SlideShare a Scribd company logo
ABFRACTION LESIONS:
ETIOLOGY, DIAGNOSIS, AND
TREATMENT OPTIONS
Clinical, cosmetic and investigational dentistry, 2016
Nascimento et al
Reviewed by : Wandy Afrizal Putra
Introduction
■ Noncarious cervical lesions (NCCLs) berkembang sebagai
akibat normal dan abnormal dari pathological wear dan
menyebabkan abfraksi, abrasi, dan erosi atau degradasi
kimia dari jaringan gigi
■ NCCLs dulu diketahui merupakan akibat dari tekanan oklusal
berlebihann. Tensile stress dari maloklusi dan tekanan
mastikasi merupakan penyebab utama
■ Namun, bukti penelitian terbaru menunjukkan etiologi NCCLs
multifactorial
Theory of abfraction
■ Teori abfraksi menyatakan flexure gigi pada area servikal
disebabkan oleh tekanan kompresif oklusal dan tekanan
tensile, yang mengakibatkan mikrofraktur dari
hydroxyapatite crystal pada email dan dentin dengan
tekanan lebih lanjut dan deformasi pada struktur gigi
■ Lesi abfraksi juga dikatakan disebabkan oleh struktur tipis
pada email dan densitas rendah pada struktur Hunter-
Schreger band (HSB) pada area servikal
■ Namun, secara keseluruhan, didapatkan korelasi yang
rendah antara NCCLs dengan faktor oklusal
Diagnosis
■ Interaksi antara faktor kimia, biologis, dan perilaku sangat
penting dan membantu menjelaskan mengapa beberapa
individu menunjukkan lebih dari satu jenis mekanisme
cervical wear dibandingkan yang lain
■ Erosi gigi sering dikaitkan dengan diagnosis dari abfraksi,
atau sering digunakan term biokorosi
■ Berbagai manifestasi klinis dari abfraksi tampaknya
tergantung pada jenis dan tingkat keparahan faktor
etiologis yang terlibat
■ Lesi abfraksi pada permukaan bukal dan berbentuk wedge
atau V-shaped dengan sudut internal dan eksternal yang jelas
■ Bentuk lain menunjukkan lesi abfraksi berbentuk C-shaped
dengan lantai bulat atau mixed dengan dinding oklusal
berbentuk datar, servikal dan semisirkular
■ Lesi abfraksi dapat menjadi lebih dalam dan lebar tergantung
keparahan dan faktor penyebab yang berhubungan
■ Keausan dapat ditemukan pada email gigi, dentin primer, dentin
sekunder fisiologis, dan dentin reparatif (sklerotik).
■ Dalam kasus yang jarang terjadi, keausan sangat luas sehingga
memperlihatkan pulpa. Mekanisme pertahanan yang diaktifkan
pada gigi sebagai akibat dari keausan meliputi pembentukan dentin
reaksioner dan reparatif serta obstruksi tubulus dentinal yang
terekspos oleh deposit mineral.
■ Poin penting dalam konteks ini adalah bahwa sel-sel odonblast
mempertahankan kemampuan mereka untuk membentuk dentin
pada gigi vital, dan, jika dihancurkan, sel-sel prekursor mesenkim
dalam pulpa dapat berdiferensiasi menjadi odontoblast like cells
yang baru
Treatment options
■ Monitoring lesions
Jika gigi masih vital dan tidak mengganggu fungsi gigi, control perkembangan
abfraksi setiap 6 – 12 bulan sekali, atau tiap control rutin
■ Occlusal Adjusment and Occlusal splint
Merubah inklinasi cusp, mengurangi kontak oklusal berlebih, dan menghilangkan
kontak premature. Oklusal splint untuk mengurangi nocturnal bruxism dan tekanan
nonaksial gigi
■ Issue of hypersensitivity
Dapat menggunakan dentinal desensitizer, fluoride varnish, atau penggunaan bahan
restoratif
■ Restorative treatment
Direkomendasikan dilakukan prosedur restorative jika :
1. Aktif, kavitas lesi karies berhubungan dengan lesi abfraksi
2. Marigin servikal atau lesi secara keseluruhan berlokasi pada
subgingiva dan mengganggu control plak, sehingga meningkaykan
resiko karies dan penyakit periodontal
3. Kehilangan struktur gigi yang meluas
4. Dental hypersensitivity yang persistent (jika opsi noninvasive gagal)
5. Prosthetic abutment
6. Kebutuhan estetik sesuai kemauan pasien
■ Root coverage surgical procedures
 Dalam pendekatan kombinasi restoratif - surgical, restorasi
harus ditempatkan sebelum prosedur bedah untuk
visibilitas yang lebih baik dari bidang operasi dan untuk
penyelesaian restorasi sehingga menghasilkan substrat
yang stabil, keras, dan cembung untuk coronally advanced
flap (CAF)
 Ulasan sistematis terbaru telah menunjukkan bahwa
kombinasi CAF dengan connective tissue graft (CTG)
memberikan hasil klinis terbaik untuk root coverage ketika
dilakukan dengan tepat
Kesimpulan
■ Lesi Abfraksi, seperti NCCLs lainnya, memiliki etiologi multifactorial
■ Kombinasi dari berbedanya faktor etiologis akan berdampak pada
inisiasi dan perkembangan lebih lanjut dari lesi abfraksi yang akan
berdampak pada perbedaan tampakan klinis
■ Indentifikasi dan manajemen potensial faktor etiologi penting untuk
diagnosis dan perencanaan perawatan
■ Belum ditemukan bukti konklusif yang reliable, predictable dan
penanganan yang benar-benar tepat untuk lesi abfraksi

More Related Content

Similar to PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut

Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
cameliasenada
 
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdfKISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
ApriliaEkaPutri2
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomizakiahyahya
 
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
NurAzizah56097
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
MariatunZahroNasutio
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
UIN Alauddin Makassar
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
yes ican
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
hasril hasanuddin
 
Cheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaaCheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaa
Melvin Thien Wei Fatt
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palate
DVP Nugroho
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Nabilah Kusuma
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
cameliasenada
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
Chusna Wardani
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Vincent Tannius
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1RSIGM
 
Caries Dentist
Caries DentistCaries Dentist
Caries Dentist
Elissa Lisencia
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Tenri Ashari Wanahari
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
cameliasenada
 
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptxCBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
johan341233
 

Similar to PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut (20)

Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
 
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdfKISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
KISTA PADA RONGGA MULUT PPT.pdf
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
 
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
298039702-laporan-kasus-Kuretase.pptx
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Cheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaaCheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaa
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palate
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1
 
Caries Dentist
Caries DentistCaries Dentist
Caries Dentist
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
 
Skripsi uly
Skripsi ulySkripsi uly
Skripsi uly
 
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptxCBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
 

Recently uploaded

PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 

Recently uploaded (17)

PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 

PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut

  • 1. ABFRACTION LESIONS: ETIOLOGY, DIAGNOSIS, AND TREATMENT OPTIONS Clinical, cosmetic and investigational dentistry, 2016 Nascimento et al Reviewed by : Wandy Afrizal Putra
  • 2. Introduction ■ Noncarious cervical lesions (NCCLs) berkembang sebagai akibat normal dan abnormal dari pathological wear dan menyebabkan abfraksi, abrasi, dan erosi atau degradasi kimia dari jaringan gigi ■ NCCLs dulu diketahui merupakan akibat dari tekanan oklusal berlebihann. Tensile stress dari maloklusi dan tekanan mastikasi merupakan penyebab utama ■ Namun, bukti penelitian terbaru menunjukkan etiologi NCCLs multifactorial
  • 3.
  • 4. Theory of abfraction ■ Teori abfraksi menyatakan flexure gigi pada area servikal disebabkan oleh tekanan kompresif oklusal dan tekanan tensile, yang mengakibatkan mikrofraktur dari hydroxyapatite crystal pada email dan dentin dengan tekanan lebih lanjut dan deformasi pada struktur gigi ■ Lesi abfraksi juga dikatakan disebabkan oleh struktur tipis pada email dan densitas rendah pada struktur Hunter- Schreger band (HSB) pada area servikal ■ Namun, secara keseluruhan, didapatkan korelasi yang rendah antara NCCLs dengan faktor oklusal
  • 5. Diagnosis ■ Interaksi antara faktor kimia, biologis, dan perilaku sangat penting dan membantu menjelaskan mengapa beberapa individu menunjukkan lebih dari satu jenis mekanisme cervical wear dibandingkan yang lain ■ Erosi gigi sering dikaitkan dengan diagnosis dari abfraksi, atau sering digunakan term biokorosi ■ Berbagai manifestasi klinis dari abfraksi tampaknya tergantung pada jenis dan tingkat keparahan faktor etiologis yang terlibat
  • 6.
  • 7.
  • 8. ■ Lesi abfraksi pada permukaan bukal dan berbentuk wedge atau V-shaped dengan sudut internal dan eksternal yang jelas ■ Bentuk lain menunjukkan lesi abfraksi berbentuk C-shaped dengan lantai bulat atau mixed dengan dinding oklusal berbentuk datar, servikal dan semisirkular ■ Lesi abfraksi dapat menjadi lebih dalam dan lebar tergantung keparahan dan faktor penyebab yang berhubungan
  • 9.
  • 10. ■ Keausan dapat ditemukan pada email gigi, dentin primer, dentin sekunder fisiologis, dan dentin reparatif (sklerotik). ■ Dalam kasus yang jarang terjadi, keausan sangat luas sehingga memperlihatkan pulpa. Mekanisme pertahanan yang diaktifkan pada gigi sebagai akibat dari keausan meliputi pembentukan dentin reaksioner dan reparatif serta obstruksi tubulus dentinal yang terekspos oleh deposit mineral. ■ Poin penting dalam konteks ini adalah bahwa sel-sel odonblast mempertahankan kemampuan mereka untuk membentuk dentin pada gigi vital, dan, jika dihancurkan, sel-sel prekursor mesenkim dalam pulpa dapat berdiferensiasi menjadi odontoblast like cells yang baru
  • 11. Treatment options ■ Monitoring lesions Jika gigi masih vital dan tidak mengganggu fungsi gigi, control perkembangan abfraksi setiap 6 – 12 bulan sekali, atau tiap control rutin ■ Occlusal Adjusment and Occlusal splint Merubah inklinasi cusp, mengurangi kontak oklusal berlebih, dan menghilangkan kontak premature. Oklusal splint untuk mengurangi nocturnal bruxism dan tekanan nonaksial gigi ■ Issue of hypersensitivity Dapat menggunakan dentinal desensitizer, fluoride varnish, atau penggunaan bahan restoratif
  • 12. ■ Restorative treatment Direkomendasikan dilakukan prosedur restorative jika : 1. Aktif, kavitas lesi karies berhubungan dengan lesi abfraksi 2. Marigin servikal atau lesi secara keseluruhan berlokasi pada subgingiva dan mengganggu control plak, sehingga meningkaykan resiko karies dan penyakit periodontal 3. Kehilangan struktur gigi yang meluas 4. Dental hypersensitivity yang persistent (jika opsi noninvasive gagal) 5. Prosthetic abutment 6. Kebutuhan estetik sesuai kemauan pasien
  • 13. ■ Root coverage surgical procedures  Dalam pendekatan kombinasi restoratif - surgical, restorasi harus ditempatkan sebelum prosedur bedah untuk visibilitas yang lebih baik dari bidang operasi dan untuk penyelesaian restorasi sehingga menghasilkan substrat yang stabil, keras, dan cembung untuk coronally advanced flap (CAF)  Ulasan sistematis terbaru telah menunjukkan bahwa kombinasi CAF dengan connective tissue graft (CTG) memberikan hasil klinis terbaik untuk root coverage ketika dilakukan dengan tepat
  • 14. Kesimpulan ■ Lesi Abfraksi, seperti NCCLs lainnya, memiliki etiologi multifactorial ■ Kombinasi dari berbedanya faktor etiologis akan berdampak pada inisiasi dan perkembangan lebih lanjut dari lesi abfraksi yang akan berdampak pada perbedaan tampakan klinis ■ Indentifikasi dan manajemen potensial faktor etiologi penting untuk diagnosis dan perencanaan perawatan ■ Belum ditemukan bukti konklusif yang reliable, predictable dan penanganan yang benar-benar tepat untuk lesi abfraksi

Editor's Notes

  1. NCCLs adalah kondisi klinis yang relatif umum yang dapat mempengaruhi integritas struktural, retensi plak gigi, sensitivitas gigi, vitalitas pulpa, dan estetika.
  2. Secara keseluruhan, ada hubungan yang lemah antara NCCL dan faktor oklusal (gangguan dalam gerakan excursive, kekuatan, kontak prematur, jenis pedoman, dan slide oklusi sentrik ke interkusi maksimum Terlihat jelas dalam praktik klinis bahwa tidak semua pasien dengan lesi abfraksi menunjukkan keausan oklusal (bruxism atau clenching), dan tidak semua pasien dengan keausan oklusal menunjukkan NCCL. Tomografi koherensi optik baru-baru ini digunakan untuk menguji hubungan antara insiden klinis keausan oklusal dan demineralisasi serviks dengan dimensi NCCL. Studi ini menunjukkan bahwa demineralisasi dentin mempromosikan pembentukan NCCL dari tahap awal, sedangkan stres oklusal adalah sebuah faktor etiologis yang berkontribusi terhadap perkembangan lesi ini. Peran pembebanan oklusal dalam NCCL tampaknya menjadi bagian dari kejadian multifaktorial yang mungkin tidak selalu mengikuti mekanisme pencabutan klasik yang diusulkan. Dengan demikian, teori abfraksi belum terbukti.
  3. Erosi adalah hilangnya jaringan keras secara progresif yang disebabkan oleh asam dari sumber nonbakteri, intrinsik, atau ekstrinsik Istilah biokorosi juga telah diusulkan untuk mencakup semua bentuk degradasi kimia, biokimia, dan elektrokimia Erosi makanan karena konsumsi tinggi makanan dan minuman mengandung asam Erosi juga disebabkan oleh obat kumur
  4. Gambar menunjukkan adanya lesi abfraksi advance pada P2 atas kanan pasien yang menunjukkan lesi servikal jenis lain, menggambarkan sifat multifaktorial NCCLs Prevalensi NCCLs banyak pada insisivus dan premolar dibandingkan pada kaninus dan molar. Dan Premolar mandibula lebih parah dibandingkan premolar atas
  5. Gambar menunjukkan NCCLs pada keseluruhan gigi dengan keparahan tingkat lanjut jika dihubungkan dengan umur dan faktor patologis.
  6. Gambar menunjukkan multiple abfraksi, menujukkan berbagai tekanan yang menghasilkan tensile stress Kasus-kasus lesi abfraksi sesekali yang terdeteksi di bawah margin gingiva, di luar jangkauan sikat gigi atau perangkat lain yang dapat menyebabkan gaya gesekan, juga diyakini memiliki kekuatan pemuatan biomekanis sebagai kontributor utama. Seperti halnya, satu gigi di kuadran dengan lesi abfraksi merupakan indikasi bahwa stres oklusal mungkin merupakan faktor utama
  7. Lihat gambar 3, slide 7, kasus klinis dari penanganan restorative NCCLs, dengan penentuan faktor etiologi yang tidak tepat, sehingga menyebabkan progresif lesi dan kegagalan restorasi