SlideShare a Scribd company logo
PULP CAPPING

Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
                                    konservasi gigi




                                     Disusun Oleh :

                 1. Cempaka Jaga Paramudita      NIM : P07125111051

                 2. Cetra Wahyu Herwangga        NIM : P07125111052

                 3. Dewi Wulansari               NIM : P07125111053

                 4. Dila Putri Andrian           NIM : P07125111054

                 5. Ega Savitri                  NIM : P07125111055




             KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

                  POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

                        JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

                                  TAHUN 2011/2012
PULP CAPPING

1.Pengertian Pulp Capping

        Pulpa capping adalah aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau bahan untuk perawatan
diatas pulpa yang terbuka, misalnya kalsium hidroksida yang akan merangsang pembentukan
dentin reparative (Harty dan Oston, 1993)

2.Tujuan Pulp capping

        Adapun tujuan pulpa capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa
dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan
demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan.

3.Macam-macam Pulp capping

a. Indirect Pulp Capping ( Pulpa capping secara tidak langsung )

        Indirect Pulp Capping adalah perawatan pada pulpa yang masih tertutup lapisan
dentin tipis karena karies yang dalam. Pada teknik ini obat-obatan yang digunakan tidak
berkontak langsung dengan pulpa.Pulp capping tidak langsung memerlukan lebih dari dua
kali kunjungan. Indirect pulp capping dirasa lebih memberi hasil yang diharapkan dari pada
metode direct pulp capping. Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat
tipis sekali, yaitu pada karies profunda.

        Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas dari inflamasi.
Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal ini terjadi
maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih
radikal lagi yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).
Tahapan perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Pada Kunjungan Pertama :

   1. Karies dibuang dengan escavator atau bur round (bor bundar) kecepatan rendah , Lalu
       lakukan ekskavasi sampai dasar pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin
       tanpa membuka kamar pulpa. Jaringan karies yang paling dalam dibiarkan.
   2. Kavitas disterilkan dengan air calxyl atau obat lain yang tidak caustik. Hindari
       penggunaan alkohol, karena dapat memicu terjadinya dehidrasi cairan tubulus dentin.
   3. Aplikasi preparat Kalsium hidroksida Ca(OH)2 kemudian dilapisi Zinc Okside
       Eugenol (ZOE) yang diletakkan didasar kavitas kemudian dilapisi semen fosfat dan
       akhirnya tambalan sementara.
   4. Perawatan dilanjutkan 1-2 minggu kemudian.

Pada Kunjungan Kedua :

Apabila ada keluhan, dilakukan penambalan tetap.




                         Gambar Perawatan Indirect Pulp Capping
b. Direct Pulp Capping ( Pulpa capping secara langsung )

       Direct Pulp Capping adalah perawatan sekali kunjungan. Direct Pulp Capping juga
digunakan dalam contoh di mana ada pembusukan yang mendalam mendekati pulpa tapi
tidak ada gejala infeksi. Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan
langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva,
kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat pulpa dan selapis semen Zinc Okside Eugenol
dapat diletakkan di atas seluruh lapisan pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari
tekanan pada daerah perforasi bila gigi direstorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala
patologis dan akan lebih baik jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil
maka pulpa disekitar daerah terbuka harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan.

Keuntungan Direct Pulp Capping antara lain :

1.Mempertahankan ketuhan dan vitalitas pulpa.

2.Memperbaiki dan penutup pulpa yang terbuka

3.Menghemat waktu perawatan.

4.Mempertahankan fungsi gigi.

Tahapan Perawatan yang Dilakukan adalah sebagai berikut :

Pada Kunjungan Pertama :

   1. Dilakukan pemasangan rubber dam/cotton roll untuk mencegah kontaminasi bakteri
       pada karies.
   2. Karies dibuang dengan bor atau ekscavator steril.
   3. Kavitas dibersihkan dengan air calxyl.
   4. Bagian yang tereksponasi ditutup dengan cotton pellet yang sudah dibazahi dengan
       minyak cengkeh atau eugenol. Sebaiknya hindari desinfektan yang kaustik seperti
       fenol, kresol dan alkohol.
   5. Kalau ada perdarahan atau rasa sakit, kontrol dengan cotton pellet dan eugenol yang
       dihangatkan.
6. Di atas pulpa yang masih terbuka, aplikasikan preparat Ca (OH)2 tanpa tekanan
        dengan Ash 49 atau amalgam carrier. Kelebihan obat dibuang dengan ekscavator.
    7. Di atasnya diaplikasikan ZOE kemudian dilapisi semen fosfat kemudian dilapisi
        tambalan sementara.

Pada Kunjungan Kedua :

Setelah 8-10 hari, kalau tidak ada keluhan, dengan kata lain gigi bereaksi normal, lakukan
penambalan permanen.

4. Medikamen/ Pemberian bahan terapitik

Bahan yang biasa digunakan untuk pulp capping ini adalah kalsium hidroksida karena dapat
merangsang pembentukan dentin sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain.

Obat Pulp Capping antara Lain :

- Ca(OH)2 bubuk kering dicampur air steril / akuades

Dengan bentuk preparat : pulpdent, calxyl, dycal, calcipulpe, hydcal

SIFAT-SIFAT OBAT PULP CAPPING

1. antiseptik

2. sedatif

3. Tidak mengiritasi

4. Bukan penerus panas

5. Tidak kontraksi / ekspansi

6. Dapat diaplikasi tanpa tekanan

7. Menetralisir asam karies
SIFAT CALXYL :

   1. PH 11,5-12,5
   2. menetralkan asam
   3. sedikit antiseptic
   4. tdk mengiritasi
   5. menghambat infeksi
   6. merangsang pbentukan dentin sekunder.

5. Prosedur Perawatan Pulpa Capping:

   1. Siapkan peralatan dan bahan.

      Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.

   2. Isolasi gigi

      Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas dan
      saliva ejector, jaga posisinya selama perawatan.

   3. Preparasi kavitas

      Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira-
      kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada kedalaman kavitas dan dengan
      hentikan intermitten gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal.

   4. Ekskavasi karies yang dalam

      Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan
      menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan
      bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat
      dilakukan pulp capping.

   5. Berikan kalsium hidroksida

      Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam termasuk
      pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.
Sumber :

Andlaw, R. J .Perawatan Gigi Anak.1992.Jakarta : Widya Medika

Baum,Philips,Lund. Buku Ajar Ilu Konservasi Gigi. 1997. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

http://www.adifkgugm.com/2011/08/perawatan-saluran-akar.html

http://www.scribd.com/doc/72755585/En-Do

More Related Content

What's hot

Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
ERA MULIANA SADARI
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
saktiirdi19
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
wahyuni majid
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
hasril hasanuddin
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
Miranti Sastraningrum
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasien
ikaa388
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
firman putra sujai
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtsl
VinaAdinda
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2RSIGM
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
Chusna Wardani
 
Resorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis GigiResorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis Gigi
wahyuni majid
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiasih gahayu
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Nabilah Kusuma
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Tenri Ashari Wanahari
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Vina Widya Putri
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
hasril hasanuddin
 
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas
hasril hasanuddin
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 

What's hot (20)

Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
Pulp capping fix
Pulp capping fixPulp capping fix
Pulp capping fix
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasien
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtsl
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Resorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis GigiResorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis Gigi
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigi
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 

Similar to Pulpa capping egaaaaaaa

Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
Warnet Raha
 
SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
Fransiska Oktafiani
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palate
DVP Nugroho
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
erni muniarsih
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4RSIGM
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Ferdiana Agustin
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
dewisetiyana52
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
EKAPUSPITA23
 
.trashed-Endodontik.pptx
.trashed-Endodontik.pptx.trashed-Endodontik.pptx
.trashed-Endodontik.pptx
Hendra964102
 

Similar to Pulpa capping egaaaaaaa (20)

Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNAPenumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Irigasi telinga
Irigasi telingaIrigasi telinga
Irigasi telinga
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palate
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
 
Caries Dentist
Caries DentistCaries Dentist
Caries Dentist
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
 
Salep mata
Salep mataSalep mata
Salep mata
 
.trashed-Endodontik.pptx
.trashed-Endodontik.pptx.trashed-Endodontik.pptx
.trashed-Endodontik.pptx
 
Kuretase
KuretaseKuretase
Kuretase
 
Nurwanti menyikat gigi
Nurwanti menyikat gigiNurwanti menyikat gigi
Nurwanti menyikat gigi
 

More from 07051994

Boiling ega
Boiling egaBoiling ega
Boiling ega07051994
 
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiikDeterminasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik07051994
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia07051994
 
Kwn bab iii
Kwn bab iiiKwn bab iii
Kwn bab iii07051994
 
Kwn bab ii
Kwn bab iiKwn bab ii
Kwn bab ii07051994
 
Pancasila bab ii
Pancasila bab iiPancasila bab ii
Pancasila bab ii07051994
 
Kwn uud 1945
Kwn uud 1945Kwn uud 1945
Kwn uud 194507051994
 
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiikDeterminasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik07051994
 
Prilaku lingkup kesehatan
Prilaku lingkup kesehatanPrilaku lingkup kesehatan
Prilaku lingkup kesehatan07051994
 
Sariawaaaaaan(stomatitis)
Sariawaaaaaan(stomatitis)Sariawaaaaaan(stomatitis)
Sariawaaaaaan(stomatitis)07051994
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation207051994
 
Ikm rumah sehat
Ikm rumah sehatIkm rumah sehat
Ikm rumah sehat07051994
 
Ikm kia anak
Ikm kia anakIkm kia anak
Ikm kia anak07051994
 
Ikm ibu hamil
Ikm ibu hamilIkm ibu hamil
Ikm ibu hamil07051994
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik07051994
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 107051994
 
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuueeFarmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee07051994
 
Keterangan gingivitis
Keterangan gingivitisKeterangan gingivitis
Keterangan gingivitis07051994
 
Flash card gingivitis
Flash card gingivitisFlash card gingivitis
Flash card gingivitis07051994
 

More from 07051994 (20)

Boiling ega
Boiling egaBoiling ega
Boiling ega
 
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiikDeterminasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
 
Kwn bab 4
Kwn bab 4Kwn bab 4
Kwn bab 4
 
Kwn bab iii
Kwn bab iiiKwn bab iii
Kwn bab iii
 
Kwn bab ii
Kwn bab iiKwn bab ii
Kwn bab ii
 
Pancasila bab ii
Pancasila bab iiPancasila bab ii
Pancasila bab ii
 
Kwn uud 1945
Kwn uud 1945Kwn uud 1945
Kwn uud 1945
 
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiikDeterminasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
 
Prilaku lingkup kesehatan
Prilaku lingkup kesehatanPrilaku lingkup kesehatan
Prilaku lingkup kesehatan
 
Sariawaaaaaan(stomatitis)
Sariawaaaaaan(stomatitis)Sariawaaaaaan(stomatitis)
Sariawaaaaaan(stomatitis)
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
Ikm rumah sehat
Ikm rumah sehatIkm rumah sehat
Ikm rumah sehat
 
Ikm kia anak
Ikm kia anakIkm kia anak
Ikm kia anak
 
Ikm ibu hamil
Ikm ibu hamilIkm ibu hamil
Ikm ibu hamil
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
 
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuueeFarmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
 
Keterangan gingivitis
Keterangan gingivitisKeterangan gingivitis
Keterangan gingivitis
 
Flash card gingivitis
Flash card gingivitisFlash card gingivitis
Flash card gingivitis
 

Pulpa capping egaaaaaaa

  • 1. PULP CAPPING Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah konservasi gigi Disusun Oleh : 1. Cempaka Jaga Paramudita NIM : P07125111051 2. Cetra Wahyu Herwangga NIM : P07125111052 3. Dewi Wulansari NIM : P07125111053 4. Dila Putri Andrian NIM : P07125111054 5. Ega Savitri NIM : P07125111055 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI TAHUN 2011/2012
  • 2. PULP CAPPING 1.Pengertian Pulp Capping Pulpa capping adalah aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau bahan untuk perawatan diatas pulpa yang terbuka, misalnya kalsium hidroksida yang akan merangsang pembentukan dentin reparative (Harty dan Oston, 1993) 2.Tujuan Pulp capping Adapun tujuan pulpa capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan. 3.Macam-macam Pulp capping a. Indirect Pulp Capping ( Pulpa capping secara tidak langsung ) Indirect Pulp Capping adalah perawatan pada pulpa yang masih tertutup lapisan dentin tipis karena karies yang dalam. Pada teknik ini obat-obatan yang digunakan tidak berkontak langsung dengan pulpa.Pulp capping tidak langsung memerlukan lebih dari dua kali kunjungan. Indirect pulp capping dirasa lebih memberi hasil yang diharapkan dari pada metode direct pulp capping. Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat tipis sekali, yaitu pada karies profunda. Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas dari inflamasi. Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal ini terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih radikal lagi yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).
  • 3. Tahapan perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pada Kunjungan Pertama : 1. Karies dibuang dengan escavator atau bur round (bor bundar) kecepatan rendah , Lalu lakukan ekskavasi sampai dasar pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar pulpa. Jaringan karies yang paling dalam dibiarkan. 2. Kavitas disterilkan dengan air calxyl atau obat lain yang tidak caustik. Hindari penggunaan alkohol, karena dapat memicu terjadinya dehidrasi cairan tubulus dentin. 3. Aplikasi preparat Kalsium hidroksida Ca(OH)2 kemudian dilapisi Zinc Okside Eugenol (ZOE) yang diletakkan didasar kavitas kemudian dilapisi semen fosfat dan akhirnya tambalan sementara. 4. Perawatan dilanjutkan 1-2 minggu kemudian. Pada Kunjungan Kedua : Apabila ada keluhan, dilakukan penambalan tetap. Gambar Perawatan Indirect Pulp Capping
  • 4. b. Direct Pulp Capping ( Pulpa capping secara langsung ) Direct Pulp Capping adalah perawatan sekali kunjungan. Direct Pulp Capping juga digunakan dalam contoh di mana ada pembusukan yang mendalam mendekati pulpa tapi tidak ada gejala infeksi. Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat pulpa dan selapis semen Zinc Okside Eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lapisan pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi direstorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah terbuka harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan. Keuntungan Direct Pulp Capping antara lain : 1.Mempertahankan ketuhan dan vitalitas pulpa. 2.Memperbaiki dan penutup pulpa yang terbuka 3.Menghemat waktu perawatan. 4.Mempertahankan fungsi gigi. Tahapan Perawatan yang Dilakukan adalah sebagai berikut : Pada Kunjungan Pertama : 1. Dilakukan pemasangan rubber dam/cotton roll untuk mencegah kontaminasi bakteri pada karies. 2. Karies dibuang dengan bor atau ekscavator steril. 3. Kavitas dibersihkan dengan air calxyl. 4. Bagian yang tereksponasi ditutup dengan cotton pellet yang sudah dibazahi dengan minyak cengkeh atau eugenol. Sebaiknya hindari desinfektan yang kaustik seperti fenol, kresol dan alkohol. 5. Kalau ada perdarahan atau rasa sakit, kontrol dengan cotton pellet dan eugenol yang dihangatkan.
  • 5. 6. Di atas pulpa yang masih terbuka, aplikasikan preparat Ca (OH)2 tanpa tekanan dengan Ash 49 atau amalgam carrier. Kelebihan obat dibuang dengan ekscavator. 7. Di atasnya diaplikasikan ZOE kemudian dilapisi semen fosfat kemudian dilapisi tambalan sementara. Pada Kunjungan Kedua : Setelah 8-10 hari, kalau tidak ada keluhan, dengan kata lain gigi bereaksi normal, lakukan penambalan permanen. 4. Medikamen/ Pemberian bahan terapitik Bahan yang biasa digunakan untuk pulp capping ini adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukan dentin sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain. Obat Pulp Capping antara Lain : - Ca(OH)2 bubuk kering dicampur air steril / akuades Dengan bentuk preparat : pulpdent, calxyl, dycal, calcipulpe, hydcal SIFAT-SIFAT OBAT PULP CAPPING 1. antiseptik 2. sedatif 3. Tidak mengiritasi 4. Bukan penerus panas 5. Tidak kontraksi / ekspansi 6. Dapat diaplikasi tanpa tekanan 7. Menetralisir asam karies
  • 6. SIFAT CALXYL : 1. PH 11,5-12,5 2. menetralkan asam 3. sedikit antiseptic 4. tdk mengiritasi 5. menghambat infeksi 6. merangsang pbentukan dentin sekunder. 5. Prosedur Perawatan Pulpa Capping: 1. Siapkan peralatan dan bahan. Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril. 2. Isolasi gigi Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas dan saliva ejector, jaga posisinya selama perawatan. 3. Preparasi kavitas Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira- kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada kedalaman kavitas dan dengan hentikan intermitten gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal. 4. Ekskavasi karies yang dalam Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping. 5. Berikan kalsium hidroksida Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.
  • 7. Sumber : Andlaw, R. J .Perawatan Gigi Anak.1992.Jakarta : Widya Medika Baum,Philips,Lund. Buku Ajar Ilu Konservasi Gigi. 1997. Jakarta : Buku Kedokteran EGC http://www.adifkgugm.com/2011/08/perawatan-saluran-akar.html http://www.scribd.com/doc/72755585/En-Do