4. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Dua faktor yang dapat dijadikan indikator untuk
mengukur kemampuan berbicara
Aspek kebahasaan
meliputi: ketepatan
pengucapan,
penempatan
tekanan, nada,
sendi, durasi, yang
sesuai, pilihan kata,
dan ketepatan
sasaran
pembicaraan.
Aspek non kebahasaan
meliputi: sikap tubuh,
pandangan, bahasa tubuh, dan
mimik yang tepat, kesediaan
menghargai pembicaraan
maupun gagasan orang lain,
kenyaringan suara dan
kelancaran dalam berbicara dan
relevansi, penalaran, dan
penguasaan terhadap topik
tertentu
8. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Fonologi
• Fonologi adalah ilmu linguistik yang
mempelajari, menganalisis, dan
membicarakan runtutan bunyi-
bunyi bahasa. Secara etimologi
fonologi berasal dari kata fon yaitu
bunyi, dan logi yaitu ilmu. Objek
kajian ilmu fonologi ini adalah
fonetik dan fonemik.
• Fonetik adalah cabang ilmu
fonologi yang mempelajari bunyi
bahasa tanpa memperhatikan
apakah bunyi-bunyi tersebut
mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna atau tidak.
• Fonemik adalah cabang studi
fonologi yang mempelajari bunyi
bahasa dengan memperhatikan
fungsi bunyi tersebut sebagai
pembeda arti. Kajian fonemik
dalam pembahasan ini dibatasi
pada masalah perubahan fonem.
9. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Fonetik artikulatoris mempelajari bagaimana
mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam
menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana
bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai
peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi itu
dipelajari frekuensi getarannya, amplitudonya,
intensitasnya, dan timbrenya.
Fonetik auditoris mempelajari bagaimana
mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu diterima
telinga kita.
10. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Alat Ucap Manusia yang Terlibat dalam
Produksi Bunyi Bahasa
• Paru-paru (lung), batang tenggorokan (trachea), pangkal tenggorokan
(larynx), pita suara (vocal cord), krikoid (cricoid), tiroid (thyroid),
aritenoid (arythenoid), dinding rongga tenggorokan (wall of pharynx),
epiglotis (epiglottis), akar lidah (root of teh tangue), pangkah lidah
(back of the tangoe, dorsum), daun lidah (midlle of the tangoe,
medium), ujung lidah (blade of the tangue, apex), anak tekak
(uvulum), langit-langit lunak (soft palate, velum), langit-langit keras
(hard palate, palatum), gusi, lengkung kaki gigi (alveolum), gigi atas
(upper teech, dentum), bibir atas (upper lip, labium), bibir bawah
(lower teeth, labium), mulut (mouth), rongga mulut (oral cavity),
rongga hidung (nasal cavity)
11. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Vokal
• Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi
lidah dan bentuk mulut. (a,I,u,e,o)
Diftong
• Posisi lidah ketika memproduksi bunyi diftong pada bagian awal dan
akhirnya tidak sama. Ketidaksamaan itu menyangkut tinggi rendahnya
lidah, bagian lidah yang bergerak, serta strukturnya. Contoh diftong
dalam bahasa Indonesia: au (harimau), ai (lambai), dan oi (amboi).
Konsonan
• Bunyi-bunyi konsonan bisanya dibedakan berdasarkan tiga patokan atau
kriteria, yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara artikulasi.
13. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Fonemik adalah cabang studi fonologi
yang mempelajari bunyi bahasa dengan
memperhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda arti. Kajian fonemik
dalam pembahasan ini dibatasi pada
masalah perubahan fonem.