SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
7. Teori Ikatan Valensi dalam
Senyawa Kompleks
1. Teori Ikatan Valensi
• Penerapan teori ikatan pada senyawa kompleks
pertama yang cukup berhasil di kemukakan oleh
Linus Pauling (1931) dan dikenal dengan Teori
Ikatan VaIensi (valence bond theory, VBT).
• Teori ini merupakan perluasan dari konsep yang
mengkaitkan antara proses hibridisasi dan bentuk
atau struktur senyawa non-kompleks. Atas dasar
pembentukan ikatan hasil tumpang tindih orbital
hibrida
• Pauling dapat meramalkan bentuk-bentuk geometri
dari berbagai senyawa. Pembentukan ikatan-ikatan
antara atom pusat dengan ligan-ligan dijelaskan
pertama kali berdasarkan teori ikatan valensi.
• Teori ikatan valensi juga dapat menjelaskan sifat
magnetik dan kestabilan dari senyawa-senyawa
kompleks.
• Teori Ikatan Valensi (TIV) mencakup dua konsep
penting yaitu eksitasi dan hibridisasi.
• Teori ini mengemukakan bahwa ikatan dalam
kompleks merupakan ikatan kovalen koordinasi hasil
overlap antara orbital ligan yang berisi pasangan
elektron bebas dengan orbital ion logam yang kosong.
• Pada proses pembentukan kompleks, ion pusat
menyiapkan sejumlah orbital kosong yang sesuai
dengan disertai proses hibridisasi.
• Elektron 4s dalam atom logam yang ada dalam
keadaan dasar harus di promosikan ke orbital 3d
sehingga memungkinkan orbital 4s itu ditempati
sepasang elektron dari ligan.
Lanjutan
• Dalam teori ini pembentukan kompleks dapat di
pandang sebagai reaksi asam basa Lewis, Iigan
berperan sebagai basa Lewis dan logam sebagai asam
Lewis. Sebagai contoh kompleks karbonil dapat
dijelaskan secara sederhana dengan mengasumsikan
bahwa hibridisasi d2sp3(Oktahedron), dsp3 (trigonal
bipiramida), sp3 (tetrahedron) terjadi dalam molekul-
molekul Co(CO)6, Fe(CO)5 dan Ni(CO)4.
• Untuk menyatakan proses pembentukan kompleks
biasanya orbital logam dituliskan dengan simbol
kotak atau lingkaran untuk menunjukan distribusi
elektron (diberi simbol anak panah ke atas/bawah) dari
logam dan yang diterima logam dari ligan.
Ni dalam kompleks Ni(CO)4:
Lanjutan
• Untuk ion logam Pd2+ dan Pt2+
yang memiliki konfigurasi elektron
d8, kompleks yang terbentuk
biasanya berkoordinat 4,
berstruktur bujursangkar, dan
bersifat diamagnetik.
• Dalam keadaan dasar, ion-ion
tersebut paramagnetik, sehingga
ligan dalam kompleks itu harus
menyebabkan dua elektron tak
berpasangan menjadi berpasangan.
Untuk kompleks [PtCl4]2-, Pauling
mengusulkan bahwa satu ligan
menempati satu orbital d, seperti
berikut ini :
Khusus untuk ion Ni2+ yang juga segolongan dengan
Pd2+ dan Pt2+, dijumpai kompleks koodinat 4
paramagnetik dengan struktur tetrahedral. Jadi
kelima orbital d mesti ditempati oleh 8 elektron.
Pembentukan kompleks [NiCl4]2- diterangkan sebagi
berikut:
• Dari uraian di atas , struktur kompleks dengan ion
logam berkonfigurasi d8(sistem d8) dapat ditentukan jika
sifat kemagnetan kompleksnya telah diketahui.
• Jika bersifat diamagnetik, berarti stukturnya bujursangkar,
jika paramagnetik maka stukturnya tetrahedral.
• Pauling tidak mampu menerangkan mengapa ion logam
sistem d8 membentuk kompleks diamagnetik (dsp2),
sedangkan yang lain paramagnetik (sp3).
• Hal ini merupakan salah satu kelemahan VBT. Masalah itu
akan diterangkan dengan teori medan kristal pada bagian
berikutnya.
•
• Dari penjelasan di atas, teori ikatan valensi dapat
menerangkan bahwa kompleks itu berbentuk
oktahedron dan tidak mengandung elektron
tidak berpasangan sehingga bersifat diamagnetik.
• Kemudian setelah ditemukan kompleks
paramagnetik dari ion Co3+ seperti [CoF6]3- yang
memiliki empat elektron tak berpasangan
diperlukan pengaturan elektron lagi.
• Satu usulan untuk menjelaskan kompleks itu
adalah bahwa ion fluorida tidak menggunakan
orbital 3d atom kobalt. Pauling mengusulkan
bahwa ion fluorida dapat berikatan dengan orbital
yang berada lebih luar yaitu 4d, sehingga hibridisasi
sp3d2 yang identik dengan hibridisasi d2sp3 yang
telah diuraikan di atas. Heksafluorokobalt(III)
digambarkan sebagai berikut:
Tabel Konfigurasi dan jenis hibridisasi beberapa kompleks
menurut VBT
Prinsip Elektronetralitas dan Ikatan Balik
• Kejanggalan yang muncul dengan mengasumsikan bahwa pembentukan
kompleks merupakan reaksi antara asam Lewis dan basa Lewis adalah
timbulnya muatan negatif pada logam pusat akibat penerimaan elektron
dari ligan.
• Hal ini menyebabkan kerapatan (densitas) elektron pada ion pusat menjadi
besar dan tentu saja keadaan ini tidak diinginkan (tidak stabil).
Contoh kompleks Co2+ seperti [CoF6]4-.
Enam ligan menyediakan 12 elektron untuk berikatan dengan logam dan
karena semua elektron berasal dari ligan maka ada muatan formal -6
ditambahkan pada ligan yang hanya digunakan untuk menetralisir
muatan +2.
• Dari perhitungan muatan formal kobalt akan menjadi negatif besar dan
seharusnya tidak stabil. Tetapi fakta menunjukkan bahwa kompleks itu
stabil.
• Pauling menjelaskan bahwa ada dua alasan mengapa fakta
menunjukkan bahwa logam tidak bermuatan negatif.
• Pertama, karena ligan donor pada umumnya atom yang
berelektronegativitas tinggi, seperti N dan O, sehingga
elektron ikatan tidak akan terdistribusi sama antara
logam dan ligan. Jadi induksi muatan positif pada logam
membantu mengurangi muatan formal negatif ion pusat.
Pauling mengatakan bahwa kompleks akan stabil jika
elektronegativitas ligan sedemikian sehingga logam
dapat mencapai kondisi netral. Aturan semacam ini
dikenal sebagai prinsip elektronegatifitas. Pauling telah
membuat perhitungan semikuantitatif yang
menghubungkan stabilitas kompleks dengan muatan
atom logam pusat. Perhitungan menggunakan persamaan :
P = 16 (∆ χ ) + 3,5 (∆ χ )2
• Harga muatan dapat bermanfaat untuk menerangkan
beberapa prinsip secara kualitatif, terutama berkaitan dengan
informasi kestabilan senyawa kompleks.
• Empat molekul air secara efektif menetralisir muatan ionik +2
berelium, tetapi 6 molekul air memberikan terlalu banyak
elektron. Tetapi, Al3+ dapat mengimbangi muatan negatif dari
6 molekul air. Oleh karena itu, [Be(H2O)4]2+ dan [Al(H2O)6]3+
merupakan kompleks stabil, sedangkan [Be(H2O)4]2+ tidak.
• Hal serupa [Al(NH3)6]3+ tidak stabil karena nitrogen dalam
ligan ammonia kurang bersifat elektronegatif untuk
mengurangi muatan negatif yang muncul pada ion pusat.
• Berdasartkan alasan tersebut dapat dipahami bahwa untuk
mengurangi adanya kerapatan elektron yang berlebihan
dalam atom pusat pada oksida logam dan kompleks fluorida
dijumpai atom berada pada tingkat oksidasi tinggi, antara lain
[CoF6]2-, [MnF6]2- , [RuF6]-, [CrO3F]- dan MnO4
-.
• Adanya bentuk hibrida resonansi (bentuk II),
kerapatan elektron akan berkurang dari nikel ke
oksigen.
• Pembuktian lebih tepat tentang proses ini
menunjukkan bahwa delokalisasi kerapatan
elektron terjadi karena tumpukan (overlap)
orbital d pada logam dengan orbital ligan
kembali.
• Teori ikatan valensi menerangkan bahwa proses
ini melibatkan penggunaan orbital p dari karbon
sehingga orbital ini dapat bertumpukan lagi
membentuk ikatan pi dengan oksigen.
• Teori orbital molekul menjelaskan dengan cara
lain yang akan dibicarakan kemudian.
Keunggulan dan Kelemahan Teori Ikatan Valensi
• Dengan adanya pendekatan VBT, kimia koordinasi
berkembang dengan pesat karena hampir semua senyawa
kompleks dapat diinterpretasikan.
• Teori ini sangat sederhana sehingga mudah di terima dan
mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam
menjelaskan struktur dan sifat magnetik berbagai senyawa
kompleks.
• Kelemahannya adalah bahwa teori ini tidak mampu
menjeleskan secara tepat apakah kompleks koordinat-4
akan tetrahedral atau bujursangkar, dan jika oktahedron
apakah akan mempunyai spin rendah atau spin tinggi.
Salah satu kelemahan itu adalah ion kompleks
[Cu(NH3)2]2+. Ion Cu2+ memiliki struktur elektron d9.
Koordinasi keempat molekul ammonia dimungkinkan
terjadi melalui orbital tetrahedron sp3 seperti dalam
d1pada ion [Cu(NH3)4
]+2.
Lanjutan
Lanjutan
Dalam pembentukan kompleks , satu elektron dipromosikan dari
3d ke 4p. Jadi, hibridisasi sp 2 memerlukan energi untuk promosi
elektron. Akan tetapi orang tentu akan berpendapat lain mengapa
ikatan yang sama tidak dapat menyediakan energi yang
diperlukan untuk elektron tak berpasangan menjadi berpasangan
seprti pada kompleks Ni2+ yang ditemukan bersifat paramagnetik.
Orang juga berpendapat mengapa elektron hanya di promosikan ke
tingkat yang cukup tinggi (4p) dan tidak lepas oleh oksidasi menjadi
kompleks Cu3+ .Walaupun kompleks Cu3+ dikenal tetapi tidak
stabil dan berfungsi sebagai oksidator kuat. Sebaliknya spesies
isoelektronik Au3+ adalah sangat stabil dan Au2+ tidak di kenal.
Kemudian pengamatan menggunakan resonansi spin elektron
menunjukan bahwa elektron tidak berpasangan tidak berada pada
orbital 4p.
• Dalam pembentukan komleks , satu elektron dipromosikan dari 3d
ke 4p. Jadi, hibridisasi sp2 memerlukan energi untuk promosi
elektron.
• Akan tetapi ada yang berpendapat lain mengapa ikatan yang sama
tidak dapat menyediakan energi yang diperlukan untuk elektron tak
berpasangan menjadi berpasangan seperti pada komleks Ni2+ yang
ditemukan bersifat paramagnetik.
• Orang juga berpendapat mengapa elektron hanya di promosikan ke
tingkat yang cukup tinggi (4p) dan tidak lepas oleh oksidasi menjadi
kompleks Cu3+ .
• Walaupun kompleks Cu3+ dikenal tetapi tidak stabil dan berfungsi
sebagai oksidator kuat. Sebaliknya spesies isoelektronik Au3+ adalah
sangat stabil dan Au2+ tidak di kenal.
• Kemudian pengamatan menggunakan resonansi spin elektron
menunjukan bahwa elektron tidak berpasangan tidak berada pada
orbital 4p.
• Teori ikatan valensi juga gagal mendiskusikan bentuk-
bentuk tertentu seperti bentuk tetragonal, bentuk
oktahedron yang mengalami distorsi. Kompleks Cu2+
sebenarnya merupakan kompleks tetragonal hasil
distorsi dari oktahedron. Teori ini tidak menjelaskan hal
itu.
• Kelemahan VBT yang sangat vatal adalah tidak dapat
menjelaskan adanya proses eksitasi elektron. Salah
satu aspek menarik pada senyawa kompleks adalah
munculnya perbedaan antara variasi warna senyawa.
Sebagai contoh [Cu(NH3)4]2+ mempunyai warna biru.
• Tentunya warna ini merupakan hasil darin penyerapan
sinar tampak ketika elektron naik dari keadaan
dasar ke tingkat energi lebih tinggi, VBT sama
sekali tidak mendiskusikan hal itu.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

SISTEM PERIODIK UNSUR
SISTEM PERIODIK UNSURSISTEM PERIODIK UNSUR
SISTEM PERIODIK UNSURDZUL FAHMI
 
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxLkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxmonggaviranita
 
Bahan Ajar Konfigurasi Elektron
Bahan Ajar Konfigurasi ElektronBahan Ajar Konfigurasi Elektron
Bahan Ajar Konfigurasi ElektronCahyaHarnia
 
4. bentuk molekul dan gaya antarmolekul
4. bentuk molekul dan gaya antarmolekul4. bentuk molekul dan gaya antarmolekul
4. bentuk molekul dan gaya antarmolekulMasyaMarchelinaNatas
 
Ppt ikatan kimia (kelompok 1)
Ppt ikatan kimia (kelompok 1)Ppt ikatan kimia (kelompok 1)
Ppt ikatan kimia (kelompok 1)kovalenkimia
 
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1AyumaGanbatte AlKaoru
 
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalenIkatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalenFitriHastuti2
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksCha Cha D Talo
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisNia Sasria
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 

What's hot (20)

SISTEM PERIODIK UNSUR
SISTEM PERIODIK UNSURSISTEM PERIODIK UNSUR
SISTEM PERIODIK UNSUR
 
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxLkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
 
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektronKonfigurasi elektron
Konfigurasi elektron
 
Bahan Ajar Konfigurasi Elektron
Bahan Ajar Konfigurasi ElektronBahan Ajar Konfigurasi Elektron
Bahan Ajar Konfigurasi Elektron
 
Alkana
AlkanaAlkana
Alkana
 
4. bentuk molekul dan gaya antarmolekul
4. bentuk molekul dan gaya antarmolekul4. bentuk molekul dan gaya antarmolekul
4. bentuk molekul dan gaya antarmolekul
 
Teori Ikatan Valensi
Teori Ikatan ValensiTeori Ikatan Valensi
Teori Ikatan Valensi
 
Ppt ikatan kimia (kelompok 1)
Ppt ikatan kimia (kelompok 1)Ppt ikatan kimia (kelompok 1)
Ppt ikatan kimia (kelompok 1)
 
Teori hibridisasi
Teori hibridisasiTeori hibridisasi
Teori hibridisasi
 
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1
Warna & kemagnetan senyawa kompleks 2017 1
 
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalenIkatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
Ikatan kimia, ikatan ion, dan ikatan kovalen
 
Titrasi redoks 2
Titrasi redoks 2Titrasi redoks 2
Titrasi redoks 2
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 
Benzena
BenzenaBenzena
Benzena
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewis
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Alkohol,ppt
Alkohol,pptAlkohol,ppt
Alkohol,ppt
 
Bab 4-senyawa-aromatik
Bab 4-senyawa-aromatikBab 4-senyawa-aromatik
Bab 4-senyawa-aromatik
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 

Similar to 7. Teori ikatan valensi.pptx

Ikatan pada Molekul dan Ion Kompleks
Ikatan pada Molekul dan Ion KompleksIkatan pada Molekul dan Ion Kompleks
Ikatan pada Molekul dan Ion KompleksRima-Rochan FbiOne's
 
Ikatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
Ikatan Pada Ion dan Molekul KompleksIkatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
Ikatan Pada Ion dan Molekul KompleksRima_Melani
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptDewiMarhelly3
 
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptIKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptDiyas16
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptSurtini5
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptangga678964
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptRizaUmmami3
 
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnajaZidniAzizati1
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,SetyaAyuAprilia2
 
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasIkatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasFahmi Hidayat
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereenWarnet Raha
 
Ikatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulIkatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulujangsupiandi
 

Similar to 7. Teori ikatan valensi.pptx (20)

Ikatan pada Molekul dan Ion Kompleks
Ikatan pada Molekul dan Ion KompleksIkatan pada Molekul dan Ion Kompleks
Ikatan pada Molekul dan Ion Kompleks
 
Ikatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
Ikatan Pada Ion dan Molekul KompleksIkatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
Ikatan Pada Ion dan Molekul Kompleks
 
IKATAN KIMIA.pptx
IKATAN KIMIA.pptxIKATAN KIMIA.pptx
IKATAN KIMIA.pptx
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptIKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
 
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasIkatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
Ikatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekulIkatan kimia dan struktur molekul
Ikatan kimia dan struktur molekul
 
Materi Ikatan kimia
Materi Ikatan kimiaMateri Ikatan kimia
Materi Ikatan kimia
 
5. ikatankimia
5. ikatankimia5. ikatankimia
5. ikatankimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan Kimia
Ikatan KimiaIkatan Kimia
Ikatan Kimia
 
Pp pe
Pp pePp pe
Pp pe
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 

Recently uploaded

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 

Recently uploaded (12)

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 

7. Teori ikatan valensi.pptx

  • 1. 7. Teori Ikatan Valensi dalam Senyawa Kompleks
  • 2. 1. Teori Ikatan Valensi • Penerapan teori ikatan pada senyawa kompleks pertama yang cukup berhasil di kemukakan oleh Linus Pauling (1931) dan dikenal dengan Teori Ikatan VaIensi (valence bond theory, VBT). • Teori ini merupakan perluasan dari konsep yang mengkaitkan antara proses hibridisasi dan bentuk atau struktur senyawa non-kompleks. Atas dasar pembentukan ikatan hasil tumpang tindih orbital hibrida • Pauling dapat meramalkan bentuk-bentuk geometri dari berbagai senyawa. Pembentukan ikatan-ikatan antara atom pusat dengan ligan-ligan dijelaskan pertama kali berdasarkan teori ikatan valensi.
  • 3. • Teori ikatan valensi juga dapat menjelaskan sifat magnetik dan kestabilan dari senyawa-senyawa kompleks. • Teori Ikatan Valensi (TIV) mencakup dua konsep penting yaitu eksitasi dan hibridisasi. • Teori ini mengemukakan bahwa ikatan dalam kompleks merupakan ikatan kovalen koordinasi hasil overlap antara orbital ligan yang berisi pasangan elektron bebas dengan orbital ion logam yang kosong. • Pada proses pembentukan kompleks, ion pusat menyiapkan sejumlah orbital kosong yang sesuai dengan disertai proses hibridisasi. • Elektron 4s dalam atom logam yang ada dalam keadaan dasar harus di promosikan ke orbital 3d sehingga memungkinkan orbital 4s itu ditempati sepasang elektron dari ligan.
  • 4. Lanjutan • Dalam teori ini pembentukan kompleks dapat di pandang sebagai reaksi asam basa Lewis, Iigan berperan sebagai basa Lewis dan logam sebagai asam Lewis. Sebagai contoh kompleks karbonil dapat dijelaskan secara sederhana dengan mengasumsikan bahwa hibridisasi d2sp3(Oktahedron), dsp3 (trigonal bipiramida), sp3 (tetrahedron) terjadi dalam molekul- molekul Co(CO)6, Fe(CO)5 dan Ni(CO)4. • Untuk menyatakan proses pembentukan kompleks biasanya orbital logam dituliskan dengan simbol kotak atau lingkaran untuk menunjukan distribusi elektron (diberi simbol anak panah ke atas/bawah) dari logam dan yang diterima logam dari ligan.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8. Ni dalam kompleks Ni(CO)4:
  • 10.
  • 11. • Untuk ion logam Pd2+ dan Pt2+ yang memiliki konfigurasi elektron d8, kompleks yang terbentuk biasanya berkoordinat 4, berstruktur bujursangkar, dan bersifat diamagnetik. • Dalam keadaan dasar, ion-ion tersebut paramagnetik, sehingga ligan dalam kompleks itu harus menyebabkan dua elektron tak berpasangan menjadi berpasangan. Untuk kompleks [PtCl4]2-, Pauling mengusulkan bahwa satu ligan menempati satu orbital d, seperti berikut ini :
  • 12. Khusus untuk ion Ni2+ yang juga segolongan dengan Pd2+ dan Pt2+, dijumpai kompleks koodinat 4 paramagnetik dengan struktur tetrahedral. Jadi kelima orbital d mesti ditempati oleh 8 elektron. Pembentukan kompleks [NiCl4]2- diterangkan sebagi berikut:
  • 13.
  • 14. • Dari uraian di atas , struktur kompleks dengan ion logam berkonfigurasi d8(sistem d8) dapat ditentukan jika sifat kemagnetan kompleksnya telah diketahui. • Jika bersifat diamagnetik, berarti stukturnya bujursangkar, jika paramagnetik maka stukturnya tetrahedral. • Pauling tidak mampu menerangkan mengapa ion logam sistem d8 membentuk kompleks diamagnetik (dsp2), sedangkan yang lain paramagnetik (sp3). • Hal ini merupakan salah satu kelemahan VBT. Masalah itu akan diterangkan dengan teori medan kristal pada bagian berikutnya. •
  • 15.
  • 16.
  • 17. • Dari penjelasan di atas, teori ikatan valensi dapat menerangkan bahwa kompleks itu berbentuk oktahedron dan tidak mengandung elektron tidak berpasangan sehingga bersifat diamagnetik. • Kemudian setelah ditemukan kompleks paramagnetik dari ion Co3+ seperti [CoF6]3- yang memiliki empat elektron tak berpasangan diperlukan pengaturan elektron lagi. • Satu usulan untuk menjelaskan kompleks itu adalah bahwa ion fluorida tidak menggunakan orbital 3d atom kobalt. Pauling mengusulkan bahwa ion fluorida dapat berikatan dengan orbital yang berada lebih luar yaitu 4d, sehingga hibridisasi sp3d2 yang identik dengan hibridisasi d2sp3 yang telah diuraikan di atas. Heksafluorokobalt(III) digambarkan sebagai berikut:
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22. Tabel Konfigurasi dan jenis hibridisasi beberapa kompleks menurut VBT
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26. Prinsip Elektronetralitas dan Ikatan Balik • Kejanggalan yang muncul dengan mengasumsikan bahwa pembentukan kompleks merupakan reaksi antara asam Lewis dan basa Lewis adalah timbulnya muatan negatif pada logam pusat akibat penerimaan elektron dari ligan. • Hal ini menyebabkan kerapatan (densitas) elektron pada ion pusat menjadi besar dan tentu saja keadaan ini tidak diinginkan (tidak stabil). Contoh kompleks Co2+ seperti [CoF6]4-. Enam ligan menyediakan 12 elektron untuk berikatan dengan logam dan karena semua elektron berasal dari ligan maka ada muatan formal -6 ditambahkan pada ligan yang hanya digunakan untuk menetralisir muatan +2. • Dari perhitungan muatan formal kobalt akan menjadi negatif besar dan seharusnya tidak stabil. Tetapi fakta menunjukkan bahwa kompleks itu stabil. • Pauling menjelaskan bahwa ada dua alasan mengapa fakta menunjukkan bahwa logam tidak bermuatan negatif.
  • 27. • Pertama, karena ligan donor pada umumnya atom yang berelektronegativitas tinggi, seperti N dan O, sehingga elektron ikatan tidak akan terdistribusi sama antara logam dan ligan. Jadi induksi muatan positif pada logam membantu mengurangi muatan formal negatif ion pusat. Pauling mengatakan bahwa kompleks akan stabil jika elektronegativitas ligan sedemikian sehingga logam dapat mencapai kondisi netral. Aturan semacam ini dikenal sebagai prinsip elektronegatifitas. Pauling telah membuat perhitungan semikuantitatif yang menghubungkan stabilitas kompleks dengan muatan atom logam pusat. Perhitungan menggunakan persamaan : P = 16 (∆ χ ) + 3,5 (∆ χ )2
  • 28.
  • 29. • Harga muatan dapat bermanfaat untuk menerangkan beberapa prinsip secara kualitatif, terutama berkaitan dengan informasi kestabilan senyawa kompleks. • Empat molekul air secara efektif menetralisir muatan ionik +2 berelium, tetapi 6 molekul air memberikan terlalu banyak elektron. Tetapi, Al3+ dapat mengimbangi muatan negatif dari 6 molekul air. Oleh karena itu, [Be(H2O)4]2+ dan [Al(H2O)6]3+ merupakan kompleks stabil, sedangkan [Be(H2O)4]2+ tidak. • Hal serupa [Al(NH3)6]3+ tidak stabil karena nitrogen dalam ligan ammonia kurang bersifat elektronegatif untuk mengurangi muatan negatif yang muncul pada ion pusat. • Berdasartkan alasan tersebut dapat dipahami bahwa untuk mengurangi adanya kerapatan elektron yang berlebihan dalam atom pusat pada oksida logam dan kompleks fluorida dijumpai atom berada pada tingkat oksidasi tinggi, antara lain [CoF6]2-, [MnF6]2- , [RuF6]-, [CrO3F]- dan MnO4 -.
  • 30.
  • 31. • Adanya bentuk hibrida resonansi (bentuk II), kerapatan elektron akan berkurang dari nikel ke oksigen. • Pembuktian lebih tepat tentang proses ini menunjukkan bahwa delokalisasi kerapatan elektron terjadi karena tumpukan (overlap) orbital d pada logam dengan orbital ligan kembali. • Teori ikatan valensi menerangkan bahwa proses ini melibatkan penggunaan orbital p dari karbon sehingga orbital ini dapat bertumpukan lagi membentuk ikatan pi dengan oksigen. • Teori orbital molekul menjelaskan dengan cara lain yang akan dibicarakan kemudian.
  • 32. Keunggulan dan Kelemahan Teori Ikatan Valensi • Dengan adanya pendekatan VBT, kimia koordinasi berkembang dengan pesat karena hampir semua senyawa kompleks dapat diinterpretasikan. • Teori ini sangat sederhana sehingga mudah di terima dan mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam menjelaskan struktur dan sifat magnetik berbagai senyawa kompleks. • Kelemahannya adalah bahwa teori ini tidak mampu menjeleskan secara tepat apakah kompleks koordinat-4 akan tetrahedral atau bujursangkar, dan jika oktahedron apakah akan mempunyai spin rendah atau spin tinggi. Salah satu kelemahan itu adalah ion kompleks [Cu(NH3)2]2+. Ion Cu2+ memiliki struktur elektron d9. Koordinasi keempat molekul ammonia dimungkinkan terjadi melalui orbital tetrahedron sp3 seperti dalam d1pada ion [Cu(NH3)4 ]+2.
  • 34. Lanjutan Dalam pembentukan kompleks , satu elektron dipromosikan dari 3d ke 4p. Jadi, hibridisasi sp 2 memerlukan energi untuk promosi elektron. Akan tetapi orang tentu akan berpendapat lain mengapa ikatan yang sama tidak dapat menyediakan energi yang diperlukan untuk elektron tak berpasangan menjadi berpasangan seprti pada kompleks Ni2+ yang ditemukan bersifat paramagnetik. Orang juga berpendapat mengapa elektron hanya di promosikan ke tingkat yang cukup tinggi (4p) dan tidak lepas oleh oksidasi menjadi kompleks Cu3+ .Walaupun kompleks Cu3+ dikenal tetapi tidak stabil dan berfungsi sebagai oksidator kuat. Sebaliknya spesies isoelektronik Au3+ adalah sangat stabil dan Au2+ tidak di kenal. Kemudian pengamatan menggunakan resonansi spin elektron menunjukan bahwa elektron tidak berpasangan tidak berada pada orbital 4p.
  • 35. • Dalam pembentukan komleks , satu elektron dipromosikan dari 3d ke 4p. Jadi, hibridisasi sp2 memerlukan energi untuk promosi elektron. • Akan tetapi ada yang berpendapat lain mengapa ikatan yang sama tidak dapat menyediakan energi yang diperlukan untuk elektron tak berpasangan menjadi berpasangan seperti pada komleks Ni2+ yang ditemukan bersifat paramagnetik. • Orang juga berpendapat mengapa elektron hanya di promosikan ke tingkat yang cukup tinggi (4p) dan tidak lepas oleh oksidasi menjadi kompleks Cu3+ . • Walaupun kompleks Cu3+ dikenal tetapi tidak stabil dan berfungsi sebagai oksidator kuat. Sebaliknya spesies isoelektronik Au3+ adalah sangat stabil dan Au2+ tidak di kenal. • Kemudian pengamatan menggunakan resonansi spin elektron menunjukan bahwa elektron tidak berpasangan tidak berada pada orbital 4p.
  • 36. • Teori ikatan valensi juga gagal mendiskusikan bentuk- bentuk tertentu seperti bentuk tetragonal, bentuk oktahedron yang mengalami distorsi. Kompleks Cu2+ sebenarnya merupakan kompleks tetragonal hasil distorsi dari oktahedron. Teori ini tidak menjelaskan hal itu. • Kelemahan VBT yang sangat vatal adalah tidak dapat menjelaskan adanya proses eksitasi elektron. Salah satu aspek menarik pada senyawa kompleks adalah munculnya perbedaan antara variasi warna senyawa. Sebagai contoh [Cu(NH3)4]2+ mempunyai warna biru. • Tentunya warna ini merupakan hasil darin penyerapan sinar tampak ketika elektron naik dari keadaan dasar ke tingkat energi lebih tinggi, VBT sama sekali tidak mendiskusikan hal itu.