Filsafat Barat Modern diawali dengan rasionalisme, humanisme, dan lepasnya dominasi gereja. Filsafat modern meliputi berbagai aliran seperti rasionalisme, empirisme, kritisisme, dialektika idealisme, dan dialektika materialisme. Filsafat modern dipengaruhi tokoh-tokoh seperti Descartes, Locke, Kant, Hegel, Marx, yang membawa pengaruh besar bagi perkembangan pemikiran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Sejarah Filsafat Barat Modern
1. Filsafat Barat Modern
Dibuat Oleh :
Erni Setyaningsih (PSY)
Umaroh (ESY)
M. Roif Muntaha (PSY)
Sofyan Johari (PSY)
Supardan (ESY)
2. Ciri-ciri Filsafat Abad Modern
1. Menghidupkan kembali rasionalisme
keilmuan subjektivisme
(individualisme)/kembangkitan kembali
kebebasan berfikir untuk melawan abad
pertengahan.
2. Humanisme
3. Lepas dari pengaruh atau dominasi gereja
(agama)
3. Tidak mudah untuk membuat suatu batas yang
tegas antara periode Renaissance dan periode
modern. Sebagian orang menganggap bahwa
periode modern hanyalah perluasan periode
Renaissance.
Namun, pemikiran ilmiah membawa manusia
lebih maju. Manusia maju dengan langkah raksasa.
Dari zaman uap sampai zaman listrik, lalu ke zaman
atom, elektron, radio, televisi, robot, dan zaman
ruang angkasa. (Abdur Rozak dan Isep ZA, 2002 :
111)
4. Zaman pertengahan berakhir pada saat yang
tidak jelas karena batas-batas pemikirannya terlalu
subtil. Akhirnya, beberapa ahli berpendapat bahwa
masa Renaissancelah yang menjadi batasannya. Masa
Renaissance artinya terlahir kembali. Maksudnya
adalah melahirkan kembali kebudayaan klasik, yaitu
kebudayaan yunani dan Romawi. Masa Renaissance
merupakan akhir dari zaman pertengahan
5. Beberapa ahli sejarah filsafat menempatkan nama-
nama sastrawan dan seniman lain pada barisan depan
pelopor zaman modern. Mereka adalah Petrarca (1304 –
1347) dan Boccacio (1313 – 1375), keduanya adalah
para penulis, sementara untuk seniman lainnya , seperti
pelukis, pematung, dan arsitek Michelangelo (1775 –
1565). Dalam bidang ilmu pengetahuan , nama-nama
yang patut dikemukaan adalah Leonardo da Vinci (1452-
1519), dan Galileo Galile (1564 – 1643). Adapun yang
meletakkan dasar filosifis dalam ilmu pengetahuan adalah
Francis Bacon (1561-1623), Francis Bacon melahirkan
buah pikiran yang menggantikan teori Aristoteles tentang
ilmu pengetahuan.
6. Founding Father filsafat modern adalah Michele Montaigne
(1533 – 1592). Ia bukan seorang matematikawan atau ilmuwan,
melainkan seorang moralis. Ia telah mengajukan pertanyaan yang
mendasar,”apakah manusia akan mendapat kebenaran jika sudah
melakukannya, atau mampukah manusia berbuat adil jika sudah
menemukannya?” Ia mewariskan skeptisisme pendahuluannya dan
meragukan indra ataupun akal budi. Sebaliknya, ia menekankan ide
alam yang melekat didalam diri manusia sebagai karakter juga
merupakan pikiran pemikir-pemikir kuno.
Oleh karena itu, pikiran-pikiran intelektual skolastik tidak
berarti baginya, sedangkan tujuan pendidikan dan filsafat , secara
umum baginya adalah untuk menerangi dan mengilhami hakikat diri
yang bersifat spontan. Tentu saja , wahyu illahi selain dapat ia terima,
juga dianggap dapat menjembatani Tuhan dan manusia. Sikap moralis
yang dimiliki Montaigne sangat banyak memengaruhi Jean-Jacques
Rousseau. Dalam ilmu pengetahuan , pendapat Montaigne terangkum
dalam perumusan bahwa ide manusia itu berada dari satu tempat ke
tempat lainnya, juga menurut zamannya.
7. Mengenai founding father zaman modern ini , beberapa
ahli berpendapat lain. Rene Descartes dengan pikiran
rasionalisnya, john Locke dengan pikiran empirisnya,
Immanuel Kant dengan kritis melihat ketidaksempurnaan,
baik pada Descartes maupun John Locke. Kant
mengatakan,”pengamatan tanpa konsep adalah buta,
sedangkan tanggapan tanpa penglihatan adalah hampa.” Ia
berpendapat bahwa dasar pengetahuan itu adalah
pengamatan dan pemikiran.
Ilmu penegetahuan haruslah bersifat sintetis. Artinya,
berdasarkan pengamatan secara nyata atau bersifat apriori,
yaitu menggunakan akal. Oleh karena itu, ada ahli yang
berpendapat bahwa sebelum Kant adalah filsafat lama dan
sesudah Kant adalah filsafat baru.
8. Pemahaman terhadap filsafat modern
berlangsung sampai kontemporer atau
pascamodern karena tidak mudah untuk membuat
penggolongan. Tampaknya, para filosofi modern
lebih individualitas dengan menampilkan
individualitasnya masing-masing.
Hal ini merupakan hal yang sukar bagi mereka
yang baru mengenal dan mempelajarinya. Oleh
karena itu, untuk mempermudah mengenal dan
mempelajarinya, filsafat modern dibagi menjadi
beberapa kelompok, yaitu : Rasionalisme,
Empirisme, Kritisisme, Dialektika idealisme dan
Dialektika Matrealisme
9. Rasionalisme, empirisme, kritisisme
• paham rasionalisme yaitu Descartes, wolf, dan Leibnitz. Pada prinsipnya,
pemikir-pemikir rasional menuntut kenyataan sejati yang berdasar pada
pemikiran. Dengan demikian, lahirlah sebuah konsep sehingga apa yang
diketahui ilmu pengetahuan jelas landasannya. Landasan ini tidak akan
berubah . hal itu dapat terjadi jika dasar pemikiran atau pengetahuan itu
bersifat apriori.
• Adapun tokoh-tokoh dalam empirisme, antara lain John Locke, Barkeley,
dan Hume. Pemikir empiris dari kaum rasionalis berpendapat bahwa dasar
pengetahuan itu adalah sensasi yang berasal dari rangsangan-rangsangan
yang berdasar pada pengalaman. Adapun alasannya adalah bahwa
sekarang tidak selalu sama dengan besok. Hal yang lebih penting adalah
bahwa ilmu pengetahuan itu harus berkembang karena perkembangan
tidak dapat ditolak. Bukan apriori yang dituntut oleh ilmu pengetahuan,
melainkan aposteriori atau setelah pengalaman.
10. • Paham Kritisme :
Immanuel Kant (1724-1804 M) berpendapat
bahwa dalam kritisisme, ilmu pengetahuan harus
memiliki kepastian hingga rasionalisme adalah benar.
Ia juga menuntut bahwa ilmu pengetahuan harus
maju dan berkembang didasari oleh kenyataan-
kenyataan yang berkembang pula.
Oleh karena itu , ia menganggap benar
pendapat kaum empiris . ia mengajukan sintesis
apriori sebagai syarat untuk ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan berdasarkan dua hal, yaitu bahan yang
didapat dari luar, hal itu sendiri, atau disebut das Sing
an Sich, dan pengolahan sintesis atau das Ding
fuermich.
11. Dialektika idealisme dan dialektika
matrealisme
Muncul juga aliran dialektka idealisme dan dialektika
materialisme yang merupakan hasil pemikiran :
George Wilhelm Friedrisch Hegel (1770-1831)
yang sangat berorientasi pada ilmu sejarah, ilmu alam,
dan ilmu hukum. Ia dianggap sebagai murid Friedrich
Wilhelm Joseph Schelling (1775-1854) karena tulisannya
terpublikasikan setelah schelling. Ia termasyur sebagai ahli
filsafat . Pada saat itu, pendirinya tidak berada dengan
schelling. Namun, semakin lama, pendirinya berbeda
dengan Schelling, bahkan jauh lebih populer dikemudian
hari. Hegel merupakan simbol dari idealisme Jerman yang
didukung oleh Arthut Schopenhauer (1788-1860)
12. Dia adalah Pengikut pertama Hegelian Kiri . Selain belajar
dari hegel , ia mampu memberikan kritik yang tajam atas
pemikiran Hegel yang dipandangnya sebagai puncak rasionalisme
modern. Menurutnya , dalam irasionalisme selalu ada susuatu
religius sehingga pengenalan inrawi kurang mendapat
penghargaan yang semestinya. Bukunnya yang berjudul Das
Wessen des Chrisenturus (1841) memandang agama secara
psikologis. Ia berpendapat bahwa adanya agama merupakan
gambaran keinginan manusia yang timbul dari penderitaannya
didunia.
Manusia mengangankan sesuatu diluar dunianya seperti
suasana yang tenteram sempurna dan bahagia itu adalah Allah.
Manusia “menciptakan” Allah menurut pecitraannya sendiri. Oleh
karena itu, manusia harus bangun daru mimpinya. Teologi harus
menjadi Antropologi. Kultur dan ilmu pengetahuan mampu
membangun dunia yang bahagia.
Ludwih Feuerbach (1804-1872).
13. Karl Marx (1818-1883)
Ia dianggap sebagai eksponen filsafat materialisme. Setelah
mengenal filsafat Hegel menjadi eksponen hegelian kiri, ia belajar hukum.
Pikiran-pikirannya ekstrem sehingga masyarakat dan pemerintah tidak
mudah menerimanya, sampai akhirnya ia harus berpindah-pindah kota.
Marx berpendapat bahwa segala sesuatu yang bersifat rohani
merupakan hasil dari materi. Hal itu berarti bahwa bukan roh yang
mendahului melainkan materi sehingga sesuai dengan pendapat
Feuerbach, ia mengajukan pemikiran materialisme dialektis. Menurut
Marx, sarana produksi menentukan hubungan produksi, ialah hubungan
antara manusia yang ditentukan oleh kedudukannya dalam proses
produksi.
Dengan demikian, terjadilah perbedaan antara pemilik dan pekerja.
Sarana produksi dan hubungan produksi membentuk “basis ekonomi”
yang seluruh sejarah mengarah pada terjadinya ketidak cocokan sarana-
saran produksi sehingga dalam basis ekonomi akan terjadi kontradiksi.
14. Menurut Marx, sarana produksi menentukan hubungan produksi, ialah hubungan
antara manusia yang ditentukan oleh kedudukannya dalam proses produksi. Dengan
demikian, terjadilah perbedaan antara pemilik dan pekerja. Sarana produksi dan hubungan
produksi membentuk “basis ekonomi” yang seluruh sejarah mengarah pada terjadinya
ketidak cocokan sarana-saran produksi sehingga dalam basis ekonomi akan terjadi
kontradiksi.
Dalam masyarakat industri tebentuk dua kelas yang bertentangan, yaitu kaum
kapitalis yang memiliki alat produksi kaum proletar yang menjual tenaga pada kapitalis.
Kaena adanya kapitalisme, manusia diasingkan dari kodratnya sendiri. Yaitu dalam bentuk
kenyataan. Artinya, apa yang dihasilkan, tidak menjadi miliknya sendiri dan tidak menjadi
bagian dirinya, tetapi milik kapitalis.
Karena proses produksi dalam masyarakat berjalan cepat dan bersifat mutlak, Marx
berpendapat bahwa 100 tahun setelah pendapatnya dinyatakan, masyarakat komunal akan
terbentuk. Hal ini merupakan dugan atau perhitungan yang tidak tepat karena yang lebih
cepat berkembang adalah masyarakat industrial yang dikuasai oleh sejumlah kecil kapitalis
yang dalam kegiatan ekonomi lebih banyak mengikuti pemikiran Adam Smith, seperti
dalam bbukunya The Wealth of Nasution. Besarnya kapital merupakan faktor yang
menentukan perkembangan struktur masyarakat. Barangkali, hal ini merupakan kegagalan
yang berhubungan dengan ciri historis dari filsafat materialisme, bukan ciri dialektiknya.
Sebagai ideologi politik, materialisme ini berkembang di negara-negara yang
karenanya menjadi komunis, yaitu Sovyet dan Republik Rakyat Cina.