SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II
“RANGKAIAN SERI PARAREL”
TANGGAL PENGUMPULAN : 6th
of March 2018 M
TANGGAL PRAKTIKUM : 28st
of March 2018 M
WAKTU PRAKTIKUM : 11.30-selesai WIB
NAMA : UTUT MUHAMMAD
NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : -/ 1 (SATU)
NAMA :
1. UTUT MUHAMMAD (11170163000059)
2. NABILA AZKA (11170163000047)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
“RANGKAIAN SERI PARAREL”
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari rangkaian seri dan pararel pada resistor.
2. Dapat merangkai resistor secara seri dan pararel.
3. Dapat menggunakan multimeter analog.
4. Mengukur kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri dan pararel.
5. Mengatahui arus yang mengalir dan tegangan pada rangkaian seri
pararel
B. DASAR TEORI
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang di desain
untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan
diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirnya sesuai
dengan hokum Ohm. Resistor di gunakan sebagai bagian dari jejaring
elektronik. Sirkuit elektronik dan merupakan komponen yang paling sering
di gunakan. Satuan resistor adalah ohm. Kemampuan resistor untuk
menghambat disebut juga resistansi atau hambatan listrik.
Dalam banyak pemakaian, dijumpai sumber tegangan dan beberapa
buah resistor yang di hubungkan dengan cara tertentu. Rangkaian seri
adalah rangkaian dimana resistor disusun secara berderet sehingga arus
yang melalui tiap-tiap komponen adalah sama. Rangkaian pararel adalah
rangkaian dimana resistor disusun secara sejajar, sehingga tegangan atau
beda potensial tiap-tiap komponen adalah sama. (sutrisno, 2009: 70)
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian dibutuhkan beda
potensial. Cara untuk menghasilkan beda potensial adalah dengan baterai.
Georg Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa
arus pada ujung kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang
diberikan ke ujung-ujungnya: I ∞ V. Beda potensial listrik yang lebih besar,
atau tegangan, menyebabkan lairan arus listrik menjadi lebih besar.
(Sutrisno. 2009: 146)
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
ΔV = IRekuivalen = I (R1 + R2) Rekuivalen= R1 + R2
Hambatan Rekuivalenadalah ekuivalen dengan gabungan seri dari
R1 + R2, dengan syarat arus rangkaian yang tidak berubah ketika
Rekuivalen menggantikan R1 + R2. Hambatan yang ekuivalen dari tiga
resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah :
Rekuivalen = R1 + R2 + R3 + ...
Besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan,
tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron.
Elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom
kawat. Makin tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan
V. Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding
terbalik dengan hambatan. Ketika kita gabungkan hal ini dan kesebandingan
di atas, didapatkan:
𝐼 = 𝑉/𝑅
dimana R adalah hambatan kawat, V adalah beda potensial yang
melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya (Sutrisno,
2009: 147).
Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya
sama besar pada kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang
melewati R1pasti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Beda
potensial yang berlaku pada rangkaian resistor seri akan bercabang diantara
resistor-resistor yang ada. Hubungan ini menunjukan bahwa hambatan
ekuivalen dari rangkaian resistor yang dihubungkan seri adalah
penjumlahan dari masing-masing resistor dan selalu lebih besar daripada
masing-masing resistornya (Serway, 2010: 402-403).
Ketika dua atau lebih dihubungkan dari ujung ke ujung. Dikatakan
mereka dihubungkan secara seri. Muatan yang melalui R1 juga akan melalui
R2 dan seterusnya. Dengan demikian arus (I) yang sama melewati setiap
resitor. (jika tidak, hal ini berarti bahwa muatan terakumulasi pada beberapa
titik pada rangkaian, yang tidak terjadi dalam keadaan stabil). Kita tentukan
V1, V2, V3, merupakan beda potensial berturut-turut. Dengan hokum Ohm,
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
𝑉 = 𝐼1 𝑥 𝑅1, 𝑉2 = 𝐼2 𝑥 𝑅2, 𝑣 𝑉3 = 𝐼3 𝑥 𝑅3. Karena resistor-resistor di
hubungkan ujung ke ujung, kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan
total V sama dengan jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor.
(Giancoli, 2001: 95)
George Simon Ohm merumuskan hubungan antara kuat arus listrik
(I). hambatan R, dan beda potential (V) yang kemudian dikenal dengan
Hukum Ohm yang penurunannya sebagai berikut: sekarang pandanglah
sebuah kawat penghantar konduktor dengan Panjang (l) dan luas
penampang (A). Kawat konduktor dengan Panjang elemen volume dv. Arus
di definisikan sebagai banyaknya electron yang melalui sebuah konduktor
tiap waktu (atau satu detik). Kita hitung kuat arus yang mengalir pada
penampang dengan volume dv. Karena berbentuk silinder volume dari dv
adalah dv = A.dl karena (dl) adalalah jarak yang di tempuh electron dengan
kecepatannya Vd dengan waktu adalah jarak yang di tempuh electron
dengan kecepatan vd dengan waktu satu detik, maka dl=Vd.I=Vd. Sehingga
dV=A.vd. sehingga banyaknya muatan yang mengalir pada dv adalah
I=A.Va.n.qe. jika kita subtitusikan persamaan untuk Vd, maka diperoleh
I=(qe.τ n/me)AE yang berada dalam kurung merupakan sifat bahan dan
sering disebut konduktivitas σ, sehingga I=σ A E karena E=V/l maka I=σ A
V/l karena konduktivitas σ merupakan kebalikan dari resistivitas p(σ=I/l),
maka persamaan menjadi I=AV/Pl atau I=V/(p.l/A)) karena diketahui
R=p.l/A maka I=V/R atau V=I R. Hubungan antara rumus V=I R dan
V=IpL/A sudah di analogikan oleh fisikawan Ohm dan disebut sebagai
Hukum Ohm. (Suyamto, 2009: 162)
Selain itu, rangkaian elektronika secara paralel juga memiliki ciri
apabila terjadinya putus arus pada salah satu pada cabang tahanan maka arus
yang terputus hanya akan terjadi pada rangkaian cbang tersebut dan
rangkaian pada cabang yang lain akan tetap bekerja dan tak akan terganggu
atau terpengaruhi oleh cabang rangkaian yang terputus tersebut. tegangan
ditiap-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama dengan tegangan dari
sumber (Andi. 2014: 203).
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Banyak rangkaian mengandung lebih dari satu hambatan (tahanan).
Tahanantahanan tersebut dapat dihubungkan dengan cara:
• seri (dua penahan dihubungkanderet).
• paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar.
• gabungan antara seri,
• dan paralel. Dalam hubungan seri, arus yang melalui tahanan-
tahanan mempunyai kuat arus yang sama. Jumlah tegangan antara
tahanan jumlah dari tegangan masing-masing.
Sedangkan dalam hubungan paralel, tegangan tegangan pada tiap-tiap
tahanan sama besarnya dan jumlah arus yang diberikan oleh sumber tenaga
sama dengan jumlah arus melalui tahanan masing-masing (Daryanto, 2000:
23-26).
C. ALAT dan BAHAN
NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1 Catu Daya
2 Multimeter Digital
3 Project Board
4 Kapasitor
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
5 Jumper
6 LED
7 Capit Buaya
D. LANGKAH KERJA
Percobaan I
NO GAMBAR LANGKAH KERJA
1
Rangkailah pada resistor yang
berwarna dan telah diketahui
nilai hambatannya pada project
board serta hubungkan dengan
catu daya.
2
Atur tegangan pada catu daya
dengan memutarkan
selektornya.
3
Aturlah pada multimeter
analog ini dengan pengenolan.
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
NO GAMBAR LANGKAH KERJA
4
Ukurlah arus listrik pada
masing-masing resistor yang
telah disusun secara seri.
5
Ukur tegangan pada masing-
masing resistor yang telah
disusun secara pararel.
6
Rangkaian pada resistor
berwarna yang disusun secara
pararel dan dihubungkan ke
catudaya.
7
Ukur tegangan yang disusun
secara pararel.
8
Ukurlah arus listrik pada
masing-masing resistor yang
telah disusun secara pararel.
9
Ukurlah hambatan pada
resistor tersebut pada
rangkaian seri pararel dan
pasang jumper di ujung
rangkaian.
10
Hubungkan ke catudaya dan
ukur tegangan pada masing-
masing resistor.
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
11
Ukurlah arus pada masing-
masing resistor.
12
Catat data yang telah
dilakukan.
E. DATA PERCOBAAN
1. Resistor dirangkai secara pararel.
Nilai resistor pengganti :
Nilai arus secara teori :
Nilai arus total :
R I
Kondisi
Lampu
V
R1 100 ± 5% Ω 8 mA L1 Terang 2,8 V
R2 1500 ± 5% Ω 0,55 mA L2 Redup 2,8 V
R3 470 ± 5% Ω 2,5 mA L3 Terang 2,8 V
2. Resistor dirangkai secara seri.
Nilai resistor pengganti :
Nilai arus secara teori :
Nilai arus total :
R I
Kondisi
Lampu
V
R1 100 ± 5% Ω 0,4 mA L1 Redup 1,6 V
R2 1500 ± 5% Ω 0,4 mA L2 Redup 2,2 V
R3 470 ± 5% Ω 0,4 mA L3 Terang 1,6 V
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
F. PENGOLAHAN DATA
No SERI (dengan teori) NO PARAREL (dengan teori)
1
Nilai resistor pengganti
𝑅𝑝 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅𝑝 = 100 + 1500 + 470
𝑅𝑝 = 2070 𝑂ℎ𝑚
1
1
𝑅𝑝
=
1
𝑅1
+
1
𝑅2
+
1
𝑅3
1
𝑅𝑝
=
1
100
+
1
1500
+
1
470
1
𝑅𝑝
=
451
3520
𝑅𝑝 =
3520
451
𝑅𝑝 = 7,80487 ≈ 7,8 Ω
2
Nilai (I) multi.analog
A. Nilai kuat arus (I1)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚𝐴 𝑥 40
250
𝐼 = 0,4 𝑚𝐴
A. Nilai kuat arus (I2)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚𝐴 𝑥 40
250
𝐼 = 0,4 𝑚𝐴
B. Nilai kuat arus (I3)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚𝐴 𝑥 40
250
𝐼 = 0,4 𝑚𝐴
2
Nilai (I) multi.analog
A. Nilai kuat arus (I1)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚 𝑥 80
250
𝐼 = 8 𝑚𝐴
B. Nilai kuat arus (I2)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚 𝑥 55
250
𝐼 = 0,55 𝑚𝐴
C. Nilai kuat arus (I3)
𝐼 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝐼 =
2,5 𝑚 𝑥 25
250
𝐼 = 2,5 𝑚𝐴
3
Tegangan (V)
A. Beda Potensial (V1)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 40
250
𝑉 = 1,6 𝑉
B. Beda Potensial (V2)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 55
250
𝑉 = 2,2 𝑉
C. Beda Potensial (V3)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 55
250
𝑉 = 2,2 𝑉
3
Tegangan (V)
A. Beda Potensial (V1)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 70
250
𝑉 = 2,8 𝑉
B. Beda Potensial (V2)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 70
250
𝑉 = 2,8 𝑉
C. Beda Potensial (V3)
𝑉 =
𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝
𝑆𝑚
𝑉 =
10 𝑥 70
250
𝑉 = 2,8 𝑉
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
No SERI NO PARAREL
1
𝐼1 =
𝑉
𝑅
𝐼1 =
1,6 𝑉
100 Ω
𝐼1 = 0,016 𝐴
1
𝐼1 =
𝑉
𝑅
𝐼1 =
2,8 𝑉
100 Ω
𝐼1 = 0,028 𝐴
2
𝐼2 =
𝑉
𝑅
𝐼2 =
2,2 𝑉
1500Ω
𝐼2 = 0,0015 𝐴
2
𝐼2 =
𝑉
𝑅
𝐼2 =
2,8 𝑉
1500Ω
𝐼2 = 0,0019 𝐴
3
𝐼3 =
𝑉
𝑅
𝐼3 =
1,6 𝑉
470Ω
𝐼3 = 0,0034 𝐴
3
𝐼3 =
𝑉
𝑅
𝐼3 =
2,8 𝑉
470Ω
𝐼3 = 0,006 𝐴
No SERI (arus total) NO PARAREL (arus total)
1
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
= 160, 10−4
+
= 15, 10−4
+
= 34. 10−4
+
= 209. 10−4
𝐴
1
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
= 280, 10−4
+
= 19, 10−4
+
= 60 . 10−4
+
= 359. 10−4
𝐴
G. PEMBAHASAN
Pada rangkaian kali ini praktikan melakukan percobaan yang
dimana resistor dirangkai secara seri,pararel, dan seri pararel. Pada
rangkaian seri pararel ini merupakan rangkaian pararel yang diserikan maka
hasil akhirnya akan sama dengan yang diserikan.
Pada pengamatan pertama yaitu merangkai rangkaian secara seri,
dan sebelum merangkai praktikan harus menentukan nilai resistor pada
masing-masing resistor berdasarkan kode warna atau dengan menggunakan
multimeter analog. Pada saat menggunakan multimeter analog ini pada
jarum penunjuk multimeter dikali dengan batas ukurnya, sehingga dapatlah
nilai resistor tersebut. Nilai arus pada percobaan rangkaian seri ini yang
mengalir pada kedua resistor tersebut nilainya sama, hal ini terjadi karena
arus listrik hanya memiliki satu jalur untuk mengalir arus listrik. Arus listrik
yang mengalir dihambat oleh resistor pertama setelah melewati resistor
pertama, arus yang sama di hambat oleh hambatan total pada rangkaian seri
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
merupakan jumlah dari tiap hambatan pada rangkaian. Dan nilai tegangan
pada setiap komponen nilainya mendekati sama dengan tegangan pada
sumber tegangan. Nilai tegangannya melebihi nilai tegangan pada sumber
karena pada saat mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter
analog jarum penunjuk tidak tepat menunjukkan ke angkanya karena
multimeter analaog keakuratannya rendah sehingga tegangan totalnya
melebihi nilai tegangan pada sumber tegangan.
Pada percoban selanjutnya yaitu merangkai rangkaian yang disusun
secara pararel. Dari data yang diperoleh tegangan tiap resistor memiliki
besar yang sama, hal ini disebabkan karena tiap komponen terhubung pada
dua titik yang sama pada rangkaian namun arus yang mengalir pada tiap
cabang berbeda sehingga besarnya arus pada tiap cabang berbanding
terbalik dengan besarnya hambatan pada cabang tersebut. Jika semakin
banyak jumlah percabangan maka hambatan totalnya semakin kecil.
Sehingga banyak rangkaian pararel yang di gunakan untuk memperkecil
hambatan. Pada rangkaian ini setiap resistor mendapatkan tegangan yang
sama sehingga arus yang mengalir.
Terdapat pada sebuah kesalah pada lampu saat praktikan sedang
melakukan rangkaian pararel, praktikan mendapatkan data tenyata dari
ketiga lampu itu ada yang menyala dan ada juga yang terang, data yang
praktikum yang didapatkan oleh praktikan itu salah seharusnya lampu
tersebut menyala terang pada ketiga lampu tersebut. Alhasil praktikan dapat
melalui praktikum rangkaian seri pararel berjalan dengan baik dengan
bimbingan ka Dio.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Jelaskan kelebihan dari rangkaian seri, parael, dan rangkaian seri
paralel, jika diterapkan pada komponen-komponen dibawah ini:
- Baterai sebagai sumber daya
- Resistor
- Lampu atau LED
- Kapasitor
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Jawab:
a. Baterai:
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkai seri
adalah akan meningkatkan tegangan (Voltage) output baterai
sedangkan arus listrik (Ampere) akan tetap sama, lebih
menghemat daya yang dikeluarkan pada baterai, pengerjaan
yang singkat, dan tidak memerlukan banyak penyambung jalur
sehingga hemat kabel dan saklar (hemat daya). Dan juga
rangkaian lebih menguntungkan karena voltagenya bertambah.
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian
pararel adalah voltasenya tetap, tetapi arusnya bertambahan.
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkai seri
paralel adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak,
maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana
mestinya.
b. Resistor:
➢ Kelebihan apabila resistor dirangkai seri adalah dapat digunakan
untuk membagi tegangan.
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian
pararel adalah hambatan yang ada pada resistor tidak sebesar
rangkaian seri.
➢ Kelebihan apabila resistor dirangkai seri paralel adalah
terjadinya proses pembagian arus dan tegangan listrik.
c. Lampu LED
➢ Kelebihan apabila lampu dirangkai seri adalah tidak
memerlukan banyak penyambung jalur sehingga hemat kabel
dan saklar (hemat biaya).
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian
pararel adalah tegangan yang dibutuhkan LED tidak
membutuhkan tegangan berkali lipat sebanyak LED yang ada.
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
➢ Kelebihan apabila lampu disusun seri paralel adalah apabila satu
komponen lampu rusak atau mati maka lampu lainnya masih
menyala.
d. Kapasitor:
➢ Kelebihan apabila kapasitor dirangkai seri adalah bila ditinjau
dari hambatan maka akan menghasilkan hambatan yang bernilai
besar (biasanya digunakan pada alat elektronik tertentu).
➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian
pararel adalah mengurangi kerugian saluran.
➢ Kelebihan apabila kapasitor dirangkai seri paralel adalah
memiliki kapasitas menyimpan arus yang lebih besar dari nilai
satuan masing-masing kapasitas.
2. Jelaskan kekurangan dari rangkaian seri dan seri paralel! Sertakan
solusinya!
Jawab:
➢ Kekurangan rangkaian seri adalah:
• pada saat satu komponen mati yang lain juga akan mati, dan
tidak berfungsi selayaknya seperti biasa.
• Jika dipasang pada lampu, jika lampu yang satu rusak atau
terputus maka lampu yang lain ikut terputus.
• Nyala lampu yang satu dengan yang lain tidak sama
terangnya.
• Semakin jauh dari sumber listrik maka nyala lampu semakin
redup.
• Energinya juga boros karena Rp = R1+R2+R3+...+Rn
➢ Kekurangan rangkaian pararel adalah:
• Boros kabel dan saklar
➢ Kekurangan rangkain seri paralel adalah:
• Boros kabel dan saklar kurang hemat biaya untuk kabel.
• Terhindar adanya rangkaian listrik yang kompleks dari segi
arus, tegangan, dan hambatannya kurang menghemat daya.
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
• Lebih rumit untuk menghitung hambatannya.
3. Jelaskan analisis kamu tentang burung yang bertengger pada kabel
listrik tetapi tidak mengalami gejala kesetrum dan adakah hubungannya
dengan materi yang sudah kalian praktikumkan!
Jawab:
Ketika burung bertengger di kabel listrik dan tidak kesetrum karena
sumber listrik pada umumnya membutuhkan dua lintasan penghantar
agar dapat menghasilkan arus listrik, da lintasan atau kabel itu
menyebabkan tegangan listrik. Jika hanya ada satu lintasan penghantar
itu tidak terjadi sehingga arus listrik tidak dihasilkan jadi burung yang
bertengger dikabel listrik hanya menginjinkan kedua kakinya di satu
lintasan kabel listrik. Jika satu kakinya di letakkan di kabel listrik yang
lain pasti burung akan kesetrum. Selain itu, burung juga tidak
menyentuh tanah, sehingga listrik dari kabel bertegangan tinggi tidak
mengalir ke Bumi yang bertegangan rendah.
Peristiwa diatas ada hubungannya pada materi yang sudah di
praktikumkan yaitu pada suatu rangkaian akan terjadi beda potential dan
akan di aliri arus listrik apabila sebuah rangkaian terhubung antara
rangkaian yang satu dengan yang lainnya seperti jumper yang bertugas
untuk mengalirkan arus dari rangkaian resistor kepada catu daya.
Apabila rangkaian itu terhubung menjadikan satu rangkaian tertutup.
4. Buatlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari hasil praktikum dan
bandingkan kebenarannya dengan teori yang ada!
Jawab:
Kesimpulan dari hasil praktikum tersebut adalah bila
resistor diragkai seri, maka nilai hambatan akan lebih besar dari
hambatan terbesar yang ada di dalam rangkaian. Sementara itu,
bila resistor dirangkai secara paralel, maka nilai hambatan
totalnya akan lebih kecil dari hambatan resistor terkecil yang
ada di dalam rangkaian. Hasil pengukuran tidak setepat/pas
dengan perhitungan karena dipengaruhi nilai toleransi resistor.
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Kemudian, pada praktikum ini juga telah berhasil membuktikan
secara langsung hukum I Kirchoff yang berbunyi, “suatu titik
percabangan, jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus
yang keluar titik tersebut”. kemudian, hukum II Kirchoff
berbunyi, “suatu rangkaian tertutup, jumlah aljabar tegangan
dan penurunan potensial sama dengan nol”.
Hal ini juga disebabkan karena multimeter analognya yang
kurang teliti saat melihatnya, sehingga menyebabkan
perhitungan pada tegangan total tidak sama dengan tegangan
sumber. Dan arus yang mengalir pada rangkaian seri yaitu sama
pada setiap resistor dan tegangannya berbeda, sedangkan
tegangan yang dihasilkan pada rangkaian pararel yaitu sama
tiap resistor tetapi arusnya berbeda. Ini sesuai dengan teori.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa:
a. Nilai arus yang mengalir pada rangkaian seri ini pada kedua resistor
nilainya sama tetapi tegangannya berbeda.
b. Nilai tegangannya yang mengalir pada rangkaian pararel nilai tegangan
total pada resistor sama dan arusnya berbeda.
c. Nilai arus yang mengalir pada rangkaian pararel lebih besar
dibandingkan dengan nilai arus yang mengalir pada rangkaian seri.
d. Hambatan terkecil yang ada dirangkaian, sedangkan tegangan yang
mengalir pada setiap resistor adalah sama pada setiap resistor.
e. Apabila resistor dirangkai seri maka nilai hambatam akan lebih besar
dari hambatan terbesar yang ada dirangkaian, sedangkan arus yang
mengalir pada setiap resistor adalah sama pada setiap resistor.
J. KOMENTAR
a. Berhati-hatilah dalam percobaan rangkaian seri pararel.
b. Lebih teliti dalam membaca skala jarum penunjuk pada multimeter
analog.
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
c. Seharusnya praktikan terlebih dahulu membaca materi yang akan
dilakukan praktikum sehingga pada saat praktikum tidak kebingungan.
d. Harus adanya kekerjasamaan dalam team.
K. DAFTAR PUSTAKA
Darryanto. (2000). Teknik Elektronika. Malang: PT. Bumi Aksara.
Giancoli, D. C. (2014). Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke Tujuh. Jakarta: Erlangga.
Serway, Raymond A. Dan John W. Jewett (2010). Fisika untuk Sains dan
Teknik Jilid. Jakarta: Salmeba Teknika.
Sutrisno, A. T. (2009). Fisika dasar jilid 2. jakarta: lembaga penelitian uin
jakarta.
Sutarno. (2013). Fisika untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Andi. (2018, Maret 03). Pengertian Rangkain Listrik Seri dan Paralel.
Diambil dari http://skemaku.com/pengertian-rangkaian-
listrik-seri-dan-paralel/.
L. LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arusvioai
 
Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC
Annisa Icha
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
Astari Sari
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
ayu purwati
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
Simon Patabang
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Annisa Icha
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
umammuhammad27
 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Annisa Icha
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Samantars17
 
Listrik Arus Searah.ppt
Listrik Arus Searah.pptListrik Arus Searah.ppt
Listrik Arus Searah.ppt
kasmudi smoody
 
Resistansi
ResistansiResistansi
Resistansi
Actur Saktianto
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Khairul Amri
 
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
Nabila Nursafera
 
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Polytechnic State Semarang
 
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Maulitsa Putriyono
 
8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan
Simon Patabang
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum OhmLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
Lydia Nurkumalawati
 

What's hot (20)

pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arus
 
Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
Hukum kirchoff
Hukum kirchoffHukum kirchoff
Hukum kirchoff
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
 
Listrik Arus Searah.ppt
Listrik Arus Searah.pptListrik Arus Searah.ppt
Listrik Arus Searah.ppt
 
Resistansi
ResistansiResistansi
Resistansi
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK KELAS 12
 
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
Percobaan Praktikum Hukum kirchoff
 
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
 
8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum OhmLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
 

Similar to 2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp

Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
denson siburian
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
Resti3
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
PutrapratamaputraPra
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
RiyanAdita
 
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analog
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analogLaporan hukum ohm praktikum elektronika analog
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analog
wahyuadnyana_dw
 
PPT LISTRIK ARUS SEARAH.pptx
PPT LISTRIK ARUS SEARAH.pptxPPT LISTRIK ARUS SEARAH.pptx
PPT LISTRIK ARUS SEARAH.pptx
AuliaAgisnaRahmatika
 
PPT LISTRIK ARUS SEARAH FIN.pptx
PPT LISTRIK ARUS SEARAH FIN.pptxPPT LISTRIK ARUS SEARAH FIN.pptx
PPT LISTRIK ARUS SEARAH FIN.pptx
AuliaAgisnaRahmatika
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Aris Widodo
 
listrik aru searah fisika kelas XII.pptx
listrik aru searah fisika kelas XII.pptxlistrik aru searah fisika kelas XII.pptx
listrik aru searah fisika kelas XII.pptx
ZHENAHARYOP
 
Unit 2 rangkaian dc
Unit 2  rangkaian dcUnit 2  rangkaian dc
Unit 2 rangkaian dc
Indra S Wahyudi
 
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Niko Kusuma
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
SalmiartiRuslan
 
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
IjhanShabrIe
 
Hukum ohm & hambatan
Hukum ohm & hambatanHukum ohm & hambatan
Hukum ohm & hambatan
agus mulanto
 
rangkuman listrik dinamis
rangkuman listrik dinamisrangkuman listrik dinamis
rangkuman listrik dinamis
Pelajaran Sekolah Ku
 
Rangkaian Listrik Searah.pptx
Rangkaian Listrik Searah.pptxRangkaian Listrik Searah.pptx
Rangkaian Listrik Searah.pptx
violettavincentia1
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
umammuhammad27
 

Similar to 2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp (20)

Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
 
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analog
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analogLaporan hukum ohm praktikum elektronika analog
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analog
 
PPT LISTRIK ARUS SEARAH.pptx
PPT LISTRIK ARUS SEARAH.pptxPPT LISTRIK ARUS SEARAH.pptx
PPT LISTRIK ARUS SEARAH.pptx
 
PPT LISTRIK ARUS SEARAH FIN.pptx
PPT LISTRIK ARUS SEARAH FIN.pptxPPT LISTRIK ARUS SEARAH FIN.pptx
PPT LISTRIK ARUS SEARAH FIN.pptx
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
 
listrik aru searah fisika kelas XII.pptx
listrik aru searah fisika kelas XII.pptxlistrik aru searah fisika kelas XII.pptx
listrik aru searah fisika kelas XII.pptx
 
Unit 2 rangkaian dc
Unit 2  rangkaian dcUnit 2  rangkaian dc
Unit 2 rangkaian dc
 
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
pengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrikpengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrik
 
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Hukum ohm & hambatan
Hukum ohm & hambatanHukum ohm & hambatan
Hukum ohm & hambatan
 
rangkuman listrik dinamis
rangkuman listrik dinamisrangkuman listrik dinamis
rangkuman listrik dinamis
 
Rangkaian Listrik Searah.pptx
Rangkaian Listrik Searah.pptxRangkaian Listrik Searah.pptx
Rangkaian Listrik Searah.pptx
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
 
Laporan avometer
Laporan avometerLaporan avometer
Laporan avometer
 

More from umammuhammad27

Space and astronomy science resume
Space and astronomy science resumeSpace and astronomy science resume
Space and astronomy science resume
umammuhammad27
 
Simple harmonic movement in bandul
Simple harmonic movement in bandulSimple harmonic movement in bandul
Simple harmonic movement in bandul
umammuhammad27
 
Rc range (resistor with capacitor)
Rc range (resistor with capacitor)Rc range (resistor with capacitor)
Rc range (resistor with capacitor)
umammuhammad27
 
Modulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntirModulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntir
umammuhammad27
 
Cinetic and static friction styles
Cinetic and static friction stylesCinetic and static friction styles
Cinetic and static friction styles
umammuhammad27
 
Simple harmonic movement in bandul reversibel
Simple harmonic movement in bandul reversibelSimple harmonic movement in bandul reversibel
Simple harmonic movement in bandul reversibel
umammuhammad27
 
Light emitting diode
Light emitting diodeLight emitting diode
Light emitting diode
umammuhammad27
 

More from umammuhammad27 (20)

Space and astronomy science resume
Space and astronomy science resumeSpace and astronomy science resume
Space and astronomy science resume
 
Simple harmonic movement in bandul
Simple harmonic movement in bandulSimple harmonic movement in bandul
Simple harmonic movement in bandul
 
Resistor
ResistorResistor
Resistor
 
Rc range (resistor with capacitor)
Rc range (resistor with capacitor)Rc range (resistor with capacitor)
Rc range (resistor with capacitor)
 
Ohm law i
Ohm law iOhm law i
Ohm law i
 
Modulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntirModulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntir
 
Magnetic field
Magnetic fieldMagnetic field
Magnetic field
 
Cinetic and static friction styles
Cinetic and static friction stylesCinetic and static friction styles
Cinetic and static friction styles
 
Capacitors
CapacitorsCapacitors
Capacitors
 
Calorimeter
CalorimeterCalorimeter
Calorimeter
 
Basic measurement
Basic measurementBasic measurement
Basic measurement
 
Atwood aircraft
Atwood aircraftAtwood aircraft
Atwood aircraft
 
Wheatstone bridge
Wheatstone bridgeWheatstone bridge
Wheatstone bridge
 
Simple harmonic movement in bandul reversibel
Simple harmonic movement in bandul reversibelSimple harmonic movement in bandul reversibel
Simple harmonic movement in bandul reversibel
 
Project board
Project boardProject board
Project board
 
Power supply
Power supplyPower supply
Power supply
 
Ohm law ii
Ohm law iiOhm law ii
Ohm law ii
 
Multimeter
MultimeterMultimeter
Multimeter
 
Moment inertia
Moment inertiaMoment inertia
Moment inertia
 
Light emitting diode
Light emitting diodeLight emitting diode
Light emitting diode
 

Recently uploaded

Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 

Recently uploaded (20)

Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 

2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp

  • 1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II “RANGKAIAN SERI PARAREL” TANGGAL PENGUMPULAN : 6th of March 2018 M TANGGAL PRAKTIKUM : 28st of March 2018 M WAKTU PRAKTIKUM : 11.30-selesai WIB NAMA : UTUT MUHAMMAD NIM : 11170163000059 KELOMPOK / KLOTER : -/ 1 (SATU) NAMA : 1. UTUT MUHAMMAD (11170163000059) 2. NABILA AZKA (11170163000047) KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
  • 2. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD “RANGKAIAN SERI PARAREL” TUGAS AKHIR PRAKTIKUM A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mempelajari rangkaian seri dan pararel pada resistor. 2. Dapat merangkai resistor secara seri dan pararel. 3. Dapat menggunakan multimeter analog. 4. Mengukur kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri dan pararel. 5. Mengatahui arus yang mengalir dan tegangan pada rangkaian seri pararel B. DASAR TEORI Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang di desain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirnya sesuai dengan hokum Ohm. Resistor di gunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik. Sirkuit elektronik dan merupakan komponen yang paling sering di gunakan. Satuan resistor adalah ohm. Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistansi atau hambatan listrik. Dalam banyak pemakaian, dijumpai sumber tegangan dan beberapa buah resistor yang di hubungkan dengan cara tertentu. Rangkaian seri adalah rangkaian dimana resistor disusun secara berderet sehingga arus yang melalui tiap-tiap komponen adalah sama. Rangkaian pararel adalah rangkaian dimana resistor disusun secara sejajar, sehingga tegangan atau beda potensial tiap-tiap komponen adalah sama. (sutrisno, 2009: 70) Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian dibutuhkan beda potensial. Cara untuk menghasilkan beda potensial adalah dengan baterai. Georg Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada ujung kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya: I ∞ V. Beda potensial listrik yang lebih besar, atau tegangan, menyebabkan lairan arus listrik menjadi lebih besar. (Sutrisno. 2009: 146)
  • 3. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD ΔV = IRekuivalen = I (R1 + R2) Rekuivalen= R1 + R2 Hambatan Rekuivalenadalah ekuivalen dengan gabungan seri dari R1 + R2, dengan syarat arus rangkaian yang tidak berubah ketika Rekuivalen menggantikan R1 + R2. Hambatan yang ekuivalen dari tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah : Rekuivalen = R1 + R2 + R3 + ... Besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Kita kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan. Ketika kita gabungkan hal ini dan kesebandingan di atas, didapatkan: 𝐼 = 𝑉/𝑅 dimana R adalah hambatan kawat, V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya (Sutrisno, 2009: 147). Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya sama besar pada kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang melewati R1pasti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Beda potensial yang berlaku pada rangkaian resistor seri akan bercabang diantara resistor-resistor yang ada. Hubungan ini menunjukan bahwa hambatan ekuivalen dari rangkaian resistor yang dihubungkan seri adalah penjumlahan dari masing-masing resistor dan selalu lebih besar daripada masing-masing resistornya (Serway, 2010: 402-403). Ketika dua atau lebih dihubungkan dari ujung ke ujung. Dikatakan mereka dihubungkan secara seri. Muatan yang melalui R1 juga akan melalui R2 dan seterusnya. Dengan demikian arus (I) yang sama melewati setiap resitor. (jika tidak, hal ini berarti bahwa muatan terakumulasi pada beberapa titik pada rangkaian, yang tidak terjadi dalam keadaan stabil). Kita tentukan V1, V2, V3, merupakan beda potensial berturut-turut. Dengan hokum Ohm,
  • 4. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD 𝑉 = 𝐼1 𝑥 𝑅1, 𝑉2 = 𝐼2 𝑥 𝑅2, 𝑣 𝑉3 = 𝐼3 𝑥 𝑅3. Karena resistor-resistor di hubungkan ujung ke ujung, kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor. (Giancoli, 2001: 95) George Simon Ohm merumuskan hubungan antara kuat arus listrik (I). hambatan R, dan beda potential (V) yang kemudian dikenal dengan Hukum Ohm yang penurunannya sebagai berikut: sekarang pandanglah sebuah kawat penghantar konduktor dengan Panjang (l) dan luas penampang (A). Kawat konduktor dengan Panjang elemen volume dv. Arus di definisikan sebagai banyaknya electron yang melalui sebuah konduktor tiap waktu (atau satu detik). Kita hitung kuat arus yang mengalir pada penampang dengan volume dv. Karena berbentuk silinder volume dari dv adalah dv = A.dl karena (dl) adalalah jarak yang di tempuh electron dengan kecepatannya Vd dengan waktu adalah jarak yang di tempuh electron dengan kecepatan vd dengan waktu satu detik, maka dl=Vd.I=Vd. Sehingga dV=A.vd. sehingga banyaknya muatan yang mengalir pada dv adalah I=A.Va.n.qe. jika kita subtitusikan persamaan untuk Vd, maka diperoleh I=(qe.τ n/me)AE yang berada dalam kurung merupakan sifat bahan dan sering disebut konduktivitas σ, sehingga I=σ A E karena E=V/l maka I=σ A V/l karena konduktivitas σ merupakan kebalikan dari resistivitas p(σ=I/l), maka persamaan menjadi I=AV/Pl atau I=V/(p.l/A)) karena diketahui R=p.l/A maka I=V/R atau V=I R. Hubungan antara rumus V=I R dan V=IpL/A sudah di analogikan oleh fisikawan Ohm dan disebut sebagai Hukum Ohm. (Suyamto, 2009: 162) Selain itu, rangkaian elektronika secara paralel juga memiliki ciri apabila terjadinya putus arus pada salah satu pada cabang tahanan maka arus yang terputus hanya akan terjadi pada rangkaian cbang tersebut dan rangkaian pada cabang yang lain akan tetap bekerja dan tak akan terganggu atau terpengaruhi oleh cabang rangkaian yang terputus tersebut. tegangan ditiap-tiap beban listrik memiliki tegangan yang sama dengan tegangan dari sumber (Andi. 2014: 203).
  • 5. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Banyak rangkaian mengandung lebih dari satu hambatan (tahanan). Tahanantahanan tersebut dapat dihubungkan dengan cara: • seri (dua penahan dihubungkanderet). • paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar. • gabungan antara seri, • dan paralel. Dalam hubungan seri, arus yang melalui tahanan- tahanan mempunyai kuat arus yang sama. Jumlah tegangan antara tahanan jumlah dari tegangan masing-masing. Sedangkan dalam hubungan paralel, tegangan tegangan pada tiap-tiap tahanan sama besarnya dan jumlah arus yang diberikan oleh sumber tenaga sama dengan jumlah arus melalui tahanan masing-masing (Daryanto, 2000: 23-26). C. ALAT dan BAHAN NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN 1 Catu Daya 2 Multimeter Digital 3 Project Board 4 Kapasitor
  • 6. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD 5 Jumper 6 LED 7 Capit Buaya D. LANGKAH KERJA Percobaan I NO GAMBAR LANGKAH KERJA 1 Rangkailah pada resistor yang berwarna dan telah diketahui nilai hambatannya pada project board serta hubungkan dengan catu daya. 2 Atur tegangan pada catu daya dengan memutarkan selektornya. 3 Aturlah pada multimeter analog ini dengan pengenolan.
  • 7. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD NO GAMBAR LANGKAH KERJA 4 Ukurlah arus listrik pada masing-masing resistor yang telah disusun secara seri. 5 Ukur tegangan pada masing- masing resistor yang telah disusun secara pararel. 6 Rangkaian pada resistor berwarna yang disusun secara pararel dan dihubungkan ke catudaya. 7 Ukur tegangan yang disusun secara pararel. 8 Ukurlah arus listrik pada masing-masing resistor yang telah disusun secara pararel. 9 Ukurlah hambatan pada resistor tersebut pada rangkaian seri pararel dan pasang jumper di ujung rangkaian. 10 Hubungkan ke catudaya dan ukur tegangan pada masing- masing resistor.
  • 8. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD 11 Ukurlah arus pada masing- masing resistor. 12 Catat data yang telah dilakukan. E. DATA PERCOBAAN 1. Resistor dirangkai secara pararel. Nilai resistor pengganti : Nilai arus secara teori : Nilai arus total : R I Kondisi Lampu V R1 100 ± 5% Ω 8 mA L1 Terang 2,8 V R2 1500 ± 5% Ω 0,55 mA L2 Redup 2,8 V R3 470 ± 5% Ω 2,5 mA L3 Terang 2,8 V 2. Resistor dirangkai secara seri. Nilai resistor pengganti : Nilai arus secara teori : Nilai arus total : R I Kondisi Lampu V R1 100 ± 5% Ω 0,4 mA L1 Redup 1,6 V R2 1500 ± 5% Ω 0,4 mA L2 Redup 2,2 V R3 470 ± 5% Ω 0,4 mA L3 Terang 1,6 V
  • 9. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD F. PENGOLAHAN DATA No SERI (dengan teori) NO PARAREL (dengan teori) 1 Nilai resistor pengganti 𝑅𝑝 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 𝑅𝑝 = 100 + 1500 + 470 𝑅𝑝 = 2070 𝑂ℎ𝑚 1 1 𝑅𝑝 = 1 𝑅1 + 1 𝑅2 + 1 𝑅3 1 𝑅𝑝 = 1 100 + 1 1500 + 1 470 1 𝑅𝑝 = 451 3520 𝑅𝑝 = 3520 451 𝑅𝑝 = 7,80487 ≈ 7,8 Ω 2 Nilai (I) multi.analog A. Nilai kuat arus (I1) 𝐼 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝐼 = 2,5 𝑚𝐴 𝑥 40 250 𝐼 = 0,4 𝑚𝐴 A. Nilai kuat arus (I2) 𝐼 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝐼 = 2,5 𝑚𝐴 𝑥 40 250 𝐼 = 0,4 𝑚𝐴 B. Nilai kuat arus (I3) 𝐼 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝐼 = 2,5 𝑚𝐴 𝑥 40 250 𝐼 = 0,4 𝑚𝐴 2 Nilai (I) multi.analog A. Nilai kuat arus (I1) 𝐼 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝐼 = 2,5 𝑚 𝑥 80 250 𝐼 = 8 𝑚𝐴 B. Nilai kuat arus (I2) 𝐼 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝐼 = 2,5 𝑚 𝑥 55 250 𝐼 = 0,55 𝑚𝐴 C. Nilai kuat arus (I3) 𝐼 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝐼 = 2,5 𝑚 𝑥 25 250 𝐼 = 2,5 𝑚𝐴 3 Tegangan (V) A. Beda Potensial (V1) 𝑉 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝑉 = 10 𝑥 40 250 𝑉 = 1,6 𝑉 B. Beda Potensial (V2) 𝑉 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝑉 = 10 𝑥 55 250 𝑉 = 2,2 𝑉 C. Beda Potensial (V3) 𝑉 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝑉 = 10 𝑥 55 250 𝑉 = 2,2 𝑉 3 Tegangan (V) A. Beda Potensial (V1) 𝑉 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝑉 = 10 𝑥 70 250 𝑉 = 2,8 𝑉 B. Beda Potensial (V2) 𝑉 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝑉 = 10 𝑥 70 250 𝑉 = 2,8 𝑉 C. Beda Potensial (V3) 𝑉 = 𝐵𝑢 𝑥 𝐽𝑝 𝑆𝑚 𝑉 = 10 𝑥 70 250 𝑉 = 2,8 𝑉
  • 10. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD No SERI NO PARAREL 1 𝐼1 = 𝑉 𝑅 𝐼1 = 1,6 𝑉 100 Ω 𝐼1 = 0,016 𝐴 1 𝐼1 = 𝑉 𝑅 𝐼1 = 2,8 𝑉 100 Ω 𝐼1 = 0,028 𝐴 2 𝐼2 = 𝑉 𝑅 𝐼2 = 2,2 𝑉 1500Ω 𝐼2 = 0,0015 𝐴 2 𝐼2 = 𝑉 𝑅 𝐼2 = 2,8 𝑉 1500Ω 𝐼2 = 0,0019 𝐴 3 𝐼3 = 𝑉 𝑅 𝐼3 = 1,6 𝑉 470Ω 𝐼3 = 0,0034 𝐴 3 𝐼3 = 𝑉 𝑅 𝐼3 = 2,8 𝑉 470Ω 𝐼3 = 0,006 𝐴 No SERI (arus total) NO PARAREL (arus total) 1 𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 = 160, 10−4 + = 15, 10−4 + = 34. 10−4 + = 209. 10−4 𝐴 1 𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 = 280, 10−4 + = 19, 10−4 + = 60 . 10−4 + = 359. 10−4 𝐴 G. PEMBAHASAN Pada rangkaian kali ini praktikan melakukan percobaan yang dimana resistor dirangkai secara seri,pararel, dan seri pararel. Pada rangkaian seri pararel ini merupakan rangkaian pararel yang diserikan maka hasil akhirnya akan sama dengan yang diserikan. Pada pengamatan pertama yaitu merangkai rangkaian secara seri, dan sebelum merangkai praktikan harus menentukan nilai resistor pada masing-masing resistor berdasarkan kode warna atau dengan menggunakan multimeter analog. Pada saat menggunakan multimeter analog ini pada jarum penunjuk multimeter dikali dengan batas ukurnya, sehingga dapatlah nilai resistor tersebut. Nilai arus pada percobaan rangkaian seri ini yang mengalir pada kedua resistor tersebut nilainya sama, hal ini terjadi karena arus listrik hanya memiliki satu jalur untuk mengalir arus listrik. Arus listrik yang mengalir dihambat oleh resistor pertama setelah melewati resistor pertama, arus yang sama di hambat oleh hambatan total pada rangkaian seri
  • 11. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD merupakan jumlah dari tiap hambatan pada rangkaian. Dan nilai tegangan pada setiap komponen nilainya mendekati sama dengan tegangan pada sumber tegangan. Nilai tegangannya melebihi nilai tegangan pada sumber karena pada saat mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter analog jarum penunjuk tidak tepat menunjukkan ke angkanya karena multimeter analaog keakuratannya rendah sehingga tegangan totalnya melebihi nilai tegangan pada sumber tegangan. Pada percoban selanjutnya yaitu merangkai rangkaian yang disusun secara pararel. Dari data yang diperoleh tegangan tiap resistor memiliki besar yang sama, hal ini disebabkan karena tiap komponen terhubung pada dua titik yang sama pada rangkaian namun arus yang mengalir pada tiap cabang berbeda sehingga besarnya arus pada tiap cabang berbanding terbalik dengan besarnya hambatan pada cabang tersebut. Jika semakin banyak jumlah percabangan maka hambatan totalnya semakin kecil. Sehingga banyak rangkaian pararel yang di gunakan untuk memperkecil hambatan. Pada rangkaian ini setiap resistor mendapatkan tegangan yang sama sehingga arus yang mengalir. Terdapat pada sebuah kesalah pada lampu saat praktikan sedang melakukan rangkaian pararel, praktikan mendapatkan data tenyata dari ketiga lampu itu ada yang menyala dan ada juga yang terang, data yang praktikum yang didapatkan oleh praktikan itu salah seharusnya lampu tersebut menyala terang pada ketiga lampu tersebut. Alhasil praktikan dapat melalui praktikum rangkaian seri pararel berjalan dengan baik dengan bimbingan ka Dio. H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM 1. Jelaskan kelebihan dari rangkaian seri, parael, dan rangkaian seri paralel, jika diterapkan pada komponen-komponen dibawah ini: - Baterai sebagai sumber daya - Resistor - Lampu atau LED - Kapasitor
  • 12. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Jawab: a. Baterai: ➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkai seri adalah akan meningkatkan tegangan (Voltage) output baterai sedangkan arus listrik (Ampere) akan tetap sama, lebih menghemat daya yang dikeluarkan pada baterai, pengerjaan yang singkat, dan tidak memerlukan banyak penyambung jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat daya). Dan juga rangkaian lebih menguntungkan karena voltagenya bertambah. ➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian pararel adalah voltasenya tetap, tetapi arusnya bertambahan. ➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkai seri paralel adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya. b. Resistor: ➢ Kelebihan apabila resistor dirangkai seri adalah dapat digunakan untuk membagi tegangan. ➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian pararel adalah hambatan yang ada pada resistor tidak sebesar rangkaian seri. ➢ Kelebihan apabila resistor dirangkai seri paralel adalah terjadinya proses pembagian arus dan tegangan listrik. c. Lampu LED ➢ Kelebihan apabila lampu dirangkai seri adalah tidak memerlukan banyak penyambung jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat biaya). ➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian pararel adalah tegangan yang dibutuhkan LED tidak membutuhkan tegangan berkali lipat sebanyak LED yang ada.
  • 13. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD ➢ Kelebihan apabila lampu disusun seri paralel adalah apabila satu komponen lampu rusak atau mati maka lampu lainnya masih menyala. d. Kapasitor: ➢ Kelebihan apabila kapasitor dirangkai seri adalah bila ditinjau dari hambatan maka akan menghasilkan hambatan yang bernilai besar (biasanya digunakan pada alat elektronik tertentu). ➢ Kelebihan apabila baterai sebagai sumber daya dirangkaian pararel adalah mengurangi kerugian saluran. ➢ Kelebihan apabila kapasitor dirangkai seri paralel adalah memiliki kapasitas menyimpan arus yang lebih besar dari nilai satuan masing-masing kapasitas. 2. Jelaskan kekurangan dari rangkaian seri dan seri paralel! Sertakan solusinya! Jawab: ➢ Kekurangan rangkaian seri adalah: • pada saat satu komponen mati yang lain juga akan mati, dan tidak berfungsi selayaknya seperti biasa. • Jika dipasang pada lampu, jika lampu yang satu rusak atau terputus maka lampu yang lain ikut terputus. • Nyala lampu yang satu dengan yang lain tidak sama terangnya. • Semakin jauh dari sumber listrik maka nyala lampu semakin redup. • Energinya juga boros karena Rp = R1+R2+R3+...+Rn ➢ Kekurangan rangkaian pararel adalah: • Boros kabel dan saklar ➢ Kekurangan rangkain seri paralel adalah: • Boros kabel dan saklar kurang hemat biaya untuk kabel. • Terhindar adanya rangkaian listrik yang kompleks dari segi arus, tegangan, dan hambatannya kurang menghemat daya.
  • 14. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD • Lebih rumit untuk menghitung hambatannya. 3. Jelaskan analisis kamu tentang burung yang bertengger pada kabel listrik tetapi tidak mengalami gejala kesetrum dan adakah hubungannya dengan materi yang sudah kalian praktikumkan! Jawab: Ketika burung bertengger di kabel listrik dan tidak kesetrum karena sumber listrik pada umumnya membutuhkan dua lintasan penghantar agar dapat menghasilkan arus listrik, da lintasan atau kabel itu menyebabkan tegangan listrik. Jika hanya ada satu lintasan penghantar itu tidak terjadi sehingga arus listrik tidak dihasilkan jadi burung yang bertengger dikabel listrik hanya menginjinkan kedua kakinya di satu lintasan kabel listrik. Jika satu kakinya di letakkan di kabel listrik yang lain pasti burung akan kesetrum. Selain itu, burung juga tidak menyentuh tanah, sehingga listrik dari kabel bertegangan tinggi tidak mengalir ke Bumi yang bertegangan rendah. Peristiwa diatas ada hubungannya pada materi yang sudah di praktikumkan yaitu pada suatu rangkaian akan terjadi beda potential dan akan di aliri arus listrik apabila sebuah rangkaian terhubung antara rangkaian yang satu dengan yang lainnya seperti jumper yang bertugas untuk mengalirkan arus dari rangkaian resistor kepada catu daya. Apabila rangkaian itu terhubung menjadikan satu rangkaian tertutup. 4. Buatlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari hasil praktikum dan bandingkan kebenarannya dengan teori yang ada! Jawab: Kesimpulan dari hasil praktikum tersebut adalah bila resistor diragkai seri, maka nilai hambatan akan lebih besar dari hambatan terbesar yang ada di dalam rangkaian. Sementara itu, bila resistor dirangkai secara paralel, maka nilai hambatan totalnya akan lebih kecil dari hambatan resistor terkecil yang ada di dalam rangkaian. Hasil pengukuran tidak setepat/pas dengan perhitungan karena dipengaruhi nilai toleransi resistor.
  • 15. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Kemudian, pada praktikum ini juga telah berhasil membuktikan secara langsung hukum I Kirchoff yang berbunyi, “suatu titik percabangan, jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar titik tersebut”. kemudian, hukum II Kirchoff berbunyi, “suatu rangkaian tertutup, jumlah aljabar tegangan dan penurunan potensial sama dengan nol”. Hal ini juga disebabkan karena multimeter analognya yang kurang teliti saat melihatnya, sehingga menyebabkan perhitungan pada tegangan total tidak sama dengan tegangan sumber. Dan arus yang mengalir pada rangkaian seri yaitu sama pada setiap resistor dan tegangannya berbeda, sedangkan tegangan yang dihasilkan pada rangkaian pararel yaitu sama tiap resistor tetapi arusnya berbeda. Ini sesuai dengan teori. I. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa: a. Nilai arus yang mengalir pada rangkaian seri ini pada kedua resistor nilainya sama tetapi tegangannya berbeda. b. Nilai tegangannya yang mengalir pada rangkaian pararel nilai tegangan total pada resistor sama dan arusnya berbeda. c. Nilai arus yang mengalir pada rangkaian pararel lebih besar dibandingkan dengan nilai arus yang mengalir pada rangkaian seri. d. Hambatan terkecil yang ada dirangkaian, sedangkan tegangan yang mengalir pada setiap resistor adalah sama pada setiap resistor. e. Apabila resistor dirangkai seri maka nilai hambatam akan lebih besar dari hambatan terbesar yang ada dirangkaian, sedangkan arus yang mengalir pada setiap resistor adalah sama pada setiap resistor. J. KOMENTAR a. Berhati-hatilah dalam percobaan rangkaian seri pararel. b. Lebih teliti dalam membaca skala jarum penunjuk pada multimeter analog.
  • 16. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD c. Seharusnya praktikan terlebih dahulu membaca materi yang akan dilakukan praktikum sehingga pada saat praktikum tidak kebingungan. d. Harus adanya kekerjasamaan dalam team. K. DAFTAR PUSTAKA Darryanto. (2000). Teknik Elektronika. Malang: PT. Bumi Aksara. Giancoli, D. C. (2014). Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke Tujuh. Jakarta: Erlangga. Serway, Raymond A. Dan John W. Jewett (2010). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid. Jakarta: Salmeba Teknika. Sutrisno, A. T. (2009). Fisika dasar jilid 2. jakarta: lembaga penelitian uin jakarta. Sutarno. (2013). Fisika untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Andi. (2018, Maret 03). Pengertian Rangkain Listrik Seri dan Paralel. Diambil dari http://skemaku.com/pengertian-rangkaian- listrik-seri-dan-paralel/. L. LAMPIRAN