SlideShare a Scribd company logo
BAB 1
PENDAHULUAN
Kedelai merupakan tanaman yang strategis di dunia petanian. Seiring dengan
pemanfaatan kedelai untuk bebagai bahan makanan, seperti tempe, tahu, kecap, tauco
dan sebagainya, banyak masyarakat indonesia yang memiliki ketergantungan
terhadap pengkonsumsian kedelai.
Makanan yang terbuat atau berbahan dasar kedelai dipercaya mengandung
protein yang tinggi dan merupakan makanan rakyat sehari-hari. Namun yang menjadi
permasalahan adalah dalam pemenuhan permintaan akan kacang kedelai. Pemerintah
membuat kebijakan impor kedelai dari negara lain seperti Amerika dan Cina. Hal ini
dikarenakan Indonesi belum mampu membudidayakan kacang kedelai tesebut dengan
baik. Berkaitan dengan kondisi tempat dan lingkungan yang sesuai sabagai tempat
tumbuhnya kedelai. Kalaupun bisa, hasil yang diperoleh tidak akan sebaik kedelai
produk di impor. Kendala lain yang ditemukan dalam pembudidayaan kedelai ini
adalah hama dan penyakit yang menyerang. Adapun hama dan penyakit yang
teridentifikasi adalah Ulat penggerek polong, Ulat jengkal, Kepik hijau, Penyakit
karat, dan Antraknosa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hama
A. Ulat penggerek polong (Etiella zinckenella)
Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E.
Hobsoni, Pod Borer, atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan hama utama
pada kedelai, selain kumbang kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain
Crotalaria strata, orok-orok, kacang tunggak, kacang krotok, dan Teprosia
candida.
Klasifikasi
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Subfamily : Phycitinae
Genus : Etiella
Species : Etiella zinckenella
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik
atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke
dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran
kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji
terbalut benang pintal.
Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk serta
menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinya
dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama
tersebut.
Morfologi dan biologi
Hama ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnya
antara 19-27 mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangan
telurnya antara 4-21 hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembangan
pupanya antara 12-18 hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rata
imagonya bertelur antara 100-600 butir telur dan perkembangannya tergantung
pada suhu lingkungan.
Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap ada pembatas
berwarna kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Telur berwarna
putih mengilap dan berubah menjadi kemerah-merahan larvanya berwarna putih
kekuningan. Kepala lebih besar dari pada badan dan berwarna coklat sampai
hitam.
Ekologi
Penyebaran hama ini dominan pada daerah tropis. Hama ini umumnya
menyerang pada bulan mei hingga juni tetapi umumnya pada pada pertengahan
bulan juni. Selain pada kedelai, hama ini juga menyerang Crotalaria striata,
kacang tunggak, kacang kratok (Phaseolus lunatus), Tephrosia candida, kacang
hijau dan kacang tanah
Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga
atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat
diletakkan telur berbah kemerahan dan berwarna warna putih mengkilap,
kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas
dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau
dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun,
menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir
mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna
coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan
terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubah
menjadi ngengat.
Pengendalian
1. Pengolahan tanah minimum 1 (satu) kali
2. Jarak tanam 30 cm x 20 cm
3. Cara tanam yaitu tunggal 2 - 3 cm
4. Jumlah tanaman per rumpun adalah 2 benih per lobang
5. Pemupukan Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCL 100 kg/ha
6. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu 20 dan 40 hari setelah tanam
7. Pembumbunan dilakukan 1 kali yaitu 20 hari setelah tanam
8. Pengendalian hama dan penyakit yaitu:
- Untuk perlakuan benih digunakan Furadan minimal 3 gram
- Selama penanaman digunakan Decis 2,5 EC dalam takaran 0,5 cc /
liter dan Metonyl 2 cc per liter pada umur 25 hari setelah tanam.
9. Musuh alami menggunakan Parasitoid telur, Trichogrammatoidea
bactrae bactrae (Hymenoptera: Trichogrammatidae). Parasitoid larva,
Baeognatha spp.dan Phanerotoma sp. (Hymenoptera: Braconidae
10. Semprot insektisida
B. Kepik Hijau Nezara viridula (hama penghisap polong)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia (Hewan)
Filum : Arthropoda (arthropoda)
Kelas : Insecta (Serangga)
Order : Hemiptera
Subordo : Heteroptera
Family : Pentatomidae
Subfamily : Pentatominae
Genus : Nezara
Species : Nezara viridula
Daur hidup
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
haritelur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik
putih. Pagihari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,
memakanpolong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1
sampai 6bulan.
Morfologi dan biologi
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala
berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan,
kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur
diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.
Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur,
kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.
Gejala
Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi
mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit
biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis
tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian
biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap
cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan
perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering.
Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali
polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji
menghitam dan busuk.
Ekologi
Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacang
tunggak, orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas.
Pengendalian
Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain: Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba
(1974),varietas Galunggung (1981), Varietas Guntur (1982), dan varietas
Lokon (1982).
 Persiapan Lahan
Persiapan lahan penanamannya di areal persawahan dapat dilakukan
secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian
dikumpulkan,dan dibiarkan mengering.
Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m - 10 m,
yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman
dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm,dengan kedalaman 30 cm.
Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
 Pemeliharaan
Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat
digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara
barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm
 pergiliran tanaman atau rotasi tanaman dengan tanaman lain yang bukan satu famili
 penanaman serempak,
 pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan
menggunakan insektisida.
 Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas
serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang
populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari
setelah tanam.
 Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere
(Hymenoptera: Encyrtidae), Trissolcus basalis
C. Hama kumbang-kumbangan (Epilachana Soyae)
Klasifikasi
Kingdom : animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Cocynelidae
Genus : Epilachna
Species : Epilachna soyae
Morfologi
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan
daun dan merusak bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe
mulutnya menggiggit mengunyah
Siklus hidup
Telur kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara
berkelompok,lamanya stadia telur antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya
kurang lebih antara 16 hari.
Gejala
Pada hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi
masih ada lapisan daun yang tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi
transparan.Menyerang tanaman berjaringan lunak dan lebih menyukai pada
bagian ujung pucuk daun.
Ekologi
Tanaman inangnya seperti tanaman kacang- kacangan contohnya tanaman
kedelai.
Pengendalian
• Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman
• Pengendalian secara kimiawi dengan insektisida
• Secara mekanis hamanya langsung diambil dan dibunuh
• Pengendalian secara hayati dengan menggunakan predator atau musuh alami
D. Ulat Jengkal (Green Semilooper)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Genus : Plusia
Spesies : plusia chalcites
Gejala
Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun
dari arah pinggir. Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya
tersisa tulang-tulang daun.
Serangan larva, instar muda,menyebabkan bercak- bercak putih
karena yang tinggal hanyaepidermis dan tulang daunnya. Sebagian larva yang
lebih besar dapat menyebabkan daun terserang habis, serangan larva terjadi
pada stadia vegetative.
Morfologi
Panjang ulat sekitar 2 cm, jika bejalan ulat melengkung seperti orang mengukur
panjang dengan jengkal panjang tangan. Ulat yang masih muda berwarna
bening. Sementara itu ulat dewasa berwrana hijau seperti daun tembakau
dengan garis samping berwarna lebih muda. Badannya mengecil dari belakang
ke kepala. Kepalanya dapat berukuran kecil. Hama ini memiliki ciri-ciri:
berukuran 1.5-2.0mm menekan pencemaran warna hitam mengkilat
Pengendalian secara kultur satu ekor betina dapat Berkembang biak cepat
menghasilkan telur 100-300 butir selama perode dua minggu Bentuk telur lalat
kacang adalah lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar 0.12-0.20mm, berwarna putih.
Telur menetas tanam serentak dalam setelah umur 2-4 hari. larva berwarna
hijau pemangsa segala jenis terang dan hidup dalam tanaman (polifag)dan
gulungan daun muda.stadium yang
- Pupa dibentuk dalam membahayakan adalah gulungan daun yang
larva.direkatkan satu sama lain dengan zat perekat dari
- Larva menyerang seluruh hama tersebut.bagian tanaman, terutama daun-
daunnyasehinggamenjadi rusak tidak beraturan.
Ekologi
Jenis ulat jengkal ini sering menyerang kedelai, tomat, buncis, kacang-
kacangan dan kentang. Warnanya hijau dan makannya serakah.
Daur hidup
Ngengat betina meletakkan telur pada permukaan permukaan bawah
daun secara satu persatu. Mula-mula telur berwarna putih kemudian berubah
menjadi kuning. Setelah 3-4 hari, telur akan menetas. Ulat yang keluar
berwarna hijau dan dikenal dengan sebutan ulat jengkal karena perilaku
jalannya. Panjang tubuh ulat yang telah mencapai pertumbuhan pennuh sekitar
40 mm. Ulat dewasa membentuk kepompong dalam daun yang dianyam.
Setelah 7 hari, kepompong tumbuh menjadi ngengat.
Pengendalian
• Pengolahan lahan seblum digunakan lahan sebaiknya dicangkul dan
diberakan beberapa saat agar hama yang ada didalam tanah dapat
terangkat ke permukaan dan terkena matahari dan akan mati.
• Pengendalian secara mekanis dengan sanitasi lahan dari gulma sebelum
penanaman maupun setelah penanaman, atau bagian tanaman yang
terkena hama tersebut dapat diambil secara langsung, dipijit dan
dimatikan.
• Penegendalian secara teknis :
- Penggunaan mulsa jerami
- Pergiliran tanaman
- Waktu tanam secara serempak
- Rotasi tanaman dengan serempak pada areal memutus siklus
- Pengumpulan larva ulat jengkal
• Pengendalian secara biologis antara lain: penggunaan parasitoid
Trichogrammatoidea, Pergiliran tanaman, Insektisidabactrae-bactrae
yaitu penggunaan Nuclear (Spodotera lituraF) Polyhidrosis Virus (NPV)
untuk ulat grayak Spo-dopteralitura(SlNPV)
• Penyemprotan insektisida
Ciri biologiselektif apabila populasi hama mencapai 85 ekor
- Imago serangga dewasa instar 1 atau 32 instar 2 meletakkan
telurnya di atau 17 ekor instar 3per per mukaan bawah daun12
tanaman. Jenis insektisida yang mangkus
- Dekasulfan kepompong dan dalam 350 EC, folimat 500 SL,
anyaman daun, Gusadrin 150 WSC,kemudian berubah Hostathion 40
EC, atau menjadi pupa.Matador 25 EC sesuai konsentrasi yang
ditentukan.
2.2. Penyakit pada tanaman kedelai
A. Karat Kedelai
Penyakit karat kedelai disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai
adalah terdapatnya bintik-bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak-
bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun, yaitu uredium penghasil
uredospora. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan polong hampa.
Terjadi bercak- bercak kecil berwarna cokelat kelabu atau bercak yang
sedikit demi sedikit berubah menjadi cokelat atau coklat tua.Bercak karat
terlihat sebelum bisul- bisul(pustule) pecah.Bercak tampak bersudut – sudut
karena dibatasi oleh tulang- tulang daun tempatnya didekat daun yang
terinfeksi. Biasanya dimukai dari daun bawah baru kemudian ke daun yang
lebih muda (di atas).
Ekologi
Tanaman Inang cendawan-cendawan tersebut antara lain tanaman
komak, bengkuang, kacang krotok, kacang polong, kacang kapri, kacang
panjang, dan kacang asu. Penyakit karat kedelai biasanya mulai menyerang
pada saat tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam.
Siklus penyakit dan epidemiologi
Epidemi didorong oleh panjangnya waktu daun dalam kondisi basah
dengan temperatur kurang dari 280
C. Perkecambahan spora dan penetrasi spora
membutuhkan air bebas dan terjadi pada suhu 8-280
C. uredia muncul 9-10 hari
setelah infeksi, dan urediospora diproduksi setelah 3 minggu. Kondisi lembab
yang panjang dan periode dingin dibutuhkan untuk menginfeksi daun-daun dan
sporulasi. Penyebaran urediniospora dibantu oleh hembusan angin pada waktu
hujan. Patogen ini tidak ditularkan melalui benih.
Pengendalian
Pengendalian penyakit karat kedelai dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Oleh karena intensitas serangan penyakit ini dipengaruhi oleh
kelembaban, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan kerapatan daun
tanaman; maka perlu digunakan varietas kedelai yang toleran antara lain
Sompo, Kerinci, Polosari, dan Tambora, terutama di daerah kronis.
- Pengendalian juga dilakukan dengan mengatur jarak tanam dan perlakukan
budidaya tanaman secara benar. Jika dipandang perlu,
- Pengendalian dengan penyemprotan fungsisida.misalnya marikoseb,
tradimefon, bitertanol, difenokonazol.
- Penggunaan varietas tahan seperti petek, mojosari dan lainnnya.
- Menanam secara serempak pada awal musim kemarau atau musim penghujan
dengan curah hujan rata- rata 50 mm/ hari.
Gambar gejala serangan Karat Kedelai
3. Penyakit bercak daun target spot (Corynespora cassiicola)
Gejala serangan
Bercak coklat kemerahan timbul pada daun, batang, polong, biji,
hipokotil, dan akar, dengan diameter 10-15 mm. kadang-kadang mengalami
sonasi, yaitu membentuk lingkaran seperti pada papan tembak.
Siklus Penyakit dan epidemiologi
Patogen bertahan pada batang, akar, biji dan mampu bertahan di dalam
tanah yang tidak diusahakan selama lebih dari 2 tahun. Infeksi hanya terjadi
bila kelembaban udara relatif 80% atau lebih atau terjadi air bebas di atas daun.
Cuaca kering menghambat pertumbuhan jamur pada daun dan akar. Infeksi
pada batang dan akar terjadi pada awal fase pertumbuhan tanaman. Gejala
terlihat pada 3 minggu setelah tanaman tumbuh. Suhu tanah optimal untuk
menginfeksi dan perkembangan penyakit selanjutnya adalah 15-180
C. Pada
200
C gejala penyakit tidak terlalu parah dan akar terbentuk normal. Patogen
dapat hidup dan menyerang bermacam-macam tumbuhan (kosmopolitan), dan
di negara tropis keberadaannya sangat melimpah.
Pengendalian
• Perawatan benih terutama pada biji terinfeksi
• Membenam sisa tanaman terinfeksi
• Aplikasi fungisida benomil, klorotanil, kaptan.
Gambar daun kedelai yang terserang Target Spot
4. Antraknosa (Collecticum dematium var truncatum dan Collecticum
destructivum)
Gejala serangan
Penyakit Antraknosa menyerang batang, polong, dan tangkai daun.
Akibat serangan adalah perkecambahan biji terganggu,kadang-kadang bagian-
bagian yang terserang tidak menujukkan gejala. Gejala hanya timbul bila
kondisi menguntungkan perkembangan jamur. Tulang daun pda permukaan
bawah tanaman terserang biasanya menebal dengan warna kecoklatan. Pada
batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa duri-duri jamur yang menjadi ciri
khas.
Siklus penyakit dan Epidemiologi
Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau
pada biji terinfeksi. Miselium menjadi penyebab tanaman terinfeksi tanpa
menimbulkan perkembangan gejala sampai tanaman menjelang masak. Infeksi
batang dan polong terjadi selama fase reproduksi apabila cuaca lembab dan
hangat.
Pengendalian
• Menanam benih kualitas tinggi dan bebas patogen
• Perawatan benih terutama pada benih terinfeksi
• Membenamkan sisa tanaman terinfeksi
• Aplikasi fungisida benomil, krolotalonil, captan pada fase berbunga sampai
pengisian polong
• Rotasi denga tanaman selain kacang – kacangan
Gambar gejala serangan Antraknosa
Kerusakan pada biji Kedelai Kerusakan pada tanaman Kedelai
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kedelai merupakan salah satu sumber protein terbesar yang dikonsumsi
masyarakat indonesia hampir setiap hari. Salah satu kendala yang ditemukan dalam
pembudidayaan kedelai ini adalah hama dan penyakit yang menyerang. Adapun hama
dan penyakit yang teridentifikasi adalah Ulat penggerek polong, Ulat jengkal, Kepik
hijau, Penyakit karat, dan Antraknosa.

More Related Content

What's hot

Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokTumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Wahono Syahida
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Andria Bin Muhayat
 
F2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolF2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocol
Wahyu Yuns
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
edhie noegroho
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
diana novitasari
 
Klasifikasi jangkrik
Klasifikasi jangkrikKlasifikasi jangkrik
Klasifikasi jangkrik
She Jeweles
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
Unhy Doel
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawit
Muto Sn
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
 
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokTumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
 
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanianKuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman DaslintanIv. bioekologi hama tanaman Daslintan
Iv. bioekologi hama tanaman Daslintan
 
Presentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakitPresentation2 hama penyakit
Presentation2 hama penyakit
 
Slide 1 kapita hortikultura
Slide 1 kapita hortikulturaSlide 1 kapita hortikultura
Slide 1 kapita hortikultura
 
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
 
F2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolF2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocol
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
 
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptxSeleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
 
Klasifikasi jangkrik
Klasifikasi jangkrikKlasifikasi jangkrik
Klasifikasi jangkrik
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawit
 

Similar to 34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai

PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
diana novitasari
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
Alfie Kesturi
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Muflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
zahrahoca
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Muflih Nazuaf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Muflih Nazuaf
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Operator Warnet Vast Raha
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to 34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai (20)

PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
Budidaya tanaman gandum
Budidaya tanaman gandumBudidaya tanaman gandum
Budidaya tanaman gandum
 
Pasca
PascaPasca
Pasca
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
241399 perbedaan-proporsi-dedak-dalam-media-tan-4e8d0f4b
 

More from Andrew Hutabarat

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdfLAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
 

34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN Kedelai merupakan tanaman yang strategis di dunia petanian. Seiring dengan pemanfaatan kedelai untuk bebagai bahan makanan, seperti tempe, tahu, kecap, tauco dan sebagainya, banyak masyarakat indonesia yang memiliki ketergantungan terhadap pengkonsumsian kedelai. Makanan yang terbuat atau berbahan dasar kedelai dipercaya mengandung protein yang tinggi dan merupakan makanan rakyat sehari-hari. Namun yang menjadi permasalahan adalah dalam pemenuhan permintaan akan kacang kedelai. Pemerintah membuat kebijakan impor kedelai dari negara lain seperti Amerika dan Cina. Hal ini dikarenakan Indonesi belum mampu membudidayakan kacang kedelai tesebut dengan baik. Berkaitan dengan kondisi tempat dan lingkungan yang sesuai sabagai tempat tumbuhnya kedelai. Kalaupun bisa, hasil yang diperoleh tidak akan sebaik kedelai produk di impor. Kendala lain yang ditemukan dalam pembudidayaan kedelai ini adalah hama dan penyakit yang menyerang. Adapun hama dan penyakit yang teridentifikasi adalah Ulat penggerek polong, Ulat jengkal, Kepik hijau, Penyakit karat, dan Antraknosa.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hama A. Ulat penggerek polong (Etiella zinckenella) Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E. Hobsoni, Pod Borer, atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan hama utama pada kedelai, selain kumbang kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain Crotalaria strata, orok-orok, kacang tunggak, kacang krotok, dan Teprosia candida. Klasifikasi Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Pyralidae Subfamily : Phycitinae Genus : Etiella Species : Etiella zinckenella Gejala Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran
  • 3. kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama tersebut. Morfologi dan biologi Hama ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnya antara 19-27 mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangan telurnya antara 4-21 hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembangan pupanya antara 12-18 hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rata imagonya bertelur antara 100-600 butir telur dan perkembangannya tergantung pada suhu lingkungan. Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap ada pembatas berwarna kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Telur berwarna putih mengilap dan berubah menjadi kemerah-merahan larvanya berwarna putih kekuningan. Kepala lebih besar dari pada badan dan berwarna coklat sampai hitam. Ekologi Penyebaran hama ini dominan pada daerah tropis. Hama ini umumnya menyerang pada bulan mei hingga juni tetapi umumnya pada pada pertengahan bulan juni. Selain pada kedelai, hama ini juga menyerang Crotalaria striata, kacang tunggak, kacang kratok (Phaseolus lunatus), Tephrosia candida, kacang hijau dan kacang tanah
  • 4. Siklus hidup Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur berbah kemerahan dan berwarna warna putih mengkilap, kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun, menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji. Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubah menjadi ngengat. Pengendalian 1. Pengolahan tanah minimum 1 (satu) kali 2. Jarak tanam 30 cm x 20 cm 3. Cara tanam yaitu tunggal 2 - 3 cm 4. Jumlah tanaman per rumpun adalah 2 benih per lobang 5. Pemupukan Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCL 100 kg/ha 6. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu 20 dan 40 hari setelah tanam 7. Pembumbunan dilakukan 1 kali yaitu 20 hari setelah tanam 8. Pengendalian hama dan penyakit yaitu: - Untuk perlakuan benih digunakan Furadan minimal 3 gram - Selama penanaman digunakan Decis 2,5 EC dalam takaran 0,5 cc / liter dan Metonyl 2 cc per liter pada umur 25 hari setelah tanam. 9. Musuh alami menggunakan Parasitoid telur, Trichogrammatoidea bactrae bactrae (Hymenoptera: Trichogrammatidae). Parasitoid larva, Baeognatha spp.dan Phanerotoma sp. (Hymenoptera: Braconidae
  • 5. 10. Semprot insektisida B. Kepik Hijau Nezara viridula (hama penghisap polong) Klasifikasi Kingdom : Animalia (Hewan) Filum : Arthropoda (arthropoda) Kelas : Insecta (Serangga) Order : Hemiptera Subordo : Heteroptera Family : Pentatomidae Subfamily : Pentatominae Genus : Nezara Species : Nezara viridula Daur hidup Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 haritelur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagihari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakanpolong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6bulan. Morfologi dan biologi Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.
  • 6. Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong. Gejala Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk. Ekologi Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacang tunggak, orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas. Pengendalian Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba (1974),varietas Galunggung (1981), Varietas Guntur (1982), dan varietas Lokon (1982).  Persiapan Lahan
  • 7. Persiapan lahan penanamannya di areal persawahan dapat dilakukan secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian dikumpulkan,dan dibiarkan mengering. Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m - 10 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm,dengan kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.  Pemeliharaan Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm  pergiliran tanaman atau rotasi tanaman dengan tanaman lain yang bukan satu famili  penanaman serempak,  pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida.  Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah tanam.  Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere (Hymenoptera: Encyrtidae), Trissolcus basalis C. Hama kumbang-kumbangan (Epilachana Soyae) Klasifikasi Kingdom : animalia
  • 8. Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera Family : Cocynelidae Genus : Epilachna Species : Epilachna soyae Morfologi Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe mulutnya menggiggit mengunyah Siklus hidup Telur kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok,lamanya stadia telur antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya kurang lebih antara 16 hari. Gejala Pada hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi masih ada lapisan daun yang tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi transparan.Menyerang tanaman berjaringan lunak dan lebih menyukai pada bagian ujung pucuk daun. Ekologi Tanaman inangnya seperti tanaman kacang- kacangan contohnya tanaman kedelai.
  • 9. Pengendalian • Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman • Pengendalian secara kimiawi dengan insektisida • Secara mekanis hamanya langsung diambil dan dibunuh • Pengendalian secara hayati dengan menggunakan predator atau musuh alami D. Ulat Jengkal (Green Semilooper) Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Noctuidae Genus : Plusia Spesies : plusia chalcites Gejala Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun dari arah pinggir. Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa tulang-tulang daun. Serangan larva, instar muda,menyebabkan bercak- bercak putih karena yang tinggal hanyaepidermis dan tulang daunnya. Sebagian larva yang
  • 10. lebih besar dapat menyebabkan daun terserang habis, serangan larva terjadi pada stadia vegetative. Morfologi Panjang ulat sekitar 2 cm, jika bejalan ulat melengkung seperti orang mengukur panjang dengan jengkal panjang tangan. Ulat yang masih muda berwarna bening. Sementara itu ulat dewasa berwrana hijau seperti daun tembakau dengan garis samping berwarna lebih muda. Badannya mengecil dari belakang ke kepala. Kepalanya dapat berukuran kecil. Hama ini memiliki ciri-ciri: berukuran 1.5-2.0mm menekan pencemaran warna hitam mengkilat Pengendalian secara kultur satu ekor betina dapat Berkembang biak cepat menghasilkan telur 100-300 butir selama perode dua minggu Bentuk telur lalat kacang adalah lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar 0.12-0.20mm, berwarna putih. Telur menetas tanam serentak dalam setelah umur 2-4 hari. larva berwarna hijau pemangsa segala jenis terang dan hidup dalam tanaman (polifag)dan gulungan daun muda.stadium yang - Pupa dibentuk dalam membahayakan adalah gulungan daun yang larva.direkatkan satu sama lain dengan zat perekat dari - Larva menyerang seluruh hama tersebut.bagian tanaman, terutama daun- daunnyasehinggamenjadi rusak tidak beraturan. Ekologi Jenis ulat jengkal ini sering menyerang kedelai, tomat, buncis, kacang- kacangan dan kentang. Warnanya hijau dan makannya serakah. Daur hidup Ngengat betina meletakkan telur pada permukaan permukaan bawah daun secara satu persatu. Mula-mula telur berwarna putih kemudian berubah menjadi kuning. Setelah 3-4 hari, telur akan menetas. Ulat yang keluar
  • 11. berwarna hijau dan dikenal dengan sebutan ulat jengkal karena perilaku jalannya. Panjang tubuh ulat yang telah mencapai pertumbuhan pennuh sekitar 40 mm. Ulat dewasa membentuk kepompong dalam daun yang dianyam. Setelah 7 hari, kepompong tumbuh menjadi ngengat. Pengendalian • Pengolahan lahan seblum digunakan lahan sebaiknya dicangkul dan diberakan beberapa saat agar hama yang ada didalam tanah dapat terangkat ke permukaan dan terkena matahari dan akan mati. • Pengendalian secara mekanis dengan sanitasi lahan dari gulma sebelum penanaman maupun setelah penanaman, atau bagian tanaman yang terkena hama tersebut dapat diambil secara langsung, dipijit dan dimatikan. • Penegendalian secara teknis : - Penggunaan mulsa jerami - Pergiliran tanaman - Waktu tanam secara serempak - Rotasi tanaman dengan serempak pada areal memutus siklus - Pengumpulan larva ulat jengkal • Pengendalian secara biologis antara lain: penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea, Pergiliran tanaman, Insektisidabactrae-bactrae yaitu penggunaan Nuclear (Spodotera lituraF) Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spo-dopteralitura(SlNPV) • Penyemprotan insektisida Ciri biologiselektif apabila populasi hama mencapai 85 ekor
  • 12. - Imago serangga dewasa instar 1 atau 32 instar 2 meletakkan telurnya di atau 17 ekor instar 3per per mukaan bawah daun12 tanaman. Jenis insektisida yang mangkus - Dekasulfan kepompong dan dalam 350 EC, folimat 500 SL, anyaman daun, Gusadrin 150 WSC,kemudian berubah Hostathion 40 EC, atau menjadi pupa.Matador 25 EC sesuai konsentrasi yang ditentukan. 2.2. Penyakit pada tanaman kedelai A. Karat Kedelai Penyakit karat kedelai disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi Gejala Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai adalah terdapatnya bintik-bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak- bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun, yaitu uredium penghasil uredospora. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan polong hampa. Terjadi bercak- bercak kecil berwarna cokelat kelabu atau bercak yang sedikit demi sedikit berubah menjadi cokelat atau coklat tua.Bercak karat terlihat sebelum bisul- bisul(pustule) pecah.Bercak tampak bersudut – sudut karena dibatasi oleh tulang- tulang daun tempatnya didekat daun yang terinfeksi. Biasanya dimukai dari daun bawah baru kemudian ke daun yang lebih muda (di atas). Ekologi
  • 13. Tanaman Inang cendawan-cendawan tersebut antara lain tanaman komak, bengkuang, kacang krotok, kacang polong, kacang kapri, kacang panjang, dan kacang asu. Penyakit karat kedelai biasanya mulai menyerang pada saat tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam. Siklus penyakit dan epidemiologi Epidemi didorong oleh panjangnya waktu daun dalam kondisi basah dengan temperatur kurang dari 280 C. Perkecambahan spora dan penetrasi spora membutuhkan air bebas dan terjadi pada suhu 8-280 C. uredia muncul 9-10 hari setelah infeksi, dan urediospora diproduksi setelah 3 minggu. Kondisi lembab yang panjang dan periode dingin dibutuhkan untuk menginfeksi daun-daun dan sporulasi. Penyebaran urediniospora dibantu oleh hembusan angin pada waktu hujan. Patogen ini tidak ditularkan melalui benih. Pengendalian Pengendalian penyakit karat kedelai dapat dilakukan dengan beberapa cara. Oleh karena intensitas serangan penyakit ini dipengaruhi oleh kelembaban, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan kerapatan daun tanaman; maka perlu digunakan varietas kedelai yang toleran antara lain Sompo, Kerinci, Polosari, dan Tambora, terutama di daerah kronis. - Pengendalian juga dilakukan dengan mengatur jarak tanam dan perlakukan budidaya tanaman secara benar. Jika dipandang perlu, - Pengendalian dengan penyemprotan fungsisida.misalnya marikoseb, tradimefon, bitertanol, difenokonazol. - Penggunaan varietas tahan seperti petek, mojosari dan lainnnya. - Menanam secara serempak pada awal musim kemarau atau musim penghujan dengan curah hujan rata- rata 50 mm/ hari.
  • 14. Gambar gejala serangan Karat Kedelai 3. Penyakit bercak daun target spot (Corynespora cassiicola) Gejala serangan Bercak coklat kemerahan timbul pada daun, batang, polong, biji, hipokotil, dan akar, dengan diameter 10-15 mm. kadang-kadang mengalami sonasi, yaitu membentuk lingkaran seperti pada papan tembak. Siklus Penyakit dan epidemiologi Patogen bertahan pada batang, akar, biji dan mampu bertahan di dalam tanah yang tidak diusahakan selama lebih dari 2 tahun. Infeksi hanya terjadi bila kelembaban udara relatif 80% atau lebih atau terjadi air bebas di atas daun. Cuaca kering menghambat pertumbuhan jamur pada daun dan akar. Infeksi pada batang dan akar terjadi pada awal fase pertumbuhan tanaman. Gejala terlihat pada 3 minggu setelah tanaman tumbuh. Suhu tanah optimal untuk menginfeksi dan perkembangan penyakit selanjutnya adalah 15-180 C. Pada 200 C gejala penyakit tidak terlalu parah dan akar terbentuk normal. Patogen dapat hidup dan menyerang bermacam-macam tumbuhan (kosmopolitan), dan di negara tropis keberadaannya sangat melimpah. Pengendalian • Perawatan benih terutama pada biji terinfeksi
  • 15. • Membenam sisa tanaman terinfeksi • Aplikasi fungisida benomil, klorotanil, kaptan. Gambar daun kedelai yang terserang Target Spot 4. Antraknosa (Collecticum dematium var truncatum dan Collecticum destructivum) Gejala serangan Penyakit Antraknosa menyerang batang, polong, dan tangkai daun. Akibat serangan adalah perkecambahan biji terganggu,kadang-kadang bagian- bagian yang terserang tidak menujukkan gejala. Gejala hanya timbul bila kondisi menguntungkan perkembangan jamur. Tulang daun pda permukaan bawah tanaman terserang biasanya menebal dengan warna kecoklatan. Pada batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa duri-duri jamur yang menjadi ciri khas. Siklus penyakit dan Epidemiologi Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau pada biji terinfeksi. Miselium menjadi penyebab tanaman terinfeksi tanpa menimbulkan perkembangan gejala sampai tanaman menjelang masak. Infeksi
  • 16. batang dan polong terjadi selama fase reproduksi apabila cuaca lembab dan hangat. Pengendalian • Menanam benih kualitas tinggi dan bebas patogen • Perawatan benih terutama pada benih terinfeksi • Membenamkan sisa tanaman terinfeksi • Aplikasi fungisida benomil, krolotalonil, captan pada fase berbunga sampai pengisian polong • Rotasi denga tanaman selain kacang – kacangan Gambar gejala serangan Antraknosa Kerusakan pada biji Kedelai Kerusakan pada tanaman Kedelai
  • 17. BAB III PENUTUP Kesimpulan Kedelai merupakan salah satu sumber protein terbesar yang dikonsumsi masyarakat indonesia hampir setiap hari. Salah satu kendala yang ditemukan dalam pembudidayaan kedelai ini adalah hama dan penyakit yang menyerang. Adapun hama dan penyakit yang teridentifikasi adalah Ulat penggerek polong, Ulat jengkal, Kepik hijau, Penyakit karat, dan Antraknosa.