SlideShare a Scribd company logo
ARINI TRI KUSUMAWATI
10161101091
1. Pengaruh riwayat penyakit umum terhadap rencana perawatan
Riwayat penyakit umum meliputi riwayat penyakit pasien sejak lahir
sampai saat sekarang, obat-obatan yang dikonsumsi pasien, dan ada
tidaknya riwayat alergi. Riwayat harus dibuat secara rinci dan akurat untuk
identifikasi kelainan medis yang memerlukan dental treatment, untuk
keperluan prosedur pencegahan, untuk keperluan profilaksis antibiotik,
untuk mengetahui obat-obatan apa saja yang dikonsumsi pasien, dan untuk
mengetahui apakah ada penyakit sistemik lain yang menyertai pasien
sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebuah riwayat kesehatan ditinjau secara terbuka sangat penting
untuk pembentukan rencana perawatan yang harmonis dengan status
kesehatan anak secara keseluruhan. Selain itu riwayat medis penting
diketahui untuk mencari kemungkinan hubungan antara sakit yang pernah
dialami anak dengan kelainan gigi dan mulutnya. Mengidentifikasi riwayat
medik dapat berguna untuk (1) mengetahui penyakit medik itu sendiri
seperti congenital heart diseases atau masalah tulang, (2) menjadi faktor
predisposisi masalah / kondisi oral seperti gangguan hematological, (3)
menyebabkan masalah oral seperti sindrom dan (4)mempengaruhi
perawatan dalam rencana perawatan.
Penyakit yang diderita anak seperti demam rematik, diabetes,
gangguan ginjal, gangguan jantung dan anemia dapat mempengaruhi
rencana perawatan seperti dalam pemberian obat analgesia, anestesi atau
dalam pencabutan gigi. Riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan
juga perlu diperhatikan, hal ini berguna untuk menentukan alternatif
pemberian obat ataupun tindakan lain. Perlu diketahui bila anak pernah
dirawat di rumah sakit. Hal tersebut dapat menjadi sebuah trauma psikologis
bagi anak dan dapat mempengaruhi sikap anak selama perawatan. Bila
dokter gigi telah mengetahui keadaan tersebut, maka prosedur khusus dapat
direncanakan untuk membantu anak dalam mengatasi rasa takut serta agar
dapat menerima perawatan gigi dengan baik.
2. Teknik pemeriksaan TMJ
a. Operator berada di belakang pasien
b. Letakkan jari telunjuk pada meatus akustikus eksternus (depan telinga)
c. Instruksikan pasien untuk membuka, menutup, dan gerakan lateral
d. Rasakan apakah ada krepitasi atau tidak
3. Tujuan tes vitalitas, perkusi, dan tekanan
a. Tes vitalitas digunakan untuk mengetahui apakah gigi masih dalam
keadaan vital atau nonvital guna sebagai acuan dalam rencana
perawatan.
b. Tes perkusi digunakan untuk indikator keadaan periapikal dan
peridonsium sekitar gigi. Respon yang positif menandakan adanya
inflamasi periapikal. Gigi diberi pukulan cepat dan tidak keras, dengan
menggunakan tangkai suatu instrumen, untuk menentukan apakah gigi
merasa sakit. Suatu respon sensitif yang berbeda dari gigi disebelahnya,
biasanya menunjukkan adanya periodontitis.
c. Tes tekanan digunkan untuk mengetahui adanya fraktur atau kelainan
pada periapikal.
4. Macam-macam relasi gigi sulung dan permanen
Relasi gigi molar kedua sulung:
a. Flush terminal plane: permukaan distal molar kedua rahang atas dan
molar kedua desidui rahang bawah dalam satu dataran vertikal
(Gambar). Tipe hubungan ini disebut dengan satu dataran vertikal
(flush terminal plane) dan diperoleh relasi molar pertama tonjol lawan
tonjol.
b. Mesial step terminal plane: tipe hubungan ini terlihat permukaan distal
molar kedua desidui rahang bawah berada lebih mesial daripada molar
kedua desidui rahang atas (Gambar).
c. Distal step terminal plane: karateristik tipe ini bila permukaan distal
molar kedua desidui rahang bawah berada lebih distal daripada molar
kedua desidui rahang atas (Gambar).
Relasi gigi molar pertama permanen:
a. Klas I Angle (Neutroclusion)
puncak tonjol mesiobukal gigi molar pertama tetap rahang atas
berada pada buccal groove dari molar pertama permanen rahang bawah
(Gambar ), dengan satu atau lebih gigi anterior malposisi, crowding
atauspacing.
b. Klas II Angle (Distoclusion)
Molar pertama permanen rahang atas terletak lebih ke mesial
daripada molar pertama permanen rahang bawah atau puncak tonjol
mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas letaknya lebih ke
anterior daripada buccal groove gigi molar pertama permanen rahang
bawah (Gambar).
Klas II divisi 1
Pada maloklusi ini, terdapat proklinasi insisivus atas yang
menyebabkan overjet besar, deep overbite (Gambar) dan sering
ditemukan bibir atas hipotonik, pendek dan tidak dapat menutup dengan
sempurna. Bentuk lengkung rahang berbentuk ‘V’.
Klas II, divisi 2
Pada Klas II divisi 2 menunjukkan relasi molar Klas II Angle
dengan ciri-ciri inklinasi insisivus sentralis atas ke lingual dan inklinasi
insisivus lateral ke labial (Gambar ). Deep overbite sering terjadi pada
pasien klas ini dan bentuk lengkung rahang seperti huruf ‘U’
Klas II subdivisi
Pada maloklusi ini, relasi molar Klas II terjadi pada satu sisi dan
relasi molar Klas I pada sisi yang lain.
c. Klas III Angle
molar pertama permanen rahang atas terletak lebih ke distal dari
gigi molar pertama permanen rahang bawah atau puncak tonjol
mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas letaknya lebih ke
posterior dari buccal groove gigi molar pertama permanen rahang
bawah.
True Class III
Maloklusi ini merupakan maloklusi tipe skeletal yang
disebabkan faktor genetik. Hal ini dapat disebabkan oleh ukuran
mandibula yang besar, mandibula yang terletak lebih ke anterior,
maksila yang kecil atau retroposisi. Inklinasi insisivus rahang bawah
lebih ke arah lingual dan terdapat overjet normal, edge-to-edge, atau
anterior crossbite
Pseudo Class III
Tipe maloklusi ini terjadi karena faktor habitual, yaitu
pergerakan mandibula ke depan ketika menutup rahang. Maloklusi ini
juga disebutkan sebagai ‘postural’ atau ‘habitual´class III malocclusion.
Klas III, subdivisi
Pada maloklusi ini terdapat relasi molar Klas III pada satu sisi
dan relasi molar Klas I pada sisi rahang yang lain.
5. Pengertian gigitan silang, gigitan dalam, dan gigitan terbuka
Gigitan silang adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan
relasi sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi
geligi maksila terhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh
atau setengah rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja. Berdasarkan
lokasinya gigitan silang dibagi dua yaitu:
a. gigitan silang anterior
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat satu
atau beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah
lingual dari gigi anterior mandibula
b. Gigitan silang posterior
Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi
posterior mandibula.
Gigitan dalam adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya
bagian insisal insisivus maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam
arah vertikal melebihi 2- 3 mm. Pada kasus gigitan dalam, gigi posterior
sering linguoversi atau miring ke mesial dan insisivus madibula sering
berjejal, linguo versi, dan supra oklusi.
Gigitan terbuka adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal
dari gigi saat rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik.
Macam-macam open bite menurut lokasinya adalah :
a. Anterior open bite
Klas I Angle anterior open bite terjadi karena rahang atas yang sempit, gigi
depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra oklusi, sedangkan klas II
Angle divisi I disebabkan karena kebiasaan buruk atau keturunan.
b. Posterior open bite pada regio premolar dan molar
c. Kombinasi anterior dan posterior (total open bite) terdapat baik di
anterior, posterior, dapat unilateral atau bilateral.
6. Indikasi dan kontraindikasi pulpektomi
Indikasi pulpektomi gigi sulung adalah
a. Penderita koperatif
b. Saluran akar terlihat jelas
c. Saluran akar mengalami inflamasi kronis, rasa sakit spontan
d. Gigi masih dapat direstorasi
e. Belum ada resorbsi akar
f. Mobilitas atau kerusakan intraradikuler minimal
g. Ada abses atau fistula
h. Terutama pada gigi M2 (sebagai space maintainer) sehingga tidak terjadi
shifting ke mesial gigi M1
i. Benih gigi permanen masih jauh/agenesi
j. Tidak ada perforasi bifurkasi
k. Jaringan penyangga sehat
Kontra indikasi pulpektomi gigi sulung adalah
a. Kerusakan jaringan periapikal dan mobilitas gigi yang sangat
b. Resorbsi akar yang banyak
c. Adanya internal resorbsi
d. Kesehatan pasien yang jelek
e. Dipredeksi timbulnya gangguan perkembangan gigi permanen karena
proses infeksi gigi desidui yang berjalan lama
f. Behavior pasien tidak dapat dikuasai

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Vina Widya Putri
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Nabilah Kusuma
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8RSIGM
 
prinsip preparasi
prinsip preparasiprinsip preparasi
prinsip preparasi
Mira Khairunnisa
 
biomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigibiomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigi
Cut Putri Zakirah
 
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAsuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Alex Susanto
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
hasril hasanuddin
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Vina Widya Putri
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Tenri Ashari Wanahari
 
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas
hasril hasanuddin
 
Direct retainers
Direct retainersDirect retainers
Direct retainers
Muhammad Fachri
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiTaxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiPSPDG-UNUD
 
Survai kesehatan gigi dan mulut
Survai kesehatan gigi dan mulut Survai kesehatan gigi dan mulut
Survai kesehatan gigi dan mulut KacHuk EmPty
 
SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE
devita nuryco
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3RSIGM
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
hasril hasanuddin
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
Miranti Sastraningrum
 

What's hot (20)

Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 
prinsip preparasi
prinsip preparasiprinsip preparasi
prinsip preparasi
 
biomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigibiomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigi
 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
 
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAsuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas9. morfologi gigi permanent rahang atas
9. morfologi gigi permanent rahang atas
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
Direct retainers
Direct retainersDirect retainers
Direct retainers
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiTaxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
 
Survai kesehatan gigi dan mulut
Survai kesehatan gigi dan mulut Survai kesehatan gigi dan mulut
Survai kesehatan gigi dan mulut
 
SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 

Similar to Tugas drg berlian

Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
MariatunZahroNasutio
 
Impaksi maggie
Impaksi maggieImpaksi maggie
Impaksi maggie
maggienth
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3RSIGM
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
Haluanry Santoso
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Vina Widya Putri
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6RSIGM
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
manu bawa
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
cameliasenada
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomizakiahyahya
 
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
dentalid
 
responsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyresponsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita resky
asrioktavinawulandar
 
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)idije
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Vincent Tannius
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
Warnet Raha
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiah
Patrico Rillah
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
AGUSHARO
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
AGUSHARO
 
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptxKEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
SDN02Pekiringanalit
 

Similar to Tugas drg berlian (20)

Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
 
Impaksi maggie
Impaksi maggieImpaksi maggie
Impaksi maggie
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
 
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
 
responsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyresponsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita resky
 
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
labiokiziz (Indah Diani, Indah Dwijayanti, Intan Permata : Non Reguler B)
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiah
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptxKEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
 

Recently uploaded

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 

Recently uploaded (20)

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 

Tugas drg berlian

  • 2. 1. Pengaruh riwayat penyakit umum terhadap rencana perawatan Riwayat penyakit umum meliputi riwayat penyakit pasien sejak lahir sampai saat sekarang, obat-obatan yang dikonsumsi pasien, dan ada tidaknya riwayat alergi. Riwayat harus dibuat secara rinci dan akurat untuk identifikasi kelainan medis yang memerlukan dental treatment, untuk keperluan prosedur pencegahan, untuk keperluan profilaksis antibiotik, untuk mengetahui obat-obatan apa saja yang dikonsumsi pasien, dan untuk mengetahui apakah ada penyakit sistemik lain yang menyertai pasien sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Sebuah riwayat kesehatan ditinjau secara terbuka sangat penting untuk pembentukan rencana perawatan yang harmonis dengan status kesehatan anak secara keseluruhan. Selain itu riwayat medis penting diketahui untuk mencari kemungkinan hubungan antara sakit yang pernah dialami anak dengan kelainan gigi dan mulutnya. Mengidentifikasi riwayat medik dapat berguna untuk (1) mengetahui penyakit medik itu sendiri seperti congenital heart diseases atau masalah tulang, (2) menjadi faktor predisposisi masalah / kondisi oral seperti gangguan hematological, (3) menyebabkan masalah oral seperti sindrom dan (4)mempengaruhi perawatan dalam rencana perawatan. Penyakit yang diderita anak seperti demam rematik, diabetes, gangguan ginjal, gangguan jantung dan anemia dapat mempengaruhi rencana perawatan seperti dalam pemberian obat analgesia, anestesi atau dalam pencabutan gigi. Riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan juga perlu diperhatikan, hal ini berguna untuk menentukan alternatif pemberian obat ataupun tindakan lain. Perlu diketahui bila anak pernah dirawat di rumah sakit. Hal tersebut dapat menjadi sebuah trauma psikologis bagi anak dan dapat mempengaruhi sikap anak selama perawatan. Bila dokter gigi telah mengetahui keadaan tersebut, maka prosedur khusus dapat direncanakan untuk membantu anak dalam mengatasi rasa takut serta agar dapat menerima perawatan gigi dengan baik.
  • 3. 2. Teknik pemeriksaan TMJ a. Operator berada di belakang pasien b. Letakkan jari telunjuk pada meatus akustikus eksternus (depan telinga) c. Instruksikan pasien untuk membuka, menutup, dan gerakan lateral d. Rasakan apakah ada krepitasi atau tidak 3. Tujuan tes vitalitas, perkusi, dan tekanan a. Tes vitalitas digunakan untuk mengetahui apakah gigi masih dalam keadaan vital atau nonvital guna sebagai acuan dalam rencana perawatan. b. Tes perkusi digunakan untuk indikator keadaan periapikal dan peridonsium sekitar gigi. Respon yang positif menandakan adanya inflamasi periapikal. Gigi diberi pukulan cepat dan tidak keras, dengan menggunakan tangkai suatu instrumen, untuk menentukan apakah gigi merasa sakit. Suatu respon sensitif yang berbeda dari gigi disebelahnya, biasanya menunjukkan adanya periodontitis. c. Tes tekanan digunkan untuk mengetahui adanya fraktur atau kelainan pada periapikal. 4. Macam-macam relasi gigi sulung dan permanen Relasi gigi molar kedua sulung: a. Flush terminal plane: permukaan distal molar kedua rahang atas dan molar kedua desidui rahang bawah dalam satu dataran vertikal (Gambar). Tipe hubungan ini disebut dengan satu dataran vertikal (flush terminal plane) dan diperoleh relasi molar pertama tonjol lawan tonjol. b. Mesial step terminal plane: tipe hubungan ini terlihat permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah berada lebih mesial daripada molar kedua desidui rahang atas (Gambar).
  • 4. c. Distal step terminal plane: karateristik tipe ini bila permukaan distal molar kedua desidui rahang bawah berada lebih distal daripada molar kedua desidui rahang atas (Gambar). Relasi gigi molar pertama permanen: a. Klas I Angle (Neutroclusion) puncak tonjol mesiobukal gigi molar pertama tetap rahang atas berada pada buccal groove dari molar pertama permanen rahang bawah (Gambar ), dengan satu atau lebih gigi anterior malposisi, crowding atauspacing. b. Klas II Angle (Distoclusion) Molar pertama permanen rahang atas terletak lebih ke mesial daripada molar pertama permanen rahang bawah atau puncak tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas letaknya lebih ke anterior daripada buccal groove gigi molar pertama permanen rahang bawah (Gambar).
  • 5. Klas II divisi 1 Pada maloklusi ini, terdapat proklinasi insisivus atas yang menyebabkan overjet besar, deep overbite (Gambar) dan sering ditemukan bibir atas hipotonik, pendek dan tidak dapat menutup dengan sempurna. Bentuk lengkung rahang berbentuk ‘V’. Klas II, divisi 2 Pada Klas II divisi 2 menunjukkan relasi molar Klas II Angle dengan ciri-ciri inklinasi insisivus sentralis atas ke lingual dan inklinasi insisivus lateral ke labial (Gambar ). Deep overbite sering terjadi pada pasien klas ini dan bentuk lengkung rahang seperti huruf ‘U’
  • 6. Klas II subdivisi Pada maloklusi ini, relasi molar Klas II terjadi pada satu sisi dan relasi molar Klas I pada sisi yang lain. c. Klas III Angle molar pertama permanen rahang atas terletak lebih ke distal dari gigi molar pertama permanen rahang bawah atau puncak tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen rahang atas letaknya lebih ke posterior dari buccal groove gigi molar pertama permanen rahang bawah. True Class III Maloklusi ini merupakan maloklusi tipe skeletal yang disebabkan faktor genetik. Hal ini dapat disebabkan oleh ukuran mandibula yang besar, mandibula yang terletak lebih ke anterior, maksila yang kecil atau retroposisi. Inklinasi insisivus rahang bawah lebih ke arah lingual dan terdapat overjet normal, edge-to-edge, atau anterior crossbite Pseudo Class III Tipe maloklusi ini terjadi karena faktor habitual, yaitu pergerakan mandibula ke depan ketika menutup rahang. Maloklusi ini juga disebutkan sebagai ‘postural’ atau ‘habitual´class III malocclusion.
  • 7. Klas III, subdivisi Pada maloklusi ini terdapat relasi molar Klas III pada satu sisi dan relasi molar Klas I pada sisi rahang yang lain. 5. Pengertian gigitan silang, gigitan dalam, dan gigitan terbuka Gigitan silang adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi geligi maksila terhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja. Berdasarkan lokasinya gigitan silang dibagi dua yaitu: a. gigitan silang anterior Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat satu atau beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah lingual dari gigi anterior mandibula b. Gigitan silang posterior Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi posterior mandibula. Gigitan dalam adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian insisal insisivus maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam arah vertikal melebihi 2- 3 mm. Pada kasus gigitan dalam, gigi posterior sering linguoversi atau miring ke mesial dan insisivus madibula sering berjejal, linguo versi, dan supra oklusi. Gigitan terbuka adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi saat rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik. Macam-macam open bite menurut lokasinya adalah : a. Anterior open bite Klas I Angle anterior open bite terjadi karena rahang atas yang sempit, gigi depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra oklusi, sedangkan klas II Angle divisi I disebabkan karena kebiasaan buruk atau keturunan.
  • 8. b. Posterior open bite pada regio premolar dan molar c. Kombinasi anterior dan posterior (total open bite) terdapat baik di anterior, posterior, dapat unilateral atau bilateral. 6. Indikasi dan kontraindikasi pulpektomi Indikasi pulpektomi gigi sulung adalah a. Penderita koperatif b. Saluran akar terlihat jelas c. Saluran akar mengalami inflamasi kronis, rasa sakit spontan d. Gigi masih dapat direstorasi e. Belum ada resorbsi akar f. Mobilitas atau kerusakan intraradikuler minimal g. Ada abses atau fistula h. Terutama pada gigi M2 (sebagai space maintainer) sehingga tidak terjadi shifting ke mesial gigi M1 i. Benih gigi permanen masih jauh/agenesi j. Tidak ada perforasi bifurkasi k. Jaringan penyangga sehat Kontra indikasi pulpektomi gigi sulung adalah a. Kerusakan jaringan periapikal dan mobilitas gigi yang sangat b. Resorbsi akar yang banyak c. Adanya internal resorbsi d. Kesehatan pasien yang jelek e. Dipredeksi timbulnya gangguan perkembangan gigi permanen karena proses infeksi gigi desidui yang berjalan lama f. Behavior pasien tidak dapat dikuasai