Mengetahui cara menggunakan Volt meter AC, untuk mengukur Tegangan AC satu-phase atau tiga-phase, mengukur Beban AC satu-phase atau tiga-phase
voltmeter AC, Tegangan AC, Satu Phase, Tiga Phase
Bagaimana cara mengukur sumber tegangan DC seperti baterai, charger, power supply dan beban DC. Mengetahui jenis baterai, yaitu baterai sekali pakai dan rechargeable battery. Mengetahui Beban DC berupa komponen tunggal dan berupa rangkaian elektronik.
Mengetahui cara menggunakan Volt meter AC, untuk mengukur Tegangan AC satu-phase atau tiga-phase, mengukur Beban AC satu-phase atau tiga-phase
voltmeter AC, Tegangan AC, Satu Phase, Tiga Phase
Bagaimana cara mengukur sumber tegangan DC seperti baterai, charger, power supply dan beban DC. Mengetahui jenis baterai, yaitu baterai sekali pakai dan rechargeable battery. Mengetahui Beban DC berupa komponen tunggal dan berupa rangkaian elektronik.
Check out!
Website : https://ghinsblog.blogspot.com
Youtube : Ghins GO Electrical
A. Pengertian Ohm-meter
B. Penemu Ohm-meter
C. Fungsi Ohm-meter
D. Prinsip Kerja Ohm-meter
E. Komponen Ohm-meter dan Fungsinya
F. Jenis - Jenis Ohm-meter
G. Kelebihan dan Kekurangan Ohm-meter
H. Cara Menggunakan Ohm-meter
I. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://miraelfaumiz.blogspot.co.id/2013/05/makalah-ohm-meter.html
Check out!
Website : https://ghinsblog.blogspot.com
Youtube : Ghins GO Electrical
A. Pengertian Ohm-meter
B. Penemu Ohm-meter
C. Fungsi Ohm-meter
D. Prinsip Kerja Ohm-meter
E. Komponen Ohm-meter dan Fungsinya
F. Jenis - Jenis Ohm-meter
G. Kelebihan dan Kekurangan Ohm-meter
H. Cara Menggunakan Ohm-meter
I. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://miraelfaumiz.blogspot.co.id/2013/05/makalah-ohm-meter.html
Multimeter = Alat ukur listrik. Multimeter digunakan untuk mengukur ampere,volt dan ohm. Dalam penggunaannya multimeter juga dapat dipakai untuk mengetahui rusak atau tidaknya suatu komponen elektronika.
1. 1
Jenis Alat Ukur Listrik
1. Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur kuat arus listrik. Untuk nilai arus listrik yang lebih kecil biasa
digunakan miliamperemeter, mikroamperemeter, atau bahkan galvanometer sesuai dengan batas
ketelitian yang diinginkan. Pemasangan amperemeter dalam rangkaian listrik diserikan dengan
rangkaian yang sedang diukur arus listriknya.
Amperemeter
1.1 Cara Kerja Ampermeter
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir
melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan
jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang
timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih
besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan
ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F =
B.I. L. Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan memasang hambatan shunt secara
parallel terhadap amperemeter. Besar hambatan shunt tergantung pada berapa kali
kemampuannya akan ditingkatkan. Misalnya mula-mula arus maksimumnya adalah I, akan
ditingkatkan menjadi I’ = n.I, maka besar hambatan shunt.
2. 2
1.2 Bagian-Bagian Ampermeter
Amperemeter terdiri dari beberapa bagian antara lain
• Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak
berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi
penunjuk besaran aus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai
dengan besaran yang diukur.
• Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga digunakan untuk
menentukan kutub positif amperemeter.
• Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol (0) dengan
tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
• Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.
• Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan pembacaan skala.
2. Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur beda potensial (tegangan listrik). Untuk nilai tegangan yang lebih
kecil kita juga biasa menggunakan milivoltmeter, mikrovoltmeter, nanovoltmeter, sesuai dengan
batas ketelitian yang diinginkan. Cara menggunakan voltmeter dipasang paralel dengan alat yang
beda potensialnya yang akan diukur.
Voltmeter
2.1 Cara Kerja Voltmeter
Cara Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari
galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer menggunakan prinsip hukum
Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic.
Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati
oleh arus yang melewati kumparan.
3. 3
2.2 Bagian-Bagian Voltmeter
Voltmeter terdiri dari beberapa bagian antara lain
• Jarum penunjuk skala (pada voltmeter analog)
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak
berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi
penunjuk besaran aus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai
dengan besaran yang diukur.
• Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas voltmeter. Selain itu probe juga digunakan untuk
menentukan kutub positif amperemeter.
• Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol (0) dengan
tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
• Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari voltmeter.
• Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan pembacaan skala.
3. Wattjam
Wattjam adalah alat ukur energi listrik. Wattjam (Wh = watt-hour) atau kilowatt-jam (kWh)
sebetulnya alat ukur listrik yang banyak terpasang di setiap rumah. Kita sering salah memahami
mengira bahwa alat ukur yang terpasang dirumah adalah alat ukur daya listrik. Padahal
sebetulnya alat ukur listrik yang terpasang dirumah kita itu adalah Wattjam. Angka penunjuk pun
menyatakan nilai energi listrik yang terpakai dalam rentang waktu tertentu.
Wattjam
3.1 Cara Kerja Wattjam
wattjam sama dengan prinsip kerja amperemeter dan voltmeter induksi. Perbedaan dengan
wattmeter jenis dinamometer adalah wattjam hanya dapat dipakai dengan suplai listrik bolak
balik sedangkan wattjam jenis dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik
atau searah.
4. 4
3.2 Bagian-Bagian Wattjam
Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel dengan beban Kumparan arus, dihubungkan seri
dengan beban Stator Piringan Aluminium Rotor Rotor brake magnets Spindle dengan worm gear
Display dial : 1/10, 10 dan 1000 , 1, 100 dan 10000.dials berputar searah jarum jam
4. Ohmmeter
Ohmmeter adalah Alat ukur untuk hambatan listrik. Karena nilai hambatan listrik biasanya
lebih besar dari 1 ohm (Ω) , maka skala yang ada dalam sebuah ohmmeter biasanya dimulai dari
x 1Ω, 10Ω, 1kΩ, dan 10kΩ. Disamping itu, ada pula alat ukur hambatan listrik yang lebih teliti
dari pada ohmmeter biasa, yaitu jembatan wheatstone.
Ohmmeter
4.1 Cara Kerja Ohmmeter
Telah diketahui bahwa tahanan arus listrik suatu benda baru dapat diukur bila dialirkan
aruslistrik ke benda tersebut. Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan
diukurtahanan listriknya. Sedangkan pada Ampermeter, yang mengukur besar kuat arus,
tidakdiperlukan sumber arus listrik karena sumbernya adalah benda yang diukur tersebut.
4.2 Bagian-Bagian Ohmmeter
Ohmmeter terdiri dari beberapa bagian antara lain :
• Jarum penunjuk skala
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak
berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi
penunjuk besaran aus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai
dengan besaran yang diukur.
• Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas. Selain itu probe juga digunakan untuk menentukan kutub
positif.
• Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol (0) dengan
tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
• Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif.
• Cermin pemantul
5. 5
5. Multimeter
Multimeter adalah gabungan dari semua alat ukur listrik yang disebutkan diatas. Dalam sebuah
multimeter biasanya terdapat alat ukur arus listrik (amperemeter, miliamperemeter, dan
mikrometer), alat ukur beda potensial atau tegangan listrik (voltmeter AC dan DC), serta
ohmmeter.
5.1 Cara Kerja Multimeter
Penguat dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat.
Pelemah masukan atau saklar rangkuman (RANGE), guna membatasi tegangan masukkan pada
nilai yang diinginkan.
Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan ac ke dc yang sebanding.
Batere internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan pengukuran tahanan.
Saklar fungsi (FUNGSI), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari instrument tersebut.
Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang
baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog.
6. 6
5.2 Bagian-bagian pada Multimeter
a. Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-
skala; tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan Ohm (?), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus
(DCmA), dan skala-skala lainnya.
b. Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter, dan batas ukur
(range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam W), saklar ditempatkan
pada posisi W, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat
arus (mA-mA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus
berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang
akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika
hendak mengukur DCV.
c. Sekrup pengatur posisi jarum (preset): digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka
nol (sebelah kiri papan skala)
d. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment): digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistansi. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol
diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.
e. Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan multimeter.
Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang lebih lengkap
terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh
transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
f.Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk
batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur
(range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500,
kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
g. Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000
ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt.
Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian
seterusnya.
h. Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kW). Untuk batas ukur
(range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan W).
Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali
dengan 10 (pada satuan W). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kW), semua hasil pengukuran
dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kW), Untuk batas ukur (range) x10k
(10kW), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10kW.