Teori ikatan valensi menjelaskan gaya interaksi antaratom dalam membentuk senyawa melalui ikatan kimia seperti ikatan kovalen, ion, dan koordinasi. Ikatan kovalen terbentuk dari tumpang tindih orbital valensi elektron antaratom seperti H2S, sedangkan untuk membentuk CH4 diperlukan konsep hibridisasi orbital karbon. Hibridisasi orbital dapat terjadi pada logam transisi seperti besi untuk membentuk kompleks se
2. SEJARAH TEORI IKATAN VALENSI
Gaya interaksi pada atom-atom yang
terikat satu sama lain dalam suatu
kombinasi untuk membentuk zat yang
lebih kompleks
IKATAN KIMIA
IKATAN
KOVALEN
IKATAN ION
10. Hibridisasi Pada senyawa Kompleks
[Fe(CN)6]3-; memiliki bentuk geometris oktahedral
Fe26
: [Ar] 3d6 4s2
Fe3+
: [Ar] 3d5 4s0
3d5
Fe3+
4s1
4p0
:
hibridisasi d2sp3
Karena orbital d yang digunakan dalam hibridisasi ini berasal dari orbital d yang berada
disebelah dalam orbital s dan p, maka kompleks dengan orbital hibrida semacam ini
disebut sebagai kompleks orbital dalam (inner orbital complex)
[Fe(CN)6]3- :
Orbital hibrida d2sp3 yang terbentuk diisi oleh pasangan elektron bebas dari ligan CN-
11. Contoh :
Ion [FeF6]3-, memiliki bentuk geometris oktahedral. Jika
diasumsikan kompleks ini merupakan kompleks orbital dalam dengan
hanya satu elektron yang tidak berpasangan, maka seharusnya
momen magnet senyawa adalah sebesar 1,73 BM. Menurut hasil
pengukuran, momen magnet ion [FeF6]3- adalah sebesar 6,0
BM, yang akan sesuai jika terdapat lima elektron tidak berpasangan.
Berarti ion Fe3+ dalam kompleks mengalami hibridisasi sp3d2 dengan
melibatkan orbital d sebelah luar, dan disebut sebagai kompleks
orbital luar (outer orbital complex).
Fe26: [Ar] 3d6 4s2
Fe3+: [Ar] 3d5 4s0
3d5
4s0
4p0
4d0
membentuk orbital hibrida sp3d2