1. Relasi adalah hubungan antara elemen himpunan dengan elemen himpunan lain. Relasi biner didefinisikan sebagai himpunan bagian dari perkalian kartesian dua himpunan.
Salah satu materi perkuliahan prodi pendidikan matematika mata kuliah teori himpunan dan logika matematika - Kardinalitas, definisi kardinalitas, himpunan kuasa, operasi relasi dua himpunan, himpunan bagian
Salah satu materi perkuliahan prodi pendidikan matematika mata kuliah teori himpunan dan logika matematika - Kardinalitas, definisi kardinalitas, himpunan kuasa, operasi relasi dua himpunan, himpunan bagian
1. Integral kompleks merupakan integral fungsi bernilai kompleks di sepanjang lintasan tertentu.
2. Terdapat sifat-sifat integral kompleks seperti integral lintasan yang berlawanan akan meniadakan dan nilai integral kompleks untuk lingkaran berpusat di suatu titik bernilai iπ.
3. Integral kompleks dapat digunakan untuk menghitung nilai integral di sepanjang lintasan yang terdiri dari beberapa penggal garis.
Dokumen tersebut membahas tentang relasi dan hasil kali cartesius antara dua himpunan atau lebih. Definisi relasi adalah pernyataan yang mendefinisikan hubungan antara suatu himpunan dengan himpunan lainnya. Hasil kali cartesius dari dua himpunan adalah himpunan semua pasangan berurutan dengan elemen pertama dari himpunan pertama dan elemen kedua dari himpunan kedua.
1. Barisan (xn) terbatas dan monoton turun. Limitnya adalah 2.
2. Barisan (xn) terbatas antara 0 dan 1/2 dan monoton naik. Limitnya adalah 1/2.
3. Barisan (xn) terbatas dibawah oleh √a dan monoton turun. Limitnya adalah √a.
Ringkuman dari dokumen tersebut adalah:
1. Definisi ring polinomial atas suatu ring komutatif R adalah himpunan semua ekspresi polinomial dengan koefisien dari R.
2. Jika R adalah ring, maka himpunan ring polinomial R[x] dengan operasi penjumlahan dan perkalian polinomial adalah ring.
3. Jika D adalah daerah integral, maka ring polinomial D[x] juga merupakan daerah integral.
Dokumen tersebut membahas tentang isometri lanjutan yang merupakan kelanjutan dari isometri dasar. Terdapat empat jenis isometri dasar yaitu reflexi pada garis, translasi, rotasi, dan reflexi geser. Dokumen ini menjelaskan hasil kali dari dua isometri dasar tersebut dapat menghasilkan isometri baru seperti reflexi atau reflexi geser. Selain itu, dibahas pula teorema-teorema terkait is
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan real (R) yang meliputi sifat-sifat aljabar, urutan, dan kelengkapan dari R. Beberapa teorema yang dijelaskan antara lain mengenai operasi biner di R, aksioma dan sifat-sifat dasar aljabar dan urutan bilangan real, ketaksamaan segitiga, serta contoh-contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang teori bilangan bulat dan sifat-sifat operasinya, termasuk pembagian, pembagi bersama terbesar, algoritma Euclidean, aritmetika modulo, dan kongruen. Konsep-konsep kunci seperti bilangan bulat, pembagi bersama terbesar, algoritma Euclidean, aritmetika modulo, dan kongruen diperkenalkan beserta contoh-contohnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang kombinasi, permutasi, dan peluang. Termasuk konsep faktorial, diagram pohon, aturan pengisian tempat, permutasi, kombinasi, dan peluang.
2. Dibahas pula pendekatan perhitungan probabilitas, komplemen suatu kejadian, interseksi dan union dua kejadian. Contoh soal juga diberikan untuk memudahkan pemahaman konsep-konsep tersebut.
3. Secara keseluruhan dokumen tersebut
Dokumen tersebut membahas prinsip inklusi dan eksklusi untuk menghitung banyaknya elemen gabungan dari beberapa himpunan dengan menggunakan rumus |A ∪ B ∪ C| = |A| + |B| + |C| - |A ∩ B| - |A ∩ C| - |B ∩ C| + |A ∩ B ∩ C|. Dokumen ini memberikan contoh-contoh penerapan prinsip tersebut untuk menyelesaikan soal-soal.
Dokumen tersebut merangkum materi tentang ruas garis berarah yang mencakup definisi, sifat-sifat, dan teorema-teorema yang terkait. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang:
1) Definisi ruas garis berarah dan sifat-sifat yang sederhana seperti kongruensi dan kesetaraan ruas garis berarah
2) Teorema yang menyatakan hubungan antara kesetaraan ruas garis berarah dengan s
Makalah ini membahas tentang pencerminan (refleksi) pada bidang datar. Definisi pencerminan dijelaskan sebagai fungsi yang memetakan titik ke titik lain sehingga membentuk sudut yang sama dengan sumbu refleksi. Sifat-sifat pencerminan seperti surjektif, injektif, dan melestarikan jarak juga dibuktikan sehingga pencerminan merupakan transformasi isometri. Contoh soal pencerminan juga diberikan unt
1. Integral kompleks merupakan integral fungsi bernilai kompleks di sepanjang lintasan tertentu.
2. Terdapat sifat-sifat integral kompleks seperti integral lintasan yang berlawanan akan meniadakan dan nilai integral kompleks untuk lingkaran berpusat di suatu titik bernilai iπ.
3. Integral kompleks dapat digunakan untuk menghitung nilai integral di sepanjang lintasan yang terdiri dari beberapa penggal garis.
Dokumen tersebut membahas tentang relasi dan hasil kali cartesius antara dua himpunan atau lebih. Definisi relasi adalah pernyataan yang mendefinisikan hubungan antara suatu himpunan dengan himpunan lainnya. Hasil kali cartesius dari dua himpunan adalah himpunan semua pasangan berurutan dengan elemen pertama dari himpunan pertama dan elemen kedua dari himpunan kedua.
1. Barisan (xn) terbatas dan monoton turun. Limitnya adalah 2.
2. Barisan (xn) terbatas antara 0 dan 1/2 dan monoton naik. Limitnya adalah 1/2.
3. Barisan (xn) terbatas dibawah oleh √a dan monoton turun. Limitnya adalah √a.
Ringkuman dari dokumen tersebut adalah:
1. Definisi ring polinomial atas suatu ring komutatif R adalah himpunan semua ekspresi polinomial dengan koefisien dari R.
2. Jika R adalah ring, maka himpunan ring polinomial R[x] dengan operasi penjumlahan dan perkalian polinomial adalah ring.
3. Jika D adalah daerah integral, maka ring polinomial D[x] juga merupakan daerah integral.
Dokumen tersebut membahas tentang isometri lanjutan yang merupakan kelanjutan dari isometri dasar. Terdapat empat jenis isometri dasar yaitu reflexi pada garis, translasi, rotasi, dan reflexi geser. Dokumen ini menjelaskan hasil kali dari dua isometri dasar tersebut dapat menghasilkan isometri baru seperti reflexi atau reflexi geser. Selain itu, dibahas pula teorema-teorema terkait is
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan real (R) yang meliputi sifat-sifat aljabar, urutan, dan kelengkapan dari R. Beberapa teorema yang dijelaskan antara lain mengenai operasi biner di R, aksioma dan sifat-sifat dasar aljabar dan urutan bilangan real, ketaksamaan segitiga, serta contoh-contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang teori bilangan bulat dan sifat-sifat operasinya, termasuk pembagian, pembagi bersama terbesar, algoritma Euclidean, aritmetika modulo, dan kongruen. Konsep-konsep kunci seperti bilangan bulat, pembagi bersama terbesar, algoritma Euclidean, aritmetika modulo, dan kongruen diperkenalkan beserta contoh-contohnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang kombinasi, permutasi, dan peluang. Termasuk konsep faktorial, diagram pohon, aturan pengisian tempat, permutasi, kombinasi, dan peluang.
2. Dibahas pula pendekatan perhitungan probabilitas, komplemen suatu kejadian, interseksi dan union dua kejadian. Contoh soal juga diberikan untuk memudahkan pemahaman konsep-konsep tersebut.
3. Secara keseluruhan dokumen tersebut
Dokumen tersebut membahas prinsip inklusi dan eksklusi untuk menghitung banyaknya elemen gabungan dari beberapa himpunan dengan menggunakan rumus |A ∪ B ∪ C| = |A| + |B| + |C| - |A ∩ B| - |A ∩ C| - |B ∩ C| + |A ∩ B ∩ C|. Dokumen ini memberikan contoh-contoh penerapan prinsip tersebut untuk menyelesaikan soal-soal.
Dokumen tersebut merangkum materi tentang ruas garis berarah yang mencakup definisi, sifat-sifat, dan teorema-teorema yang terkait. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang:
1) Definisi ruas garis berarah dan sifat-sifat yang sederhana seperti kongruensi dan kesetaraan ruas garis berarah
2) Teorema yang menyatakan hubungan antara kesetaraan ruas garis berarah dengan s
Makalah ini membahas tentang pencerminan (refleksi) pada bidang datar. Definisi pencerminan dijelaskan sebagai fungsi yang memetakan titik ke titik lain sehingga membentuk sudut yang sama dengan sumbu refleksi. Sifat-sifat pencerminan seperti surjektif, injektif, dan melestarikan jarak juga dibuktikan sehingga pencerminan merupakan transformasi isometri. Contoh soal pencerminan juga diberikan unt
Matriks adalah susunan skalar dalam bentuk baris dan kolom. Matriks dapat merepresentasikan relasi antara himpunan dengan menggunakan notasi matriks, diagram panah, atau tabel. Relasi biner memiliki sifat seperti refleksif, transitif, simetris, atau antisimetris.
Dokumen tersebut membahas tentang relasi dan fungsi matematika. Relasi adalah hubungan antara unsur-unsur dari dua himpunan, yang direpresentasikan sebagai himpunan pasangan terurut. Relasi dapat direpresentasikan menggunakan diagram panah, tabel, matriks, atau graf berarah. Relasi dapat bersifat refleksif, transitive, simetris, atau antisimetris berdasarkan sifat-sifat tertentu.
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 03KuliahKita
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat relasi biner seperti refleksif, menghantar, setangkup, dan tolak-setangkup. Relasi dikatakan refleksif jika pasangan (a,a) termasuk dalam relasi untuk setiap a, menghantar jika (a,b) dan (b,c) termasuk relasi maka (a,c) juga termasuk, setangkup jika (a,b) termasuk relasi maka (b,a) juga termasuk,
Matriks, relasi, dan fungsi merupakan topik utama dokumen tersebut. Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang konsep-konsep dasar matriks, relasi, dan fungsi seperti definisi matriks, jenis-jenis matriks, representasi relasi, sifat-sifat relasi, dan contoh-contoh penerapannya.
Relasi dan fungsi dapat direpresentasikan dalam berbagai cara seperti diagram panah, tabel, matriks, graf berarah. Relasi biner dapat bersifat refleksif, setangkup, tak setangkup, atau menghantar. Relasi juga dapat dikombinasikan melalui operasi seperti komposisi dan inversi."
Dokumen tersebut membahas tentang relasi dan fungsi matematika. Relasi adalah hubungan antar unsur-unsur himpunan, sedangkan fungsi adalah relasi khusus dimana setiap unsur himpunan A dikaitkan dengan tepat satu unsur himpunan B. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis relasi seperti relasi ekivalen, sifat-sifat relasi seperti refleksif, simetris, dan transitif, serta sifat-sif
Dokumen tersebut membahas tentang matriks, relasi, dan fungsi. Secara singkat, matriks adalah kumpulan bilangan yang disusun dalam baris dan kolom, relasi adalah hubungan antara dua himpunan, sedangkan fungsi adalah pemetaan satu-ke-satu antara dua himpunan.
Matematika Diskrit - 06 relasi dan fungsi - 04KuliahKita
Dokumen ini membahas tentang relasi, invers relasi, dan kombinasi operasi relasi seperti irisan, gabungan, selisih, dan beda setangkup. Relasi invers dari relasi R adalah relasi R-1 dari himpunan B ke A. Matriks yang merepresentasikan relasi invers didapat dengan melakukan transpose matriks asli. Operasi kombinasi relasi diterapkan untuk relasi biner dengan menggunakan aturan operasi himpunan.
Dokumen tersebut berisi tentang materi pelajaran volume dan luas permukaan bola, kerucut, dan tabung beserta contoh soalnya. Terdapat juga informasi dosen pengampu mata kuliah multimedia PBM matematika yaitu Prof. Dr. Zulkardi dan Dr. Ely Susanti.
Disini kami merangkum gaji guru serta pegawai di salah satu sekolah fiksi buatan kami. Kami melakukan perhitungan gaji ini di salah satu software milik Microsoft Office, yaitu Microsoft Excel atau biasa disebut dengan aplikasi pengolah angka.
Skripsi ini membahas penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Jabung Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran TGT dan pengaruhnya terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
Skripsi ini membahas upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMA Negeri 1 Muntok. Penelitian ini menggunakan subjek 23 siswa kelas X MIA 1 dan mengukur aktivitas serta hasil belajar siswa secara kuantitatif melalui observasi dan tes. Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran pada pendidikan matematika. Terdapat tiga jenis media pembelajaran yaitu media visual, audio, dan audio visual. Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah mempermudah proses belajar mengajar, meningkatkan efisiensi dan relevansi tujuan belajar, serta membantu konsentrasi dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Manfaatnya meliputi memperjelas penyajian materi
Dokumen tersebut membahas tentang deret aritmetika dan bahan yang diperlukan untuk membuat papan catur, yang terdiri dari gunting, kertas HVS, spidol/pena, lem/perekat, papan catur dan kertas kado.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
3. 3
Notasi Relasi
• Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan
bagian dari A × B.
• Notasi: R ⊆ (A × B).
• a R b adalah notasi untuk (a, b) ∈ R, yang artinya a
dihubungankan dengan b oleh R
• a R b adalah notasi untuk (a, b) ∉ R, yang artinya a tidak
dihubungkan oleh b oleh relasi R.
• Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan
himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.
RELASI
4. 4
Contoh Misalkan
A = {Amir, Budi, Cecep}, B = {Mat, Fis, Bio}
A × B = {(Amir, Mat), (Amir, Fis), (Amir, Bio),
(Budi, Mat), (Budi, Fis),(Budi, Bio),
(Cecep, Mat), (Cecep, Fis), (Cecep, Bio) }
Misalkan R adalah relasi yang menyatakan mata kuliah yang
diambil oleh mahasiswa pada Semester Ganjil, yaitu
R = {(Amir, Mat), (Amir, Fis), (Budi, Bio),
(Budi, Fis), (Cecep, Mat) }
- Dapat dilihat bahwa R ⊆ (A × B),
- A adalah daerah asal R, dan B adalah daerah hasil R.
- (Amir, Mat) ∈ R atau Amir R Mat
- (Amir, Bio) ∉ R atau Amir R Bio.
RELASI
5. 5
Contoh Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita
definisikan relasi R dari P ke Q dengan
(p, q) ∈ R jika p habis membagi q
maka kita peroleh
R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
• Relasi pada sebuah himpunan adalah relasi yang khusus
• Relasi pada himpunan A adalah relasi dari A × A.
• Relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari A × A.
RELASI
6. 6
Contoh
Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang
didefinisikan oleh (x, y) ∈ R jika x adalah faktor
prima dari y. Maka
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 3), (3, 9)}
RELASI
8. 8
. Representasi Relasi dengan Tabel
• Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan
kolom kedua menyatakan daerah hasil.
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3
A B P Q A A
Amir Mat 2 2 2 2
Amir Fis 2 4 2 4
Budi Bio 4 4 2 8
Budi Fis 2 8 3 3
Cecep Mat 4 8 3 3
3 9
3 15
RELASI
9. 9
3. Representasi Relasi dengan Matriks
•Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B =
{b1, b2, …, bn}.
•Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],
b1 b2 …bn
M =
mnmm
n
n
m
mmm
mmm
mmm
a
a
a
21
22221
11211
2
1
yang dalam hal ini
∉
∈
=
Rba
Rba
m
ji
ji
ij
),(,0
),(,1
RELASI
10. RELASI 10
Sifat-sifat Relasi
• Relasi biner yang didefinisikan pada sebuah himpunan
mempunyai beberapa sifat.
1.Refleksif (reflexive)
• Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a, a) ∈ R
untuk setiap a ∈ A.
• Relasi R pada himpunan A tidak refleksif jika ada a ∈ A
sedemikian sehingga (a, a) ∉ R.
11. 11
Contoh: Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
(a) Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3),
(4, 4) } bersifat refleksif karena terdapat elemen relasi yang
berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2, 2), (3, 3), dan (4, 4).
(b) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } tidak
bersifat refleksif karena (3, 3) ∉ R.
RELASI
12. 12
2. Menghantar (transitive)
• Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a, b) ∈
R dan (b, c) ∈ R, maka (a, c) ∈ R, untuk a, b, c ∈ A.
RELASI
13. 13
Contoh: Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
(a) R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } bersifat menghantar.
Lihat tabel berikut:
Pasangan berbentuk
(a, b) (b, c)(a, c)
(3, 2) (2, 1)(3, 1)
(4, 2) (2, 1)(4, 1)
(4, 3) (3, 1)(4, 1)
(4, 3) (3, 2)(4, 2)
(b) R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak menghantar karena
(2, 4) dan (4, 2) ∈ R, tetapi (2, 2) ∉ R,
begitu juga (4, 2) dan (2, 3) ∈ R, tetapi (4, 3) ∉ R.
(c) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } jelas menghantar
(d) Relasi R = {(1, 2), (3, 4)} menghantar karena tidak ada
(a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ R sedemikian sehingga (a, c) ∈ R.
Relasi yang hanya berisi satu elemen seperti R = {(4, 5)} selalu menghantar.RELASI
14. 14
3. symmetric dan antisymmetric
• Relasi R pada himpunan A disebut symmetric jika (a, b) ∈ R,
maka (b, a) ∈ R untuk a, b ∈ A.
• Relasi R pada himpunan A sedemikian sehingga (a, b) ∈ R
dan (b, a) ∈ R hanya jika a = b untuk a, b ∈ A disebut
antisymmetric
RELASI
15. 15
Contoh . Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
(a)Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (4, 2), (4, 4) }
bersifat tidak simetris karena jika (a, b) ∈ R maka (b, a) juga ∈ R.
Di sini (1, 2) dan (2, 1) ∈ R, begitu juga (2, 4) dan (4, 2) ∈ R.
(b)Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } antisimetri
karena 1 = 1 dan (1, 1) ∈ R, 2 = 2 dan (2, 2) ∈ R, dan 3 = 3
dan (3, 3) ∈ R. Perhatikan bahwa R juga setangkup.
(c)Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (2, 3) } antisimetri
karena (1, 1) ∈ R dan 1 = 1 dan, (2, 2) ∈ R dan 2 = 2 dan.
Perhatikan bahwa R tidak simetri.
RELASI
16. Contoh
Bila diketahui
A = {0,1, 2, 3}
R = { (0,0), (0,1), (0,3), (1,0), (1,1), (2,2),
(3,0), (3,3) },
Tentukan jenis-jenis Relasi R tersebut.
16RELASI
18. RELASI 18
Relasi Inversi
• Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B.
Invers dari relasi R, dilambangkan dengan R–1
, adalah relasi
dari B ke A yang didefinisikan oleh
R–1
= {(b, a) | (a, b) ∈ R }
19. 19
Contoh. Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita
definisikan relasi R dari P ke Q dengan
(p, q) ∈ R jika p habis membagi q
maka kita peroleh
R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
R–1
adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P dengan
(q, p) ∈ R–1
jika q adalah kelipatan dari p
maka kita peroleh
RELASI
20. 20
Jika M adalah matriks yang merepresentasikan relasi R,
M =
00110
11000
00111
maka matriks yang merepresentasikan relasi R–1
, misalkan N,
diperoleh dengan melakukan transpose terhadap matriks M,
N = MT
=
010
010
101
101
001
RELASI
21. RELASI 21
Mengkombinasikan Relasi
• Karena relasi biner merupakan himpunan pasangan terurut,
maka operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan
beda setangkup antara dua relasi atau lebih juga berlaku.
• Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari himpuna A
ke himpunan B, maka R1 ∩ R2, R1 ∪ R2, R1 – R2, dan R1 ⊕ R2
juga adalah relasi dari A ke B.
23. RELASI 23
• Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan
matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan
gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah
MR1 ∪ R2 = MR1 ∨ MR2 dan MR1 ∩ R2 = MR1 ∧ MR2
24. RELASI 24
Contoh. Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A
dinyatakan oleh matriks
R1 = dan R2 =
maka
MR1 ∪ R2 = MR1 ∨ MR2 =
MR1 ∩ R2 = MR1 ∧ MR2 =
25. RELASI 25
Komposisi Relasi
• Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B,
dan S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.
Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S ο R, adalah relasi
dari A ke C yang didefinisikan oleh
S ο R = {(a, c) a ∈ A, c ∈ C, dan untuk beberapa b ∈ B,
(a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ S }
26. RELASI 26
Contoh. Misalkan
R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 4), (3, 6), (3, 8)}
adalah relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke himpunan {2, 4, 6, 8} dan
S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
adalah relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan {s, t, u}.
Maka komposisi relasi R dan S adalah
S ο R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u) }
27. RELASI 27
Komposisi relasi R dan S lebih jelas jika diperagakan dengan
diagram panah:
1
2
3
2
4
6
8
s
t
u
28. RELASI 28
• Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan
matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan
komposisi dari kedua relasi tersebut adalah
MR2 ο R1 = MR1 ⋅ MR2
yang dalam hal ini operator “.” sama seperti pada perkalian
matriks biasa, tetapi dengan mengganti tanda kali dengan “∧”
dan tanda tambah dengan “∨”.
29. RELASI 29
Contoh. Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A
dinyatakan oleh matriks
R1 = dan R2 =
maka matriks yang menyatakan R2 ο R1 adalah
MR2 ο R1 = MR1 . MR2
=
=