Amenina rezkia perawatan endodontik terpandu obliterasi atau saluran akar ter...AMENINAREZKIA
Powerpoint ini membahas singkat perawatan endodontik pada kondisi obliterasi atau saluran akar terkalsifikasi. Berisi pembahasan jurnal Guided endodontic therapy: Management of pulp canal obliteration in the maxillary central incisor milik Shubha Hedge G. et al. dari Department of Conservative Dentistry and Endodontics, Government Dental College and Hospital, Nagpur, India. Jurnal ini memaparkan alternatif perawatan endodontik menggunakan pencetakan model gigi 3D dan stent hasil pemindaian CBCT dan IOPA. Prosedur endodontik menggunakan radiografi intermitten guna memandu akses saluran akar gigi anterior mencapai apikal. Kasus gigi anterior dengan obliterasi saluran akar diindikasikan perawatan endodontik karena ditemukan radiolusensi periapikal yang menunjukkan gigi mengalami periodontitis apikalis. Gigi insisif sentral maksila mengalami perubahan warna kekuningan dan keausan tambalan logam di aspek palatal gigi. Powerpoint memaparkan jenis alat dan medikamen yang membantu prosedur endodontik obliterasi saluran akar.
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Univ.Moestopo
This clinical case of traumatic ulcer and fordcye's spot , were found on two patient that come to Moestopo Dentistry hospital (RSGM-Moestopo). this literature, include photo of clinical case,general definition of each symptons and way to cure it.
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Univ.Moestopo
Clinical case of Epulis Fibromatosa, that founded back in oral surgery RSGM FKG MOESTOPO Indonesia. it was been recovery by insision. thus furthermore the use of this file is for dentistry applied student Co-assistant or even students.
1. Dalam melakukan perawatan saluran akar, ada tiga faktor yang memengaruhi
keputusan apakah perawatan saluran akar dilakukan atau tidak, yaitu :
1. Daya tahan tubuh pasien secara umum.
2. Tingkat keterlibatan jaringan periapeks.
3. Pencapaian daerah periapeks melalui saluran akar.
Indikasi perawatan saluran akar bergantung pada diagnosis dan situasi individual.
Diagnosis pulpa
Pulpa normal atau pulpitis reversibel. Perawatan saluran akar bukan
merupakan indikasi ( kecuali pada kasus-kasus tertentu ). Pasien dengan pulpitis
reversibel, biasanya ditangani dengan membuang penyebabanya kemudian diikuti
dengan restorasi ( jika diperlukan ).
Pulpitis Ireversibel. Pada kasus ini biasanya diperlukan perawatan saluran akar,
pulpotomi, pulpektomi sebagian ( parsial ), atau pencabutan.
Nekrosis. Pada kasus ini yang dapat dilakukan adalah perawatan saluran akar atau
pencabutan. Namun, pada gigi nekrosis mungkin diperlukan perawatan tambahan,
bergantung pada diagnosis periapeksnya.
Diagnosis Periradikuler
Normal. Pada keadaan normal tidak diperlukan perawatan khusus.
Periodontitis apikalis akut. Karena kasus ini adalah lesi inflamasi kecil ( tapi
sangat nyeri ) perawatan khusus biasanya tidak diperlukan. Pada kasus ini,
medikamen intrakanal tidak mengurangi gejala. Walaupun demikian, guna
menghambat bakteri pada pulpa yang nekrosis, dapat diberikan hidroksida
kalsium di dalam saluran akar dan aksesnya ditutup dengan pelet kapas dan
tumpatan sementara.
Periodontitis apikalis kronis.
Abses Apikalis Akut. Karena lesi ini disertai dengan nyeri dan atau
pembengkakan, diperlukan cara perawatan yang berbeda. Yang paling penting
adalah debridement iritan dari ruang saluran akar; oleh karena itu, diperlukan
pembersihan dan pembentukan saluran akar yang sempurna disertai dengan irigasi
yang mencukupi dan hati-hati.
( Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Ed. 3. Jakarta :
EGC )
2. Indikasi perawatan saluran akar :
- Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi
vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.
- Saluran akar dapat dimasuki instrumen.
- Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari
sepertiga apikal.
- Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan
prostetik ( untuk pilar restorasi jembatan ).
- Gigi tidak goyang dan periodontal normal.
- Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apikal,
tidak ada granuloma pada gigi sulung.
- Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.
- Keadaan ekonomi pasien memungkinkan.
( Tarigan, Rasinta. 2004. Perawatan Pulpa Gigi ( Endodonti ). Jakarta : EGC. Hlm
145 - 149)
Kontraindikasi untuk perawatan saluran akar :
1. Bila dijumpai kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih
dari sepertiga panjang akar.
Kasus semacam ini adalah luar biasa, karena dalam pengamatan kami
bahwa makin besar jumlah kerusakan tulang yang rusak, makin kecil
kemungkinan untuk diperbaiki. Pada studi lanjutan selama 4 tahun
terhadap 529 gigi, Strindberg menemukan bahwa : a) Angka keberhasilan
pada kasus dengan daerah rarefaksi lebih rendah dibandingkan pada kasus
ektirpasi pulpa vital dan b) insidensi keberhasilan berkurang dengan
naiknya ukuran daerah rarefaksi.
2. Bila saluran akar gigi tanpa pulpa dengan daerah radiolusn terhalang oleh
akar berkurva/ bengkok, akar berliku-liku, dentin sekunder, batu pulpa
yang tidak dapat diambil atau dihindari, kanal yang mengapur atau
sebagian mengapur, gigi malformasi, atau suatu instrumen yang patah.
3. Bila terdapat perkembangan apeks akar yang tidak lengkap dengan
matinya pulpa.
4. Bila apeks akar terkena fraktur.
( Grossman, Louis I. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Ed. 11. Jakarta :
EGC. hlm 138 – 141 )
3. Kontraindikasi untuk perawatan saluran akar pada umumnya bergantung pada :
- Status pasien
- Alasan dental
- Alasan lokal
- Gigi tidak dapat direstorasi lagi.
- Resorpsi akar lebih dari sepertiga apikal.
- Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis, seperti diabetes melitus,
TBC, dan lain-lain.
- Terdapat belokan ujung dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan
atau sukar dilakukan tindak bedah endodonti.
( Tarigan, Rasinta. 2004. Perawatan Pulpa Gigi ( Endodonti ). Jakarta : EGC.
Hlm 149)
Keadaan pasien yang memengaruhi penilaian indikasi atau kontraindikasi
perawatan endodonti adalah :
1. Umur
Pasien anak masih mempunyai masalah tingkah laku, tetapi jika pada
indikasi perawatan endodonti ada kerja sama yang baik, perawatan ini
dapat berhasil dengan baik. Pasien yang lebih tua umumnya lebih mudah
untuk dirawat.
2. Kesehatan umum pasien
Dalam literatur sering dikemukakan bahwa kesehatan yang buruk
merupakan kontraindikasi perawatan. Akan tetapi pada kenyataannya,
perawatan saluran akar lebih sering dipilih dibandingkan pencabutan untuk
pasien seperti ini.
Beberapa penyakit kronis harus diperhatikan untuk menetapkan indikasi
atau kontraindikasi perawatan endodonti, misalnya penyakit jantung,
diabetes, dan sebagainya.
3. Keadaan ekonomi
Tentunya perawatan saluran akar tidak dapat dilakukan pada pasien yang
tidak sanggup membayar biaya perawatan.
( Tarigan, Rasinta. 2004. Perawatan Pulpa Gigi ( Endodonti ). Jakarta : EGC.
Hlm 89)