Dokumen tersebut membahas berbagai teknik perawatan endodontik konvensional dan bedah, mulai dari pulp capping, pulpotomi, pulpektomi, perawatan saluran akar, hingga apeksifikasi. Tujuannya adalah mengontrol infeksi pulpa dan jaringan sekitarnya serta memulihkan kondisi gigi. Teknik-teknik tersebut masing-masing memiliki indikasi, kontraindikasi, dan prosedur yang berbeda-beda.
Arch expansion in orthodontics /certified fixed orthodontic courses by Indian...Indian dental academy
Welcome to Indian Dental Academy
The Indian Dental Academy is the Leader in continuing dental education , training dentists in all aspects of dentistry and offering a wide range of dental certified courses in different formats.
Indian dental academy has a unique training program & curriculum that provides students with exceptional clinical skills and enabling them to return to their office with high level confidence and start treating patients
State of the art comprehensive training-Faculty of world wide repute &Very affordable.
A cyst is an epithelium-lined sac containing fluid or semisolid material. In the formation of a cyst, the epithelial cells first proliferate and later undergo degeneration and liquefaction. The liquefied material exerts equal pressure on the walls of the cyst from within. Cysts grow by expansion and thus displace the adjacent teeth by pressure. May can produce expansion of the cortical bone. On a radiograph, the radiolucency of a cyst is usually bordered by a radiopaque periphery of dense sclerotic bone. The radiolucency may be unilocular or multilocular. Odontogenic cysts are those which arise from the epithelium associated with the development of teeth. The source of epithelium is from the enamel organ, the reduced enamel epithelium, the cell rests of Malassez or the remnants of the dental lamina.
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Univ.Moestopo
Clinical case of Epulis Fibromatosa, that founded back in oral surgery RSGM FKG MOESTOPO Indonesia. it was been recovery by insision. thus furthermore the use of this file is for dentistry applied student Co-assistant or even students.
2. A. PERAWATAN ENDODONTIK
KONVENSIONAL
1. PULP CAPPING
a. DIREK
b. INDIREK
2. PULPOTOMI
3. PULPEKTOMI
4. PERAWATAN SALURAN AKAR
5. APEKSIFIKASI
your name
3. B. PERAWATAN ENDODONTIK BEDAH
1. KURETASE APEKS
2. RESEKSI APEKS
3. INTENTIONAL REPLANT
4. HEMISEKSI
5. IMPLAN ENDODONTIK
your name
4. PERAWATAN ENDODONTIK KONVENSIONAL
Tujuan
Meringankan rasa sakit dan
mengontrol sepsis dari pulpa dan
jaringan periapikal sekitarnya serta
mengembalikan keadaan gigi yang
sakit agar dapat diterima secara
biologis oleh jaringan sekitarnya.
your name
5. Pulp Capping
Definisi
aplikasi dari satu atau beberapa lapis bahan
pelindung di atas pulpa vital yang terbuka.
Tujuan
menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan
melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa
dapat mempertahankan vitalitasnya.
your name
8. Prosedur:
1. Jaringan karies dibuang round bur low
speed
2. Ekskavasi infected dentin dibuang tanpa
membuka kamar pulpa.
3. Peletakkan base pada dasar kavitas ZnOE
atau Ca(OH)2 merangsang pembentukan
dentin sekunder secara efektif dibandingkan
bahan lain
your name
9. A. Bahan kaping : Ca(OH)2
B. Bahan Base : semen fosfat
C. Tumpatan sementara : cavit
your name
12. Tujuan
Melindungi daerah atap pulpa yang terbuka
dari mikroorganisme rongga mulut
Merangsang penyembuhan jaringan lunak
dan perbaikan jaringan keras pada daerah
yang terbuka
your name
13. Indikasi :
a. Pulpa vital
b. Pulpa terbuka karena faktor mekanis dan
dalam keadaan steril
c. Penderita < 30 tahun
your name
14. Prosedur direk pulp capping
a) Isolasi gigi.
b) Preparasi kavitas permukaan oklusal pada tempat
karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira-kira 0,5
mm ke dalam dentin) round bur low speed,
intermitten
c) Ekskavasi karies yang dalam titik perdarahan,
tanpa pengambilan jaringan pulpa pulp capping.
d) Dressing kalsium hidroksida atap pulpa yang
terbuka TS
e) Pasien kontrol kembali 3 - 6 minggu Tumpat tetap
your name
15. A. Bahan kaping : Ca(OH)2
B. Bahan Base : semen fosfat
C. Tumpatan sementara : cavit
your name
17. Keberhasilan pulp capping
A. Klinis
• ≠ Nyeri spontan
• Vitalitas + mendekati normal atau sama
• Sondasi : terbentuk jaringan keras baru
(dentin reparatif)
your name
18. B. Radiologis
• Gambaran normal 8 minggu stlh
perawatan
• Gambaran jembatan dentin (dentin
reparatif) daerah yang tadinya radiolusen
• < Luas ruang pulpa
your name
19. Proses pembentukan
jembatan dentin
Beberapa hari setelah aplikasi kalsium
hidroksida
Ada zona transisi (zona demarkasi)
antara jar.nekrotik dan jar.vital
Zona tsb tidak terstruktur, kaya
kolagen dan akan termineralisasi
jaringan yg terbentuk pertama kali
tidak mengandung tubula dentin
your name
(atubuler)
20. • Hari ke 10
• Odontoblast hasil diferensiasi sel-sel
dalam pulpa melapisi aspek pulpa
dari jar. Keras mulai membentuk
dentin tubular dalam jaringan
atubuler
• Pembentukan jembatan dentin
sampai aerah perforasi pulpa
your name
tertutup
21. Hari ke 60
Kasus berhasil pulpa akan tetap
sehat dan bebas inflamasi
Pulpa mungkin bisa menjadi nekrotik
setelah pembentukan jembatan
dentin
your name
22. Pulpotomi
Definisi
Pemotongan jaringan pulpa pada bagian koronal
yang telah mengalami infeksi kemudian diikuti
oleh penempatan obat di atas orifis untuk
menstimulasi perbaikan atau memumifikasi sisa
jaringan pulpa vital di akar gigi
your name
23. Tujuan
• Membuang bagian pulpa yang terinflamasi
aplikasi bahan kaping
• Mempertahankan sebanyak mungkin
jaringan pulpa sampai pembentukan akar
lengkap
your name
24. Indikasi
1. Pulpa vital, bebas dari pus atau tanda
nekrosis
2. Pulpa terbuka karena faktor mekanis
preparasi ≠ hati2, ≠ sengaja
3. Pulpa terbuka karena trauma < 24 jam, ≠
infeksi periapeks
4. Apeks akar belum tertutup sempurna
5. Usia < 20 tahun
your name
25. Kontra indikasi:
1. Perkusi dan palpasi sakit
2. Radiolusen pada periapeks atau
interadikular
3. Mobilitas patologik
4. Ada pus
your name
26. Keuntungan:
Perawatan dapat diselesaikan dalam waktu
singkat 1-2x
Pengambilan pulpa hanya bagian korona
pengambilan jaringan pulpa pd bagian akar
sulit dilakukan karena banyak ramifikasi
Iritasi instrumen atau obat-obatan jaringan
periapeks dpt dihindarkan
Jika perawatan gagal pulpektomi
your name
27. Prosedur :
1. Isolasi gigi.
2. Preparasi kavitas.
3. Buang atap pulpa round bur low speed
4. Buang pulpa bagian korona ekskavator atau
round bur low speed
5. Kontrol perdarahan
6. Kaping dengan kalsium hidroksida atau MTA
7. Base semen ionomer kaca
8. Restorasi tetap kedap
your name
28. Prognosis :
• Buruk
• Tingkat keberhasilan ± 40%
• Karena sudah terjadi inflamasi pulpa
your name
29. Keberhasilan perawatan ditentukan oleh :
• Kontrol perdarahan rangsang
penyembuhan
• Bacteriomimetic seal mencegah
mikrolekage paska perawatan
your name
30. A. Jaringan pulpa vital
B. Ca(OH)2
C. Bahan base
D. Restorasi tetap
your name
33. Indikasi:
• Gigi dengan pulpitis irreversibel
• Gigi dengan kerusakan jaringan yang luas
• Gigi yang masih dapat direstorasi
• Perawatan pulp capping atau pulpotomi
yang gagal
your name
34. Kontra indikasi
• Resorpsi akar yang luas > 2/3 bagian
• Kerusakan tulang yang luas dengan
kehilangan jaringan pendukung
• Perforasi pada bifurkasi
your name
36. Prosedur :
1. Pembuatan foto Rontgen.
2. isolasi gigi
3. Anastesi gigi
4. Preparasi kavitas
5. Pembuangan jar pulpa ekskavasi ruang
pulpa & ekstirpasi saluran akar
6. Preparasi biomekanik dan kemomekanikal
7. Obturasi saluran akar
8. restorasi
your name
37. PERAWATAN SALURAN AKAR (PSA)/
ROOT CANAL TREATMENT
Definisi
Pengambilan jaringan pulpa nekrotik dari
saluran akar dan menggantinya dengan
bahan pengisi.
your name
38. Tujuan
• mencegah perluasan penyakit dari
pulpa ke jaringan periapikal
• mengubah atau mengembalikan
jaringan periapikal ke keadaan
normal
your name
39. Perbedaan pulpektomi dengan PSA :
• Pulpektomi gigi vital
• PSA gigi non vital / nekrosis pulpa
your name
40. Indikasi
1. Pulpa terinfeksi – menuju kematian pulpa.
2. Resorpsi interna.
3. Gigi nekrosis
4. Devitalisasi intensional.
Membangun retensi intrakanal
Reposisi mahkota malposisi
5. Kegagalan PSA retreatment
6. Riwayat medis : kontraindikasi
pencabutan.
your name
41. Kontra indikasi
1. Gigi dengan akses yang sulit
2. Anatomi saluran sangat kompleks
3. Fraktur akar :
a. Vertikal
b. Horisontal (Fraktur dekat mahkota,gigi
tetap vital)
your name
42. Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
Foramen apikal mudah dicapai melalui saluran
akar
Gigi dapat direstorasi
Nilai strategis gigi yang terlibat
Ketahanan umum pasien
your name
43. APEKSIFIKASI
Definisi
Suatu metode perawatan pendahuluan
saluran akar dengan tujuan merangsang
pertumbuhan apeks yang belum sempurna
pada gigi nonvital ,supaya terbentuk
osteodentin atau jaringan keras lainnya
your name
44. Indikasi :
• Usia muda
• Nekrotik pulpa dengan apeks masih
terbuka
Apexogenesis jaringan pulpa vital
dipertahankan gigi vital dgn apeks
terbuka
your name
45. Teknik :
1. Isolasi gigi
2. Opening akses
3. Preparasi biomekanik file besar
gerakan filling, tekanan ke dinding SA
ringan
4. Irigasi NaOCl
5. Aplikasi Ca (OH)2 ke dalam SA apeks
6. Tumpat Sementara (TS) double seal
7. Kontrol 3-6 bulan kalo gagal ulang
kembali
your name