2. Definisi Ranula
• Ranula adalah bentuk kista akibat obstruksi glandula
saliva mayor yang terdapat pada dasar mulut yang akan
berakibat pembengkakan di bawah lidah yang
berwarna kebiru-biruan. Ranula merupakan fenomena
retensi duktus pada glandula sublingualis (yang
kadang-kadang menunjukkan adanya lapisan epitel),
dengan gambaran khas pada dasar mulut.
5. Etiologi
• Etiologinya ranula belum diketahui secara pasti namun
diduga ranula terjadi akibat trauma, obstruksi kelenjar
saliva, dan aneurisma duktus glandula saliva. Ranula
juga dikatakan berkaitan dengan penyakit kelenjar
saliva dan anomali kongenital duktus saliva yang tidak
terbuka
8. Gambaran Radiologi
• Pemeriksaan radiologi kini mampu
memperlihatkan gambaran mengenai
tonjolan atau benjolan yang terdapat di
dalam rongga mulut. Magnetic
Resonance Imaging (MRI) merupakan
teknologi terbaru yang dapat
memperlihatkan gambaran tumor
dalam rongga mulut. Pemeriksaan
MRI terbagi menjadi dua jenis yaitu
DCE-MRI (Dynamic Contrast
Enhance MRI) dan DW-MRI
(Dynamic Weighted MRI) merupakan
kombinasi yang baik untuk
menunjukkan keadaan sel tumor dan
tonjolan di dalam rongga mulut.
9. CT – Scan
• Selain menggunakan MRI,
pemeriksaan untuk
menganalisis tonjolan dalam
rongga mulut juga dapat
menggunakan CT-SCAN
a
10. Diagnosis Banding
• Mukokel merupakan salah satu
differential diagnosis yang
memiliki kemiripan dengan
ranula. Mukokel merupakan lesi
mukosa oral yang terbentuk
akibat rupturnya duktus glandula
saliva minor dan penumpukan
mucin pada sekeliling jaringan
lunak
11. Definisi Marsupialisasi Ranula
•Suatu tindakan operasi membuat “outlet” pada
kista retensi kelenjar liur sublingual dengan
membuang sebagian dinding kista yang paling
sedikit vaskularisasinya pada daerah sublingual.
12. Tahapan Operasi
• Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam
narkose umum dengan intubasi nasotrakheal
• kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa
orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta
• fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan
operasi bisa bebas.
• Posisi penderita telentang sedikit “head-up”(20-25 0 )
dan kepala menoleh kearah kontralateral, ekstensi
• (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi).
• Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang
tampon steril di orofaring.
• Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-
alkohol 70% 1:1000
• Mulut dibuka dengan menggunakan spreader mulut,
untuk memudahkan mengeluarkan
• lidah/dijulurkan maka bisa dipasang teugel pada lidah
dengan benangsutera 01
13. Tahapan Operasi
• Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam
narkose umum dengan intubasi nasotrakheal
• kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa
orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta
• fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan
operasi bisa bebas.
• Posisi penderita telentang sedikit “head-up”(20-25 0 )
dan kepala menoleh kearah kontralateral, ekstensi
• (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi).
• Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang
tampon steril di orofaring.
• Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-
alkohol 70% 1:1000
• Mulut dibuka dengan menggunakan spreader mulut,
untuk memudahkan mengeluarkan
• lidah/dijulurkan maka bisa dipasang teugel pada lidah
dengan benangsutera 01
14. Tahapan Operasi
• Lakukan eksisi bentuk elips pada mukosa dasar mulut yang bombaan
akibat kista tersebut dan pilih yang paling sedikit vaskularisasinya,
kemudian rawat perdarahan yang terjadi, lakukan sondase atau palpasi,
• Tepi eksisi dijahit marsupialisasi dengan Dexon 03 agar tidak menutup
lagi.
• Apabila masih teraba kista maka bisa dilakukan memecahkan septa
yang ada sehingga isinya bias terdrainase. Pada kista yang cukup besar
setelah dievaluasi tidak ada kista lagi maka bisa dipasang
• tampon pita sampai keujungnya dipertahankan sampai 5 hari sebagai
tuntunan epitelialisasi pada permukaan kista tadi dan tidak obliterasi
lagi.
• Apabila didapat sebagian ranula dibawah m.milohioid, maka
memerlukan pendekatan yang lebih bagus dari ekstra oral. Dan yang
perlu diperhatikan adalah preservasi n. hipoglossus, avn. lingualis.
• Pasang redon drain apabila melakukan pendekatan ekstra oral.
• Evaluasi ulang untuk perdarahan yang terjadi.
• Lapangan operasi dicuci dengan kasa-PZ steril, luka operasi yang diluar
ditutup dengan kasa steril dan dihipafiks.
• Tampon orofaring diambil, sebelum ekstubasi.
• Buat laporan operasi dan surat pengantar untuk pemeriksaan PA.
15. Perawatan Pasca Operasi
• Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari)
• Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6jam tidak mual bisa
diberi makan.
• Pada penderita yang terpasang drain redon dilepas jika produksinya < 10 cc/24 jam.
• Luka operasi dirawat ganti verban pada hari ke-3.
• Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi pada
bekas kista sublingual maka tampon dipertahankan sampai hari ke 5, dan kemudian
dicabut sehingga mengurang kemungkinan tertutup lagi kista kelenjar liur tersebut.
• Penderita dipulangkan sehari setelah angkat drain dan tampon, anjurkan kontrol di
Poli Bedah. Angkat jahitan pada hari ke-7 setelah operasi.
16. Komplikasi Operasi
• Perdarahan
• Kerusakan N.Hipoglosus atau N.Lingualis
• Infeksi
• Fistel orokutan pada operasi yang pendekatannya intra dan extra oral
• Risiko residif
17. Referensi
1. Whelton H. Ranula introduction: anatomy and physiology of salivary glands; 2010 : 1-16
2. Paolo BR, Da Mosto Mari C. Submandibular space infection: a potentially lethal infection. Int J
Infect Dis 2009(13): 327-33.
3. Shehata EA, Hussain H. Surgical treatment of ranula : comparison between marsupialization
and sublingualsialadenectomy in pediatric patients. Ann Pediatr Surg 2008 (4): 89-93
4. Manimaran JS, Kannan, Mabel C. Ranula a case report. J Indian Acad Dent Spec 2010;1(3):52-3.
5. Neelakamal H, Suryavanshi, Kirain R, Syed Z, Chaitanya K, Pavan T. Management of ranula a
case report. Int JDent Clin 2011;3(3):79-80.
6. Viviek K, Khurram M, Ajay M. Plunging ranula. J Radiol Case Reports 2011;5(6):18-24
7. Gaurav V. Ranula: a review of literature. Arch Craniorofac Sci 2013;1(3):44-9
8. Moosa B. A huge of oral ranula. Oman Med J 2009; 24(4):79-80
9. Randall MP, Zahoor A, Prabha J. Plunging ranula: congenital or acquired. Am Acad
Otolaryngol-Head NeckSurg Foundation 2010;142(3):104-7