Kista pada rongga mulut dapat berasal dari jaringan epitel atau jaringan lainnya. Terdapat berbagai jenis kista seperti kista periodontal, dentigerous, ranula, dan dermoid yang memiliki ciri-ciri klinis dan histologis masing-masing. Pengobatan yang tepat untuk kista adalah pengangkatan secara kirurgi.
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...AMENINAREZKIA
Powerpoint ini membahas singkat perawatan endodontik pada kondisi obliterasi atau saluran akar terkalsifikasi. Berisi pembahasan jurnal Guided endodontic therapy: Management of pulp canal obliteration in the maxillary central incisor milik Shubha Hedge G. et al. dari Department of Conservative Dentistry and Endodontics, Government Dental College and Hospital, Nagpur, India. Jurnal ini memaparkan alternatif perawatan endodontik menggunakan pencetakan model gigi 3D dan stent hasil pemindaian CBCT dan IOPA. Prosedur endodontik menggunakan radiografi intermitten guna memandu akses saluran akar gigi anterior mencapai apikal. Kasus gigi anterior dengan obliterasi saluran akar diindikasikan perawatan endodontik karena ditemukan radiolusensi periapikal yang menunjukkan gigi mengalami periodontitis apikalis. Gigi insisif sentral maksila mengalami perubahan warna kekuningan dan keausan tambalan logam di aspek palatal gigi. Powerpoint memaparkan jenis alat dan medikamen yang membantu prosedur endodontik obliterasi saluran akar.
Pasien Geriatri adalah orang tua yang berusia > 60 tahun yang memiliki sekumpulan gejala penyakit pada saat yang sama akibat proses menua dan multipatologi (fisik organobilogik, psikologik, sosial ekonomi)
Jenis Sindro Geriatri :
Immobility (imobilitas)
Instability (instabilitas)
Incontinence
(inkontinensia urine dan alvi)
Intelectual impairment (gangguan fungsi intelektual dan kognitif,
seperti demensia)
Infection (infeksi)
Impairment of vision
and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran)
Iritable colon (iritasi usus besar perdarahan saluran cerna atau diare)
Isolation (isolasi diri
depresi)
Inanition (malnutrisi)
Impecunity (kemiskinan atau finansial yang berkurang)
Iatrogenesis (misalnya polifarmasi)
Insomnia (gangguan tidur)
Immune deficiency (defisiensi sistem imun)
Impotence (disfungsi ereksi)
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFerdiana Agustin
Strukut rongga mulut yang rapat menghalangi bakteri masuk lebih dalam, dan mengalami keratinasi dan deskuamasi sehinga perlekatan dengan bakteri susah. Terdapat saliva yang antibakteri, lamina propria yang terdapat sel-sel pertahanan yang memfagosit bakteri (sel langerhans). Oral epitelium sebagai barier mikroorganisme patogen dari sintesis, mukosa oral ada kelenjar saliva yang menghasilkan enzim untuk menyerang bakteri patogen.
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraWilli Fragcana Putra
Kista Odontogenik: Kista yang dinding epitelnya berasaldari sisa-sisa organ pembentukan gigi(odontogenik) yang mampu berproliferasi dan potensial menjadi tumor.
Tumor Odontogenik adalah tumor yang terbentuk dari jaringan gigi.
Secara klinis, tumor odontogenik umumnya asimptomatik, adanya pembesaran pada rahang, pergerakan gigi, resorbsi akar dan resorbsi tulang.
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Univ.Moestopo
Clinical case of Epulis Fibromatosa, that founded back in oral surgery RSGM FKG MOESTOPO Indonesia. it was been recovery by insision. thus furthermore the use of this file is for dentistry applied student Co-assistant or even students.
Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...AMENINAREZKIA
Powerpoint ini membahas singkat perawatan endodontik pada kondisi obliterasi atau saluran akar terkalsifikasi. Berisi pembahasan jurnal Guided endodontic therapy: Management of pulp canal obliteration in the maxillary central incisor milik Shubha Hedge G. et al. dari Department of Conservative Dentistry and Endodontics, Government Dental College and Hospital, Nagpur, India. Jurnal ini memaparkan alternatif perawatan endodontik menggunakan pencetakan model gigi 3D dan stent hasil pemindaian CBCT dan IOPA. Prosedur endodontik menggunakan radiografi intermitten guna memandu akses saluran akar gigi anterior mencapai apikal. Kasus gigi anterior dengan obliterasi saluran akar diindikasikan perawatan endodontik karena ditemukan radiolusensi periapikal yang menunjukkan gigi mengalami periodontitis apikalis. Gigi insisif sentral maksila mengalami perubahan warna kekuningan dan keausan tambalan logam di aspek palatal gigi. Powerpoint memaparkan jenis alat dan medikamen yang membantu prosedur endodontik obliterasi saluran akar.
Pasien Geriatri adalah orang tua yang berusia > 60 tahun yang memiliki sekumpulan gejala penyakit pada saat yang sama akibat proses menua dan multipatologi (fisik organobilogik, psikologik, sosial ekonomi)
Jenis Sindro Geriatri :
Immobility (imobilitas)
Instability (instabilitas)
Incontinence
(inkontinensia urine dan alvi)
Intelectual impairment (gangguan fungsi intelektual dan kognitif,
seperti demensia)
Infection (infeksi)
Impairment of vision
and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran)
Iritable colon (iritasi usus besar perdarahan saluran cerna atau diare)
Isolation (isolasi diri
depresi)
Inanition (malnutrisi)
Impecunity (kemiskinan atau finansial yang berkurang)
Iatrogenesis (misalnya polifarmasi)
Insomnia (gangguan tidur)
Immune deficiency (defisiensi sistem imun)
Impotence (disfungsi ereksi)
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFerdiana Agustin
Strukut rongga mulut yang rapat menghalangi bakteri masuk lebih dalam, dan mengalami keratinasi dan deskuamasi sehinga perlekatan dengan bakteri susah. Terdapat saliva yang antibakteri, lamina propria yang terdapat sel-sel pertahanan yang memfagosit bakteri (sel langerhans). Oral epitelium sebagai barier mikroorganisme patogen dari sintesis, mukosa oral ada kelenjar saliva yang menghasilkan enzim untuk menyerang bakteri patogen.
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraWilli Fragcana Putra
Kista Odontogenik: Kista yang dinding epitelnya berasaldari sisa-sisa organ pembentukan gigi(odontogenik) yang mampu berproliferasi dan potensial menjadi tumor.
Tumor Odontogenik adalah tumor yang terbentuk dari jaringan gigi.
Secara klinis, tumor odontogenik umumnya asimptomatik, adanya pembesaran pada rahang, pergerakan gigi, resorbsi akar dan resorbsi tulang.
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Univ.Moestopo
Clinical case of Epulis Fibromatosa, that founded back in oral surgery RSGM FKG MOESTOPO Indonesia. it was been recovery by insision. thus furthermore the use of this file is for dentistry applied student Co-assistant or even students.
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. KISTA PADA RONGGA
MULUT
Hamilton BG. Robinson ( cit. Archer,1975 )
Kista adalah
bentuk rongga yang abnormal di dalam substansi
dari organ dan merupakan suatu kantong yang rapat,
dilengkapi dengan suatu membrana
yang tegas, berisi “fluid” atau “ semi fluid” material.
3. KISTA PADA RONGGA MULUT
Mead ( 1954 )
Kista adalah
suatu rongga di dalam jaringan keras/
lunak dan berisi fluid atau semi fluid, yg
dikelilingi oleh dinding berbatas tegas /
oleh kapsula yang memisahkan kista
dari jaringan sekitarnya.
6. Granuloma
Histologis
Kista
Lateral Cyste
‐ Tdpt spjg tepi permukaan akar gigi, lateral cyste
‐ Biasanya sisa lateral abses dari sulcus
gingiva
‐ Mungkin jg tjd akibat dr radang
yang meluas dari pulpa ke arah apical
atau samping
7. KLASIFIKASI KISTA
(Archer, 1975)
Hamilton BG. Robinson (cit. Archer, 1975)
I. Development
A. Dental cyste
1) Periodontal cysts :
‐ periapical lateral
‐ residual
2) Dentigerous cyste / Follicular
‐ Cyste odontoma
‐ Eruption
8. B. Non‐Dental Cyste
1) Type Fissural ‐ Naso‐alveolar
‐ Median ‐ palatine
‐ Naso‐palatine
‐ Globulo‐Maxillary
2) Type Branchial Cleft
‐ Dermoid dan Epidermoid
‐ Branchial cleft
‐ Thyroglossal duct
II. Neoplastic
‐ Ameloblastoma (= Adamantinoma = multiloculer cysts)
III. Retention
‐ Mucous / Mucocele
‐ Ranula
9. Klasifikasi Kista (LASKIN,1980)
1. Odontogenik epithelial origin
a. Keratinizing (keratocyst)
1) Primordial cyst
2) Extrafollicular dentigerous cyst
b. Nonkeratinizing
1) Periodontal (radikular) cyst
a. Periapikal
b. Lateral
c. Residual
2) Dentigerous cyst
a. Perikoronal
b. Lateral
c. Residual
3) Eruption cyst
2. Nonodontogenic epithelial origin
a. Nasoplatine cyst
b. Nasoalveolar cyst
c. Median cyst
3. Bone cyst
a. Solitary bone cyst
b. Aneurysmal bone cyst
10. EPITHELIAL CYSTS (WHO, 1971)
A. Developmental Cysts
1. Odontogenic
a. Primordial (Keratocysts) Cysts
b. Gingival Cysts
c. Eruption Cysts
d. Dentigerous (Follicular) Cysts
11. (lanjutan EPITHELIAL CYSTS‐WHO)
2. Non Odontogenic
a. Nasopalatine Duct Cysts
(Incisivus Canal Cysts)
b. Globulomaxillary Cysts
c. Nasolabial (Nasoalveolar) Cysts
B. INFLAMATORY
* Radicular Cysts
12. WHO‐Classification
of Cyst of the Jaws (2002)
Developmental (Odontogenic)
Gingival cysts of infant (Bohn nodule)
Odontogenic Keratocysts
Dentigerous cysts
Eruption cysts
Lateral periodontal cysts
Gingival cysts of adults
Botryoid cysts
Glandular odontogenic cysts
Calcifying odontogenic cysts
13. WHO‐Classification
of Cyst of the Jaws
Developmental (Non Odontogenic)
Nasopalatine duct cysts
Nasolabial cysts
Midpalatine raphe cysts (infants)
Median palatine, alveolar and mandibular cysts
Globulomaxillary cysts
14. WHO‐Classification
of Cyst of the Jaws
Inflammatory
Radicular cyst apical and lateral
Residual cyst
Paradental cyst
Inflammatory collateral cyst
15. Classification of Cysts
based on the Supposed Origin is hardly usefull
because :
Retrospective studies lack accutrate data
Mostly relying on two‐dimensional radiographs
There are multiple epithelial source from which cysts
may develop
19. Nasopalatine duct /
incisive canal cysts
Canalis incisivus
merupakan pertemuan
dari kedua processus
palatinus lateralis dan
processus palatinus
anterior
23. Globulo Maxillary Cysts
‐ terletak antara incisivus 2 dan caninus atas
‐ menyebabkan divergensi akar‐akar gigi tsb
‐ pulpa gigi masih vital
‐ tdk dijumpai cholesterol
24. Definisi:
Kista yang terbentuk pada akar gigi,
berasal dari sisa‐sisa epitel malassez atau dari
granuloma gigi yang karena adanya iritasi
kronis berkembang menjadi suatu kista.
Terletak pada apikal, lateral gigi penyebab
dan kista yang tertinggal disebut kista
residual.
41. Residual Cyst
A true cyst inadvertently left behind during
extraction of a tooth. May be of apical
(inflammatory) or dentigerous (developmental)
origin. Surgical removal will cure this lesion.
Etiology: Iatrogenic
Location(s): Either jaw
Clinical Features: Usually none; may be jaw
swelling if very large.
Radiographic Features: Radiolucency
Microscopic Features: True cyst
Complications: None
Treatment: Surgical removal
Prognosis: Will not recur with complete
removal
Pathogenesis: Cyst left behind during removal
of associated tooth.
44. Branchial Cleft Cysts
‐ Timbul di pertumbuhan yg tdk sempurna
dr branchial cleft pd waktu embrio
‐ terjadi pada umur 20‐25 th / usia lanjut
‐ permukaan licin berbenjol
‐ palpasi terasa kenyal
45. Thyroglossal duct cyst
‐ Linea mediana dari leher
‐ Pembengkakan pd garis tengah leher di
sekitar glandula thyroidea
‐ Bila menelan kista ikut bergerak ke atas
46. Eruption Cyste
‐ letak lebih superficial
‐ konsistensi lunak,
‐ warna kebiru‐biruan
‐ lapisan epitel lebih tipis
66. Kista dentigerous
‐ Kista yang berasal dari epitel Malassez
‐ Biasanya terdapat bersama gigi impaksi
Tanda‐tanda klinis :
‐ Tidak sakit
‐ Berkembang lambat
‐ Merusak tulang
‐ Menyebabkan malposisi gigi
‐ Menimbulkan deformitas wajah
67. Penyebab :
‐ Infeksi kronis
‐ Delayed erupsi gigi permanen
‐ Persistensi gigi anak
‐ Penyakit sistemik
82. Dilakukan enukleasi
‐ Kista
‐ Dilakukan pengambilan gigi terlibat
‐ Dapat terambil dengan bersih
‐ Diharapkan gigi yang tak terlibat erupsi
‐ Perawatan orthodonsi
‐ Waktu singkat
86. Primordial Cyste
‐ belum ada kalsifikasi
( periodontal cyste : kalsifikasi +
dentigerus cyste : kalsifikasi + )
‐ dinding epitel squamous kompleks
‐ unilokuler
‐ multilokuler
87. Primordial cyst
An epithelial-lined jaw cyst appearing as a radiolucency in the alveolar
process unassociated with a tooth; depending on their lining, some are
difficult to remove; complete surgical excision will cure this cyst.
Etiology: Odontogenic epithelium
Location(s): Either jaw
Clinical Features: None; may be jaw expansion with large lesions
Radiographic Features: Radiolucent lesion unassociated with a tooth
Microscopic Features: True epithelial-lined cyst; may be keratinized.
Complications: May recur if keratinized; ameloblastoma may develop.
Treatment: Surgical removal
Prognosis: Does not recur with complete removal
Pathogenesis: Stimulation of odontogenic epithelium
88. Dermoid dan
epidermoid Cysts
‐ tdpt di testis / ovarium
‐ bisa tjd di setiap titik
peleburan
‐ tbntuk dr inclusion
ephitel ‐‐‐ mesoderm pd
garis tengah badan
kadang di dsr mulut
minggu ke‐3 atau ke‐4 pada
waktu embrio
89. Dermoid cysts
kista berdinding
epithel squamous
complex dan berisi
rambut, gigi, kuku dan
kelenjar minyak.
Sedangkan pada
epidermoid cyst tidak
dijumpai.
90. Klinis :
‐ Terletak di dasar mulut / sublingual
‐ Pus ( bila terinfeksi )
‐ Besarnya bervariasi
‐ Extra oral bawah dagu
‐ Dpt mnjdi ganas metastasis ke limphonodi
Differential Diagnosis
‐ Ranula,
‐ thyroglossalduct cyst,
‐ branchial cleft cysts, dll.
91. RANULA
Ranula: suatu kista berisi cairan musin yang terletak di
dasar mulut (Yi‐Fang‐Zhao, 2004)
Klasifikasi 3 tipe:
Ranula superficial / oral ranula
Ranula terselam / plunging ranula
Mix ranula
92. Lanjutan RANULA
Tipe operasi yang dilakukan:
Eksisi sederhana
Marsupialisasi
Eksisi kelenjar sublingualis dan lesi
Distribusi Ranula
Ranula pada wanita > pria (Ratio p:w = 1:1,2)
R. terselam pria > wanita (Ratio p:w = 1:0,74)
Ranula superficial sisi kiri > kanan
(Tidak jelas diketahui mengapa demikian)
94. Lanjutan RANULA
Rekurensi ranula
Jumlah rekurensi Ranula
tipe pembengkakan
Jumlah rekurensi Ranula =
metode bedah
Rata‐rata rekurensi dari
masing‐masing metode
bedah:
‐ Marsupialisasi: 66,67 %
‐ Eksisi ranula : 57,69 %
‐ Eksisi pada kelenjar
sublingualis dengan
kombinasi pada lesi :
1,20 %
95. Mucocele
‐ Penyebab : sbg hasil obstruksi, dilatasi ‐ pecah
tertimbun dlm jaringan ikat
‐ Lokasi : bibir bawah, bibir atas, dasar mulut,
dan kdg pd palatum & mucosa buccal
‐ Bentuk : kecil, agak bulat, menonjol tampak
hijau, kebiru‐biruan pd membran mucosa & + sbsr
biji kacang tanah
‐ Gejala : risi
96. PROSES RENCANA PERAWATAN DAN DIAGNOSTIK UMUM
Pasien
Pengumpulan data
Penentuan Perawatan
Monitor Pasien
Pasien sembuh
No Treatment
Symptom
Yes
Yes
Diagnosa
?
Etiologi
No
Refered
No
Treatment
Symptom
Sakit
Re-Evaluasi
97. Daftar Pustaka
1. Archer, W.H., 1975, Oral and Maxillofacial Surgery, 5th ed., W.B. Saunders Co.,
Philadelphia, London
2. Farmer, E.D., and Lawton, F.E., 1966, Stone’s Oral and Dental Disease, 5th ed., The
English Language Book Society
3. Greenberg, M.S., Glick, M., 2003, Burket’s Oral Medicine, Diagnosis and
Management, ed. 10, BC Decker Inc., Philadelphia
4. Cawson, R.A., Odel, E.W., Porter, J., 2002,Cawson’s Essentials of Oral Pathology
and Oral Medicine, 7th ed., Elsevier, Science, Limited, Edinburgh
5. Kruger, G.O., 1984, Oral and Maxillofacial Surgery, 6th ed., The C.V. Mosby Co., Saint
Louis
6. Lynch, M.A., 1977, Burket’s Oral Medicine, 7th ed., J.B. Lippincott Co., Toronto
7. Nevil, B.D., et al., 2002, Oral and Maxillofacial Pathology, ed. 2nd, W.B. Saunders
Company, Philadelphia
8. Peterson, L.J., 2003, Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, ed. 4, Mosby
Company, Ohio
9. Thoma and Goldman, H.M., 1960, Oral Pathology, 5th ed., The C.V. Mosby Co., Saint
Louis
10. Scully C., 2004, Oral and Maxillofacial Medicine, 1st Ed, Elsevier Science Ltd.,
London .