Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Teori poststrukturalisme dan postmodernisme menolak pandangan strukturalis bahwa dunia berjalan secara teratur dalam sistem.
2. Teori-teori seperti dekonstruksi dan queer berupaya mendekonstruksi oposisi biner dalam sistem untuk memberdayakan kelompok terpinggirkan.
3. Teori-teori kritis seperti Foucault melihat bahwa kontrol sosial melalui sistem justru m
2. DASAR PIJAK TEORI
• Teori: “matinya pengarang” pada akhir
abad 20, memunculkan teori tentang
respon pembaca atau teori resepsi
(Wolfgang Iser dan Stanley Fish).
• Teori Resepsi mengemukan peran kritis
pembaca dalam menciptakan makna teks
(pembacalah yang sesungguhnya
memproduksi makna teks).
3. • Pembaca membentuk yang disebut
“komunitas interpretif” yang membentuk
makna yang tidak terstruktur (menolak
pemahaman kaum strukturalis).
• Dalam dunia post-strukturalis, dunia tidak
selamanya dipahami berjalan teratur
dalam sistem; tetapi dunia bergerak
dalam perbedaan yang dapat terjadi di
luar sistem.
5. PAHAM KAUM POST-STRUKTURAL
• Sistem bangunan teori struktural
menciptakan bentuk otoritarianisme
dalam tindakan, yang membentuk rejim
dan politik yang menindas (Inilah titik
kelemahan).
• Jacques Derrida mengajukan teori
tentang dekonstruksi, untuk membedah
watak otoritarian dalam strukturalisme,
dengan membongkar sistem (Systemdismantling).
6. • Dekonstruksi (membongkar sistem)
merupakan filsafat yang membongkar
anggapan bahwa manusia memiliki
kemampuan untuk mengatur dunia.
• Pada kenyataannya dunia diatur dalam
oposisi biner, dengan mengasingkan atau
memenjarakan yang “abnormal” dari
kemungkinan perlawanan terhadap
“normal”.
8. • Teori dekonstruksi berusaha untuk
mendestabilisasi oposisi biner antara
“normal” dengan “abnormal”
• Teori Queer (gay/homoseksual)
misalnya, berusaha untuk
mendestabilisasi oposisi biner “dalam
seksual normal (beda jenis kelamin).
9. Teori Michel Foucault
• Dasar : melawan keketatan teori
strukturalisme, bahwa segala sesuatu
dapat diklasifikasikan secara teratur dan
rapi.
• Kenyataaannya: penciptaan sistem dalam
keteraturan berimplikasi pada
peminggiran dan penyingkiran kelompok
sosial yang tak beruntung atas nama
“aturan” yang merupakan wajah otoritas
(hegemoni).
10. • Karya Madness and Civilization (1961),
Discipline and Punish (1975) dan The
Birth of Clinic (1963) menjelaskan bentuk
otoritas menguasai penyakit mental
(kegilaan) dalam “pengurungan besar”
atas nama kontrol sosial.
• Kontrol sosial membentuk sistem
tindakan, bahwa semua perilaku
“menyimpang” ditundukkan dalam
pengawasan ketat otoritas yang
berkuasa: RSJ, penjara dan dokter (atas
nama peradaban)
11. • Bahwa kontrol sosial menciptakan
ketertundukan individu pada rezim
kekuasaan. Sehingga perilaku tidak
memiliki kemungkinan “berbeda”,
• Perilaku normatif berpotensi untuk
memarginalkan elemen yang berpotensi
subversif dalam masyarakat .
• Ketika heteroseksual menjadi normal,
maka homoseksual dianggap sebagai
elemen suversif yang mengarah pada
perilaku kriminal.
12. • Agenda tersembunyi dari teori Foucault
adalah membawa kekuasaan ke
permukaan untuk dihancurkan. dengan
metode arkheologi dan genealogi (silsilah)
pengetahuan.
• Hasilnya: tidak ada pola universal dalam
kelakuan manusia, karena masyarakat
berubah sepanjang waktu, sehingga
perbedaan adalah norma dalam perilaku
yang humanisme
13. Matinya Humanisme
• Ide kontrol sosial terhadap kaum
abnormal menciptakan kelompok yang
terpinggirkan dalam kelompok masyarakat
(matinya humanisme atau dehumanisme).
• Tugas teori kritis: memperjuangkan
kelompok sosial terpinggirkan, seperti
homoseksual, narapidana dan etnis
minoritas.
14. PINTU GERBANG
POSTMODERNISME
• Postmodernisme adalah bentuk reaksi
terhadap ideologi modernisme yang
percaya bahwa akal manusia dapat
digunakan untuk mendominasi lingkungan
• Terjadi dehumanisme terhadap manusia
akibat modernisasi atas nama “proyek
pencerahan” yang dimotori oleh teknologi
modern.
15. • Sikap skeptis terhadap narasi besar dan
otoritarian adalah cara pandang kritik
postmo.
• Kritik postmo: Yang dicapai oleh
modernisme adalah kemajuan material
semata-mata, yang menyebabkan
penghancuran besar-besaran terhadap
lingkungan alam dan manusia.
• Modernisme merupakan sebuah ideologi
“narasi besar” yang mengabaikan “narasi
kecil” kaum terpinggirkan
17. Teori Jean-Francois Lyotard
Teori differends, yaitu perselisihan
yang tak terdamaikan, dimana
masing-masing pihak tak dapat
menerima syarat-syarat yang
diajukan pihak lain.
18. • Misalnya: perebutan antara hak
kepemilikan tanah antara penduduk lokal
dan penjajah= penjajah tak mau
menyerah pada tuntutan lokal
• Caranya mendamaikan adalah
menghargai differends.
• Dalam masyarakat otoriter, olehkekuatan
superior, banyak “bangsa asli” yang
termarjinal dan terabaikan oleh penjajah
mereka.
19. Narasi Saintifik:
• Sains postmo terlihat dalam 2 wajah fisika,
yaitu mekanika quantum (tak dapat
menentukan posisi partikel sub-atom
dengan pasti) dan teori chaos (kekacauan
deteministik).
• Sains semacam ini memproduksi “apa
yang tidak diketahui”. Bahwa terdapat
batas yang tak dapat ditembus oleh
pengetahuan manusia (John Barrow)
20. • Namun, sains seperti ini memberi
peluang besar pada relativitas nilai dan
kebenaran.
• Paganisme merupakan saran terhadap
relativisme atau problematika
penghakiman nilai, dimana
penghakiman didasarkan “kasus demi
kasus”, bukan aturan normatif
21. Contoh dalam Pengadilan:
• Tugas hakim adalah menjatuhkan
hukuman tanpa menggunakan kriteria
apapun.
• Keadilan bukanlah mengikuti aturan,
tetapi membuat keputusan setelah
terjadinya peristiwa yang sudah terbukti
benar.
• Keadilan bergantung pada kadar etis
yang menyertainya, bukan pada aturan
yang tetap dan tak dapat berubah.
23. Resiko Postmodernisme
• Hilangnya oposisi biner menyebabkan
postmodernisme melayani kapitalisme
(Frederic Jameson), sehingga manusia
hidup tanpa pertahanan sedikitpun
terhadap nilai, termasuk kapitalisme
global.
• Relativitas nilai membentuk chaos
deteminan “baru” yang membuat orang
tetap lari pada aturan.
24. Teknosains dan Kebiadaban
• Teknosains bertujuan sebisa mungkin
menjadikan komputer sebagai pengganti
manusia. Perubahan ini disebut Lyotard
sebagai perubahan menuju kebiadaban.
• Karena komputer diprogramkan oleh
otoritas, yang tidak dapat membawa
revolusi terhadap otoritas.
25. • Kaum feminisme melihat teknosains
sebagai alat untuk mematahkan
superioritas laki-laki, dengan menjadi
cyborg.
• Cyborg memberikan peluang kepada
humanisme baru dengan penekanan pada
individualisme yang kompetitif.