SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
SOSIALISASI
MATERI KULIAH
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
GANJIL 2013
Pengertian Sosialisasi
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
“Proses seseorang menghayati
(internalisasi) norma-norma kelompok
dimana ia hidup, sehingga menimbulkan
pribadi yang unik”
 David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White
“Suatu proses belajar peran, status dan nilai
yang diperlukan untuk keikutsertaan
dalam institusi sosial atau masyarakat”



James W. Vander Zanden:
“Suatu Proses interaksi sosial untuk
memperoleh pengetahuan, sikap, nilai dan
perilaku agar seseorang mampu
berpartisipasi secara efektif dalam
masyarakat.
Jenis Sosialisasi
1. Sosialisasi berdasarkan kebutuhan.
1.1. Sosialisasi primer.
 Proses mempelajari atau menerima
pengetahuan, sikap, nilai, norma dan
perilaku supaya ia bisa berpartisipasi
aktif dalam masyarakat
 Sosialiasasi ini terjadi pada anak dan
remaja, dimana pertama kali ia
menerima nilai
1.2. Sosialisasi sekunder.
 Proses sosialisasi kembali nilai,
norma, dll supaya sepadan dengan
situasi baru dalam kehidupan yang
dihadapinya.
 Proses pada orang dewasa, dimana ia
mengalami perubahan nilai, dll
sehubungan dengan situasi kehidupan
baru yang dihadapinya (sekolah =
bekerja, lajang = menikah).
2. Sosialisasi berdasarkan Cara yang dipakai
2.1. Sosialisasi Refresif.
 Sosialisasi yang menekankan kepatuhan
anak dan penghukuman terhadap perilaku
yang keliru.
 Sosialisasi berpusat pada orang tua,
dengan hukuman dan imbalan material
serta komunikasi bersifat perintah.
 Sosialisasi ini biasanya dilakukan pada
anak-anak dan remaja.
2.2. Sosialisasi Partisifatif.
 Sosialisasi yang menekankan pada
otonomi anak dan memberikan
imbalan terhadap perilaku anak yang
baik.
 Sosialisasi berpusat pada partisifasi
anak, orang tua memberikan perhatian
sesuai kebutuhan anak
 Pada Remaja, dan membentuk pribadi
yang lebih mandiri dan kemampuan
bekerjasama.
3. Sosialisasi Berdasarkan Perencanaan
3.1. Sosialisasi terencana, dilakukan dalam
dunia pendidikan yang berkelanjutan dan
sistematis dan non-formal.
3.2. Sosialisasi tidak terencana, dilakukan
dalam proses interkasi dengan
lingkungan, seperti keluarga, teman
sebaya atau lingkungan tempat tinggal.
Dengan meniru perilaku.
Agen Sosialisasi
1.

Keluarga.
 Agen sosialisasi primer, melalui afeksiemosional, dimana pengetahuan, nilai,
norma, sikap dan harapan
ditransmisikan dari kelompok kepada
individu.
 Berkaitan dengan posisi dan peran
mereka dalam masyarakat, misalnya
tua-muda, bergantung pada nilai-norma
yang dianut keluarhanya.
Alat sosialisasi disebut dengan pola
asuh, yang berkaitan dengan
pengalaman generasi sebelumnya yg
kemudian ditransmisikan kepada
generasi berikutnya.
2. Sekolah
 Agen sosialisasi sekunder (pengganti
keluarga) utk memasuki ruang
sosial=sekolah
 Mengajarkan tanggung jawab pribadi,
nilai prestasi (nilai dan ranking) dan
universalisme (perlakuan yang sama)

3. Kelompok teman sebaya.
 Sosialisi lanjutan, yang menekankan
pada nilai konfromistis atau penolakan,
maka cenderung akan membentuk nilai
“orang dalam” dan “orang dalam”.
 Standar kelompok tergantung pada
kelompok rujukan (misalnya pop, rock,
dll), yang mempengaruhi perilaku, nilai
dan norma yang bisa berbeda dari
sekitar.
 Terbentuk karena sehobi, sekelas,
sekampung, dll
4. Media Massa
 Sosialisasi multi media, yang
disampaikan dengan pesan-pesan
tertentu, baik positif dan negatif.
 Sifat sosialisasi adalah khalayak
pemirsa dan individual, yang berisi
pendidikan nilai, norma bahkan politik
tertentu.
 Media massa merupakan sarana yang
efektif untuk melakukan pendidikan
massa dengan memanfaatkan jaringan
komunikasi.
5. Agama.
 Sosialisasi tentang pandangan dan arti
hidup manusia, yang membentuk
tindakan rasional bernilai para pemeluk
agamanya.
 Ia mempengaruhi cara berperilaku,
berpakaian bahkan pandangan
terhadap ekonomi, budaya, politik dan
sesama.
6. Lingkungan tempat tinggal.
 Sosialisasi dalam kompleks perumahan
dan perkampungan, berkaitan dengan
Sosialisasi tentang nilai mengenai status
sosial, ekonomi dan budaya, dalam
perspektif lingkungannya.
7. Tempat Kerja
 Sosialisasi tahapan lanjutan dari kehidupan
manusia, merupakan tempat pembentukan
konsep diri manusia.
 Tempat kerja memiliki keterkaitan nilai
persaingan, kerjasama dan profesionalisme,
merupakan lanjutan dari pendidikan sekolah.

Sosialisasi dan Teori
Perkembangan Kepribadian

1.

Colley : Cermin Diri (Looking
Glass Selft).
“Kedirian seseorang muncul
interaksi dengan orang lain, dimana
kita membentuk cermin diri kita
sendiri didepannya”.
Yang mengandung 3 unsur, yaitu:
Anda membayangkan diri anda tampak
bagi sekeliling anda: peramah atau
pemarah
Anda menafsirkan rekasi orang lain:
suka atau benci
Anda mengembangkan konsep diri bagi
orang lain: negatif atau positif
Pada fase lanjutannya, disebut dengan
pencitraan diri dalam pandangan publik,
misalnya pemimpin politik (kampanye).
2.

Herbert Mead: Tahap Perkembangan
Diri.
“Perkembangan kepribadian manusia itu
dimulai sejak lahir sampai pada akhir
hidupnya, dimana ia menerima dan
mengganti nilai-nilai yang diterimanya
secara terus menerus”.
Tahapan perkembangannya sendiri:
 Play stage (tahap peniruan, beraktor
seperti orang dewasa)
Game stage (tahap pertandingan,
memainkan peran dengan
mempertimbangkan peran orang lain
juga).
 Generelized other (tahapan lanjutan
tentang kepribadian, memainkan peran
dan berinteraksi dengan peran lainnya.


3. Freud: Tiga unsur diri
“Diri manusia terbentuk dari tiga unsur Id,
Superego dan Ego”
Id merupakan pusat nafsu yang bersifat
naluriah, merupakan dorongan bawaan lahir,
yakni dorongan untuk mencari kepuasan
diri.
 Superego merupakan unsur diri yang
bersifat sosial dan merupakan kompleksitas
dari cita-cita dan nilai sosial, yang terbentuk
dari hati nurani. Menyangkut perasaan malu
jk melanggar norma.
 Ego merupakan unsur diri yang bersifat
sadar dan rasional, yang berguna untuk
melakukan penyeimbang Id dan superego.
Jika tidak mampu menyeimbangkan =

Sosialisasi Sepanjang Hidup
1. Erik H. Erikson : Teori From Womb to
tomb (dalam 8 siklus kehidupan).
1.1. Masa Bayi (sampai 1 tahun) : kebijakan
dasar yang dikembangkan ialah harapan
dalam radius pribadi ibu
(ketergantungan).
1.2. Masa kanak-kanak awal (2-3 tahun) :
kebijakan dasar yang dikembangkan
ialah kehendak dalam radius kehendak
orang tua (didorong untuk berhasil dan
1.3. Masa Bermain (4-5 tahun) : Kebijakan
dasar yang dikembangkan tentang tujuan
dengan radius keluarga batih
(mengembangkan daya inisiatif dan
mengikuti tujuan bernilai)
1.4. Masa sekolah (6-11 tahun): kebijakan
dasar yang dikembangkan tentang
kompetensi, radius sekolah dan para
tetangga (mengembangkan kemahiran
dan kecakapan tertentu).
1.5. Masa Remaja (12-18 tahun): kebijakan
dasar yang dikembangkan tentang
penemuan identitas, dengan radius teman
sebaya dan masyarakat (mengembangkan
interaksi sosial terbatas).
1.6. Masa Dewasa (19-35 tahun): Kebijakan
dasar yang dikembangkan tentang cinta
kasih sayang, dengan radius patner atau
pasangan (mengembangkan keintiman
dan kesetiakawanan).
1.7. Masa Paroh Baya (36-50 Tahun):
Kebijakan dasar yang dikembangkan
pemeliharaan atau perhatian, dengan
radius pada pembagian kerja
(pengembangan karir dan pengabdian
pada masyarakat).
1.8. Usia Tua (50 tahun ke atas): Kebijakan
dasar yang dikembangkan adalah
kebijaksanaan, dengan radius adalah
umat manusia yang bersatu
(pengembangan kematangan jiwa dan
persiapan kematian).
2. James M. Henslin : Teori Perjalanan
Hidup (dalam 4 tahapan).
2.1. Masa kanak-kanak (sampai usia 12
tahun) : pengembangan biologis dan
sosial (dalam lingkungan keluarga).
2.2. Masa Remaja (13-17 tahun):
pematangan biologis dan pencarian
identitas diri (dalam lingkungan sosial dan
kelompok sebaya).
2.3. Masa Dewasa Muda (18-29 tahun):
pematangan sosial (dalam dunia kerja dan
ikatan pernikahan)
2.4. Masa Usia Menengah (usia 30-65
tahun) : pengembangan tujuan hidup dan
refleksi (perenungan)= dalam masyarakat
luas dan keterhubungan fana/kekal.
2.5. Masa Usia Lanjut (65 tahun ke atas):
Pengembangan “waktu sedang
mendekati” = dalam kelompok terbatas
(masa lalu).
Penutup
Pendidikan itu adalah proses belajar
sepanjang hidup, yang dilakukan melalui
sosialisasi, baik yang terencana dan tidak
terencana, oleh agen sosialisasi.
Tujuan dari pendidikan seumur hidup itu
sendiri ialah individu belajar untuk
menemukan jati atau identitas dirinya
dalam kerangka dunia, supaya hidup lebih
bermakna.

More Related Content

What's hot

Kelompok Sosial
Kelompok Sosial Kelompok Sosial
Kelompok Sosial leohggi
 
kelompok sosial
kelompok sosialkelompok sosial
kelompok sosialEster Tjk
 
Geografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPSGeografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPSIsaka Yoga
 
6. publik publik humas
6. publik publik humas6. publik publik humas
6. publik publik humasblade_net
 
Media massa & masalah masalah sosial
Media massa & masalah masalah sosialMedia massa & masalah masalah sosial
Media massa & masalah masalah sosialRoro Woelan
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theorymankoma2013
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokKentos2069
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theorymankoma2012
 
Tindakan komunikasi
Tindakan komunikasiTindakan komunikasi
Tindakan komunikasiLauna Usni
 
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)Tami Amalia
 
Teori Prestasi Kelompok (Group Achievement Theory)
Teori Prestasi Kelompok (Group Achievement Theory)Teori Prestasi Kelompok (Group Achievement Theory)
Teori Prestasi Kelompok (Group Achievement Theory)dhoweye
 
NORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKATNORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKATErwin Pasaribu
 
KOMUNIKASI KELOMPOK
KOMUNIKASI KELOMPOKKOMUNIKASI KELOMPOK
KOMUNIKASI KELOMPOKTika Nafisah
 

What's hot (20)

Kelompok Sosial
Kelompok Sosial Kelompok Sosial
Kelompok Sosial
 
Ideologi
IdeologiIdeologi
Ideologi
 
kelompok sosial
kelompok sosialkelompok sosial
kelompok sosial
 
Geografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPSGeografi Desa XII IPS
Geografi Desa XII IPS
 
6. publik publik humas
6. publik publik humas6. publik publik humas
6. publik publik humas
 
Media massa & masalah masalah sosial
Media massa & masalah masalah sosialMedia massa & masalah masalah sosial
Media massa & masalah masalah sosial
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
 
Lobby dan Negosiasi
Lobby dan NegosiasiLobby dan Negosiasi
Lobby dan Negosiasi
 
4 ESAI POLITIK
4 ESAI POLITIK4 ESAI POLITIK
4 ESAI POLITIK
 
Komunikasi Massa
Komunikasi MassaKomunikasi Massa
Komunikasi Massa
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompok
 
Karakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratisKarakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratis
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theory
 
Filsafat ilmu komunikasi br
Filsafat ilmu komunikasi brFilsafat ilmu komunikasi br
Filsafat ilmu komunikasi br
 
Tindakan komunikasi
Tindakan komunikasiTindakan komunikasi
Tindakan komunikasi
 
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
 
Teori Prestasi Kelompok (Group Achievement Theory)
Teori Prestasi Kelompok (Group Achievement Theory)Teori Prestasi Kelompok (Group Achievement Theory)
Teori Prestasi Kelompok (Group Achievement Theory)
 
NORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKATNORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
 
Komunikasi satu tahap
Komunikasi satu tahapKomunikasi satu tahap
Komunikasi satu tahap
 
KOMUNIKASI KELOMPOK
KOMUNIKASI KELOMPOKKOMUNIKASI KELOMPOK
KOMUNIKASI KELOMPOK
 

Viewers also liked

2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikanevinurleni
 
7. kapital sosial
7. kapital sosial7. kapital sosial
7. kapital sosialevinurleni
 
Presentation teori organisasi umum 1
Presentation teori organisasi umum 1Presentation teori organisasi umum 1
Presentation teori organisasi umum 1Anggy Adiansyah
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianhamdani15
 
Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasiPengembangan organisasi
Pengembangan organisasiNaeya Hasbi
 
Sosiologi paul horton
Sosiologi paul hortonSosiologi paul horton
Sosiologi paul hortonyoulinda
 
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Anna Dekinai
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianDelaneira Puspita
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialDini Nur Hanifah
 
Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Salma Van Licht
 

Viewers also liked (12)

2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan
 
Kapital Sosial
Kapital SosialKapital Sosial
Kapital Sosial
 
7. kapital sosial
7. kapital sosial7. kapital sosial
7. kapital sosial
 
Presentation teori organisasi umum 1
Presentation teori organisasi umum 1Presentation teori organisasi umum 1
Presentation teori organisasi umum 1
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasiPengembangan organisasi
Pengembangan organisasi
 
Sosiologi paul horton
Sosiologi paul hortonSosiologi paul horton
Sosiologi paul horton
 
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014
 
Pen2 a
Pen2 aPen2 a
Pen2 a
 

Similar to 3. sosialisasi

Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianCornelia Riasdita
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianCNVIP
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Fathur Marah
 
Materi sosiologi kelas x
Materi sosiologi kelas xMateri sosiologi kelas x
Materi sosiologi kelas xMas Alfarisi
 
Sosialisasi dan pelembagaan menyeluruh
Sosialisasi dan pelembagaan menyeluruhSosialisasi dan pelembagaan menyeluruh
Sosialisasi dan pelembagaan menyeluruhAulia Maharani Karli
 
Definisi dan agen sosiologi PPT
Definisi dan agen sosiologi PPTDefinisi dan agen sosiologi PPT
Definisi dan agen sosiologi PPTDheea Resta
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiEsti Dyah
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiananastanindya
 
School and socialization
School and socializationSchool and socialization
School and socializationmarfyza
 
Kehidupan sosial manusia, Sanjose
Kehidupan sosial manusia, SanjoseKehidupan sosial manusia, Sanjose
Kehidupan sosial manusia, SanjoseAbel Petrus
 
PPT-7. Sosialisasi Kelangsungan Hidup.pptx
PPT-7. Sosialisasi  Kelangsungan Hidup.pptxPPT-7. Sosialisasi  Kelangsungan Hidup.pptx
PPT-7. Sosialisasi Kelangsungan Hidup.pptxMuhammadHendriPriyat
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianmbak_aul
 
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi  dan KepribadianSosialisasi  dan Kepribadian
Sosialisasi dan KepribadianLilly
 

Similar to 3. sosialisasi (20)

Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadianProses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sosiologi Sosialisasi
Sosiologi SosialisasiSosiologi Sosialisasi
Sosiologi Sosialisasi
 
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
Sosialisasi dan-pembentukan-kepribadian 2
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
Materi sosiologi kelas x
Materi sosiologi kelas xMateri sosiologi kelas x
Materi sosiologi kelas x
 
Sosialisasi dan pelembagaan menyeluruh
Sosialisasi dan pelembagaan menyeluruhSosialisasi dan pelembagaan menyeluruh
Sosialisasi dan pelembagaan menyeluruh
 
Definisi dan agen sosiologi PPT
Definisi dan agen sosiologi PPTDefinisi dan agen sosiologi PPT
Definisi dan agen sosiologi PPT
 
Makalah Sosialisasi
Makalah SosialisasiMakalah Sosialisasi
Makalah Sosialisasi
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
School and socialization
School and socializationSchool and socialization
School and socialization
 
Kehidupan sosial manusia, Sanjose
Kehidupan sosial manusia, SanjoseKehidupan sosial manusia, Sanjose
Kehidupan sosial manusia, Sanjose
 
PPT-7. Sosialisasi Kelangsungan Hidup.pptx
PPT-7. Sosialisasi  Kelangsungan Hidup.pptxPPT-7. Sosialisasi  Kelangsungan Hidup.pptx
PPT-7. Sosialisasi Kelangsungan Hidup.pptx
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi  dan KepribadianSosialisasi  dan Kepribadian
Sosialisasi dan Kepribadian
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 

More from evinurleni

More from evinurleni (20)

Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitianPertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
6. guru
6. guru6. guru
6. guru
 
4. ruang kelas
4. ruang kelas4. ruang kelas
4. ruang kelas
 
8. outline sak
8. outline sak8. outline sak
8. outline sak
 
7. merumuskan masalah
7. merumuskan masalah7. merumuskan masalah
7. merumuskan masalah
 
6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf
 
6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf
 
5. teknik tulisan
5. teknik tulisan5. teknik tulisan
5. teknik tulisan
 

3. sosialisasi

  • 2. Pengertian Sosialisasi Paul B. Horton dan Chester L. Hunt “Proses seseorang menghayati (internalisasi) norma-norma kelompok dimana ia hidup, sehingga menimbulkan pribadi yang unik”  David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White “Suatu proses belajar peran, status dan nilai yang diperlukan untuk keikutsertaan dalam institusi sosial atau masyarakat” 
  • 3.  James W. Vander Zanden: “Suatu Proses interaksi sosial untuk memperoleh pengetahuan, sikap, nilai dan perilaku agar seseorang mampu berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.
  • 4. Jenis Sosialisasi 1. Sosialisasi berdasarkan kebutuhan. 1.1. Sosialisasi primer.  Proses mempelajari atau menerima pengetahuan, sikap, nilai, norma dan perilaku supaya ia bisa berpartisipasi aktif dalam masyarakat  Sosialiasasi ini terjadi pada anak dan remaja, dimana pertama kali ia menerima nilai
  • 5. 1.2. Sosialisasi sekunder.  Proses sosialisasi kembali nilai, norma, dll supaya sepadan dengan situasi baru dalam kehidupan yang dihadapinya.  Proses pada orang dewasa, dimana ia mengalami perubahan nilai, dll sehubungan dengan situasi kehidupan baru yang dihadapinya (sekolah = bekerja, lajang = menikah).
  • 6. 2. Sosialisasi berdasarkan Cara yang dipakai 2.1. Sosialisasi Refresif.  Sosialisasi yang menekankan kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang keliru.  Sosialisasi berpusat pada orang tua, dengan hukuman dan imbalan material serta komunikasi bersifat perintah.  Sosialisasi ini biasanya dilakukan pada anak-anak dan remaja.
  • 7. 2.2. Sosialisasi Partisifatif.  Sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang baik.  Sosialisasi berpusat pada partisifasi anak, orang tua memberikan perhatian sesuai kebutuhan anak  Pada Remaja, dan membentuk pribadi yang lebih mandiri dan kemampuan bekerjasama.
  • 8. 3. Sosialisasi Berdasarkan Perencanaan 3.1. Sosialisasi terencana, dilakukan dalam dunia pendidikan yang berkelanjutan dan sistematis dan non-formal. 3.2. Sosialisasi tidak terencana, dilakukan dalam proses interkasi dengan lingkungan, seperti keluarga, teman sebaya atau lingkungan tempat tinggal. Dengan meniru perilaku.
  • 9. Agen Sosialisasi 1. Keluarga.  Agen sosialisasi primer, melalui afeksiemosional, dimana pengetahuan, nilai, norma, sikap dan harapan ditransmisikan dari kelompok kepada individu.  Berkaitan dengan posisi dan peran mereka dalam masyarakat, misalnya tua-muda, bergantung pada nilai-norma yang dianut keluarhanya.
  • 10. Alat sosialisasi disebut dengan pola asuh, yang berkaitan dengan pengalaman generasi sebelumnya yg kemudian ditransmisikan kepada generasi berikutnya. 2. Sekolah  Agen sosialisasi sekunder (pengganti keluarga) utk memasuki ruang sosial=sekolah  Mengajarkan tanggung jawab pribadi, nilai prestasi (nilai dan ranking) dan universalisme (perlakuan yang sama) 
  • 11. 3. Kelompok teman sebaya.  Sosialisi lanjutan, yang menekankan pada nilai konfromistis atau penolakan, maka cenderung akan membentuk nilai “orang dalam” dan “orang dalam”.  Standar kelompok tergantung pada kelompok rujukan (misalnya pop, rock, dll), yang mempengaruhi perilaku, nilai dan norma yang bisa berbeda dari sekitar.  Terbentuk karena sehobi, sekelas, sekampung, dll
  • 12. 4. Media Massa  Sosialisasi multi media, yang disampaikan dengan pesan-pesan tertentu, baik positif dan negatif.  Sifat sosialisasi adalah khalayak pemirsa dan individual, yang berisi pendidikan nilai, norma bahkan politik tertentu.  Media massa merupakan sarana yang efektif untuk melakukan pendidikan massa dengan memanfaatkan jaringan komunikasi.
  • 13. 5. Agama.  Sosialisasi tentang pandangan dan arti hidup manusia, yang membentuk tindakan rasional bernilai para pemeluk agamanya.  Ia mempengaruhi cara berperilaku, berpakaian bahkan pandangan terhadap ekonomi, budaya, politik dan sesama. 6. Lingkungan tempat tinggal.  Sosialisasi dalam kompleks perumahan dan perkampungan, berkaitan dengan
  • 14. Sosialisasi tentang nilai mengenai status sosial, ekonomi dan budaya, dalam perspektif lingkungannya. 7. Tempat Kerja  Sosialisasi tahapan lanjutan dari kehidupan manusia, merupakan tempat pembentukan konsep diri manusia.  Tempat kerja memiliki keterkaitan nilai persaingan, kerjasama dan profesionalisme, merupakan lanjutan dari pendidikan sekolah. 
  • 15. Sosialisasi dan Teori Perkembangan Kepribadian 1. Colley : Cermin Diri (Looking Glass Selft). “Kedirian seseorang muncul interaksi dengan orang lain, dimana kita membentuk cermin diri kita sendiri didepannya”.
  • 16. Yang mengandung 3 unsur, yaitu: Anda membayangkan diri anda tampak bagi sekeliling anda: peramah atau pemarah Anda menafsirkan rekasi orang lain: suka atau benci Anda mengembangkan konsep diri bagi orang lain: negatif atau positif Pada fase lanjutannya, disebut dengan pencitraan diri dalam pandangan publik, misalnya pemimpin politik (kampanye).
  • 17. 2. Herbert Mead: Tahap Perkembangan Diri. “Perkembangan kepribadian manusia itu dimulai sejak lahir sampai pada akhir hidupnya, dimana ia menerima dan mengganti nilai-nilai yang diterimanya secara terus menerus”. Tahapan perkembangannya sendiri:  Play stage (tahap peniruan, beraktor seperti orang dewasa)
  • 18. Game stage (tahap pertandingan, memainkan peran dengan mempertimbangkan peran orang lain juga).  Generelized other (tahapan lanjutan tentang kepribadian, memainkan peran dan berinteraksi dengan peran lainnya.  3. Freud: Tiga unsur diri “Diri manusia terbentuk dari tiga unsur Id, Superego dan Ego”
  • 19. Id merupakan pusat nafsu yang bersifat naluriah, merupakan dorongan bawaan lahir, yakni dorongan untuk mencari kepuasan diri.  Superego merupakan unsur diri yang bersifat sosial dan merupakan kompleksitas dari cita-cita dan nilai sosial, yang terbentuk dari hati nurani. Menyangkut perasaan malu jk melanggar norma.  Ego merupakan unsur diri yang bersifat sadar dan rasional, yang berguna untuk melakukan penyeimbang Id dan superego. Jika tidak mampu menyeimbangkan = 
  • 20. Sosialisasi Sepanjang Hidup 1. Erik H. Erikson : Teori From Womb to tomb (dalam 8 siklus kehidupan). 1.1. Masa Bayi (sampai 1 tahun) : kebijakan dasar yang dikembangkan ialah harapan dalam radius pribadi ibu (ketergantungan). 1.2. Masa kanak-kanak awal (2-3 tahun) : kebijakan dasar yang dikembangkan ialah kehendak dalam radius kehendak orang tua (didorong untuk berhasil dan
  • 21. 1.3. Masa Bermain (4-5 tahun) : Kebijakan dasar yang dikembangkan tentang tujuan dengan radius keluarga batih (mengembangkan daya inisiatif dan mengikuti tujuan bernilai) 1.4. Masa sekolah (6-11 tahun): kebijakan dasar yang dikembangkan tentang kompetensi, radius sekolah dan para tetangga (mengembangkan kemahiran dan kecakapan tertentu).
  • 22. 1.5. Masa Remaja (12-18 tahun): kebijakan dasar yang dikembangkan tentang penemuan identitas, dengan radius teman sebaya dan masyarakat (mengembangkan interaksi sosial terbatas). 1.6. Masa Dewasa (19-35 tahun): Kebijakan dasar yang dikembangkan tentang cinta kasih sayang, dengan radius patner atau pasangan (mengembangkan keintiman dan kesetiakawanan).
  • 23. 1.7. Masa Paroh Baya (36-50 Tahun): Kebijakan dasar yang dikembangkan pemeliharaan atau perhatian, dengan radius pada pembagian kerja (pengembangan karir dan pengabdian pada masyarakat). 1.8. Usia Tua (50 tahun ke atas): Kebijakan dasar yang dikembangkan adalah kebijaksanaan, dengan radius adalah umat manusia yang bersatu (pengembangan kematangan jiwa dan persiapan kematian).
  • 24. 2. James M. Henslin : Teori Perjalanan Hidup (dalam 4 tahapan). 2.1. Masa kanak-kanak (sampai usia 12 tahun) : pengembangan biologis dan sosial (dalam lingkungan keluarga). 2.2. Masa Remaja (13-17 tahun): pematangan biologis dan pencarian identitas diri (dalam lingkungan sosial dan kelompok sebaya). 2.3. Masa Dewasa Muda (18-29 tahun): pematangan sosial (dalam dunia kerja dan ikatan pernikahan)
  • 25. 2.4. Masa Usia Menengah (usia 30-65 tahun) : pengembangan tujuan hidup dan refleksi (perenungan)= dalam masyarakat luas dan keterhubungan fana/kekal. 2.5. Masa Usia Lanjut (65 tahun ke atas): Pengembangan “waktu sedang mendekati” = dalam kelompok terbatas (masa lalu).
  • 26. Penutup Pendidikan itu adalah proses belajar sepanjang hidup, yang dilakukan melalui sosialisasi, baik yang terencana dan tidak terencana, oleh agen sosialisasi. Tujuan dari pendidikan seumur hidup itu sendiri ialah individu belajar untuk menemukan jati atau identitas dirinya dalam kerangka dunia, supaya hidup lebih bermakna.