SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Eksisi dan Marsupialisasi
Ranula
Definisi Ranula
• Ranula adalah bentuk kista akibat obstruksi glandula
saliva mayor yang terdapat pada dasar mulut yang akan
berakibat pembengkakan di bawah lidah yang
berwarna kebiru-biruan. Ranula merupakan fenomena
retensi duktus pada glandula sublingualis (yang
kadang-kadang menunjukkan adanya lapisan epitel),
dengan gambaran khas pada dasar mulut.
Anatomi
Anatomi
Etiologi
• Etiologinya ranula belum diketahui secara pasti namun
diduga ranula terjadi akibat trauma, obstruksi kelenjar
saliva, dan aneurisma duktus glandula saliva. Ranula
juga dikatakan berkaitan dengan penyakit kelenjar
saliva dan anomali kongenital duktus saliva yang tidak
terbuka
Klasifikasi Ranula
1. Ranula Superficial/Simple Ranula
2. Ranula Dissecting/plunging
ranula/ranula profunda
Diagnosis
Diagnosis
Anamnesa
Autoanamnesa
Aloanamnesa
Pemeriksaan Fisik
Visual pembengkakan
+ Palpasi
Pemeriksaan
penunjang
MRI
CT-Scan
Gambaran Radiologi
• Pemeriksaan radiologi kini mampu
memperlihatkan gambaran mengenai
tonjolan atau benjolan yang terdapat di
dalam rongga mulut. Magnetic
Resonance Imaging (MRI) merupakan
teknologi terbaru yang dapat
memperlihatkan gambaran tumor
dalam rongga mulut. Pemeriksaan
MRI terbagi menjadi dua jenis yaitu
DCE-MRI (Dynamic Contrast
Enhance MRI) dan DW-MRI
(Dynamic Weighted MRI) merupakan
kombinasi yang baik untuk
menunjukkan keadaan sel tumor dan
tonjolan di dalam rongga mulut.
CT – Scan
• Selain menggunakan MRI,
pemeriksaan untuk
menganalisis tonjolan dalam
rongga mulut juga dapat
menggunakan CT-SCAN
a
Diagnosis Banding
• Mukokel merupakan salah satu
differential diagnosis yang
memiliki kemiripan dengan
ranula. Mukokel merupakan lesi
mukosa oral yang terbentuk
akibat rupturnya duktus glandula
saliva minor dan penumpukan
mucin pada sekeliling jaringan
lunak
Definisi Marsupialisasi Ranula
•Suatu tindakan operasi membuat “outlet” pada
kista retensi kelenjar liur sublingual dengan
membuang sebagian dinding kista yang paling
sedikit vaskularisasinya pada daerah sublingual.
Tahapan Operasi
• Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam
narkose umum dengan intubasi nasotrakheal
• kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa
orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta
• fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan
operasi bisa bebas.
• Posisi penderita telentang sedikit “head-up”(20-25 0 )
dan kepala menoleh kearah kontralateral, ekstensi
• (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi).
• Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang
tampon steril di orofaring.
• Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-
alkohol 70% 1:1000
• Mulut dibuka dengan menggunakan spreader mulut,
untuk memudahkan mengeluarkan
• lidah/dijulurkan maka bisa dipasang teugel pada lidah
dengan benangsutera 01
Tahapan Operasi
• Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam
narkose umum dengan intubasi nasotrakheal
• kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa
orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta
• fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan
operasi bisa bebas.
• Posisi penderita telentang sedikit “head-up”(20-25 0 )
dan kepala menoleh kearah kontralateral, ekstensi
• (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi).
• Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang
tampon steril di orofaring.
• Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-
alkohol 70% 1:1000
• Mulut dibuka dengan menggunakan spreader mulut,
untuk memudahkan mengeluarkan
• lidah/dijulurkan maka bisa dipasang teugel pada lidah
dengan benangsutera 01
Tahapan Operasi
• Lakukan eksisi bentuk elips pada mukosa dasar mulut yang bombaan
akibat kista tersebut dan pilih yang paling sedikit vaskularisasinya,
kemudian rawat perdarahan yang terjadi, lakukan sondase atau palpasi,
• Tepi eksisi dijahit marsupialisasi dengan Dexon 03 agar tidak menutup
lagi.
• Apabila masih teraba kista maka bisa dilakukan memecahkan septa
yang ada sehingga isinya bias terdrainase. Pada kista yang cukup besar
setelah dievaluasi tidak ada kista lagi maka bisa dipasang
• tampon pita sampai keujungnya dipertahankan sampai 5 hari sebagai
tuntunan epitelialisasi pada permukaan kista tadi dan tidak obliterasi
lagi.
• Apabila didapat sebagian ranula dibawah m.milohioid, maka
memerlukan pendekatan yang lebih bagus dari ekstra oral. Dan yang
perlu diperhatikan adalah preservasi n. hipoglossus, avn. lingualis.
• Pasang redon drain apabila melakukan pendekatan ekstra oral.
• Evaluasi ulang untuk perdarahan yang terjadi.
• Lapangan operasi dicuci dengan kasa-PZ steril, luka operasi yang diluar
ditutup dengan kasa steril dan dihipafiks.
• Tampon orofaring diambil, sebelum ekstubasi.
• Buat laporan operasi dan surat pengantar untuk pemeriksaan PA.
Perawatan Pasca Operasi
• Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari)
• Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6jam tidak mual bisa
diberi makan.
• Pada penderita yang terpasang drain redon dilepas jika produksinya < 10 cc/24 jam.
• Luka operasi dirawat ganti verban pada hari ke-3.
• Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi pada
bekas kista sublingual maka tampon dipertahankan sampai hari ke 5, dan kemudian
dicabut sehingga mengurang kemungkinan tertutup lagi kista kelenjar liur tersebut.
• Penderita dipulangkan sehari setelah angkat drain dan tampon, anjurkan kontrol di
Poli Bedah. Angkat jahitan pada hari ke-7 setelah operasi.
Komplikasi Operasi
• Perdarahan
• Kerusakan N.Hipoglosus atau N.Lingualis
• Infeksi
• Fistel orokutan pada operasi yang pendekatannya intra dan extra oral
• Risiko residif
Referensi
1. Whelton H. Ranula introduction: anatomy and physiology of salivary glands; 2010 : 1-16
2. Paolo BR, Da Mosto Mari C. Submandibular space infection: a potentially lethal infection. Int J
Infect Dis 2009(13): 327-33.
3. Shehata EA, Hussain H. Surgical treatment of ranula : comparison between marsupialization
and sublingualsialadenectomy in pediatric patients. Ann Pediatr Surg 2008 (4): 89-93
4. Manimaran JS, Kannan, Mabel C. Ranula a case report. J Indian Acad Dent Spec 2010;1(3):52-3.
5. Neelakamal H, Suryavanshi, Kirain R, Syed Z, Chaitanya K, Pavan T. Management of ranula a
case report. Int JDent Clin 2011;3(3):79-80.
6. Viviek K, Khurram M, Ajay M. Plunging ranula. J Radiol Case Reports 2011;5(6):18-24
7. Gaurav V. Ranula: a review of literature. Arch Craniorofac Sci 2013;1(3):44-9
8. Moosa B. A huge of oral ranula. Oman Med J 2009; 24(4):79-80
9. Randall MP, Zahoor A, Prabha J. Plunging ranula: congenital or acquired. Am Acad
Otolaryngol-Head NeckSurg Foundation 2010;142(3):104-7
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Tatalaksana Eksisi dan Marsupialisasi Ranula.pptx

Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palatoWarnet Raha
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4RSIGM
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palateDVP Nugroho
 
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptxNurAzizah56097
 
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)ceeria
 
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.pptManagement Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.pptmegawatirscm
 
Sop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmasSop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmasahmadrandi2
 
malformasi anorectal bedah anak.pptx
malformasi anorectal bedah anak.pptxmalformasi anorectal bedah anak.pptx
malformasi anorectal bedah anak.pptxWayanSatriadi
 
Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Tias Ios Tias
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxNurHajijah11
 
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdfKISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdfApriliaEkaPutri2
 
FISTULA ANI.pptxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
FISTULA ANI.pptxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxFISTULA ANI.pptxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
FISTULA ANI.pptxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxfaizal653432
 

Similar to Tatalaksana Eksisi dan Marsupialisasi Ranula.pptx (20)

Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
odon fix(1).doc
odon fix(1).docodon fix(1).doc
odon fix(1).doc
 
Appendektom1
Appendektom1Appendektom1
Appendektom1
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palate
 
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
 
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
 
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.pptManagement Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
 
Sop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmasSop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmas
 
Post Op TURP
Post Op TURPPost Op TURP
Post Op TURP
 
malformasi anorectal bedah anak.pptx
malformasi anorectal bedah anak.pptxmalformasi anorectal bedah anak.pptx
malformasi anorectal bedah anak.pptx
 
Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.Askep. sinusitis maksilaris lp.
Askep. sinusitis maksilaris lp.
 
Kuretase
KuretaseKuretase
Kuretase
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
 
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdfKISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
 
MALFORMASI ANOREKTAL-1.pptx
MALFORMASI ANOREKTAL-1.pptxMALFORMASI ANOREKTAL-1.pptx
MALFORMASI ANOREKTAL-1.pptx
 
FISTULA ANI.pptxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
FISTULA ANI.pptxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxFISTULA ANI.pptxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
FISTULA ANI.pptxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
 

Recently uploaded

#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 

Recently uploaded (20)

#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 

Tatalaksana Eksisi dan Marsupialisasi Ranula.pptx

  • 2. Definisi Ranula • Ranula adalah bentuk kista akibat obstruksi glandula saliva mayor yang terdapat pada dasar mulut yang akan berakibat pembengkakan di bawah lidah yang berwarna kebiru-biruan. Ranula merupakan fenomena retensi duktus pada glandula sublingualis (yang kadang-kadang menunjukkan adanya lapisan epitel), dengan gambaran khas pada dasar mulut.
  • 5. Etiologi • Etiologinya ranula belum diketahui secara pasti namun diduga ranula terjadi akibat trauma, obstruksi kelenjar saliva, dan aneurisma duktus glandula saliva. Ranula juga dikatakan berkaitan dengan penyakit kelenjar saliva dan anomali kongenital duktus saliva yang tidak terbuka
  • 6. Klasifikasi Ranula 1. Ranula Superficial/Simple Ranula 2. Ranula Dissecting/plunging ranula/ranula profunda
  • 8. Gambaran Radiologi • Pemeriksaan radiologi kini mampu memperlihatkan gambaran mengenai tonjolan atau benjolan yang terdapat di dalam rongga mulut. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan teknologi terbaru yang dapat memperlihatkan gambaran tumor dalam rongga mulut. Pemeriksaan MRI terbagi menjadi dua jenis yaitu DCE-MRI (Dynamic Contrast Enhance MRI) dan DW-MRI (Dynamic Weighted MRI) merupakan kombinasi yang baik untuk menunjukkan keadaan sel tumor dan tonjolan di dalam rongga mulut.
  • 9. CT – Scan • Selain menggunakan MRI, pemeriksaan untuk menganalisis tonjolan dalam rongga mulut juga dapat menggunakan CT-SCAN a
  • 10. Diagnosis Banding • Mukokel merupakan salah satu differential diagnosis yang memiliki kemiripan dengan ranula. Mukokel merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus glandula saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak
  • 11. Definisi Marsupialisasi Ranula •Suatu tindakan operasi membuat “outlet” pada kista retensi kelenjar liur sublingual dengan membuang sebagian dinding kista yang paling sedikit vaskularisasinya pada daerah sublingual.
  • 12. Tahapan Operasi • Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam narkose umum dengan intubasi nasotrakheal • kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta • fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan operasi bisa bebas. • Posisi penderita telentang sedikit “head-up”(20-25 0 ) dan kepala menoleh kearah kontralateral, ekstensi • (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi). • Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang tampon steril di orofaring. • Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane- alkohol 70% 1:1000 • Mulut dibuka dengan menggunakan spreader mulut, untuk memudahkan mengeluarkan • lidah/dijulurkan maka bisa dipasang teugel pada lidah dengan benangsutera 01
  • 13. Tahapan Operasi • Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam narkose umum dengan intubasi nasotrakheal • kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta • fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan operasi bisa bebas. • Posisi penderita telentang sedikit “head-up”(20-25 0 ) dan kepala menoleh kearah kontralateral, ekstensi • (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi). • Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang tampon steril di orofaring. • Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane- alkohol 70% 1:1000 • Mulut dibuka dengan menggunakan spreader mulut, untuk memudahkan mengeluarkan • lidah/dijulurkan maka bisa dipasang teugel pada lidah dengan benangsutera 01
  • 14. Tahapan Operasi • Lakukan eksisi bentuk elips pada mukosa dasar mulut yang bombaan akibat kista tersebut dan pilih yang paling sedikit vaskularisasinya, kemudian rawat perdarahan yang terjadi, lakukan sondase atau palpasi, • Tepi eksisi dijahit marsupialisasi dengan Dexon 03 agar tidak menutup lagi. • Apabila masih teraba kista maka bisa dilakukan memecahkan septa yang ada sehingga isinya bias terdrainase. Pada kista yang cukup besar setelah dievaluasi tidak ada kista lagi maka bisa dipasang • tampon pita sampai keujungnya dipertahankan sampai 5 hari sebagai tuntunan epitelialisasi pada permukaan kista tadi dan tidak obliterasi lagi. • Apabila didapat sebagian ranula dibawah m.milohioid, maka memerlukan pendekatan yang lebih bagus dari ekstra oral. Dan yang perlu diperhatikan adalah preservasi n. hipoglossus, avn. lingualis. • Pasang redon drain apabila melakukan pendekatan ekstra oral. • Evaluasi ulang untuk perdarahan yang terjadi. • Lapangan operasi dicuci dengan kasa-PZ steril, luka operasi yang diluar ditutup dengan kasa steril dan dihipafiks. • Tampon orofaring diambil, sebelum ekstubasi. • Buat laporan operasi dan surat pengantar untuk pemeriksaan PA.
  • 15. Perawatan Pasca Operasi • Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari) • Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6jam tidak mual bisa diberi makan. • Pada penderita yang terpasang drain redon dilepas jika produksinya < 10 cc/24 jam. • Luka operasi dirawat ganti verban pada hari ke-3. • Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi pada bekas kista sublingual maka tampon dipertahankan sampai hari ke 5, dan kemudian dicabut sehingga mengurang kemungkinan tertutup lagi kista kelenjar liur tersebut. • Penderita dipulangkan sehari setelah angkat drain dan tampon, anjurkan kontrol di Poli Bedah. Angkat jahitan pada hari ke-7 setelah operasi.
  • 16. Komplikasi Operasi • Perdarahan • Kerusakan N.Hipoglosus atau N.Lingualis • Infeksi • Fistel orokutan pada operasi yang pendekatannya intra dan extra oral • Risiko residif
  • 17. Referensi 1. Whelton H. Ranula introduction: anatomy and physiology of salivary glands; 2010 : 1-16 2. Paolo BR, Da Mosto Mari C. Submandibular space infection: a potentially lethal infection. Int J Infect Dis 2009(13): 327-33. 3. Shehata EA, Hussain H. Surgical treatment of ranula : comparison between marsupialization and sublingualsialadenectomy in pediatric patients. Ann Pediatr Surg 2008 (4): 89-93 4. Manimaran JS, Kannan, Mabel C. Ranula a case report. J Indian Acad Dent Spec 2010;1(3):52-3. 5. Neelakamal H, Suryavanshi, Kirain R, Syed Z, Chaitanya K, Pavan T. Management of ranula a case report. Int JDent Clin 2011;3(3):79-80. 6. Viviek K, Khurram M, Ajay M. Plunging ranula. J Radiol Case Reports 2011;5(6):18-24 7. Gaurav V. Ranula: a review of literature. Arch Craniorofac Sci 2013;1(3):44-9 8. Moosa B. A huge of oral ranula. Oman Med J 2009; 24(4):79-80 9. Randall MP, Zahoor A, Prabha J. Plunging ranula: congenital or acquired. Am Acad Otolaryngol-Head NeckSurg Foundation 2010;142(3):104-7