Tugas Fisika - Maulitsa Putriyono - 9.1 - 16 -Rangkaian Seri dan Paralel - Hukum kirchoff - Hukum Ohm - Kelas 9 - SMPN Negeri 5 Bekasi - Tugas Mandiri - Laporan Praktikum - Tugas Akhir-
Tugas Fisika - Maulitsa Putriyono - 9.1 - 16 -Rangkaian Seri dan Paralel - Hukum kirchoff - Hukum Ohm - Kelas 9 - SMPN Negeri 5 Bekasi - Tugas Mandiri - Laporan Praktikum - Tugas Akhir-
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II
“RANGKAIAN SERI PARAREL”
TANGGAL PENGUMPULAN : 6th
of March 2018 M
TANGGAL PRAKTIKUM : 28st
of March 2018 M
WAKTU PRAKTIKUM : 11.30-selesai WIB
NAMA : UTUT MUHAMMAD
NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : -/ 1 (SATU)
NAMA :
1. UTUT MUHAMMAD (11170163000059)
2. NABILA AZKA (11170163000047)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
2. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
“RANGKAIAN SERI PARAREL”
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari rangkaian seri dan pararel pada resistor.
2. Dapat merangkai resistor secara seri dan pararel.
3. Dapat menggunakan multimeter analog.
4. Mengukur kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri dan pararel.
5. Mengatahui arus yang mengalir dan tegangan pada rangkaian seri
pararel
B. DASAR TEORI
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang di desain
untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan
diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirnya sesuai
dengan hokum Ohm. Resistor di gunakan sebagai bagian dari jejaring
elektronik. Sirkuit elektronik dan merupakan komponen yang paling sering
di gunakan. Satuan resistor adalah ohm. Kemampuan resistor untuk
menghambat disebut juga resistansi atau hambatan listrik.
Dalam banyak pemakaian, dijumpai sumber tegangan dan beberapa
buah resistor yang di hubungkan dengan cara tertentu. Rangkaian seri
adalah rangkaian dimana resistor disusun secara berderet sehingga arus
yang melalui tiap-tiap komponen adalah sama. Rangkaian pararel adalah
rangkaian dimana resistor disusun secara sejajar, sehingga tegangan atau
beda potensial tiap-tiap komponen adalah sama. (sutrisno, 2009: 70)
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian dibutuhkan beda
potensial. Cara untuk menghasilkan beda potensial adalah dengan baterai.
Georg Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa
arus pada ujung kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang
diberikan ke ujung-ujungnya: I ∞ V. Beda potensial listrik yang lebih besar,
atau tegangan, menyebabkan lairan arus listrik menjadi lebih besar.
(Sutrisno. 2009: 146)
3. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
ΔV = IRekuivalen = I (R1 + R2) Rekuivalen= R1 + R2
Hambatan Rekuivalenadalah ekuivalen dengan gabungan seri dari
R1 + R2, dengan syarat arus rangkaian yang tidak berubah ketika
Rekuivalen menggantikan R1 + R2. Hambatan yang ekuivalen dari tiga
resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah :
Rekuivalen = R1 + R2 + R3 + ...
Besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan,
tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron.
Elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom
kawat. Makin tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan
V. Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding
terbalik dengan hambatan. Ketika kita gabungkan hal ini dan kesebandingan
di atas, didapatkan:
𝐼 = 𝑉/𝑅
dimana R adalah hambatan kawat, V adalah beda potensial yang
melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya (Sutrisno,
2009: 147).
Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya
sama besar pada kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang
melewati R1pasti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Beda
potensial yang berlaku pada rangkaian resistor seri akan bercabang diantara
resistor-resistor yang ada. Hubungan ini menunjukan bahwa hambatan
ekuivalen dari rangkaian resistor yang dihubungkan seri adalah
penjumlahan dari masing-masing resistor dan selalu lebih besar daripada
masing-masing resistornya (Serway, 2010: 402-403).
Ketika dua atau lebih dihubungkan dari ujung ke ujung. Dikatakan
mereka dihubungkan secara seri. Muatan yang melalui R1 juga akan melalui
R2 dan seterusnya. Dengan demikian arus (I) yang sama melewati setiap
resitor. (jika tidak, hal ini berarti bahwa muatan terakumulasi pada beberapa
titik pada rangkaian, yang tidak terjadi dalam keadaan stabil). Kita tentukan
V1, V2, V3, merupakan beda potensial berturut-turut. Dengan hokum Ohm,
4. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
𝑉 = 𝐼1 𝑥 𝑅1, 𝑉2 = 𝐼2 𝑥 𝑅2, 𝑣 𝑉3 = 𝐼3 𝑥 𝑅3. Karena resistor-resistor di
hubungkan ujung ke ujung, kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan
total V sama dengan jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor.
(Giancoli, 2001: 95)
George Simon Ohm merumuskan hubungan antara kuat arus listrik
(I). hambatan R, dan beda potential (V) yang kemudian dikenal dengan
Hukum Ohm yang penurunannya sebagai berikut: sekarang pandanglah
sebuah kawat penghantar konduktor dengan Panjang (l) dan luas
penampang (A). Kawat konduktor dengan Panjang elemen volume dv. Arus
di definisikan sebagai banyaknya electron yang melalui sebuah konduktor
tiap waktu (atau satu detik). Kita hitung kuat arus yang mengalir pada
penampang dengan volume dv. Karena berbentuk silinder volume dari dv
adalah dv = A.dl karena (dl) adalalah jarak yang di tempuh electron dengan
kecepatannya Vd dengan waktu adalah jarak yang di tempuh electron
dengan kecepatan vd dengan waktu satu detik, maka dl=Vd.I=Vd. Sehingga
dV=A.vd. sehingga banyaknya muatan yang mengalir pada dv adalah
I=A.Va.n.qe. jika kita subtitusikan persamaan untuk Vd, maka diperoleh
I=(qe.τ n/me)AE yang berada dalam kurung merupakan sifat bahan dan
sering disebut konduktivitas σ, sehingga I=σ A E karena E=V/l maka I=σ A
V/l karena konduktivitas σ merupakan kebalikan dari resistivitas p(σ=I/l),
maka persamaan menjadi I=AV/Pl atau I=V/(p.l/A)) karena diketahui
R=p.l/A maka I=V/R atau V=I R. Hubungan antara rumus V=I R dan
V=IpL/A sudah di analogikan oleh fisikawan Ohm dan disebut sebagai
Hukum Ohm. (Suyamto, 2009: 162)
Selain itu, rangkaian elektronika secara paralel juga memiliki ciri
apabila terjadinya putus arus pada salah satu pada cabang tahanan maka arus
yang terputus hanya akan terjadi pada rangkaian cbang tersebut dan
rangkaian pada cabang yang lain akan tetap bekerja dan tak akan terganggu
atau terpengaruhi oleh cabang rangkaian yang terputus tersebut. tegangan
ditiap-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama dengan tegangan dari
sumber (Andi. 2014: 203).
5. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Banyak rangkaian mengandung lebih dari satu hambatan (tahanan).
Tahanantahanan tersebut dapat dihubungkan dengan cara:
• seri (dua penahan dihubungkanderet).
• paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar.
• gabungan antara seri,
• dan paralel. Dalam hubungan seri, arus yang melalui tahanan-
tahanan mempunyai kuat arus yang sama. Jumlah tegangan antara
tahanan jumlah dari tegangan masing-masing.
Sedangkan dalam hubungan paralel, tegangan tegangan pada tiap-tiap
tahanan sama besarnya dan jumlah arus yang diberikan oleh sumber tenaga
sama dengan jumlah arus melalui tahanan masing-masing (Daryanto, 2000:
23-26).
C. ALAT dan BAHAN
NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1 Catu Daya
2 Multimeter Digital
3 Project Board
4 Kapasitor
6. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
5 Jumper
6 LED
7 Capit Buaya
D. LANGKAH KERJA
Percobaan I
NO GAMBAR LANGKAH KERJA
1
Rangkailah pada resistor yang
berwarna dan telah diketahui
nilai hambatannya pada project
board serta hubungkan dengan
catu daya.
2
Atur tegangan pada catu daya
dengan memutarkan
selektornya.
3
Aturlah pada multimeter
analog ini dengan pengenolan.
7. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
NO GAMBAR LANGKAH KERJA
4
Ukurlah arus listrik pada
masing-masing resistor yang
telah disusun secara seri.
5
Ukur tegangan pada masing-
masing resistor yang telah
disusun secara pararel.
6
Rangkaian pada resistor
berwarna yang disusun secara
pararel dan dihubungkan ke
catudaya.
7
Ukur tegangan yang disusun
secara pararel.
8
Ukurlah arus listrik pada
masing-masing resistor yang
telah disusun secara pararel.
9
Ukurlah hambatan pada
resistor tersebut pada
rangkaian seri pararel dan
pasang jumper di ujung
rangkaian.
10
Hubungkan ke catudaya dan
ukur tegangan pada masing-
masing resistor.
8. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
11
Ukurlah arus pada masing-
masing resistor.
12
Catat data yang telah
dilakukan.
E. DATA PERCOBAAN
1. Resistor dirangkai secara pararel.
Nilai resistor pengganti :
Nilai arus secara teori :
Nilai arus total :
R I
Kondisi
Lampu
V
R1 100 ± 5% Ω 8 mA L1 Terang 2,8 V
R2 1500 ± 5% Ω 0,55 mA L2 Redup 2,8 V
R3 470 ± 5% Ω 2,5 mA L3 Terang 2,8 V
2. Resistor dirangkai secara seri.
Nilai resistor pengganti :
Nilai arus secara teori :
Nilai arus total :
R I
Kondisi
Lampu
V
R1 100 ± 5% Ω 0,4 mA L1 Redup 1,6 V
R2 1500 ± 5% Ω 0,4 mA L2 Redup 2,2 V
R3 470 ± 5% Ω 0,4 mA L3 Terang 1,6 V
9. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
F. PENGOLAHAN DATA
No SERI (dengan teori) NO PARAREL (dengan teori)
1
Nilai resistor pengganti
𝑅𝑝 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅𝑝 = 100 + 1500 + 470
𝑅𝑝 = 2070 𝑂ℎ𝑚
1
1
𝑅𝑝
=
1
𝑅1
+
1
𝑅2
+
1
𝑅3
1
𝑅𝑝
=
1
100
+
1
1500
+
1
470
1
𝑅𝑝
=
451
3520
𝑅𝑝 =
3520
451
𝑅𝑝 = 7,80487 ≈ 7,8 Ω
2
Nilai (I) multi.analog
A. Nilai kuat arus (I1)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚𝐴 𝑥 40
250
𝐼 = 0,4 𝑚𝐴
A. Nilai kuat arus (I2)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚𝐴 𝑥 40
250
𝐼 = 0,4 𝑚𝐴
B. Nilai kuat arus (I3)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚𝐴 𝑥 40
250
𝐼 = 0,4 𝑚𝐴
2
Nilai (I) multi.analog
A. Nilai kuat arus (I1)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚 𝑥 80
250
𝐼 = 8 𝑚𝐴
B. Nilai kuat arus (I2)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚 𝑥 55
250
𝐼 = 0,55 𝑚𝐴
C. Nilai kuat arus (I3)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚 𝑥 25
250
𝐼 = 2,5 𝑚𝐴
3
Tegangan (V)
A. Beda Potensial (V1)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 40
250
𝑉 = 1,6 𝑉
B. Beda Potensial (V2)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 55
250
𝑉 = 2,2 𝑉
C. Beda Potensial (V3)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 55
250
𝑉 = 2,2 𝑉
3
Tegangan (V)
A. Beda Potensial (V1)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 70
250
𝑉 = 2,8 𝑉
B. Beda Potensial (V2)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 70
250
𝑉 = 2,8 𝑉
C. Beda Potensial (V3)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 70
250
𝑉 = 2,8 𝑉
10. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
No SERI NO PARAREL
1
𝐼1 =
𝑉
𝑅
𝐼1 =
1,6 𝑉
100 Ω
𝐼1 = 0,016 𝐴
1
𝐼1 =
𝑉
𝑅
𝐼1 =
2,8 𝑉
100 Ω
𝐼1 = 0,028 𝐴
2
𝐼2 =
𝑉
𝑅
𝐼2 =
2,2 𝑉
1500Ω
𝐼2 = 0,0015 𝐴
2
𝐼2 =
𝑉
𝑅
𝐼2 =
2,8 𝑉
1500Ω
𝐼2 = 0,0019 𝐴
3
𝐼3 =
𝑉
𝑅
𝐼3 =
1,6 𝑉
470Ω
𝐼3 = 0,0034 𝐴
3
𝐼3 =
𝑉
𝑅
𝐼3 =
2,8 𝑉
470Ω
𝐼3 = 0,006 𝐴
No SERI (arus total) NO PARAREL (arus total)
1
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
= 160, 10−4
+
= 15, 10−4
+
= 34. 10−4
+
= 209. 10−4
𝐴
1
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
= 280, 10−4
+
= 19, 10−4
+
= 60 . 10−4
+
= 359. 10−4
𝐴
G. PEMBAHASAN
Pada rangkaian kali ini praktikan melakukan percobaan yang
dimana resistor dirangkai secara seri,pararel, dan seri pararel. Pada
rangkaian seri pararel ini merupakan rangkaian pararel yang diserikan maka
hasil akhirnya akan sama dengan yang diserikan.
Pada pengamatan pertama yaitu merangkai rangkaian secara seri,
dan sebelum merangkai praktikan harus menentukan nilai resistor pada
masing-masing resistor berdasarkan kode warna atau dengan menggunakan
multimeter analog. Pada saat menggunakan multimeter analog ini pada
jarum penunjuk multimeter dikali dengan batas ukurnya, sehingga dapatlah
nilai resistor tersebut. Nilai arus pada percobaan rangkaian seri ini yang
mengalir pada kedua resistor tersebut nilainya sama, hal ini terjadi karena
arus listrik hanya memiliki satu jalur untuk mengalir arus listrik. Arus listrik
yang mengalir dihambat oleh resistor pertama setelah melewati resistor
pertama, arus yang sama di hambat oleh hambatan total pada rangkaian seri
11. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
merupakan jumlah dari tiap hambatan pada rangkaian. Dan nilai tegangan
pada setiap komponen nilainya mendekati sama dengan tegangan pada
sumber tegangan. Nilai tegangannya melebihi nilai tegangan pada sumber
karena pada saat mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter
analog jarum penunjuk tidak tepat menunjukkan ke angkanya karena
multimeter analaog keakuratannya rendah sehingga tegangan totalnya
melebihi nilai tegangan pada sumber tegangan.
Pada percoban selanjutnya yaitu merangkai rangkaian yang disusun
secara pararel. Dari data yang diperoleh tegangan tiap resistor memiliki
besar yang sama, hal ini disebabkan karena tiap komponen terhubung pada
dua titik yang sama pada rangkaian namun arus yang mengalir pada tiap
cabang berbeda sehingga besarnya arus pada tiap cabang berbanding
terbalik dengan besarnya hambatan pada cabang tersebut. Jika semakin
banyak jumlah percabangan maka hambatan totalnya semakin kecil.
Sehingga banyak rangkaian pararel yang di gunakan untuk memperkecil
hambatan. Pada rangkaian ini setiap resistor mendapatkan tegangan yang
sama sehingga arus yang mengalir.
Terdapat pada sebuah kesalah pada lampu saat praktikan sedang
melakukan rangkaian pararel, praktikan mendapatkan data tenyata dari
ketiga lampu itu ada yang menyala dan ada juga yang terang, data yang
praktikum yang didapatkan oleh praktikan itu salah seharusnya lampu
tersebut menyala terang pada ketiga lampu tersebut. Alhasil praktikan dapat
melalui praktikum rangkaian seri pararel berjalan dengan baik dengan
bimbingan ka Dio.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Jelaskan kelebihan dari rangkaian seri, parael, dan rangkaian seri
paralel, jika diterapkan pada komponen-komponen dibawah ini:
- Baterai sebagai sumber daya
- Resistor
- Lampu atau LED
- Kapasitor
12. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Jawab:
a. Baterai:
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkai seri
adalah akan meningkatkan tegangan (Voltage) output baterai
sedangkan arus listrik (Ampere) akan tetap sama, lebih
menghemat daya yang dikeluarkan pada baterai, pengerjaan
yang singkat, dan tidak memerlukan banyak penyambung jalur
sehingga hemat kabel dan saklar (hemat daya). Dan juga
rangkaian lebih menguntungkan karena voltagenya bertambah.
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian
pararel adalah voltasenya tetap, tetapi arusnya bertambahan.
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkai seri
paralel adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak,
maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana
mestinya.
b. Resistor:
➢ Kelebihan apabila resistor dirangkai seri adalah dapat digunakan
untuk membagi tegangan.
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian
pararel adalah hambatan yang ada pada resistor tidak sebesar
rangkaian seri.
➢ Kelebihan apabila resistor dirangkai seri paralel adalah
terjadinya proses pembagian arus dan tegangan listrik.
c. Lampu LED
➢ Kelebihan apabila lampu dirangkai seri adalah tidak
memerlukan banyak penyambung jalur sehingga hemat kabel
dan saklar (hemat biaya).
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian
pararel adalah tegangan yang dibutuhkan LED tidak
membutuhkan tegangan berkali lipat sebanyak LED yang ada.
13. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
➢ Kelebihan apabila lampu disusun seri paralel adalah apabila satu
komponen lampu rusak atau mati maka lampu lainnya masih
menyala.
d. Kapasitor:
➢ Kelebihan apabila kapasitor dirangkai seri adalah bila ditinjau
dari hambatan maka akan menghasilkan hambatan yang bernilai
besar (biasanya digunakan pada alat elektronik tertentu).
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian
pararel adalah mengurangi kerugian saluran.
➢ Kelebihan apabila kapasitor dirangkai seri paralel adalah
memiliki kapasitas menyimpan arus yang lebih besar dari nilai
satuan masing-masing kapasitas.
2. Jelaskan kekurangan dari rangkaian seri dan seri paralel! Sertakan
solusinya!
Jawab:
➢ Kekurangan rangkaian seri adalah:
• pada saat satu komponen mati yang lain juga akan mati, dan
tidak berfungsi selayaknya seperti biasa.
• Jika dipasang pada lampu, jika lampu yang satu rusak atau
terputus maka lampu yang lain ikut terputus.
• Nyala lampu yang satu dengan yang lain tidak sama
terangnya.
• Semakin jauh dari sumber listrik maka nyala lampu semakin
redup.
• Energinya juga boros karena Rp = R1+R2+R3+...+Rn
➢ Kekurangan rangkaian pararel adalah:
• Boros kabel dan saklar
➢ Kekurangan rangkain seri paralel adalah:
• Boros kabel dan saklar kurang hemat biaya untuk kabel.
• Terhindar adanya rangkaian listrik yang kompleks dari segi
arus, tegangan, dan hambatannya kurang menghemat daya.
14. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
• Lebih rumit untuk menghitung hambatannya.
3. Jelaskan analisis kamu tentang burung yang bertengger pada kabel
listrik tetapi tidak mengalami gejala kesetrum dan adakah hubungannya
dengan materi yang sudah kalian praktikumkan!
Jawab:
Ketika burung bertengger di kabel listrik dan tidak kesetrum karena
sumber listrik pada umumnya membutuhkan dua lintasan penghantar
agar dapat menghasilkan arus listrik, da lintasan atau kabel itu
menyebabkan tegangan listrik. Jika hanya ada satu lintasan penghantar
itu tidak terjadi sehingga arus listrik tidak dihasilkan jadi burung yang
bertengger dikabel listrik hanya menginjinkan kedua kakinya di satu
lintasan kabel listrik. Jika satu kakinya di letakkan di kabel listrik yang
lain pasti burung akan kesetrum. Selain itu, burung juga tidak
menyentuh tanah, sehingga listrik dari kabel bertegangan tinggi tidak
mengalir ke Bumi yang bertegangan rendah.
Peristiwa diatas ada hubungannya pada materi yang sudah di
praktikumkan yaitu pada suatu rangkaian akan terjadi beda potential dan
akan di aliri arus listrik apabila sebuah rangkaian terhubung antara
rangkaian yang satu dengan yang lainnya seperti jumper yang bertugas
untuk mengalirkan arus dari rangkaian resistor kepada catu daya.
Apabila rangkaian itu terhubung menjadikan satu rangkaian tertutup.
4. Buatlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari hasil praktikum dan
bandingkan kebenarannya dengan teori yang ada!
Jawab:
Kesimpulan dari hasil praktikum tersebut adalah bila
resistor diragkai seri, maka nilai hambatan akan lebih besar dari
hambatan terbesar yang ada di dalam rangkaian. Sementara itu,
bila resistor dirangkai secara paralel, maka nilai hambatan
totalnya akan lebih kecil dari hambatan resistor terkecil yang
ada di dalam rangkaian. Hasil pengukuran tidak setepat/pas
dengan perhitungan karena dipengaruhi nilai toleransi resistor.
15. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Kemudian, pada praktikum ini juga telah berhasil membuktikan
secara langsung hukum I Kirchoff yang berbunyi, “suatu titik
percabangan, jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus
yang keluar titik tersebut”. kemudian, hukum II Kirchoff
berbunyi, “suatu rangkaian tertutup, jumlah aljabar tegangan
dan penurunan potensial sama dengan nol”.
Hal ini juga disebabkan karena multimeter analognya yang
kurang teliti saat melihatnya, sehingga menyebabkan
perhitungan pada tegangan total tidak sama dengan tegangan
sumber. Dan arus yang mengalir pada rangkaian seri yaitu sama
pada setiap resistor dan tegangannya berbeda, sedangkan
tegangan yang dihasilkan pada rangkaian pararel yaitu sama
tiap resistor tetapi arusnya berbeda. Ini sesuai dengan teori.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa:
a. Nilai arus yang mengalir pada rangkaian seri ini pada kedua resistor
nilainya sama tetapi tegangannya berbeda.
b. Nilai tegangannya yang mengalir pada rangkaian pararel nilai tegangan
total pada resistor sama dan arusnya berbeda.
c. Nilai arus yang mengalir pada rangkaian pararel lebih besar
dibandingkan dengan nilai arus yang mengalir pada rangkaian seri.
d. Hambatan terkecil yang ada dirangkaian, sedangkan tegangan yang
mengalir pada setiap resistor adalah sama pada setiap resistor.
e. Apabila resistor dirangkai seri maka nilai hambatam akan lebih besar
dari hambatan terbesar yang ada dirangkaian, sedangkan arus yang
mengalir pada setiap resistor adalah sama pada setiap resistor.
J. KOMENTAR
a. Berhati-hatilah dalam percobaan rangkaian seri pararel.
b. Lebih teliti dalam membaca skala jarum penunjuk pada multimeter
analog.
16. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
c. Seharusnya praktikan terlebih dahulu membaca materi yang akan
dilakukan praktikum sehingga pada saat praktikum tidak kebingungan.
d. Harus adanya kekerjasamaan dalam team.
K. DAFTAR PUSTAKA
Darryanto. (2000). Teknik Elektronika. Malang: PT. Bumi Aksara.
Giancoli, D. C. (2014). Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke Tujuh. Jakarta: Erlangga.
Serway, Raymond A. Dan John W. Jewett (2010). Fisika untuk Sains dan
Teknik Jilid. Jakarta: Salmeba Teknika.
Sutrisno, A. T. (2009). Fisika dasar jilid 2. jakarta: lembaga penelitian uin
jakarta.
Sutarno. (2013). Fisika untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Andi. (2018, Maret 03). Pengertian Rangkain Listrik Seri dan Paralel.
Diambil dari http://skemaku.com/pengertian-rangkaian-
listrik-seri-dan-paralel/.
L. LAMPIRAN