SlideShare a Scribd company logo
MATRIKS & RELASI
Tujuan Pembelajaran
 Memahami konsep dasar matrik dan relasi
 Memahami bentuk representasi relasi,
 Memahami konsep relasi invers,
 Memahami konsep kombinasi relasi, serta
 Memahami komposisi dan sifat - sifat relasi
Matriks
 Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-
elemen dalam bentuk baris dan kolom.
 Matriks A yang berukuran dari m baris dan n
kolom (m  n) adalah:













mnmm
n
n
aaa
aaa
aaa
A




21
22221
11211
Matriks
 Matriks bujursangkar adalah matriks yang
berukuran n  n.
 Dalam praktek, kita lazim menuliskan
matriks dengan notasi ringkas A = [aij].
 Matriks simetri adalah matriks yang aij = aji
untuk setiap i dan j.
Matriks
 Contoh matriks simetri.
 Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap
elemennya hanya bernilai 0 atau 1.
 Contoh matriks 0/1:














8234
2076
3736
4662












1001
0000
1110
0110
Relasi
 Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah
himpunan bagian dari A  B.
Notasi: R  (A  B).
 a R b adalah notasi untuk (a, b)  R, yang
artinya a dihubungankan dengan b oleh R
 a R b adalah notasi untuk (a, b)  R, yang
artinya a tidak dihubungkan oleh b oleh relasi R.
 Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari
R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range)
dari R.
Relasi
Misalkan
 A = {Amir, Budi, Cecep}, B = {MA2333, DU1203, MA2113, MA2513}
 A  B = {(Amir, MA2333), (Amir, DU1203), (Amir, MA2113), (Amir, T
MA2513), (Budi, MA2333), (Budi, DU1203), (Budi, MA2113), (Budi,
MA2513), (Cecep, MA2333), (Cecep, DU1203), (Cecep, MA2113), (Amir,
MA2513)}
 Misalkan R adalah relasi yang menyatakan mata kuliah yang diambil oleh
mahasiswa pada Semester Ganjil, yaitu
R = {(Amir, MA2333), (Amir, MA2113), (Budi, MA2113),
(Budi, MA2513), (Cecep, MA2513) }
 - Dapat dilihat bahwa R  (A  B),
 - A adalah daerah asal R, dan B adalah daerah hasil R.
 - (Amir, MA2333)  R atau Amir R MA2333
 - (Amir, MA2513)  R atau Amir R MA2513
Relasi
 Contoh Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2,
4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R
dari P ke Q dengan (p, q)  R jika p habis
membagi q
maka kita peroleh
R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8),
(3, 9), (3, 15) }
Relasi
 Relasi pada sebuah himpunan adalah
relasi yang khusus
 Relasi pada himpunan A adalah relasi dari
A  A.
 Relasi pada himpunan A adalah himpunan
bagian dari A  A.
Relasi
 Contoh . Misalkan R adalah relasi pada A
= {2, 3, 4, 8, 9} yang didefinisikan oleh
(x, y)  R jika x adalah faktor prima dari y.
Maka
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 3), (3, 9)}
Representasi Relasi
 1. Diagram Panah
Amir
Budi
Cecep
IF221
IF251
IF342
IF323
2
3
4
2
4
8
9
15
2
3
4
8
9
2
3
4
8
9
A
B
P
Q
A A
Representasi Relasi
 2. Tabel
Kolom pertama tabel
menyatakan daerah asal,
sedangkan kolom kedua
menyatakan daerah hasil.
P Q
2 2
2 4
4 4
2 8
4 8
3 9
3 15
Representasi Relasi
 3. Matriks
Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B
= {b1, b2, …, bn}.
Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],
M = dimana
b1 b2  bn












mnmm
n
n
m mmm
mmm
mmm
a
a
a





21
22221
11211
2
1






Rba
Rba
m
ji
ji
ij
),(,0
),(,1
Representasi Relasi
 4. Graf Berarah
 Relasi pada sebuah himpunan dapat direpresentasikan
secara grafis dengan graf berarah (directed graph atau
digraph)
 Graf berarah tidak didefinisikan untuk
merepresentasikan relasi dari suatu himpunan ke
himpunan lain.
 Tiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik
(disebut juga simpul atau vertex), dan tiap pasangan
terurut dinyatakan dengan busur (arc)
Representasi Relasi
 Jika (a, b)  R, maka sebuah busur dibuat
dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut
simpul asal (initial vertex) dan simpul b
disebut simpul tujuan (terminal vertex).
 Pasangan terurut (a, a) dinyatakan
dengan busur dari simpul a ke simpul a
sendiri. Busur semacam itu disebut
gelang atau kalang (loop).
 Contoh. Misalkan R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b,
c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada
himpunan {a, b, c, d}.
R direpresentasikan dengan graf berarah sbb:
a
b
c d
Representasi Relasi
Sifat-sifat Relasi Biner
 Refleksif (reflexive)
Relasi R pada himpunan A disebut
refleksif jika (a, a)  R untuk setiap a  A.
Relasi R pada himpunan A tidak refleksif
jika ada a  A sedemikian sehingga (a, a)
 R.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Contoh . Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) }
bersifat refleksif karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a,
a), yaitu (1, 1), (2, 2), (3, 3), dan (4, 4).
Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } tidak bersifat
refleksif karena (3, 3)  R.
 Contoh . Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat
positif bersifat refleksif karena setiap bilangan bulat positif habis
dibagi dengan dirinya sendiri, sehingga (a, a)R untuk setiap a  A.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Contoh . Tiga buah relasi di bawah ini
menyatakan relasi pada himpunan
bilangan bulat positif N.
R : x lebih besar dari y, S : x + y = 5,
T : 3x + y = 10
Tidak satupun dari ketiga relasi di atas
yang refleksif karena, misalkan (2, 2)
bukan anggota R, S, maupun T.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Relasi yang bersifat refleksif
mempunyai matriks yang
elemen diagonal utamanya
semua bernilai 1, atau mii = 1,
untuk i = 1, 2, …, n,
 Graf berarah dari relasi yang
bersifat refleksif dicirikan
adanya gelang pada setiap
simpulnya.
















1
1
1
1

Sifat-sifat Relasi Biner
 Menghantar (transitive)
Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika
(a, b)  R dan (b, c)  R, maka (a, c)  R, untuk a, b, c
 A.
Contoh . Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di
bawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka
a. R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } bersifat
menghantar.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Lihat tabel berikut:
Pasangan berbentuk
R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2),
(4, 1), (4, 2), (4, 3) }
(a, b) (b, c) (a, c)
(3, 2) (2, 1) (3, 1)
(4, 2) (2, 1) (4, 1)
(4, 3) (3, 1) (4, 1)
(4, 3) (3, 2) (4, 2)
Sifat-sifat Relasi Biner
 R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak manghantar karena
(2, 4) dan (4, 2)  R, tetapi (2, 2)  R, begitu juga (4, 2)
dan (2, 3)  R, tetapi (4, 3)  R.
 Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } jelas menghantar
 Relasi R = {(1, 2), (3, 4)} menghantar karena tidak ada
(a, b)  R dan (b, c)  R sedemikian sehingga (a, c) 
R.
 Relasi yang hanya berisi satu elemen seperti R = {(4, 5)}
selalu menghantar.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Contoh 12. Relasi “habis membagi” pada
himpunan bilangan bulat positif bersifat
menghantar.
 Misalkan bahwa a habis membagi b dan b habis
membagi c. Maka terdapat bilangan positif m
dan n sedemikian sehingga b = ma dan c = nb.
Di sini c = nma, sehingga a habis membagi c.
Jadi, relasi “habis membagi” bersifat
menghantar.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Contoh. Tiga buah relasi di bawah ini menyatakan relasi
pada himpunan bilangan bulat positif N.
R : x lebih besar dari y, S : x + y = 6,
T : 3x + y = 10
 R adalah relasi menghantar karena jika x > y dan
y > z maka x > z.
 S tidak menghantar karena, misalkan (4, 2) dan (2, 4)
adalah anggota S tetapi (4, 4)  S.
 T = {(1, 7), (2, 4), (3, 1)} tidak menghantar.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Relasi yang bersifat menghantar tidak
mempunyai ciri khusus pada matriks
representasinya
 Sifat menghantar pada graf berarah
ditunjukkan oleh: jika ada busur dari a ke
b dan dari b ke c, maka juga terdapat
busur berarah dari a ke c.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Setangkup (symmetric) dan tolak-setangkup
(antisymmetric)
Relasi R pada himpunan A disebut setangkup
jika untuk semua a, b  A, jika (a, b)  R,
maka (b, a)  R.
Relasi R pada himpunan A tidak setangkup
jika (a, b)  R sedemikian sehingga (b, a) 
R.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Relasi R pada himpunan A disebut tolak-
setangkup jika untuk semua a, b  A, (a,
b)  R dan (b, a)  R hanya jika a = b.
 Relasi R pada himpunan A tidak tolak-
setangkup jika ada elemen berbeda a
dan b sedemikian sehingga (a, b)  R dan
(b, a)  R.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Perhatikanlah bahwa istilah setangkup
dan tolak-setangkup tidaklah berlawanan,
karena suatu relasi dapat memiliki kedua
sifat itu sekaligus. Namun, relasi tidak
dapat memiliki kedua sifat tersebut
sekaligus jika ia mengandung beberapa
pasangan terurut berbentuk (a, b) yang
mana a  b.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Contoh . Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
 Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) }
bersifat setangkup karena jika (a, b)  R maka (b, a) juga  R.
Di sini (1, 2) dan (2, 1)  R, begitu juga (2, 4) dan (4, 2)  R.
Perhatikan bahwa R tidak tolak setangkup.
 Relasi R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak setangkup karena
(2, 3)  R, tetapi (3, 2)  R. Perhatikan bahwa R juga tidak tolak
setangkup.
 Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } tolak-setangkup karena 1 = 1
dan (1, 1)  R, 2 = 2 dan (2, 2)  R, dan 3 = 3 dan (3, 3)  R.
Perhatikan bahwa R juga setangkup.
 Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (2, 3) } tolak-setangkup karena
(1, 1)  R dan 1 = 1 dan, (2, 2)  R dan 2 = 2 dan. Perhatikan
bahwa R tidak setangkup.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Relasi R = {(1, 1), (2, 4), (3, 3), (4, 2) } tidak tolak-
setangkup karena 2  4 tetapi (2, 4) dan (4, 2)
anggota R. Perhatikan bahwa R setangkup
 Relasi R = {(1, 2), (2, 3), (1, 3) } tidak setangkup
tetapi tolak-setangkup, dan R = {(1, 1), (1, 2), (2, 2),
(3, 3)} tidak setangkup tetapi tolak-setangkup.
 Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (4, 2), (4, 4)}
tidak setangkup dan tidak tolak-setangkup. R tidak
setangkup karena (4, 2)  R tetapi (2, 4)  R. R
tidak tolak-setangkup karena (2, 3)  R dan (3, 2) 
R tetap 2  3.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Contoh. Relasi “habis membagi” pada
himpunan bilangan bulat positif tidak setangkup
karena jika a habis membagi b, b tidak habis
membagi a, kecuali jika a = b.
 Sebagai contoh, 2 habis membagi 4, tetapi 4
tidak habis membagi 2. Karena itu, (2, 4)  R
tetapi (4, 2)  R.
 Relasi “habis membagi” tolak-setangkup karena
jika a habis membagi b dan b habis membagi a
maka a = b. Sebagai contoh, 4 habis membagi 4.
Karena itu, (4, 4)  R dan 4 = 4.
Sifat-sifat Relasi Biner
 Contoh. Tiga buah relasi di bawah ini menyatakan relasi pada
himpunan bilangan bulat positif N.
R : x lebih besar dari y, S : x + y = 6, T : 3x + y = 10
R bukan relasi setangkup karena, misalkan 5 lebih besar dari 3 tetapi 3
tidak lebih besar dari 5.
S relasi setangkup karena (4, 2) dan (2, 4) adalah anggota S.
T tidak setangkup karena, misalkan (3, 1) adalah anggota T tetapi
(1,3) bukan anggota T.
S bukan relasi tolak-setangkup karena, misalkan (4, 2)  S dan
(4, 2)  S tetapi 4  2.
Relasi R dan T keduanya tolak-setangkup (tunjukkan!).
Sifat-sifat Relasi Biner
 Relasi yang bersifat setangkup mempunyai matriks yang elemen-
elemen di bawah diagonal utama merupakan pencerminan dari
elemen-elemen di atas diagonal utama, atau mij = mji = 1, untuk i =
1, 2, …, n :
 Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat setangkup dicirikan
oleh: jika ada busur dari a ke b, maka juga ada busur dari b ke a.
















0
1
0
1
Sifat-sifat Relasi Biner
 Matriks dari relasi tolak-setangkup mempunyai sifat yaitu
jika mij = 1 dengan i  j, maka mji = 0. Dengan kata lain,
matriks dari relasi tolak-setangkup adalah jika salah satu
dari mij = 0 atau mji = 0 bila i  j :
 Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat tolak-
setangkup dicirikan oleh: jika dan hanya jika tidak
pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara
dua simpul berbeda.
















0
1
10
0
1
Latihan
 R ADALAH RELASI PADA
HIMPUNAN X=(0,1,2,3,…) YANG
DIDEFINISIKAN OLEH
X2+Y2=25.TULISKAN R SEBAGAI
SEBUAH HIMPUNAN PASANGAN
TERURUT
Relasi Inversi
 Misalkan R adalah relasi dari himpunan A
ke himpunan B. Invers dari relasi R,
dilambangkan dengan R–1, adalah relasi
dari B ke A yang didefinisikan oleh
R–1 = {(b, a) | (a, b)  R }
Relasi Inversi
 Contoh 17.
 Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}.
 Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan (p, q) 
R jika p habis membagi q
maka kita peroleh
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (4, 4), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
R–1 adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P
dengan (q, p)  R–1 jika q adalah kelipatan dari p
maka kita peroleh
R–1 = {(2, 2), (4, 2), (8, 2), (4, 4), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }
Relasi Inversi
 Jika M adalah matriks yang merepresentasikan relasi R,
M =
 maka matriks yang merepresentasikan relasi R–1, misalkan N,
diperoleh dengan melakukan transpose terhadap matriks M,
N = M T =










00110
11000
00111
















010
010
101
101
001
Mengkombinasikan Relasi
 Karena relasi biner merupakan himpunan
pasangan terurut, maka operasi himpunan
seperti irisan, gabungan, selisih, dan beda
setangkup antara dua relasi atau lebih juga
berlaku.
 Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari
himpuna A ke himpunan B, maka R1  R2,
R1  R2, R1– R2, dan R1  R2 juga adalah relasi
dari A ke B.
Mengkombinasikan Relasi
 Contoh 18. Misalkan A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}.
Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)}
Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)}
R1  R2 = {(a, a)}
R1  R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
R1  R2 = {(b, b), (c, c)}
R2  R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)}
R1  R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
Latihan
 Jika R dan S adalah relasi-relasi refleksif pada
himpunan A, tunjukkan bahwa RS refleksif
 Jika R dan S adalah relasi-relasi simetris pada
himpunan A, tunjukkan bahwa RS simetris
 Jika R dan S adalah relasi-relasi transitif pada
himpunan A, tunjukkan bahwa RS transitif
Mengkombinasikan Relasi
 Jika relasi R1 dan R2 masing-masing
dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2,
maka matriks yang menyatakan gabungan
dan irisan dari kedua relasi tersebut
adalah
MR1  R2 = MR1  MR2
MR1  R2 = MR1  MR2
Mengkombinasikan Relasi
 Contoh. Misalkan bahwa relasi R1 dan R2
pada himpunan A dinyatakan oleh matriks
R1 = dan R2 =
 maka
M R1  R2 = MR1  MR2 =
MR1  R2 = MR1  MR2 =










011
101
001










001
110
010










011
111
011










001
100
000
Komposisi Relasi
 Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke
himpunan B, dan S adalah relasi dari himpunan
B ke himpunan C. Komposisi R dan S,
dinotasikan dengan S  R, adalah relasi dari A
ke C yang didefinisikan oleh
S  R = {(a, c)  a  A, c  C, dan untuk
beberapa b  B, (a, b)  R dan (b, c)  S }
Komposisi Relasi
 Contoh 20. Misalkan
R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)}
adalah relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke
himpunan {2, 4, 6, 8} dan
S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
adalah relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke
himpunan {s, t, u}.
Maka komposisi relasi R dan S adalah
S  R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3,
t), (3, u) }
Komposisi relasi R dan S lebih jelas jika
diperagakan dengan diagram panah:
1
2
3
2
4
6
8
s
t
u
Komposisi Relasi
 Jika relasi R1 dan R2 masing-masing
dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2, maka
matriks yang menyatakan komposisi dari kedua
relasi tersebut adalah
 MR2  R1 = MR1  MR2
 yang dalam hal ini operator “.” sama seperti
pada perkalian matriks biasa, tetapi dengan
mengganti tanda kali dengan “” dan tanda
tambah dengan “”.
Komposisi Relasi
 Contoh 21. Misalkan bahwa relasi R1 dan R2
pada himpunan A dinyatakan oleh matriks
MR1 = dan MR2 =
maka matriks yang menyatakan R2  R1 adalah
 MR2  R1 = MR1  MR2
= =










000
011
101










101
100
010













)10()10()00()00()00()10()10()00()00(
)10()11()01()00()01()11()10()01()01(
)11()10()01()01()00()11()11()00()01(










000
110
111
Video Pembelajaran
Latihan
Diketahui A={x|x faktor prima dari 330}
1. Tentukan R, relasi pada A, dengan
R={(x,y)|x+y>=10}, representasikan dalam matriks
dan tentukan sifatnya!
2. Tentukan S, relasi pada A, dengan
S={(x,y)|10<(x-1)(y-2)<35}, dan tentukan sifat-sifat
yang berlaku pada relasi tersebut dan gambar
digrafnya!
3. Tentukan S-1 dalam notasi pembentuk himpunan
kemudian sebutkan elemen-elemen dari S-1 tersebut!
4. Tentukan komposisi SoR didapat dari hasil
perkalian matriksnya!

More Related Content

What's hot

Ppt matriks, relasi, fungsi
Ppt matriks, relasi, fungsiPpt matriks, relasi, fungsi
Ppt matriks, relasi, fungsi
yudha saputra
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
anggi syahputra
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
haqiemisme
 
Statistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep Peluang
Eko Mardianto
 
Analisis real 1 2017
Analisis real 1 2017Analisis real 1 2017
Analisis real 1 2017
012NiPutuDeviAgustin
 
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi PeluangStatistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Eko Mardianto
 
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan BolaIntegral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Rinzani Cyzaria Putri
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Pawit Ngafani
 
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Kelinci Coklat
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
KuliahKita
 
Fungsi dan relasi
Fungsi dan relasiFungsi dan relasi
Fungsi dan relasi
Miniarni Yulia Irwan
 
mapping er diagram
mapping er diagrammapping er diagram
mapping er diagram
Saddam Sevenfoldism
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
KuliahKita
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsi
Paskareina
 
Ppt statistik smp kelas ix
Ppt statistik smp kelas ixPpt statistik smp kelas ix
Ppt statistik smp kelas ix
adhaidul
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
Phe Phe
 
Barisan dan deret kelas 10
Barisan dan deret kelas 10Barisan dan deret kelas 10
Barisan dan deret kelas 10
Mutiara A'yuni Ali
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Kelinci Coklat
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
suartika
 

What's hot (20)

Ppt matriks, relasi, fungsi
Ppt matriks, relasi, fungsiPpt matriks, relasi, fungsi
Ppt matriks, relasi, fungsi
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskritRelasi dan fungsi - matematika diskrit
Relasi dan fungsi - matematika diskrit
 
Statistika Konsep Peluang
Statistika Konsep PeluangStatistika Konsep Peluang
Statistika Konsep Peluang
 
Analisis real 1 2017
Analisis real 1 2017Analisis real 1 2017
Analisis real 1 2017
 
Geometri transformasi
Geometri transformasiGeometri transformasi
Geometri transformasi
 
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi PeluangStatistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
Statistika Konsep Variabel Acak & Distribusi Peluang
 
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan BolaIntegral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
Integral Lipat Tiga dalam koordinat Tabung dan Bola
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
 
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
Determinan Matriks ( Aljabar Linear Elementer )
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 05
 
Fungsi dan relasi
Fungsi dan relasiFungsi dan relasi
Fungsi dan relasi
 
mapping er diagram
mapping er diagrammapping er diagram
mapping er diagram
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 01
 
Relasi dan fungsi
Relasi dan fungsiRelasi dan fungsi
Relasi dan fungsi
 
Ppt statistik smp kelas ix
Ppt statistik smp kelas ixPpt statistik smp kelas ix
Ppt statistik smp kelas ix
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
Barisan dan deret kelas 10
Barisan dan deret kelas 10Barisan dan deret kelas 10
Barisan dan deret kelas 10
 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

Similar to 4 matriks dan relasi

Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Siti Khotijah
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
KuliahKita
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
KuliahKita
 
Relasi.pdf
Relasi.pdfRelasi.pdf
Relasi.pdf
DjihadWungguli
 
Relasi.ppt
Relasi.pptRelasi.ppt
Relasi.ppt
Bernad Bear
 
Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
nellylawar
 
Relasi
RelasiRelasi
4.RelasidanFungsi_.ppt
4.RelasidanFungsi_.ppt4.RelasidanFungsi_.ppt
4.RelasidanFungsi_.ppt
WilliamWendyAry1
 
4.relasidan fungsi 222
4.relasidan fungsi 2224.relasidan fungsi 222
4.relasidan fungsi 222
Mailes Wunungga9910307
 
matriks, relasi, fungsi
matriks, relasi, fungsimatriks, relasi, fungsi
matriks, relasi, fungsi
yudha saputra
 
RELASI
RELASIRELASI
RELASI
sinta14
 
Relasi dan Sifat-2nya.ppt
Relasi dan Sifat-2nya.pptRelasi dan Sifat-2nya.ppt
Relasi dan Sifat-2nya.ppt
tengkuria1
 
Makalah relasi
Makalah relasiMakalah relasi
Makalah relasi
Taqwa nuddin
 
Pertemuan5 6 relasi_fungsi_mtkdiskrit_saripudin
Pertemuan5 6 relasi_fungsi_mtkdiskrit_saripudinPertemuan5 6 relasi_fungsi_mtkdiskrit_saripudin
Pertemuan5 6 relasi_fungsi_mtkdiskrit_saripudin
Haris Supriyanto
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsi
siska sri asali
 
Teori himpunan
Teori himpunanTeori himpunan
Teori himpunanamienm92
 
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptxAnalisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
hukatedy
 
Tugas pengantar dasar matematika
Tugas pengantar dasar matematikaTugas pengantar dasar matematika
Tugas pengantar dasar matematika
Suryaningsih Matredjo
 

Similar to 4 matriks dan relasi (20)

Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
 
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03
 
Pertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptxPertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptx
 
Relasi.pdf
Relasi.pdfRelasi.pdf
Relasi.pdf
 
Relasi.ppt
Relasi.pptRelasi.ppt
Relasi.ppt
 
Operasi Biner
Operasi BinerOperasi Biner
Operasi Biner
 
Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
 
Relasi
RelasiRelasi
Relasi
 
4.RelasidanFungsi_.ppt
4.RelasidanFungsi_.ppt4.RelasidanFungsi_.ppt
4.RelasidanFungsi_.ppt
 
4.relasidan fungsi 222
4.relasidan fungsi 2224.relasidan fungsi 222
4.relasidan fungsi 222
 
matriks, relasi, fungsi
matriks, relasi, fungsimatriks, relasi, fungsi
matriks, relasi, fungsi
 
RELASI
RELASIRELASI
RELASI
 
Relasi dan Sifat-2nya.ppt
Relasi dan Sifat-2nya.pptRelasi dan Sifat-2nya.ppt
Relasi dan Sifat-2nya.ppt
 
Makalah relasi
Makalah relasiMakalah relasi
Makalah relasi
 
Pertemuan5 6 relasi_fungsi_mtkdiskrit_saripudin
Pertemuan5 6 relasi_fungsi_mtkdiskrit_saripudinPertemuan5 6 relasi_fungsi_mtkdiskrit_saripudin
Pertemuan5 6 relasi_fungsi_mtkdiskrit_saripudin
 
Materi Relasi dan Fungsi
 Materi Relasi dan Fungsi Materi Relasi dan Fungsi
Materi Relasi dan Fungsi
 
Teori himpunan
Teori himpunanTeori himpunan
Teori himpunan
 
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptxAnalisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
Analisis Fungsi dan Grafik mathematics.pptx
 
Tugas pengantar dasar matematika
Tugas pengantar dasar matematikaTugas pengantar dasar matematika
Tugas pengantar dasar matematika
 

More from ahmadmuzaqqi

Virtual lan
Virtual lanVirtual lan
Virtual lan
ahmadmuzaqqi
 
Subnetting
SubnettingSubnetting
Subnetting
ahmadmuzaqqi
 
Model osi dan tcp
Model osi dan tcpModel osi dan tcp
Model osi dan tcp
ahmadmuzaqqi
 
Pengkabelan
PengkabelanPengkabelan
Pengkabelan
ahmadmuzaqqi
 
Routing
RoutingRouting
Routing
ahmadmuzaqqi
 
3 himpunan
3 himpunan3 himpunan
3 himpunan
ahmadmuzaqqi
 
1 logika
1 logika1 logika
1 logika
ahmadmuzaqqi
 
Ppt modul 5 array
Ppt modul 5 arrayPpt modul 5 array
Ppt modul 5 array
ahmadmuzaqqi
 
Ppt modul 6 fungsi
Ppt modul 6 fungsiPpt modul 6 fungsi
Ppt modul 6 fungsi
ahmadmuzaqqi
 
Ppt modul 4 perulangan
Ppt modul 4 perulanganPpt modul 4 perulangan
Ppt modul 4 perulangan
ahmadmuzaqqi
 
Ppt modul 3 operasi kondisi
Ppt modul 3 operasi kondisiPpt modul 3 operasi kondisi
Ppt modul 3 operasi kondisi
ahmadmuzaqqi
 
Ppt modul 2 operator
Ppt modul 2 operatorPpt modul 2 operator
Ppt modul 2 operator
ahmadmuzaqqi
 
P.9 media 2 konsep inheritance
P.9 media 2 konsep inheritanceP.9 media 2 konsep inheritance
P.9 media 2 konsep inheritance
ahmadmuzaqqi
 
P.7 media 2 polymorphism
P.7 media 2 polymorphismP.7 media 2 polymorphism
P.7 media 2 polymorphism
ahmadmuzaqqi
 
P.5 media 2 enkapsulasi
P.5 media 2 enkapsulasiP.5 media 2 enkapsulasi
P.5 media 2 enkapsulasi
ahmadmuzaqqi
 
P.3 media 2 class, objek, method pada java
P.3 media 2 class, objek, method pada javaP.3 media 2 class, objek, method pada java
P.3 media 2 class, objek, method pada java
ahmadmuzaqqi
 
Sejarah Java
Sejarah JavaSejarah Java
Sejarah Java
ahmadmuzaqqi
 

More from ahmadmuzaqqi (19)

Virtual lan
Virtual lanVirtual lan
Virtual lan
 
Subnetting
SubnettingSubnetting
Subnetting
 
Model osi dan tcp
Model osi dan tcpModel osi dan tcp
Model osi dan tcp
 
Pengkabelan
PengkabelanPengkabelan
Pengkabelan
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
5 fungsi
5 fungsi5 fungsi
5 fungsi
 
3 himpunan
3 himpunan3 himpunan
3 himpunan
 
2 proposisi
2 proposisi2 proposisi
2 proposisi
 
1 logika
1 logika1 logika
1 logika
 
Ppt modul 5 array
Ppt modul 5 arrayPpt modul 5 array
Ppt modul 5 array
 
Ppt modul 6 fungsi
Ppt modul 6 fungsiPpt modul 6 fungsi
Ppt modul 6 fungsi
 
Ppt modul 4 perulangan
Ppt modul 4 perulanganPpt modul 4 perulangan
Ppt modul 4 perulangan
 
Ppt modul 3 operasi kondisi
Ppt modul 3 operasi kondisiPpt modul 3 operasi kondisi
Ppt modul 3 operasi kondisi
 
Ppt modul 2 operator
Ppt modul 2 operatorPpt modul 2 operator
Ppt modul 2 operator
 
P.9 media 2 konsep inheritance
P.9 media 2 konsep inheritanceP.9 media 2 konsep inheritance
P.9 media 2 konsep inheritance
 
P.7 media 2 polymorphism
P.7 media 2 polymorphismP.7 media 2 polymorphism
P.7 media 2 polymorphism
 
P.5 media 2 enkapsulasi
P.5 media 2 enkapsulasiP.5 media 2 enkapsulasi
P.5 media 2 enkapsulasi
 
P.3 media 2 class, objek, method pada java
P.3 media 2 class, objek, method pada javaP.3 media 2 class, objek, method pada java
P.3 media 2 class, objek, method pada java
 
Sejarah Java
Sejarah JavaSejarah Java
Sejarah Java
 

Recently uploaded

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 

Recently uploaded (20)

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 

4 matriks dan relasi

  • 2. Tujuan Pembelajaran  Memahami konsep dasar matrik dan relasi  Memahami bentuk representasi relasi,  Memahami konsep relasi invers,  Memahami konsep kombinasi relasi, serta  Memahami komposisi dan sifat - sifat relasi
  • 3. Matriks  Matriks adalah adalah susunan skalar elemen- elemen dalam bentuk baris dan kolom.  Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m  n) adalah:              mnmm n n aaa aaa aaa A     21 22221 11211
  • 4. Matriks  Matriks bujursangkar adalah matriks yang berukuran n  n.  Dalam praktek, kita lazim menuliskan matriks dengan notasi ringkas A = [aij].  Matriks simetri adalah matriks yang aij = aji untuk setiap i dan j.
  • 5. Matriks  Contoh matriks simetri.  Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1.  Contoh matriks 0/1:               8234 2076 3736 4662             1001 0000 1110 0110
  • 6. Relasi  Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A  B. Notasi: R  (A  B).  a R b adalah notasi untuk (a, b)  R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh R  a R b adalah notasi untuk (a, b)  R, yang artinya a tidak dihubungkan oleh b oleh relasi R.  Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.
  • 7. Relasi Misalkan  A = {Amir, Budi, Cecep}, B = {MA2333, DU1203, MA2113, MA2513}  A  B = {(Amir, MA2333), (Amir, DU1203), (Amir, MA2113), (Amir, T MA2513), (Budi, MA2333), (Budi, DU1203), (Budi, MA2113), (Budi, MA2513), (Cecep, MA2333), (Cecep, DU1203), (Cecep, MA2113), (Amir, MA2513)}  Misalkan R adalah relasi yang menyatakan mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa pada Semester Ganjil, yaitu R = {(Amir, MA2333), (Amir, MA2113), (Budi, MA2113), (Budi, MA2513), (Cecep, MA2513) }  - Dapat dilihat bahwa R  (A  B),  - A adalah daerah asal R, dan B adalah daerah hasil R.  - (Amir, MA2333)  R atau Amir R MA2333  - (Amir, MA2513)  R atau Amir R MA2513
  • 8. Relasi  Contoh Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan (p, q)  R jika p habis membagi q maka kita peroleh R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
  • 9. Relasi  Relasi pada sebuah himpunan adalah relasi yang khusus  Relasi pada himpunan A adalah relasi dari A  A.  Relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari A  A.
  • 10. Relasi  Contoh . Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang didefinisikan oleh (x, y)  R jika x adalah faktor prima dari y. Maka R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 3), (3, 9)}
  • 11. Representasi Relasi  1. Diagram Panah Amir Budi Cecep IF221 IF251 IF342 IF323 2 3 4 2 4 8 9 15 2 3 4 8 9 2 3 4 8 9 A B P Q A A
  • 12. Representasi Relasi  2. Tabel Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil. P Q 2 2 2 4 4 4 2 8 4 8 3 9 3 15
  • 13. Representasi Relasi  3. Matriks Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}. Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij], M = dimana b1 b2  bn             mnmm n n m mmm mmm mmm a a a      21 22221 11211 2 1       Rba Rba m ji ji ij ),(,0 ),(,1
  • 14. Representasi Relasi  4. Graf Berarah  Relasi pada sebuah himpunan dapat direpresentasikan secara grafis dengan graf berarah (directed graph atau digraph)  Graf berarah tidak didefinisikan untuk merepresentasikan relasi dari suatu himpunan ke himpunan lain.  Tiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex), dan tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc)
  • 15. Representasi Relasi  Jika (a, b)  R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).  Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang (loop).
  • 16.  Contoh. Misalkan R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}. R direpresentasikan dengan graf berarah sbb: a b c d Representasi Relasi
  • 17. Sifat-sifat Relasi Biner  Refleksif (reflexive) Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a, a)  R untuk setiap a  A. Relasi R pada himpunan A tidak refleksif jika ada a  A sedemikian sehingga (a, a)  R.
  • 18. Sifat-sifat Relasi Biner  Contoh . Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } bersifat refleksif karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2, 2), (3, 3), dan (4, 4). Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } tidak bersifat refleksif karena (3, 3)  R.  Contoh . Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat positif bersifat refleksif karena setiap bilangan bulat positif habis dibagi dengan dirinya sendiri, sehingga (a, a)R untuk setiap a  A.
  • 19. Sifat-sifat Relasi Biner  Contoh . Tiga buah relasi di bawah ini menyatakan relasi pada himpunan bilangan bulat positif N. R : x lebih besar dari y, S : x + y = 5, T : 3x + y = 10 Tidak satupun dari ketiga relasi di atas yang refleksif karena, misalkan (2, 2) bukan anggota R, S, maupun T.
  • 20. Sifat-sifat Relasi Biner  Relasi yang bersifat refleksif mempunyai matriks yang elemen diagonal utamanya semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk i = 1, 2, …, n,  Graf berarah dari relasi yang bersifat refleksif dicirikan adanya gelang pada setiap simpulnya.                 1 1 1 1 
  • 21. Sifat-sifat Relasi Biner  Menghantar (transitive) Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a, b)  R dan (b, c)  R, maka (a, c)  R, untuk a, b, c  A. Contoh . Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka a. R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } bersifat menghantar.
  • 22. Sifat-sifat Relasi Biner  Lihat tabel berikut: Pasangan berbentuk R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } (a, b) (b, c) (a, c) (3, 2) (2, 1) (3, 1) (4, 2) (2, 1) (4, 1) (4, 3) (3, 1) (4, 1) (4, 3) (3, 2) (4, 2)
  • 23. Sifat-sifat Relasi Biner  R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak manghantar karena (2, 4) dan (4, 2)  R, tetapi (2, 2)  R, begitu juga (4, 2) dan (2, 3)  R, tetapi (4, 3)  R.  Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } jelas menghantar  Relasi R = {(1, 2), (3, 4)} menghantar karena tidak ada (a, b)  R dan (b, c)  R sedemikian sehingga (a, c)  R.  Relasi yang hanya berisi satu elemen seperti R = {(4, 5)} selalu menghantar.
  • 24. Sifat-sifat Relasi Biner  Contoh 12. Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat positif bersifat menghantar.  Misalkan bahwa a habis membagi b dan b habis membagi c. Maka terdapat bilangan positif m dan n sedemikian sehingga b = ma dan c = nb. Di sini c = nma, sehingga a habis membagi c. Jadi, relasi “habis membagi” bersifat menghantar.
  • 25. Sifat-sifat Relasi Biner  Contoh. Tiga buah relasi di bawah ini menyatakan relasi pada himpunan bilangan bulat positif N. R : x lebih besar dari y, S : x + y = 6, T : 3x + y = 10  R adalah relasi menghantar karena jika x > y dan y > z maka x > z.  S tidak menghantar karena, misalkan (4, 2) dan (2, 4) adalah anggota S tetapi (4, 4)  S.  T = {(1, 7), (2, 4), (3, 1)} tidak menghantar.
  • 26. Sifat-sifat Relasi Biner  Relasi yang bersifat menghantar tidak mempunyai ciri khusus pada matriks representasinya  Sifat menghantar pada graf berarah ditunjukkan oleh: jika ada busur dari a ke b dan dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah dari a ke c.
  • 27. Sifat-sifat Relasi Biner  Setangkup (symmetric) dan tolak-setangkup (antisymmetric) Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika untuk semua a, b  A, jika (a, b)  R, maka (b, a)  R. Relasi R pada himpunan A tidak setangkup jika (a, b)  R sedemikian sehingga (b, a)  R.
  • 28. Sifat-sifat Relasi Biner  Relasi R pada himpunan A disebut tolak- setangkup jika untuk semua a, b  A, (a, b)  R dan (b, a)  R hanya jika a = b.  Relasi R pada himpunan A tidak tolak- setangkup jika ada elemen berbeda a dan b sedemikian sehingga (a, b)  R dan (b, a)  R.
  • 29. Sifat-sifat Relasi Biner  Perhatikanlah bahwa istilah setangkup dan tolak-setangkup tidaklah berlawanan, karena suatu relasi dapat memiliki kedua sifat itu sekaligus. Namun, relasi tidak dapat memiliki kedua sifat tersebut sekaligus jika ia mengandung beberapa pasangan terurut berbentuk (a, b) yang mana a  b.
  • 30. Sifat-sifat Relasi Biner  Contoh . Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka  Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) } bersifat setangkup karena jika (a, b)  R maka (b, a) juga  R. Di sini (1, 2) dan (2, 1)  R, begitu juga (2, 4) dan (4, 2)  R. Perhatikan bahwa R tidak tolak setangkup.  Relasi R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak setangkup karena (2, 3)  R, tetapi (3, 2)  R. Perhatikan bahwa R juga tidak tolak setangkup.  Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } tolak-setangkup karena 1 = 1 dan (1, 1)  R, 2 = 2 dan (2, 2)  R, dan 3 = 3 dan (3, 3)  R. Perhatikan bahwa R juga setangkup.  Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (2, 3) } tolak-setangkup karena (1, 1)  R dan 1 = 1 dan, (2, 2)  R dan 2 = 2 dan. Perhatikan bahwa R tidak setangkup.
  • 31. Sifat-sifat Relasi Biner  Relasi R = {(1, 1), (2, 4), (3, 3), (4, 2) } tidak tolak- setangkup karena 2  4 tetapi (2, 4) dan (4, 2) anggota R. Perhatikan bahwa R setangkup  Relasi R = {(1, 2), (2, 3), (1, 3) } tidak setangkup tetapi tolak-setangkup, dan R = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (3, 3)} tidak setangkup tetapi tolak-setangkup.  Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (4, 2), (4, 4)} tidak setangkup dan tidak tolak-setangkup. R tidak setangkup karena (4, 2)  R tetapi (2, 4)  R. R tidak tolak-setangkup karena (2, 3)  R dan (3, 2)  R tetap 2  3.
  • 32. Sifat-sifat Relasi Biner  Contoh. Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat positif tidak setangkup karena jika a habis membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a = b.  Sebagai contoh, 2 habis membagi 4, tetapi 4 tidak habis membagi 2. Karena itu, (2, 4)  R tetapi (4, 2)  R.  Relasi “habis membagi” tolak-setangkup karena jika a habis membagi b dan b habis membagi a maka a = b. Sebagai contoh, 4 habis membagi 4. Karena itu, (4, 4)  R dan 4 = 4.
  • 33. Sifat-sifat Relasi Biner  Contoh. Tiga buah relasi di bawah ini menyatakan relasi pada himpunan bilangan bulat positif N. R : x lebih besar dari y, S : x + y = 6, T : 3x + y = 10 R bukan relasi setangkup karena, misalkan 5 lebih besar dari 3 tetapi 3 tidak lebih besar dari 5. S relasi setangkup karena (4, 2) dan (2, 4) adalah anggota S. T tidak setangkup karena, misalkan (3, 1) adalah anggota T tetapi (1,3) bukan anggota T. S bukan relasi tolak-setangkup karena, misalkan (4, 2)  S dan (4, 2)  S tetapi 4  2. Relasi R dan T keduanya tolak-setangkup (tunjukkan!).
  • 34. Sifat-sifat Relasi Biner  Relasi yang bersifat setangkup mempunyai matriks yang elemen- elemen di bawah diagonal utama merupakan pencerminan dari elemen-elemen di atas diagonal utama, atau mij = mji = 1, untuk i = 1, 2, …, n :  Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat setangkup dicirikan oleh: jika ada busur dari a ke b, maka juga ada busur dari b ke a.                 0 1 0 1
  • 35. Sifat-sifat Relasi Biner  Matriks dari relasi tolak-setangkup mempunyai sifat yaitu jika mij = 1 dengan i  j, maka mji = 0. Dengan kata lain, matriks dari relasi tolak-setangkup adalah jika salah satu dari mij = 0 atau mji = 0 bila i  j :  Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat tolak- setangkup dicirikan oleh: jika dan hanya jika tidak pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara dua simpul berbeda.                 0 1 10 0 1
  • 36. Latihan  R ADALAH RELASI PADA HIMPUNAN X=(0,1,2,3,…) YANG DIDEFINISIKAN OLEH X2+Y2=25.TULISKAN R SEBAGAI SEBUAH HIMPUNAN PASANGAN TERURUT
  • 37. Relasi Inversi  Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari relasi R, dilambangkan dengan R–1, adalah relasi dari B ke A yang didefinisikan oleh R–1 = {(b, a) | (a, b)  R }
  • 38. Relasi Inversi  Contoh 17.  Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}.  Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan (p, q)  R jika p habis membagi q maka kita peroleh R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (4, 4), (4, 8), (3, 9), (3, 15) } R–1 adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P dengan (q, p)  R–1 jika q adalah kelipatan dari p maka kita peroleh R–1 = {(2, 2), (4, 2), (8, 2), (4, 4), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }
  • 39. Relasi Inversi  Jika M adalah matriks yang merepresentasikan relasi R, M =  maka matriks yang merepresentasikan relasi R–1, misalkan N, diperoleh dengan melakukan transpose terhadap matriks M, N = M T =           00110 11000 00111                 010 010 101 101 001
  • 40. Mengkombinasikan Relasi  Karena relasi biner merupakan himpunan pasangan terurut, maka operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan beda setangkup antara dua relasi atau lebih juga berlaku.  Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari himpuna A ke himpunan B, maka R1  R2, R1  R2, R1– R2, dan R1  R2 juga adalah relasi dari A ke B.
  • 41. Mengkombinasikan Relasi  Contoh 18. Misalkan A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}. Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)} Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)} R1  R2 = {(a, a)} R1  R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)} R1  R2 = {(b, b), (c, c)} R2  R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)} R1  R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
  • 42. Latihan  Jika R dan S adalah relasi-relasi refleksif pada himpunan A, tunjukkan bahwa RS refleksif  Jika R dan S adalah relasi-relasi simetris pada himpunan A, tunjukkan bahwa RS simetris  Jika R dan S adalah relasi-relasi transitif pada himpunan A, tunjukkan bahwa RS transitif
  • 43. Mengkombinasikan Relasi  Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah MR1  R2 = MR1  MR2 MR1  R2 = MR1  MR2
  • 44. Mengkombinasikan Relasi  Contoh. Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks R1 = dan R2 =  maka M R1  R2 = MR1  MR2 = MR1  R2 = MR1  MR2 =           011 101 001           001 110 010           011 111 011           001 100 000
  • 45. Komposisi Relasi  Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S  R, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh S  R = {(a, c)  a  A, c  C, dan untuk beberapa b  B, (a, b)  R dan (b, c)  S }
  • 46. Komposisi Relasi  Contoh 20. Misalkan R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)} adalah relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke himpunan {2, 4, 6, 8} dan S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)} adalah relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan {s, t, u}. Maka komposisi relasi R dan S adalah S  R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u) } Komposisi relasi R dan S lebih jelas jika diperagakan dengan diagram panah: 1 2 3 2 4 6 8 s t u
  • 47. Komposisi Relasi  Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan komposisi dari kedua relasi tersebut adalah  MR2  R1 = MR1  MR2  yang dalam hal ini operator “.” sama seperti pada perkalian matriks biasa, tetapi dengan mengganti tanda kali dengan “” dan tanda tambah dengan “”.
  • 48. Komposisi Relasi  Contoh 21. Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks MR1 = dan MR2 = maka matriks yang menyatakan R2  R1 adalah  MR2  R1 = MR1  MR2 = =           000 011 101           101 100 010              )10()10()00()00()00()10()10()00()00( )10()11()01()00()01()11()10()01()01( )11()10()01()01()00()11()11()00()01(           000 110 111
  • 50. Latihan Diketahui A={x|x faktor prima dari 330} 1. Tentukan R, relasi pada A, dengan R={(x,y)|x+y>=10}, representasikan dalam matriks dan tentukan sifatnya! 2. Tentukan S, relasi pada A, dengan S={(x,y)|10<(x-1)(y-2)<35}, dan tentukan sifat-sifat yang berlaku pada relasi tersebut dan gambar digrafnya! 3. Tentukan S-1 dalam notasi pembentuk himpunan kemudian sebutkan elemen-elemen dari S-1 tersebut! 4. Tentukan komposisi SoR didapat dari hasil perkalian matriksnya!