
 
Rapat Pokja Sanitasi Desember 2014 (Warsidi Sudarma, ST, MT)
Rapat Pokja Sanitasi Desember 2014 (Warsidi Sudarma, ST, MT)Rapat Pokja Sanitasi Desember 2014 (Warsidi Sudarma, ST, MT)
Rapat Pokja Sanitasi Desember 2014 (Warsidi Sudarma, ST, MT)
 
Rapat Pokja Sanitasi Gresik
Rapat Pokja Sanitasi GresikRapat Pokja Sanitasi Gresik
Rapat Pokja Sanitasi Gresik
 
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah PermukimanKebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
 
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air LimbahKelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah
 
Ringkasan Penyusunan Renstra SKPD (rusmanik@gmail.com)
Ringkasan Penyusunan Renstra SKPD (rusmanik@gmail.com)Ringkasan Penyusunan Renstra SKPD (rusmanik@gmail.com)
Ringkasan Penyusunan Renstra SKPD (rusmanik@gmail.com)
 
Integrasi IKU dengan SIPPD kab gresik
Integrasi IKU dengan SIPPD kab gresikIntegrasi IKU dengan SIPPD kab gresik
Integrasi IKU dengan SIPPD kab gresik
 
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMDPengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
Pengantar sinkronisasi antar dokumen dan pengantar RPJMD
 
Aec blueprint dan peran daerah dalam penerapannya
Aec blueprint dan peran daerah dalam penerapannyaAec blueprint dan peran daerah dalam penerapannya
Aec blueprint dan peran daerah dalam penerapannya
 
Implementasi ppsp kab gresik nop 14
Implementasi ppsp kab gresik nop 14Implementasi ppsp kab gresik nop 14
Implementasi ppsp kab gresik nop 14
 

Lakip dan Kinerja SKPD Gresik 12 Agustus 2014

  • 1. LAKIP DAN KINERJA SKPD Oleh : Ramliyanto
  • 2. INPRES NO. 7 TH. 1999 • Merupakan Landasan Hukum Operasional Pertama Penerapan Sistem AKIP di Indonesia • Dikeluarkan di Jakarta Pada tanggal 15 Juni 1999 • Ditandatangani oleh Presiden B.J. Habibie
  • 3. MENIMBANG • Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi • Untuk melaksanakan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu dikembangkan sistem pelaporan akuntabilitas kinerja yang mencakup indikator, metode, mekanisme dan tata cara pelaporan kinerja instansi pemerintah
  • 4. AKUNTABILITAS • Perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.
  • 5. TUJUAN SISTEM AKIP • Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya.
  • 6. SASARAN SISTEM AKIP a. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; b. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah; c. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat
  • 7. EVALUASI LAKIP Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
  • 8. MATERI PENILAIAN KOMPONEN BOBOT SUB KOMPONEN 1. Perencanaan Kinerja 35 Renstra, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja 2. Pengukuran Kinerja 20 Pemenuhan Pengukuran, Kualitas Pengukuran, Implementasi Pengukuran 3. Pelaporan Kinerja 15 Pemenuhan Pelaporan, Penyajian Informasi Kinerja, Pemanfaatan Informasi Kinerja 4. Evaluasi Kinerja 10 Pemenuhan Evaluasi, Kualitas Evaluasi, Pemenfaatan Hasil Evaluasi 5. Pencapaian Kinerja 20 Kinerja yang dilaporkan (Output dan Outcome), dan Kinerja lainnya TOTAL 100
  • 9. SELF ASSESSMENT • Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah, ini berarti instansi pemerintah secara mandiri merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerja serta melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi. • Pelaksanaan sistem dengan mekanisme semacam itu, memerlukan evaluasi dari pihak yang lebih independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah.
  • 10. KOMPONEN EVALUASI-1 NO ASPEK BOBOT KOMPONEN DAN SUB KOMPONEN 1 PERENCANA AN 35 % a. Rencana Strategis 12,5%, meliputi: Pemenuhan Renstra, Kualitas Renstra, dan Implementasi Renstra b. Perencanaan Kinerja Tahunan 22,5%, meliputi: Pemenuhan Perencanaan Kinerja Tahunan (4,5%), Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan (11,25%), dan Implementasi Perencanaan Kinerja Tahunan (6,75%)
  • 11. KOMPONEN EVALUASI-2 NO ASPEK BOBO T KOMPONEN DAN SUB KOMPONEN 2 Pengukura n Kinerja 20 % a. Pemenuhan pengukuran 4%, b. Kualitas pengukuran 10% c. Implementasi pengukuran 6%. 3 Pelaporan Kinerja 15 % a. Pemenuhan pelaporan 3%, b. Penyajian informasi kinerja 8%, c. Pemanfaatan informasi kinerja 4%.
  • 12. KOMPONEN EVALUASI-3 NO ASPEK BOBO T KOMPONEN DAN SUB KOMPONEN 2 EVALUASI KINERJA 10% a. Pemenuhan evaluasi 2%, b. Kualitas evaluasi 5% c. Pemanfaatan hasil evaluasi 3% 3 CAPAIAN KINERJA 20% a. Kinerja yang dilaporkan (output) 5%; b. Kinerja yang dilaporkan (outcome) 5%; c. Kinerja tahun berjalan (benchmark) 5%; d. Kinerja Lainnya 5%
  • 13. PENGKATEGORIAN PERINGKAT (RATING) No. Predikat Nilai absolut Interpretasi Karakteristik Instansi 1. AA >85-100 Memuaskan Memimpin perubahan, berbudaya kinerja, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel 2. A >75-85 Sangat Baik Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal. 3. B >65-75 Baik, dan perlu sedikit perbaikan Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan. 4. CC >50-65 Cukup baik (memadai), perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu beberapa perbaikan tidak mendasar. 5. C >30-50 Agak kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan yang mendasar Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar. 6. D 0-30 Kurang, perlu banyak sekali perbaikan & perubahan yang sangat mendasar. Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk manajemen kinerja, perlu banyak perbaikan, sebagian perubahan yang sangat mendasar.
  • 14. PROBLEMATIKA SISTEM AKIP 1. Regulasi 2. Kelembagaan (daerah..) 3. SDM 4. Perencanaan (Indikator Kinerja) 5. Data dan Pengukuran Kinerja 6. Pemanfaatan
  • 15. TABULASI MASALAH PROBLEM KETERANGAN Regulasi - Belum adanya regulasi yang cukup berwibawa, baik dari aspek level dalam peraturan perundangan maupun substansi “pemaksa” nya - Banyaknya regulasi yang tidak sinkron dan tidak terkoordinasi secara sistematis karena di produk oleh “corporate agency” yang berbeda di pemerintahan pusat (LAN, KEMEN-PAN RB, KEMENDAGRI, BAPPENAS) Kelembagaan Belum jelasnya lembaga/unit kerja yang secara spesifik memiliki tupoksi menyusun LAKIP maupun sistem AKIP secara keseluruhan, baik pada level pemda maupun level SKPD SDM Masih rendahnya komitmen, kompetensi dan kerjasama tim dalam penyusunan LAKIP Indikator dan Pengukuran - Indikator kinerja yang disusun sering tidak terukur secara kuantitatif dan tidak relevan dengan sasaran atau kegiatannya - Belum dikuasainya metode pengukuran yang terpercaya secara akademis Data Seringkali tidak tersedia data secara lengkap, jelas, valid dan akurat Pemanfaatan LAKIP disusun hanya untuk menggugurkan kewajiban administratif, tetapi pemanfaatannya untuk kepentingan manajemen pemerintahan yang lain belum optimal
  • 16. REGULASI (Pokok) 1. TAP MPR No.XI/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme 2. Undang-Undang No. 28 Th. 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme
  • 17. REGULASI (langsung-teknis) 1. Instruksi Presiden RI No. 7 Th. 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2. Keputusan Kepala LAN RI No. 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 3. Keputusan Kepala LAN RI No. 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Th. 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
  • 18. REGULASI (Terkait) 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 2. PP No. 8 Th. 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah 3. PP No.8 Th. 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 4. Inpres No. 5 Th. 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi 5. Permendagri No. 54 th 2010 tentang Pelaksanaan PP No.8 Th. 2008
  • 19. UU • RUU AKUNTABILITAS KINERJA PENYELENGGARA NEGARA • BAGAIMANA NASIBNYA ?
  • 20. KELEMBAGAAN • Koordinasi – Integrasi -Sinkronisasi • Pada level Pemerintah Daerah maupun pada level SKPD – Pada level Kementerian/ Lembaga maupun pada level Unit Kerja K/L • Pemda : Bappeda – Biro/Bagian – Pengelola Keuangan • SKPD : Program – Data – Keuangan • Alternatif : Gugus Tugas/Tim
  • 21. SDM • Commitment • Job Discriptions • Competency • Rewarding
  • 22. INDIKATOR DAN PENGUKURAN • Tepat (Specific, Relevan, On Schedule, On Site) • Terukur (Terutama secara kuantitatif) • Metode Pengukuran
  • 23. DATA • Ketersediaan • Kelengkapan • Validitas • Reliabilitas • Akurasi
  • 24. PEMANFAATAN • LAKIP • LKPJ • LAPORAN KEUANGAN : CaLK • LPPD – EKPPD • AUDIT (opini)
  • 25. WUJUD AKUNTABILITAS KINERJA 1. Pernyataan pejabat atau pimpinan lembaga 2. Pidato pertanggungjawaban pimpinan lembaga 3. Laporan akuntabilitas kinerja lembaga 4. Perilaku individu anggota dan pimpinan lembaga
  • 26. AKUNTABILITAS 1. Akuntabilitas Administratif 2. Akuntabilitas Manajerial 3. Akuntabilitas Kinerja
  • 27. AKUNTABILITAS • Akuntabilitas PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI lembaga berikut PRESTASI KERJA yang telah dicapai dalam periode tertentu • Diungkapkan berdasarkan FAKTA YANG SESUNGGUHNYA secara JUJUR DAN OBJEKTIF
  • 28. LAPORAN AKUNTABILITAS • Pengungkapan hasil capaian kinerja atau prestasi kerja • Penjelasan dan analisis tentang pencapaian kinerja dan prestasi kerja tersebut beserta argumen-argumennya • Pengungkapan data dan informasi lainnya sebagai pendukung kinerja yang telah dicapai
  • 29. SIKLUS SISTEM AKUNTABILITAS PERENCANAAN STRATEGIS PELAPORAN KINERJA PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN KINERJA PENETAPAN KINERJA
  • 30. KERANGKA KERJA SISTEM AKUNTABILITAS 2010 2011 2012 2013 2014 Rencana Strategis 2010-2014 Rencana Kinerja 2010 LAKIP 2010 Rencana Kinerja 2011 PENGUKURAN, EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA LAKIP 2011 Rencana Kinerja 2014 LAKIP 2014 Rencana Kinerja 2013 Rencana Kinerja 2012 LAKIP 2013 LAKIP 2012 Penetapan Kinerja 2010 Penetapan Kinerja 2011 Penetapan Kinerja 2014 Penetapan Kinerja 2013 Penetapan Kinerja 2012
  • 31. Muatan RENSTRA SKPD Permendagri 54/2010 -Pasal 85 VISI MISI-1 MISI-2 (dst) TUJUAN 1.1 TUJUAN 1.2 (dst) SASARAN 1.1.1 STRATEGI-STRATEGI SASARAN 1.1.2 (dst) KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PROGRAM 1 KEGIATAN 1.1 KEGIATAN 1.2. (dst) PROGRAM 2 (dst)
  • 32. RENCANA STRATEGIS TAHUN …. - …. Versi : Permendagri No. 54 Th. 2010
  • 33. PERENCANAAN KINERJA PROSES PENETAPAN KEGIATAN TAHUNAN DISERTAI INDIKATOR KINERJA DAN TINGKAT CAPAIANNYA BERDASARKAN PROGRAM, KEBIJAKAN DAN SASARAN YANG TELAH DITETAPKAN DALAM RENCANA STRATEGIS ANNUAL PERFORMANCE PLAN (RENCANA KINERJA TAHUNAN-RKT)/ RENJA HASILNYA
  • 34. PERENCANAAN KINERJA  PERENCANAAN KINERJA ADALAH AKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI DEPAN TENTANG TINGKAT CAPAIAN KINERJA YANG DIINGINKAN DAN DIHUBUNGKAN DENGAN TINGKAT PELAKSANAAN PROGRAM/ KEGIATAN  PERENCANAAN KINERJA JUGA MEMBERIKAN TARGET (QUANTITATIVE OBJECTIVES) TENTANG APA YANG HARUS DICAPAI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN
  • 36. RENCANA KINERJA SEBAGAI BENTUK KOMITMEN PENCAPAIAN KINERJA PROSES PERENCANAAN KINERJA RENCANA KINERJA MENJABARKAN RENCANA KEGIATAN DAN TARGET KINERJA TAHUNAN YANG DIKOMITMENKAN OLEH ORGANISASI UNTUK DICAPAI DALAM TAHUN YANG BERSANGKUTAN
  • 37. POSISI RENCANA KINERJA DALAM MANAJEMEN STRATEGIS SEKTOR PUBLIK STRATEGIC PLAN MULTI-YEARS PLANNING ANNUAL PERFORMANCE PLANS Annual Budget Request PERFORMANCE AGREEMENT Annual Operating Plan Annual Appropriation ACTUAL PERFORMANCE FINANCIAL PERFORMANCE REPORTS PERFORMANCE REPORTS
  • 38. MANFAAT PERENCANAAN KINERJA 1. Menghubungkan perencanaan strategis, action plan dan perencanaan operasional terinci 2. Membantu “memastikan” pencapaian hasil pelaksanaan program/kegiatan 3. Memudahkan proses pengukuran kinerja 4. Membantu monitoring dan evaluasi kinerja 5. Membantu menetapkan tujuan kinerja pada periode yang akan datang 6. Memudahkan penetapan spesifikasi kontrak pekerjaan atas dasar capaian
  • 39. PRASYARAT PERENCANAAN KINERJA  Sudah ada dokumen rencana strategis (renstra) atau perencanaan jangka menengah  Sudah ada kejelasan mengenai perumusan tujuan dan sasaran yang jelas, spesifik, dan dapat diukur (asas smart)  Sudah ada perumusan strategi yang jelas dan dapat ditentukan waktu pelaksanaannya  Terdapat hubungan yg rasional antara
  • 40. DARI MANA HARUS DIMULAI ? • Perencanaan kinerja dapat dimulai dengan merencanakan tingkat capaian output yang diinginkan • Perencanaan kinerja dimulai juga dari immediate outcome yg diharapkan dapat dicek dalam waktu tidak lama sesudah pelaksanaan program berjalan • Menentukan indikator kinerja yg “mudah” pengumpulan datanya
  • 41. BAGAIMANA MERENCANAKAN KINERJA  Melihat pengalaman masa lalu  Melihat kemampuan pengerahan sumber daya yang ada  Menentukan dan memprediksi tahap-tahap pelaksanaan program/ kegiatan  Mengecek/menguji keterkaitan antara strategi dan sasaran yang hendak dicapai  Menentukan perkiraan capaian dengan memperkirakan kemajuan program/kegiatan
  • 42. TAHAPAN MENETAPKAN TARGET KINERJA TUJUAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA TARGET KINERJA RENCANA KINERJA
  • 43. SASARAN  Spesifik / khusus / khas  Dapat dinilai dan terukur  Menantang namun dapat di capai  Disepakati oleh jajaran organisasi  Berorientasi pada hasil dan realistis  Ada rentang/kurun waktu yang pasti dan ada SMART  Kepastian sumberdaya
  • 44. INDIKATOR SASARAN  Ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun tertentu  Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya  Dapat berupa output atau outcome  Setiap sasaran dapat memiliki lebih dari satu indikator
  • 45.
  • 46. PENETAPAN KINERJA • Suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi
  • 47. PERFORMANCE AGREEMENT • A performance agreement is a method of : establishing expectations, accountability and consequences for not meeting a set standard of execution excellence • Performance agreements should be negotiated before
  • 48. MEKANISME -1 • Kementerian/lembaga menyusun penetapan kinerja tingkat kementerian/lembaga dan ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan lembaga • Unit organisasi eselon I menyusun penetapan kinerja tingkat unit organisasi setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga dan pimpinan unit organisasi • Satuan kerja dan unit kerja eselon II menyusun penetapan kinerja setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh pimpinan unit organisasi dan pimpinan satuan kerja • Menteri/ Pimpinan Lembaga menyampaikan dokumen penetapan kinerja kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berjalan
  • 49. MEKANISME-2 • Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menyusun dokumen penetapan kinerja tingkat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ditandatangani oleh Gubernur/ Bupati/Walikota • Satuan Kerja Pemerintah Daerah dan unit kerja mandiri Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menyusun penetapan kinerja setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh gubernur/bupati/walikota dan pimpinan SKPD/unit kerja • Gubernur/ Bupati/Walikota menyampaikan dokumen penetapan kinerja kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dokumen anggaran disahkan
  • 50. MEMPERHATIKAN • Kontrak kinerja antara Presiden dengan Menteri; • Dokumen perencanaan jangka menengah; • Dokumen perencanaan kinerja tahunan; • Dokumen penganggaran dan atau pelaksanaan anggaran. • SPM (Standar Pelayanan Minimum)
  • 51. PEMANFAATAN • Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi; • Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; • Menilai keberhasilan/kegagalan organisasi
  • 54. PENGUKURAN KINERJA  Dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah  Hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada indikator kinerja
  • 55. YANG DIUKUR : PERFORMANCE GAP (Kesenjangan Kinerja) YANG DIRENCANAKAN YANG SENYATANYA
  • 56. MANFAAT (yang seharusnya diperoleh dari) PENGUKURAN KINERJA 1. Menunjukkan kinerja yg telah dicapai melalui UPAYA-UPAYA (Kebijakan,Program, Kegiatan) yang telah dilakukan 2. DASAR peningkatan kinerja yang direncanakan untuk tahun berikutnya 3. Menjadi (salah satu) dasar PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4. Alat KOMUNIKASI baik internal maupun eksternal 5. Identifikasi KEPUASAN pemanfaat pelayanan dan stake holders’
  • 57. PRINSIP PENGUKURAN KINERJA 1. MANFAAT (Usefulness) 2. TERSEDIANYA DATA (Availability Of Data) 3. KESAHIHAN (Validity) 4. KEJELASAN (Clarity) 5. KETEPATAN (Accuracy) 6. KEULANGAN (Reliabilty)
  • 58. Lanjutan 8. KEUNIKAN (Uniqueness) 9. KETEPATAN WAKTU (Timelines) 10.KEWENANGAN (Controlability) 11.BIAYA (Cost) 12.KELENGKAPAN (Completeness) 13.DAPAT DIBANDINGKAN (Comparability)
  • 59. SISTEM PENGUKURAN KINERJA 1. Penetapan Indikator Kinerja 2. Metode Pengukuran Kinerja 3. Mekanisme Pengumpulan Data Kinerja
  • 60. INDIKATOR KINERJA 1. SASARAN 2. KEGIATAN a. INPUT (MASUKAN) b. OUTPUT (KELUARAN) c. OUTCOME (HASIL) d. BENEFIT (MANFAAT) e. IMPACT (DAMPAK)
  • 61. METODE PENGUKURAN KINERJA  Data Internal (Sistem Informasi Instansi)  Data Eksternal (Primer Dan Skunder)
  • 62. MEKANISME PENGUMPULAN DATA KINERJA 1. Tentukan jenis data 2. Tentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap pengumpulan data 3. Tentukan sumber data (populasi atau sample) 4. Tentukan kapan data bisa diakses 5. Tentukan media dan metode pencatatan data 6. Tentukan cara pengolahan data
  • 66. RINGKASAN EKSEKUTIF • Menkanisme Penyusunan LAKIP • Mekanisme Pengukuran LAKIP • Ringkasan kinerja SKPD • Pemanfaatan LAKIP
  • 67. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berisi tentang perlunya penyusunan LAKIP serta urgensi bagi upaya-upaya peningkatan kinerja SKPD 1.2 LANDASAN HUKUM Memuat tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan LAKIP. 1.3. TUJUAN PENYUSUNAN Berisi tentang tujuan penyusunan LAKIP serta pemanfaatannya 1.4 GAMBARAN UMUM SKPD Berisi tentang uraian singkat TUPOKSI, sumber daya yang dimiliki serta gambaran singkat kinerja tahun sebelumnya
  • 68. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 . RENCANA STRATEGIS DAN DAN RENCANA KINERJA TAHUNAN Berisi Uraian Singkat tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran serta Target Kinerja 2.2 . PERJANJIAN KINERJA Memuat tentang Penetapan Kinerja tahun berkenaan. Berisi tentang Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, Program/Kegiatan dan Anggaran yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja
  • 69. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. PENGUKURAN KINERJA Berisi tentang hasil pengukukuran kinerja SKPD yang menunjukkan tentang capaian-capaian yang diraih dalam satu tahun 3.2. ANALISIS DAN EVALUASI KINERJA Berisi narasi yang merupakan penjelasan dan argumentasi terkait dengan capaian-capaian yang telah diraih berdasarkan data-data hasil pengukuran kinerja. Dapat menggunakan informasi dari hasil evaluasi indikator kinerja kegiatan, evaluasi efisiensi dan evaluasi efektifitas. 3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN Berisi tentang Ringkasan Anggaran yang dikelola oleh SKPD serta realisasinya.
  • 70. BAB IV PENUTUP • Berisi tentang : –Kesimpulan kinerja yang telah dicapai oleh SKPD –Berisi tentang rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja agar lebih baik dari kinerja saat ini
  • 71. Waktu Penyampaian LAKIP • Kementerian/Lembaga menyampaikan kepada Presiden melalui Menteri Negara PAN dan RB selambat-lambatnya 2,5 (dua setengah) bulan setelah tahun anggaran berakhir. • Unit organisasi eselon I dan unit kerja mandiri pada Kementerian/Lembaga disampaikan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga diatur tersendiri oleh Menteri/Pimpinan Lembaga; • Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota menyampaikan kepada Presiden melalui Menteri Negara PAN dan RB selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. • SKPD dan unit kerja mandiri pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota disampaikan kepada Gubernur/ Bupati/ Walikota diatur tersendiri oleh Gubernur/Bupati/Walikota.